Anda di halaman 1dari 14

Nama : Hakim Tampubolon

Nim : 180160110
LATAR BELAKANG
 Manfaat ruang sangat mempengaruhi perilaku manusia, karena ruang yang digunakan merupakan tempat terbentuknya pola-pola
aktivitas manusia yang difungsikan setiap hari, dan perilaku inilah yang juga dibawa oleh lingkungan luar dalam interaksinya.
Arsitektur perilaku merupakan arsitektur yang membahas tentang hubungan tingkah laku manusia dengan lingkungannya. Di pasar
tradisional, interaksi penjual dan pembeli tidak hanya memenuhi kebutuhan ekonomi tetapi juga kebutuhan sosial. Interaksi antara
penjual dan pembeli di pasar tradisional menujukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.
 Pasar sebagai ruang publik memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian suatu Kota, dan juga secara besar dapat
berpengaruh terhadap perilaku manusi. Keberadaan pasar memiliki kedudukan yang sangat penting dalam satu kawasan.
 Dalam pemanfaatan ruang, pasar tradisional merupakan respon terhadap stigma pasar yang terlihat kumuh. Hal ini menjadi perhatian
bagi revitalisasi pasar tradisional bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kenyamanan. Akan tetapi, walaupun bertujuan untuk
meningkatkan kualitas dan kenyamanan. Pasar tradisional dalam kenyataannya program revitalisasi tersebut masih ada yang
menunjukkan tidak keberhasilan secara optimal, salah satu faktor yang menjadi penyebab pasar tradisional yang terbangun akhirnya
sepi adalah pembangunan pasar tradisional yang belum sesuai dengan perancangan.
 Adapun gambaran fenomena dipasar ini adalah ruang yang dirancang dan digunakan. Tetapi tidak untuk digunakan dengan baik. Salah
satunya ketika pedagang mulai berdagang di luar koridor jalan. Sehingga tidak berjalanya fungsi gedung pada lantai 2 yang
menyebabkan ios kosong yang tidak terpakai yang menjadikan pasar ini tidak berjalan dengan baik.
 Adapaun yang menarik untuk diteliti pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pola perilaku pedagang memanfaatkan ruang pasar,
serta bagaimana kondisi fisik pasar yang menyebabkan ruang-ruang didalam pasar tidak dimanfaatkan secara maksimal sesuai dengan
tujuan dan fungsi yang sudah direncankan sebelumnya.
RUMUSAN MASALAH
 Bagaimana perilaku pengguna pasar tradisional dalam memanfaatkan ruang pasar tradisional?

 Bagaiman pengguna ruang memanfaatkan ruang pasar tradisional?

TUJUAN
 Untuk mengetahui pola perilaku dalam pemanfaatan ruang pasar tradisional

 Untuk mengetahui pola memanfaatkan ruang pasar tradisional balige.

MANFAAT PENELITIAN
 Manfaat teoritis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan refrensi atau masukan kepada perencana dan pengelola pasar dalam
penyediaan pasar tradisional yang responsip terhadap perilaku pedagang yang menggunakan ruang didalam pasar, dan memperluas
pemahaman serta wawasan bagi penelitian yang lain yang meneliti bidang pemanfaatan pasar tradisional serta hubungan ruang dengan
perilaku pengguna ruang dalam bidang arsitektur.
 Manfaat praktis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para pedagang dalam penggunaan ruang berdagang yang
tepat dan menggunakan ruang yang tersedia secara optimal.
VARIABEL PENELITIAN
ARSITEKTUR PERILAKU
Haryadi & setiawan, 2010 menjelaskan Arsitektur perilaku merupakan cabang pengetahuan yang berpokus kepada behavioural setting
(tempat berperilaku yang berkepentingan dengan hal properties dan setting adalah karakteristik intrinsic, suatu sifat benda sesuai yang ada
.properties adalah fasilitas sarana prasarana pelengkap suatu ruang. Setting adalah perilaku arsitektural leih menjelaskan hal keruangan
yang berkaitan dengan perilaku.
Menurut Mangunwijaya, Y.B (1998), Arsitektur perilaku adalah arsitektur yang manusiawi, yang mampu memahami dan
mewadahi perilaku-prilaku manusia. Arsitektur perilaku juga merupakan yang menerapkan pertimbangan-
pertimbangan perilaku perancangan.

PERILAKU (BEHAVIORISME)
Perilaku adalah menunjukkan seseorang dalam tindakan yang berkaitan dengan aktivitas fisik manusia dalam membentuk interaksi orang
satu sama lain atau dengan lingkungan fisik. Disisi lain desain arsitektur menciptakan bentuk fisik yang dapat dilihat dan bisa di raba.
Oleh karena itu, hasil desain arsitektur dapat menjadi salah satu penyelengara acara tersebut perilaku, tetapi bisa juga penghalang
perilaku.
perilaku dapat dibedakan menjadi dua yatu: perilaku tertutup dan teruka
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
 Perilaku manusia dan hubungannya dengan setting fisik sebenarnya sangat erat kaitannya dan saling berpengaruh antara lingkungan
dan perilaku manusia.terdapat keterkaitan. Variable – variable yang berpengaruh terhadap perilaku penggunaan antara lain:Ukuran dan
bentuk, ruang, perabot dan penataanya, warna, suara temperature, dan pencahayaan.

FAKTOR – FAKTOR DALAM PRINSIP ARSITEKTUR PERILAKU


 Pendekatan perilaku mengarah pada ketertkaitan yang dialetik antara ruang dan manusia atau penghuni ruang tersebut
dengan perlunya memahami perilaku manusia yang berbeda-beda disetiap tempat dalam memanfaatkan ruang.
 .Manusia sebagai mahluk sosial tidak pernah terlepas dari lingkungan yang membentuk diri mereka. Diantara sosial dan arsitektur
dimana bangunan yang didesain oleh manusia.secara sadar atau tidak sadar, mempengaruhi pola perilaku manusia yang hidup didalam
arsitektur dan lingkungannya tersebut.

 ARSITEKTUR MEMBENTUK PERILAKU MANUSIA

 Manusia membangun demi pemenuhan kebutuhan bangunan demi pemenuhan kebutuhan pengguna yang hidup dalam
bangunan tersebut serta membatasi manusia untuk bergerak, berperilaku. Yang didesain oleh manusia yang pada
awalnya dibangun untuk pemenuhan kebutuhan manusia tersebut mempengaruhi cara kita dalam menjalani kehidupan
sosial dan nilai –nilai yang ada dalam hidup.
 PERILAKU MANUSIA MEMBENTUK ARSITEKTUR

 Manusia membuat bangunan, yang kemudian membentuk perilaku manusia. Setelah perilaku manusia terbentuk akibat arsitektur yang
dibuat, manusia kembali membentuk arsitektur yang telah dibangun sebelumnya atas dasar perilaku telah terbentuk, dan seterusnya.
POLA PERILAKU
 Kata perilaku menunjukkan manusia dalam aksinya, berkaitan dengan aktivitas manusia secara fisik, berupa interaksi manusia dengan
sesamanya ataupun dengan lingkungan fisiknya. Aktivitas atau kegiatan sebagai apa yang dikerjakan oleh manusia pada waktu tertentu.
 Keberadaan aktivitas pendukung tidak terlepas dari adanya fungsi-fungsi kegiatan publik yang mendominasi pengguna ruang publik
kota umumnya diantaranya, Teritori, Crowding, Adapatasi, Adjustment.

PEMETAAN PERILAKU (BEHAVORING MAPING)


 pemetahan perilaku artau behavoring mapping adalah perilaku yang digambarkan dalam diagram/sketsa mengenai suatu area yang
dimana manusia melakukan bemacam – macam kegiatan, dengan tujuan menggambarkan perilaku kedalam peta. Terdapat dua cara
dalam pemetaan perilaku yaitu, Pemetaan berdasarkan tempat (place centered mapping), Pemetaan berdasarkan pelaku (person
centered mapping).

RUANG
 Ruang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia disebakan karena manusia selalu bergerak dan berada didalamnya ruang tidak
mempunyai arti jika tidak ada manusia oleh karena itu perancangan ruang harus selalu didasarkan pada manusia

Komponen Pembentuk Ruang


 Adapun unsur-unsur yang dapat mewujudkan terbentuknya suatu ruang diantarnay, Lantai, Dinding, atap, Tekstur dan material, Warna,
Warna, Suara, Tenperatur
 PASAR TRADISIONAL
Pasar tradisional adalah suatu bentuk pasar dimana dalam kegiatannya atau
proses transaksinya masih dilakukan secara tradisional, yaitu penjual dan pembeli
bertemu untuk melakukan tawar-menawar harga suatu barang/jasa.
 Ciri – ciri pasar tradisional
1. Pasar tradisional dimiliki dan dikelola oleh pemerintah setempat
2. Adanya system tawar menawar
3. Barang barang yang dijual beragam
4. Sebagian besar Barang barang yang dijual berbahan local
 Kondisi pasar tradisional
Kondisi pasar tradisional saat ini, memberikan dampak perubahan perilaku
pada para konsumen. Akan tetapi tidak di ikuti dengan perubahan perilaku para
pengelola pasar tradisional (Dinas Pasar). Pada umumnya kondisi pasar tradisional
identic dengan tempat kumuh, jalan becek dan sempit, kotor, tidak nyaman harga tidak
pasti (tawar menawar) dan fasilitas minim, seperti parkir, toilet, tempat sampah, listrik,
dan air
 FAKTOR TERBENTUKNYA PASAR TRADISIOANAL

Perkembangan pasar secara garis besar diawali dengan adanya dua kebutuhan yang berbeda sehingga barter muncul pada saat itu. Pasar
terus bertumbuh setelah dikenal nilai tukar barang (uang), pada awalnya, pasar tradisional ini berlangsung di dalam ruangan atau di
lapangan terbuka, di bawah pohon besar yang sudah ada, di sudut perempatan, atau di tempat lain yang setidaknya terlihat strategis dari
lokasi yang bersangkutan

 TINJAUAN UMUM RUANG PASAR

Defenisi umum ruang apa bila ditinjau dari manusianya, maka ada dua macam kebutuhan ruang, yaitu ruang secara fisik dan ruang secara
emosioal. Secara fisik manusia mencari perlindungan dalam bentuk bangunan (kebutuhan akan tempat berdimensi tiga untuk melakukan
kegiatannya). Sedangkan secara emosional, manusia menikmati keindahan warna, tekstur, permainan bidang, tinggi plafond antaralain
sebagainya, yang lebih banyak ditentukan oleh selera dan pengalaman ruang dari masing-masing orang.

 KONDISI PASAR TRADISIONAL

Kondisi pasar tradisional saat ini, memberikan dampak perubahan perilaku pada para konsumen. Akan tetapi tidak di ikuti
dengan perubahan perilaku para pengelola pasar tradisional (Dinas Pasar).
 FAKTOR TERJADINYA PASAR TRADISIONAL

perkembangan pasar secara garis besar diawali dengan adanya dua kebutuhan yang berbeda sehingga barter muncul pada saat itu. Pasar
terus bertumbuh setelah dikenal nilai tukar barang (uang), pada awalnya, pasar tradisional ini berlangsung di dalam ruangan atau di
lapangan terbuka, di bawah pohon besar yang sudah ada, di sudut perempatan, atau di tempat lain yang setidaknya terlihat strategis dari
lokasi yang bersangkutan.
METODE PENELITIAN
 Metode penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif kulitatif. Penelitian yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena.
Penelitian ini digunanakan untuk membahas tentang penggunaan ruang pasar tradisional Balerong Balige dengan pendekatan arsitektur
perilaku. Metode ini digunakan untuk melihat kasus yang ditinjau yaitu, bagaimana kondisi fisik ruang dalam pasar yang menyebabkan
ruang dan ios ios yang tersedia tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Bagaimana perilaku manusia terhadap ruang yang merupakan
bukan untuk fungsinya malah dimanmaatkan oleh sekelompah pedagang sebagai pola aktivitas perdagangan. Penelitian kualitatif
didukung dengan dengan pendekatan deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan suatu objek secara sistematis, factual, dan akurat.

LOKASI PENELITIAN
 Lokasi dari penelitian ini yaitu berada di Balige adalah sebuah kecamatan dan juga merupakan ibukota Kabupaten Toba Samosir
Sumatera Utara, Indonesia. Penelitian dilakukan untuk mengungkap suatu fenomena pasar tradisional balerong balige pada penggunaan
bangunan bersejarah sebagai tempat beraktivitas
METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua jenis, antara lain:
1. Data primer
data adalah data-data yang dapat diperoleh peneliti dari sumbernya secara langsung, yang dapat dilakukan melalui observasi serta
wawancara/kusioner terhadap sampel yaitu pedagang formal dan konsumen/pengunjung.
Adapun metode pengumpulan data primer dalam penelitian ini dapat di paparkan:
Jenis survey Jenis Data Primer Teknik Riset
primer
Setting fisik  Bentuk dan ukuran Observasi lapangan: dalam bentuk foto dan sketsa
 Ruang
 Perabot dan penataannya
 Warna
 Suara, temperature dan pencahayaan

Pola aktivitas Perilaku dan aktivitas Pemetaan perilaku (behaviour mapping): menggambarkan
Penggunaan ruang perilaku pengguna ruang dalam peta.
Interaksi sosial

Pola perilaku  Teritori Kuisoner dan wawancara yang dilakukan kepada responden
 Crowding meliputi pedagang formal/pengunjung
 Adaptasi
 Adjustment
 Data sekunder, adalah data-data diperoleh dari studi literature, refrensi, serta dokumen lainnya yang signifikan dengan
penelitian. Adapun refrensi teori-teori untuk menjawab permasalahan dalam penelitian mengenai arsitektur lingkungan dan
perilaku, dan pola perilaku pengguna ruang pasar.
Tahapan memperoleh data primer dan sekunder didukung adanya adanya data yang terpaut langsung oleh subjek dan objek
penelitian. Tahapan tersebut dapat diperoleh dengan mengguankan beberapa metode pengumpulan data, antara lain:
a. Observasi
Pengambilan data obsevasi dilakukan dengan du acara yaitu pengambilan langsung dengan instrument kamera dan pengambilan
menggunakan metode pemetaan berdasarkan tempat (place centered maping).
b.Wawancara
Adapun tujuan wawancara dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data non fisik trkait faktor yang
mempengaruhi pergeseran ruang pasar diluar ruang lingkupnya.
c. Dokumentasi
Dokumentasi, adalah metode untuk memperoleh data berupa gambar – gambar aktivitas atau kegiatan pasar tradisional Balerong Balige.
METODE ANALISI DATA
Penelitian ini menggunakan metode analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif. Analisis data dilakukan dalam tiga kegiatan
secara bersamaan yaitu reduksi data, sajian dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Adapun tiga kegiatan tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut.

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi yang dipilih sebagai objek penelitian adalah pengguna ruang didalam pasar tradisional Balerong Balige Penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling, yang merupakan teknik menentukan sampel dengan beberapa
pertimbangan tertentu dengan tujuan agar data yang didapatkan nantinya lebih representatif .
Menurut Vinet dan Zhedanov (2011) dalam penelitian menyarankan besar untuk sampel dengan minimum adalah sebanyak 100
responden. Maka dalam mendukung penelitian ini jumlah sampel yang akan digunakan adalah sebanyak 100 orang responden dengan
asumsi karakteristik masing-masing responden terwakili .
 Pedagang

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, untuk pengambilan sampel diambil jumlah responden adalah sebanyak 50 orang pedagang
yang berdagang di ruang dalam pasar
 Pembeli/pengunjung

Jumlah sampel yang mewakili konsumen adalah sebanyak 50 orang responden dan akan digunakan quota random sampling yang
merupakan pengambilan sampel dengan cara acak dimana jumlah sampel telah ditentukan sebelumnya.
VARIABEL PENELTIAN

Variable parameter pengamatan Teknik riset


Setting fisik Pasar  Bentuk dan ukuran Observasi lapangan: dalam bentuk foto dan sketsa
 Ruang gambar setting
 Perabot dan penataannya
 Warna
 Suara, temperature dan
pencahayaan

Pola Pedagang Penggunaan ruang Pemetaan perilaku (behaviour mapping):


Aktivitas Pembeli Perilaku menggambarkan perilaku pengguna ruang
Interaksi sosial penggunaan ruang.

Pola Perilaku Pedagang  Teritori Kuisoner dan wawancara yang dilakukan kepada
Pengunjung/  Crowding responden meliputi pedagang formal/pengunjung
konsumen  Adaptasi
 Adjustment

Anda mungkin juga menyukai