Anda di halaman 1dari 110

KONSEP ARSITEKTUR

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI


KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1. Kajian Teori Berkaitan dengan Tema

Tema yang diusung dalam Perencanaan dan Perancangan Sentra


Pembudidayaan dan Pengolahan Kopi di Kota Kediri, Jawa Timur yaitu
Arsitektur Berkelanjutan. Berikut adalah pengertian dari tema yang diambil
untuk judul konsep arsitektur ini :

2.1.1. Pengertian Arsitektur

a. Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia yang lebih baik


daripada hanya sekedar fisik, akan tetapi ini juga menyangkut
tentang pranata-pranata budaya dasar. Pranata ini menyangkut
beberapa hal yaitu, tata atur kehidupan sosial dan budaya
masyarakat yang diwadahi dan sekaligus mempengaruhi arsitektur
itu sendiri.( Amos Rappoport, 1981 )

b. Arsitektur merupakan sebuah vastuvidya atau wastuwidya yang


berarti ilmu bangunan. Dalam pengertian wastu terhitung pula tata
bumi, tata gedung, tata lalu lintas atau disebut dhara, harsya,
yana.( JB. Mangunwijaya, 1992 )

c. Arsitektur membentuk suatu tautan yang mempersatukan ruang,


bentuk, teknik dan fungsi.( Francis DK Ching, 1979 )

d. Arsitektur merupakan sebuah kekuatan / kekokohan (virmitas),


keindahan / estetika (venustas), dan juga sebagai kegunaan /
fungsi (utilitas). Selain itu, arsitektur juga merupakan sebuah ilmu
yang timbul dari ilmu-ilmu yang lain serta juga dilengkapi dengan
proses pembelajaran. Salah satu contoh cabang ilmu yang harus
dipelajari yaitu ilmu filsatat, terutama tentang rasionalisme,
empirisisme, fenomenologi strukturalisme, post-strukturalisme.
Semua hasil karya yang dihasilkan dengan penerapan ilmu
arsitektur dapat dikatakan sebagai suatu karya seni.( Marcus Pollio

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Vitruvius, 1486 )

e. Arsitektur tidak hanya dapat dilihat dan diraba melainkan dapat


didengar dan dirasa, ini merupakan bagian dari arsitektur itu sendiri.
Melalui pendengaran dapat menggambarkan sesuatu yang
berhubungan dengan bentuk dan material yang digunakan, serta
pendengaran juga dapat mempengaruhi perasaan
seseorang.( Rasmussen, 1964. Experiencing Architecture )

f. Arsitektur dimulai sebagai tempat bernaung (shelter) yang


kemudian setelah itu bangunan pertama yang dikenal sebagai
tempat tinggal yang dimana orang memerlukan tempat bernaung
untuk keberlangsungan hidup. Meski demikian, tempat bernaung
bukanlah satu-satunya fungsi utama sebagai
perumahan.( Catanese & Synder, 2001 )

g. Arsitektur merupakan tempat bernaung yang paling sederhana


hingga yang paling rumit sekaligus, arsitektur juga dapat dikatakan
sebagai lingkungan binaan dan lingkungan buatan yang mempunyai
kegunaan yang bermacam macam mulai dari melindungi manusia
beserta elemennya hingga menjadi sebuah status sosial.( Kamus
Besar Bahasa Indonesia )

2.1.2. Pengertian Berkelanjutan

a. Sustainable development merupakan suatu proses pembangunan


berupa lahan, kota, bisnis, masyarakat dan sebagainya yang
memegang prinsip memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan.
Dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan terdapat salah
satu faktor yang harus dihadapi yaitu bagaimana cara meperbaiki
rusaknya lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan keadilan
sosial dan pembangunan ekonomi.( Brundtland, 1987. Persatuan
Bangsa Bangsa )

b. Pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga poin utama yaitu

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

ekonomi, sosial dan lingkungan yang saling bergantung dan juga


saling menguatkan satu dengan yang lain.( Laporan PBB, 2005.
KTT Dunia )

c. Berkelanjutan merupakan system biologis yang tetap mampu


menghidupi keanekaragaman hayati serta produktivitas tanpa
batas. Suatu lahan dan hutan basah yang terlihat sehat dan
berumur panjang merupakan salah satu contih system biologi dari
keberlanjutan. Dalam istilah yang lebih umum, keberlanjutan adalah
daya tahan suatu system dan proses. Prinsip pengorganisasian
keberlanjutan merupakan suatu pembangunan berkelanjutan, yang
mencakup empat poin yang saling terhubung, yaitu ekologi,
ekonomi, politik, dan budaya.( Ordóñez dan Duinker, 2010 )

d. Keberlanjutan dalam suatu perkotaan dalam teori dan juga


prakteknya yang menanggapi krisis keberlanjutan dunia saat ini
adalah dengan kembali kepada bagian sederhana. Semua itu akan
membuat kontribusi besar untuk bagaimana cara untuk merespon
krisis tersebut. Cara ini akan menyediakan sarana pembelajaran
refleksivitas keberlanjutan dalam perkotaan khususnya untuk
perkembangan sosial yang positif dan perubahan yang di
proyeksikan. ( James, Paul; Magee, Liam; Scerri, Andy; Steger,
Manfred B. 2015. Urban Sustainability in Theory and Practice )

2.1.3. Kesimpulan

Arsitektur Berkelanjutan merupakan sebuah teori dibidang


arsitektur mulai dari sistem hingga penanganan yang berujuan guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan keadaan
lingkungan sekitar dan juga tanpa merugikan kebutuhan masyarakat
yang akan datang. Dengan begini keseimbangan antara arsitektur
dengan alam dapat seimbang dan berjalan dengan baik.

2.2. Kajian Teori Berdasarkan dengan Tema

Arsitektur Berkelanjutan atau Sustainable Architecture dapat diartikan

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

juga sebagai Arsitektur yang berwawasan lingkungan, maksudnya adalah


paham tentang arsitektur yang melakukan pendekatan tentang pembangunan
berkelanjutan. Ini diungkapkan dalam Report of The World Commission on
Envirinment and Development pada tahun 1987. Konsep Sustainable
Development dapat diartikan atau didefinisikan sebagai pembangunan yang
memenuhi kebutuhan manusia saat ini tanpa mengkompromikan kemampuan
generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan yang akan datang.( Prayoga,
2013 )

Maka berdasarkan pengertian diatas, desain berkelanjutan atau


sustainable design merupakan sebuah desain yang mampu untuk mengatasi
kondisi yang terjadi akibat pengaruh krisis lingkungan global, pertumbuhan
pesat berkaitan dengan ekonomi dan populasi manusia, sumber daya alam,
kerusakan ekosistem hayati manusia.

Desain berkelanjutan atau sustainable design bertujuan untuk


mengurangi dampak negatif yang diakibatkan proses dalam berarsitektur pada
lingkungan sekitar, kesehatan dan kenyamanan sekitar sehingga meningkatkan
kinerja dari bangunan arsitektur. Pada kenyataan pelaksanaannya, desain
berkelanjutan ini dapat dipresentasikan menjadi bentuk, yaitu :

1. Mikrokosmos, desain berkelanjutan yang dapat diwujudkan dalam


bentuk benda untuk pengunaan sehari-hari.

2. Makrokosmos, desain berkelanjutan yang dapat diwujudkan menjadi


sebuah bangunan, kota, atau hal yang berkaitan dengan fisik yang
ada dipermukaan bumi. Bentuk ini yang dapat diterapkan pada
paham arsitektur lansekap, desain urban, desain grafis dan
perencanaan kota. ( Prayoga, 2013 )

Dengan demikian Sustainable Architecture memiliki tujuan yang postif


yaitu untuk mencapai kesadaran lingkungan dan memanfaatkan sumber daya
alam sebaik mungkin agar tetap menjaga kualitasnya serta dapat
dimanfaatkan pada generasi yang datang dan dalam rangka untuk tetap
menjalankan proses pembangunan yang terus berlanjut serta menciptakan
arsitektur yang selaras dan berdampak positif terhadap lingkungan.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Sustaianable Architecture memiliki 3 komponen utama yaitu


keberlanjutan ekonomi, lingkungan dan sosial

Gambar 2.2 Diagram Komponen utama Sustainable Architecture


( Sumber : Planning and design strategies for Sustainable architecture and profit ( Pitts,2004 ) )

2.2.1. Keberlanjutan Ekonomi

Permasalahan yang sering terjadi mulai dari kota kecil hingga


pusat kota terletak pada sektor ekonomi. Pengelolaan dana yang
mungkin kurang ataupun anggaran dana yang kurang merupakan
kendala utama dalam keberlanjutan ekonomi dalam jangka panjang baik
dari segi fungsi maupun cara mengelola, khususnya bangunan milik
pemerintah.

Kerusakan hubungan antara kawasan lingkungan banyak


disebabkan oleh pengembangan jangka pendek dan tidak sesuai
harapan dan tidak tepat sasaran, maka ini pentingnya pengembangan
jangka panjang dalam perkembangan ekonomi dalam skala kota. Salah
satu strategi perencanaan dalam pengembangan yang tertulis dalam
judul buku Planning and Design Strategies for Sustainability and Profit,
Andrian Pitts, tahun 2004 mengatakan bahwa dengan menggabungkan
beberapa fungsi tipologi dari sebuah bangunan yang dapat menciptakan
keterkaitan sehingga dapat menghasilkan profit guna keberlanjutan
bangunan baik dari segi fungsi ataupun maintenance jangka panjang.
( Pitts, 2004 )

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

2.2.2. Keberlanjutan Sosial

Pada pembahasan keberlanjutan sosial ini membahas tentang


karakteristik sebuah eksternal dari sebuah bangunan dengan lingkungan
sekitar, tata kota, pola permukiman suatu daerah dan juga sistem
transportasi yang ada. Oleh karena itu dalam pembangunan lingkungan
yang baik maka ada 3 skala dasar dalam pengembangan yaitu ;

1. The Region

Merupakan suatu perbandingan antara kota, wilayah serta


masyarakat dimana pembangunan masa yang akan datang
harus mengerti tentang pengembangan ruang yang akan
dibangun dengan besaran kota lokasi dengan hubungannya.
( Williams, 2007 )

Untuk prinsip perspektifnya antara lain sebagai berikut :

a. Pada kotra metropolitan mempunyai hal penting


antara lain lingkungan hidup, ekonomi, budaya, lahan
produktif, dan keindahan alam.

b. Pelestarian sumber daya alam, investasi ekonomi,


serta struktur sosial kota.

c. Pengembangan kawasan yang baru harus terorganisir


dengan lingkungan yang sudah ada sehingga
terciptanya keseimbangan dan keselarasan.

d. Menguntungkan bagi semua masyarakat.

e. Mendukung penggunaan transportasi massal.

f. Pendapatan serta hasi sumber daya harus dibagi rata.

2. The Building

Pada skala kali ini berkaitan tentang bagaimana membangun


sebuah lingkungan antara bangunan dengan kondisi lansekap.
( Keeker & Burke, 2009 ) ( Pitts, 2004 )

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Berikut prinsip yang lebih spesifik antara lain :

a. Tugas utama pada seluruh arsitektur kota maupun


lansekap yaitu mendefinisikan bentuk fisik jalan serta
ruang publik sebagai ruang bersama.

b. Proyek arsitektur harus merespon keadaan lingkungan


dengan penyelesaian masalah harus melampaui gaya
bangunan namun tidak memberikan dampak negatif
terhadap lingkungan.

c. Ruang terbuka hijau serta fasilitas jalan haruslah


aman, nyaman dan ramah dengan pejalan kaki.
Memberikan stigma agar mendorong masyarakat
untuk berjalan kaki dan mengajak berinteraksi antar
sesama orang lain agar saling mengenal satu dengan
yang lain dan juga dapat melindunginya.

3. The Neighborhood

Pada suatu bangunan utama dalam suatu kawasan harus


berhubungan dengan lingkungan sekitar, seperti
memperhatikan area pejalan kaki yang baik, karakter dari
sebuah bangunan yang menjadikan ciri khas serta
memperhatikan fasilitas umum yang diperlukan guna
memberikan rasa aman dan nyaman bagi penggunanya.
Prinsip yang lebih spesifik antara lain adalah :

a. Lingkungan harus padu, area pejalan kaki yang baik


dan nyaman.

b. Jalan harus terkoneksi atau mendorong pengguna


pejalan kaki agar memanfaatkan transportasi umum.

2.2.3. Keberlanjutan Lingkungan Hidup

Bentuk desain dapat mempengaruhi keberlanjutan area


lingkungan hidup sekitar yang sudah ada dan akan mempengaruhi

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

lingkungan baru yang akan dibuat. Mengutip dari buku yang berjudul
Energy & Environmental Issues for The Practicing Architect karya Ian C.
Ward menjelaskan bahwa desain bangunan mempunyai peran yang
sangat penting dalam mengatur efisiensi pemanfaatan energy yang ada
di lingkungan terhadap bangunan yang akan dibangun. ( Ward, 2004 )

Beberapa hal yang direncanakan adalah :

 Plan Form

Rencana bentuk menjadi sangat signifikan dalam


pemanfaatan efisiensi energy pada desain, ketinggian
bangunan akan sangat mempengaruhi kebutuhan cahaya
buatan maupun alami serta pengaturan suhu tiap ruangnya.
Jika ketinggian bangunan mencapai sekitar kurang lebih 6
meter maka disitu ada keuntungan dari pencahayaan alami
beserta sirkulasi udara alami.

 Orientation

Orientasi terhadap sebuah bangunan dapat mempengaruhi


dalam penerimaan panas matahari yang masuk kedalam
bangunan tersebut.

 Glass Ratio

Rasio penggunaan material kaca pada bangunan menjadi


berpengaruh terhadap bentuk fasad, penggunaan material
kaca merupakan bagian dari pengaturan cahaya alami yang
masuk serta pengaruh suhu yang berada di dalam bangunan.
Pada umumnya antara rasio 25% - 45% dianggap sebagai
penggunaan optimalisasi dan juga adanya keterkaitan dengan
beberapa faktor yaitu bentuk desain jendela itu sendiri, desain
jendela yang baik adalah desain yang dapat mengoptimalkan
kebutuhan cahaya dan udara alami.

Penggunaan material bangunan yang ramah lingkungan

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

sehingga mempermudah cara perawatan dan juga dapat memperkecil


biaya yang keluar untuk merawat material tersebut. Penggunaan
material yang ramah lingkungan ini juga dapat mengurangi dampak
negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan, penggunaan material
juga dapat berpengaruh terhadap produktifitas dan sistem bangunan.
Terdapat 3 kualitas pemilihan yang harus dipenuhi yaitu Resource
effectiviness and conservation, Energy conservation & efficiency, dan
Indoor air and environmental quality. ( Keeler & Burke, 2009 )

Penggunaan material dan suatu jenis produk harus berpotensi


untuk mempengaruhi sumber energy, dengan mengkonsumsi energy
tertentu dan dapat juga mempengaruhi udara pada berbagai tahap
pembangunan seperti instalasi, pemeliharaan dan sanitasi.
Menghadirkan sebuah tantangan tidak hanya untuk mengidentifikasi
suatu sistem dan bahan yang digunakan pada proyek namun untuk
menentukan bagaimana menyeimbangkan manfaat dan deficit. ( Keeler
& Burke, 2009 )

2. Resource Efficiency

Sumber daya pada dasarnya merupakan bahan baku untuk


segala hal yang kita konsumsi dan berdampak luas,
beraneka ragam dan saling terkait. ( Keeler & Burke, 2009 )

Kualitas bahan harus memiliki poin penting sebagai berikut :

a. Daya tahan

b. Practice Packaging

c. Tanpa bahan berbahaya

d. Bahan yang dapat di daur ulang

e. Memaksimalkan penggunaan material alami

f. Harus aman dalam penggunaannya

g. Penggunaan bahan terbarukan

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

h. Mudah perawatan

i. Fleksibel

3. Energy

Suatu desain yang kompleks akan menciptakan dan dapat


menyatu dengan lingkungan hidup, penggunaan material
harus memahami beberpa kebutuhan dan keperluan energy
yang terkandung. ( Keeler & Burke, 2009 )

Berikut beberapa isu yang dikembangkan antara lain :

a. Lokasi pembuatan bahan material serta


pendistribusiannya

b. Jarak pengiriman material

c. Jenis bahan bakar jika dalam pembuatannya


diperlukan bahan bakar untuk membuatnya

d. Energi yang digunakan dalam penginstalan atau


pengaplikasian produk material

e. Pembongkaran

f. Hasil daur ulang

2.3. Kajian Arsitektur Berkelanjutan

Arsitektur Berkelanjutan dapat diartikan sebagai sebuah konsep yang


dikatakan sebagai paham ilmu arsitektur yang dapat memenuhi kebutuhan dari
penggunanya pada masa sekarang, tanpa membahayakan kemampuan yang
dimiliki generasi masa depan yang akan datang ( Steele, 1997 )

2.3.1. Prinsip Arsitektur Berkelanjutan

Menurut Ardiani Y Mila dalam bukunya yang berjudul Arsitektur


Berkelanjutan tahun 2005. ( Mila, 2005. Arsitektur Berkelanjutan )

Terdapat beberapa prinsip yang harus dilakukan yaitu :

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

1. Ekologi Perkotaan, dimana konsep arsitektur ini memiliki


peranan penting dalam mewujudkan sebuah iklim di
perkotaan yang baik dari segi lingkungan disekitarnya.

2. Strategi Energi, dimana strategi ini seharusnya mengurangi


penggunaan energi fosil dan berdalih menggunakan energi
alami yang dapat diperbarui.

3. Pengelolaan air, dimana pengelolaan ini bertujuan untuk


pengoptimalan penggunaan sumber daya khususnya air
bersih dan mengurangi dampak air bekas pakai dari fasilitas
bangunan.

4. Pengelolaan Limbah, pengelolaan ini dibagi menjadi tiga yaitu


pengelolaan sampah cair, sampah padat dan gas.

5. Material, pemilihan material ini perlu memperhatikan unsur


keamanan dan kenyamanan bagi penghuni, tidak lupa juga
memperhatikan lokasi penyedia material guna dapat
mempertimbangkan efisiensi biaya pengiriman.

6. Komunitas Lingkungan, suatu kegiatan dari penghuni sebuah


bangunan yang kegiatannya selain menghuni bangunan
tersebut juga dapat melakukan kegiatan seperti pengadaan
konser budaya, mengolah sumber daya alam menjadi suatu
kerajinan dan sebagainya.

7. Strategi Ekonomi, dimana keikutsertaan dari berbagai pihak


terkait untuk memberdayakan usaha kecil menengah maupun
berbagai usaha lainnya.

8. Pelestarian Budaya, dimana kita sebagai masyarakat


tentunya harus dituntut untuk tetap melestarikan budaya lokal
guna sebagai ciri khas dari suatu kawasan tertentu.
Pelestarian tersebut bisa dalam bentuk adat istiadat,
makanan tradisional, baju tradisional dan sebagainya.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Sebagai wujud komitmen internasional dalam mengkoreksi dan


merivisi dari konsep arsitektural sebelumnya yang kurang responsive
terhadap permasalahan lingkungan sekitar, maka terciptalah konsep
keberlanjutan dalam ranah arsitektural atau yang biasa sekarang kita
sebut sebagai Sustainable Architecture. ( Williamson, 2007 ).

Adapun beberpa strategi yang sangat komprahensif dan juga


terstruktur yang mencakup aspek utama dalam keberlanjutan, strategi
tersebut digunakan dalam kasus arsitektur yang menerapkan konsep
keberlanjutan. Berikut beberapa aspek utama dalam arsitektur
keberlanjutan :

1. Sustainable Land Use

Lahan merupakan sumber daya alam yang paling sangat


berharga, dikarenakan suatu lahan menyediakan tempat bagi
manusia untuk membangun tempat tinggal. Perkembangan
populasi serta perkembangan pola aktivitas manusia
memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perubahan
kualitas daya dukung lahan, maka dari itu
mempertimbangkan dampak bangunan terhadap lingkungan
sekitar merupakan strategi utama untuk menerapkan
arsitektur berkelanjutan.

2. Sustainable Energy

Pemanasan global sekarang menjadi suatu masalah yang


cukup besar yang dimana dapat memicu berbagai gerakan
peduli terhadap lingkungan, pemanasan global itu sendiri
merupakan suatu kondisi dimana peningkatan suhu ekstrim
yang melanda dunia yang diakibatkan oleh polusi emisi gas
karbon yang menyebabkan tingginy kadar gas secara tidak
wajar pada atmosfer. Gas ini menyerap dan juga
memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan
bumi.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Hampir 30% dari total emisi gas karbon yang terkandung


pada atmosfer berasal dari sektor konstruksi dan tidak hanya
itu, emisi gas CFC merupakan penyebab utama dari bocornya
lapisan ozon. Solusi yang cukup tepat disini adalah dengan
menggati sumber energy fossil dengan seumber daya yang
dapat diperbarui yang dapat meminimalisir emisi gas karbon.

3. Sustainable Water

Tidak bisa dipungkiri bahwa air merupakan kebutuhan vital


bagi makhluk hidup, tanpa air mungkin tidak aka nada
kehidupan. Seiring bertambahnya populasi manusia maka
kualitas daya dukung sumber daya alam mengalami
penurunan dan juga kebutuhan akan sumber daya air juga
akan meningkat secara drastic.

Ancaman terhadap ketersediaan sumber air bersih juga turut


disebabkan oleh polusi air yang diakibatkan oleh pengelolaan
dan pembuangan limbah yang tidak dikelola dengan baik dan
juga pembuangan limbah yang sembarangan, maka dari itu
strategi untuk mengelola sumber daya air yaitu dengan
memanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan apabila masih
bisa digunakan hendaknya digunakan terlebih dahulu hingga
benar-benar tidak dapat digunakan.

4. Sustainable Material

Berdasarkan dalam jangka waktu guna pemulihannya,


sumber daya alam terbagi menjadi dua yaitu sumber daya
yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak
dapat diperbarui. Diperkirakan sumber daya alam yang tidak
dapat diperbarui akan habis dalam jangka waktu 40 hingga 60
tahun kedepan tergantung bagaimana tingkat pemakaiannya.

Pengelolaan sumber daya alam akan menjadi sebuah


komoditi siap jual yang juga turut menyumbang emisi karbon

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

dalam jumlah yang cukup besar karena dalam prosesnya


diperlukan energy yang cukup besar yang juga berasal dari
sumber daya fosil.

5. Sustainable Health and Well Being

Sick Building Syndrome merupakan sebuah fenomena


dimana ada sebuah bangunan tetapi didalamnya tidak
memberikan efek yang baik bagi kesehatan penghuninya
sehingga menyebabkan penghuni menjadi stress, sesak
nafas, pusing dan juga darah tinggi serta menyebabkan
penyakit lainnya. Maka dari itu sebuah bangunan dituntut
agar memberikan kenyamanan bagi penghuni baik dari segi
jasmani maupun rohani.

2.3.2. Manfaat Penerapan Arsitektur Berkelanjutan

Arsitektur berkelanjutan merupakan sebuah konsep dalam paham


bidang ilmu arsitektur yang dimana konsep ini berfokus kepada
kepedulian terhadap lingkungan alami dan juga lingkungan buatan yang
dimana tujuannya untuk mempertahankan sumber daya yang ada dan
juga dapat diolah kembali sehingga untuk hasil limbah bisa ditekan
sedemikian rupa supaya tidak mencemari lingkungan. Kerusakan alam
yang ada diakibatkan oleh salah satunya adalah pembangunan, maka
dari itu konsep arsitektur berkelanjutan dan konsep yang berkaitan
dengan kepedulian dengan lingkungan ada untuk menjawab
permasalahan tersebut. Adapun hal positif jika kita menerapkan konsep
ini yaitu :

1. Efisiensi Energi

a. Memanfaatkan pencahayaan alami senhingga mengurangi


pemakaian cahaya buatan.

b. Memanfaatkan penghawaan alami sebagai pengganti air


conditioner.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

c. Dapat menggunakan cara inovatif sesuai kreasi kita.

2. Efisiensi Material

a. Memanfaatkan material sisa menjadi sebuah perabot


atau hal lainnya.

b. Memanfaatkan material sisa yang dapat diterapkan


kepada bangunan.

3. Manajemen Limbah

a. Membuat sistem pengelolaan air kotor sehingga tidak


memberikan dampak buruk.

b. Membuat suatu benda dari berbagai hasil limbah.

4. Penggunaan Teknologi Baru

a. Memanfaatkan berbagai teknologi terbaru guna


menunjang kenyamanan dan keamanan.

b. Memanfaatkan teknologi baru dalam pengurangan


dampak negatif.

5. Efisiensi Lahan

a. Menggunakan lahan seperlunya serta dapat mengolahnya


dengan sebaik mungkin.

b. Menghargai tumbuhan yang ada guna menyeimbangkan


antara alam dengan bangunan.

2.3.3. Kesimpulan Kajian Arsitektur Berkelanjutan

Konsep arsitektur berkelanjutan ini merupakan konsep yang


mengkaitkan antara sistem ekonomi, sistem sosial dan lingkungan
hidup, konsep ini berfokus kepada kelestarian dan juga keseimbangan
lingkungan serta keberlanjutan dari sumber daya yang ada sehingga
dapat digunakan pada generasi selanjutnya dan dapat diolah dengan
sebaik mungkin.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

2.4. Aplikasi Tema Dalam Desain

Dalam upaya menerapkan bangunan yang berkonsep berkelanjutan


adapun hal utama yang harus dipersiapkan yaitu kematangan dari cara berpikir
dalam memposisikan diri pada lingkungan sekitar, walau bagaimanapun
menerapkan cara berpikir antroposentris sangat tidak mudah mengingat dalam
penerapannya bagi masyarakat dengan standar kehidupan yang rendah. ( Sassi,
2006 )

Nalar antroposentris merupakan penyebab utama dari sebuah masalah


krisis lingkungan. Antrosentrisme merupakan suatu etika lingkungan yang
memandang manusia sebagai pusat ekosistem cara pandang dari
antroposentris menyebabkan manusia dapat mengeksploitasi serta menguras
sumber daya alam dengan jumlah yang besar tanpa memikirkan akibat
kedepannya. ( Rusmadi, 2009 )

Ancaman terhadap lingkungan bukan hanya diakibatkan oleh ulah


aktivitas manusia saja, tetapi juga akibat dari membengkaknya populasi dari
manusia itu sendiri terutama pada negara dengan label negara berkembang
dengan standar kehidupan yang rendah. Korelasi antara kerusakan lingkungan
dengan angka kemiskinan terletak pada suatu cara dari pengolahan sumber
daya alam dan hasil limbah tanpa disertai adanya upaya pemulihan yang tepat.
( Sassi, 2006 )

Menurut buku yang berjudul Steady State Economics karya Herman Daly
pada tahun 1991 menyebitkan bahwa ada beberapa keadaan yang diman
dituntut harus terpenuhi guna mencapai kondisi sustainability ( Daly, 1991),
yaitu sebagai berikut :

 Tingkat penggunaan sumber daya yang dipulihkan harus tidak


melebihi masa regenerasi.

 Tingkat penggunaan sumber daya tidak dapat dipulihkan melainkan


dapat dikurangi dengan pengembangan sumber daya pengganti.

 Tingkat emisi polusi tidak melebihi kapasitas daya asimilatif


lingkungan.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Untuk itu diperlukan pembangunan yang berkelanjutan yang tidak


terpaku pada perbaikan lingkungan, pembangunan yang menerapkan konsep
arsitektur berkelanjutan dapat dikatakan berhasil jika mencakup dua lingkup
kebijakan lainnya seperti pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial.

Prinsip dari keberlanjutan bertujuan untuk mengatasi masalah degradasi


lingkungan dan kurangnya kesetaraan manusia dan kualitas hidup, dengan
mendukung adanya pembangunan yang berkelanjutan dalam segi
pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial yang stabil dalam jangka
waktu yang sangat panjang. ( Sassi, 2008 )

Gambar 2.4 Tiga Elemen Pembangunan Berkelanjutan


( Sumber : Wikipedia )

Untuk skema pembangunan yang berkelanjutan adapun titik temu


berdasarkan tiga lingkup yaitu lingkungan, sosial dan ekonomi, yang
menjelaskan bahwa sebuah pembangunan yang berkelanjutan harus memiliki
tiga sektor yang sama kuat dan saling menunjang satu dengan yang lain.
( Danusastro, 2010 )

2.5. Penerapan Zonasi dalam Arsitektur Berkelanjutan

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Pengertian zoning secara umum merupakan bentuk pembagian


lingkungan kota yang masuk kedalam zona dan menetapkannya ke dalam
pengendalian pemanfaatan ruang / pemberlakuan ketentuan hukum yang
berbeda sesuai dengan pembagian tersebut. ( Zulkaidi, dan Petrus N., 2008 )

Pengaturan zonani harus memperhatikan beberapa fasilitas dan ruangan


yang disediakan oleh suatu kawasan atau tempat guna menunjang
kenyamanan pengguna, dalam paham prinsip arsitektur berkelanjutan
dijelaskan bahwa perlunya memperhatikan kondisi dan keadaan lingkungan
sekitar supaya bangunan yang akan dirancang dapat beradaptasi dengan
lingkungan sekitar dengan baik dan tidak menimbulkan dampak negatif
kedepannya.

2.6. Pendekatan Perancangan Terkait Tema

Pendekatan ini dilakukan pada sebuah objek arsitektur ini adalah


pendekatan yang berfokus kepada kondisi lahan sekitar, dengan tujuan supaya
bangunan yang dirancang bisa beradaptasi dengan baik sesuai dengan tema
yang direncanakan yaitu arsitektur berkelanjutan. Dengan menggunakan
metode pendekatan ini diharapkan sentra pembudidayaan dan pengolahan ini
dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya tanpa memberikan dampak
negatif bagi lingkungan area sekitar. Hal ini juga dilakukan dengan penerapan
tema pada bagian bangunan seperti eksterior, penataan massa bangunan,
zoning dan segala hal yang berkaitan guna menyempurnakan hasilnya kedepan
nanti.

Efisiensi dalam penggunaan lahan merupakan bentuk dari penerapan


konsep berkelanjutan yang melibatkan alam, perilaku manusia, dan regulasi
dari daerah yang sedang direncanakan beserta budayanya. Bentuk penerapan
efisiensi tersebut adalah :

1. Menggunakan lahan secara efisien serta seimbang antara


bangunan dengan ruang terbuka hijau.

2. Inovasi lahan hijau pada sebuah bangunan.

3. Integrasi antara ruang dalam dengan ruang luar.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

4. Interaksi dengan alam.

Adapun dalam merencanakan dan merancang sebuah bangunan,


terdapat beberapa aspek yang dapat digunakan sebagai acuan. Berikut
beberapa aspek yang dapat dijadikan pembelajaran :

a. Bentuk massa bangunan

Merupakan sebuah penggambaran dari lingkungan bangunan


tersebut berada dimana bentuk massa bangunan akan
terlihat lebih indah apabila peka dengan elemen yang ada di
sekitar mulai dari hal yang terkecil seperti suara burung
hingga hal sangat rentan terhadap bangunan tersebut, hal ini
diterapkan guna mencapai keharmonisan antara lingkungan
binaan dengan lingkungan alam. ( Idedhyana, 2016 )

b. Orientasi bangunan terhadap matahari

Penggunaan cahaya matahari sebagai cahaya alami dalam


sebuah desain bangunan dapat diketahui melalui pergerakan
matahari mulai dari terbit hingga terbenamnya dengan
menggunakan sun path diagram. Diagram ini berupa sebuah
lingkaran dengan titik di tengah sebagai pusat dengan garis
keliling yang disebut horizon dan dua koordinat penentunya
adalah Azimuth dan Altitude. Dengan pengetahuanjalur
pergerakan matahari maka kita dapat menentukan letak
bukaan dan bagian bangunan yang akan terkena sinar
matahari langsung.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 2.6 Jalur Pergerakan Matahari

( Sumber : Lippsmier, 1994 )

c. Kearifan lokal

Dimana setiap wilayah mempunyai ciri khas khusus yang


berbeda dengan wilayah yang lain mulai dari tapak hingga
bangunan yang terbangun pada suatu wilayah akan memiliki
nilai dan ciri khas tersendiri yang mencerminkan kearifan
lokal yan ada di wilayah tersebut. ( Idedhyana, 2016 )

2.7. Preseden Perancangan Terkait Tema

2.7.1. Keboen Kopi Karanganjar – De Karanganjar Koffieplantage

Menikmati kopi dengan suasana ala arsitektur colonial Belanda


memanglah sangat menarik, kita bisa menemukannya di Karanganjar
Koffieplantage di Blitar. Bangunan ini bekas peninggalan Belanda,
sehingga bentuknya masih tetap terjaga keasliannya, dapat dilihat dari
bentuk bangunan kantor, café hingga pabriknya yang masih lengkap
dengan ciri khas cerobong asapnya.

Menurut Direktur utama dari Keboen Kopi Karanganjar, Wisma


Brahmantya menjelaskan bahwa kebun kopi ini sudah ada sekitar tahun

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

1874, kemudian diteruskan dan dikelola oleh pemegang HGU yaitu PT.
Harta Mulia pada tahun 1960. Pada Desember 2016, beliau baru
membuka area ini untuk destinasi wisata baru.

Berikut ini adalah rangkuman tentang Keboen Kopi Karanganjar :

 Lokasi : Perkebunan Kopi Karanganjar, Dusun


Karanganyar, Desa, Karanganyar Timur, Modangan, Nglegok,
Blitar, Jawa Timur

 Luas : ± 250 Ha

Pemilihan lokasi disini dikarenakan bekas peninggalan Belanda yang


kemudian dikelola oleh sebuah perusahaan dan sekarang dijadikan
sebagai tempat wisata dan juga sarana edukasi bagi warga sekitar.
Destinasi wisata ini mengusung konsep Agrohistori Coffe, dimana disini
mengedepankan bentuk arsitektural colonial sebagai daya tarik
wisatanya. Tidak hanya kebun kopi dan juga pengolaan kopi, disini juga
terdapat berbagai macam destinasi seperti restoran yang menyediakan
olahan minuman kopi dengan barista bule yang memakai bahasa asing
dan tidak fasih memakai bahasa Indonesia, kemudian adanya pohon
durian yang dapat berbuah setiap saat dan juga pada ketinggian 500
Mdpl terdapat permainan outbond bagi kalangan dewasa maupun anak-
anak.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 2.7.1. Suasana Keboen Kopi Karanganjar

( Sumber : kebunkopikaranganjar.blogspot.co.id )

Berikut adalah pembahasan mendetail tentang Keboen Kopi Karanganjar


adalah sebagai berikut :

1. Sirkulasi

Sirkulasi manusia yang digunakan disini adalah penggunaan


sistem axial dimana dari gerbang utama disambut dengan
ticket both kemudian setelah memasuki kawasannya
terdapat jalan dua arah yang dibatasi oleh toko souvenir,
apabila mengambil jalan sebelah kiri maka akan memasuki
arena outbond, jika memilih jalan kiri adalah lokasi
perkebunan kopi serta pengolahan kopi serta fasilitas
penunjangnya. Untuk sirkulasi kendaran digabung menjadi
satu dimana akses mobil maupun motor melewati satu pintu
masuk.

Gambar 2.7.1.b Peta Keboen Kopi Karanganjar

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

( Sumber : kebunkopikaranganjar.blogspot.co.id )

2. Fasilitas

i. Fasilitas Utama

1. Ticket Both

2. Kantor PT. Harta Mulia ( Information center )

3. Coffe Tree Street

4. Nurseries

5. Coffe Processing Room

6. Star Garden

7. The Loudge House

8. Museum Poerna Bhakti

9. Museum Blitar

10. Museum Pusaka

11. Factory Area

ii. Fasilitas Penunjang

1. Mushalla

2. Toilet

3. Toko Souvenir

4. Restoran Perangko

5. Ice Cream Both ( Wiem & Bram Ijse )

6. Hostel

7. Pendopo

8. Vredestuin

9. Outbound Area

10. Mini Cross Area

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

11. ATV Station

12. Kinderdorp

13. Sibe Castle

14. Playground

2.7.2. Wisata Kampung Kopi Jatiarjo

Salah satu tempat wisata yang berda di Prigen, namanya adalah


Kampung Kopi Jatiarjo yang berada pada ketinggian 800 Mdpl. Pada
tahun 2008, semua warga sepakat guna merubah desa mereka menjadi
Kampung Kopi, alih-alih dengan tujuan agar desa Jatiarjo menjadi
semakin popular dikalangan wistawan nusantara khususnya pecinta kopi.

Wisata Kampung Kopi Jatiarjo menawarkan beberapa pilihan paket


wisata keluarga seperti tur kebun kopi dan ngreweng kopi. Pesona
wisata yang disuguhkan hamparan kebun tanaman kopi yang menawan
serta proses langsung cara merawat kopi sehingga menghasilkan buah
kopi yang sempurna.

Berikut ini adalah rangkuman tentang Kampung Kopi Jatiarjo :

 Lokasi : Jl. Dusun Tonggowa RT.39 RW.20 Dusun


Tonggowa Desa, Tonggowah, Jatiarjo, Kec. Prigen, Pasuruan, Jawa
Timur 

 Luas : ± 360 Ha

Pada tahun 2008, masyarakat desa Jatiarjo sepakat untuk merubah


kawasan desa menjadi Kampung Kopi dengan bekerja sama dengan
Perhutani dan PT Tirta Investama guna membagikan bibit gratis kepada
masyarakat, banyak rintangan yang dilalui guna mendapat kpercayaan
masyarakat. Dari 3 dusun di Jatiarjo yakni Dusun Cowek, Tegalkidul dan
Tonggowa, sebanyak 100 petani telah mengembangkan 30.000 tanaman
kopi robusta dan arabika di lahan seluas 100 hektar, dari kedua jenis kopi
yang dibudidayakan banyak ditanam kopi robusta sebanyak 70%
dikarenakan Desa Jatiarjo terletak pada ketinggian 800 Mdpl sehingga

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

tanaman kopi yang subur di tanam pada ketinggian itu adalah Kopi
Robusta.

Dengan banyaknya tanaman kopi di Desa Jatiarjo, fungsi konservasi


untuk lereng Gunung Arjuno sebagai daerah resapan air bagi sebagian
Kabupaten Pasuruan, khususnya Purwosari, Gempol dan Pandaan. Yang
menjadi tantangan sekarang adalah hasil kopi yang langsung dijual
tanpa ada label khusus sehingga bagi masyarakat harusnya
menggunakan label Desa Jatiarjo guna mengembangkan produk olahan
lokal dan mengenalkan Desa Jatiarjo pada Nusantara.

Gambar 2.7.2.a Suasana Kampung Kopi Jatiarjo

( Sumber : pasuruankab.go.id )

Berikut adalah pembahasan mendetail tentang Keboen Kopi Karanganjar


adalah sebagai berikut :

1. Sirkulasi

Sirkulasi manusia yang digunakan disini adalah penggunaan


sistem axial dimana dari gerbang utama disambut dengan
lapangan bola kemudian pada tengah-tengah site terdapat
tempat perkemahan serta disekelilingnya adalah beberapa
destinasi wista yang beragam.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 2.7.2.a Suasana Kampung Kopi Jatiarjo

( Sumber : pasuruankab.go.id )

2. Fasilitas

i. Fasilitas Utama

1. Ticket Both

2. Kantor Kesekertariatan

3. Kebun Kopi

4. Coffe Processing Room

5. Balai Kopi

ii. Fasilitas Penunjang

1. Mushalla

2. Toilet

3. Toko Souvenir

4. Cafe

5. Pendopo

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

6. Outbound Area

7. Play Ground Area

8. Lapangan Bola

9. Kolam Renang

10. Perkemahan

2.8. Kajian Teori Berkaitan dengan Judul

2.8.1. Definisi Perencanaan dan Perancangan Sentra Pembudidayaan dan


Pengolahan Kopi di Kota Kediri, Jawa Timur

Uraian dari judul Perencanaan dan Perancangan Sentra


Pembudidayaan dan Pengolahan Kopi di Kota Kediri, Jawa Timur yaitu
sebagai berikut :

2.8.1.1. Perencanaan

Secara umum perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses


menentukan beberapa hal yang ingin dicapai sebagai sebuah
tujuan dimasa depan serta menentukan tahapan guna mencapai
tujuan tersebut . Perencanaan atau juga dapat disebut planning
dapat juga di definisikan sebagai suatu kegiatan yang terkoordinasi
guna mencapai suatu tujuan tertentu dalam kurun waktu tertentu.
Dengan begitu didalam perencanaan terdapat berbagai aktivitas
seperti arah pencapaian yang seperti apa yang diinginkan ,
mengkaji hal yang tidak pasti , mengukur kapasitas diri sendiri
serta bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut dengan
lancer. Sedangkan menurut Alder ( Rustiadi 2008:339 ),
perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses menentukan
apa yang ingin kita capai di masa depan dan di masa yang akan
datang, juga kita dapat menentukan tahapan yang dibutuhkan guna
mencapainya.

2.8.1.2. Perancangan

Menurut Sommerville dalam buku Agus Mulyanto ( 2009:140 )

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

dijelaskan bahwa perancangan adalah sebuah proses merancang


yang melibatkan suatu pengembangan beberapa model sebuah
system pada tingkat abstraksi yang berbeda. ( Mulyanto, 2009 )

Jika menurut Soetam Rizky ( 2011:140 ) bahwa dikatakan


perancangan adalah sebuah proses dalam mendefinisikan sesuatu
yang akan dikerjakan dengan menggunakan sebuah teknik yang
bervariasi yang juga didalamnya melibatkan deskripsi mengenai
arsitektur serta detail komponen serta keterbatasan yang akan
dialami dalam prosesnya. ( Rizky, 2011 )

2.8.1.3. Sentra

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sentra diartikan sebagai


pusat dari sesuatu hal , bisa juga diartikan sebagai titik tengah.
Jadi kesimpulannya adalah sentral sebagai pusat dari suatu
kegiatan atau hal yang dilakukan secara terpusat.

2.8.1.4. Pembudidayaan

Secara umum diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana


pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu area
atau suatu kawasan lahan untuk diambil hasil /
manfaatnya.Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
menjelaskan bahwa budidaya adalah suatu usaha yang bermanfaat
dan membuahkan hasil.

Menurut PP RI No.18 tahun 2010 menjelaskan bahawa budidaya


adalah suatu pengembangan dan penggunaan sumber daya alam
nabati yang dilakukan oleh manusia menggunakan modal,
teknologi, atau sumber daya lainnya untuk menghasilkan suatu
produk tertentu yang dapat berupa barang yang memenuhi
kebutuhan manusia. ( PP RI No.18 tahun 2010 )

2.8.1.5. Pengolahan

Mempunyai kata dasar “olah”, dalam Kamus Besar Bahasa

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Indonesia dapat diartikan sebagai mengerjakan , mengusahakan


sesuatu agar menjadi lebih baik atau lebih sempurna.Jadi
kesimpulannya pengolahan adalah sebuah proses dalam mencapai
sesuatu.

2.8.1.6. Kopi

Merupakan sebuah minuman hasil dari seduhan biji kopi yang


sudah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk.Kopi merupakan
salah satu komoditas dunia yang sudah dibudidayakan lebih dari
50 negara. Proses kopi sebelum dapat diminum harus melalui
sebuah proses panjang yaitu pemanenan biji kopi yang telah
matang dengan baik kemudian dilakukan proses pengeringan
sebelum menjadi kopi gelondong . Setelah proses pengeringan
selesai, kopi yang sudah dikeringkan disangrai dengan tingkat yang
bervariasi, lalu bagian terakhir biji kopi kemudian digiling atau
dihaluskan menjadi bubuk kopi sebelum dapat diminum.

2.8.1.7. Kota Kediri

sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak


130km sebelah barat daya Surabaya dan merupakan kota terbesar
ketiga di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang menurut jumlah
penduduk. Kota Kediri memiliki luas sebesar 63,40km² dan seluruh
wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Kediri. Kota Kediri
terbelah oleh sungai Brantas yang membujur dari selatan ke utara
sepanjang 7 kilometer. Jumlah penduduk di Kota Kediri berjumlah
294.950 jiwa, angka ini berdasarkan dari Badan Pusat Statistik Kota
Kediri.

Luas wilayah Kota Kediri adalah 63,40 km² atau (6.340 ha) dan
merupakan kota sedang di Provinsi Jawa Timur. Terletak di daerah
yang dilalui Sungai Brantas dan di antara sebuah lembah di kaki
gunung berapi, Gunung Wilis dengan tinggi 2552 meter. Kota
berpenduduk 312.000 (2012) jiwa ini berjarak
±130 km dari Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur terletak

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

antara 07°45'-07°55'LS dan 111°05'-112°3' BT. Dari aspek topografi,


Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 meter di atas
permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%.

Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai


Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran
rendah terletak di bagian timur sungai, meliputi Kecamatan Kediri
dan Kecamatan Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada
bagian barat sungai yaitu Kecamatan Mojoroto yang mana di
bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang
sebagian masuk kawasan lereng Gunung Klotok (472 m) dan
Gunung Maskumambang (300 m).

2.8.1.8. Jawa Timur

Merupakan sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia.


Ibu kotanya terletak di Surabaya. Luas wilayahnya 47.922 km², dan
jumlah penduduknya 39.698.631 jiwa (per 2019).

Jawa Timur memiliki wilayah terluas di antara 6 provinsi di Pulau


Jawa, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia
setelah Jawa Barat. Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di
utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan, serta
Provinsi Jawa Tengah di barat. Wilayah Jawa Timur juga
meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean serta
sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa (Kepulauan Masalembu),
dan Samudera Hindia (Pulau Sempu, dan Nusa Barung).

Provinsi ini didiami oleh kelompok etnis yang beragam,


seperti suku Jawa, suku Madura, dan orang Tionghoa-Indonesia.
Sebagian besar masyarakat di Jawa Timur menganut agama Islam,
sekitar 96% dari total populasi. Agama lain seperti Kristen, yang
sebagian besar dianut oleh orang Tionghoa-Indonesia dan imigran
dari Indonesia Timur dan Sumatra Utara, dan juga
agama Hindu yang kebanyakan dianut oleh suku Tengger di Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru dan suku Bali yang mendiami

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

bagian paling timur provinsi yang berbatasan dengan Bali. Bahasa


Indonesia adalah bahasa resmi provinsi dan juga seluruh bangsa,
tetapi bahasa Jawa dan bahasa Madura adalah bahasa yang paling
sering digunakan. Bahasa Indonesia hanya digunakan untuk
komunikasi antar-etnis dan keperluan resmi.

2.8.2. Rangkuman Pengertian Judul

Perencanaan dan Perancangan Sentra Pembudidayaan dan


Pengolahan Kopi di Kota Kedir, Jawa Timur ini merupakan sebuah upaya
meberikan sebuah wadah dalam mengembangkan wawasan tentang
cara pembudidayaan kopi serta bagaimana cara mengolah kopi menjadi
sebuah produk, diharapkan juga nantinya sentra ini dapat menjadi salah
satu tempat sarana edukasi bagi masyarakat umum dalam melihat
bagaiman bentuk kebun kopi, bagaiman cara mengolahnya serta
menjadi salah satu pilihan destinasi wisata.

2.9. Kajian Teori Tentang Kopi

2.9.1. Pengertian Kopi

Merupakan sebuah minuman hasil dari seduhan biji kopi yang sudah
disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk.Kopi merupakan salah satu
komoditas dunia yang sudah dibudidayakan lebih dari 50 negara. Proses
kopi sebelum dapat diminum harus melalui sebuah proses panjang yaitu
pemanenan biji kopi yang telah matang dengan baik kemudian dilakukan
proses pengeringan sebelum menjadi kopi gelondong . Setelah proses
pengeringan selesai, kopi yang sudah dikeringkan disangrai dengan
tingkat yang bervariasi, lalu bagian terakhir biji kopi kemudian digiling
atau dihaluskan menjadi bubuk kopi sebelum dapat diminum.

Menurut Sir James Muray, seorang editor dari kamus Oxford


mengatakan bahwa kopi/coffe kemungkinan berasal dari Bahasa Afrika
dan berkaitan dengan tanaman Kaffa yang berda di sebuah kota di Shoa
tempat tanaman kopi ini tumbuh. ( Muray, Dictionary Oxford editor )

Menurut Saputra, kopi merupakan sejenis minuman berdasarkan hasil

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

pengolahan biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan ke dalam family


Rubiacceae dengan gen Coffea. Secara umum kopi yang familiar ada
dua yaitu Arabica dan Robusta.

Sekitar 95% area dan produksi kopi di Indonesia merupakan kopi rakya
sedangkan selebihnya adalah kopi perkebunan besar. Komposisi kopi
robusta ada sekitar 83% dari total produksi kopi yang ada di Indonesia
sedangkan sisanya sekitar 17% adalah kopi arabika, perbandingan ini
diharapkan dapat ditingkatkan.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 2.9.1. a.)Tabel Area Produksi

( Sumber : Direktoral Jenderal Perkebunan )

Gambar 2.9.1. b.)Tabel Daerah Penghasil Kopi di Indonesia

( Sumber : Statistik Perkebunan Indonesia )

2.9.1.1. Jenis Kopi

1. Kopi Bubuk

Pengolahan kopi bubuk ini terdapat tiga tahapan yaitu penyaringan


(roasting), penggilingan (grinding) dan pengemasan (packing).
Penentuan penyaringan dapat sangat mempengaruhi warna dan cita
rasa dari produk kopi, sedangkan dalam proses penggilingan
bertujuan untuk menghaluskan partakel kopi sehingga yang
dihasilkan berupa bubuk kasar (coarse), bubuk sedang (medium),
bubuk halus (fine), serta bubuk paling halus (very fine). ( Ridwansyah,

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

2002 )

2. Kopi Instan

Kopi instan terbuat berdasarkan ekstrak kopi dari proses


penyaringan atau dengan kata lain biji kopi yang disangrai yang
masih melalui tahapan ekstras, drying dan pengemasan. Kopi yang
telah digiling kemudian diekstrak menggunakan tekananan tertentu
sesuai dengan ciri khas masing masing. Ekstraksi ini bertujuan
untuk memisahkan kopi dari ampasnya, kemudian setelah proses
ektraksi yaitu masuk pada bagian Drying yang bertujuan untuk
menambah daya larut kopi terhadap air sehingga nantinya bubuk
kopi tidak meninggalkan endapan saat diseduh dengan air.
( Ridwansyah, 2002 )

2.9.2. Keunggulan Kopi

Minuman kopi khususnya kopi hitam memiliki banyak manfaat yang baik
untuk tubuh, minuman kopi menjadi salah satu minuman popular yang
ada di Indonesia. Di Indonesia memiliki banyak variasi kopi yang tumbuh
subur hamper diseluruh daerah, ini menyebabkan budaya minum kopi
tidak dapat terlepaskan oleh masyarakat Indonesia. Bagi penikmat kopi
sejati, jenis kopi yang sering dicari adalah kopi hitam. Berikut beberpa
manfaat kopi hitam bagi kesehatan tubuh :

1. Meningkatkan Memori

Meminum kopi terutama saat di pagi hari ternyata dapat


meningkatkan fungsi otak, terutama meningkatkan daya ingat
dengan cara menjaga otak tetap aktif. Syaraf yang aktif saat
meminum kopi dapat menurunkan resiko terkena penyakit
demensia.

2. Membersihkan Perut

Kopi sendiri memiliki sifat diuretic, dimana kopi dapat


membersihkan racun dan bakteri yang ada di dalam perut

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

sehingga keluar dalam bentuk urin.

3. Melindungi Hati

Hasil dari penelitian yang dilakukan Kaiser Pemanente


menyatakan bahwa orang yang meminum empat cangkir atau
lebih kopi hitam per hari dapat memiliki resiko ± 80% lebih rendah
terkena penyakit hati.

4. Membantu Hidup Lebih Lama

Sebuah penelitian di Sekolah Kesahatan Havard menyatakan


bahwa meminum kopi dapat dikaitkan dengan penurunan 20%
resiko angka kematian pada pria dan 26% pada wanita dengan
rentan umur antara 18 tahun – 24 tahun.

5. Meningkatkan Kinerja Fisik

Di dalam kopi mengandung kafein yang berfungsi sebagai


perangsang sistem syaraf yang memberikan sinyal pada sel
lemak untuk memecahkan lemak yang ada di dalam tubuh,
namun juga akan mengakibatkan adanya kadar adrenalin di
dalam darah.

6. Mengurangi Stres

Kopi merangsang sistem syaraf pusat dan meningkatkan jumlah


produksi dopamine, serotonin dan noradrenalin, neurotransmitter
yang penting dalam meningkatkan suasana hati.

7. Meningkatkan Antioksidan

Kopi juga mengandung vitamin B2, B3, B5, Mangan, Potasium


dan Magnesium yang berfungsi sebagai pembangkit tenaga
antioksidan dalam tubuh.

8. Membakar Lemak

Kandungan zat kafein yang terkandung dalam biji kopi terbukti


dapat membantu membakar lemak, hal ini sesuai dengan

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

penelitian yang di lakukan oleh Universitas London yang


menyatakan bahwa kandungan kafein dapat meningkatkan laju
metabolism hingga 3% - 11%

9. Membuat Bahagia

Dua cangkir kopi setiap hari guna mencegah depresi serta dapat
membuat hati lebih tenang dan bagi yang meminum akan
merasakan kebahagiaan dan pikiran yang lebih terbuka.

10.Meningkatkan Kinerja Tubuh

Kopi hitam secara drastis dapat meningkatkan kinerja fisik badan


serta dapat membantu mengeluarkan 100% potensi yang ada
dalam diri saat melakukan aktivitas berolahraga.

Adapun manfaat kopi berdasarkan pembagiannya yaitu :

a. Kopi Robusta

Merupakan jenis kopi yang ditemukan pada tahun 1870an yang


tumbuh liar di sekitaran kawasan di daerah Kongo. Adapun beberapa
khasiat yang dihasilkan dari kopi robusta antara lain adalah :

1. Menghambat Penuaan Dini

Mengonsumsi kopi robusta sebanyak 2 – 3 cangkir setiap harinya


terbukti dapat membantu penghambatan penuaan dini sebanyak
10% daripada orang yang sama sekali tidak mengkonsumsinya.

2. Mengurangi Resiko Kanker

Terdapat asam antioksidan yang berfungsi sebagai proteksi


tubuh dari kanker serta penyakit lainnya.

3. Mengurangi Resiko Penyakit Jantung

Dapat mengurangi resiko penyakit jantung dengan meminum


secangkir kopi setiap hari yang mengandung khasiat pelindung
kardiovaskular.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

4. Meningkatkan Kesehatan Pembuluh Darah

Adanya kafein serta kandungan asam nitrit oksida dapat


memperkuat sistem otot serta menaikkan tekanan darah, namun
kejadian ini sangat singkat yang terjadi setelah kafein telah
diproses didalam tubuh.

5. Mengurangi Kolestrol

Kandungan antioksidannya dapat meningkatkan kadar kolestrol


baik atau yang disebut HDL didalam tubuh, selain itu kandungan
antioksidan juga mampu mengurangi resiko peradangan yang
mengakibatkan serangan jantung.

b. Kopi Arabica

1. Penambah Stamina

Mengandung zat kafein yang cukup lumayan tinggi, ini


menyebabkan penghambatan kinerja sel adenosine dalam
tubuh sehingga membhuat perasaan badan menjadi segar.

2. Mencegah Kanker

Meminum kopi arabika sebanyak 2 kali sehari dapat


mengurangi resiko kanker usus sebesar 25%.

3. Menjaga Kesehatan Mulut

Mengandung zat antibakteria yang bagus untuk kebersihan


mulut, dapat juga mempercepat penyembuhan gigi berlubang,
plak dan infeksi gusi

4. Sebagai Masker Wajah

Dapat digunakan sebagai krim anti mikroba yang membuat


kulit lebih kencang dan mengangkat sel kulit mati.

5. Pemeliharaan Kulit Kepala

Antioksidan yang terkandung dalam kopi ini dapat melindungi

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

kulit kepala dari kerontokan rambut.

2.9.3. Klasifikasi, Morfologi dan Varietas Kopi

2.9.3.1. Klasifikasi

2.9.3.1.1. Klasifikasi Kopi Robusta

Tanaman kopi Robusta ini dapat tumbuh hingga mencapai


ketinggian ±12m, peran kopi robusta ini dalam industry pasar
dunia ini dapat menyumbang hingga 20% dalam pasar kopi
yakni kedudukan tertinggi urutan kedua setelah Kopi Arabika
( Harding, 2009 ).

Kopi jenis ini dapat tahan terhadap serangan jamur Hemileia


Vastatrix dan memiliki produksi yang tinggi dibandingkan
dengan Kopi Liberica, namun cita rasa yang dihasilkan tidak
sebaik dengan Kopi Arabika. Kopi ini dapat tumbuh dengan baik
pada ketinggian diatas 600 hingga 700 mpdl. Karakter morfologi
pada tumbuhan ini cenderung dengan daun yang besar serta
bentuk pangkal yang tumbul, selain itu daunnya tumbuh
berhadapan dengan batang, ranting dan cabangnya ( Najiyatih &
Danarati, 2012 ).

Berikut ini klasifikasi tanaman Kopi Robusta menurut Rahardjo,


adalah ( Rahardjo, 2012 ) :

 Kingdom : Plantae

 Subkingdom : Tracheobionta

 Super Divisi : Spermatophyta

 Kelas : Magnoliopsida

 Sub Kelas : Asteridae

 Ordo : Rubiales

 Famili : Rubiaceae

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

 Genus : Coffea

 Spesies : Coffea robusta L.

Secara umum biji kopi robusta memiliki rendemen yang jauh


lebih tinggi daripada kopi arabika sehingga karakteristiknya
bijinya yang cenderung bulat, serta lengkungan biji yang sedikit
lebih tebal dan garis tengah dari atas ke bawah hamper rata.

Gambar 2.9.3.1.1. Perbedaan Biji Kopi Robusta dan Arabika

( Sumber : budiartacemerlang.blogspot.com, diakses pada 13 November 2020


jam 10.40 WIB )

2.9.3.1.2. Klasifikasi Kopi Arabika

Kopi Arabika merupakan jenis kopi tertua yang dikenal serta

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

dibudidayakan di dunia dengan varietasnya, kopi ini memiliki


iklim subtropik dimana pada musim kemarau untuk
pembungaannya. Di Indonesia sendiri, tanaman kopi ini cocok
dikembangkan didaerah dengan ketinggian 800 hingga 1500
mdpl dengan suhu rata-rata sekitar 15-24°C, dianjurkan apabila
ingin membudidayakan kopi jenis ini jangan ditanam dibawah
ketinggian 800 mdpl dikarenakan dapat menyebabkan adanya
karat daun. ( Sihombing, 2011 )

Berikut ini klasifikasi tanaman Kopi Robusta menurut Rahardjo,


adalah ( Rahardjo, 2012 ) :

 Kingdom : Plantae

 Subkingdom : Tracheobionta

 Super Divisi : Spermatophyta

 Kelas : Magnoliopsida

 Sub Kelas : Asteridae

 Ordo : Rubiales

 Famili : Rubiaceae

 Genus : Coffea

 Spesies : Coffea arabica L.

Biji kopi arabika memiliki beberapa karakteristik yang khas jika


dibandingkan dengan biji kopi lainya yaitu ukuran daun yang
kecil serta ramping, bentuk yang cenderung memanjang, lebih
bercahaya dibandingkan dengan yang lain dan celah tengan
dibagian datarnya berlekuk.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 2.9.3.1.2. Perbedaan Biji Kopi Robusta, Arabika dan Liberika

( Sumber : budiartacemerlang.blogspot.com, diakses pada 13 November 2020


jam 10.40 WIB )

2.9.3.2. Morofologi

Spesies tanaman ini bentuknya menyerupai pohon yang masuk


kedalam famili Rubiaceae dan genus Coffea yang terdiri dari akar,
batang, daun, bunga dan buah.

2.9.3.2.1. Akar

Tanaman kopi memiliki jenis akar tunggang yang menjadikan


tanaman ini tidak mudah rebah, akar tersebut dimiliki oleh
beberapa tanaman kopi yang berasal dari bibit sambung
(okulasi) yang bagian batang bawahnya berasal dari bibit semai,
sementara tanaman kopi yang berasal dari bibit stek, cangkok
atau okulasi yang bagian batang bawahnya berasal dari bibit
stek tidak akan memiliki akar tunggang sehingg tanaman
cenderung mudah rebah.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Panjang akar tunggang dapat mencapai tinggi antara 45-50 cm


dan terdapat 4-8 akar samping yang tumbuh menurun ke bawah
hingga mencapai 2-3 m, selain itu juga terdapat banyak akar
cabang yang mempunyai panjang hamper 1-3 m mengarah
horizontal sedalam 30 cm dan mempunyai cabang merata.

( Rahardjo, 2013 )

Gambar 2.9.3.2.1. Akar Tunggang Tanaman Kopi

( Sumber : pangapangapanga.blogspot.com, diakses pada tanggal 14


November 2020 pada jam 08.20 WIB )

2.9.3.2.2. Batang

Batang atau cabang tanaman kopi terdiri dari beberapa aspek


yaitu ( Budiman, 2014 ) :

 Cabang Reproduksi : dimana bagian ini tumbuh tegak

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

lurus dan juga jumlahnya dapat mencapai 4-5 tunas


reproduksi.

 Cabang Primer : dimana cabang ini tumbuh pada


batang utama atau cabang reproduksi. Cabang ini
berfungsi sebagai penghasil bunga.

 Cabang Sekunder : dimana cabang yang tumbuh ini


berada pada cabang primer dan berasal dari tunas
sekunder, cabang ini bersifat sama dengan cabang
primer yaitu dapat menghasilkan bunga.

 Cabang Kipas : merupakan cabang reproduksi


yang dapat tumbuh sangat kuat pada cabang primer
karena usia pohon yang tua, cabang satu ini bersifat
sama seperti batang utama.

 Cabang Pecut : merupakan cabang kipas yang


tidak mampu membentuk cabang primer.

 Cabang Balik : merupakan cabang reproduksi


yang tumbuh pada cabang primer yang mempunyai arah
pertumbuhan yang condong mengarah ke dalam
mahkota tajuk.

 Cabang Air : merupakan cabang reproduksi


yang pertumbuhannya sangat pesat dengan ruas
daunnya yang relative panjang dan lunak.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 2.9.3.2.2. Percabangan Pada Tanaman Kopi

( Sumber : pangapangapanga.blogspot.com, diakses pada tanggal 14


November 2020 pada jam 08.20 WIB )

2.9.3.2.3. Daun

Tanaman kopi secara umumnya memiliki bentuk daun yang


bulat seperti telur dengan ujung yang sedikit meruncing yang
tumbuh pada batang, cabang, dan ranting yang tersusun secara
berdampingan. Daun yang tumbuh pada batang atau cabang
mempunyai susunan pasangan yang berseling serta tumbuhnya
tegak lurus, sedangkan daun yang tumbuh pada ranting
mempunyai susunan yang tidak berseling dan terletak pada
bidang yang sama.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 2.9.3.2.3. Bentuk Daun Pada Tanaman Kopi

( Sumber : pangapangapanga.blogspot.com, diakses pada tanggal 14


November 2020 pada jam 08.20 WIB )

2.9.3.2.4. Bunga

Tanaman kopi termasuk tanaman yang mempunyai bunga yang


sangat lebat, maka dari itu tanaman ini sering disebut planta
multiflora dengan bunga yang membentuk suatu rangkaian
dengan susunan yang bergerombol, suatu rangkaian bung yang
bergerombol biasanya disebut bunga majemuk. Rangkaian
bunga kopi ini terdapat bagian yang bersifat seperti batang,
bagian ini mempunyai tiga bagian yaitu ibu tangkai ( Pedunculus
Communis ), tangkai bunga ( Pedicellus ), dan dasar bunga
( Receptaculum ) , sedangkan bagian yang bersifat seperti daun
tersusun dari daun tangkai.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 2.9.3.2.4. Bentuk Bunga Pada Tanaman Kopi

( Sumber : pangapangapanga.blogspot.com, diakses pada tanggal 14


November 2020 pada jam 08.20 WIB )

Pada bunga kopi terdapat alat kelamin jantan (androecium) dan


alat kelamin betina (gynaecium). Androecium terdiri atas
sejumlah benang sari (stamen) dan merupakan bentuk
metamorfosis yang mennghasilkan serbuk sari, sedangkan
gynaecium merupakan bagian yang biasa kita kenal sebagai
putik yang merupakan metamorphosis oleh daun buah, maka
dari itu tanaman kopi termasuk tanaman yang mempunyai dua
alat kelamin dalam satu tanaman.

Pada tanaman kopi juga terdapat bakal buah yang letaknya


berdekatan dengan dasar bunga sehingga biasanya disebut
dengan bakal buah temggelam. Bakal buah memiliki 2 butir biji
hingga menjadi masak berlangsung antara 7–12 bulan
tergantung bagaimana jenis iklim dan letak geografisnya.

2.9.3.2.4.1. Penyerbukan

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Keberhasilan tanaman kopi terletak pada saat tanaman itu


berbunga hingga menjadi buah, ini dipengaruhi oleh iklim
yang ada serta letak geografisnya. Pada umumnya masa
penyerbukan terjadi pada saat musim hujan, bunga
umumnya muncul ketika tanaman kopi menginjak umur
atara 2-2,5 tahun, sementara itu lama waktu untuk
perubahan bunga hingga menjadi buah tergantung dari
jenis kopi yang digunakan, biasanya untuk kopi arabika
membutuhkan waktu antara 7-10 bulan sedangkan untuk
kopi robusta berkisar antara 9-12 bulan.

2.9.3.2.4.2. Pembuahan

Pembuahan terjadi setelah proses penyerbukan, yaitu


terjadinya perkawinan antara sel telur yang terdapat dalam
kandungan bakal biji buah dengan inti serbuk sari.

2.9.3.2.5. Buah

Setelah hasil penyerbukan berhasil maka akan menghasilkan


buah, buah kopi yang berwarna hijau adalah buah yang masih
mentah, adapun setelahnya menjadi hijau tua hingga menjadi
matang dengan warna merah hingga merah tua. Rata-rata
ukuran panjang buah kopi arabika biasanya berkisar antara 12-
18 mm sementara itu untuk jenis robusta antara 8-16 mm.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 2.9.3.2.5. Bentuk Buah Kopi Pada Tanaman Kopi

( Sumber : kopidewa.com, diakses pada tanggal 14 November 2020 pada jam


10.30 WIB )

Bentuk dari buah kopi termasuk dalam buah tunggal dimana hasil dari buah
tersebut berasal dari satu bunga dengan satu bakal buah, buah kopi ini terdiri
dari satu biji dalam satu ruang sedangkan dalam satu buah terdapat dua ruang
sehingga menghasilkan dua biji. Buah kopi terdiri dari beberapa bagian lapisan
yaitu kulit luar, kulit tengah dan kulit dalam.

2.9.3.3. Varietas

Terdapat banyak sekali jenis kopi yang tersebar diseluruh dunia,


jika pada umumnya banyak yang hanya mengetahui jenis kopi
arabika dan robusta, sejatinya terdapat berbagai nama dan
karakteristik yang berbeda pada setiap kopi dari berbagai daerah
maupun dari berbagai negara lainnya. Faktor iklim dan cara
pembudidayaannya membuat kopi menjadi mempunyai karakter
dan ciri khas yang berbeda meskipun secara kasat mata tampak
sama. Berikut adalah beberapa varietas kopi yang terkenal di dunia,
yaitu :

1. Bourbon

Pojon kopi pada jenis ini tumbuh dengan baik pada ketinggian
1100-2000 mpdl dan mampu menghasilkan panen berkisar
20-30% lebih banyak daripada Tipika, akan tetapi produksi
mutu kopi yang tidak jauh berbeda. Perkebunan jenis kopi ini
memiliki potensi panen dan juga pertumbuhan yang cukup
baik, namun memiliki kelemahan terhadap berbagai serangan
penyakit serta hama.

Cita rasa biji kopi jenis ini cenderung mempunyai rasa manis
yang kompleks serta kehalusan yang baik. Tanaman jenis ini
sangat rapuh sehingga menghasilkan buah kopi yang sedikit
dibandingkan kopi jenis lain, jenis kopi ini termasuk ke dalam
jenis kopi yang langka

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 1. Bentuk Buah Kopi Bourbon

( Sumber : Mapache Coffe )

2. Catimor

Jenis kopi ini bersal dari keluarga Robusta yang ada pada
daerah Timor, kesamaan kopi yang cenderung sangat rendah
sedangkan bitterness yang terkandung pada kopi ini
cenderung tinggi. Jika diproses dan diolah dengan baik, maka
kopi Catimor dapat memberikan rasa herbal yang baik serta
jika dirasakan dengan baik maka akan terasa seperti sensasi
buah.

3. Catuai
Umumnya biji kopi Catuai ini memiliki warna merah dan
kuning, keduanya mempunyai karakter yang sama, namun
untuk yang berwarna kuning memiliki kadar suhu dingin serta
mempunyai tekstur rasa seperti minyak. Varietas Catuai
berasal dari Mundo Novo dan Caturra, dengan famili Robusta
namun Catuai dapat menghasilkan kopi yang nikmat. Biji kopi
ini umumnya di budidayakan di Negara Indonesia, Amerika
Selatan dan Amerika Tengah.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Rasa yang dikeluarkan dari biji ini sama halnya dengan


Catimor, dimana memberikan sensasi herbal dan juga seperti
rasa buah.

Gambar 3. Bentuk Buah Kopi Catuai

( Sumber : coffetroupe.com )

4. Jember

Pada biji kopi ini dapat ditemukan sugar-browning notes dari


sebuah caramel, sirup maple dan gula merah. Kopi ini
umumnya berada di daerah Jember, Jawa Timur sesuai
dengan nama daerah asal biji kopi ini ditanam, namun juga
dapat ditemukan di Negara India , Yamah bahkan hingga ke
Ethiopia.

5. Caturra

Kopi jenis ini mempunyai cita rasa yang bright acidity serta
low to medium body dimana kopi ini memiliki tingkat clarity
dan sweetness yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan
Bourbon. Varietas kopi ini dikembangkan di Negara Brazil dan
juga di Kolombia, Kosta Rika dan Nikaragua. Cattura dalam

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

bahasa Portugis mempunyai arti burung beo, sementara


dalam Bahasa Spanyol mempunyai arti seseorang yang
banyak bicara serta berisik. Jenis pohon ini cenderung lebih
kecil dan tidak terlalu besar.

Gambar 5. Bentuk Buah Kopi Caturra

( Sumber : redstarcoffe.com.au )

6. Colombia

7. Gesha

8. Pacamara

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 8. Bentuk Buah Kopi Pacamara

( Sumber : abccoffe.co )

9. SL28

SL28 yang merupakan singkatan dari Scott Laboratories,


merupakan suatu perusahan pemerintah Kenya pada tahun
1930an yang bertujuan untuk mengembangkan varietas dari
sebuah kopi yang kuat serta tahan kekeringan. Namun SL
gagal dalam mengembangan proyek varietas kopi yang
diharapkan oleh pemerintah Kenya, akan tetapi SL berhasil
menciptakan biji kopi yang nikmat dengan rasa yang manis
dan intens.

10. SL34

Juga merupakan proyek pengembangan perusahaan Scott


Laboratories dimana sektor kopi ini benar-benar sangat
unggul pada ketinggian medium to high. SL34 mempunyai
karakteristik kompleks dengan kesamaan sitrat, heavy
mouthfeel dan clean.

11. Tekisic

Pemilihan jenis kopi ini berdasarkan varietas Bourbon,


pemilihan ini dilakukan oleh Salvadoran Institute for Coffe
Research yang dimulai pada tahun 1949 dan selesai pada
tahun 1977. Proses seleksi ini dinamakan sebagai “Pemilihan
Massal” yang berate dari serangkaian proses ini ada peran
penting dari masyarakat dalam memilih varietas kopi ini, ada
kelemahan pada tanaman ini yaitu rentan terhadap penyakit
terutama karat daun.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 11. Bentuk Buah Kopi Tekisic

( Sumber : coffeland.co.id )

12. Typica

Kelompok kopi ini merupakan keturunan dari varietas Typica


dimana varietas ini adalah varietas tinggi dikarenakan jumlah
produksinya yang rendah, serta rentan terhadap serangan
penyakit. Kelompok Typica layaknya sama seperti Arabika
yang berasal dari Ethiopia, saat memasuki abad 15 dan 16,
benih ini dibudidayakan di negara India, sedangkan pada
tahun 1696 dan 1699 sudah di kirim ke Indonesia.
Karakteristik dari kopi ini adalah hampir sama dengan kopi
Arabika.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 12. Bentuk Buah Kopi Typica

( Sumber : worldcoffeeresearch.org )

13. Ethiopia Heirloom

Ethiopia Heirloom termasuk dalam varietas wildflower


dimana varietas ini diturunkan dari hutan alami yang penuh
dengan tanaman kopi didalamnya di bagian barat daya
Ethiopia, setiap daerah di Ethiopia mempunyai ciri khas kopi
mereka masing-masing secara alami dan juga secara turun
temurun melalui kondisi tanah, ketinggian dan cuaca.

Gambar 13. Bentuk Buah Kopi Ethiopia Heirloom

( Sumber : majalah.ottencoffee.co.id )

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

14. Villa Sarchi

Kopi jenis ini masuk kedalam mutase alami dari populasi


Bourbon dengan cara mutase gen tunggal yang menyebabkan
tanaman ini tumbuh lebih kecil. Varietas ini ditemukan di
Kosta Rika pada tahun 1950an di wilayah barat laut Alajuela.
Kopi ini terkenal sebagai salah satu kelompok “Sarchimor”,
kopi jenis ini sangat dijadikan sebagai prioritas di Amerika
Latin dan insdustri global lainnya.

Gambar 12. Bentuk Buah Kopi Villa Sarchi

( Sumber : worldcoffeeresearch.org )

15. Villalobos

Merupakan varietas cabang keluarga Typica yang mempunyai


tekstur halus, floral dan memiliki rasa yang segar. Jenis kopi
ini dibawa ke pasar Indonesia pada tahun 1600an oleh
pedagang Belanda, varietas ini juga dikenal memiliki cita rasa
khas dari rasa buah-buahan seperti apricot dan plum.

2.9.4. Syarat Tumbuh Kopi

Persyaratan untuk tumbuhnya tanaman kopi baik itu jenis robusta,


arabika atau yang lainnya adalah perbedaan ketinggian tempat, jenis
tanah, serta lama bulan kering. Berikut adalah persyaratan tumbuh yang

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

harus diperhatikan.

2.9.4.1. Persyaratan Tumbuh Tanaman Kopi Arabika

a. Iklim

 Tinggi tempat antara 1.000 – 2.000 Mdpl

 Curah hujan antara 1.250 – 2.500 mm/th

 Bulan kering ( curah hujan < 60mm/bulan ) rentang waktu


antara 1-3 bulan

 Suhu udara antara 15-25°C

b. Tanah

 Kemiringan tanah harus kurang dari 30%

 Kedalaman tanah yang baik dan efektif berkisar lebih dari


100 cm

 Tekstur tanah yang berlempung dengan struktur tanah


lapisan atas yang remah

 Sifat kimia tanah ( pada lapisan 0-30 cm )

o Kadar bahan organic >3,5% atau kadar C>2%

o Nisbah C/N antara 10-12

o Kapasitas Pertukaran Kaiton (KPK)>15 me/100g


tanah

o Kejenuhan basa >35%

o pH tanah 5,5-6,5

o Kadar unsur hara N, P, K, Ca, Mg cukup tinggi

2.9.4.2. Persyaratan Tumbuh Tanaman Kopi Robusta

a. Iklim

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

 Tinggi tempat antara 100 – 600 Mdpl

 Curah hujan antara 1.250 – 2.500 mm/th

 Bulan kering ( curah hujan < 60mm/bulan ) rentang waktu


antara 1-3 bulan

 Suhu udara antara 21-24°C

b. Tanah

 Kemiringan tanah harus kurang dari 30%

 Kedalaman tanah yang baik dan efektif berkisar lebih dari


100 cm

 Tekstur tanah yang berlempung dengan struktur tanah


lapisan atas yang remah

 Sifat kimia tanah ( pada lapisan 0-30 cm )

o Kadar bahan organic >3,5% atau kadar C>2%

o Nisbah C/N antara 10-12

o Kapasitas Pertukaran Kaiton (KPK)>15 me/100g


tanah

o Kejenuhan basa >35%

o pH tanah 5,5-6,5

o Kadar unsur hara N, P, K, Ca, Mg cukup tinggi

2.9.4.3. Persyaratan Tumbuh Tanaman Kopi Liberika

a. Iklim

 Tinggi tempat antara 0 – 900 Mdpl

 Curah hujan antara 1.250 – 3.500 mm/th

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

 Bulan kering ( curah hujan < 60mm/bulan ) rentang waktu


antara 1-3 bulan

 Suhu udara antara 21-30°C

b. Tanah

 Kemiringan tanah harus kurang dari 30%

 Kedalaman tanah yang baik dan efektif berkisar lebih dari


100 cm

 Tekstur tanah yang berlempung dengan struktur tanah


lapisan atas yang remah

 Sifat kimia tanah ( pada lapisan 0-30 cm )

o Kadar bahan organic >3,5% atau kadar C>2%

o Nisbah C/N antara 10-12

o Kapasitas Pertukaran Kaiton (KPK)>15 me/100g


tanah

o Kejenuhan basa >35%

o pH tanah 4,5-6,5

o Kadar unsur hara N, P, K, Ca, Mg cukup tinggi

2.9.5. Pembudidayaan Kopi

2.9.5.1. Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan ini dibagi menjadi bebrapa kelas pada suatu


wilayah yang ditentukan berdasarkan tipe penggunaan lahan,
yaitu :

 Kelas S1 : Sangat sesuai (Highly Suitable)

Lahan dengan klasifikasi ini secara


khusus tidak mempunyai pembatas yang

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

berfungsi sebagai penerapan pengelolaan


yang dibutuhkan atau mempunyai
pembatas namun tidak berarti dan
berpengaruh secara nyata terkait
produktivitas lahan serta tidak
meningkatkan keperluan masukanyang
telah biasa diberikan.

 Kelas S2 : Sesuai (Suitable)

Lahan mempunyai batas yang cenderung


serius guna mempertahankan tingkat
pengelolaan yang harus diterapkan, faktor
pembatas ini akan mengurangi
produktivitas lahan serta mengurangi
tingkat untung dan meningkatkan
masukan yang di butuhkan.

 Kelas S3 : Sesuai Marginal (Marginally Suitable)

Lahan yang mempunyai batasan serius


guna mempertahankan tingkat
pengelolaan yang harus diterapkan,
tingkat masukan yang diperlukan melebihi
kebutuhan yang dibutuhkan oleh lahan
kelas S2.

 Kelas N : Tidak Sesuai (Not Suitable)

Lahan dengan faktor pembatas yang


permanenguna mencegah segala
kemungkinan pengembangan lahan untuk
penggunaan tertentu.

Berikut ini adalah tabel kuantitatif kriteria teknis kesesuaian lahan


untuk kopi Arabika dan kopi Robusta.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Tabel 2.9.5.1. Kriteria Teknis Kesesuaian Lahan

( Sumber : worldcoffeeresearch.org )

2.9.5.2. Persiapan Lahan

1. Pembukaan Lahan

a. Pembongkaran pohon berserta perakarannya.

b. Pembongkaran tanaman perdu dan pembersihan gulma.

c. Pembukaan lahan dengan cara tanpa pembakaran serta


penggunaan herbisida secara bijak.

d. Bagian kayu yang memiliki diameter ≤ 30cm dapat


ditinggalkan sebagai penaungtetap dengan populasi
sebesar 200-500 pohon/Ha, diusahakan dalam arah Utara
– Selatan dan jika memungkinkan tanaman kayu yang
ditinggalkan tetap memiliki nilai ekonomi yang tinggi

e. Pembersihan lahan

f. Pembersihan Gulma dapat dilakukan secara manual


maupun secara kimiawi menggunakan herbisida sismetik
maupun kontak.

g. Pembuatan jalan setapak dan saluran drainase

h. Pembuatan teras pada lahan yang memiliki kemeringan


lebih dari 30%

2. Pengendalian Alang-alang

a. Cara Manual

1. Daun dan batang alang-alang yang telah direbahkan


akan kering dan mati yang tanpa merangsang
pertumbuhan tunas dari rimpang dan dapat berfungsi
sebagai mulsa.

2. Perebahan dapat menggunakan papan, potongan

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

kayu atau drum.

3. Setelah alang-alang dapat dikendalikan, maka lahan


sudah siap digunakan sebagai pembudidayaan kopi.

b. Cara Mekanis

1. Dilakukan pengolahan tanah.

2. Penebasan yang guna mengurangi tanaman alang-


alang dengan tanaman pokok, namun ini hanya
bersifat temporer dan harus sering diulang minimal
sebulan sekali.

3. Setelah semuanya selesai maka lahan siap ditanami


tanaman kopi.

c. Cara Kultur Teknis

1. Penggunaan tanaman penutup tanah leguminosa


(PTL). Adapun jenis PTL yang sesuai yaitu
Centrosema pubescens, Pueraria javanica, P. triloba,
C. mucunoides, Mucuna sp.

2. Penyemprotan herbisida pada alang-alang dengan


model lorong, untuk lebar lorong berkisar 2m dan
jarak antar lorong sekitar 4m.

3. Apabila alang-alang sudah kering maka buat dua alur


tanam sedalam 5 cm dan jarak antar alur sekitar 70
cm.

4. Gunakan PTL sesuai rekomendasi.

5. Benih dicampur pupuk SP-36 sebanyak sekitar 24


kg/Ha yang kemudian ditaburkan di dalam alur.

6. Tutup alur dengan tanah setebal 1 cm.

7. Alang-alang akan mati setelah tertutup.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

d. Pengendalian Secara Terpadu dengan Pengolahan Tanah


Minimum dan Penggunaan Herbisida

1. Alang-alang yang tumbuh aktif harus disemprot


menggunakan herbisida sistemik.

2. Jika sudah mati dan kering maka direbahkan.

3. Tanaman semusim tanam dengan menggunakan cara


tugal.

4. Bersamaan dengan itu, tanaman penaung dan kopi


dapat ditanam setelahnya.

3. Jarak Tanam dan Lubang Tanam

a. Menanam tanaman penaung untuk sementara dan


penaung tetap.

b. Pada keadaan lahan miring, penanaman mengikuti kontur


atau teras, sedangkan lahan datar hingga berombak atau
yang biasa disebut lereng yang kurang dari 30% harus
mengikuti arah Utara – Selatan.

c. Lubang tanaman disesuaikan dengan jarak tanam.

d. Untuk jarak tanam kopi Arabika tipe katai adalah 2,0 m x


1,5 m , sedangkan untuk tipe yang sedikit katai adalah 2,5
m x 2,0 dan yang terakhir untuk tipe jangkung adalah 2,5
m x 2,5 m atau 3,0 m x 2,0 m.

e. Untuk jarak tanam kopi Robusta berkisar antara 2,5 m x


2,5 m atau 3,0 m x 2,0 m.

f. Untuk jarak tanam kopi Liberika berkisar antara 3,0 m x


3,0 m atau 4,0 m x 2,5 m.

g. Pembuatan lubang tanam dengan ukuran lubang


tergantung tekstur tanah, semakin nerat tanah maka
ukuran lubang semakin besar. Untuk ukuran lubang yang

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

baik yaitu 60 cm x 60 cm dan 40 cm x 40 cm pada bagian


dasar dengan kedalaman 60 cm.

h. Lubang sebaiknya dibuat 6 bulan sebelum proses tanam

i. Bagi tanah yang kurang subur dan kadar bahan


organiknya rendah maka perlu ditambahkan pupuk hijau
dan pupuk kandang.

j. Menutup lubang tanam sebaiknya 3 bulan sebelum tanam


kopi guna menjaga agar batu, padas dan sisa akar tidak
masuk ke dalam lubang tanam

k. Selama persiapan lahan, untuk area yang kosong dapat


ditanam beberapa jenis tanaman semusim sesuai dengan
kebutuhan, peluang pasar dan iklim yang ada.

4. Pengendalian Erosi

a. Erosi merupakan penyebab utama degradasi tanah yang


berada di perkebunan kopi di Indonesia, khususnya pada
area yang mempunyai kemiringan yang cukup tinggi.

b. Pengaruh air hujan yang merusak terjadi pada periode


persiapan lahan dan periode tanaman yang belum
menghasilkan.

c. Setelah tanaman dewasa serta tajuk yang menutupi


seluruh permukaan tanah, maka aka nada pengaruh air
hujan yang merusak akan berkurang.

d. Pada tanah yang memiliki kemiringan yang cukup tinggi


maka akan menyebabkan terjadinya erosi, sehingga perlu
adanya upaya pencegahan.

e. Apabila lereng di lapangan kurang dari 8% maka tidak


perlu teras, hanya perlu diberikan rorak, jika lereng di
lapangan lebih dari 8% maka perlu dibuat teras bangku
yang bersifat kontinu, sedangkan jika kemiringannya lebih

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

dari 45% maka sebaiknya tidak dipakai untuk budidaya


tanaman kopi dan digunakan untuk tanaman kayu atau
sebagai hutan lindung. Ada kondisi tertentu dimana lahan
yang mempunyai lebih dari 45% digunakan dalam
pembudidayaan kopi, namun diperlukan teras individu.

f. Teras bangku dibuat dengan posisi memotong lereng dan


meratakan tanah bagian bawah sehingga terjadi suatu
susunan berbentuk tangga, teras bangku tidak untuk
kontur tanah yang mudah longsor dan jeluknya yang
dangkal. Dalam pembuatannya, ada beberpa aspek yang
perlu diperhatikan seperti aspek kesuburan tanah.

g. Teras individu memiliki arti yaitu sebuah perataan tanah di


sekitar tanaman, biasanya garis tengahnya 1,0 – 1,5 m.
Teras dikerjakan pada tanah yang sangat miring.

a. Pembuatan Teras Sabuk Gunung

a. Dibuat dengan garis kontur dan ditandai


dengan ajir.

b. Jarak antara kaki alat bantu disamakan


dengan jarak tanam.

c. Perataan tanah dimulai dari ajir yang berada di


atas.

d. Pencangkulan tanah 1 meter di depan garis


kontur, kemudian di tarik ke belakang sebagai
bokongan teras.

e. Tanah hasil galian selanjutnya di injak agar


tekstur padat dan tidak mudah hanyut oleh air
hujan.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 1. Penampang Teras Individu

( Sumber : bebasbanjir2025.wordpress.com )

b. Rorak

a. Rorak dibuat dalam rangka konservasi air dan


kesuburan tanah, rorak dibuat setelah benih
ditanam di kebun serta pada tanaman
produktif dibuat secara rutin setiap tahun.
Untuk ukuran rorak sendiri adalah 120 cm x 40
cm x 40 cm.

b. Rorak dibuat dengan jarak 40 – 60 cm dari


batang pokok serta disesuaikan dengan
pertumbuhan tanaman

c. Pada keadaan lahan miring, rorak dibuat


memotong lereng atau searah dengan terasan

d. Isi dalam rorak biasanya berisi bahan organic


seperti seresah, hasil pangkasan ranting kopi
dan penaung. Dalam kurun waktu satu tahun
rorak biasanya sudah penuh dengan sendirinya.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 2. Rorak / Teras Saluran

( Sumber : bebasbanjir2025.wordpress.com )

2.9.5.3. Penanaman Penaung

1. Syarat Pohon Penampang

a. Memiliki perakaran yang dalam.

b. Memilik percabangan yang dapat mudah diatur

c. Ukuran daun relatif kecil, tidak mudah rontok dan


memberikan cahaya yang menyebar.

d. Termasuk Leguminosa dan berumur panjang.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

e. Menghasilkan banyak senyawa dan bahan organik.

f. Dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak.

g. Tidak menjadi inang hama dan penyakit bagi tanaman


kopi.

2. Penaung Sementara

a. Melindungi tanah dari erosi.

b. Meningkatkan kesuburan tanah melalui tambahan organic


yang berasal dari tanaman penutup tanah sementara.

c. Menekan pertumbuhan gulma.

d. Jenis tanaman penaung sementara yang sering dipakai


adalah Moghania macrophylla, Crotalaria sp., Tephrosia sp.

e. Moghania cocok digunakan ditempat dengan ketinggian


kurang dari 700 m.

f. Untuk ketinggia lebih dari 1000 Mpdl sebaiknya


menggunakan Tephrosia sp. atau Crotalaria sp.

g. Ditanam minimal satu tahun sebelum penanaman kopi

3. Penaung Tetap

a. Penaung tetap yang mutlak diperlukan dalam sistem


tanaman kopi berkelanjutan.

b. Pembudidayaan tanaman kopi tanpa penaung tetap


nantinya cenderung menyebabkan percepatan degraadasi
lahan serta mengancam keberlanjutan budidaya tanaman
kopi pada lahan tersebut.

c. Pohon penaung yang banyak dipakai di Indonesia adalah


lamtoro (Leucaena sp.), kelapa, kasuari (Casuarina sp.),
dan sengon (Paraserianthes falcataria).

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

d. Pada tempat tertentu yang berada di dataran tinggi bisa


terdapat jeruk keprok sebagai penaung tetap.

e. Lamtoro tidak berbiji dapat diperbanyak dengan ditanam


dengan rentan jarak 2 m x 2,5 m dan setelah besar secara
berangsur dijarangkan menjadi 4 m x 5 m.

f. Kasuari banyak digunakan di Papua dan Papua Barat


dengan daerah tinggi diatas 1.500 Mdpl.

2.9.5.4. Penggunaan Bahan Tanam Unggul

Pemilihan bahan tanam yang unggul merupakan suatu langkah


krusial dan penting dalam praktek budidaya kopi yang baik.
Dalam proses pemilihan bahan tanam yang unggul diperlukan
pertimbangan kesesuaian dengan lingkungan tempat penanaman
agar dapat diperoleh mutu serta cita rasa dan produktivitas yang
maksimal.

Pada tanaman kopi, bahan tanam dapat berupa varietas dan


berupa klon. Benih unggul pada tanaman kopi dapat diperoleh
dengan cara semaian biji, stek, Somatic Embryogenesis (SE), dan
sambungan klon unggul. Pada suatu daerah yang endemik
nematoda parasite dapat dipakai sebagai benih sambungan
dengan batang bawah stek klon kopi Robusta BP 308 yang tahan
dengan nematode, yang kemudian selanjutnya disambung
dengan batang atas varietas atau klon dari kopi Arabika,
sehingga menciptakan cita rasa baik serta produktivitas yang
tinggi.

1. Kopi Arabika

a. Varietas unggul kopi Arabika:

 Anjuran Lama :(> 10 tahun) yaitu AB 3,


USDA 762, S 795, Kartika 1 dan 2.

 Anjuran Baru :(< 10 tahun) yaitu

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Andungsari 1 (AS 1), Sigarar Utang, Gayo 1 dan


Gayo 2.

b. Pada kopi Arabika telah dianjurkan satu klon unggul,


yaitu Andungsari 2-klon (AS 2K).

c. Pemilihan varietas atau klon kopi jenis ini sebaiknya


menggunakan anjuran baru serta menyesuaikannya
dengan beberapa kondisi lingkungan penanaman.

Tabel 1a. Pemilihan Varietas Kopi Arabika

( Sumber : Puslitkoka )

Berikut ini adalah beberapa karakteristik varietas kopi


Arabika :

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Tabel 1b. Karakteristik Varietas Kopi Arabika

( Sumber : Puslitkoka )

2. Kopi Robusta

a. Penanaman kopi robusta sebaiknya dilakukan secara


poliklonal 3 hingga 4 klon kopi robusta unggul
dikarenakan robusta umumnya dapat menyerbuk
silang.

b. Kombinasi klon sesuai dengan kondisi lingkungan


yang spesifik

c. Bibit yang digunakan harus menggunakan bibit klonal


sambungan yang menggunakan batang bawah klon
BP 308 yang tahan nematode parasite dengan batang
atas yang berkombinasi dengan klon yang cocok pada
lingkungan tertentu

Berikut ini cara pemilihan komposisi klon untuk setiap


kondisi iklim dan ketinggian tempat, yaitu :

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Tabel 2. Pemilihan Varietas Kopi Arabika

( Sumber : Puslitkoka )

2.9.5.5. Pembibitan

1. Pembibitan Secara Generatif (Benih)

a. Benih diperoleh dari produsen yang telah mendapatkan


SK dari Menteri Pertanian sebagai produsen.

b. Benih yang telah diterima harus segera dikecambahkan.

c. Kebutuhan benih untuk 1Ha (ditambah dengan 20%


seleksi dan sulaman) :

Jarak tanam : 2,0 m x 2,0 m = 4.375 benih

2,0 m x 2,5 m = 3.500 benih

2,5 m x 2,5 m = 3.000 benih

d. Kebutuhan benih untuk 1 Ha adalah :

1) Kopi Arabika agak katai (AS 1 dan Sigarar Utang)

Jarak tanam : 2,0 m x 2,0 m = 2.500 benih

3,0 m x 1,5 m = 2.200 benih

2) Kopi Arabika tipe jagur (AB 3, USDA 762, S 795, Gayo


1 dan Gayo 2)

Jarak tanam : 2,5 m x 2,5 m = 1.600 benih

e. Pembuatan bedengan pesemian

1) Lokasi mudah diawasi, juga dekat dengan


pembenihan serta dekat dengan area penanaman.

2) Tempat yang datar, adanya drainase yang baik dan


dekat dengan sumber air, harus diperhatikan bahwa
tempat harus bebas dari nematode parasite dan
cendawan akar kopi.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

3) Dibuat dengan arah Utara-Selatan dengan lebar


bedeng 80-120 cm dan panjang disesuaikan dengan
kebutuhan.

4) Tanah dicangkul kemudian dibersihkan dari sisa


akar dan rumput.

5) Bedengan harus ditinggikan ± 20 cm menggunakan


tanah yang subur dan gembur serta diatasnya
ditambah lapisan pasir halus setebal 5 cm dengan
pinggirannya diberi penahan dari bamboo atau batu
bata merah agar tanah tidak longsor.

6) Untuk mencegah nematode parasite, dilakukan


fumigasi dengan Vapam 100ml/10lt air untuk setiap
m² bedengan. Bedengan ditutup plastik selama 7
hari yang kemudin benih dapat disemaikan.

7) Bedengan harus diberi atap atau naungan berupa


alang-alang, daun tebu, kelapa atau yang lainnya,
dengan tinggi sebelah Barat 120 cm dan sebelah
Timur 180 cm.

Gambar 7. Bedengan Pesemian

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

( Sumber : Puslitkoka )

f. Penyemaian biji

1) Sebelum biji disemai, bedengan harus disiram air


sampai jenuh.

2) Penyemaian benih dilakukan dengan menambahkan


biji sedalam ± 0,5 cm dengan permukaan benih yang
rata menghadap ke bawah dan jarak tanam benih
sekitar 3 cm x 5 cm.

3) Setelah benih tertata diatas bedengan, diatasnya


ditaburi dengan potongan jerami atau alang-alang
kering, agar terlindung dari sengatan matahari
secara langsung dan curahan air siraman.

g. Pemeliharaan di pesemaian

1) Setiap hari (kecuali hujan) bedengan disiram air


dengan menggunakan gembor serta dijaga supaya
tidak sampai ada genangan air, dan rumput harus
senantiasa dibersihkan.

2) Sebaiknya memakai air yang bersih dan tidak


tercampur pestisida.

3) Sesudah sepasang daun membuka, benih harus


segera dipindah ke media kantong plastic atau
bedengan pembenihan.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 3. Penyiraman Dederan Benih

( Sumber : Puslitkoka )

h. Pembuatan bedengan pembenihan

1) Bedengan dekat lokasi penanaman

2) Cara membuat seperti bedengan pesemaian

3) Media tumbuh berupa campuran tanah atas, pasir,


pupuk kandang dengan perbandingan 3 : 2 : 1.

4) Untuk tanah atas yang gembur, cukup dengan tanah


dan pupuk kandang dengan perbandingan 3 : 1.

5) Dapat dipakai tanah hutan lapisan atas (0-20 cm)


tanpa menggunakan campuran pasir serta pupuk
kandang

6) Bedengan dapat menggunakan naungan alami


seperti lamtoro atau pohon lain yang dapat
meneruskan cahaya diffuse.

7) Benih ditanam dengan jarak 20 cm x 25 cm.

i. Penanaman dalam polybag

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

1) Ukuran kantong plastik yang digunakan adalah 15


cm x 25 cm dengan tebal 0,08 mm serta diberi
lubang 15 buah. Ukuran kantong ini cukup untuk
varietas Kartika, namun untuk varietas lain harus
disesuaikan lagi.

2) Kantong plastic diisi dengan media dan disiram


hingga basah, kemudian diatur atau ditata
dibedengan dengan jarak antar kantong ± 7 cm
sehingga dengan lebar bedangan seluas 120 cm
dapat diletakkan enam baris kantong plastik.

3) Pemilihan benih dengan syarat yang tumbuhnya


normal dan sehat serta akarnya dipotong 5-7,5 cm
dari pangkal.

4) Benih ditanam dalam polybag dengan melubangi


media sedalam ± 10 cm serta tanah dipadatkan agar
akar tidak menggantung.

j. Pemeliharaan benih

1) Intensitas cahaya pembenihan ± 25% dan secara


bertahap intensitas cahayanya dinaikkan dengan
membuka naungan sedikit demi sedikit.

2) Penyiraman disesuaikan dengan kondisi


kelembaban lingkungan.

3) Media digemburkan setiap dua bulan sekali.

4) Pemupukan sesuai dengan umur benih dengan cara


pupuk di benamkan atau dilarutkan dalam air
dengan dosis umur 1-3 bulan = 1 gram pupuk urea +
2 gram TSP + 2 gram KCl, untuk umur 3-8 bulan = 2
gram pupuk urea. Pupuk urea diberikan setiap 2
minggu sekali, apabila dalam bentuk larutan maka

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

diberikan dengan konsentrasi 0,2% sebanyak 50-100


ml/benih selama 2 minggu.

5) Pengendalian hama penyakit dan gulma dilakukan


secara manual maupun dengan cara kimiawi, untuk
hama yang sering menyerang benih kopi yaitu ulat
kilan, belalang dan bekicot. Untuk penyakit yang
sering dijumpai yaitu penyakit rebah batang.

6) Benih siap tanam umur 10-12 bulan dari penyemaian.

2. Pembibitan Secara Vegetatif

a. Pembenihan secara sambungan

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan sambungan


yaitu terletak pada ketegapan batang bawah, bahan
entres, kebersihan sarana, waktu dan keterampilan
tenaga penyambung.

b. Sambungan fase serdadu

1) Batang bawah dan atas menggunakan benih


stadium serdadu atau kepelan.

2) Penyambungan dilakukan menggunakan metode


celah diman pada bagian atas dan bawah (± 5 cm di
leher akar) dibuat celah ± 1 cm dan pada bagian
bawah dari batang atas (± 4cm dari daun kepel)
disayat miring pada kedua sisinya sehingga
membentuk huruf V. Batang disisipkan pada celah
yang telah dibuat pada batang bawah.

3) Bagian cambium batang atas dan bawah harus


bersatu atau setidaknya salah satu sisi dari bidang
pertautan batang atas dan bawah harus lurus.

4) Penyambungan juga dapat dilakukan dengan cara


menyayat miring baik batang atas maupun bawah

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

pada salah satu sisinya kemudian di pertautkan.

5) Pengikatan dilakukan menggunakan parafilm


sedemikian hingga bagian sayatannya tertutup rapat.

6) Sebelum penanaman, akar tunggang yang terlalu


panjang ujungnya dipotong terlebih dahulu.

7) Setelah penanaman, hendaknya harus dilakukan


penyungkupan secara kolektif.

8) Frekuensi penyiraman antara 1-2 hari sekali


tergantung keadaan. Waktu penyiraman sebaiknya
dilakukan pada pagi hari dengan cara membuka
salah satu sisi sungkup dan ditutup kembali.

9) Dua minggu setelah penyambungan, dilakukan


pemeriksaan hasil sambungan, untuk sambungan
yang sudah jadi ditandai dengan tidak layunya benih
sambungan.

10) Setelah dua minggu dilakukan penjarangan secara


bertahap.

11) Benih hasil sambungan yang sudah mengalami


tahap

12) penjarangan, dilakukan pemeliharaan sampai


dengan siap tanam seperti pada pemeliharaan benih
pada umumnya.

c. Sambungan fase benih

1) Menyiapkan entres untuk batang atas dan juga benih


yang siap sambung sebagai batang bawah. Kriteria
untuk benih yang siap sambung adalah ukuran
batang yang sebesar pensil.

2) Penyambungan dilakukan dengan sistem celah.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

3) Daun batang bawah tidak boleh dihilangkan akan


tetapi disisakan 1-3 pasang daun.

4) Usahakan batang bawah dan atas ukurannya harus


sama besarnya dan apabila ukuran batang atas dan
bawah tidak sama maka salah satu sisimya harus
lurus.

5) Sambungan diikiat dengan tali raffia, benang goni,


pelepah pisang dan lain sebagainya.

6) Sambungan diberikan sungkup kantong plastik


transparan

3. Pembuatan Benih Stek

a. Benih stek dapat digunakan pada kopi Arabika dan juga


kopi Robusta.

b. Benih stek dapat juga dipakai sebagai batang bawah


guna pembuatan benih sambungan.

c. Adapun keuntungan benih stek dibandingkan dari benih


semaian yaitu :

1) Menjamin kemurnian dari klon

2) Umur siap tanam yang relatif pendek (9-12 bulan)


sejak perakaran.

3) Perakaran cukup banyak dan akar tunggang


pengganti yang tidak kalah kokoh dengan akar
tunggal asal biji.

4) Mempunyai sifat yang sama dengan pohon


induknya.

5) Mutu yang dihasilkan seragam.

6) Masa buah awal relative pendek antara 1-2 tahun.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

d. Tahapan pelaksanaan penyekatan meliputi :

1) Pembuatan bedengan penyekatan.

2) Persiapan bahan yang dibutuhkan.

3) Pelaksanaan dan pemeliharaan.

a) Persiapan bedengan stek

I. Sebelum penyekatan dilakukan hendaknya


harus memilih lokasi untuk membuat
bedengan stek. Pemilihan lokasi sama
dengan lokasi pembenihan.

II. Bedengan dibuat memanjang dengan


ukuran lebar 1,25 m dan panjang sekitar 5
atau 10 m.

III. Tebal medium sekitar 20-25 cm yang


terdiri dari campuran tanah : pasir : pupuk
kandang dengan perbandingan 1:1:1 atau
humus tanah hutan lapisan atas (0-20 cm).

IV. Pembuatan kerangka sungkup serta


menyiapkan lembaran plastik transparan,
dengan ketinggian sungkup ±60 cm.

V. Pembuatan para-para di atas bedengan


stek agar tidak terlalu panas dan juga
harus tidak boleh gelap.

VI. Para-para tidak diperlukan jika di atas


bedengan stek telah cukup naungan alami
oleh pepohonan yang ada.

VII. Sebaiknya penyetekan dilakukan di bawah


pohon pelindung lamtoro atau jenis pohon
lainnya yang dapat meneruskan cahaya.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 7. Sketsa penyetekan (7a) dan


pemotongan entres guna bahan stek (7b)

( Sumber : Puslitkoka )

b) Persiapan bahan tanam dan pelaksanaan


penyekatan

I. Melakukan inventarisasi kebun entres


agar dapat mengetahui klon serta umur
entres.

II. Umur entres yang baik digunakan yaitu 3-6


bulan, karena pada umur tersebut
bahannya cukup baik jika digunakan untuk
stek.

III. Pemotongan bahan stek dilakukan dengan


cara menggunakan satu ruas dengan
ukuran 6-8 cm dengan sepasang daun

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

yang dikupir, dan juga pangkal stek dibuat


runcing.

IV. Apabila bahan yang digunakan untuk klon


yang sulit berakar maka perlu dibantu
dengan zat pengatur tumbuh (dapat
menggunakan urin sapi sebanyak 10%).

V. Jarak tanam antar stek antara 5-10 cm.

VI. Setelah stek tertanam kemudian dapat


dilakukan penutupan dengan plastik.

VII. Penyiraman dilakukan setidaknya 1-2 hari


sekali dan juga tergantung bagaimana
keadaan dengan cara membuka salah
satu sisi sungkup dan segera ditutup
kembali.

VIII. Setelah umur ± 3 bulan hendak dilakukan


hardening secara bertahap.

IX. Jika sudah berumur 4 bulan, maka stek


dipindah ke kantong plastic (polybag) dan
dipelihara seperti lazimnya pemeliharaan
benih.

X. Benih siap dipindah atau ditanam


dilapangan setelah berumur sekitar 7
bulan di pembenihan.

2.9.5.6. Penanaman

1. Pembuatan lubang tanam

a. Ukuran lubang tanam yaitu 60 x 60 x 40 cm dengan


berbentuk trapezium.

b. Lokasi pembuatan lubang tanam pada ajir yang telah

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

ditentukan sesuai dengan jarak tanam.

c. Lubang tanam sebaiknya dibuat 6 bulan sebelum


memulai penanaman.

d. Tanah galian lapisan atas dan bawah harus dipisahkan.

e. Tiga bulan sebelum tanam, sebaiknya lubang tanam


ditutup 2/3 bagian dengan tanah lapisan atas kemudian
dicampur dengan bahan organic atau pupuk kandang
atau pupuk kompos.

f. Ajir dipasang kembali di tengah lubang tanam.

2. Pelaksanaan penanaman

a. Benih ditanam setelah pohon penaung berfungsi dengan


baik dan sebagaimana mestinya dengan kriteria
intensitas cahaya yang diteruskan sekitar 30-50% dari
cahaya langsung.

b. Digunakan benih yang sudah siap salur serta


pertumbuhannya sehat. Adapun kriteria benih siap salur
telah memiliki 6-8 pasang daun normal dengan sepasang
cabang primer.

c. Penanaman dilakukan pada awal musim hujan dan


hindari penanaman pada waktu panas terik.

d. Sebelum penanaman lubang tabam didapatkan,


kemudian tanah dicangkul sedalam 30 cm.

e. Akar tunggang yang terlalu panjang harus dipotong,


sedangkan untuk benih dalam polybag dilakukan dengan
cara memotong bagian dasar polybag sekitar 2-3 cm dari
bawah.

f. Benih ditanam sebatas leher akar dengan tanah yang


sudah dipadatkan, kemudian polybag yang telah disobek

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

ditarik keluar.

g. Penutupan lubang tanam dibuat cembung agar tidak


terjadi genangan air.

h. Tnaman yang mati harus segera dilakukan penyulaman


selama musim hujan.

Gambar 2H. Cara Pemotongan Polybag dan Cara Penanaman

( Sumber : Puslitkoka )

2.9.5.7. Pemupukan

1. Manfaat pupuk

a. Memperbaiki kondisi serta daya tahan tanaman terhadap


perubahan lingkungan yang ekstrim seperti kekeringan
dan pembuahan terlalu lebat.

b. Meningkatkan produksi serta mutu hasil.

c. Mempertahankan stabilitas produksi.

2. Kebutuhan pupuk

a. Kebutuhan pupuk dapat berbeda antar lokasi, varietas

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

dan umur dari tanaman itu sendiri.

b. Secara umum pupuk yang dibutuhkan tanaman kopi


terdiri dari 2 jenis yaitu pupuk organic dan an-organik.

c. Pelaksanaan pemupukan harus tepat waktu, tepat jenis


dan tepat dosis serta tepat cara pemberiannya.

d. Diutamakan pemberian pupuk organik harus berupa


kompos, pupuk kandang, atau limbah kebun lainnya yang
telah mengalami proses pengomposan.

e. Dosisi aplikasi pupuk organic yaitu 10-20


kg/pohon/tahun.

f. Pupuk organik umumnya memberikan pengaruh yang


sangat terlihat dan nyata pada tanah yang kadar bahan
organiknya rendah.

g. Pupuk organic tidak mutlak diperlukan pada tanah yang


kadar bahan organiknya ≥ 3,5%.

h. Pupuk diberikan selama setahun dua kali yaitu pada awal


musim hujan dan akhir musim hujan. Pada daerah
dengan curah hujan tinggi pemupukan sebaiknya
dilakukan lebih dari dua kali guna memperkecil resiko
hilangnya kandungan pupuk karena tercuci air hujan.

i. Cara pemberian pupuk yang baik dan benar adalah


dengan meletakkan pupuk secara melingkar seluas 75
cm dari batang pokok, dengan kedalaman 2-5 cm.

j. Ada beberapa jenis pupuk yang dapat campur dan ada


beberpa jenis pupuk yang tidak dapat dicampur.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Tabel 2. Pedoman Dosis Umum Pemupukan Kopi

( Sumber : Puslitkoka )

3. Pembuatan pupuk kompos dari limbah kebun kopi

a. Limbah kebun kopi atau limbah organic lainnya dapat


dibuat menjadi pupuk organik yang baik guna
memelihara serta meningkatkan kualitas kesuburan
tanah dan produksi tanaman kopi.

b. Kulit kopi dan limbah organik lainya dicacah guna


mendapatkan ukuran yang sangat kecil.

c. Setelah dicacah kemudian bahan tersebut dicampur


merata dengan pupuk kandang, fosfat alam dan urea
dengan perbandingan 1 m³ kulit kopi ditambah dengan
10 kg pupuk kandang ditambah 5 kg fosfat alam dan 1
kg urea.

d. Campuran dikomposisikan dalam bak pengomposan


dengan tinggi bahan kompos sekitar 1 m dan ditutup
plastik atau terpal.

e. Untuk lama pengomposan minimal selama 2 minggu.

2.9.5.8. Pemangkasan

1. Pemangkasan batang tunggal

Pemangkasan tanaman kopi Arabika maupun kopi Robusta

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

di Indonesia umumnya dapat menggunakan sistem batang


tunggal maupun sistem batang ganda. Namun untuk saat ini
di Indonesia hanya menerapkan sistem pemangkasan batang
tunggal, sehingga dalam pedoman ini hanya membahas
tentang pemangkasan batang tunggal. Adapun keunggulan
pangkasan batang tunggal antara lain adalah :

a. Tanaman tetap rendah sehingga mudah dalam


perawatannya.

b. Membentuk cabang produksi yang baru secara


berkesinambungan dalam jumlah cukup.

c. Mempermudah masuknya cahaya dan memperlancar


sirkulasi udara dalam tajuk.

d. Mempermudah pengendalian hama penyakit.

e. Mengurangi terjadinya fluktuasi produksi yang tajam


dan resiko terjadinya kemarian tanaman yang
disebabkan oleh pembuahan yang berlebihan.

f. Mengurangi dampak yang diakibatkan oleh


kekeringan.

2. Pemangkasan bentuk

a. Batang tanaman TBM atau TM 1 yang mempunyai


ketinggian sekitar 1 m harus dipenggal dan tiga cabang
primer dipotong pada ketinggian 80 – 100 cm sebagai
unit tangan “Etape I”, pemotongan cabang dilakukan
pada ruas ke 2 – 3 dan pasangan cabang primer yang
dipotong harus dihilangkan.

b. Tunas yang tumbuh pada cabang primer yang sudah


dipotong harus dilakukan pemotongan ulang secara
selektif.

c. Semua wiwilan yang tumbuh pada batang harus

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

dihilangkan agar percabangan kuat.

d. Setelah batang dan cabang pada tangan “Etape I”


tumbuh kuat, satu wiwilan yang tumbuh di bagian atas
harus diipelihara sebagai “bayonet” dan 2-3 cabang
plagitrop terbawah harus dihilangkan, kemudian
dilakukan pembentukan calon tanagn “Etape II” pada
ketinggian 120 – 140 cm dengan cara sama seperti pada
proses pembentukan tangan “Etape I” tetapi untuk
arahnya berbeda.

e. Setelah tangan “Etape II” terbentuk, dibuatkan tangan


“Etape III” pada ketinggian 16- 180 cm, perlakuan
pembentukannya sama seperti tangan “Etape I” dan
“Etape II” sehingga terbentuk pangkasan jika dilihat dari
atas yang berbentuk seperti logo mobil.

Gambar 2. Gambar Pemangkasan Batang Utama Dalam


Pemangkasan Bentuk ( Gambar 2a ), Pemotongan Cabang ( Gambar

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

2b), Penampilan Tanaman Kopi Arabika dan Robusta Dengan Sistem


Pangkasan Batang Tunggal ( Gambar 2c dan 2d )

( Sumber : Puslitkoka )

3. Pangkasan berdasarkan hasil panen / pemeliharaan

a. Bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan


kerangka tanaman yang diperoleh dari pemangkasan
bentuk dengan cara menghilangkan cabang tidak
produktif.

b. Cabang yang tidak produktif yang dibuang meliputi


cabang tua yang telah berubah sebanyak 2 – 3 kali,
cabang balik, cabang liar, cabang cacing, cabang yang
terserang hama dan penyakit.

c. Cabang B3 dapat dipelihara akan tetapi harus secara


selektif. Pemotongan cabang produksi dilakukan pada
ruas cabang yang telah mengeluarkan tunas serta
diusahakan sedekat mungkin dengan batang.

2.9.5.9. Pengelolaan Penaung

1. Penaung Sementara

a. Pada awal musim hujan, penaung sementara harus


dikurangi agar tidak terlalu rimbun.

b. Hasil rempesan ditempatkan di sekeliling batang atau


dimasukkan rorak.

c. Moghania dapat dipelihara sebagai tanaman penguat


teras atau didongkel setelah tanaman kopi berumur
empat tahun atau mulai menghasilkan.

d. Tephrosia sp. dan Crotalaria sp. akan mengalami mati


sendiri setelah berumur dua tahun.

e. Sebagai tanaman penguat teras, Moghania harus juga

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

dipangkas secara periodic tiap empat bulan sekali.

2. Penaung Tetap

a. Percabangan paling bawah penaungan tetap, termasuk


penaung produktif yang harus diusahakan 1 – 2 m diatas
pohon kopi guna memperlancar peredaran udara dan
masuknya cahaya, agar percabangan segera mencapai
tinggi yang diiinginkan maka cabang pada bagian bawag
harus sering dibuang.

b. Dilakukan penjarangan penaung secara sistematis


apabila pohon kopi telah saling menutup dan tumbuh
baik, untuk populasi akhir dipertahankan sebanyak 400 –
600 ph/Ha, tergantung pada kondisi lingkungan
setempat.

c. Untuk penaung jenis lamtoro pada awal musim hujan


sebanyak 50% dari jumlah lamtoro harus dipotong pada
tinggi 3 m secara bergantian pada setiap tahun secara
larikan atau selang-seling.

d. Selama musim hujan cabang dan ranting lamtoro yang


terlalu lebat harus dirempes guna merangsang
pembentukan pembungaan kopi.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 2. Pemangkasan Penaung Lamtoro Pada Awal Musim Hujan

( Sumber : Puslitkoka )

2.9.5.10. Pengendalian Hama Terpadu

1. Nematoda Parasit ( Pratylenchus Coffe dan Radopholus


Similis )

a. Gejalanya adalah tanaman kopi terlihat kerdil dengan


daun yang menguning dan gugur serta pertumbuhan
cabang primer terhambat sehingga hanya menghasilkan
sedikit bunga, buah menjadi prematur dan banyak yang
tidak ada isinya. Pada bagian akar terlihat serabut
membusuk yang berwarna coklat atau hitam, pada
kejadian yang berat maka tumbuhan akan mati.

b. Pada pembukaan tanaman baru serta sulaman

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

sebaiknya menggunakan bahan tanam tanah yang


berupa batang bawah BP 308.

c. Pada tanaman yang terserang di lapangan maka


pengaplikasiannya dengan pupuk kandang 10 kg/pohon
dengan jangka waktu 6 bulan dan jamur Paecilomyces
Lilacinus Strain 251 sebanyak 20 g/pohon dengak jangka
waktu 6 bulan.

2. Penggerek Buah Kopi ( PBKo) / Hypothenemus Hampei

a. Pengendalian secara kultur teknis

1) Memutus daur hidup PBKo dengan tindakan :

a) Petik bubuk, yaitu adalah dengan mengawali


panen dengan memetic semuah buah masak
yang terjangkit PBKo antara 15-30 hari
menjelang panen besar.

b) Lelesan, yaitu pemungutan semua biji kopi yang


jatuh ditanah baik buah yang terjangkit maupun
buah yang tidak terjangkit.

c) Racutan, yaitu dengan memetic seluruh buah


yang ada di pohon pada akhir panen.

d) Semua buah hasil petik bubuk, lelesan serta


racutan baiknya direndam dalam air panas pada
suhu 60°C selama 5 menit.

2) Pengaturan naungan guna menghindari kondisi


tanaman terlalu gelap yang sesuai dengan
perkembangan PBKo.

b. Pengendalian secara biologi

Menggunakan parasitosid dan jamur pathogen serangga


(Beauveria Bassiana). Pengaplikasian ini dianjurkan

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

dengan dosis 2,5 kg biakan padat atau 100 g spora


murni/Ha selama tiga kali aplikasi per musim panen.

c. Penggunaan tanaman masak serentak

1) Arabika : Varietas dan USDA 762

2) Robusta : Kombinasi klon BP 42, BP 288 dan BP 234


(dataran rendah).

Kombinasi klon BP 42, BP 358 dan BP 409 (dataran


tinggi)

d. Penggunaan perangkap

Pemasangan alat perangkap dengan senyawa penarik


seperti Hypotan yang ditaruh di dalam alat perangkap.
Perangkap biasanya dipasang dengan kepadatan 24/Ha
selama minimum dua tahun setelah musim panen
berakhir.

3. Penyakit Karat Daun / Hemileia Vastatrix

a. Pengendalian secara hayati, yaitu dengan menanam


varietas kopi Arabika yang tahan atau toleran seperti Lini
S 795, USDA 762 dan Andungsari 2K.

b. Pengendalian secara kultur teknik, yaitu dengan


memperkuat kebugaran tanaman melalui pemupukan
yang seimbang, pemangkasan serta pemberian naungan
yang cukup.

2.9.6. Kandungan Gizi Kopi

2.9.6.1. Kandungan Kimia Dalam Biji Kopi Robusta dan Arabika

Kopi merupakan minuman yang dihasilkan dari olahan biji kopi


yang diseduh dan berbentuk bubuk kopi. Kopi bubuk merupakan
biji kopi yang telah di sangria, digiling ataupun ditumbuk sehingga
mempunyai tekstur halus dan lembut. Berikut ini adalah kandungan

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

kimia yang terkandung dalam biji Kopi Robusta dan Arabika ( Farah,
2012 ) :

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 2.9.6.1. Tabel Kandungan Kimia Pada Kobi Robusta dan Arabika

( Sumber : Farah, 2012 )

2.9.6.2. Asam Klorogenat

Asam Klorogenat merupakan suatu senyawa yang termasuk dalam


komponen fenolik yang mempunyai sifat yang larut dalam air dan
terbentuk dari esterifikasi asam quinic dan asam transcinnamic
tertentu seperti asam kafein, asam ferulic, dan asam pcoumaric.
Subgrup utama dari isomer asam klorogenat pada biji kopi adalah
asam caffeoylquinic (CQA), asam dicaffeolyquinic (diCQA) dan
asam p-couma-rolyquinic (p-QCA) pada jumlah yang lebih kecil.

Menurut farah dan Carmen, asam klotogenat pada biji kopi terdiri
dari 9 isomer yang diantaranya terdapat 3 isomer dari CQA (3-, 4-
dan 5-CQAs), 3 isomer dari CQAs (3,4-,3,5-, dan 4,5-diCQAs) dan 3
dari FQAs (3- , 4-, dan 5-FQA)

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 2.9.6.2.a Struktur Asam Klorogenat

( Sumber : Susan et all, 2015 )

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Gambar 2.9.6.2.b Struktur Kimia Pembentuk Asam Klorogenat

( Sumber : Jaiswal et all, 2010 )

Analisis yang dilakukan untuk Asam Klorogenat secara kuantitatif


dapat dilakukan dengan menggunakan instrument HPLC, dapat
juga menggunakan UV-Vis guna menganalisis asam klorogenat
secara kuantitatif dan kualitatif, metode ini dipilih dikarenakan
sederhana, cepat dan terjangkau jika dibandingkan dengan HPLC.
Serapan spectrum UV-Vis asam klorogenat dapat diukur panjang
gelombangnya antara 200-500 nm pada suhu kamar, didapatkan
wilayah asam klorogenat memiliki 2 titik maksimum yaitu puncak
pertama di panjang gelombang 217 nm dengan bahu di 240 nm
serta puncak kedua pada panjang gelombang 324 nm dengan bahu
di 296 nm.

2.9.6.3. Perbedaan Kandungan Asam Klorogenat Pada Biji Kopi

Biji kopi hijau Robusta paling banyak mengandung asam


klorogenat dibandingkan dengan biji kopi lainnya, untuk nilai asam
klorogenat yang terkandung dalam biji kopi robusta mencapai 6,1 –
11,3 mg/g biji kopi, namun perbedaan kandungan asam klorogenat
tidak hanya berdasarkan pada jenis biji saja, adapun faktor seperti
pemanasan atau penyangraian biji kopi. Selama proses
pemanggangan kopi, terjadi perubahan secara fisik maupun kimia,
begitupun juga dengan kandungan dalam biji kopi. Proses
penyangraian pada suhu diatas 180-200°C dapat menyebabkan
perubahan drastic dalam komposisi kimia serta biologis kopi
akibat hasil reaksi Maillard dan Strecker. Efek dari pemanggangan
kopi adalah meningkatkan kepahitan kopi dikarenakan adanya
pelepasan asam kafein dan pembentukan lakton dan derivative
fenol yang bertanggung jawab dari perubahan rasa dan aroma.
Menurut Farah dan Carmen (2006) menjelaskan bahwa proses
penyaringan di-CQA mengalami hidrolisis menjadi monoester dan
asam kafein, namun pada proses ini fenol yang bersifat volatile
meningkat, sekitar 7% asam klorogenat kopi Arabika dan 5,5%

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

asam klorogenat kopi Robusta berubah menjadi 1,5-γ-


quinolactones selama proses penyangraian.

Tabel 2.9.6.3.a Komponen Asam Klorogenat dan Kafein (mg/g biji kopi) Pada Biji
Kopi Hijau

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

( Sumber : Moon et all, 2009 )

Tabel 2.9.6.3.b Komponen Asam Klorogenat dan Kafein (mg/g biji kopi) Pada Biji

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Kopi Sangrai

( Sumber : Moon et all, 2009 )

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Tabel 2.9.6.3.c Efek Farmakologi Asam Klorogenat

2.9.6.4. Efek Farmakologi Asam Klorogenat

Adanya banyak manfaat serta efek yang terkandung dari asam


klorogenat untuk kesehatan diantaranya asam klorogenat berperan
penting dalam mencegah berbagai macam penyakit yang ada
kaitannya dengan stress oksidatif seperti kanker, kardiovaskular,
penuaan dini serta penyakit neurodegenaratif. Kardiovaskular yaitu
sebuah penyakit yang berhubungan dengan hipertensi yang dapat
menimbulkan komplikasi dan menyebabkan kerusakan organ
tubuh seperti jantung, hati, mata, ginjal serta pembuluh darah.
Namun penyakit hipertensi ini dapat diobati menggunakan, salah
satunya asam klorogenat, cara kerjanya adalah asam klorogenat ini
berperan dalam menurunkan tekanan darah tinggi yang melibatkan
Nitrat Oksida (NO). Penyakit hipertensi disebabkan oleh adanya
faktor peningkatan kadar hydrogen peroksida dan anion
superoksida. Anion superoksida ini sangat menguras bioavibilitas
nitrat oksida dalam jaringan endotel dengan cara bereaksi dengan
asam nitrat oksida untuk menghasilkan peroxynitrit (ONOO-).

Dengan demikian, maka NO akan berkurang dan menyebabkan


hipertensi. Asupan asam klorogenat dapat meningkatkan
bioavibilitas NO pada pasien yang mempunyai penyakit hipertensi
yang dikarenakan asam ferulik, metabolit 5-CQA, membuang
superoksida dan menampakkan efek hipotensi di SHR. Selain itu
efek farmakologi dari asam klorogenat selain yang disebutkan
diatas adalah sebagai hepatoprotetif. Kerusakan liver atau hati
dapat disebabkan oleh asupan obat yang mempunyai efek
samping di hati seperti parasetamol, hasil menunjukkan bahwa
asam klorogenat dapat mencegah terjadinya nekrosis hati yang
disebabkan oleh obat parasetamol, namun cara kerjanya masih
belum diketahui secara pasti. Adapun penelitian lain yang
menunjukkan pengaruh asam Klorogenat pada pemberian CCl4
secara in vivo. CCl4 diaktifkan oleh sistem sitokrom p450 guna

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

memberikan radikal Trichloromethyl (CCl3) dan kemudian


dikombinasikan dengan oksigen guna membentuk radikal
Trichloromethyl Peroxyl yang dapat menyebabkan adanya
kerusakan hati. Pengujian secara in vitro telah dilakukan an
menghasilkan bahwa asam klorogenat serta asam kafein
mempunyai Cixinal Hydroxyl pada residu aromatis. Kedua senyawa
tersebut mempunyai fungsi sebagai antimutagenik, antikanker dan
adanya aktivitas antioksidan yang bekerja pada Reactive Oxygen
Spesies (ROS), yang dapat menyebabkan iskemia dan kerusakan
pada usus. Antioksidan dapat menghilangkan ROS dan
meningkatkan hasilnya. Kafein serta asam klorogenat dilakukan
penelitian serta pengujian terhadap aktivitas antioksidan dengan
menggunakan metode DPPH. Nilai EC50 yang dihasilkan oleh kafein
sebesar 21,41 ppm sedangkan asam klorogenat sebesar 5,86 ppm,
dimana hasil ini merupakan parameter yang dipakai untuk
menunjukkan aktivitas antioksidan yang memberikan hambatan
sebesar 50%. Zat yang mempunyai aktivitas antioksidan tinggi
akan mempunyai harga EC50 yang rendah.

Antidiabetes merupakan salah satu khasiat yang berasal dari


senyawa asam klorogenat, dengan mengkonsumsi asam
klorogenat yang terkandung dalam kopi dapat menurunkan resiko
diabetes mellitus tipe 2. Senyawa tersebut dapat menstimulasi
uptake glukosa pada otot skeletal melalui aktivitas AMPK. Aktivitas
ini mempunyai pengaruh yang positif yaitu dapat mengarahkan
hasil metabolit zat yang mempunyai manfaat baik seperti
penurunan produksi glukosa dalam hati dan sintesis lemak, selain
itu asam klorogenat dapat menghambat ekspresi G6Pase hati
serta aktivitas steatosis hati. Asam klorogenat dapat menghambat
sintesis asam lemak baik secara in vitro ataupun in vivo. Asam
lemak bebas adalah sebuah bahan esensial penghambat sintesis
molekul liquid yang kompleks seperti trigliserida dan triasiglerida
sehingga meningkatkan profil liquid dan uptake glukosa otot

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

rangka, meningkatkan glukosa puasa, toleransi terhadap glukosa


dan sensitivitas insulin.

2.9.7. Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan ini yaitu bahwa kopi memiliki jenis


yang berbeda dari tiap familinya dan juga mempunyai klon yang
bervariasi mulai dari klon biasa hingga klon yang mempunyai kualitas
yang sangat baik, begitu pula dengan cara pembudidayaannya yang
harus diperhatikan setiap detailnya, jika tidak maka tanaman kopi tidak
akan menghasilkan biji kopi yang berkualitas bahkan hingga tanamannya
menjadi mati. Tanaman kopi memang membutuhkan perawatan yang
sangat ekstra guna mencapai hasil yang sesuai yang diharapkan bahkan
melebihi ekspetasi kita, memang ada yang perlu di korbankan seperti
waktu dan finansial akan tetapi jika kita sabar dan tetap konsisten dalam
pembudidayaannya maka akan memberikan dampak yang baik untuk
kita kedepannya.

Selain dari segi hasil fisik biji kopi, ternyata kopi mengandung
banyak manfaat yang terkandung didalamnya bahkan dapat mencegah
penyakit yang cukup mematikan, jika diolah dengan benar maka kopi
akan menjadi minuman herbal yang baik bagi kesehatan. Tiap jenis kopi
memiliki khasiatnya masing masing, jadi kita tidak perlu ragu untuk
memilih jenis kopi apa yang baik bagi kesehatan kita karena pada
dasarnya semua jenis kopi memiliki dampak positif bagi tubuh kita
tergantung bagaimana cara kita mengolahnya dan mengkonsumsinya.

2.10. Kajian Teori Berdasarkan Konsep

2.10.1. Konsep Makro

Konsep Makro disini menjelaskan tentang pembahasan konsep secara


keseluruhan atau secara umum yang akan di aplikasikan terhadap
Perencanaan dan Perancangan Sentra Pembudidayaan dan Pengolahan
Kopi di Kota Kediri, Jawa Timur

2.10.1.1. Konsep Makro ( Arsitektur Pintar )

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Maksud Arsitektur Pintar disini adalah suatu seni dan ilmu dalam
merancang sebuah karya bangunan arsitektur dimana mencakup
merancang serta membangun keseluruhan lingkungan binaan
mulai dari perencanaan kota, perancangan perkotaan , arsitektur
lansekap hingga desain bangunan , desain perabot dan desain
yang telah mengalami perkembangan serta memiliki hasil yang
baik.

Arsitektur pintar juga merupakan pengembangan teknologi


pembuatan rancangan bangunan dimana nantinya menghasilkan
suatu rancangan karya arsitektur yang lebih baik, dengan tujuan
menghemat biaya operasional serta biaya lainnya dan melebihi
standar umum efisiensi energi. ( Linda, 2007 )

Seiring dengan perkembangan yang ada , peran teknologi juga


sangat membantu dalam pengembangan suatu bangunan, mulai
dari bahan, struktur serta sistem elektronik canggih. Sama halnya
seperti bangunan pintar yang merupakan sebuah konsep dimana
pada suatu bangunan diterapkan berbagai macam sistem
operasi sehingga pada bagian tertentu memiliki peran tersendiri
atau dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan manusia, sehingga
bangunan tersebut disebut dengan bangunan pintar yang
merupakan sebuah solusi dalam pemecahan masalah untuk
mengurangi jumlah tenaga yang digunakan dalam sebuah
pekerjaan. Yang perlu di ingat adalah bahwa arsitektur pintar
bukanlah termasuk dalam bangunan pintar karena pada dasarnya
suatu bangunan memiliki arti bahwa segala sesuatu yang
didirikan disebut bangunan, berberda dengan arti dari arsitektur
yang merupakan seni atau ilmu merancang serta membuat suatu
konstruksi bangunan.

Arsitektur pintar disini menekankan pada sifat dari bangunan itu


sedangkan bangunan pintar menekankan kepada sistem yang
ada pada sebuah bangunan. Arsitektur pintar mencakup
keseluruhan mulai dari perancangan yang dapat berupa

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

bangunan, taman, lansekap hingga hal makro lainnya. Perbedaan


antara bangunan dan arsitektur terletak pada unsur estetikanya
dimana perbedaan estetika akan berbeda dengan nilai serta
tampilannya.

Tabel 2.10.1.1. Tabel Komponen Arsitektur Pintar

Jadi inti dari pembahasan makro disini adalah pengupayaan


penerapan ilmu arsitektur yang menekankan kepada tatanan
lahan, hubungan antara bangunan satu dengan yang lain, hingga

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

faktor kenyamanan yang akan di aplikasikan terhadap


perencanaan dan perancangan sentra pembudidayaan dan
pengolahan kopi, dimana nantinya keterkaitan antara paham ilmu
arsitektur pintar akan digabungkan dengan arsitektur
berkelanjutan dimana nantinya diharapkan bangunan ini dapat
menerapkan unsur-unsur yang sudah dijelaskan sebelumnya dan
bangunan ini nantinya juga ramah terhadap lingkungan sekitar
baik dari flora, fauna hingga manusia.

2.10.2. Konsep Mikro

2.10.2.1. Konsep Mikro Bentuk ( Futuristik dan Lokal )

Menggabungkan bentuk futuristic yang dimana tidak ada bentuk


khusus namun tetap menerapkan bentuk bentuk yang modern,
disini konsep futuristik yang juga menerapkan bentuk dari ciri
khas suatu daerah, yang diharapkan nantinya bangunan ini
mempunyai ciri khas yang modern namun tetap menerapkan
unsur-unsur ciri khas dari daerah yang akan di bangun nantinya.

2.10.2.2. Konsep Mikro Tatanan Lahan ( Radial )

Memaksimalkan sirkulasi pengguna serta pengunjung dimana


penerapan tatanan berbentuk radial dimana ada salah satu
bangunan yang menjadi penghubung antara bangunan satu serta
bangunan lain dan juga diharapkan pengunjung tidak
kebingungan serta mudah memahami tempat atau lokasi yang
nantinya akan dituju.

2.10.2.3. Konsep Mikro Ruang ( Fleksibel )

Penggunaan ruang yang fleksibel merupakan suatu sifat yang


memungkinkan sebuah ruang dapat dijadikan sebagai ruang yang
multifungsi dimana di dalamnya dapat terjadi berbagai macam
aktivitas sesuai kebutuhan tanpa mengubah tatanan bangunan.
Adapun beberapa kriteria pertimbangan fleksebilitas yaitu :

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126
KONSEP ARSITEKTUR
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SENTRA PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN KOPI DI
KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR
TEMA ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

1. Segi teknik , dimana sesuatu yang praktis, kemungkinan


resiko rusak kecil, tidak mempunyai banyak aturan serta
memenuhi syarat ruang yang ada.

2. Segi ekonomis, dimana dilihat dari segi biaya pembuatan


dan pemeliharaan yang murah dan terjangkau.

Terdapat tiga konsep fleksebilitas yaitu ekspansibilitas,


konvertibilitas, dan versabilitas. Ekspansibilitas merupakan
konsep fleksibilitas yang diterapkan pada ruang atau bangunan
dengan maksud ruangan yang dapat menampung pertumbuhan
melalui perluasan. Sedangkan konvertibilitas merupakan ruang
atau bangunan yang memungkinkan adanya perubahan tata atur
pada satu ruang. Yang terakhir ada versatibilitas yaitu ruangan
atau bangunan yang mempunyai sifat multifungsi.

RAMADITHA PRAMESTYAWAN PUTRA


ARSITEKTUR | 04.2017.1.03126

Anda mungkin juga menyukai