Anda di halaman 1dari 10

PERENCANAAN SEKTORAL

PERENCANAAN
SEKTORALPE
Keterkaitan Perencanaan
Keterkaitan Berdasar
Perencanaan Pendekatan
Berdasar dan dan
Pendekatan Koordinasi
Koordinasi

Perencanaan
Keperluan
Makro
Sektor (Nasional)
Keperluan
Sumber Spasial
Sektoral Sumber
Regional
Perencanaan Sektoral Perencanaan Regional
Keterkaitan Antar Koordinasi Spasial
Keterkaitan Antar
Wilayah Efisiensi/Efektivitas Sektor

Alokasi Spasial Di Daerah


• Pertanian • Daerah (Prov,
Kab. Kota)
• Transportasi Perencanaan Mikro • Kawasan
• Industri Pengolahan (Kebijakan (Perkotaan, Pulau
dll Operasional, Sasaran, dll)
Program, Kegiatan,
Lokasi, Anggaran
PERENCANAAN SEKTORAL
v Perencanaan oleh Departeman /Kementerian/ Lembaga/Unit
kerja sesuai sektor yang dibina (Soekartawi, 1990)
v Perencanaan yang dilakukan berdasarkan sektor (Kuncoro,
2012)
v Perencanaan berdasarkan pendekatan sektor, dianalisis dan
diintegrasikan dengan berbagai aspek sektor terkait sesuai
tingkat administratif (Saragih, 2015) Analisis Sektor - Sub Sektor -
v Perencanaan berdasarkan sektor, yang merupakan kumpulan Komoditi
kegiatan/program dengan kesamaan ciri dan tujuan (Nugroho
& Randy R.W, 2011) 1. Memiliki competitive advantage (daya
v Seluruh kegiatan ekonomi dalam wilayah perencanaan saing global)
dikelompokkan dalam sektor, selanjutnya dianalisis satu 2. Basis dan non basis
persatu dan dapat dikelompokkan sesuai homogenitasnya
yang dirinci menjadi sub sektor dan sub sektor dapat dirinci 3. Memiliki nilai tambah yang tinggi
per komoditi (Tarigan, 2005)
v Sektor : kumpulan dari kegiatan-kegiatan atau program yang 4. Memiliki forward linkage dan backward
mempunyai persamaan ciri-ciri serta tujuannya (Nugroho, I. tinggi
dan Rokhmin Dahuri, 2012)
5. Dikembangkan untuk memenuhi
Perencanaan Sektoral adalah kebutuhan
q Perencanaan berdasarkan pendekatan sektor yang dianalisis 6. Menyerap tenaga kerja besar (persatuan
dari kumpulan kegiatan/program yang memiliki ciri dan modal dan luas lahan).
tujuan sama, dilaksanakan sesuai tingkat adminstratif
wilayah perencanaan (Nasional, Daerah Provinsi, 7. Menentukan sektor yang dapat
Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan/Desa), dikembangkan.
q Perencanaan dilaksanakan oleh unit kerja
(Kementerian/Lembaga untuk tingkat Pusat dan SKPD pada
daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota)
PERENCANAAN SEKTORAL
KOMPREHENSIF
PERENCANAAN SEKTORAL KOMPREHENSIF
PUSAT
SEKTOR Kementerian/
SEKTOR
BIDANG
Lembaga
1.Ekonomi
PROVINSI
2.Sosial
3.Lingkungan
SEKTOR SKPD Provinsi SEKTOR
4.Hankam
KABUPATEN/KOTA
5.Politik
SKPD Kabupaten/
SEKTOR Kota SEKTOR

RENCANA SEKTORAL
CONTOH : SEKTOR PERTANIAN, INDUSTRI, DLL
Alat Analisis Penting (BPS)
1. Tabel Input Output
v Uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling
keterkaitan antar satuan kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu.
v Rilis BPS --- Tabel I-O Indonesia tahun 1971 sampai dengan tahun 2005 dan Updating tahun 2010 (5 tahunan)
v Tabel I-O Indonesia 2010 disusun berbasis Supply and Use Tables (SUT) 2010 dimana penggunaannya untuk
kepentingan analisis makro saja tidak lagi sebagai kerangka kerja untuk konsistensi data dan basis penentuan level
tahun dasar Produk Domestik Bruto (PDB).
v Penyusunan Tabel Input-Output (I-O) Indonesia dimaksudkan untuk menyediakan data statistik yang secara
komprehensif mampu menggambarkan hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antar unit ekonomi serta
analisis dampak perubahan konsumsi akhir yang dilakukan rumah tangga, pemerintah dan perusahaan (konsumsi,
investasi, dan ekspor) terhadap perekonomian di Indonesia. Jenis data yang disajikan pada tabel I-O antara lain dapat
dimanfaatkan untuk melakukan analisis dan proyeksi perekonomian dalam perencanaan pembangunan.
2 SNSE (Sistem Neraca Sosial Ekonomi)
Ø SNSE merupakan suatu kerangka data yang merangkum berbagai variabel ekonomi dan sosial suatu negara dalam
suatu waktu tertentu secara komprehensif dan terpadu. Dengan demikian, SNSE tidak saja mampu menggambarkan
kondisi ekonomi dan sosial masyarakat tetapi juga mampu menggambarkan keterkaitan antar variabel-variabel
ekonomi dan sosial tersebut. Keterkaitan itu, misalnya adalah keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi,
ketenagakerjaan dan distribusi pendapatan.
Ø Saat ini ada Publikasi BPS 2010 yang merupakan kumpulan publikasi SNSE tahun 1975, 1980, 1985, 1990, 1993, 1995,
1998, 1999, 2000, 2005, dan 2008.
PERENCANAAN SEKTORAL BIDANG EKONOMI
• Kelompok pembangunan Bidang Ekonomi : BPS (2000) : 17 sektor/lapangan usaha, yang dirinci sesuai kebutuhan menjadi
185 sektor
• Tabel input output dalam penentuan PDB/PDRB 17 sektor/lapangan usaha, yaitu : (1) pertanian, kehutanan dan perikanan,
(2) pertambangan dan penggalian, (3) industri pengolahan, (4) pengadaan listrik, (5) pengadaan air, pengelolaan sampah,
limbah dan daur ulang, (6) konstruksi, (7) perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil & sepeda motor, (8) transportasi
dan pergudangan, (9) penyediaan akomodasi dan makan minum, (10) informasi dan komunikasi, (11) jasa keuangan dan
asuransi, (12) real estate, (13) Jasa Perusahaan, (14) administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, (15)
jasa pendidikan, (16) jasa kesehatan dan kegiatan lainnya dan (17) jasa lainnya.
• Paradigma : Sektor Ekonomi sebagai penggerak utama pembangunan
• Unsur Utama : konsep multiplier effect, digerakkan oleh investasi baru dan penerapan metode baru dalam proses produksi
• Model : pertumbuhan (growth model)
• Ukuran : pertumbuhan ekonomi (economic growth).
• Asumsi : Makro Ekonomi
• Indikator Keberhasilan : Tercapainya pertumbuhan ekonomi sesuai rencana. Jika Pertumbuhan ekonomi meningkat,
pembangunan bidang non ekonomi akan mengalami peningkatan kualitas
• Dianut oleh negara-negara maju, diikuti Korsel, Singapura, Malaysia, termasuk Indonesia (sejak priode 1970)
• Kelemahan : Tidak memberikan perhatian pada ukuran kesejahteraan secara nyata kepada masyarakat yang menjadi
sasaran pembangunan.
HUBUNGAN PEMERINTAHAN, PENDAPATAN DAN INDIKATOR PEMBANGUNAN
1. Metode Pendapatan : INDIKATOR
PDB (PDRB) = Y SEWA TANAH + PEMBANGUNAN
Y BUNGA + Y UPAH + Y LABA
(KESEJAHTERAAN)
2. Metode Pengeluaran
• Peningkatan
PEMERINTAH PUSAT PDB (PDRB) = C + I + G + (X – M) PDB NASIONAL Pertumbuhan Ekonomi
3. Metode Produksi (Berdasar 17 • Peningkatan
Lapangan Usaha/ Katagori)
Pendapatan per kapita
PDB (PDRB) = (Produksi x Harga)- Nilai
Input • Penurunan
Pengangguran
1) Pertanian, kehutanan dan perikanan, (2) PDRB
PEMERINTAH PROVINSI Pertambangan dan penggalian, (3) Industri
PROVINSI • Penurunan Kemiskinan
pengolahan, (4) Pengadaan listrik, (5)
Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah • Peningkatan IPM
dan daur ulang, (6) Konstruksi, (7)
Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil • Penurunan
& sepeda motor, (8) Transportasi dan
pergudangan, (9) Penyediaan akomodasi dan Ketimpangan
PEMERINTAH makan minum, (10) Informasi dan komunikasi,
(11) Jasa keuangan dan asuransi, (12) Real PDRB • Peningkatan Daya
KABUPATEN/KOTA estate, (13) Jasa Perusahaan, (14)
KABUPATEN/ Saing
Administrasi pemerintahan, pertahanan dan
jaminan sosial wajib, (15) Jasa pendidikan,
(16) Jasa kesehatan dan kegiatan lainnya dan
KOTA • Peningkatan Indeks
(17) Jasa lainnya.
Kualitas Lingkungan
Hidup
Y = Pendapatan Sektor Primer (1 &2)
C = Konsumsi; I = Investasi; G = Belanja Sektor Sekunder (3 s/d 6) • Peningkatan Indeks
Pemerintah; X = Ekspor; M = Impor Sektor Tersier(7 s/d 17) Kebahagiaan
PERENCANAAN SEKTORAL BIDANG SOSIAL
• Kelompok pembangunan Bidang Sosial, antara lain :
Pendidikan, Kesehatan, Administrasi Pemerintahan, Fasilitas
Kehidupan sosial keagamaan (asuransi kesehatan, jaminan
sosial, jaminan pendidikan, penyediaan air bersih, sarana
kebersihan dan sanitasi, pengelolaan limbah, fasilitasi
ibadah beragama, pelayanan kependudukan)
• Paradigma : Sektor sosial sebagai bentuk kontra prestasi
warga negara/masyarakat oleh negara dalam penyediaan
pelayanan publik untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Sebagai instrumen Pemutus lingkaran setan
(vicous circle)
• Tolok ukur penting untuk menggambarkan manfaat
pembangunan, berperan membentuk semangat
kekeluargaan, keharmonisan, solidaritas dan persatuan.
• Indikator Keberhasilan : terkait dengan indikator
keberhasilan ekonomi (peningkatan pertumbuhan terhadap
pemerataan, peningkatan pendapatan terhadap
peningkatan daya beli, peningkatan pertumbuhan dan
pendapatan terhadap akses pada kebutuhan pelayanan
dasar).
PERENCANAAN SEKTORAL BIDANG LINGKUNGAN PEMETAAN INDIKATOR TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

• Komitmen dunia untuk mencapai INDIKATOR SDG’s/TPB


SDGs Internasional
17 Goal, 169 Target/Sasaran
Tujuan Pembangunan GLOBAL
Global, 241 Indikator
SDGs
17 Goal, 94 Target/Sasaran Global, INDIKATOR SDG’s/TPB
Berkelanjutan/ SDGs dan Kewajiban 319 Indikator Sasaran Nasional
NASIONAL

untuk mengintegrasikan
pembangunan dengan SDGs sampai PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN

dengan tahun 2030


HUKUM DAN TATA
SOSIAL EKONOMI LINGKUNGAN KELOLA
AIR
KEMISKINAN ENERGI PERDAMAIAN
6 Sasaran Global,

• Paradigma mewujudkan
4 Sasaran Global, 3 Sasaran Global, 8 Sasaran Global,
22 Indikator Sasaran
21 Indikator Sasaran 5 Indikator Sasaran 21 Indikator Sasaran
Nasional
Nasional Nasional Nasional
KET. PANGAN PEKERJAAN PERKOTAAN

pembangunan berkelanjutan yang 3 Sasaran Global,


8 Indikator Sasaran
Nasional
9 Sasaran Global,
11 Indikator Sasaran
Nasional
7 Sasaran Global,
16 Indikator Sasaran
Nasional

memadukan aspek lingkungan,


KONSUMSI-
KESEHATAN INDUSTRI
PRODUKSI
8 Sasaran Global, 3 Sasaran Global,
5 Sasaran Global,
24 Indikator Sasaran 8 Indikator Sasaran

ekonomi dan sosial


5 Indikator Sasaran
Nasional Nasional
PENDIDIKAN KESENJANGAN Nasional
PERUBAHAN IKLIM
5 Sasaran Global, 4 Sasaran Global, 2 Sasaran Global,
16 Indikator Sasaran 10 Indikator Sasaran 2 Indikator Sasaran

• Terdiri 17 Tujuan dengan Indikator


Nasional Nasional Nasional
GENDER KEMITRAAN EKOSISTEM LAUTAN
5 Sasaran Global, 11 Sasaran Global, 4 Sasaran Global,

keberhasilan adalah tercapainya


11 Indikator Sasaran 17 Indikator Sasaran 4 Indikator Sasaran
Nasional Nasional Nasional
EKOSISTEM DARATAN

indikator yang ditentukan


7 Sasaran Global,
8 Indikator Sasaran
Nasional
PERENCANAAN SEKTORAL PERENCANAAN SEKTORAL
BIDANG HANKAM BIDANG POLITIK
• Kelompok pembangunan Bidang hankam • Kelompok pembangunan bidang politik : Demokrasi,
: Kepolisian (POLRI) dan Angkatan HAM, Penegakan Hukum, Otonomi Daerah, Politik
Perang (TNI). Dalam Negeri dan Hubungan Luar Negeri.
• Paradigma : Sektor politik dapat mewujudkan
• Paradigma : Sektor Hankam dapat kemandirian bangsa.
meningkatkan posisi tawar negara dalam • Unsur utama : pengukuhan jati diri dan harga diri
melindungi kepentingan nasionalnya. bangsa yang digerakkan oleh visi jangka panjang
• Keamanan seluruh warga negara • Model : Pembangunan bangsa ( national building)
merupakan tanggung jawab negara dan • Ukuran : Peningkatan persamaan hak dan
negara merupakan satu-satunya kewajiban warga negara (Civil rights)
instrumen yang berhak memobilisasi
warga negaranya untuk berkewajiban • Perhatian untuk mempertahankan asumsi politik
yang lebih bersifat individual (seperti HAM) dari
membela negaranya. pada kepentingan nasional
• Ukuran : Kekuatan angkatan perang • Indikator Keberhasilan : Persamaan hak dan
• Indikator Keberhasilan : Kondisi negara kewajiban warga negara dalam kehidupan
berbangsa tercapai.
yang aman dan kondusif
• Kelemahan : Bias antara penerapan hak individu dan
• Kelemahan : Angkatan perang yang kuat kepentingan umum/publik (Tidak memperhatikan
berpotensi agresif terhadap negara lain kepentingan publik secara nyata)
dan warga negaranya. • Dianut USA, juga Indonesia (sesuai UUD 1945).

Anda mungkin juga menyukai