Ekonomi Perkotaan
Pedoman Penyusunan RTR belum memuat DJTR menyusun Pedoman Penyusunan RTR yang
Kualitas RTR
standar kualitas input, proses, dan output memuat standar kualitas input, proses, dan
belum
RTR. output RTR.
sepenuhnya
running Minimnya ketersediaan Peta dan Datin. BIG mengawal IGT (bahan penyusun RTRW) ke
menjawab Saat ini IGT dibuat di skala yang di bawah skala yang mendekati skala output produk RTR.
kebutuhan 1:5.000
dan
Kelemahan ITBX Statis: Dengan akumulasi Buat RTR Real Time yang dengan Progress
dinamika di
izin-izin, maka tidak selamanya suatu zona Pemanfaatan Ruang dan ITBX yang Real Time
lapangan
bernotasi I (Diizinkan)
Percepatan Penyusunan RDTR PZ Kemenko Perekonomian buat MoU/Perpres
terlambat dijadikan agenda prioritas paksa K/L buat dan terapkan SoP Administratif
nasional antar K/L dan SoP Teknis internal K/L dalam
Jumlah
rangka Percepatan RDTR
RDTR PZ
baru 53 dari Percepatan RDTR OSS 4 bulan dengan Buat standar biaya berbasis kedalaman analisis
1.838 se- sumberdaya yang sama dengan 12 bulan dan luas/kepadatan kota
Indonesia
(3%)
Investasi besar justru banyak masuk di Buat pedoman RDTR yang juga compatible
area nonperkotaan untuk nonperkotaan atau buat KUPZ RTRW jadi
Matriks ITBX yang operasional
RTR belum DJTR menginisiasi Integrasi Tata Ruang RTR harus disusun mengintegrasikan
terintegrasi dengan Pertanahan 2016 dan Pembekalan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
dengan Kanwil/Kantah Tahun 2019 pemanfaatan tanah.
Pertanahan
Alur Kerja Lengkap Penyusunan RDTR
1 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 3 Bulan 1 Bulan
KRP
Prioritas
Isu PB KLHS Reko
Prioritas men
KLHS dasi
KLHS
DAN PEMENUHAN LIMA
Isu vs
MUATAN STRATEGIS
KRP
KLHS
1. Delineasi
Akhir BWP
2. Potensi dan
Masalah
3. Ekonomi
Perkotaan
4. Struktur
SK Internal BWP
Pokja 5. Jaringan
KLHS Pergerakan
dan
Transportasi
6. Kebutuhan Integrasi
Ruang KLHS
7. Pengembang
an Program
8. Peraturan
Zonasi
Penjamin
Alternatif
an
Mitigasi
Kualitas
KLHS
KLHS
RAB PENYUSUNAN RDTR DARI PERSPEKTIF OBJEK, KEDALAMAN ANALISIS,
DAN UKURAN PERKOTAAN
RAB PENYUSUNAN RDTR DARI PERSPEKTIF OBJEK, KEDALAMAN ANALISIS,
DAN UKURAN PERKOTAAN
RAB PENYUSUNAN RDTR DARI PERSPEKTIF OBJEK, KEDALAMAN ANALISIS,
DAN UKURAN PERKOTAAN
Penataan Ruang Berbasis RDTR: 16 Komponen Kinerja Penataan Ruang
KEBIJAKAN REKOMENDASI
EKSISTING KEBIJAKAN
• Jumlah dan Diklat dan Perbanyak Diklat dan
distribusi PPNS Pengangkatan Pengangkatan PPNS
• Mutasi sangat PPNS masih
tinggi terbatas
Penataan Ruang Berbasis RDTR: 16 Komponen Kinerja Penataan Ruang
RTRW KABUPATEN
Kawasan TAM IP KEB HUT TP TER PDES PKOT
No
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Kelompok Aktivitas
1 Pertambangan (TAM) 80% 2% 5% 2% X X X X
2 Industri dan
20% 70% 5% X X X X X
Pergudangan (IP)
3 Perkebunan (KEB) X X 50% 6% X 10% 5% X
4 Hutan Lindung/Kota
X 20% 20% 90% X 3% 5% 20%
(HUT)
5 Pertanian Tanaman
X X 10% X 90% 2% 20% X
Pangan (TP)
6 Peternakan (TER) X 5% 5% X X 80% 5% X
7 Permukiman
X X 5% 2% 10% 5% 60% 10%
Perdesaan (PDES)
8 Permukiman
X 3% X X X X 5% 70%
Perkotaan (PKOT)
Total 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
RTRW SEBAGAI DASAR PERIZINAN PERCEPATAN INVESTASI MELALUI
KUANTIFIKASI DOMINASI FUNGSI KUPZ
RTRW SEBAGAI DASAR PERIZINAN PERCEPATAN INVESTASI MELALUI
KUANTIFIKASI DOMINASI FUNGSI KUPZ
RTRW KOTA
Kawasan IP PJ PP PRP PRR RTH
No
Kelompok Aktivitas (1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Industri dan Pergudangan (IP) 70% X X X X X
2 Perdagangan dan Jasa (PJ) 4% 60% X X X X
3 Pendidikan dan Perkantoran (PP) 3% 10% 70% X X X
4 Perumahan Padat (PRP) 2% 7% 8% 60% X X
5 Perumahan Rendah (PRR) 1% 3% 2% 20% 80% X
6 Ruang Terbuka Hijau (RTH) 20% 20% 20% 20% 20% 100%
Total 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Penataan Ruang Berbasis RDTR: 16 Komponen Kinerja Penataan Ruang
KEBIJAKAN
REKOMENDASI KEBIJAKAN
EKSISTING
3 40 60 0
10 10 30 20
70
30 30 20
30 0
30 20
PENUTUP
“Juara Diklat RDTR bukanlah Juara sebenarnya. The Real Champion adalah orang-
orang yang tulus mencintai profesi penata ruang, commit, menginspirasi, membangun
tim, dan konsisten menjadikan filosofi penataan ruang sebagai nafas dalam kehidupan
yang menggerakkan semua jenis aktivitas dengan profesi apa saja, dengan siapa saja,
kapan saja, dan dimana saja.”
DitjenTataRuang