net/publication/324534039
CITATIONS READS
0 2,996
2 authors, including:
Johanes Krisdianto
Institute Technology of Sepuluh Nopember, Surabaya
10 PUBLICATIONS 9 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Johanes Krisdianto on 09 August 2018.
Abstrak—Dewasa ini semakin meningkatnya angka kejahatan Hal tersebut tidak terlepas berangkat dari isu dan konsep
seksual terhadap anak mengakibatkan timbulnya rasa tertekan pendekatan arsitektur yang diangkat. Pendekatan arsitektur
tidak percaya diri. Beberapa dampaknya seperti vernakular dalam konsep perancangannya, sehingga menuntut
penyalahgunaan konsepsi lingkungan yang besar, jangka adanya hubungan keterkaitan antar aspek satu sama lain.
panjang, fisik maupun mental pada anak-anak. Studi ilmiah dan
Arsitektur vernakular secara umum sendiri merupakan
observasi lapangan di Surabaya, Jawa Timur menunjukkan
tingginya tingkat kekerasan seksual terhadap anak-anak di implementasi dan modifikasi dari konsep arsitektur Nusantara.
berbagai lapisan dari anak-anak dan orang dewasa. Meskipun Di mana aspek utamanya ialah orientasi dari sistem bangunan
studi yang sangat heterogen, terdapat berkorelasi pelecehan pada tersebut, serta aspek aktivitas yang dinaungi di dalamnya.
tingkat yang berbeda. Trauma adalah peristiwa dramatis dalam Aspek orientasi sistem tersebut diimplementasikan ke dalam
kehidupan yang mengancam kehidupan kesehatan atau bahkan sistem teknis yang dinaungi dalam perancangan sekolah alam
ego individu yang bersangkutan. Efek terburuk trauma ini.
membuat korbannya menderita Post Traumatic Stress Disorder
PTSD yang merupakan kondisi stres pasca trauma akibat
pengalaman yang mengerikan baik fisik fisiologis atau kombinasi
keduanya. Arsitektur berwawasan lingkungan dengan
pendekatan arsitektur perilaku, diharapkan menjadikan sosok
arsitektur yang unik dan didukung penggunaan elemen
arsitektur yang sesaui dengan uraian isu yang diangkat.
I. PENDAHULUAN
Gambar. 1. Objek bangunan.
dalam projek ini, mencoba memodifikasi beberapa sistem i) Lihat bangunan sebagai respon sebuah organisma
utilitas di dalamnya. Dengan menggunakan pendekatan hidup untuk mengubah ruang dan kebutuhan
arsitektur berwawasan lingkungan, sehingga diharapkan fungsional
bagaimana sistem tersebut mampu mereduksi limbah yang j) Pelihara lingkungan alam dengan memperkecil
dibuang ke lingkungan. Serta adanya sistem daur ulang dan ‘rekam-jejak’ bangunan terhadap lahan atau
energi alternatif di dalamnya. Maka dari itu adanya beberapa meninggikan bangunan, bila memungkinkan
pencapaian dan kesesuaian antara konsep sekolah alam dengan k) Persatukan semua unsur dari bangunan sebagai
sistem yang ada di dalamnya. sebuah struktural yang ekspresif
l) Kecantikan ekonomi dari alam diekspresikan dalam
struktur, bentuk dan material yang ekonomis
II. METODA PERANCANGAN m) Melihat ruang sebagai sesuatu yang dinamis,
Berangkat dari beberapa permasalahan dalam desain secara rangkaian multiplanner- hilangkan atap, tembok dan
umum dalam pola pengelolaan bangunan. Di mana masih lantai sebagai elemen yang berat; biarkan mereka apa
terdapat beberapa kontradiksi yang berhubungan dengan adanya. Ganti jendela dengan langit, matahari dan
konteks lingkungan. Konsep arsitektur berwawasan bintang
lingkungan mengadaptasi dari konsep kolaboratif terhadap n) Semangat dari pengembaraan, risiko, dan tantangan
alam. Dengan memerhatikan aspek tambahan dalam bangunan adalah satu ukuran dari kekuatan yang memaksa kita
untuk merespon lingkungan itu sendiri. Arsitektur ditangani untuk hidup
justru dengan merusak alam dengan mengontrol lingkungan Dari parameter di atas dapat diambil beberapa parameter
memakai alat mekanik seperti AC. Alam mulai rusak, muncul untuk ditransformasikan ke dalam proses desain. Yang
kesadaran memelihara alam beserta sumber energinya serta meliputi:
menjaga kelestariannya. Mulai dipahami bahwa arsitektur a) Pergunakan daur ulang, pembersihan dan sumber
yang baik adalah yang bekerja sama dengan alam, bukan kekuatan swasembada
dengan memusuhi atau merusaknya [1]. b) Desain untuk energi, keselamatan air, gempa,
Metode yang digunakan penulis dalam objek rancang ini perlawanan terhadap binatang kecil pengganggu.
adalah menggunakan logical argumentation menurut Groat c) Kemajuan ilmu pengetahuan dan fitur fungsional dan
(2002:303) dan aplikasi. Logical argumentation digunakan estetika
dalam penarikan parameter untuk menentukan poin-poin yang d) Integrasi unsur bangunan yang ekspresif
akan diaplikasikan dalam proses desain. Sedangkan metode e) Melihat ruang menjadi sesuatu yang dinamis,
aplikasi adalah penerapan langsung ke dalam proses desain, di rangkaian multiplanner.
mana meliputi bagian dari objek bangunan tersebut. Berupa
aspek teknis dan sistem dalam arsitekturalnya.
Logical argumentation tersebut didapat dari beberapa
nrasumber dalam jurnal penelitian yang sama. Sehingga
beberapa parameter dalam merespon permasalah desain
tersebut. Parameter tersebut terdiri atas usulan prinsip
terhadap pengembangan arsitektur revolusioner (Tsui, Eugene,
1999:38-81)
Sistem kelistrikan ini secara umum masih disuplai dari Aplikasi arsitektur lingkungan. Dalam aspek perancangan
PLN. Namun dibantu dengan adanya beberapa jumlah panel ruang luar. Ruang luar ini bertujuan sebagai wadah aktivitas
surya. Hal ini digunakan sebagai bantuan fitur dalam sistem bagi anak-anak. Baik ditujukan sebagai sarana edukasi,
kelistrikan, juga sebagai edukasi bagi anak-anak tentang sosialisasi, sekaligus aktivitas yang lainnya. Konsep ruang
energi alternatif. yang fleksibel dalam aplikasinya.
c) Sistem penghawaan dan pencahayaan
DOKUMEN GAMBAR