REKAYASA LINGKUNGAN
PENGLOLAAN AMDAL DALAM KEGIATAN KONTRUKSI
(HSKK 531)
Oleh:
Abdy Herwandy
(H1A114209)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas bimbingan dan
penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai Penerapan Rekayasa
Lingkungan dalam Bidang Ilmu Teknik Sipil.
Makalah ini di tulis untuk mengetahui dan mempelajari hal hal rekayasa
lingkungan dalam bidang ilmu teknik sipil dan dalam makalah ini membahas tentang salah
satu penerapan rekayasa pengolahan limbah padat yaitu dengan pembangunan landfill. Tidak
lupa penulis berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dibutuhkan kritik dan
saran yang membangun untuk pengembangan penulisan kedepan. Semoga makalah yang
dibuat ini dapat diterima dan menambah wawasan para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........
DAFTAR ISI . ...........
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang .........
I.2 Rumusan Masalah ............
I.3 Tujuan ..........
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ekologi.......................... ....................... ......
2.1.1 Ilmu Lingkungan..............................................................
2.1.2 Konsep Ekologi..........................................................
2.1.3 Hubungan Ekologi Dengan Yang Lainnya.....................
2.2
2.3
2.4
2.5
1
2
3
4
4
6
7
8
9
10
10
12
12
13
13
14
15
18
20
25
26
26
2.5.9
34
30
30
31
32
31
32
33
35
38
39
Kesimpulan .... 50
2
52
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ekologi diperkenalkan oleh Ernest Haeckel (1869), berasal dari
bahasa Yunani, yaitu: Oikos = Tempat Tinggal (rumah) Logos = Ilmu,
telaah. Oleh karena itu Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan
lingkungnya. Odum (1993) menyatakan bahwa ekologi adalah suatu studi
tentang struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan manusia sebagai
bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari sistem
3
ekologi
pada
waktu
dan
tempat
tertentu
termasuk
keadaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Ekologi
Ekologi adalah ilmu yangmempelajari interaksi antara organisme
dengan lingkungan nya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos
(habitat) danlogos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara
makhluk
hidup
dan
lingkungannya.
Istilah
ekologi
pertama
kali
yang menyebabkannya.
2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor
faktor yang menyebabkannya.
3. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup
dan hubungan
ilmu yang saling melengkapi dengan ilmu alam, ilmu teknik dan ilmu
sosial. Dalam keterkaitannya dengan Ilmu lingkungan, ES berfokus pada
polusi dan penurunan kualitas lingkungan yang berhubungan dengan
aktivitas manusia yang berpengaruh pada perubahan biologis dan
lingkungan berkelanjutan, serta melibatkan aspek ilmu ekonomi, ilmu
hukum dan ilmu ilmu sosial. Keseluruhan aspek ilmu tersebut
merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan berpengaruh
pada lingkungan.
Ilmu lingkungan dalam konteks arstitektur erat kaitannya dengan
istilah Ecological Design atau Arsitektur Ekologis, dimana dalam setiap
perencanaan arsitektur selalu mempertimbangkan kaidah atau aspek
lingkungan yang ada untuk dapat memberikan kontribusi di dalam
pembangunan sehingga mampu meminimalkan dampak negatif dalam
pembangunan demi kelestarian lingkungan dan alam tetap terjaga.
Dalam hal ini konteks ilmu lingkungan tidak lepas dari prilaku manusia
itu sendiri sebagai suatu komponen lingkungan yang paling dominan
karena manusia senantiasa mengolah, mengambil dan mengembangkan
sesuatu yang ada di alam itu sendiri. Untuk mencapai keseimbangan
lingkungan tentu diperlukan kesadaran dari manusia agar merasa
memiliki
dan
mencintai
segenap
makhluk
hidup
dan
alam
arsitektur
biologis
yaitu
arstektur
kemanusiaan
yang
energi surya, arsitektur bionik dikaitkan dalam bidang teknik sipil dan
konstruksi yang memperhatikan kesehatan manusia, serta biologi
pembangunan.
2.1.2 Konsep Ekologi
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen
ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang
(homeostatis).
Perubahan
terhadap
salah
satu
komponen
akan
ekonomi yang lebih baik. Orang yang memiliki kepercayaankepercayaan itu disebut ekolog politik.
Beberapa telah mengatur ke dalam Kelompok Hijau, namun ada
benarbenar ekolog politik dalam kebanyakan partai politik. Sangat
sering mereka memakai argumen dari ekologi buat melanjutkan
kebijakan, khususnya kebijakan hutan dan energi. Seringkali argumenargumen itu bertentangan satu sama lain, seperti banyak yang dilakukan
akademisi juga.
Ekologi
dibandingkan
dalam
kacamata
keduanya
Antropologi
menggunakan
terkadang
banyak
metode
apabila
untuk
mempelajari satu hal yang kita tak bisa tinggal tanpa itu. Antropologi
ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita dipengaruhi lingkungan
kita, ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi tubuh
dan pikiran kita. Beberapa orang berpikir mereka hanya seorang
ilmuwan, namun paradigma mekanistik bersikeras meletakkan subyek
manusia dalam kontrol objek ekologi masalah subyekobyek. Namun
dalam psikologi evolusioner atau psikoneuroimunologi misalnya jelas
jika kemampuan manusia dan tantangan ekonomi berkembang bersama.
2.1.4. Cabang Ilmu Ekologi
Ekologi Tingkah Laku, Ekologi Komunitas dan Sinekologi, Ekologi
Fisiologi, Ekologi Ekosistem, Ekologi Evolusi, Ekologi Global, Ekologi
Manusia, Ekologi Populasi, Ekologi Akuatik, Ekologi Api, Ekologi
Fungsional, Ekologi Polinasi, Ekologi Hutan, Ekologi Laut, Ekologi
Laut Tropis, Ekologi Pangan dan Gizi, Ekologi Hutan Mangrove,
Ekologi Kesehatan, Ekologi Antariksa, Ekologi Pedesaan, Ekologi
9
dan
3.
ekologi ekosistem.
Pembagian menurut habitat. Ada di antara para pengamat
lingkungan yang membuat kajian ekologi menurut habitat atau
tempat suatu jenis atau kelompok jenis tertentu. Oleh karena itu
ada istilah :
1. Ekologi bahari atau kelautan
2. Ekologi perairan tawar
3. Ekologi darat atau terrestrial
4. Ekologi estuaria (muara sungai ke laut)
5. Ekologi padang rumput
10
4.
2.2. Ekosistem
Ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi kita tahu
bahwa ada komponen biotik (hidup) dan juga komponen abiotik(tidak
hidup) yang terlibat dalam suatu ekosistem ini, kedua komponen ini
tentunya saling mempengaruhi, contohnya saja hubungan heewan dengan
air. Interaksi antara makhluk hidup dan tidak hidup ini akan membentuk
suatu kesatuan dan keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki
fungsinya masing-masing, dan selama tidak ada fungsi yang terngganggu
maka keseimbangan dari ekosistem ini akan terus terjaga.
2.2.1 Komponen Dalam Ekosistem
Berdasarkan fungsi dan aspek penyusunannya, ekosistem dapat
dibedakan menjadi dua komponen, yaitu komponen Abiotik, yaitu
komponen yang terdiri atas bahan-bahan tidak hidup (nonhayati), yang
meliputi komponen fisik dan kimia, seperti tanah, air, matahari, udara,
dan energi.
Ada 2 pembagian komponen biotik dalam suatu ekosistem, yaitu
Organisme Autotrof dan Organisme Heterotrof:
11
organik
1.Rantai makanan
2. Jaring-jaring makanan
14
Unsur Ruang
Ruang adalah tempat atau wadah di mana lingkungan hidup
berada, suatu ekosistem habitat tertentu akan berada pada suatu
ruang tertentu, artinya mempunyai batas-batas tertentu yang dapat
dilihat secara fisik. Dengan mengetahui ruang habitat suatu
ekosistem maka pengelolaan lingkungan dapat lebih mudah
ditangani secara spesifik.
Unsur Kondisi/Situasi
Kondisi atau situasi tertentu dapat mempengaruhi lingkungan
hidup, misalnya karena desakan ekonomi masyarakat pada suatu
daerah tertentu, maka penduduk di wilayah tersebut terpaksa
melakukan pembakaran hutan untuk usaha pertanian, yang dapat
menimbulkan ancaman erosi lahan.
16
Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1892 tentang KetentuanKetentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang kemudian
dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan serta Pedomanpedoman Umum Pelaksanaannya, maka aspek-aspek Lingkungan
Hidup yang terkait dengan pekerjaan konstruksi dapat dibedakan
atas :
Komponen Fisik Kimia
1. Iklim seperti suhu, kelembaban, curah hujan, hari hujan, keadaan
angin, intensitas radiasi matahari, serta pola iklim makro.
Uraian tentang iklim termasuk pula kualitas udara, pola
penyebaran pencemaran udara, serta tingkat kebisingan dan
sumbernya.
2. Fisiografi, seperti topografi bentuk lahan, struktur geologi dan
tanah, serta keunikan dan kerawanan bentuk lahan secara
geologis, termasuk indikatornya.
3. Hidrologi, seperti karakteristik fisik sungai, danau, rawa, debit
aliran, kondisi fisik daerah resapan, tingkat erosi, tingkat
penyediaan dan pemanfaatan air, serta kualitas fisik, kimia, dan
mikrobiologisnya.
4. Hidrooceanologi, atau pola hidrodinamika kelautan seperti pasang
surut, arus dan gelombang/ombak, morphologi pantai serta abrasi
dan akresi pantai.
5. Ruang, tanah dan lahan, seperti tata guna lahan yang ada,
rencana pengembangan wilayah, rencana tata ruang, rencana tata
guna tanah, estetika bentang lahan, serta adanya konflik
penggunaan lahan yang ada.
Komponen Biologi.
1. Flora, seperti peta zona biogeoklimatik dari vegetasi alami, jenisjenis vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undang-undang,
serta adanya keunikan dari vegetasi dan ekosistem yang ada.
2. Fauna, seperti kelimpahan dan keanekaragaman fauna, habitat,
penyebaran, pola migrasi, populasi hewan budidaya, serta satwa
yang habitatnya dilindungi undang-undang. Termasuk dalam fauna
17
b. Siklus Fosfor
Keberadaan fosfor pada organisme hidup sangat kecil, tetapi
peranannya sangat diperlukan. Atom fosfor hanya ditemukan dalam
bentuk senyawa fosfat (PO4 3 ). Fosfat diserap oleh tumbuhan dan
digunakan untuk sintesis organik. Fosfor banyak dikandung oleh asam
nukleat, yaitu bahan yang menyimpan dan mentranslasikan sandi
genetik. Atom fosfor juga merupakan dasar bagi ATP (Adenosine Tri
Phospat) berenergi tinggi yang digunakan untuk respirasi seluler dan
fotosintesis.
Selain itu merupakan salah satu mineral penyusun tulang dan gigi.
Fosfor merupakan komponen yang sangat langka dalam organisme tak
hidup. Produktivitas ekosistem darat dapat ditingkatkan jika fosfor
dalam tanah ditingkatkan. Peristiwa pelapukan batuan oleh fosfat akan
menambah kandungan fosfat di dalam tanah. Contohnya adalah akibat
hujan asam Setelah produsen menggabungkan fosfor ke dalam bentuk
biologis, fosfor dipindahkan ke konsumen dalam bentuk organik.
Setelah itu, fosfor ditambahkan kembali ke tanah melalui ekskresi fosfat
oleh hewan dan bekteri penguarai detritus. Humus dan partikel tanah
mengikat fosfat sedemikian rupa, sehingga siklus fosfor terlokalisir
dalam ekosistem.
Namun, fosfor dapat dengan mudah terbawa aliran air yang pada
akhirnya terkumpul di laut. Erosi yang terjadi akan mempercepat
pengurasan fosfat di samping pelapukan batuan yang sejalan dengan
hilangnya fosfat. Fosfat yang berada di lautan secara perlahan terkumpul
dalam endapan yang kemudian tergabung dalam batuan. Ketika
permukaan air laut mengalami penurunan atau dasar laut mengalami
kenaikan, batuan yang mengandung fosfor ini menjadi bagian dari
ekosistem darat. Dengan demikian, fosfat mengalami siklus di antara
tanah, tumbuh an, dan konsumen dalam waktu tertentu.
21
Gambar Siklus
Nitrogen
d. Siklus Air
Air
merupakan
komponen
penting
bagi
kehidupan. Selain itu, aliran airdalam ekosistem berperan mentransfer
zatzat dalam siklus biogeokimia. Siklusair digerakkan oleh energi
matahari melalui penguapan (evaporasi) dan terjadinya hujan
(presipitasi).
Di lautan, jumlah air yang menguap lebih besar dari curah hujan.
Kelebihan uap air ini dipindahkan oleh angin ke daratan. Di atas daratan,
persipitasi melebihi evaporasi. Aliran air permukaan dan air tanah dari
darat menyeimbangkan aliran uap air dari lautan ke darat. Siklus air
memiliki sifat khas dibandingkan siklus biogeokimia yang lain.
23
Sebagian besar siklus ini terjadi melalui proses fisik, bukan kimia.
Dalam prosesproses tersebut air berbentuk H 2O, sedangkan di dalam
fotosintesis terjadi perubahan air secara kimiawi.
24
26
28
30
lingkungan
yang
timbul
tesebut
sangat
32
33
34
4. Intensitas dampak.
5. Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak.
6. Sifat kumulatif dampak.
7. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
Informasi tentang intensitas atau bobot dampak tersebut diatas
secara sistematis dituangkan dalam dokumen AMDAL, dan menjadi
acuan dalam perumusan upaya penanganan dampak yang timbul, yang
dituangkan dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Dokumen RKL dan RPL
ini harus dapat dijabarkan dalam gambargambar kerja dan syaratsyarat
pelaksanaan, serta acuan dalam melaksanakan pekerjaan.
Selanjutnya dokumen RKL dan RPL ini dipakai pula sebagai dasar
untuk pelaksanaan pengelolaan lingkungan (KL) dan pelaksanaan
pemantauan lingkungan (PL), selama masa pra konstruksi, konstruksi
maupun pada pasca konstruksi.
Dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
tesebut dilakukan penilaian atas hasil pemantauan lingkungan dan hasil
pemantauan lingkungan ini dapat menjadi umpan balik bagi pelaksana
pengelolaan dan pemantauan lingkungan, serta dapat dikapai sebagai
acuan bagi upaya pengembangan, penyempurnaan atau pemantapan
dokumen RKL dan RPL yang telah disusun.
2.5.10 Pengamanan Lingkungan Pada Tahap Konstruksi
Pengelolaan lingkungan adalah upaya terpadu dalam melakukan
pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian dan
pengembangan lingkungan hidup, sehingga pelestarian potensi sumber
daya alam dapat tetap dipertahankan, dan pencemaran atau kerusakan
lingkungan dapat dicegah.
Perwujudan dari usaha tersebut antara lain dengan menerapkan
teknologi yang tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan.
Untuk itu berbagai prinsip yang dipakai untuk pengelolaan lingkungan
antara lain :
1. Preventif (pencegahan), didasarkan atas prinsip untuk mencegah
timbulnya dampak yang tidak diinginkan, dengan mengenali
35
2.
3.
4.
yang
dipakai
dalam
pengelolaan
1.
2.
3.
40
3.
2.
3.
41
2.
3.
2.
2.
3.
4.
2.
1.
2.
44
45
2.
3.
47
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pelaksanaan Pengaturan
Agar maksud dari pengaturan lalu lintas yakni
terselenggaranya keamanan dan kelancaran lalu lintas dan
pekerjaan konstruksi serta keamanan penduduk sekitarnya
tercapai, maka perlu dilakukan pengaturan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
49
7.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Maka dalam studi teknik sipil, pengetahuan tentang Ekologi dan Biogeokimia
juga sngat diperlukan, Agar dalam proses pembangunan kita dapat meminimalisir
dapak negatif terhadap lingkungan dan ekosistem yang ada disekitar wilayah proses
pembangunan. Dan dapat memaksimalkan dampak positifnya.
50
DAFTAR PUSTAKA
52