Anda di halaman 1dari 21

Upaya Optimalisasi Transformasi Desa

Melalui Penguatan Desa Mandiri


Direktorat Pembangunan Daerah
Kementerian PPN/Bappenas

Disampaikan pada:
“Transformasi Pembangunan Desa Menuju
Jawa Barat Emas”

Bandung, Rabu 21 Februari 2024


01
Paradigma Baru Kerangka
Pembangunan Desa
Konsep Pembangunan Paparan
02 Perdesaan RPJPN dan RPJMN
Indeks Desa (Persentase
03 Desa Mandiri)
Beberapa Konsep
04 Pembangunan Perdesaan

2
01

Paradigma Baru Pembangunan Desa


Perubahan Paradigma Pembangunan Desa
Dalam RPJPN 2025-2045
Secara kewilayahan, relasi perdesaan dan perkotaan tidak dapat dipisahkan:
• Pembangunan perkotaan sebagai pusat pertumbuhan tidak dapat dipisahkan dari pembangunan perdesaan sebagai spektrum
kewilayahan berkesinambungan; pembangunan kawasan perkotaan dan pedesaan yang terkoordinasi dan terpadu berkeadilan
• Desa bukan lagi konsep wilayah yang bertentangan dengan perkotaan, keduanya merupakan wilayah yang setara
• Desa yang maju dan mandiri bukan desa yang akan menjadi kota, melainkan desa dengan fasilitas pelayanan yang baik dan
aktivitas ekonomi yang berkelanjutan

Kesinambungan Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan


memiliki potensi dampak dalam skala wilayah kepada
area sekitarnya:

Negara yang merencanakan keterpaduan perdesaan dan


perkotaan mempunyai kinerja yang lebih baik dari sisi
produk domestik bruto (PDB) per kapita (OECD, 2013)
Perkotaan dan pedesaan bersama-sama membentuk suatu
sistem kawasan yang terdiri atas interaksi demografi,
perekonomian, sumber daya, dan lingkungan.
Perdesaan berpotensi menjadi area local economic
development yang dapat dioptimalkan dengan
menghubungkan wilayah perkotaan sekitar.
Fungsi rantai ekonomi perkotaan-perdesaan akan optimal
jika keterkaitan perkotaan-perdesaan direncanakan dengan
baik, termasuk dalam wilayah metropolitan.
Relasi perkotaan dengan perdesaan merupakan tulang
punggung kewilayahan untuk memfasilitasi pertukaran
Sumber: Zheng, Y., Tan, J., Huang, Y., & Wang, Z. (2022). The Governance Path of Urban–Rural Integration in Changing setara dan alokasi sumber daya publik berkelanjutan.
Urban–Rural Relationships in the Metropolitan Area: A Case Study of Wuhan, China. Land, 11(8), 1334.
Konseptualisasi Pembangunan Desa Mandiri
Amanat UU Desa
Dipantau dan dievaluasi
Tujuan Pembangunan Desa: Konsep Pembangunan menggunakan
• Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa
• Meningkatkan kualitas hidup manusia
• Penanggulangan kemiskinan
Desa Mandiri Indeks
Melalui: Kemampuan ekonomi Desa
• Pemenuhan kebutuhan dasar, 1 untuk kesejahteraan
• pembangunan sarana dan prasarana Desa,
• pengembangan potensi ekonomi lokal,
Identitas budaya dan
• pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan 2 modal sosial yang baik Dielaborasikan ke dalam
secara berkelanjutan.
• Arah kebijakan
Tantangan Global Tata Kelola yang terpadu, • Strategi
• Dinamika perekonomian • Urbanisasi 3 akuntabel dan adaptif • Struktur Program
dan perdagangan • Krisis Iklim • RPJP,
• RPJMN,
Pelayanan dasar dan
Tinjauan Konseptual dan Teoritis 4 fasilitas yang berkualitas
• RKP

• Tinjauan teoritis
• Pembelajaran masa lampau
• Masukan mitra pembangunan

Konseptualisasi ini digunakan dalam RPJPN dan RPJMN secara konsisten untuk pembangunan desa berkelanjutan
02

Konsep Pembangunan Perdesaan


RPJPN dan RPJMN
Arah Kebijakan 1.Ekonomi

RPJPN 2025-2045
peningkatan daya saing,
produktivitas, dan ketahanan
ekonomi perdesaan
Sumber: Narasi RPJPN Tahun 2025-2045 Bidang Perdesaan, 21 Juni 2023

2. Infrastruktur 3. SDM 4.Layanan Dasar


peningkatan mobilitas, peningkatan kapasitas pemerataan pemenuhan sarana dan
konektivitas, dan pemanfaatan pemerintahan desa dan kualitas prasarana pelayanan dasar desa
teknologi SDM lokal

5.Lingkungan 6.Sosial Budaya 7.Sinergi Pembangunan


pengelolaan lingkungan pengaturan dan penataan desa penyelarasan pembangunan antara
perdesaan adat desa dengan supra-desa

8.Urbanisasi 9.Kebijakan Asimetris 10. Pembangunan Kawasan


Pengelolaan urbanisasi pengarusutamaan kebijakan pengembangan kawasan perdesaan
perdesaan asimetris dan kawasan transmigrasi

Percepatan pembangunan dengan memprioritaskan: kemandirian daerah, konektivitas


11. Daerah
wilayah, pelayanan dasar, pemberdayaan dan inovasi masyarakat, serta kebijakan afirmatif
Lambat Tumbuh berupa kerja sama antardaerah.
7
Pengarusutamaan Muatan Kebijakan Perdesaan
Dalam 17 Arah Pembangunan Indonesia Emas 2045
TRANSFORMASI INDONESIA
MISI 1 TRANSFORMASI SOSIAL MISI 2 TRANSFORMASI EKONOMI MISI 3 TRANSFORMASI TATA KELOLA

IE 1 Kesehatan untuk Semua IE 4 Iptek, Inovasi, dan Produktivitas Ekonomi IE 9 Regulasi dan Tata Kelola yang
IE 2 Pendidikan Berkualitas yang Merata IE 5 Penerapan Ekonomi Hijau Berintegrasi dan Adaptif

IE 3 Perlindungan Sosial yang Adaptif IE 6 Transformasi Digital Ditetapkan penyesuaian nomenklatur IE 8 menjadi
“Perkotaan dan Perdesaan sebagai Sumber
IE 7 Integrasi Ekonomi Domestik dan
Pertumbuhan Ekonomi” dengan Indikator
IE 8
Global
Perkotaan sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi “Persentase Desa Mandiri” berbasis Indeks Desa

LANDASAN TRANSFORMASI
SUPREMASI HUKUM, STABILITAS, DAN KEPEMIMPINAN
MISI 4 MISI 5 KETAHANAN SOSIAL, BUDAYA, DAN EKOLOGI
INDONESIA
Beragama Maslahat dan
Hukum Berkeadilan, Keamanan Nasional Tangguh, dan IE 13 Berketahanan Energi, Air,
IE 10 Berkebudayaan Maju IE 16
Demokrasi Substansial dan Kemandirian Pangan
Keluarga Berkualitas dan
IE 11 Stabilitas Ekonomi Makro IE 14
Resiliensi terhadap Bencana
Kesetaraan Gender IE 17

IE 12 Ketangguhan Diplomasi dan Pertahanan Berdaya Gentar Kawasan dan Perubahan Iklim
IE 15 Lingkungan Hidup Berkualitas

KERANGKA IMPLEMENTASI TRANSFORMASI


MISI 6 MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN MISI 7 MEWUJUDKAN SARANA DAN PRASARANA MISI 8 MEWUJUDKAN KESINAMBUNGAN
KEWILAYAHAN YANG MERATA DAN YANG BERKUALITAS DAN RAMAH LINGKUNGAN PEMBANGUNAN
BERKEADILAN
Muatan Kebijakan Perdesaan Indonesia dalam RPJMN 2025 – 2029
• Untuk mencapai kemandirian desa
dan pemerataan Pembangunan Ketahanan
Pembangunan desa membutuhkan Sosial, Budaya,
usaha lintas sektor dan berbagai
aktor; Transformasi dan Ekologi
Ekonomi
• Peran Kementerian Desa PDTT dan
Bina Pemdes, Kemendagri RO Perdesaan dalam

Transformasi RPJMN 2025 – 2029


sebagai leading sector dalam
Pembangunan desa dan
pemberdayaan masyarakat. • Terdapat usulan RO
• Evaluasi implementasi kebijakan
2020-2024, banyaknya program
K/L di desa yang tidak
Transformasi
Sosial
Desa Terpadu Mewujudkan
Pembangunan
di lintas
Transformasi
Pengarusutamaan Pembangunan Kewilayahan (Ekonomi, Sosial,
terkoordinasi pasca penyusunan
Desa dan perdesaan lintas Yang Merata Tata Kelola,
RPJMN;
sektor, lintas aktor, menuju Dan Berkeadilan SosBudEkologi,
• Sektor memiliki keahlian, sumber Kewilayahan dan
daya, dan kapasitas yang berbeda. kemandirian desa 2045.
Supermasi Hukum).
• Pendekatan komprehensif dari • Tujuannya agar
Tata Kelola, SDM, ekonomi, sosial, Supremasi Hukum,
intervensi lebih
hingga lingkungan dibutuhkan Stabilitas, dan
secara jangka Panjang. holistik (lintas
Transformasi Kepemimpinan
sektor) dan
Tata Kelola Indonesia
komprehensif.
Urgensi dan Tantangan

Sumber: Hasil Analisis Direktorat Pembangunan Daerah, Bappenas, 2023


9
Struktur Perdesaan dalam RPJMN 2025-2029

Indonesia Emas 8: Perkotaan dan Perdesaan sebagai Sumber Pertumbuhan Ekonomi

PP Pembangunan (PP) Pembangunan Desa Mandiri PP Ibu Kota


Wilayah Metropolitan Nusantara

Pengembangan
Transformasi Ketahanan Tata Kelola Kawasan Pembangunan
WM 1-10
KP Ekonomi KP Sosial dan KP Desa KP Perdesaan dan KP
KP 1. WM Medan
Perdesaan Lingkungan Adaptif Transmigrasi
Sosial
2. WM
Perdesaan
Palembang
3. Dst Multitagging dengan Multitagging Usulan intervensi
Multitagging dengan
IE: IE: dengan IE: untuk:
• IE 4 Iptek, Inovasi, • IE 1 Kesehatan • IE 9 Regulasi • Kawasan
dan Produktivitas untuk Semua dan Tata Kelola Perdesaan
Ekonomi • IE 3 Perlindungan yang Berintegrasi • Dating
• IE 5 Penerapan Sosial yang Adaptif dan Adaptif • Transmigrasi
Ekonomi Hijau • IE 14 Keluarga • IE 11 Stabilitas • Tematik wilayah:
• IE 6 Transformasi Berkualitas dan Ekonomi Makro pesisir, hutan, dll.
Digital Kesetaraan
Gender
ProP: Pembangunan
Perdesaan di Wilayah Dimensi Dimensi Sosial, Dimensi Tata Pendekatan ProP:
Metropolitan Pelayanan Lingkungan Kelola Kawasan, Pengelolaan
Dasar, Tematik, dan Perdesaan
Aksesibilitas, Kebutuhan Strategis IKN
Ekonomi Khusus
03

Indeks Desa (Persentase Desa Mandiri)


Indeks Desa Sebagai Indikator Pembangunan
Desa Menuju Indonesia Emas 2045
Menjadi indikator dalam
RPJPN dan RPJPD
Dimensi Kategori Pemanfaatan
Layanan Dasar
Desa Mandiri Pemanfaatan Indeks Desa
Sosial dalam dokumen perencanaan
Desa Maju nasional dan daerah.
Ekonomi
Indeks Desa Berkembang Pengalokasian Dana Desa;
Lingkungan Desa
Desa Tertinggal
Aksesibilitas
Penyusunan kebijakan
Desa Sangat pembangunan Desa lintas K/L.
Tata Kelola Pemerintahan Desa Tertinggal

Pemantauan dan evaluasi kinerja pembangunan desa oleh Desa dan pemangku
kepentingan lainnya dapat ditinjau secara periodik menggunakan Indeks Desa.
12
Indeks Desa sebagai Indikator Pembangunan Desa

No Aspek Keterangan
1 Dimensi 6 Dimensi (Sarana Prasarana, Pelayanan Dasar, Ekonomi, Sosial, Lingkungan, Pemerintahan Desa)
2 Indikator 48* Indikator
3 Kewenangan 69%* indikator merupakan kewenangan desa
4 Klasifikasi 5 Klasifikasi status desa yaitu
Status Desa 1. Desa Sangat Tertinggal;
2. Desa Tertinggal;
3. Desa Berkembang
4. Desa Maju;
5. Desa Mandiri;
5 Metode Dimensi: Rata-rata Aritmatik
Indeks: Rata-rata Geometrik
- Memberikan bobot yang sama pada setiap dimensi dengan memperhatikan proporsi indikator pada masing-masing
dimensi;
- Nilai Dimensi dihitung dengan rata-rata aritmatik dari seluruh indikator;
- Nilai Indeks Desa dihitungan dengan rata-rata geometrik dari seluruh dimensi
- Untuk perhitungan nilai pada masing-masing indikator menggunakan skala ordinal dengan rentang nilai minimal 1
dan maksimal 5

* Keterangan: akan diuji secara statistic kelayakannya (bisa berkurang)


13
Penetapan Dimensi, Sub Dimensi dan
Indikator Indeks Desa
*(telah dibahas dan disepakati bersama Kemendesa PDTT, BPS, Kemenko PMK,
Setkab dan Kemendagri dalam rangkaian diskusi teknis).

Total Rekomendasi hasil identifikasi dan kesepakatan adalah 48 INDIKATOR


Layanan Dasar (16 indikator) Sosial (8 indikator) Ekonomi (12 indikator)
• Akses Pendidikan (PAUD, SD, SMP dan SMA) • Aktivitas (Kearifan Sosial/Budaya, Frekuensi • Produksi Desa (Keragaman Aktivitas Ekonomi,
Gotong Royong, Kegiatan Olahraga, Mitigasi Produk Unggulan Desa, Ekonomi Kreatif dan
• Kesehatan (Sarana Kesehatan,
dan penanganan Konflik Sosial, dan Satkamling) Kerjasama Desa)
Poskesdes/polindes, Aktivitas Posyandu,
Kepesertaan BPJS, Pelayanan Dokter, Pelayanan • Peningkatan Kapasitas Masyarakat • Fasilitas Pendukung Ekonomi (Akses Terhadap
Bidan, Pelayanan Nakes lainnya) (Keberadaan Fasilitas Olahraga, Keberadaan Pusat Keterampilan/Kursus, Pasar
Ruang Publik Terbuka dan Ketersediaan Taman Rakyat,Toko/Pertokoan, Kedai/Rumah Makan,
• Utilitas Dasar (Akses fasilitas air limbah
Bacaan Masyarakat/Perpustakaan Desa) Penginapan, Layanan Pos & Jasa Logistik,
domestik, Air Minum, Akses Listrik, Layanan
Layanan Keuangan, Lembaga Ekonomi)
Telekomunikasi dan Persentase Rumah Tidak
Layak Huni)
Lingkungan (4 indikator) Aksesibilitas (3 indikator) Administrasi Pemerintahan (5 indikator)
• Pengelolaan Lingkungan (Kearifan Lingkungan, • Konektivitas (Kondisi Jalan di desa dan • Kelembagaan dan Pelayanan Desa
Sistem Pengelolaan Sampah dan Tingkat Kondisi Penerangan Jalan Utama Desa) (Pelaksanaan Pelayanan dan Administrasi Desa,
Pencemaran Lingkungan) Pemanfaatan Teknologi dalam Pelayanan Desa
• Kemudahan Akses (Keberadaan Angkutan
(SPBE) dan Musyawarah Desa)
• Penanggulangan Bencana (Penanggulangan Umum)
Bencana) • Tata Kelola Keuangan Desa (Pendapatan Asli
Desa (PADes) & Dana Desa dan Jumlah
Kepemilikan dan Produktivitas Aset Desa);

Diusulkan menambah indikator/pertanyaan yang mencakup aspek kemiskinan dan kualitas pembangunan manusia (tidak hanya
14
ketersediaan maupun kemudahan akses).
Baseline dan Target Desa Mandiri di Jawa Barat
ID
2021
34,66%
33,82%
32,97%
32,12%
31,27%
30,00% 35,51%
28,73%
27,46% 2045
26,18%
24,91%
23,36%
21,82%

2025 20,27%
18,72%
12,26% 17,17%
IDM 16,19%
15,21%
2021 14,22%
13,24%

25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

1. Target Desa Mandiri pada 2045 adalah 35,51% (1.886 Desa) untuk
Baseline Desa Mandiri pada 2025 sebesar 12,26% (651 Desa)
2. Terdapat perbedaan Persentase (%) dari Desa Mandiri antara IDM dan
ID pada 2021, yaitu 0,94% (49 Desa)
04

Konsep Pembangunan Perdesaan


Orkestrasi Pembangunan Desa dan
Sektoral di Desa oleh Pemerintah Daerah
Urgensi dan Kebutuhan Konsep Intervensi RPJMN 2025-2029
Kementerian Kelautan dan Perikanan
• Dari sisi kewilayahan, kurang • Penyusunan Peta jalan dan pemetaan Pemberdayaan Kelompok Nelayan dan
Kelautan penguatan aktivitas ekonomi perikanan
lebih 50% penduduk Indonesia sektor diversifikasi ekonomi hijau dan
maritim
masih tinggal di perdesaan Kementerian LHK
• Mainstreaming diversifikasi ekonomi Perhutanan Sosial, Konservasi Hutan, dan
dengan isu kesenjangan perdesaan untuk mengurangi
Kehutanan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa
pemenuhan pelayanan publik ketergantungan pada aktivitas pertanian
sehingga menyebabkan tingginya semata (non-farm & off-farm); Kementerian Pertanian,
angka kemiskinan perdesaan Pertanian Kemnaker, Kemenkop UKM,
(12,22%); Kemendag, Kemenperin
Sektor • Optimalisasi Potensi • Adopsi teknologi • Fasilitasi transisi tenaga kerja
• Rendahnya Nilai ekonomi dan Ekonomi strategis desa • Peningkatan tingkat
pertanian ke aktivitas ekonomi off
produktivitas pertanian di Perdesaan • Penguatan kapasitas pendidikan
dan non-farm, serta kewirausahaan
Strategis SDM Desa • Inisiasi kolaborasi
perdesaan; • Konsolidasi lahan ekonomi dan
adopsi teknologi untuk peningkatan
• Krisis iklim membuat aktivitas
• Fasilitasi keterhubungan dengan pusat produktifitas
pertanian dalam posisi rentan pertumbuhan untuk mewujudkan pasar skala
(terdampak); Kementerian Koperasi dan UKM
regional, efektifitas logistik, dan aliran UMKM Peningkatan kapasitas UKM dan
• Dibutuhkan upaya transformatif pengetahuan dan teknologi; Koperasi, pemberdayaan masyarakat
dan simultan untuk • Kolaborasi pendampingan BUM Desa dan desa dan BUMDes
mengentaskan usaha ekonomi Desa Kementerian Pariwisata
Pariwisata Pengembangan Desa Wisata,
kemiskinan perdesaan • Kolaborasi NSA (penelitian, dunia usaha)
dalam peningkatan produktivitas Desa peningkatan kapasitas pokdariwis,
pemberdayaan BUMDesa
• UU Desa memberikan kewenangan bagi Desa untuk menyelenggarakan pemerintahannya secara otonomi,
sehingga perlu diperbaiki kapasitas tata kelolanya
• Terdapat puluhan peraturan perundangan yang perlu dijalankan oleh pemerintah desa, mulai dari
Urgensi perencanaan, pembangunan, keungan, hingga dukungan seperti Sistem Informasi Desa
dan • Pembangunan Desa juga perlu diselaras dengan pembangunan kabupaten/kota/provinsi dan K/L sektor
Kebutuhan • Keberagaman tantangan pembangunan desa mendorong kebutuhan akan adanya pengaturan
pembangunan desa yang lebih selaras.

Perencanaan Pembangunan Sinergi Pendanaan Desa


Perwujudan orkestrasi pembangunan Desa secara Elaborasi lebih lanjut terdapat
kewilayahan lebih terencana dibutuhkan penyelarasan di ProP lain
rencana pembangunan.

RKP Desa RKPD RKP Konsep Intervensi RPJMN 2025-2029

RPJMDes RPJMD RPJMN • Perumusan pedoman muatan perdesaan dalam


Integrasi perencanaan, perencanaan dan pembangunan daerah untuk
• Penguatan peran Pemerintah Daerah
Sistem Informasi Desa
program, dan sistem • Penyelarasan muatan dokumen rencana
Integrasi beragam SID serta mendorong informasi dalam tata • Perumusan regulasi status pembangunan desa,
interoperabilitas dan bagi pakai data. dan mekanisme serta pengaturan bagi pakai data
kelola dan Sistem Informasi Desa;
• Regsosek • Indeks Desa • Siskeudes
• SDGs Desa • Data spasial • Podes pembangunan desa. • Forum pembangunan desa pada tingkat K/L oleh
• Prodeskel desa Kementerian Desa PDTT dan Kemendagri;
• Piloting pemodelan tata kelola desa perencanaan
pembangunan dan pengaturan spasial.
Pengaturan Intervensi K/L di Desa • Fasilitasi kegiatan peningkatan kapasitas desa
Terdapat beragam intervensi dari K/L yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah (exit plan P3PD)
pada tingkat desa namun tidak terorkestrasi secara
lokus, serta terpantau secara capaian pembangunan.
Peningkatan Kapasitas
Pemerintahan Desa
Elaborasi lebih lanjut terdapat di ProP lain
Pengendalian Pembangunan di
Wilayah Metropolitan
Urgensi dan Kebutuhan
• Urbanisasi sebagai sebuah fenomena global turut mendorong desa dengan
karakteristik urban. Sebagian merupakan desa di pinggiran wilayah cepat tumbuh
Wilayah Metropolitan
• Wilayah pinggiran ini tidak terkelola dengan baik karena keterbatasan Pemerintah Derajat
kabupaten kapasitas fiskal dan SDM untuk mengelola dan mengendalikan
Urbanisasi
pembangunan secara menyeluruh;
Wilayah
• Desa di Wilayah Metropolitan perlu dikelola dan dikawal pertumbuhan dan
Metropolitan
transformasinya. Tanpa perencanaan dan transformasi yang terukur, 2019 2045
• manfaat urbanisasi dan perkembangan metropolitan tidak akan optimal ProPN Komponen (Detail Kegiatan)
• Kehilangan lapangan pekerjaan pertanian cenderung mendorong informalitas
Pengarusutama Pemetaan Profil Desa wilayah WM
dan peningkatan angka kemiskinan perkotaan

Konsep Intervensi
RPJMN 2025-2029
an Pengelolaan
Desa di Wilayah Penyusunan Panduan pengelolaan Desa di
• Mendorong adanya kantung kemiskinan dan permukiman tidak layak di wilayah WM: pengelolaan aset desa
perkotaan (migrasi sirkulari) WM
Sosialisasi dan Bimtek perencanaan program
• Relasi dengan wilayah perkotaan yang tidak setara Desa WM (aparat dan masyarakat)
• Ancaman keberlanjutan fisik, identitas dan kohesi sosial, pemerataan dan daya
Masterplan Pembangunan Desa Wilayah Metropolitan Terpadu
saing wilayah, ketahanan air, pangan, dan energi, hingga kelestarian lingkungan.
Pengembangan Kawasan Perdesaan Pendukung WM

Perancis Republik Ceko Jerman Italia Transformasi Ekonomi Desa WM

- Pengendalian Pengembangan Penyediaan: - Pembangunan Desa Digital (lokasi WM)


Pembelajaran dan

pencemaran air kapasitas - Sarana regional


Dibutuhkan penyusunan regulasi (dalam kerangka regulasi)
Praktik Baik

dan tanah kelembagaan Pendidikan competitiveness


- Insentif pajak dan dan ekonomi - Layanan dasar - Pemberian insentif
kemudahan - Kemudahan - Pengembangan 19
usaha mobilitas Wisata
Profil Perdesaan WM Bandung
• WM Bandung (Kota Bandung, Kabupaten Bandung Kota Cimahi, Kab. Bandung Barat, Kab. Sumedang)
• 334 Desa (67% dari WM)

Derajat Urbansisasi 2019 Indeks Desa 2021 Sektor penghasilan utama 2021

• Kepadatan penduduk dan alih fungsi tutupan lahan • Transisi sektor sekunder dan tersier
• Sebagian besar tersedia layanan dasar dan
menyebar merata ke hampir seluruh desa mendominasi dan menyebar
infrastruktur desa, beberapa berstatus mandiri
• Karakteristik urban (DoU) mendominasi • Perlu strategi penguatan sektor primer dan
• Diarahkan untuk perluasan peningkatan kualitas
pengawalan transisi agar tidak masuk ke informal
infrastruktur desa
(gagal transisi)

Indikasi arah kebijakan:


• Perluasan pelayanan dasar dan infrastruktur dasar desa berkualitas 20
• Fasilitasi transisi sektor utama ke sekunder dan tersier
Terima
Kasih
(021) 3193 6207
ext. 3316

www.bappenas.go.id ditpd_bappena
dit.pd@bappenas.go.i sditpdbappenas
d
Menara Bappenas lt. 8
Jalan HR Rasuna Said Kav
B-2 Kuningan, Kota Jakarta
Selatan, DKI Jakarta 12920 21

Anda mungkin juga menyukai