BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
KESIMPULAN ............................................................................................................... 9
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Berbagai konsep dalam arsitektur yang mendukung arsitektur berkelanjutan, antara lain
dalam efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan lahan, efisisensi penggunaan
material, penggunaan teknologi dan material baru, dan manajemen limbah.
Perlunya lebih banyak promosi bagi arsitektur berkelanjutan adalah sebuah keharusan,
mengingat kondisi bumi yang semakin menurun dengan adanya degradasi kualitas atmosfer
bumi yang memberi dampak pada pemanasan global. Semakin banyak arsitek dan
konsultan arsitektur yang menggunakan prinsip desain yang berkelanjutan, semakin banyak
pula bangunan yang tanggap lingkungan dan meminimalkan dampak lingkungan akibat
pembangunan. Dorongan untuk lebih banyak menggunakan prinsip arsitektur berkelanjutan
antara lain dengan mendorong pula pihak-pihak lain untuk berkaitan dengan pembangunan
seperti developer, pemerintah dan lain-lain. Mereka juga perlu untuk didorong lebih
perhatian kepada keberlanjutan dalam pembangunan ini dengan tidak hanya
mengeksploitasi lahan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa
kontribusi bagi lingkungan atau memperhatikan dampak lingkungan yang dapat terjadi.
3
Sebagai proses perubahan, pembangunan berkelanjutan harus dapat menggunakan
sumber daya alam, investasi, pengembangan teknologi, serta mampu meningkatkan
pencapaian kebutuhan dan aspirasi manusia. Dengan demikian, arsitektur berkelanjutan
diarahkan sebagai produk sekaligus proses berarsitektur yang erat mempengaruhi kualitas
lingkungan binaan yang bersinergi dengan faktor ekonomi dan sosial, sehingga
menghasilkan karya manusia yang mampu meneladani generasi berarsitektur di masa
mendatang.
Proses keberlanjutan arsitektur meliputi keseluruhan siklus masa suatu bangunan, mulai
dari proses pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan. Visi
arsitektur berkelanjutan tidak saja dipacu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca
(greenhouses effect), juga mengandung maksud untuk lebih menekankan pentingnya sisi
kualitas dibanding kuantitas ditinjau dari aspek fungsional, lingkungan, kesehatan,
kenyamanan, estetika dan nilai tambah.
Secara normatif, hal ini sudah terakomodasi dalam peraturan perundangan seperti
ketentuan tentang fungsi bangunan gedung, persyaratan tata bangunan yang berkaitan
dengan aspek lingkungan dan estetika pada berbagai skala dan cakupan baik ruangan,
bangunan, lingkungan, maupun persyaratan keandalan bangunan gedung yang meliputi
keselamatan, kesehatan, kenyamaman dan kemudahan. Dari sisi ini, kesadaran faktor
manusia dikedepankan dibanding faktor lain. Hal ini mengingat paradigma yang juga sudah
berubah dan mengalami perkembangan yang awalnya sebagai paradigma pertumbuhan
ekonomi, kemudian bergeser ke paradigma kesejahteraan. Di era reformasi dan
demokratisasi politik di Indonesia, mulai bergeser ke pola paradigma pembangunan yang
berpusat pada manusia (people centered development paradigm) yang lebih bernuansa
pemberdayaan komitmen internasional
4
2.2 KONSEP ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
Konsep arsitektur berkelanjutan terdiri dari 3 aspek utama yaitu (1) kemajuan sosial, (2)
pertumbuhan ekonomi dan (3) keseimbangan ekologi, maka arsitektur berkelanjutan pun
tidak dapat lepas dari aspek-aspek tersebut.
5
Penggunaan teknologi dan material terbarukan
Memanfaatkan potensi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan ir
Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global
4. Manajemen limbah
Membuat sistem dekomposisi limbah organik
Membuat sistem pengolahan limbah domestik
Penyumbang kerusakan lingkungan alam terbesar adalah sektor konstruksi yang
secara Global mengonsumsi 50% sumber daya alam, 40% energi dan 16% air.
Konstruksi juga Menyumbangkan emisi CO2 terbanyak yaitu 45% (Akmal, 2007).
5. Kontribusi Bidang Konstruksi Terhadap Kerusakan Alam
Pengambilan material
Proses pengolahan material
Distribusi material jadi dari sumbernya kelokasi pembangunan
Proses konstruksi
Pengambilan lahan untuk bangunan
Konsumsi energi sejak saat dimulai bangunandipakai
6
Konstruksi Berkelanjutan Dalam Konteks Arsitektur
Arsitektur bukanlah suatu entitas yang lepas dan mandiri. Keberadaannya harus
menjadi kesatuan integral dengan sekitarnya, baik secara sosial, spasial maupun
lingkungan.
Berarsitektur dengan memperkuat nilai-nilai kebersamaan.
Berarsitektur dengan menghargai ekspresi/identitas budaya sebagai cerminan nilai-nilai
transenden.
Menggunakan desain padat karya agar dapat membuka lapangan pekerjaan dan
mengurangi penggunaan bahan-bahan industri massal.
Mendesain satu ruang dengan banyak fungsi (multifungsi).
Desain opan plan atau terbuka (tanpa sekat).
7
Transportasi bahan dasar material.
Limbah produksi.
Dapatkah sumber daya yang diambil diperbaharui.
8
9
BAB III
KESIMPULAN
Jadi, Arsitektur berkelanjutan itu adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk
mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar
bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan
lingkungan ekologis manusia
10
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/94759679/ARSITEKTUR-BERKELANJUTAN#scribd
https://rezaprimawanhudrita.wordpress.com/2010/01/25/pengertian-kaidah-dan-konsep-
arsitektur-berkelanjutan/
https://aldissain.wordpress.com/2011/11/29/arsitektur-berkelanjutan-sustainability-architecture/
http://katerinaapricilamait.blogspot.co.id/2015/01/konsep-kota-berwawasan-
lingkungan.html?m=1
11