Anda di halaman 1dari 6

TAMAN TEMATIK DI KOTA PEKANBARU

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA

Lela Purnamasari1), Yohannes Firzal2), Wahyu Hidayat3)


1)
Mahasiswa Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Riau
2) 3)
Dosen Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Binawidya Jl. HR. Soebrantas KM 12.5, Pekanbaru
Email: lepursa@gmail.com

ABSTRACT

Thematic parks as recreation areas encourage arts and social community. The Thematic
Park area in Pekanbaru has reached 15.65% of the 30% availability of public green open space
that has the potential to be a Smart Park. This opportunity can be used as an alternative to present
Smart Park which is suitable for children. The research method applied to the design of the
Thematic Park as a Smart Park is thematic garden architectural principles. This can be completed
using an effective and innovative architecture metaphor approach and formed into an expressive
and functional visual form. The concept applied to the design of the Smart Park is related to Atomic
Rutherford. The electrons in the atom are formed as educational buildings that are scattered in the
regional order and linked to the skybridge as an application of electron orbitals. Meanwhile, the
atomic nucleus is formed as a waterwork zone by utilizing the sloping contour on the Thematic
Park area.

Keywords: Thematic Park, Smart Park, Metaphor, Atom Rutherford

1. PENDAHULUAN kepentingan rekreasi warga 65,05% (Aini,


Keberadaan taman tematik di suatu kota dkk, 2015). Dengan demikian, diperlukan
dapat menjadi sarana untuk berkumpul, alternatif bentuk pada pengolahan RTH
pendidikan dan olahraga, berekspresi bagi publik di Kota Pekanbaru sebagi upaya
remaja, tempat pembelajaran teknologi, dan pemenuhan RTH publik dan minat
meningkatkan kualitas dalam menghidupkan masyarakat, sekaligus menjadi peluang untuk
suatu kawasan perkotaan. Banyak kota-kota memperkenalkan pendekatan lain kepada
di Indonesia yang sudah memiliki taman masyarakat dengan menghadirkan taman
tematik, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, tematik sebagai sarana fungsi ekspresi,
Yogyakarta, Makassar, dan lain-lain. Namun, edukasi dan rekreasi.
masih minim dijumpai keberadaan taman Peluang untuk menghadirkan suatu
tematik yang representatif di Kota Pekanbaru. taman tematik sejalan dengan perencanaan
RTH publik di Kota Pekanbaru kota layak anak di Kota Pekanbaru.
memiliki potensi untuk diolah menjadi suatu Dibutuhkannya banyak aspek pendukung
taman tematik. Taman tematik yang telah yang harus tersedia dalam mewujudkan kota
tertata berjumlah 15,65 % dari jumlah yang layak anak melalui perencanaan Taman Pintar
telah yaitu minimal 30% dari luas wilayah (Sudirman, 2015).
(Aini, dkk, 2015). Hal tersebut menjadi Potensi dalam pengolahan taman
tantangan sekaligus potensi dan peluang pintar yang representatif merupakan peluang
untuk memanfaatkan ketersediaan lahan-lahan untuk memperkenalkan kepada masyarakat
tersebut dengan mengelola sebagai taman melalui pendekatan desain arsitektural dengan
tematik yang lebih representatif. bentuk yang lebih fleksibel, komunikatif, dan
Animo masyarakat Kota Pekanbaru ekspresif. Memunculkan interprestasi yang
yang menginginkan RTH dalam bentuk taman lebih dinamis dan ekspresif., serta bentuk
kota, terkait dengan terbatasnya area terbuka tersebut dapat menjelaskan suatu fungsi yang
yang diakses oleh masyarakat untuk dimaksud dengan lebih baik.

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 1


Penerapan desain dinamis, ekspresif cara pengumpulan data lapangan, studi
dan komunikatif tersebut merupakan prinsip pustaka, dan studi empiris.
dalam arsitektur metafora yang mudah untuk
dikenali secara visual, serta memiliki makna 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dan dapat diekspresikan kedalam bentuk yang 3.1. Taman Tematik
lebih inovatif. Metafora konkrit memudahkan 3.1.1 Prinsip-prinsip Taman Tematik
pandangan visual dalam menafsirkan suatu Taman tematik yang dirancang pada
bentuk desain dan dapat memunculkan penelitian ini memiliki prinsip yang akan
interprestasi pengamat yang berbeda-beda berpengaruh terhadap visual dan verbal
dalam menafsirkan suatu ekspresi bentuk pengunjung. Taman tematik tersebut selain
yang dimaksud. menghadirkan wahana atraksi bagi
Adapun yang menjadi permasalah pengunjung, juga menyediakan fasilitas
yang akan dikaji adalah sebagai berikut: aksesabilitas yang memadai dan
1. Bagaimana menentukan fasilitas yang ada memperhatikan keamaan dan keindahan pada
di Taman Pintar sebagai Taman Tematik kawasan taman tematik yang teratur.
dapat mendukung aktifitas penggunanya? Perancangan taman tematik yang peruntukkan
2. Bagaimana menerapkan prinsip dari untuk segala usia di kalangan masyarakat,
arsitektur metafora untuk menciptakan khususnya anak-anak. Persepsi warna pada
suasana yang ekspresif dan komunikatif desain taman tematik ditujukan untuk
pada Taman Pintar sebagai Taman menciptakan kenyamanan visual sesuai
Tematik tersebut? kategori warna (Degenius, 2016).
3. Bagaimana menerapkan konsep dari
perancangan Taman Pintar sebagai 3.1.2 Kategori dan Jenis Taman Tematik
Taman Tematik yang sesuai dengan Perancangan taman pada penelitian ini
prinsip-prinsip arsitektur metafora? merupakan taman tematik Kelas 1a yang
Berdasarkan permasalah tersebut memiliki kehadiran pengunjung dibawah
didapatlah tujuan sebagai berikut: 250.000. Taman tematik dirancang ini tidak
1. Mengetahui dan menetapkan fasilitas hanya sebagai tempat rekreasi, namun juga
yang ada pada Taman Pintar sebagai mengusung tema edukasi dan menyajikan
Taman Tematik yang dapat mendukung wahana-wahana pengetahuan baik indoor
aktifitas penggunanya. maupun outdoor (Leonard, 2015). Hal ini
2. Menerapkan prinsip-prinsip dari disesuaikan dengan 65% minat masyarakat
arsitektur metafora untuk menciptakan hadirnya sebuah taman tematik di Kota
suasana yang ekspresif dan komunikatif Pekanbaru dan jumlah penduduk kota
pada Taman Pintar sebagai Taman Pekanbaru yang berjumlah 26.448 jiwa.
Tematik tersebut. Disesuaikan pula dengan tingkat kunjungan
3. Menerapkan konsep perancangan Taman wisatawa mancanegara pertahun mencapai
Pintar sebagai Taman Tematik yang 29.904 jiwa (BPS Kota Pekanbaru, 2015).
sesuai dengan prinsip-prinsip arsitektur
metafora. 3.1.3 Persyaratan Taman Tematik
Bangunan rekreasi harus dapat
2. METODE PENELITIAN menampung berbagai macam aktifitas
Penelitian ini menggambarkan didalamnya. Bangunan dan tatanan kawasan
penerapan arsitektur metafora pada taman didesain untuk menampung kebutuhan
pintar sebagai taman tematik. Metode berbagai jenis pengguna dan kebutuhannya.
penelitian yang digunakan adalah metode Daerah rekreasi seperti taman tematik juga
kualitatif deskriptif yaitu menganalisa prinsip- harus menawarkan safe, healtful, serta
prinsip dari arsitektur metafora yang attractive atmosphere. Bangunan rekreasi
diterapkan pada kawasan. Metode juga identik dengan kegiatan yang
pengumpulan data yang dilakukan dengan berhubungan/ menyatu dengan kegiatan yang
dilakukan.

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 2


Perancangan suatu taman tematik 3.2.2 Ketegori Arsitektur Metafora
harus memperhatikan lokasi yang sesuai Pada perancangan Taman Pintar sebagai
dengan perancangan tata kota dan terbebas Taman Tematik ini menggunakan arsitektur
dari bencana alam. Lokasi yang dipilih harus metafora konkrit (tangible metaphor) yang
strategis dan mudah dijangkau oleh memberikan kemudahan dalam visual pada
pengunjung. Taman tematik yang memiliki suatu bentuk untuk berkomunikasi dan
taman terbuka harus ditutupi rumput tanaman berekspresi. Metafora konkrit berangkat dari
hias, bunga dan pohon. Wahana permainan visual atau karakter material. Kategori
yang ada pada taman tematik harus nyaman metafora ini lebih mudah untuk diraba, karena
dan dikelompokkan berdasarkan jenis dan lebih bersifat fisik (Antoniades, 1992).
kelompok umur pengguna. Taman Tematik Penerapan desain metafora yang dinamis,
juga memiliki sistem utilitas yang baik dan ekspresif dan komunikatif serta dapat
memadai (Imammudin, 2017). memunculkan interprestasi daam menafsirkan
suatu ekspresi bentuk yang dimaksud.
3.1.4 Taman Pintar sebagai Taman
Tematik 3.2. Penerapan Arsitektur Metafora pada
Taman tematik yang dimaksud pada Perancangan Taman Pintar
perancangan ini memiliki tema utama sebagai Perancangan Taman pintar sebagai
Taman pintar. Taman pintar memiliki fungsi sarana rekreasi edukasi ini menerapkan
sebagai tempat rekreasi, edukasi, imajinasi prinsip yang dapat mengkomunikasikan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada fungsi dari bentuk arsitektural secara visual.
taman pintar. Taman pintar sebagai taman Tema disesuaikan dengan fungsi taman
tematik akan menyediakan wahana-wahana tematik sebagai wadah rekreasi edukasi ini ini
edukasi indoor maupun outdoor yang mengambil konsep dari bentuk Atom
menghadirkan tema-tema berbeda dalam Rutherford yang menjadi konsep dasar dalam
kawasan Taman Pintar sebagai memanfaatkan mengembangkan perancangan Taman Pintar.
RTH publik dan menghidupkan kawasan
dalam suatu perkotaan. Taman Pintar sebagai
Taman Tematik pada perancangan ini
termasuk dalam klasifikasi medium dengan
luasan 12.160m2 (Oktavia, 2013).

3.2 Arsitektur Metafora


3.2.1 Prinsip Arsitektur Metafora
Arsitektur merupakan instrumen
komunikasi yang dapat menyampaikan
makna yang terkandung didalamnya.
Arsitektur bukan hanya sekedar bangunan
mati yang tidak memiliki jiwa, namun
arsitektur adalah sebuah bentuk bahasa,
sehingga merupakan bagian dari komunikasi
(Antoniades, 1992).
Arsitektur Metafora pada perancangan
Taman Pintar sebagai Taman Tematik akan Gambar 1. Atom Rutherford sebagai Konsep Kawasan
memberikan suatu tatanan dan bentuk yang
mengkomunikasikan kepada pengunjung Kemudian, Atom Rutherford tersebut
mengenai fungsi dari Taman Pintar tersebut. diterjemahkan menjadi ikatan molekul yang
Arsitektur metafora akan memberikan diterapkan sebagai konsep sebaran bangunan
interprestasi pengunjung untuk dapat berfikir dalam perancangan Taman Pintar. Molekul-
secara imajinatif. molekul disesuaikan dengan keterkaitan
fungsi bangunan.

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 3


A. Vegetasi
Penggunaan vegetasi disesuaikan
dengan pemanfaatan dan respon terhadap site
dan lingkungan. Pemanfaatan vegetasi
peneduh, peredam kebisingan, pemecah
Gambar 2. Molekul Atom Rutherford sebagai Konsep angin, serta estetika kawasan.
Sebaran Bangunan

A. Tatanan Kawasan
Konsep yang digunakan pada tatanan
kawasan taman tematik ini adalah atom
Rutherford yang dikembangkan manjadi tiga
bagian (Gambar 1). Inti atom diterapkan
sebagai Zona Waterwork yang berada di
tengah site sebagai pemanfaatan kontur
landai. Zona waterwork tersebut dikelilingi
oleh bangunan indoor edukasi dan penunjang
sebagai penerapan bentuk elektron yang
mengelilingi inti atom. Bangunan yang Gambar 5. Pemetaan Vegetasi
tersebar pada tapak dihubungkan oleh
skybridge yang berbentuk orbit elektron B. Bangunan Indoor dan fasad
sebagai unity kawasan (Gambar 3). Bangunan indoor menerapkan konsep
Atom Rutherford yang diterjemahkan menjadi
molekul Atom Rutherford yang merupakan
perpaduan dari satu atau lebih atom yang
saling mengikat. Penerapan konsep molekul
tersebut disesuaikan dengan fungsi sebaran
bangunan dalam tatanan kawasan Taman
Pintar (Gambar 5).

Gambar 3. Tatanan Kawasan Taman Pintar

B. Pencapaian Tapak
Akses masuk menuju Taman Pintar ini
terdiri dari 4 akses. Keempat akses ini
memiliki fungsi yang berbeda, akses angkutan
bus, pejalan kaki, akses pengendara motor,
dan akses mobil. Sedangkan, akses keluar
untuk bus berada di jalan buatan warga sama
hal dengan akses masuk, dan akses keluar
untuk roda 2 dan roda 4 berada ke arah jalan
Yos Sudarso.

Gambar 5. Konsep Massa

Bentuk fasad yang digunakan pada


bangunan dibagi menjadi dua jenis. Bentuk
fasad dengan perpaduan batangan logam dan
kaca diterapkan bangunan pengelola, ekologi,
astronomi food,court, dino adventure, dan
Gambar 4. Akses Kendaraan Pengunjung planetarium (Gambar 6).

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 4


Gambar 9. Skybridge menyatu pada bangunan

B. Eksterior kawasan
Pada wahana outdoor terdapat Atomic
Gambar 6. Bentuk bangunan fasad logam Sclupture sebagai identitas Taman Pintar yang
dirancang menggunkan konsep Atom
Bentuk fasad perpaduan pucuk rebung Rutherford. Atomic Scluptute ini berbentuk
sebagai ciri khas budaya diterapkan pada seperti atom, sehingga sesuai dengan fungsi
bangunan budaya (Gambar 7).Bentuk-bentuk yang dimaksud sebagai sarana rekreasi ilmu
fasad tersebut menjadi unity (kesatuan) pada pengetahuan.
bangunan yang memiliki bentuk gubahan
yang berbeda-beda.

Gambar 10. Atomic Sclupture

Pada kawasan Taman Pintar ini,


Gambar 7. Bentuk bangunan fasad ornamen sarana outdoor dilengkapi pula dengan
wahana edukasi dan ekspresi. Hal ini
A. Skybridge ditunjukkan dengan tersedianya Taman
Skybridge merupakan penerapan Musik, Taman Superhero, sona waterwork
bentuk dari orbital elektron pada konsep dan zona anak (Gambar 12).
Atom Rutherford. Selain digunakan sebagai
sirkulasi, skybridge merupakan unity
(kesatuan) pada kawasan Taman Pintar pada
perancangan yang menyatukan sebaran
bangunan pada tapak dengan 3 akses
skybridge yang berbeda-beda. Hal ini guna
menimbulkan kesan dan suasana yang
berbeda bagi pengunjung saat memanfaakan
akses skybridge tersebut dari bangunan 1 ke
bangunan lainnya (Gambar 8).

Gambar 11. Wahana Outdoor

C. Interior
Pada perancangan Taman Pintar ini
terdapat wahana indoor yang merupakan
bangunan edukasi. Sistem ruang yang
digunakan seperti retail-retail belajar sehingga
memudahkan akses pengunjung dalam
Gambar 8. Konsep tipe skybridge mengunjungi wahana pengetahuan yang ada.

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 5


tapak, dan dihubungkan oleh skybridge
yang diterjemahkan dari bentuk orbital
elektron Atom Rutherford.

DAFTAR PUSTAKA
Aini, Isnawan, Saleh. 2015. “Evaluasi Ruang
Gambar 12. Ruang Edukasi terbuka Hijau di Kota Pekanbaru”. Jurnal
UMY, Vol. 3 No. 1. Yogyakarta.
Pada bangunan edukasi yang Antoniades, Anthony C. 1992. Poethics of
terhubung dengan skybridge, sistem tiket dan Architecture. Van Nostrand Reinhold,
New York.
pemeriksaan yang diterapkan berada disetiap
Badan Pusat Statistik. 2015. Kota Pekanbaru
pintu masuk. Sehingga, mempermudah akses Dalam Angka Tahun 2015. Pekanbaru.
pengunjung dan menciptakan keamanan Degenius IT Training Center. 2016. Age an
dalam bangunan. Gender Based Color Preferences.
Pekanbaru.
Imammudin, Ahmad Haritz. 2017. Taman
Hiburan Tematik (Theme Park) di
Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan.
Universitas Atmajaya, Yogyakarta.
Leonard, Andre. 2015. Kajian Arsitektural Theme
Park. Skripsi tidak diterbitkan.
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Gambar 13. Pengelolaan tiket dalam bangunan Oktavia. 2013. Taman Pintar di Kota Solo
berdasarkan Pendekatan Arsitektur
4. KESIMPULAN Metafora. Skripsi tidak diterbitkan.
Kesimpulan dari perancangan Taman Universitas Atmajaya, Yogyakarta.
Tematik di Kota Pekanbaru dengan Sudirman, 2015, Taman Pintar di Kota
Pendekatan Arsitektur Metafora: Pekanbaru [online],
(http://bertuahpos.com/berita/tiap-
1. Perancangan taman tematik terbagi atas
kecamatan-di-pekanbaru-harus-punya-
konsep pencapaian tapak, penzoningan, taman-pint.html, diakses pada tanggal 17
tatanan ruang luar, vegetasi, bentuk Oktober 2017)
fasad dan tampilan fisik bangunan yang [online] ejurnal.unsrat.ac.id. Diakses pada tanggal
disesuaikan fungsional Taman Pintar. 23 Oktober 2017 pukul 10.52 WIB.
2. Pemilihan tema Arsitektur Metafora [online] www.tamanpintar.com. Diakses pada
dalam kategori metafora konkrit tanggal 25 Oktober 2017 pada pukul
memiliki keunggulan dalam 07.09 WIB.
memudahkan menyampaikan maksud
suatu fungsi kepada pengamat. Prinsip-
prinsip itulah yang kemudian diterapkan
pada perancangan Taman Pintar sebagai
Taman Tematik.
3. Konsep penataan Taman Tematik yang
mewadai aktifitas yang bersifat edukasi,
rekreasi, dan ekspresi, yakni dengan
menerapkan elemen-elemen bentuk dari
Atom Rutherford sebagai konsep dasar
dalam penataan kawasan yang
diterjemahkan sebagai zona waterwork
yang berada di tengah kawasan,
sekaligus memanfaatkan kontur landai.
Elektron diterjemahkan sebagai
bangunan edukasi yang tersebar pada
Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 6

Anda mungkin juga menyukai