Anda di halaman 1dari 19

KASIBA DAN LISIBA

CE318 ILMU LINGKUNGAN


Dr. RINA MARINA MASRI, M.P.
Dr. Ir. Drs. H. ISKANDAR MUDA PURWAAMIJAYA, M.T.
IRMA WIDIANINGSH, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Anggota kelompok 14

MUTIARA DESTANTRI Y.
2000349

Salma ananda p.
2008575

Susilo aditya d.
2003549
LATAR BELAKANG
Undang – Undang No. 1 Tahun 2011 menyebutkan

“…setiap orang berhak hidup sejatera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan
kebutuhan dasar manusia…”

Dalam upaya mengatasi praktik pelaksanaan pembangunan, termasuk di


dalamnya untuk pengendalian harga lahan dan harga rumah, sehingga dapat
menghindari masalah yang cukup kompleks di kemudian hari, maka
pemerintah mengupayakan adanya Kawasan pemukiman di perkotaan
yang memenuhi persyaratan sebagai kawasan siap bangun
IDENTIFIKASI MASALAH
Pengetahuan seputar Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun

pembatasan MASALAH
Kawasan Siap Bangun, Lingkungan Siap Bangun, Topaz-Urban
RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dengan Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun?

Apa saja kriteria perencanaan guna terwujudnya Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan
Siap Bangun?

Apa saja hubungan Komponen Ruang Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun?
TUJUAN
01 Mengatahui dan memahami maksud dari Kawasan Siap Bangun
dan Lingkungan Siap Bangun

02 Mengetahui dan memahami tujuan dari Kawasan Siap


Bangun dan Lingkungan Siap Bangun

03 Mengetahui dan memahami kriteria perencanaan guna terwujudnya


Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun

04 Mengatahui dan memahami hubungan Komponen Ruang Kawasan Siap Bangun


dan Lingkungan Siap Bangun
KASIBA
Kasiba atau kawasan siap bangung adalah sebidang
tanah yang fisiknya serta prasarana, sarama, dan
utilitas umumnya telah dipersiapkan untuk
pembangunan lingkungan hunian skala besar sesuai
dengan rencana tata ruang.

LISIBA Lisiba yang berdiri


sendiri
Sedangkan Lisiba atau Lingkungan Siang Bangun adalah
sebidang tanah yang merupakan bagian dari Kasiba yang
telah dipersiapkan dan dilengkapi dengan prasarana
lingkungan dan selain itu juga sesuai dengan persyaratan
pembakuan tata lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
hunian dan pelayanan lingkungan untuk membangun
kaveling tanah matang.
Tujuan kasiba dan lisiba
Pengelolaan Kasiba bertujuan agar tersedian satu atau lebih lisiba yang telah
dilengkapi dengan jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan serta
memenuhi persyaratan pembakuan pelayanan prasarana, sarana lingkungan
dan utilitas umum untuk pembangunan perumahan dan permukiman sesuai
denga recana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota atau rencana tata ruang
Wilayah DKI Jakarta

Pengelolaan Lisiba bagian dari Kasiba atau Lisiba yang Berdiri Sendiri
bertujuan agar tersedia kavling tanah matang beserta rumah ang layak dalam
lingkungan yang sehar, aman, serasi, dan teratur dengan pola hunina
berimbang, terencana dan terjangkau bagi seluruh lappisan masyarakat.
Kriteria kasiba dan lisiba
Penyelenggara

Kasiba untuk membangun 3.000-10.000 unit

Lisiba untuk membangun 1.000-3.000 unit

Penyelenggara Lisiba yaitu badan usaha Pembangunan Permukiman yang


dilakukan melalui kompetisi Persyaratan Kasiba dilengkapi jaringan primer
dan sekunder prasarana lingkungan
Kriteria lisiba yang berdiri sendiri
a. Lisiba BS untuk membangun 1000-2000 unit
b. Penyelenggara Lisiba BS yaitu badan usaha pembangunan
Perkim atau masyarakat pemilik tanah dengan penunjukan
oleh Kepala Daerah
c. Lokasi Lisiba BS ditetapkan dalam kawasan permukiman
yang bukan dalam skala besar pada kawasan
perkotaan/kawasan tertentu yang terletak dalam 1
Kabupaten/Kota
d. Persyaratan dan standar perencanaan Lisiba BS :
1. Persyaratan prasarana lingkungan dalam Lisiba BS
2. Persyaratan sarana lingkungan dalam Lisiba BS
3. Persyaratan utilitas umum dalam Lisiba BS
Hubungan komponen kasiba dan lisiba

kependudukan Sarana & Tata guna lahan


Prasarana
KEPENDUDUKAN
A. Pertambahan penduduk total melebihi pertambahan alamiah, Adanya pembangunan
permukiman dalam skala besar menimbulkan tekanan migrasi ke dalam lebih besar daripada
tekanan keluar sehingga pertambahan penduduk lebih kecil daripada pertambahan penduduk
total.
B. Keanekaragaman komposisi dan pola kehidupan, Pengelompokkan yang ketat atas dasar
kesamaan keadaan merupakan potensi konflik di kawasan permukan baru, baik untuk
penduduk asli maupun pendatang.
C. Peningkatan kebutuhan lapangan kerja, Adanya pertambahan penduduk setempat akibat
migrasi dari Luar kawasan kota dapat memperbesar kebutuhan lapangan kerja kawasan
tersebut maupun dalam skala kota.
D. Peningkatan pergerakan penduduk, Pembangunan permukiman dalam skala besar cenderung
memerlukan luas lahan yang besar dan biasanya tersedia di pinggiran kawasan kota.
SARANA DAN PRASARANA

A. Peningkatan kebutuhan air bersih,


Dengan keterbatasan sumber air dan
teknik pengelolaan air bersih,
penambahan kebutuhan air bersih untuk
rumah tangga akibat pembangunan baru
kawasan perumahan harus bersaing
dengan penggunaan air bersih oleh
kegiatan lainnya.
B. Peningkatan produksi limbah, sejalan
dengan peningkatan air bersih. Untuk
menanggulangi permasalahan ini
diperlukan penangan khusus untuk
menurunkan kadar pencemar dari limbah
domestic maupun industry.
A. Perubahan penggunaan lahan, Untuk
mengurangi dampak negative dari perubahan
penggunaan lahan ini perlu dilakukan
pemantauan intensif sewaktu pembebasan lahan
sehingga tidak menimbulkan konflik sosial dan
TATA GUNA LAHAN ekonomi.
B. Perubahan kuantitas dan kualitas air larian,
Dengan bertambahnya daerah terbangun maka
kualitas air larian akan meningkat sehingga
memperbesar fluktuasi air di badan air.
C. Perubahan keanekaragaman flora dan fauna,
Untuk memperkecil perubahan keseimbangan
lingkungan ini adalah dengan melakukan
program-program lanskap mikro dan makro
dengan menciptakan taman pekarangan dan
taman umum.
Studi kasus
Praktek penyelenggaraan Lingkungan Hunian Skala Besar dengan Kasiba di Indonesia sudah dimulai sejak
tahun 2004 dengan merujuk pada PP No 80 Tahun 1999 tentang Kasiba dan Lisiba. Kasiba wajib dilakukan
pada Lingkungan Hunian Skala Besar yang sudah terintegrasi dengan Tata Ruang kota. Sementara,
pembangunan Lingkungan Hunian Skala Besar di Indonesia belum dilakukan secara terpadu dengan
infrastruktur kota. Sehingga menimbulkan banyak persoalan terutama penyediaan infrastruktur yang tidak
optimal, sanitasi buruk, dan harga tanah tak terkendali. Pemerintah sesuai amanat UU No.1 tahun 2011
tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman mendorong pengembangan permukiman berbasis kawasan.
Pemerintah melalui Kementrian PUPR tengah merevisi PP No. 80 tahun 1999 agar lebih efektif, terarah dan
berkelanjutan.
Pemerintah mengakui banyak kelemahan dalam implementasi penyelenggaraan Lingkungan Hunian Skala
Besar dengan Kasiba dan Lisiba terutama pada aspek penyediaan lahan, pengelolaan dan jumlah unit yang
terbangun. Lokasi penyelenggaraan Lingkungan Hunian Skala Besar dengan Kasiba dan Lisiba diperkotaan
sudah tidak memungkinkan. Kota baru merupakan solusi dari penyelenggaraan Lingkungan Hunian Skala
Besar dengan Kasiba dan Lisiba di Indonesia.
KESIMPULAN
Kasiba:sebidang tanah yang telah Komponen Kasiba dan
dipersiapkan untuk pembangunan Lisiba: kependudukan,
Lisiba: bagian dari Kasiba dilengkapi sarana dan prasarana,
dengan prasarana lingkungan tata guna lahan

01 02 03 04
Tujuan Kasiba/Lisiba: Topaz: alat untuk
alat pengembangan memaksimalkan
ekonomi lokal efisiensi mesin ekonomi
dan memperbaiki
kelestarian ekologi
IMPLIKASI
Adanya ketidak seimbangan antara
kebutuhan dan pasokan serta harga yang Pembiaran itu menyebabkan
tidak terjangkau oleh MBR itu menjadi salah kekumuhan kota
satu faktor yang mendorong sebagian meningkat, perkembangan
masyarakat mengisi lahan-lahan kosong kota kedaerah pinggiran
yang bukan milik mereka dan tidak sesuai menjadi tidak terkendali,
dengan peruntukannya untuk membangun dan penyediaan infrastruktur
rumah. menjadi tidak efisien.

Mensimulasikan penggunaan tanah Pembangunan perumahan yang


dan komponen arus/jaringan tidak terpadu dan terintegrasi
dalam sistem perkotaan, serta dengan infrastruktur kota juga
interaksi sosial, ekonomi, dan menimbulkan permasalahan
dampak lingkungannya sehingga seperti pelayanan infrastruktur
dapat mengoptimalkan pola tidak optimal, banjir, kemacetan,
penggunaan lahan dan jaringan sanitasi buruk, dan harga tanah
infrastruktur dalam bentuk interaktif yang tak terkendali.
dan sistematik teknik optimasi.
rekomendasi
Kebijakan pemerintah tentang pemukiman lebih
dipertegas lagi

Manusia harus bertanggung jawab dengan menjaga


dan merawat lingkungan pemukiman

Dengan Menggunakan Topaz dapat mengoptimalkan


pola penggunaan lahan

Dengan pertambahan penduduk dan peningkatan


ekonomi maka kota merupakan hal penting dalam
sistem ekonomi daerah
DAFTAR PUSTAKA
● Masri, R. M., Purwaamijaya, I. M. (2020). Kasiba dan Lisiba (halaman 182 - 211). Bandung
● Suryana, M.Kom Taryana (2012). Kasiba dan Lisiba. Bandung. Universitas Komputer
Indonesia
● Rumata, Nini Apriani. (2011). Kasiba dan Lisiba. Online

Anda mungkin juga menyukai