Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ILMU LINGKUNGAN

Oleh:
FILIPI RAMBING
NIM:
16220311010003

Dosen Matakuliah:
Dr. Tartius Timpal, M.Si
NIDN:
0926096302

PROGRAM STUDY TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI MINAESA
2023

i
Kata pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas segala rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah dengan baik. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah ilmu lingkungan.

Saya mengucapkan terima kasih karena dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari
bantuan banyak pihak dengan tulus membantu dan memberikan arahan sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan karena
keterbatasa saya. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnahkan makalah ini. Semoga apa yang di tulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Tomohon, 17 April 2023

penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
I.1. Kata Pengantar........................................................................................................................1
I.2. Latar Belakang........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................2
II.1. Pengertian Arsitektur.............................................................................................................2
II.2. Pengertian Lingkungan...........................................................................................................2
II.3. Pengertian Arsitektur Lingkungan..........................................................................................2
BAB III STUDI KASUS......................................................................................................................3
III.1. Pengaruh Arsitektur Terhadap Lingkungan............................................................................3
III.2. Pengaruh Positif Pekerjaan Arsitek Terhadap Lingkungan.....................................................3
III.3. Pengaruh Negatif Pekerjaan Arsitek Terhadap Lingkungan....................................................5
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................................6
IV.1. Kesimpulan...........................................................................................................................6
IV.2. Saran.....................................................................................................................................6

iii
BAB I

Pendahuluan

I.1. Kata Pengantar


Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya saya
dapat menyelesaikan tugas softskill pada mata kuliah Arsitekur Lingkungan. Pada tugas kali ini saya
telah menyelesaikan makalah yang berisikan tentang Arsitektur Lingkungan dan Studi Kasus yang
baik dan buruk pada Arsitektur Lingkungan yang terjadi di Indonesia. Semoga makalah yang saya
buat dapat berguna memberikan wawasan dan pengetahuan bagi para pembacanya serta bisa
memperoleh nilai yang sebaik-baiknya. Terimakasih.

I.2. Latar Belakang


Ketika mendengar kata arsitek, erap kaitannya dengan sebuah pembangunan gedung-gedung
mewah dan memiliki nilai estetis tinggi. Membangun sebuah gedung ataupun bangunan lainnya tidak
lah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak pertimbangan-pertimbangan yang harus difikirkan
seperti kelayakan, kesesuaian, dampak terhadap masyarakat sekitar (untuk bangunan skala
monumental), dampak terhadap lingkungan dan masih banyak lagi hal-hal yang tidak boleh diabaikan.
Dalam hal ini yang insya Allah akan saya bahas adalah arsitektur dan lingkungan.
Allah menciptakan alam ini dengan sedemikian indah nan eloknya. Bukan berarti kita tidak boleh
mengadakan pembangunan. Akan tetapi terkadang pembangunan banyak memiliki dampak negatif
terhadap lingkungan, seperti halnya membuka hutan untuk pembangunan, mengurug rawa-rawa
dalam area yang luas, penebangan pohon, tidak disediakannya tanah resapan dalam sebuah bangunan
dan lain-lain.
Dalam sebuah bangunan, katakanlah sebuah rumah. Diharuskan memiliki unsur hijau minimal 30%
dari luas lahan/tanah. Pada penanaman pohon, pohon yang hendak ditanam sebaiknya adalah pohon
berkayu bukan pohon palem-paleman.

1
BAB II

Pembahasan

II.1. Pengertian Arsitektur


               Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas,
arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level
makro yaituperencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu
desain bangunan, desain parabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses
perancangan tersebut.

II.2. Pengertian Lingkungan


Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti
tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam
lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut. Bagi sebagian besar orang, waktu mereka dihabiskan untuk
terlibat dalam organisasi baik formal maupun informal. Sejak kita memasuki masa sekolah hingga
hidup bermasyarakat, tentunya banyak sekali kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti, seperti kelompok
paduan suara, tim olahraga, kelosmpok musik atau drama, organisasi keagamaan di lingkungan
tempat tinggal, atau juga bisnis.
Organisasi formal merupakan sistem tugas, hubungan, wewenang, tanggung jawab, dan pertanggung
jawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan. Sedangkan organisasi
informal adalah suatu hubungan jaringan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar
hubungan wewenang formal. Organisasi informal dapat terbentuk di dalam perusahaan karena adanya
interaksi antar karyawan, contohnya kelompok arisan pada suatu kantor. Organisasi informal muncul
karena adanya kebutuhan pribadi dan kelompok dalam suatu organisasi.

II.3. Pengertian Arsitektur Lingkungan


Arsitektur ramah lingkungan, yang juga merupakan arsitektur hijau, mencakup keselarasan antara
manusia dan lingkungan alamnya. Arsitektur hijau mengandung juga dimensi lain seperti waktu,
lingkungan alam, sosio-kultural, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa arsitektur
hijau bersifat kompleks, padat dan vital dibanding dengan arsitektur pada umumnya. Green
architecture didefinisikan sebagai sebuah istilah yang menggambarkan tentang ekonomi, hemat
energi, ramah lingkungan, dan dapat dikembangkan menjadi pembangunan berkesinambungan
Green architecture (dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang berkelanjutan) adalah
praktek membuat struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan
sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup bangunan: dari tapak untuk desain, konstruksi,
operasi, pemeliharaan, renovasi, dan dekonstruksi. Praktek ini memperluas dan melengkapi desain
bangunan klasik keprihatinan ekonomi, utilitas, daya tahan, dan kenyamanan.

2
BAB III

Studi Kasus

III.1. Pengaruh Arsitektur Terhadap Lingkungan


Seorang arsitek, adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau ahli
lingkungan binaan. Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang
bangunan, adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi
bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang mempengaruhi aspek bangunan tersebut
dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup
pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup
kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan
arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau lingkungan binaan.
Arti lebih umum lagi, arsitek adalah sebuah perancang skema atau rencana. "Arsitek" berasal dari
Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun), arkhi (ketua) +tekton
(pembangun, tukang kayu). Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau
wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di
lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar,
arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan
kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan,
memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang
disepakati. Namun dalam penerapan pekerjaan arsitektur jarang yang memperhatikan dampak
lingkungan binaan sekitar.

III.2. Pengaruh Positif Pekerjaan Arsitek Terhadap Lingkungan


1.    Memperhatikan hubungan antara ekologi dan arsitektur, yaitu hubungan antara massa bangunan
dengan makhluk hidup yang ada disekitar lingkungannya, tak hanya manusia tetapi juga  flora dan
faunanya. Arsitektur sebagai sebuah benda yang dibuat oleh manusia harus mampu menunjang
kehidupan dalam lingkungannya sehingga memberikan timbal balik yang menguntungkan untuk
kedua pihak. Pendekatan ekologis dilakukan untuk menghemat dan mengurangi dampak– dampak
negatif yang ditimbulkan dari terciptanya sebuah massa bangunan, akan tetapi dengan memanfaatkan
lingkungan sekitar. Contoh terapannya yaitu, munculnya trend green design.
2.   Memberikan dampak pada estetika bangunan
3.   Dapat memberikan pemecahan masalah pada tata letak bangunan atau kota.
4.   Memperhatikan kondisi lahan yang akan dibangun. Sebagai contoh bila bangunan akan didirikan
pada lahan yang memiliki kemiringam, maka dengan pendekatan ekologis bisa dicarikan solusinya
seperti memperkuat pondasi, atau menggabungkan unsur alam pada lingkungan dengan bangunan
yang ada sehingga semakin estetis bangunan yang tercipta.

3
Contoh :
1.    Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.

       Banyaknya lingkungan hijau di site bangunan tersebut dan pembuatan taman pada atap sehingga
membuat dampak positif untuk mengurangi dampak global warming.
·       Sebagai taman hijau kota.
·       Pembuatan the "Artificial Sungai" dibuat sepanjang sisi barat laut situs untuk membantu
mengumpulkan air hujan untuk didaur ulang dan mengganti pagar sebagai batas ramah antara taman
dan sekitarnya.

2.   The Green School

Sekolah tersebut mempunyai kelebihan


sebagai bangunan yang ramah
lingkungan karena Sekolah ini
merupakan satu – satu-nya sekolah di
dunia yang bangunannya terbuat dari
batang bamboo yang ramah lingkungan.
Sekolah ini didukung oleh sejumlah
sumber energi alternatif, Pendingin
udaranya tidak lagi memakai Ac,
melainkan kincir angin melalui
terowongan bawah tanah termasuk
bambu air panas serbuk gergaji dan sistem memasak, sebuah powered vortex generator-hydro dan
panel surya. Bangunan Kampus termasuk ruang kelas, pusat kebugaran, ruang perakitan, perumahan
fakultas, kantor, kafe dan kamar mandi. Tenaga listiknya menggunakan biogas yang terbuat dari
kotoran hewan untuk menyalakan kompor. Tambak udang tempat budidaya, sekaligus peternakan

4
sapi. Lokal bambu ditumbuhkan dengan metode yang berkelanjutan, digunakan dalam cara-cara
inovatif dan eksperimental yang menunjukkan kemungkinan arsitektur. Hasilnya adalah sebuah
komunitas hijau holistik dengan mandat pendidikan yang kuat yang bertujuan untuk menginspirasi
siswanya untuk menjadi lebih penasaran, lebih terlibat dan lebih bergairah tentang lingkungan dan
bumi ini.

III.3. Pengaruh Negatif Pekerjaan Arsitek Terhadap Lingkungan

Contoh:
1.   Ambruknya Sisi Utara Jalan Raya RE Martadinata Sepanjang 103 Meter

Ambruknya jalan RE martadinata tersebut


merupakan contoh dari ketidakpedulian arsitek
terhadap lingkungan sekitarnya, daerah yang
seharusnya menjadi tempat hijau (tempat
penanaman pohon bakau) dijadikan jalan raya.
yang mengjutkan lagi seharusnya di pinggir-
pinggir jalanan ditanami pohin bakau agar tidak
terjadi abrasi terhadap tanah tapi ini tidak ada,
bagai mana tidak ambrol apabila begitu?

2.   Banjirnya Kota Jakarta

Banjirnya kota jakarta merupakan akibat dari


sitem pembangunan-pembangunan di jakarta
yang tidak memikirkan lingkungan, hal
tersebut marupakan akibat dari lingkungan
yang seharunya merupakandaerah hijau di
jadikan menjadi gedung-gedung dan
pemakaian plester penuh pada stiap
permukaan tanah di kota jakarta sehingga
tidak adanya tempat lagi untuk resapan air.
Seharusnya untuk jalan pejalan kaki tidak
perlu menggunakan plester melainkan
menggunakan bata konblok agar air dapat
meresap ke tanah.

BAB IV

5
Penutup

IV.1. Kesimpulan
Kondisi iklim tropis sebenarnya sangat menunjang kehidupan kita yang beraktifitas di dalam ruang.
Dengan pemanfaatan kondisi iklim seperti arah dan intensitas sinar matahari, kelembaban udara, suhu,
arah dan kecepatan angin, dan curah hujan, sebenarnya dapat dirancang bentuk bangunan yang
sedemikian rupa, dan penerapan bahan – bahan alami, sehingga terwujudlah rumah yang ramah
lingkungan. Penerapan ini tidak hanya dirasakan manfaatnya oleh penghuni rumah tetapi juga oleh
orang lain dan lingkungannya. Dan tidak hanya diperhitungkan untuk kepentingan sesaat, tetapi untuk
kepentingan masa depan, dan juga dilihat dari sisi pemanfaatan energi untuk kepentingan sustainable
atau berkelanjutan.
Desain bangunan (green building) hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang
mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan (green product).
Bangunan dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang, dan hubungan ruang luar-dalam yang
cair, teras lebar, ventilasi bersilangan, dan void berimbang yang secara klimatik tropis berfungsi untuk
sirkulasi pengudaraan dan pencahayaan alami merata ke seluruh ruangan agar hemat energi.

IV.2. Saran
Di satu sisi, perancangan yang belum memikirkan aspek berkelanjutan, dimana hanya memikirkan
bagaimana kita bisa hidup nyaman hari ini tanpa memikirkan bagaimana kita hidup nyaman untuk
seterusnya. Untuk itu dirasa perlu adanya upaya perbaikan untuk meminimalisasi efek-efek negatif
baik pada manusia maupun pada lingkungan. Perancangan interior dan arsitektur yang baik dapat
menjadi bagian dari upaya untuk turut serta dalam penyelamatan dan penyehatan lingkungan. Interior
berorientasi ekologis dapat merupakan salah satu jawaban untuk dapat memberikan kontribusi baik
bagi penghuni maupun lingkungan. Dengan pemikiran seperti diatas, merupakan langkah awal upaya
mitigasi dari sisi perancangan, dan berupaya terus beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang terus
berubah ekstrim tersebut.

Sumber:http://sukmasandy0.blogspot.co.id/2012/10/arsitektur-lingkungan.htmlhttp://rizkyan-
maulanang.blogspot.co.id/2010/11/pengaruh-tugas-seorang-arsitek-terhadap.html

Anda mungkin juga menyukai