UTS 2021/2022
JUDUL PAPER
Oleh:
Kelly / B12220074
Novela Cleine, Tan / B12220078
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini untuk mencari permasalahan lingkungan akibat dari bangunan
sehingga dapat memperbaiki kualitas lingkungan dan hidup manusia agar lebih baik.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Di bidang ekologi, Herman Daly (1990), salah satu pelopor pertama keberlanjutan ekologi,
mengusulkan bahwa:
1) Untuk sumber daya terbarukan, tingkat panen tidak boleh melebihi tingkat regenerasi (hasil
yang berkelanjutan).
2) Laju timbulan sampah proyek tidak boleh melebihi kapasitas asimilasi lingkungan
(pengolahan sampah berkelanjutan).
3) Untuk sumber daya tak terbarukan, penipisan sumber daya tak terbarukan memerlukan
pengembangan pengganti terbarukan untuk sumber daya tersebut.
2.1.5 Ruang Lingkup Lingkungan Berkelanjutan
Untuk mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan, terutama didasarkan pada konsep
ekologi. Dimana setiap komponen ekologi dimulai dari yang terkecil tidak boleh diabaikan.
Pencapaian lingkungan yang berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
secara keseluruhan, baik sekarang maupun di masa yang akan datang, tidak hanya
memperhatikan ekologi, tetapi juga memperhatikan banyak hal lain dalam bentuk
kemasyarakatan dan ekonomi. Ketiga faktor ini, ekologi, sosial dan ekonomi harus dipadukan
dengan baik untuk mencapai lingkungan yang berkelanjutan.
Ada beberapa hal penting yang perlu diingat tentang pengendalian dampak lingkungan
ini.
Pertama, hal yang paling menarik di sini adalah pembaruan UU 32/09, khususnya
identifikasi zona ekologis. Pasalnya, lingkungan tidak mengenal batas administrasi.
Lingkungan menyajikan peta wilayah yang berbeda, berdasarkan kesamaan fitur lanskap,
daerah aliran sungai, iklim, flora dan fauna, lembaga sosial budaya, ekonomi, masyarakat, dan
inventarisasi lingkungan (Pasal 7, Klausul 2). Ekoregion ini memiliki lokasi yang strategis
karena semua pengendalian dampak lingkungan, termasuk izin lingkungan yang dikeluarkan
oleh regulator lingkungan, akan didasarkan pada toleransi dan kapasitas lingkungan hidup di
sebuah wilayah.
Pada pasal 78 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2009 menyatakan, apabila perbuatan
sebagaimana yang di maksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya
kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling
lama 12 (dua belas) tahun dan denda paling sedikit Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)
dan paling banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).
2.3 Pengolahan 6R akan Limbah Pembangunan dan Aktivitas Manusia
Minimalisasi limbah domestik merupakan cara pecegahan untuk mengatasi berbagai limbah
yang dihasilkan dari aktivitas manusia, mengingat jumlah limbah akan terus bertambah.
Pengelolahan limbah secara terintegrasi diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal bagi
kegiatan minimalisasi limbah. Prinsip 6R terdiri atas (Rethinking, Reducing, Recovering, Reusing,
Recycling dan Responding).
PEMBAHASAN
sumber https://sri-media.com/aston-ciloto-puncak-sedang-membangun-project-hotel/
Jika di lihat dari pelanggaran yang terjadi, pada awal pembangunan pihak aston tidak
memperdulikan peraturan yang ada pada undang-undang, dan kemungkinan terdapat pihak-
pihak yang melancarkan pembangunan tersebut.
sumber https://sri-media.com/aston-ciloto-puncak-sedang-membangun-project-hotel/
L’Oréal telah berhasil mencapai skor 77% dari minimum 73% poin untuk kategori
‘Platinum’ sertifikasi Greenship Interior Space,berdasarkan kriteria kesesuaian
pengembangan area, efisiensi, dan konservasi penggunaan energi dan air, penggunaan
bahan dan pengelolaan ramah lingkungan, manajemen prinsip ramah lingkungan, serta
kesehatan dan kenyamanan dalam ruang sehingga pemilik kantor dapat mengetahui tingkat
kesehatan kantor mereka.
3.2.2 Apa Yang Menjadi Perhatian L’oreal Indonesia Office Untuk Menjaga Lingkungan
Sumber https://www.avip.com/project/loreal
Salah satu cara L’oreal Indonesia Office untuk menjaga lingkungan yaitu
mengefisiensikan penggunaan energi. L’oreal Indonesia Office memanfaatkan sinar matahari
sebagai pencahayaan alami secara maksimal pada siang hari untuk mengurangi penggunaan
energi listrik dan memanfaatkan penghawaan alami sebagai pengganti air conditioner kedua
hal ini merupaskan konsep spesifikasi untuk wilayah beriklim tropis.
BAB 4
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Pembangunan infrastruktur merupakan upaya sadar oleh pemerintah atau swasta untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Apalagi di Indonesia merupakan negara berkembang yang
memanfaatkan infrastruktur untuk memenuhi kesejahteraan rakyatnya, namun pembangunan
infrastruktur tidak lepas dari lingkungan hidup, dampak negatif lingkungan yang berbeda-beda selalu
terjadi akibat pembangunan infrastruktur, seperti kerusakan lingkungan akibat pembukaan lahan dan
pencemaran udara, tanah, dan air akibat terdampak langsung kegiatan pembangunan infrastruktur
terhadap tumbuhan, hewan, dan manusia. banyak makhluk hidup yang tinggal di daerah
pembangunan yang menjadi korban pertumbuhan yang tidak terkendali. Contohnya pada hotel aston
yang melakukan pembangun di daerah resapan air, sehingga dapat menimbulkan berbagai bencana
yang merugikan masyarakat sekitar. Di bandingkan dengan gedung L’oreal Indonesia Office yang
dapat memberikan efek positif tidak hanya kepada pengguna bangunan melainkan masarakat sekitar
dan untuk masa depan lingkungan.
Daftar Pustaka
Erwin Muhamad, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan
Hidup, Bandung : PT Refika Aditama, 2008.
Manurung, R.C., 2009, Prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan, dalam Buku Materi Pokok
Manajemen Pembangunan dan Lingkungan, Modul 3, Jakarta: Universitas Terbuka.
Soemarwoto, O., 1994, Ekologi, lingkungan hidup dan pembangunan, Jakarta: Penerbit Jambatan.
UU R.I No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta : CV.
Tamita Utama.