Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah


Vol.2 No.1 Februari 2017: 42- 49

PENGARUH BERDIRINYA PUSAT PERBELANJAAN MODERN TERHADAP SOSIAL


EKONOMI DAN PERILAKU MASYARAKAT BANDA ACEH
(STUDI KASUS SUZUYA MALL)

Arif Hadi 1*, T. Zulham 2*


1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh,
e-mail: arifhadi57@gmail.com
2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh,
e-mail: teukuzulham@unsyiah.ac.id

Abstract

The purpose of this study was to determine the influence of the founding of the modern shopping
centers of the socio-economic and behavior of the people of Banda Aceh. The variables used are
modern shopping centers variables as independent variables, while the socio-economic variables
and social behavior as the dependent variable. The data used in this study are primary data
obtained from the distribution of questionnaires to consumers who've visited Suzuya Mall. While
the models used in this research is descriptive analysis model. Based on the results of this study
can be concluded that the variable effect on the modern shopping centers of socio-economic and
community behavior. Socio-economic factors consist of price, income, and tastes. While the non-
economic factors (consumer behavior) consists of location, diversity of goods, services and
facilities. Therefore, for the management of a modern shopping center as the manufacturer
should pay more attention and improve the indicators that are considered by consumers in
choosing places to shop.
Keywords: Social Economics, Consumer Behavior, Modern Shopping Center.

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berdirinya pusat perbelanjaan
modern terhadap sosial ekonomi dan perilaku masyarakat Banda Aceh. Adapun variabel yang
digunakan adalah variabel pusat perbelanjaan modern sebagai variabel bebas, sedangkan variabel
sosial ekonomi dan perilaku masyarakat sebagai variabel terikat. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari pembagian kuesioner kepada konsumen
yang pernah mengunjungi Suzuya Mall. Sedangkan model yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu model analisis deskriptif. Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
variabel pusat perbelanjaan modern berpengaruh terhadap sosial ekonomi dan perilaku
masyarakat. Faktor sosial ekonomi terdiri dari harga, pendapatan, dan selera. Sedangkan faktor
non ekonomi (perilaku konsumen) terdiri dari lokasi, keragaman barang, pelayanan dan fasilitas.
Oleh karena itu, bagi pihak manajemen pusat perbelanjaan modern selaku produsen hendaknya
lebih memperhatikan dan meningkatkan indikator-indikator yang menjadi pertimbangan
konsumen dalam memilih tempat belanja.
Kata Kunci : Sosial Ekonomi, Perilaku Konsumen, Pusat Perbelanjaan Modern.

42
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.1 Februari 2017: 42- 49

PENDAHULUAN

Pusat perbelanjaan pada awalnya adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat
perdagangan (tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi) di bidang
barang maupun jasa yang sifat kegiatannya untuk melayani umum dan lingkungan sekitarnya
atau dapat juga diartikan sebagai tempat perdagangan eceran atau retail yang lokasinya digabung
dalam satu bangunan atau komplek (www.petra.ac.id).
Pusat perbelanjaan tidak hanya sebagai tempat untuk membeli produk atau jasa tetapi
dapat juga sebagai tempat untuk melihat-lihat, tempat bersenang senang, tempat rekreasi, tempat
yang dapat menimbulkan rangsangan yang mendorong orang untuk membeli, tempat bersantai
dan bersosialisasi. Kegiatan berbelanja merupakan aktivitas manusia sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dan hampir setiap manusia dalam masyarakat melakukannya. Di
pasar tradisional kegiatan yang dilakukan hanya sekedar transaksi jual beli barang saja, namun
tidak memperhatikan keamanan dan kenyamanan pengunjung sehingga kegiatan berbelanja di
pasar-pasar tradisional membuat konsumen merasa tidak nyaman, jenuh dan bosan.
Pusat perbelanjaan juga mengalami perkembangan sejalan dengan kemajuan di bidang
teknologi. Pusat perbelanjaan saat ini telah berevolusi dari asalnya sebagai pusat konsumsi
beralih menjadi aspirasi dan gaya hidup konsumen, bukan hanya sebatas tempat untuk
melakukan pembelian produk saja, akan tetapi telah berubah fungsi menjadi tempat rekreasi
yang menarik, menyenangkan, aman, nyaman, dan dapat dipercaya (Neo & Wing, 2005:143)
dalam Siregar, 2011. Bertambahnya pusat perbelanjaan memberikan dampak positif terhadap
perekonomian, yaitu dari sisi penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan aktifitas perekonomian
di suatu wilayah. Keadaan perekonomian suatu negara akan berdampak langsung terhadap
kesejahteraan masyarakatnya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat suatu negara yang lebih baik dan bisa
memenuhi kebutuhan hidupnya. Suatu perekonomian dikatakan tumbuh dan berkembang apabila
terjadi kenaikan Output Total Rill (OTR), dan dikatakan statis ketika tidak terjadi kenaikan
maupun penurunan OTR dalam suatu periode pada perekonomian.
Untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi, salah satu indikator makro yang digunakan
untuk menggambarkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Pusat Perbelanjaan


Pusat perbelanjaan adalah sekelompok ritel dan ketentuan komersial lainnya yang
direncanakan, dikembangkan, dimiliki, dan dikelola sebagai properti tunggal (Utami, 2006).
Dennis, dkk (2002) mendefinisikan pusat perbelanjaan berdasarkan Guy (1994) sebagi suatu
pengelolaan terpusat, di mana ketentuan ritel yang direncanakan memiliki paling sedikit tiga
toko di dalamnya.
Menurut Jeffrey, dkk (1991) definisi pusat perbelanjaan adalah sebuah bangunan yang
terdiri dari beberapa toko eceran, yang umumnya dengan satu atau lebih toko serba ada, toko
grosir dan tempat parkir. Jadi, pusat perbelanjaan merupakan pengkombinasian berbagai jenis
toko ritel dalam satu area yang direncanakan, dikembangkan, dan dikelola secara terpusat oleh
suatu properti tunggal. Sehingga jika terjadi peningkatan skala bisnis ritel di dalamnya, maka
akan berpengaruh pula pada peningkatan kinerja pusat perbelanjaan.

43
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.1 Februari 2017: 42- 49

Teori Sosial Ekonomi


Menurut (Melly dalam Susanto, 1984) sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi
seseorang dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, gaya hidup,
pendidikan dan pendapatan. Dalam pembahasannya sosial dan ekonomi sering menjadi objek
pembahasan yang berbeda. Dalam konsep sosiologi manusia sering disebut dengan makhluk
sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa adanya bantuan dari orang lain,
sehingga arti sosial sering diartikan sebagai hal yang berkenaan dengan masyarakat.

Teori Konsumsi
Kurniawan (2010), konsumsi merupakan kegiatan dasar manusia yang lazim dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak mungkin menghindarkan manusia dari kegiatan
mengkonsumsi. Namun, yang terjadi saat ini adalah perubahan perilaku yang terjadi pada level
individu mengenai fungsi konsumsi tersebut. Konsumsi dilakukan individu tidak sebatas untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya. Namun, konsumsi sekarang lebih mereka tujukan untuk
mengenyangkan rasa lapar akan simbol, status, dan prestise dari kepemilikan suatu barang.
Sebagai akibatnya, pada level sosial, pola konsumsi masyarakat berubah menjadi tak terkendali.
Individu senantiasa terangsang membeli dan memiliki suatu barang hanya untuk mengejar citra
tertentu dalam masyarakat.
Storey (2009), masyarakat konsumen sebenarnya merupakan hasil kreasi kapitalisme
global. Istilah masyarakat konsumen muncul ketika kapitalis lahir sebagai sistem yang
didasarkan pada pasar, uang dan keuntungan. Masyarakat konsumen dengan budaya konsumsi
yang dipegangnya melihat tujuan dan totalitas hidupnya dalam kerangka atau logika konsumsi,
yaitu suatu pola pikir dan tindakan dimana manusia membeli suatu barang bukan karena
kebutuhan, akan tetapi kegiatan membeli tersebut memberikan kepuasaan pada dirinya sendiri.

Teori Gaya Hidup


Plummer (1983), gaya hidup adalah cara hidup individu yang di identifikasikan oleh
bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting
dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Adler
(dalam Hall & Lindzey, 1985) menyatakan bahwa gaya hidup adalah hal yang paling
berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang dalam hubungannya dengan 3 hal utama dalam
kehidupan yaitu pekerjaan, persahabatan, dan cinta sedangkan Sarwono (1989) menyatakan
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah konsep diri. Gaya hidup
menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya (Kottler
dalam Sakinah, 2002). Menurut Susanto (dalam Nugrahani, 2003) gaya hidup adalah perpaduan
antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak
berdasarkan pada norma yang berlaku. Oleh karena itu banyak diketahui macam gaya hidup
yang berkembang di masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis,
gaya hidup global dan lain sebagainya.

Teori Perilaku Konsumen


Perilaku berasal dari kata “peri” dan “laku”. Peri berarti cara berbuat kelakuan perbuatan,
dan laku berarti perbuatan, kelakuan, cara menjalankan. Belajar dapat didefinisikan sebagai
satu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Skinner
membedakan perilaku menjadi dua, yakni : perilaku yang alami (innate behaviour), yaitu
perilaku yang dibawa sejak organisme dilahirkan yang berupa refleks-refleks dan insting-insting.
Perilaku operan (operant behaviour) yaitu perilaku yang dibentuk melalui proses belajar.

44
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.1 Februari 2017: 42- 49

Pada manusia, perilaku operan atau psikologis inilah yang dominan. Sebagian besar
perilaku ini merupakan perilaku yang dibentuk, perilaku yang diperoleh, perilaku yang
dikendalikan oleh pusat kesadaran atau otak . Timbulnya perilaku (yang dapat diamati)
merupakan resultan dari tiga daya pada diri seseorang, yakni : daya seseorang yang cenderung
untuk mengulangi pengalaman yang enak dan cenderung untuk menghindari pengalaman yang
tidak enak (disebut conditioning dari Pavlov & Fragmatisme dari James); daya rangsangan
(stimulasi) terhadap seseorang yang ditanggapi, dikenal dengan “stimulus-respons theory” dari
Skinner; daya individual yang sudah ada dalam diri seseorang atau kemandirian (Gestalt Theory
dari Kohler).
Perilaku adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan
predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Dalam
pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan tindakan yang dilakukan makhluk hidup.
Perilaku adalah suatu aksi dan reaksi suatu organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti
bahwa perilaku baru berwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan
yang disebut rangsangan. Dengan demikian suatu rangsangan tentu akan menimbulkan perilaku
tertentu pula.

METODE PENELITIAN

Ruang Lingkup dan Lokasi Penelitian


Objek dalam penelitian ini adalah pusat perbelanjaan Suzuya Mall sebagai variabel bebas,
sosial ekonomi dan perilaku konsumen sebagai variabel terikat. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dengan pembagian questioner. Sedangkan yang menjadi lokasi
penelitian ini adalah pusat perbelanjaan Suzuya Mall.

Populasi Dan Sampel


Populasi adalah jumlah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Dalam
penelitian ini, untuk mempermudah peneliti dalam mendapatkan data primer karena jumlah
populasi yang sangat besar, maka diperlukan penarikan sampel yang dapat mewakili keselurahan
dari populasi yang ada. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang berbelanja di
Suzuya Mall.

Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh melalui pembagian questioner kepada responden. Data primer yang digunakan
bersifat kualitatif. Data kualitatif merupakan informasi yang diperoleh dari responden yang
masih berupa fakta-fakta verba ataupun keterangan saja. Selanjutnya data tersebut diubah
menjadi data kuantitaif dengan menggunakan pengelompokan-pengelompokan dan dinyatakan
dalam bentuk angka, kemudian diolah dengan meggunakan sistematis atau statistik.

Model Analisis Data


Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis Deskrptif.
Analisis deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau
menganalisis suatu hasil penelitian dengan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
yang diteliti.

45
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.1 Februari 2017: 42- 49

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Responden


Responden dalam penelitian ini sebanayak 60 orang. Dari para responden tersebut dapat
diketahui gambaran karakteristik responden yang diteliti diantaranya: tempat tinggal (kab/kota),
jenis kelamin, usia, pendidikan yang ditamatkan, status perkawinan, jumlah tanggungan,
pekerjaan, pendapatan, dan jenis produk yang dibeli. Semua responden yang diambil merupakan
konsumen atau pelanggan yang berbelanja dikedua pasar tersebut.

Gambaran Variabel Sosial Ekonomi


Berikut merupakan gambaran indikator-indikator variabel sosial ekonomi :

Tabel 1. Gambaran Variabel Sosial Ekonomi


Tanggapan
No Indikator Pertanyaan
SS S N TS STS Jumlah
1. Kejelasan harga 4 54 2 0 0 60
1 Harga
2. Adanya diskon 3 14 32 11 0 60
1. Pendapatan lebih dari cukup 1 15 42 2 0 60
2 Pendapatan
2. Ekonomi kelas menengah keatas 4 7 32 17 0 60
1. Barang sesuai dengan yang
7 35 17 1 0 60
3 Selera dibutuhkan
2. Leluasa dalam meilih barang 11 39 9 1 0 60
1. Menjadi tranding 4 33 10 8 5 60
4 Gaya Hidup 2. Meningkatkan gengsi 2 35 10 8 5 60
3. Tersedianya alternatif
6 36 16 2 0 60
pembayaran
Sumber: Data Lapangan, September 2016 (diolah)

Gambaran Variabel Perilaku Masyarakat


Berikut merupakan gambaran indikator variabel masyarakat :

Tabel 2. Gambaran Variabel Perilaku Konsumen


Tanggapan
No Indikator Pertanyaan
SS S N TS STS Jumlah
1. Dapat dijangkau dengan
1 39 18 2 0 60
1 Lokasi transportasi umum
2. Terdapat lokasi bagi pejalan kaki 1 13 34 2 0 60
1. Adanya barang-barang diskon 1 5 23 28 3 60
Keragaman
2
Barang 2. Barang yang tersedia lengkap dan
4 41 14 1 0 60
berkualitas
1. Pelayanannya memuaskan 3 11 37 6 3 60
3 Pelayanan
2. Sikap pegawai ramah dan sopan 2 10 39 6 3 60

1. Area parkir nyaman dan luas 6 41 10 3 0 60


4 Fasilitas
2. Tempat yang bersih dan tidak bau 33 25 2 0 0 60

Sumber: Data Lapangan, September 2016 (diolah)

46
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.1 Februari 2017: 42- 49

Faktor- faktor yang paling dominan mempengaruhi masyarakat dalam berbelanja di pusat
perbelanjaan modern (Suzuya Mall) dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 3. Faktor-faktor Yang Dominan Mempengaruhi Konsumen Dalam Berbelanja


No Sosial Ekonomi Perilaku Konsumen
1 Selera Fasilitas
2 Gaya hidup Pelayanan
3 Harga Keragaman barang
Sumber: Data Lapangan, September 2016 (diolah)

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, indikator-indikator dari faktor sosial ekonomi
yang dominan mempengaruhi konsumen dalam memilih tempat berbelanja yaitu selera, gaya
hidup dan harga. Sedangkan indikator-indikator dari faktor perilaku konsumen yang paling
dominan mempengaruhi konsumen dalam memilih tempat untuk berbelanja yaitu fasilitas,
pelayanan dan keragaman barang.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Karakteristik konsumen yang berbelanja di pusat perbelanjaan modern (Suzuya Mall)
dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan yang ditamatkan, status
perkawinan, jumlah tanggungan, pekerjaan, pendapatan, dan jenis produk yang dibeli:
a. Berdasarkan jenis kelamin, mayoritasnya konsumen yang berbelanja di pusat
perbelanjaan modern berjenis kelamin laki-laki.
b. Berdasarkan usia, umumnya konsumen yang berbelanja di pusat perbelanjaan modern
berusia 21 sampai 25 tahun.
c. Berdasarkan tingkat pendidkan yang ditamatkan, umumnya konsumen yang berbelanja di
pusat perbelanjaan modern mempunyai taraf pendidikan yang ditamatkan yaitu SMA/
Sederajat kemudian disusul S1.
d. Berdasarkan status perkawinan, mayoritasnya konsumen yang berbelanja di pusat
perbelanjaan modern (Suzuya Mall) berstatus belum menikah dan menikah.
e. Berdasarkan jumlah tanggungan, umumnya konsumen yang berbelanja di pusat
perbelanjaan modern umumya tidak memiliki jumlah tanggungan.
f. Berdasarkan pekerjaan, konsumen yang berbelanja di pusat perbelanjaan modern (Suzuya
Mall) umumnya mereka memiliki latar belakang pekerjaan dari wiraswasta,
Pelajar/Mahasiswa dan PNS/POLRI/TNI.
g. Berdasarkan pendapatan perbulan, mayoritasnya konsumen yang berbelanja di pusat
perbelanjaan modern (Suzuya Mall) memiliki pendapatan rata-rata perbulan mulai darin
Rp 3.100.000-Rp 4.000.000 kemudian disusul dengan yang berpendapatan Rp 2.100.000-
Rp 3.000.000.
h. Berdasarkan produk yang dibeli, umumnya konsumen yang berbelanja di pusat
perbelanjaan modern membeli pakain kemudian disusul dengan konsumen yang membeli
lebih dari satu produk.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih tempat belanja di pusat
perbelanjaan modern yaitu dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi dan faktor non ekonomi.

47
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.1 Februari 2017: 42- 49

Faktor sosial ekonomi terdiri dari: harga, pendapatan, selera, dan gaya hidup. Sedangkan
faktor non sosial ekonomi (perilaku konsumen) yaitu lokasi, keragaman barang, pelayanan
dan fasilitas. Dari kedua faktor tersebut yang paling dominan mempengaruhi konsumen
dalam memilih tempat belanja yaitu:
a. Sosial ekonomi yang terdiri dari selera, gaya hidup dan harga.
b. Perilaku konsumen yang terdiri dari fasilitas, pelayanan dan keragaman barang.

Saran
Saran Bagi Pihak Manajemen
Bagi pihak manajemen pusat perbelanjaan modern selaku produsen hendaknya lebih
memperhatikan dan meningkatkan indaktor-indikator yang menjadi pertimbangan konsumen
dalam memilih tempat belanja terutama indikator-indikator yang paling dominan berpengaruh
terhadap konsumen.

Saran Bagi Perbankan


Bagi peneliti selanjutnya sangatlah penting untuk mengembangkan penelitian ini, dengan
menggunakan variabel–variabel atau indikator yang berbeda, sehingga temuan dari peneliti
selanjutnya dapat menghasilkan hasil yang lebih baik dengan harapan bisa melengkapi hasil
penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arnold; Mark J; Kristy E;Reynolds. (2003). Hedonic shopping motivations. Journal of Retailing,
77–95.

D. W. Utami;H.S. Goan;G. J. Milburn. (1997). Single Molecular Shuttle junction.

Dwiyanto Agus. (2006). Mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan Publik. Gajah Mada
University Press.

Fandy Tjiptono. (2004). Strategi Pemasaran. Yogyakarta.: Penerbit Andi.

Hall, & C.S.Lindzey. (1985). Introduction of Theories of Personality.

Hen, C. L., Arsad, Z., & Hasan, H. (2006). CAUSAL RELATIONSHIP BETWEEN STOCK
PRICE AND MACROECONOMIC. Regional Conference on Mathematic, Statistic and
Aplication.

Kotler, Philip, Gary, & Amstrong. (2004). Dasar-dasar Pemasar Pembelian Paket Layanan Data
Unlimited Internet . Jurnal Telekomunikasi dan Komputer.

Miles;Matthew B;A.Michael Huberman. (1992). Analisis data kualitatif. Jakarta: Universitas


Indonesia.

Mowen, & C, J. (2002). Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga.

Nugrahani, H, E., & Rjasanow, S. (2003). On the stochastic weighted particle method.
Nugrahani, Endar H., and Sergej Rjasanow. "On the Meshfree methods for partial
differential equations, 319-326.
48
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.1 Februari 2017: 42- 49

Plummer.K. (1983). Documents of Life: an introduction to the problems and literature of a


humanistic method. London: Unwin Hyman.

SA, & Mimi. (2016). Pengaruh Harga, Kualitas Pelayanan, Lokasi Dan Keragaman Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Di Ranch Market. Jurnal Ekonomi.
Storey, J. (2009). Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. 144-146.

Sakinah, A., and B. Mohd Nazir. (2002). Increasing Characteristic Variation in Dendrobium
Orchid Through Acute Irradiation." Proceeding: The 17th World Orchid Conference,
Shah Alam, Malaysia. Vol. 26.

Setiadi, Nugroho J. (2010). Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana.

Sigit Kurniawan. (2010). Perang Melawan Konsumerisme, yang terdapat dalam


http://www.rayakultura.net/wmview.php?ArtID=67, akses tgl 1 April 2010.

Siregar, Maya Asri L.(2011). "Analisis Pengaruh Faktor Budaya Dan Psikologis Terhadap
keputusan Berkunjung Pada Sun Plaza Medan."

Susilo, Dwi. (2015)” Dampak operasi pasar modern terhadap pendapatan pedagang pasar
tradisional di kota Pekalongan.” Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 20.1

Taufik Dian Permana, Analisis Faktor Budaya, Kelas Sosial dan Kelompok
Referensi,dalamhttp://karyailmiah.um.ac.id/index.php/manajemen/article/view/3928,
akses tgl 5 April 2010

Tuty, Alawiyah, Mal dan Perilaku Konsumtif masyarakat muslim Ambarukmo. Skripsi Tidak
diterbitkan. Yogjakarta :Ushuludin Sunan Kalijaga

Yudhistira, & Bria, S. Y. (2014). Dampak Keberadaan Mall Armada Town Square Terhadap
Pedagang Pasar Gotong-Royong Dan Pasar Rejowinangun Di Kota Magelang Tahun
2011-2014. Jurnal Ilmu Ekonomi, 1-15.

49

Anda mungkin juga menyukai