Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DAMPAK INFRASTRUKTUR YANG BERBASIS ECO-LIVING TERHADAP


KONDISI LINGKUNGAN MASYARAKAT

Disusun Oleh :
Silvia Damayanti (2313022061)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia
serta hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dampak
Infrastruktur yang Berbasis Eco-Living Terhadap Kondisi Lingkungan
Masyarakat”.
Saya juga berterimakasih kepada dosen yang telah memberikan saya tugas
makalah ini. Saya berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan saya. Serta saya juga berterimakasih kepada pihak yang membantu
selama proses pembuatan makalah ini.
Menyadarinya banyaknya kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan
makalah ini. Karena itu, saya sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para
pembaca untuk memaklumi kekurangan dan kesalahan makalah ini.

Bandar Lampung, 13 November


2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
2.1. Konsep Eco-Living..............................................................................................3
2.2. Konsep Infastruktur............................................................................................3
2.3. Dampak Infrastruktur Berbasis Eco-living terhadap kondisi lingkungan...........4
BAB III PENUTUP.........................................................................................................6
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................6
3.2. Saran...................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu masalah besar yang sering dihadapi masyarakat adalah masalah
lingkungan hidup. Kerusakan alam yang semakin parah, telah memicu dan memacu
pemanasan global. Akibatnya bukan saja bencana alam yang terjadi bertubi-tubi,
melainkan juga cuaca yang menjadi sukar diprediksi. Tidak dapat dipungkiri, bahwa
manusia merupakan pihak yang paling bertanggung jawab atas kondisi alam yang
memprihatinkan ini. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, ketidakpedulian terhadap alam
juga seolah-olah sudah menjadi gaya hidup hampir sebagian manusia saat ini. Namun
ternyata tidak semua manusia punya sikap seperti itu, ada beberapa orang / kelompok
yang sudah mulai sadar mengenai tanggung jawab terhadap lingkungan ini.
Dalam perancangan bangunan, sering kali keselarasan desain dengan alam
kurang diperhatikan, dalam hal pemanfaatan sumberdaya alam dan penggunaan
teknologi yang tidak ramah terhadap alam. Oleh karena itu, perancangan bangunan
ternyata juga mempunyai andil besar memicu pemanasan global dan berakibat pada
turunnya kualitas hidup manusia. Dari semua gejala alam yang sudah terjadi, kini sudah
saatnya perancangan bangunan, lebih memahami alam melalui pendekatan dan
pemahaman terhadap perilaku alam lebih dalam agar tidak terjadi kerusakan alam yang
lebih parah. Sasaran utama dari upaya ini adalah tidak memperparah pemanasan global,
melalui upaya rancangan arsitektur yang selaras dengan alam serta memperhatikan
kelangsungan ekosistem, yaitu dengan pendekatan ekologi.
Pendekatan ekologi merupakan cara pemecahan masalah perancangan bangunan
dengan mengutamakan keselarasan rancangan dengan alam, melalui pemecahan secara
teknis dan ilmiah. Pendekatan ini diharapkan menghasilkan konsep-konsep perancangan
bangunan yang ramah lingkungan, ikut menjaga kelangsungan ekosistem, menggunakan
energi yang efisien, memanfaatan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui secara
efisien, menekankan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbarui dengan daur
ulang. Semua ini ditujukan bagi kelangsungan ekosistem, kelestarian alam dengan tidak
merusak tanah, air dan udara, tanpa mengabaikan kesejahteraan dan kenyamanan
manusia secara fisik, sosial dan ekonomi secara berkelanjutan. Bangunan didirikan

1
berdasarkan rancangan yang dibuat oleh manusia yang seringkali lebih menekankan
pada kebutuhan manusia tanpa memperhatikan dampaknya terhadap alam sekitarnya.
Seharusnya manusia sadar betapa pentingnya kualitas alam sebagai penunjang
kehidupan, maka setiap kegiatan manusia seharusnya didasarkan pada pemahaman
terhadap alam termasuk pada perancangan arsitektur. Pemahaman terhadap alam pada
rancangan arsitektur adalah upaya untuk menyelaraskan rancangan dengan alam, yaitu
melalui memahami perilaku alam, ramah dan selaras terhadap alam. Keselarasan dengan
alam merupakan upaya pengelolaan dan menjaga kualitas tanah, air dan udara dari
berbagai kegiatan manusia.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka didapat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep Eco-living ?
2. Apa saja manfaat Eco-living bagi masyarakat ?
3. Bagaimana dampak infrastruktur berbasis eco living terhadap kondisi
lingkungan masyarakat ?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dari Eco-living.
2. Untuk mengetahui dampak infrastruktur berbasis Eco living terhadap kondisi
lingkungan masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Eco-Living


Eco-Living adalah konsep rancangan desain atau bangunan yang mengutamakan
kelestarian ekosistem antara manusia dan lingkungan sekitarnya. Konsep Eco-Living
diwujudkan dalam bentuk desain yang mengutamakan keseimbangan alam dan
lingkungan.
Selain itu Eco-living adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gaya
hidup yang berusaha meminimalkan dampak negatif manusia terhadap lingkungan. Ini
bisa berarti apa saja mulai dari mengurangi konsumsi energi, hingga daur ulang dan
pengomposan, hingga penggunaan produk pembersih hijau.
Dalam menerapkan desain bangunan yang Eco-living, Brenda dan Robert Vale,
1991. Mengungkapkan bahwa terdapat prinsip-prinsip yang diterapkan dalam
perencanaan pembangunan, yaitu:
1) Conserving energy (hemat energi )
2) Working with climate (memanfaatkan kondisi iklim dan alam lingkungan)
3) Respect for site (menanggapi tapak bangunan)
4) Respect for user (menanggapi pengguna bangunan)
5) Limitting new resources (meminimalkan penggunaan sumber daya baru)

2.2 Konsep Infrastruktur


Infrastruktur didefinisikan sebagai fasilitas fisik yang mendukung jaringan
berbagai jenis fasilitas, berupa jalan raya, jalan kereta api, saluran air bersih, bandar
udara, kanal, waduk, tanggul, pengelolahan limbah, perlistrikan, telekomunikasi,
pelabuhan laut, dan lainnya.
Selain itu Pembangunan infrastruktur adalah bagian dari pembangunan nasional,
yang bertujuan untuk mendukung kegiatan ekonomi dalam mempermudah kehidupan
manusia dan membentuk juga struktur ruang wilayah. Akan ada efek positif dan negatif
dalam kegiatan pembangunan, sehingga kita perlu memperhatikan pelaksanaan proses
pengembangan. Dalam hal tujuannya, pembangunan infrastruktur harus memberikan
manfaat maksimal dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

3
Steakholder yang terlibat dalam pembangunan infrastruktur, pemerintah sebagai pemilik
(owner) dan pembuat kebijakan, pengusaha /kontraktor sebagai penyedia layanan, dan
organisasi nonpemerintah (LSM), memonitor dampak pembangunan jalan dan jembatan
proses pengembangan infratruktur berwawasan lingkungan, oleh karena itu,
infrastruktur yang dibangun mungkin bermanfaat bagi pengguna dan tidak akan
berdampak negatif terhadap lingkungan
Grigg mengkategorikan infrastruktur menjadi enam jenis, yaitu:
1) Infrastruktur jalan
2) Infrastruktur pelayanan transportasi
3) Infrastruktur air
4) Infrastruktur manajemen limbah
5) Infrastruktur bangunan dan fasilitas olah raga luar
6) Infrastruktur produksi dan distribusi energi.

Dari sejumlah jenis infrastruktur tersebut diatas, belum semuanya terformulasi secara
komprehensif yang terkait dengan isu berkelanjutan sebagai isu besarnya. Namun
demikian, isu infrastruktur ramah lingkungan yang lebih operasional (sebut “green”) di
Indonesia telah terformulasi sebagian, diantaranya :
1) Model assessment green construction untuk bangunan gedung di Indonesia
Versi 1.2 yang dikembangkan oleh Ervianto, W.I., 2015.
2) Konstruksi hijau untuk infrastruktur jalan raya yang dikembangkan oleh
Puslitbang Jalan (Lawalatta, G., 2013).
3) Pelabuhan laut Hijau
4) Pelabuhan Udara Ramah Lingkungan
5) Stasiun Kereta api ramah lingkungan.

2.3 Dampak Insfrastruktur Berbasis Eco-Living Terhadap Kondisi Lingkungan


Infrastruktur berbasis Eco-Living dapat memberikan banyak dampak dan manfaat pada
suatu kondisi lingkungan. Dampak-dampak tersebut dapat bersifat positif dan negatif
seperti :
a. Dampak positif

4
1) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menciptakan lapangan
kerja, mengurangi kemiskinan, meningkatkan kualitas pendidikan dan
kesehatan, serta menghormati hak asasi manusia.
2) Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, efisien, dan
berkeadilan dengan memanfaatkan sumber daya alam secara optimal,
mengurangi polusi dan limbah, serta meningkatkan inovasi dan
produktivitas.
3) Melestarikan lingkungan hidup dengan menjaga keseimbangan
ekosistem, melindungi keanekaragaman hayati, mengurangi emisi gas
rumah kaca, serta menyesuaikan diri dengan perubahan iklim.
4) Melestarikan keanekaragaman hayati atau beradaptasi terhadap
perubahan iklim, sosial.
5) Menyediakan drainase air atau ruang hijau
6) Menyediakan lapangan kerja dan menaikkan harga properti.
7) Mengurangi dampak kerusakan lingkungan
8) Lebih menghemat waktu dan biaya operasional
9) Lebih aman untuk para pengguna infrastruktur

b. Dampak negatif
1) Menimbulkan konflik sosial dengan adanya perbedaan kepentingan,
nilai, dan budaya antara berbagai kelompok masyarakat dalam mengelola
sumber daya alam.
2) Menyebabkan biaya tinggi bagi pemerintah dalam merumuskan dan
melaksanakan kebijakan pembangunan berkelanjutan yang memerlukan
koordinasi lintas sektor, partisipasi masyarakat, serta pemantauan dan
evaluasi.
3) Mengancam keberlanjutan alam dengan adanya risiko kerusakan
lingkungan yang tidak dapat dipulihkan akibat kesalahan manusia,
bencana alam, atau perubahan iklim yang ekstrem.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Selain itu Eco-living adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gaya hidup
yang berusaha meminimalkan dampak negatif manusia terhadap lingkungan.
Infrastruktur dengan berbasis Eco-living bertujuan untuk mencapai kesejahteraan
manusia tanpa merusak lingkungan hidup. Infrastruktur dengan Eco-living memiliki
dampak positif dan negatif bagi masyarakat, pemerintah, dan alam. Oleh karena itu,
Infrastruktur dengan Eco-living memerlukan komitmen bersama dari semua pihak untuk
mencari solusi yang seimbang dan bertanggung jawab.

3.2 Saran
Saran dari saya harusnya setiap individu memahami konsep Infrastruktur
berbasis Eco-Living dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari hari terhadap
lingkungan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Adminsuper. 2022. Pengertian Eco-Living dan Manfaatnya.


https://greenparadise.id/blog/pengertian-eco-living-dan-manfaatnya/ diakses pada
tanggal 13 November 2023.

Eea. 2015. Infrastruktur Ramah Lingkungan : Kehidupan Yang Lebih Baik Melalui
Solusi Berbasis Alam. https://www.eea.europa.eu/articles/green-infrastructure-
better-living-through diakses pada tanggal 13 November 2023.

Ervianto, Wufram I. 2019. Kajian Infrastruktur Ramah Lingkungan Di Perkotaan.


Jurnal Rekayasa Konstruksi Mekanika Sipil, Vol. 2, No.2, hlm. 141-148

Kompasiana. 2023. Menjalankan Eco-Living dengan menghemat energi dirumah.


https://www.kompasiana.com/ahsanalalphariyadiljinan7423/64255e164addee25ab3
85e22/menjalankan-eco-living-dengan-menghemat-energi-di-
rumah#google_vignette diakses pada tanggal 13 November 2023.

Prasetyo A. 2017. Kriteria Rumah Ramah Lingkungan (Eco Friendly House). Jurnal
Muara, Vol. 1, No.1, hlm. 1-10

Rumah, com. 2020. Ini Alasan Pentingnya Rumah Ramah Lingkungan.


https://www.rumah.com/berita-properti/2020/6/189488/ini-alasan-pentingnya-
rumah-ramah-lingkungan diakses pada tanggal 13 November 2023.

Rosnarti D, Sindhu P dan Ramadhan B. 2021. Pembangunan Material Ramah


Lingkungan Pada Bangunan Terminal Bandar Udara Dewadaru. Prosiding Seminal
Intelektual Muda. Hlm. 322-329

Universitas Islam AN Nur Lampung. 2023. Dampak Pembangunan Berkelanjutan, Apa


Saja.https://an-nur.ac.id/blog/dampak-pembangunan
berkelanjutan.html#:~:text=Pembangunan%20berkelanjutan%20juga%20dapat
%20menimbulkan,dalam%20mengelola%20sumber%20daya%20alam. diakses
pada tanggal 13 November 2023.

7
Wahyuni N, Santi dan Rianty H. 2020. Penerapan Konsep Eco-Living Pada Gedung
Pusat Perbelanjaan di Kota Kendari. Jurnal Mahasiswa Jurusan Aksitektur, Vol.5,
No. 3, hlm. 280-286

Yulianto P dan Pramono Adhi S. 2020. Pembangunan Infrastruktur Berwawasan


Lingkungan Infrastructure Development with Environmental Insights. Jurnal
Teodolita, Vol. 21, No.1, hlm. 89-96

Anda mungkin juga menyukai