teknologi.
Abstrak—Lingkungan binaan membentuk perilaku manusia, dalam
arsitektur manifestasi fisik sebuah ruang menentukan aktivitas manusia di Seiring berjalannya waktu, pola pikir manusia juga berubah, begitu
dalamnya. Hal ini berpengaruh juga pada socioculture di wilayahnya, pula budaya pada suatu tempat. Budaya pada suatu wilayah tidak
dimana keduanya saling mempengaruhi. Dalam paper ini dibahas
mengenai isu socioculture yang ada pada wilayah Tunjungan yang hanya dipengaruhi pola pikir manusia saja namun juga dipengaruhi
mempengaruhi bangunan perancangan Cultural Center and Museum kondisi fisik atau geografis dari wilayah tersebut. Setiap wilayah di
Blauran yang terletak di daerah Jalan Tanjung Anom. Kerangka kerja yang belahan dunia memiliki sociocultural masing-masing yang melekat
dipakai dalam proses perancangan adalah force-based framework. Tahap pada masyarakatnya. Misalnya pada Benua Eropa perumahannya
pertama adalah mengidentifikasi force, selanjutnya melakukan site memiliki pemanas karena wilayahnya terdapat musim dingin
analysis, dan menentukan kriteria rancang. Tahap kedua yaitu melakukan sedangkan pada Indonesia hal ini menjadi suatu yang absurd
respon bentuk dan juga pemograman ruang. Tahap ketiga adalah
menentukan struktur dan material. Lalu terakhir akan disampaikan
karena Indonesia berada pada iklim tropis.
kesimpulan yang didapat.
Merupakan museum sejarah Tunjungan di Kecamatan Genteng, Surabaya Pusat. Adapun design
lokal dari wilayah salins les force yang didapat adalah sebagai berikut.
bains yang dirancang
dengan tujuan restorasi yang ASPECT SYNTHESIS FORCES
menghadirkan arsitektur asli CONTEXT Historic Past Narrative Space
kompleks dengan tambahan Shopping Street
Salt Museum, Salins Les Bains elemen modern. CULTURE Kesenjangan Inclusivity
Tabel 1. Preseden yang digunakan Pertunjukan seni
Spot foto
NEEDS Revitalisasi Cultural Center
Ruang publik
Tabel 2. Design force
III. METODE PERANCANGAN & FRAMEWORK
IV. DISKUSI
A. Design Framework
Pada perancangan PA 4 lahan yang diambil adalah lahan yang
Merancang merupakan suatu proses yang dilalui seorang individu terletak di Jl. Tanjung Anom di depan SMPN 4 Surabaya. Dengan
dalam menghasilkan sebuah karya. Dimana dalam proses ini luas lahan 85 x 60 meter. Adapun kelebihan dari pemilihan lahan ini
setiap individu memiliki caranya sendiri dalam meraih hasil akhir. adalah berada dekat pemukiman warga sehingga dapat menjadi
Setiap kerangka rancang memiliki tahap evaluative dan eksploratif. sebuah wadah yang dapat digunakan warga untuk mengatasi isu
Pada perancangan PA 4, kerangka rancangan yang digunakan sosial seperti kesenjangan. Selain kelebihan Adapun
adalah force based framework
kekurangannya yaitu jalan akses yang sempit dan kurang strategis,
sehingga harus mencari solusi agar pengunjung tertarik memasuki
B. Force-based Framework bangunan
ANALISA SITE
20.400 meter2. Pada tahap ini terdapat prinsip front, dimana façade bukaan dimaksimalkan pada façade bangunan, lalu pada bangunan
dari bangunan ditetapkan oleh ruang hijau di depan massa sebagai public dibuka pada jam 09.00.
entrance bangunan.
Lalu pada tahap terakhir merupakan bentuk yang akan Tabel 6. Program ruang
diterapkan pada perancangan. Pada tahap ini digunakan prinsip
orientation, dimana bangunan ini dipotong menjadi segitiga Tahapan selanjutnya yaitu melakukan transformasi spasial,
gunanya agar cahaya matahari masuk ke dalam ruangan. dimana program ruang digunakan sebagai penentu penempatan
Transformasi ini dilakukan berdasarkan jam operasional pada ruang pada bangunan Program Ruang Dalam program ruang ini
bangunan. Pada bangunan workshop jam operasional nya dimulai terdapat penentuan aspek terhadap ruang seperti berada di zonasi
pada jam 07.30 dimana matahari terbit pada bagian timur sehingga
GENAP 2021-2022/APA 4 /TUGAS 4/ KELAS A 5
Untuk struktur atap digunakan baja ringan dan plat lantai yang
digunakan sebagai green roof dimana air resapan pada green roof
Tabel 9. Dimensi elemen struktur bangunan disalurkan pada sistem rainwater harvesting. Pada atap bangunan
juga digunakan skylight untuk penerangan ruangan. Kedua elemen
Adapun material yang digunakan pada bangunan yaitu ini termasuk dalam kriteria rancangan yaitu K2 dan K8.
menggunakan concrete on-site, dimana keputusan ini
dipertimbangkan dengan alasan material beton yang tidak rawan
kebakaran dimana hal ini sangat penting mengingat bangunan yang
berada sangat dekat dengan pemukiman. Alasan kedua yaitu hemat
transportasi karena dibuat di site, dimana keputusan dibuat
mengingat akses jalan yang sempit.
Gambar 11. Sistem sanitasi Pada gambar di atas merupakan sirkulasi visitor yang telah
disesuaikan dengan kriteria rancang K1 yaitu menghadirkan
Berikut adalah penerapan utilitas pumbling pada bangunan sequence (path) sebagai bentuk naratif arsitektur. Dimana
rancangan. Dimana pada sistem pumbling terdapat dua sumber air perjalanan visitor mulai dari parkiran basement lalu menuju tangga
yang digunakan yaitu air PAM dan rainwater collecting. Untuk akses yang akan membawa visitor ke dua pilihan yaitu menuju
penggunaan air PAM digunakan untuk wastafel dan sprinkle foodcourt atau lobi untuk ke museum. Apabila pengunjung memilih
sedangkan rainwater harvesting digunakan untuk kolam dan untuk ke lobi akan masuk ke museum dan library yang ada di lantai
penyiraman WC. dua lewat tangga.
GENAP 2021-2022/APA 4 /TUGAS 4/ KELAS A 7
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA