mencakup tiga sektor yaitu pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan,
pengembangan air minum dan sanitasi yang terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase.
Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu strategis
yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, serta
permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan berikutnya adalah analisis
kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral, dengan mempertimbangkan
kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan usulan
program dan kegiatan yang dibutuhkan.
Perkotaan:
Tabel 6.3
Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014
Lokasi Kawasan Jumlah Rumah Amanat Kebijakan Jumlah
No. Luas Kawasan
Kumuh Permanen Daerah Penduduk
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Kawasan 8,06 Belum dilakukan Belum ada amanat Belum dilakukan
bantaran sungai pendataan kebijakan daerah pendataan
Kelurahan Sengeti
2. Kawasan pasar 1,15 Belum dilakukan Belum ada amanat Belum dilakukan
sengeti pendataan kebijakan daerah pendataan
3. Kawasan timur 4,53 Belum dilakukan Belum ada amanat Belum dilakukan
Kelurahan Sengeti pendataan kebijakan daerah pendataan
4. Kawasan utara 3,37 Belum dilakukan Belum ada amanat Belum dilakukan
Kelurahan Sengeti pendataan kebijakan daerah pendataan
Tabel 6.5
Data Kondisi Rusunawa di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014
Kondisi
Lokasi Tahun Jumlah
No. Pengelola Kondisi Prasarana CK
Rusunawa Pembangunan Penghuni
yang ada
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Belum terdata
Sumber: RP2KP Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014
Belum tedata dan tidak terdapat dalam dokumen RP2KP
Perdesaan:
Tabel 6.6
Data Program Perdesaan di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014
Lokasi Kawasan Jumlah Rumah Amanat Kebijakan Jumlah
No. Luas Kawasan
Kumuh Permanen Daerah Penduduk
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Belum terdata
Sumber: RP2KP Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014
Belum tedata dan tidak terdapat dalam dokumen RP2KP
Tabel 6.7
Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan
Permukiman Kabupaten Muaro Jambi
Permasalahan Pengembangan
No. Tantangan Pengembangan Alternative Solusi
Permukiman
(1) (2) (3) (4)
1. Aspek teknis; - Perlunya ketentuan peraturan - Mengembangkan kawasan
- Kurang ditegakkannya aturan zonasi yang terukur dan tegas permukiman dengan
keselamatan, keamanan dan serta tersedianya kasiba/lisiba mempertimbangkan daya dukung
kenyamanan Bangunan untuk pengembangan kawasan lingkungan
Gedung termasuk pada daerah- industry besar - Mengarahkan dan mengelola
daerah rawan bencana - Penyiapan kawasan perkembangan kawasan
- Sarana dan prasarana hidran permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
kebakaran banyak yang tidak permukiman guna menunjang Kabupaten Muaro Jambi sebagai
berfungsi dan kurang peran Kabupaten Muaro Jambi penyangga Ibukota Provinsi
mendapatkan perhatian. sebagai kawasan penyangga - Membangun dan menyediakan
permukiman Kota Jambi infrastruktur perkotaan sesuai
- Peningkatan daya layanan dengan perkembangan
(kapasitas) dan cakupan (areal) kebutuhan masyarakat
layanan pengelolaan sampah
dan air minum
2. Aspek kelembagaan; Peningkatan kapasitas Mengintegrasikan pembangunan
pemerintah daerah baik dari segi dan pengembangan infrastruktur
Tabel 6.8
Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman
Di Perkotaan Untuk 5 Tahun
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Ket
No. Uraian Unit
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Jumlah penduduk Jiwa - - - - - -
Kepadatan penduduk Jiwa/Km2 - - - - - -
Proyeksi persebaran penduduk Jiwa/Km2 - - - - - -
Proyeksi persebaran penduduk Jiwa/Km2 - - - - - -
miskin
2. Sasaran penurunan kawasan Ha - - - - - -
kumuh
3. Kebutuhan rusunawa TB - - - - - -
4. Kebutuhan RSH Unit - - - - - -
5. Kebutuhan pengembangan Kws - - - - - -
permukiman baru
Sumber: RP2KP Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014
Tidak dilakukan penghitungan perkiraan kebutuhan program pengembangan permukiman di perkotaan
untuk 5 tahun kedepan dalam dokumen RP2KP
Tabel 6.9
Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman
Di Perdesaan yang Membutuhkan Penanganan Untuk 5 Tahun
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Ket
No. Uraian Unit
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Jumlah penduduk Jiwa - - - - - -
Kepadatan penduduk Jiwa/Km2 - - - - - -
Proyeksi persebaran penduduk Jiwa/Km2 - - - - - -
Proyeksi persebaran penduduk Jiwa/Km2 - - - - - -
miskin
2. Desa potensial untuk agropolitan Desa - - - - - -
3. Desa potensial untuk Desa - - - - - -
minapolitan
4. Kawasan rawan bencana Kws - - - - - -
5. Kawasan perbatasan Kws - - - - - -
6. Kawasan permukiman pula- Kws - - - - - -
pulau kecil
7. Desa kategori miskin Desa - - - - - -
8. Kawasan dengan komoditas Kws - - - - - -
unggulan
Sumber: RP2KP Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014
Tidak dilakukan penghitungan perkiraan kebutuhan program pengembangan permukiman di perdesaan
yang membutuhkan penanganan untuk 5 tahun kedepan
2. Khusus
Rusunawa
Kesediaan pemda untuk penandatanganan MoA dalam rangka penanganan
Kws. Kumuh
Tabel 6.10
Format Usulan dan Prioritas Program
Infrastruktur Permukiman Kabupaten Muaro Jambi
Volume/
No. Program/Kegiatan Biaya (Rp) Lokasi Kriteria Persiapan
Satuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Peningkatan kualitas perumahan - - Kedemangan 1 -
yang kurang layak huni
2. Mempertahankan arsitektur rumah - - Kedemangan 1 -
panggung yang menjadi ciri
permukiman di Kabupaten Muaro
Jambi
3. Peningkatan cakupan layanan - - Kedemangan 1 -
pengelolaan sampah dan air
minum
4. Penanganan kawasan rawan banjir - - Kedemangan 1 -
melalui penataan system hidrologi
kawasan, baik berupa
pembangunan system drainase
5. Pembangunan TPS dan - - Kedemangan 1 -
pengembangan kelembagaan
pengelolaan sampah lingkungan
6. Perbaikan dan pembangunan jalan - - Kedemangan 2 -
lingkungan
7. Perbaikan kualitas rumah sehingga - - Kedemangan 2 -
sehat dan layak huni
8. Peningkatan kualitas lingkungan - - Kedemangan 2 -
melalui penanganan kawasan
banjir, pengelolaan air limbah
domestic dan peningkatan
penggunaan tengki septik
9. Penyediaan sarana tempat - - Kedemangan 2 -
pembuangan sampah dan
pengelolaannya
10. Pembangunan system jaringan - - Kedemangan 2 -
drainase
11. Penanggulangan kawasan rawan - - Kedemangan 2 -
genangan/banjir
12. Perbaikan beberapa kondisi - - Pudak 1 -
perumahan yang kurang layak huni
13. Peningkatan cakupan pelayanan - - Pudak 1 -
pengangutan sampah,
pembangunan TPS dan
pengembangan pengelolaan
persampahan lingkungan
14. Peningkatan cakupan layanan air - - Pudak 1 -
bersih dari SPAM yang disediakan
pemerintah (system perpipaan)
15. Pembangunan system jaringan - - Pudak 1 -
drainase dengan memperhatikan
kawasan genangan dan keberadaan
sungai yang berada disisi
permukiman
Tabel 6.11
Usulan Pembiayaan Program/Kegiatan
APBD APBD Masyar
No. Program/Kegiatan APBN Swasta CSR Total
Prov Kab akat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Peningkatan kualitas - - - - - - -
perumahan yang kurang
layak huni
2. Mempertahankan arsitektur - - - - - - -
rumah panggung yang
menjadi ciri permukiman di
Kabupaten Muaro Jambi
3. Peningkatan cakupan - - - - - - -
layanan pengelolaan
sampah dan air minum
4. Penanganan kawasan - - - - - - -
rawan banjir melalui
penataan system hidrologi
kawasan, baik berupa
pembangunan system
drainase
Usulan prioritas kegiatan dan pembiayaan secara lebih rinci dapat dituangkan ke
dalam table berikut:
12. Perbaikan beberapa kondisi perumahan yang kurang layak huni Pudak - - - - - - - - - - - - - -
1
14. Peningkatan cakupan layanan air bersih dari SPAM yang disediakan Pudak - - - - - - - - - - - - - -
pemerintah (system perpipaan) 1
17. Peningkatan kualitas rumah penduduk sehingga lebih sehat dan Pudak - - - - - - - - - - - - - -
layak huni 2
20. Peningkatan cakupan layanan air minum dengan system perpipaan Pudak - - - - - - - - - - - - - -
2
Untuk dapat merumuskan isu strategis Bidang PBL, maka dapat dilihat dari Agenda
Nasional dan Agenda Internasional yang mempengaruhi sektor PBL. Untuk Agenda
Nasional, salah satunya adalah Program PNPM Mandiri, yaitu Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, sebagai wujud kerangka kebijakan yang menjadi dasar
acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat. Agenda nasional lainnya adalah pemenuhan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, khususnya untuk sektor PBL yang
mengamanatkan terlayaninya masyarakat dalam pengurusan IMB di kabupaten/kota dan
tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan Gedung Negara (HSBGN) di
kabupaten/kota.
Agenda internasional yang terkait diantaranya adalah pencapaian MDG’s 2015,
khususnya tujuan 7 yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup. Target MDGs yang
terkait bidang Cipta Karya adalah target 7C, yaitu menurunkan hingga separuhnya proporsi
Tabel 6.13
Isu Strategis Sektor PBL di Kabupaten Muaro Jambi
Isu Strategis Sektor PBL
No. Kegiatan Sektor PBL
di Kabupaten Muaro Jambi
(1) (2) (3)
1. Penataan Lingkungan Permukiman -
Untuk tahun 2012 capaian nasional dalam pelaksanaan program direktorat PBL
adalah dengan jumlah kelurahan/desa yang telah mendapatkan fasilitasi berupa
peningkatan kualitas infrastruktur permukiman perdesaan/kumuh/nelayan melalui
program P2KP/PNPM adalah sejumlah 10.925 kelurahan/desa. Untuk jumlah
Kabupaten/Kota yang telah menyusun Perda Bangunan Gedung (BG) hingga tahun 2012
adalah sebanyak 106 Kabupaten/Kota. Untuk RTBL yang sudah tersusun berupa Peraturan
Bupati/Walikota adalah sebanyak 2 Kabupaten/Kota, 9 Kabupaten/Kota dengan perjanjian
bersama, dan 32 Kabupaten/Kota dengan kesepakatan bersama.
Berdasarkan Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014, di samping kegiatan non-
fisik dan pemberdayaan, Direktorat PBL hingga tahun 2013 juga telah melakukan
peningkatan prasarana lingkungan permukiman di 1.240 kawasan serta penyelenggaraan
bangunan gedung dan fasilitasnya di 377 kabupaten/kota. Dalam RPI2JM bidang Cipta Karya
pencapaian di Kabupaten/Kota perlu dijabarkan sebagai dasar dalam perencanaan.
Tabel 6.14
Peraturan Daerah/Peraturan Bupati/
Peraturan lainnya terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan
Perda/Pergub/Perbup/Peraturan lainnya terkait Pengembangan
Permukiman
No. Amanat Kebijakan Daerah
Jenis Produk
No./Tahun Perihal
Pengaturan
(1) (2) (3) (4) (5)
8. Peraturan Daerah 10/2013 Rencana Tata Ruang Wialayah Penataan ruang wilayah
Provinsi Jambi Provinsi Jambi Tahun 2013 – 2033 Provinsi bertujuan untuk
mewujudkan ruang wilayah
yang harmonis dan merata
berbasis pengelolaan
sumberdaya alam dan
infrastruktur secara optimal
dan berkelanjutan
9. Peraturan Daerah 02/2014 Rencana Tata Ruang Kabupaten Mewujudkan Kabupaten
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014 – 2034 Muaro Jambi yang kompetitif,
Muaro Jambi sejahtera dan mandiri berbasis
agribisnis dan ekonomi
kerakyatan yang berwawasan
lingkungan, dinamis dan
beretika serta menjunjung
tinggi supremasi hukum,
budaya dan adat istiadat
10. Peraturan Daerah 13/2012 Rencana Pembangunan Jangka - Mendukung koordinasi antar
Kabupaten Panjang Daerah Kabupaten pelaku pembangunan dalam
Muaro Jambi Muaro Jambi Tahun 2006 – 2025 mencapai tujuan daerah
- Menjamin terciptanya
integrasi, sinkronisasi dan
sinergi baik antar wilayah,
antar ruang, antar waktu,
antar fungsi pemerintah
Tabel 6.15
Penataan Lingkungan Permukiman
Kawasan Tradisional/ Penanganan
RTH Pemenuhan SPM
Bersejarah Kebakaran
Nama Dukungan Lokasi/ Luas % Ketersediaan % HS Instan- Prasarana
Kawasan Infrastruktur CK Nama RTH RTH Luas RTH IMB IMB BGN si Kebakaran
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Kec. A:
Kec: B:
Kec. C:
Kec. D:
Tabel 6.17
Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
Kegiatan PNPM Kegiatan Pemberdayaan
No. Kecamatan
Perkotaan (P2KP) lainnya
(1) (2) (3) (4)
Tabel 6.19
SPM Penataan Bangunan dan Lingkungan
Standar Pelayanan Waktu
No Jenis Pelayanan Dasar Minimal Pencapaian Keterangan
Indikator Nilai
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Penataan Izin Mendirikan 1. Terlayaninya masyarakat 100 2014 Dinas yang
Bangunan Bangunan dalam pengurusan IMB % membidangi
dan (IMB) di kabupaten/kota. Perijinan (IMB).
Lingkungan Harga 100% 2014 Dinas yang
2. Tersedianya pedoman
Standar membidangi
Harga Standar Bangunan Pekerjaan Umum.
Bangunan Gedung Negara di
Gedung kabupaten/kota.
Negara
(HSBGN)
Tabel 6.20
Kebutuhan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Kebutuhan
No Uraian Satuan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Ket
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
1. Ruang Terbuka M2
Hijau (RTH)
2. Ruang Terbuka M2
3. PSD unit
4. PS Lingkungan unit
5. HSBGN laporan
6. Pelatihan Teknis laporan
Tenaga Pendata
HSBGN
iii. Kelembagaan
Kantor Pusat PDAM Tirta Muaro Jambi berkedudukan di ibukota
Kabupaten, yaitu kota Sengeti yang beralamat di Jalan Kemas Tabro Pasar
Sengeti Kode Pos 36381. PDAM Tirta Muaro Jambi, merupakan Unit Operasional
Pemerintah Daerah di bidang pelayanan air minum. Secara struktural
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Badan
Pengawas.
1. Direktur Utama
2. Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan
3. Kepala Bagian Tekhnik
Organisasi dan Tata Kerja PDAM Tirta Muaro Jambi sesuai dengan Surat
Keputusan Bupati Muaro Jambi Nomor: 147 Tahun 2004 tentang Uraian Tugas
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Muaro Jambi. Bagan Organisasi menurut
Surat Keputusan Tersebut adalah seperti terlampir.
Pengelolaan operasional perusahaan secara teknis dilaksanakan oleh
Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan dan Kepala Bagian Tekhnik. Kepala
Bagian Teknik membawahi empat bagian, yaitu Bagian Produksi, Bagian
Transmisi & Distribusi, Bagian Perencanaan dan Bagian Pemeliharaan,
sedangkan Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan membawahi tiga bagian,
yaitu Bagian Keuangan, Bagian Umum dan Bagian Pelayanan Langganan.
Disamping membawahi Kepala Unit yang dibantu staf teknik dan administrasi
keuangan bertanggung jawab terhadap operasional di unit kerja masing-masing.
B. Teknis Operasional - - - - - - - - -
1. Sumber Air Baku
2. Bangunan Intake IPA
3. Reservoir dan Pompa
4. Distribusi
Jaringan Transmisi
5. Jaringan Distribusi
6. Sambungan Rumah
7. Meter Pelanggan
C. Pembiayaan: - - - - - - - - -
1. Sumber-sumber
pembiayaan Tarif
2. Retribusi
3. Penarikan retribusi
4. Realisasi penerimaan
retribusi
D. Peran Serta - - - - - - - - -
Masyarakat
1. Penyuluhan
2. Kemampuan
membayar retribusi
3. Kemauan berpartisipasi
Tabel 6.25
Perbandingan Alternatif Pemecahan Masalah
No. Uraian Kondisi Kebutuhan
Eksisting Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
I II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Sistem Perpipaan (PDAM) - - - - - -
a. Kebocoran (%) - - - - - -
b. Cakupan Pelayanan Penduduk (%) - - - - - -
c. Kebutuhan (liter/org/hari) - - - - - -
2. Sistem Bukan Perpipaan - - - - - -
a. Kebocoran (%) - - - - - -
b. Cakupan Pelayanan Penduduk (%) - - - - - -
c. Kebutuhan (liter/org/hari) - - - - - -
3. Sistem Perpipaan Non PDAM - - - - - -
a. Kebocoran (%) - - - - - -
b. Cakupan Pelayanan Penduduk (%) - - - - - -
c. Kebutuhan (liter/org/hari) - - - - - -
4. Kebocoran Total - - - - - -
5. Jumlah Pelanggan - - - - - -
a. Proporsi Sambungan Langsung - - - - - -
b. Proporsi Sambungan Umum - - - - - -
c. Jumlah Sambungan Langsung - - - - - -
d. Jumlah Sambungan Umum - - - - - -
6. Unit Konsumsi - - - - - -
a. Sambungan Langsung, SL - - - - - -
b. Sambungan Umum, SU - - - - - -
c. Non Domestic - - - - - -
7. Kebutuhan Air - - - - - -
a. Kebutuhan Air Domestik - - - - - -
b. Kebutuhan Non Domestik - - - - - -
c. Sub Total Kebutuhan Air - - - - - -
8. Kebutuhan Air Rata-rata - - - - - -
(Qr)
Tabel 6.26
Analisis Kebutuhan Program Pengembangan SPAM
No. Output Satuan Kebutuhan
Tahun I Tahun Tahun Tahun Tahun
II III IV V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Layanan perkantoran
2. Peraturan pengembangan system air
minum
3. Laporan Pembinaan Pelaksanaan
Pengembangan SPAM
a. RISPAM
b. NSPK SPAM
4. Laporan Pengawasan Pelaksanaan
Pengembangan SPAM
5. Percontohan Re-Use dan Daur Ulang Air
Minum
a. Kampanye hemat air
b. Aktivitas reuse & daur ulang air
6. Penyelenggaraan SPAM terfasilitasi
a. PDAM yang memperoleh
pembinaan
b. Pengelola air minum non PDAM
yang memperoleh pembinaan
c. Laporan pra-studi kelayakan KPS
d. PDAM terfasilitasi untuk
mendapatkan pinjaman Bank
e. Studi Alternatif Pembiayaan
7. SPAM Regional
8. SPAM dikawasan MBR
9. SPAM di Ibukota Kecamatan (IKK)
10. SPAM Perdesaan
a. PS air minum perdesaan
b. Pro rakyat PDT
11. SPAM kawasan khusus
a. Kawasan pulau terluar, perbatasan,
terpencil
b. Kawasan pemekaran, KAPET
Tabel 6.27
Lingkup Penyusunan RISPAM
Wilayah Wilayah Pelayanan
Kegiatan
Administrasi Satu Wilayah Lintas Kabupaten Lintas Provinsi
(1) (2) (3) (4) (5)
Penyusun Pemda Penyelenggara Penyelenggara Penyelenggara
di Kabupaten Regional Regional
Acuan RTRW RTRW & RTRW & RTRW Provinsi,
RISPAM RISPAM RTRW &
Kab./Kota Kab/kota terkait RISPAM Kab/kota
terkait
Penetapan Bupati/ Bupati/ Gubernur setelah Menteri setelah
Walikota Walikota berkonsultasi berkonsultasi
dengan dengan
Bupati/Walikota Gubernur dan
Terkait Bupati/Walikota
Terkait
Konsultasi Pemda Penyelenggara Penyelenggara Penyelenggara
Publik dengan dengan fasilitasi dengan fasilitasi
Fasilitasi dari dari Pemda dari Pemda
Pemda terkait dan terkait,
Gubernur Gubernur, dan
6.4.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan Air Limbah Permukiman
A. Isu Strategis Pengembangan Air Limbah Permukiman
Berikut adalah isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah permukiman di
Indonesia antara lain:
1. Akses masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan air limbah permukiman
Sampai saat ini walaupun akses masyarakat terhadap prasarana sanitasi dasar
mencapai 90,5% di perkotaan dan di pedesaan mencapai 67% (Susenas 2007) tetapi
sebagian besar fasilitas pengolahan air limbah setempat tersebut belum memenuhi
standar teknis yang ditetapkan. Sedangkan akses layanan air limbahdengan sistem
terpusat baru mencapai 2,33% di 11 kota (Susenas 2007 dalam KSNP Air Limbah).
2. Peran Masyarakat
Peran masyarakat berupa rendahnya kesadaran masyakat dan belum
diberdayakannya potensi masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan air
limbah serta terbatasnya penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air
limbah permukiman berbasis masyarakat.
3. Peraturan perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan meliputi lemahnya penegakan hukum dan belum
memadainya perangkat peraturan perundangan yang dibutuhkan dalam sistem
pengelolaan air limbah permukiman serta belum lengkapnya NSPM dan SPM
pelayanan air limbah.
4. Kelembagaan
Kelembagaan meliputi kapasitas SDM yang masih rendah, kurang koordinasi antar
instansi dalam penetapan kebijakan di bidang air limbah, belum terpisahnya fungsi
regulator dan operator, serta lemahnya fungsi lembaga bidang air limbah.
5. Pendanaan
Pendanaan terutama berkaitan dengan terbatasnya sumber pendanaan
pemerintah dan rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah yang merupakan
akibat dari rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan air limbah. Selain itu
adalah rendahnya tarif pelayanan air limbah sehingga berakibat pihak swasta
kurang tertarik untuk melakukan investasi di bidang air limbah.
Tabel 6.30
Kapasitas Pelayanan Eksisting Skala Kabupaten Muaro Jambi
Prasarana dan System Lembaga Keterangan
Jumlah Kapasitas
Sarana Pengolahan Pengelola Kondisi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Truk tinja Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada
IPLT Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada
IPAL Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada
Tabel 6.32
Pelayanan Air Limbah Komunitas Berbasis Masyarakat
System
Dibangun Cakupan
No. Lokasi IPAL Kondisi
MCK++ Tahun Pelayanan
Komunal
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Rumah Sakit dan 3 - Rumah Sakit Berfungsi
Puskesmas dan
Puskesmas
2. - Belum ada - - - -
Sumber: Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Muaro Jambi
Tabel 6.33
Parameter Teknis Wilayah
No. Uraian Besaran Keterangan
(1) (2) (3) (4)
Karakteristik Fisik Kota
1. Jumlah Penduduk ………….. Jiwa
Tingkat Kepadatan
- Sangat Tinggi (>400 jiwa/hektar)
- Tinggi (300-400 jiwa/ hektar) …………. Ha
- Sedang (200-300 jiwa/ hektar) …………. Ha
- Rendah (<200 jiwa/hektar) …………. Ha
2. Tipe Bangunan Rumah Tangga
- Permanen ….%KK atau … unit
- Semi Permanen ….%KK atau … unit
- Tidak Permanen ….%KK atau … unit
3. Badan Air
- Nama Sungai/ danau/ waduk
- Peruntukan
- Debit ……….Liter/detik
- kualitas ……….BOD Mg/liter
……….COD Mg/liter
Keterangan: isian data table belum ada berhubung IPLT dan IPAL berbasis masyarakat di Kabupaten
Muaro Jambi belum ada
No. Permasalahan
Tabel 6.35
Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya
Berdasarkan Permen PU No. 14/PRT/M/2010
Standar Pelayanan Minimal Batas Waktu
Jenis Pelayanan Dasar Keterangan
Indicator Nilai Pencapaian
Penyehatan Air limbah Tersedianya sistem air 60% 2014 Dinas yg
lingkungan permukiman limbah setempat yang membidangi
permukiman memadai PU
Tersedianya sistem air 5% 2014 Dinas yg
limbah skala komunitas/ membidangi
kawasan/kota PU
Tabel 6.36
Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah
Target cakupan layanan* (%)
Cakupan layanan
No Sistem Jangka Jangka Jangka
eksisting* (%)
pendek menengah panjang
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Buang Air Besar Sembarangan
A 20 15 10 0
(BABS)**
B Sistem On-site (setempat)
1 Cubluk dan sejenisnya. 26 20 10 0
2 Individual (tangki septik) 53 60 70 80
C Sistem Komunal
Gambar 6.3
Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat dan Komunal
Gambar 6.4
Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat/Off-Site Skala Kota
6.4.2 Persampahan
6.4.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Persampahan
A. Arahan Kebijakan Pengelolaan Persampahan
Beberapa peraturan perundangan yang mengamanatkan tentang system
pengelolaan persampahan, antara lain:
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional.
Berdasarkan undang-undang No. 17 tahun 2007, aksesibilitas, kualitas, maupun
cakupan pelayanan sarana dan prasarana masih rendah, yaitu baru mencapai
18,41 persen atau mencapai 40 juta jiwa.
2. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Pasal 21 ayat (2) butir d mengamanatkan akan pentingnya pengaturan
prasarana dan sarana sanitasi (air limbah dan persampahan) dalam upaya
perlindungan dan pelestarian sumber air.
Tabel 6.38
Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan
Kondisi
Jenis Prasarana / Jumlah/ Ritasi
No Satuan Tdk Keterangan
Sarana Kapasitas /hari Berfungsi
berfungsi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Pengumpulan Setempat
- Gerobak unit - - Tidak ada
- Becak/Becak Motor unit 17 1 berfungsi -
2. Penampungan Sementara
- Bak Biasa unit 22 - berfungsi -
- Container unit - - Tidak ada
- Transfer Depo unit 1 1 berfungsi -
3. Pengangkutan
- Dump Truck unit 4 1 berfungsi -
- Arm Roll Truck unit - - Tidak ada
- Compaction Truck unit - - Tidak ada
(Semi) Pengolahan Akhir
4.
Terpusat
- TPS 3R unit 1 - berfungsi -
- SPA (stasiun peralihan
unit - - Tidak ada
antara)
5. TPA/TPA Regional
- Sanitary landfill Ha 1,4 - berfungsi -
- Controlled landfill Ha - - Tidak ada
- Open dumping Ha - - Tidak ada
6. Alat Berat
- Bulldozerl unit - - Tidak ada
- Whell/truck loader unit - - Tidak ada
- Excavator / backhoe unit 1 - berfungsi -
7. IPL
- sistem - - Tidak ada
Sumber: Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Muaro Jambi
Tabel 6.40
Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya
Permen PU No. 14/PRT/M/2010
Standar Pelayanan Minimal Batas Waktu
Jenis Pelayanan Dasar Keterangan
Indicator Nilai Pencapaian
Penyehatan Pengelolaan Tersedianya fasilitas 20% 2014 Dinas yg
lingkungan Persampahan pengurangan sampah di membidangi
permukiman perkotaan. PU
Tersedianya system 70% 2014 Dinas yg
penanganan sampah di membidangi
perkotaan. PU
Gambar 6.5
System Pengelolaan Sampah
6.4.3 Drainase
6.4.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Drainase
A. Arahan Kebijakan Pengelolaan Drainase
Beberapa peraturan perundangan yang mengatur tentang system pengelolaan
drainase, antara lain:
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional.
Aksesibilitas, kualitas, maupun cakupan pelayanan sarana dan prasarana masih
rendah berdasarkan UU No.17 tahun 2007. Untuk sektor drainase, cakupan
pelayanan drainase baru melayani 124 juta jiwa.
b. Pendanaan
Realisasi pendanaan untuk pembangunan drainase dari APBD Kabupaten Muaro
Jambi pada tahun 2011 sebanyak Rp. 1.204.000.000, sedangkan pada tahun 2012
jumlah pendanaan yang dianggarkan untuk investasi direalisasikan sebanyak Rp.
1.002.000.000. Pada tahun 2013 realisasi pendanaan untuk pembangunan drainase
meningkat menjadi Rp. 3.112.715.000. Dan sampai pada tahun 2014 anggaran
pendanaan untuk drainase direalisasikan sebanyak Rp. 3.387.973.500. Sehingga
rata-rata pertahun realisasi pendanaan drainase selama jangka waktu 5 tahun (dari
tahun 2010 sampai tahun 2014) sebesar Rp. 1.741.337.700.
c. Kelembagaan
Pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan drainase di
Kabupaten Muaro Jambi adalah pemerintah daerah dan masyarakat, pihak swasta
belum ada yang terlibat dalam kegiatan pembangunan dan pengelolaan drainase.
pada fungsi perencanaan ; untuk melakukan kegiatan menyusun target
pengelolaan drainase perkotaan skala kabupaten/kota, menyusun rencana
program drainase perkotaan dalam rangka pencapaian target, menyusun rencana
anggaran program drainase perkotaan dalam rangka pencapaian target dilakukan
oleh pemerintah daerah.
Pada fungsi pengadaan sarana; menyediakan/membangun sarana drainase
perkotaan, pemangku kepentingan yang telibat adalah pemerintah kabupaten
dengan masyarakat. Pemerintah kabupaten melakukan pembangunan drainase
permanen dengan konstruksi dan struktur yang terencana terhadap drainase yang
sudah disediakan oleh masyarakat.
No Permasalahan Mendesak
Tabel 6.44
Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya
Permen PU No. 14/PRT/M/2010
Standar Pelayanan Minimal Batas Waktu
Jenis Pelayanan Dasar Keterangan
Indicator Nilai Pencapaian
Penyehatan Drainase Tersedianya system 50% 2014 Dinas yg
lingkungan jaringan drainase skala membidangi
permukiman kawasan dan skala kota PU
sehingga tidak terjadi
genangan (lebih dari 30
cm, selama 2 jam) dan
tidak lebih dari 2 kali
setahun
Tabel 6.45
Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah
Luas genangan (ha)
Luas genangan eksisting
No Kecamatan Jangka Jangka Jangka
(ha)
pendek menengah panjang
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kecamatan Mestong 160 152 114 29
2 Kecamatan Sungai Bahar 404 384 288 72
3 Kecamatan Bahar Selatan 124 118 88 22
4 Kecamatan Bahar Utara 499 474 356 89
5 Kecamatan Kumpeh Ulu 901 856 642 160
6 Kecamatan Sungai Gelam 1.000 950 713 178
7 Kecamatan Kumpeh 1.735 1.648 1.236 309
8 Kecamatan Maro Sebo 623 592 444 111
9 Kecamatan Taman Rajo 674 640 480 120
10 Kecamatan Jambi Luar Kota 825 784 588 147
11 Kecamatan Sekernan 268 255 191 48
Total 7.213 6.852 5.139 1.285
Sumber: Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Muaro Jambi
Gambar 6.8
System Pengelolaan Sampah