Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

GREEN ARSITEKTUR
PENERAPAN PRINSIP DESAIN ARSITEKTUR EKOLOGIS

DISUSUN OLEH :

ANDI AHMAD FIRDAUS


F221 20 028

PRODI S1 TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO

2022
ii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas individu untuk mata kuliah Green Arsitektur, dengan
judul: "Penerapan Prinsip Desain Arsitektur Ekologi" .
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan saya. Maka dari itu, saya
mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik dari berbagai pihak. Akhirnya,
saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan Arsitektur.

Palu, 25 Oktober 2022


Andi Ahmad Firdaus

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ..........................................................................................1
1.2.1 Apa itu Arsitektur Ekologi ?............................................................................1
1.2.2 Apa saja prinsip desain Arsitektur Ekologi ? ..................................................1
1.2.3 Apa ciri-ciri Arsitektur Ekologi?.....................................................................1
1.2.3 Bagaimana contoh penerapan Arsitektur Ekologi ?.........................................1
1.3. Tujuan..............................................................................................................1
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu Arsitktur Ekologi..................................................1
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja prinsip desain Arsitektur Ekologi.......................1
1.3.3 Untuk mengetahui ciri-ciri Arsitektur Ekologi...............................................1
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana contoh penerapan Arsitektur Ekologi ............1
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................2
2.1 Pengertian Arsitektur Ekologi ...........................................................................2
2.2 Prinsip Dasar Desain Arsitektur Ekologi............................................................2
2.3 Ciri-ciri Arsitektur Ekologi ................................................................................3
2.4 Penerapan Arsitektur Ekologi.............................................................................4
BAB 3 PENUTUP ..................................................................................................7
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangunan merupakan kulit ketiga dari manusia yang harus melakukan
fungsi-fungsi pokok; bernafas, menguap, menyerap, melindungi, menyekat dan
mengatur (udara, kelembaban, kepanasan, kebisingan, kecelakaan, kegunaan,
dan lain-lain). Bangunan merupakan sistem yang dinamis terbuka dan yang
selalu mengatur hubungan antara bagian dalam dan bagian luar bangunan
tersebut.
Namun, pembangunan sekecil apa pun akan memiliki dampak pada
perubahan lingkungan. Maka, pembangunan tersebut harus berlandaskan pada
wawasan lingkungan dan memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin
sehingga tercipta pembangunan yang produktif dan meningkatkan interaksi
yang menguntungkan antara alam dan pembangunan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa itu Arsitektur Ekologi ?
1.2.2 Apa prinsip saja desain Arsitektur Ekologi?
1.2.3 Apa ciri-ciri Arsitektur Ekologi?
1.2.4 Bagaimana contoh penerapan Arsitektur Ekologi ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu Arsitektur Ekologi
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja prinsip desain Arsitektur Ekologi
1.3.3 Untuk mengetahui ciri-ciri Arsitektur Ekologi
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana contoh penerapan Arsitektur Ekologi

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Arsitektur Ekologi


Aston (1992) dalam Soemarwoto (2001) menyatakan bahwa konsep
ecological architecture atau eco-architecture diartikan sebagai sebuah karya
arsitektur yang hijau, sehat, dan bersahabat dengan lingkungan. Konsep ini
menekankan adanya ketergantungan secara fisik dari masyarakat pada kondisi
lingkungan. Eco-architecture juga mensyaratkan adanya peningkatan tingkat
kesehatan sehingga terciptanya peningkatan kualitas hidup yang mendorong
terciptanya konsep sustainable development. Ekologi dapat juga dikatakan
sebagai ekonomi alam yang bertransaksi dalam bentuk material, energi, dan
informasi (Soemarwoto, 2001:22).
Materi, energi, dan informasi tersebut mengalir seperti siklus dan berubah
serta saling mempengaruhi. Lingkungan hidup sebagai ruang yang ditempati
manusia bersama dengan benda hidup dan tak hidup di dalamnya juga
mengalami transaksi yang mengalir dan berdaur. Sifat lingkungan hidup
ditentukan oleh jenis dan jumlah masing-masing unsur lingkungan hidup,
hubungan atau interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup, kelakuan atau
kondisi unsur lingkungan hidup, serta faktor non-material suhu, cahaya, dan
kebisingan.
Menurut Metallinou (2006), pendekatan ekologi pada rancangan arsitektur
atau arsitektur ekologis bukan merupakan konsep rancangan bangunan hi-tech
yang spesifik, tetapi konsep rancangan bangunan yang menekankan pada suatu
kesadaran dan keberanian sikap untuk memutuskan konsep rancangan
bangunan yang menghargai pentingnya keberlangsungan ekosistem.
Pendekatan dan konsep rancangan arsitektur seperti ini diharapkan mampu
melindungi alam dan ekosistem dari kerusakan yang lebih parah, dan juga dapat
menciptakan kenyamanan bagi penghuninya secara fisik, sosial, dan ekonomi.

2.2 Prinsip Desain Arsitektur


Cowan dan Ryn mengemukakan prinsip prinsip desain yang ekologis
sebagai berikut (Cowan, 1996):
a. Solution Grows from Place, yakni solusi atas seluruh permasalahan desain
harus berasal dari lingkungan di mana arsitektur itu akan dibangun.
Prinsipnya adalah memanfaatkan potensi dan sumber daya lingkungan
untuk mengatasi setiap persoalan desain. Pemahaman atas masyarakat lokal,
terutama aspek sosial-budayanya juga memberikan andil dalam
pengambilan keputusan desain. Prinsip ini menekankan pentingnya
pemahaman terhadap alam dan masyarakat lokal. Dengan memahami hal

2
tersebut maka mendesain lingkungan binaan tanpa menimbulkan kerusakan
alam;
b. Ecological Acounting Informs Design, yakni perhitungan-perhitungan
ekologis yang memperkecil dampat negatif terhadap lingungan. Keputusan
desain yang diambil harus sekecil mungkin memberikan dampak negative
terhadap lingkungan;
c. Design with Nature, menyadari bahwa arsitektur merupakan bagian dari
alam. Prinsip ini menekankan pada pemahaman mengenai living process di
lingkungan yang hendak diubah atau dibangun;
d. Everyone is a Designer, melibatkan setiap pihak yang terlibat dalam proses
desain. Tidak ada yang bertindak sebagai user atau participant saja atau
designer.

Pemahaman prinsip desain ekologis di atas perlu dicermati dengan


memahami kenyataan bahwa arsitektur vernakular merupakan arsitektur yang
hidup dalam kebersamaan dengan lingkungan alam dan lingkungan sosialnya.
Untuk itu, pada pelaksanaanya desa vernakular (vernacular village) dirancang
oleh generasi pertama penghuni desa dan dikembangkan lebih lanjut generasi
keturunan mereka (Lake, 2015). Pengembangan keruangan desa vernakular
secara keseluruhan mengacu pada tatanan fisik yang ditetapkan generasi pendiri
desa melalui ritual adat, yang mengundang nenek moyang hadir dan memberi
tanda-tanda pengarah bagi orang desa (Purbadi, 2017).

2.3 Ciri-ciri Arsitektur Ekologi


1. Penyelidikan kualitas
2. Bentuk dan struktur bangunan
3. Pencahayaan dan warna
4. Keseimbangan dengan alam
5. Alam dan iklim tropis
6. Sinar matahari dan orientasi bangunan
7. Angin dan pengudaraan ruangan

3
2.4 Penerapan Arsitektur Ekologi

AEON Mall

Lokasi : Kec. Cakung, Kota Jakarta Timur


Luas : 135.000 meter persegi

Orientasi Bangunan Aeon Mall


Secara orientasi bangunan yang menghadap ke arah timur sangat baik,
dikarenakan untuk pencahayaan sinar matahari. Sinar matahari di pagi hari baik
untuk kesehatan dan pada siang hari pencahayaan matahari tidak menyilaukan
karena matahari berada di atas bangunan. Tetapi pada siang hari, sinar matahari
panas dan mengandung radiasi, untuk itu matahari pada siang hari tidak baik
untuk kesehatan.
Orientasi bangunan terdiri dari arah utara, timur, selatan dan barat. Pada
bagian barat, tempat terbenamnya matahari dan itu akan sangat menyilaukan
mengandung radiasi. Karena itu pada sisi tersebut, ditanam pepohonan yang
tinggi sebagai penghalang radiasi dan menghambat silaunya sinar matahari.
Pada bagian timur, tempat matahari terbenam di pagi hari. Di sisi tersebut bagus
untuk kesehatan. Tetapi jika terlalu banyak sinar matahari yang masuk akan
menimbulkan panas pada bangunan. Pada bagian utara arah angin yang sangat
tinggi serta minimnya sinar matahari dapat menyebabkan melembapkan
bangunan. Pada bagian tersebut, upaya pemilihan bahan material harus
disesuaikan dan perhatikan secara mendetail.

Sirkulasi Bangunan AEON Mall


Sirkulasi pencapaian menuju ke AEON Mall menggunakan kendaraan
dengan lebar jalanan 20 meter. Sepanjang jalan banyaknya pepohonan
menjadikan sejuk saat perjalanan. AEON Mall juga menyediakan halte bus
untuk mudah dalam pencapaian menggunakan kendaraan umum.

4
Sirkulasi pencapaian untuk kendaraan motor harus melewati bundaran
terlebih dahulu. Setelah itu belok ke kiri sampai ke jalur pencapaian motor.
Sirkulasi tersebut berukuran 10 meter untuk 2 jalur.

Sirkulasi servis AEON Mal terpisah dari sirkulasi lainnya, karena


sirkulasi servis bersifat privat. Sirkulasi servis melewati jalur utama terlebih
dahulu baru bisa sampai. Jalur servis terhubung dengan jalur kendaraan
bermotor hanya beda masuk menuju jalur tersebut. Jalur sirkulasi berukuran
20 meter untuk 2 jalur.

Sirkulasi kendaraan khususnya yang memakai mobil pribadi dapat


dilihat seperti gambar 6. Sirkulasi tersebut mengarah ke lobi utama dan
disediakan drop off yang cukup luas, jadi menghindari keramaian kendaraan
saat menurunkan penumpang. Sirkulasi tersebut juga dijadikan main
entrance dan terdapat sebuah papan informasi bertuliskan available parking
space. Jadi pengunjung yang ingin memarkirkan kendaraannya tidak pusing
memilih parkir.
Penghalang Sinar Matahari
Dalam konsep ekologi arsitektur mengaplikasikan vegetasi pada fasad
salah satu penanganan radiasi matahari, jadi udara di dalam bangunan tidak

5
panas secara berlebih. Dengan begitu penghuni dapat merasakan kesejukan.
AEON Mall menerapkan pengaplikasian vegetasi pada bangunan, ada
beberapa fasad yang memakai vegetasi. Fasad yang menggunakan vegetasi
bangunan adalah fasad depan yang diterapkan pada ruangan yang
mengundang banyak pengunjung (food court, restaurant, area bermain, dan
lain-lain), fasad samping yang diterapkan sebagai food court dan kafe yang
berada di outdoor, fasad belakang yang digunakan untuk gedung parkir.

Kanopi yang cukup besar sebagai peneduh dari sinar matahari atau
hujan, kanopi tersebut berada pada pintu masuk AEON Mall. AEON Mall
juga menggunakan sun shading pada fasad samping. Sun shading untuk
mengalang radiasi matahari yang masuk secara berlebih tetapi membiarkan
masuk cahaya matahari. Dikarenakan dalam upaya pencahayaan alami
untuk menghemat energi di bagian tersebut.

Arah Pencahayaan Pada Bangunan


Dalam mengarahkan bangunan ke arah pencahayaan matahari,
AEON Mall memosisikan arah cahaya matahari kebagian samping
bangunan. Dikarenakan site yang tidak cocok ketika diarahkan bagian
depan ruangan yang membutuhkan pencahayaan. Dengan begitu fasad
bagian depan diperbanyak bukaan agar banyak cahaya yang masuk. pada
ruangan yang diarahkan dengan terbit terbenamnya matahari, digunakan
sebagai ruko atau retail. Bahkan pada bagian barat, sirkulasi digunakan
sebagai sirkulasi servis. Sedangkan pada fasad depan menempatkan pada
ruangan yang sangat membutuhkan pencahayaan, yang lebih ke arah timur
dan barat. Ruangan yang membutuhkan pencahayaan seperti foodcourt, dan
restaurant.

6
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kesimpulan pembahasan aspek tapak bangunan, pada sisi timur


dan barat sudah diterapkan bukaan pencahayaan alami pada fasad.
Oleh sebab itu, cahaya matahari dapat masuk secara optimal, untuk
penanganan radiasi matahari sudah ditambahkan bahan material
alami yang dapat menghambat radiasi matahari.
Kesimpulan pembahasan sirkulasi dan aksesibilitas sudah
menerapkan zonasi dan orientasi yang tepat sesuai dengan aspek
ekologi arsitektur. Selain itu penataan pepohonan sekitar sirkulasi
juga sudah diterapkan sehingga pengunjung dapat melewati tidak
perlu takut kepanasan. Hanya pada sirkulasi parkir motor
kebangunan tidak ada peneduh untuk panas dan hujan ketika ke mal.
Hanya dalam parkiran sudah diterapkan peneduh untuk motor jadi
ketika hujan bisa berteduh di area parkir.
Kesimpulan pembahasan aspek material sudah menerapkan
material bangunan alami dan ditambah dengan penanaman vegetasi
pada fasad. Penambahan vegetasi akan berdampak pada
penghawaan di dalam bangunan. Selain itu material atap juga
menggunakan spandek Lysaght untuk mengurangi dampak radiasi
matahari serta mudah dibentuk walaupun untuk desain yang rumit
Kesimpulan pembahasan aspek fasad bangunan terdiri dari
pencahayaan dan penghalang radiasi matahari. Kedua elemen ini
memiliki fungsi yang berguna untuk penerangan dan penghawaan di
dalam bangunan. Pencahayaan ditempatkan pada ruangan yang
dibutuhkan masuknya cahaya matahari sedangkan penghalang

7
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Penerapan Konsep Arsitektur Ekologi Pada Perancangan Kawasan Wisata


Air Danau Sunter Di Jakarta Syaid Adi Putro1, Ashadi, Luqmanul Hakim
Jurnal LINEARS, September, 2020 Vol.3, No. 02, hal. 79-87 oleh Muhammad
Farras Baskara1 , Yeptadian Sari2 “Penerapan Ekologi Arsitektur Pada Bangunan
AEON Mall dan Bintaro Jaya Xchange”
Jurnal Penerapan Konsep Perancangan Smart Village Sebagai Local Genius
Arsitektur Nusantara Asep oleh Yudi Permana

Anda mungkin juga menyukai