Disusun Oleh :
Silvia Damayanti (2313022061)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia
serta hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dampak
Infrastruktur yang Berbasis Eco-Living Terhadap Kondisi Lingkungan
Masyarakat”.
Saya juga berterimakasih kepada dosen yang telah memberikan saya tugas
makalah ini. Saya berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan saya. Serta saya juga berterimakasih kepada pihak yang membantu
selama proses pembuatan makalah ini.
Menyadarinya banyaknya kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan
makalah ini. Karena itu, saya sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para
pembaca untuk memaklumi kekurangan dan kesalahan makalah ini.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
2.1. Konsep Eco-Living..............................................................................................3
2.2. Konsep Infastruktur............................................................................................3
2.3. Dampak Infrastruktur Berbasis Eco-living terhadap kondisi lingkungan...........4
BAB III PENUTUP.........................................................................................................6
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................6
3.2. Saran...................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
berdasarkan rancangan yang dibuat oleh manusia yang seringkali lebih menekankan
pada kebutuhan manusia tanpa memperhatikan dampaknya terhadap alam sekitarnya.
Seharusnya manusia sadar betapa pentingnya kualitas alam sebagai penunjang
kehidupan, maka setiap kegiatan manusia seharusnya didasarkan pada pemahaman
terhadap alam termasuk pada perancangan arsitektur. Pemahaman terhadap alam pada
rancangan arsitektur adalah upaya untuk menyelaraskan rancangan dengan alam, yaitu
melalui memahami perilaku alam, ramah dan selaras terhadap alam. Keselarasan dengan
alam merupakan upaya pengelolaan dan menjaga kualitas tanah, air dan udara dari
berbagai kegiatan manusia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Steakholder yang terlibat dalam pembangunan infrastruktur, pemerintah sebagai pemilik
(owner) dan pembuat kebijakan, pengusaha /kontraktor sebagai penyedia layanan, dan
organisasi nonpemerintah (LSM), memonitor dampak pembangunan jalan dan jembatan
proses pengembangan infratruktur berwawasan lingkungan, oleh karena itu,
infrastruktur yang dibangun mungkin bermanfaat bagi pengguna dan tidak akan
berdampak negatif terhadap lingkungan
Grigg mengkategorikan infrastruktur menjadi enam jenis, yaitu:
1) Infrastruktur jalan
2) Infrastruktur pelayanan transportasi
3) Infrastruktur air
4) Infrastruktur manajemen limbah
5) Infrastruktur bangunan dan fasilitas olah raga luar
6) Infrastruktur produksi dan distribusi energi.
Dari sejumlah jenis infrastruktur tersebut diatas, belum semuanya terformulasi secara
komprehensif yang terkait dengan isu berkelanjutan sebagai isu besarnya. Namun
demikian, isu infrastruktur ramah lingkungan yang lebih operasional (sebut “green”) di
Indonesia telah terformulasi sebagian, diantaranya :
1) Model assessment green construction untuk bangunan gedung di Indonesia
Versi 1.2 yang dikembangkan oleh Ervianto, W.I., 2015.
2) Konstruksi hijau untuk infrastruktur jalan raya yang dikembangkan oleh
Puslitbang Jalan (Lawalatta, G., 2013).
3) Pelabuhan laut Hijau
4) Pelabuhan Udara Ramah Lingkungan
5) Stasiun Kereta api ramah lingkungan.
4
1) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menciptakan lapangan
kerja, mengurangi kemiskinan, meningkatkan kualitas pendidikan dan
kesehatan, serta menghormati hak asasi manusia.
2) Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, efisien, dan
berkeadilan dengan memanfaatkan sumber daya alam secara optimal,
mengurangi polusi dan limbah, serta meningkatkan inovasi dan
produktivitas.
3) Melestarikan lingkungan hidup dengan menjaga keseimbangan
ekosistem, melindungi keanekaragaman hayati, mengurangi emisi gas
rumah kaca, serta menyesuaikan diri dengan perubahan iklim.
4) Melestarikan keanekaragaman hayati atau beradaptasi terhadap
perubahan iklim, sosial.
5) Menyediakan drainase air atau ruang hijau
6) Menyediakan lapangan kerja dan menaikkan harga properti.
7) Mengurangi dampak kerusakan lingkungan
8) Lebih menghemat waktu dan biaya operasional
9) Lebih aman untuk para pengguna infrastruktur
b. Dampak negatif
1) Menimbulkan konflik sosial dengan adanya perbedaan kepentingan,
nilai, dan budaya antara berbagai kelompok masyarakat dalam mengelola
sumber daya alam.
2) Menyebabkan biaya tinggi bagi pemerintah dalam merumuskan dan
melaksanakan kebijakan pembangunan berkelanjutan yang memerlukan
koordinasi lintas sektor, partisipasi masyarakat, serta pemantauan dan
evaluasi.
3) Mengancam keberlanjutan alam dengan adanya risiko kerusakan
lingkungan yang tidak dapat dipulihkan akibat kesalahan manusia,
bencana alam, atau perubahan iklim yang ekstrem.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Selain itu Eco-living adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gaya hidup
yang berusaha meminimalkan dampak negatif manusia terhadap lingkungan.
Infrastruktur dengan berbasis Eco-living bertujuan untuk mencapai kesejahteraan
manusia tanpa merusak lingkungan hidup. Infrastruktur dengan Eco-living memiliki
dampak positif dan negatif bagi masyarakat, pemerintah, dan alam. Oleh karena itu,
Infrastruktur dengan Eco-living memerlukan komitmen bersama dari semua pihak untuk
mencari solusi yang seimbang dan bertanggung jawab.
3.2 Saran
Saran dari saya harusnya setiap individu memahami konsep Infrastruktur
berbasis Eco-Living dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari hari terhadap
lingkungan.
6
DAFTAR PUSTAKA
Eea. 2015. Infrastruktur Ramah Lingkungan : Kehidupan Yang Lebih Baik Melalui
Solusi Berbasis Alam. https://www.eea.europa.eu/articles/green-infrastructure-
better-living-through diakses pada tanggal 13 November 2023.
Prasetyo A. 2017. Kriteria Rumah Ramah Lingkungan (Eco Friendly House). Jurnal
Muara, Vol. 1, No.1, hlm. 1-10
7
Wahyuni N, Santi dan Rianty H. 2020. Penerapan Konsep Eco-Living Pada Gedung
Pusat Perbelanjaan di Kota Kendari. Jurnal Mahasiswa Jurusan Aksitektur, Vol.5,
No. 3, hlm. 280-286