DI SUSUN OLEH :
NIM : T1120011
UNIVERSITAS ICHSAN
GORONTALO
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat serta
Karunianya serta memberikan kesehatan dan keselamatan pada kita semua, terutama untuk
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pembaca,
terutama bagi penulis.
Kepada para pembaca penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya, apabila ada
kesalahan, kekurangan atau kekeliruan dalam menuliskan makalah ini. Karena penulis sendiri
merupakan manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan. Kritik serta saran sangat penulis
harapkan dari pembaca sekalian, untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah yang penulis buat ini dapat bermanfaat untuk pembaca
sekalian.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Pengertan Lingkungan........................................................................................4
A. Kesimpulan ............................................................................................11
B. Saran ......................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika mendengar kata arsitek, kerap kaitannya dengan sebuah pembangunan gedung-
gedung mewah dan memiliki nilai estetis tinggi. Membangun sebuah gedung ataupun
bangunan lainnya tidak lah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak pertimbangan-
pertimbangan yang harus difikirkan seperti kelayakan, kesesuaian, dampak terhadap
masyarakat sekitar (untuk bangunan skala monumental), dampak terhadap lingkungan
dan masih banyak lagi hal-hal yang tidak boleh diabaikan. Dalam hal ini yang insya Allah
akan saya bahas adalah arsitektur dan lingkungan.
Allah menciptakan alam ini dengan sedemikian indah nan eloknya. Bukan berarti kita
tidak boleh mengadakan pembangunan. Akan tetapi terkadang pembangunan banyak
memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, seperti halnya membuka hutan untuk
pembangunan, mengurug rawa-rawa dalam area yang luas, penebangan pohon, tidak
disediakannya tanah resapan dalam sebuah bangunan dan lain-lain.
Dalam sebuah bangunan, katakanlah sebuah rumah. Diharuskan memiliki unsur hijau
minimal 30% dari luas lahan/tanah. Pada penanaman pohon, pohon yang hendak ditanam
sebaiknya adalah pohon berkayu bukan pohon palem-paleman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Arsitektur ?
2. Jelaskan pengertian lingkungan ?
3. Bagaimana pengertian tentang Arsitektur Lingkungan ?
4. Bagaimana pengaruh Arsitektur terhadap lingkungan ?
C. Tujuan Penulisan
Ada pun, tujuan penulis untuk membuat makalah ini adalah untuk ;
a. Agar pembaca dapat mengetahui pengertian Arsitektur.
b. Agar para pembaca dapat mengetahui pengertian lingkungan, Arsitektur
Lingkungan, serta ;
c. Pengaruh Arsitektur terhadap Lingkungan.
3
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
1. Pengertian Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih
luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan,
mulai dari level makro yaituperencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur
lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain parabot dan desain produk.
Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
2. Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di
atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Bagi sebagian besar
orang, waktu mereka dihabiskan untuk terlibat dalam organisasi baik formal maupun
informal. Sejak kita memasuki masa sekolah hingga hidup bermasyarakat, tentunya
banyak sekali kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti, seperti kelompok paduan suara, tim
olahraga, kelosmpok musik atau drama, organisasi keagamaan di lingkungan tempat
tinggal, atau juga bisnis.
4
Hal ini menunjukkan bahwa arsitektur hijau bersifat kompleks, padat dan vital
dibanding dengan arsitektur pada umumnya. Green architecture didefinisikan sebagai
sebuah istilah yang menggambarkan tentang ekonomi, hemat energi, ramah lingkungan,
dan dapat dikembangkan menjadi pembangunan berkesinambungan
5
BAB III
STUDI KASUS
Seorang arsitek, adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun
atau ahli lingkungan binaan. Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai
seorang Perancang bangunan, adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang,
dan mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang
mempengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial.
Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas,
mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan,
sampai dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek
sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau lingkungan
binaan.
Arti lebih umum lagi, arsitek adalah sebuah perancang skema atau rencana. "Arsitek"
berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun),
arkhi (ketua) +tekton (pembangun, tukang kayu). Dalam penerapan profesi, arsitek
berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek
harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan
perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi,
dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana
terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan
perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.
Namun dalam penerapan pekerjaan arsitektur jarang yang memperhatikan dampak
lingkungan binaan sekitar.
6
ekologis dilakukan untuk menghemat dan mengurangi dampak– dampak negatif yang
ditimbulkan dari terciptanya sebuah massa bangunan, akan tetapi dengan
memanfaatkan lingkungan sekitar. Contoh terapannya yaitu, munculnya trend green
design.
2. Memberikan dampak pada estetika bangunan
3. Dapat memberikan pemecahan masalah pada tata letak bangunan atau kota.
4. Memperhatikan kondisi lahan yang akan dibangun. Sebagai contoh bila bangunan
akan didirikan pada lahan yang memiliki kemiringam, maka dengan pendekatan
ekologis bisa dicarikan solusinya seperti memperkuat pondasi, atau menggabungkan
unsur alam pada lingkungan dengan bangunan yang ada sehingga semakin estetis
bangunan yang tercipta.
Contoh :
1. Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
7
Banyaknya lingkungan hijau di site bangunan tersebut dan pembuatan taman pada atap
sehingga membuat dampak positif untuk mengurangi dampak global warming.
· Sebagai taman hijau kota.
· Pembuatan the "Artificial Sungai" dibuat sepanjang sisi barat laut situs untuk
membantu mengumpulkan air hujan untuk didaur ulang dan mengganti pagar sebagai
batas ramah antara taman dan sekitarnya.
8
Pengaruh Negatif Pekerjaan Arsitek Terhadap Lingkungan
Contoh:
1. Ambruknya Sisi Utara Jalan Raya RE Martadinata Sepanjang 103 Meter
9
Banjirnya kota jakarta merupakan akibat dari sitem pembangunan-pembangunan di
jakarta yang tidak memikirkan lingkungan, hal tersebut marupakan akibat dari lingkungan
yang seharunya merupakandaerah hijau di jadikan menjadi gedung-gedung dan pemakaian
plester penuh pada stiap permukaan tanah di kota jakarta sehingga tidak adanya tempat lagi
untuk resapan air. Seharusnya untuk jalan pejalan kaki tidak perlu menggunakan plester
melainkan menggunakan bata konblok agar air dapat meresap ke tanah.
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kondisi iklim tropis sebenarnya sangat menunjang kehidupan kita yang beraktifitas di
dalam ruang. Dengan pemanfaatan kondisi iklim seperti arah dan intensitas sinar
matahari, kelembaban udara, suhu, arah dan kecepatan angin, dan curah hujan,
sebenarnya dapat dirancang bentuk bangunan yang sedemikian rupa, dan penerapan
bahan – bahan alami, sehingga terwujudlah rumah yang ramah lingkungan. Penerapan ini
tidak hanya dirasakan manfaatnya oleh penghuni rumah tetapi juga oleh orang lain dan
lingkungannya. Dan tidak hanya diperhitungkan untuk kepentingan sesaat, tetapi untuk
kepentingan masa depan, dan juga dilihat dari sisi pemanfaatan energi untuk kepentingan
sustainable atau berkelanjutan.
Desain bangunan (green building) hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout
sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material
ramah lingkungan (green product). Bangunan dirancang dengan massa ruang,
keterbukaan ruang, dan hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi
bersilangan, dan void berimbang yang secara klimatik tropis berfungsi untuk sirkulasi
pengudaraan dan pencahayaan alami merata ke seluruh ruangan agar hemat energi.
B. Saran
Di satu sisi, perancangan yang belum memikirkan aspek berkelanjutan, dimana hanya
memikirkan bagaimana kita bisa hidup nyaman hari ini tanpa memikirkan bagaimana kita
hidup nyaman untuk seterusnya. Untuk itu dirasa perlu adanya upaya perbaikan untuk
meminimalisasi efek-efek negatif baik pada manusia maupun pada lingkungan.
Perancangan interior dan arsitektur yang baik dapat menjadi bagian dari upaya untuk turut
serta dalam penyelamatan dan penyehatan lingkungan. Interior berorientasi ekologis
dapat merupakan salah satu jawaban untuk dapat memberikan kontribusi baik bagi
penghuni maupun lingkungan. Dengan pemikiran seperti diatas, merupakan langkah awal
upaya mitigasi dari sisi perancangan, dan berupaya terus beradaptasi dengan kondisi
lingkungan yang terus berubah ekstrim tersebut.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://widianikurniaputri.blogspot.co.id/2016/01/bab-i-pendahuluan-i.html
http://sukmasandy0.blogspot.co.id/2012/10/arsitektur-lingkungan.html
http://rizkyan-maulanang.blogspot.co.id/2010/11/pengaruh-tugas-seorang-arsitek terhadap.html
12