Harga produk yang ada di pasar juga relatif terbilang murah karena awalnya
pasar rakyat digunakan bagi para petani untuk dijadikan sebagai sarana untuk
menukarkan hasil taninya. Dan suasana dari pasar rakyat sendiri masih terlihat
Redesain Pasar Niten Bantul 9
berantakan. Berbeda dengan sekarang. Sudah banyak pasar tradisional yang tertata
dengan rapi namun tidak menghilangkan karakteristik pasar pada umumnya yaitu
dengan harga yang murah, interaksi langsung antar pembeli dan pedagang, dan
adanya tawar-menawar.
Istilah pasar tradisional juga biasa dikenal dengan nama Pasar Rakyat. Menurut
Undang-undang tahun 2014 mengenai perdagangan, terdapat 7 fungsi strategis pasar,
antara lain:
1. Simpul kekuatan ekonomi lokal
2. Memberikan kontribusi terhadap perokonomian daerah
3. Meningkatkan peluang kerja
4. Menyediakan sarana untuk berjualan. Terutama untuk usaha kecil dan menengah
5. Menjadi patokan harga pokok yang mendasari perhitungan kestabilan harga
6. Meningkatkan pendapatan asli daerah
7. Sebagai sarana keberlanjutan budaya setempat
Tata Bangunan pasar rakyat biasanya terdiri dari kios-kios, los (lapak), tenda-
tenda, Dan langsung dikelola oleh pemerintah setempat atau badang pengelola khusus
untuk pasar tradisional. Dalam pembangunan pasar tradisional terdapat 4 aspek
utama yang mencakup dalam dasar pembangunan pasar itu sendiri, yaitu: 1) Fisik,
2) Manajemen, 3) Ekonomi, dan 4) Sosial. (Peraturan Presiden tahun 2016 tentang
Pengembangan, Penataan, dan Pembinaan Pasar Rakyat)
Terdapat beberapa persyaratan untuk elemen bangunan pasar yang ditentukan
dalam SNI-8152-2015 tentang Pasar Rakyat, antara lain:
1. Pertemuan antara dua dinding tidak boleh membentuk sudut
2. Apabila pasar berlantai dua, ketinggian anak tangga maksimal 18 cm
3. Lantai harus mempunyai kemiringan yang mengarah ke saluran pembuangan
(khusus untuk lantai yang terkena air)
4. Meja penjualan harus memiliki saluran untuk pembuangan air genangan dan
permukaan nya rata
5. Meja penjualan harus menggunakan material anti karat dengan tinggi minimal
60cm dari lantai
•• Pola 2 (Plaza)
Dapat dilihat pada Gambar 2.1.4 bahwa pada pola ini terdapat satu ruang kosong
yang luas dan berpusat pada bangunan yaitu berupa void atau ruang terbuka.
Void tersebut difungsikan agar menjadi pusat orientasi sirkulasi pengunjung di
dalam bangunan dan dapat menjadi pembatas area pertokoan. Pada bagian void
ini bisa digunakan sebagai area taman ataupun tangga (jika memiliki 2 lantai).
Untuk sistem sirkulasi antar toko tetap menggunakan pola sirkulasi koridor.
Redesain Pasar Niten Bantul 12
Gambar 2.1.4 Sirkulasi Plaza
Sumber: Penulis, 2018
•• Pola 3 (Mall)
Pola ini (Gambar 2.1.5) memfokuskan arah sirkulasi hampir ke semua bagian
pertokoan. Di bagian tengah terdapat 2 (dua) buah void yang dapat memecah
orientasi sirkulasi pengunjung untuk dapat jalan kesemua arah toko. Pola seperti
ini cocok dijadikan sebagai bagian sirkulasi utama dari sebuah bangunan karena
dapat menghubungkan dua titik area pertokoan.
Bangunan Pasar
tritis
arang
Jl. P
Pasar ini memang terletak di area pinggir jalan yang dijadikan juga sebagai
akses utama kendaraan pada sebuah pemukiman. Tetapi ada sesuatu yang unik dari
pasar ini. Dengan tatanan pasar yang dimana losnya berada dipinggir jalan langsung
(Gambar 2,2,5) maka banyak juga karakter cara belanja baru bermunculan. Mulai dari
adanya perilaku belanja dimana para pembeli dapat memilih langsung produk tanpa
Redesain Pasar Niten Bantul 24
harus turun dari motornya masing-masing. Dan pada pasar ini tidak asing pula para
pembeli yang berjalan kaki akan saling berdampingan berbagi akses dengan pembeli
yang menggunakan kendaraan bermotor baik itu pembeli maupun pedagang. Hal ini
lah yang akan dijadikan preseden dimana rancangan akan mengambil karakter dari
perilaku belanja pada pasar ini.
Pasar ini berlokasi di Kotagede dan sudah menjadi pasar utama untuk keseharian
warga kotagede. Jika dilihat dari karakteristiknya, pasar ini terbilang ramai pengunjung.
Pasar ini terdiri dari kios-kios di bagian depan samping seperti dapat dilihat pada
gambar 2.2.6. Lalu terdapat los-los di dalamnya. Walaupun pasar ini terbilang ramai,
tetapi tetap saja masih banyak pedagang yang menjajakan dagangan dibagian luar
pasar bahkan hingga ke pinggir jalan. Itu dikarenakan karakteristik pedagang pasar
yang ingin datang langsung mendekati pembeli walaupun memang dibeberapa waktu
akan menyebabkan padatnya di bagian jalan depan pasar. Pembagian area pasar dapat
dilihat pada gambar 2.2.7 yang menunjukkan dimana saja area kios, area los, dan area
los yang berada di pinggir jalan.
Redesain Pasar Niten Bantul 25
Bangunan Pasar Kios Lapak Tambahan
Gambar 2.2.7 Skema Penataan Pasar Legi Kota Gede
Sumber: Penulis, 2018
2.2.5 Pasar Minulyo Pacitan
Pasar minulyo merupakan sebuah pasar tradisional yang berlokasi di Pacitan,
Jawa Timur. Pasar ini menjadi wadah bagi 950 pedagang lokal dari 12 kecamatan
untuk dijadikan sebagai tempat berjualan (Gambar 2.2.8). Pasar ini merupakan
pasalrhasil reloaksi dari dua pasar sebelumnya yang kemudian saat ini pasar minulyo
dijadikan sebagai salah satu dari 10 pasar percontohan di Indonesia.
Luas bangunan pasar meliputi 21.287 m2 dan terdiri dari fasilitas-fasilitas pasar
pada umumnya yaitu kios sebanyak 750 dan toko besar sebanyak 150 Yang menarik
dari pasar ini adalah bahwa pengguna dari pasar itu bukan hanya para pedagang yang
menetap, melainkan juga terdapat sekitar 280 pedagang keliling yang menjajakan
apa yang ada di dalam pasar tersebut. Para pedagang ini biasa disebut idheran/
ethek. Area parkir yang biasanya dipakai untuk parkir pada pagi dan siang hari, akan
berubah fungsi menjadi pasar pada malam harinya. Pasar ini justru memfasilitasi para
Pedagang Kaki Lima (PKL) agar mereka tidak berjualan sembarangan.