Anda di halaman 1dari 34

KONSEP EKOLOGI

PEMBANGUNAN

Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng


Dr. Ir. Sri Sangkawati, MS
DAMPAK DAN REKAYASA Dr. Ir. Suharyanto,M.Sc.
Ir. Hary Budieny, MS
LINGKUNGAN
Mampu penjelaskan • Pengertian
konsep ekologi
• Manfaat dan resiko lingkungan dalam
pembangunan
pembangunan
• Pembangunan terlanjutkan
• Pengelolaan lingkungan yang adaftif
• Pengelolaan proyek pembangunan
• HAKEKAT: mengelola interaksi antara
Review manusia dan lingkungan;
Prinsip-Prinsip
Pengelolaan • TUJUAN AKHIR: keseimbangan antara
Lingkungan kualitas lingkungan dan kehidupan;
• PENDEKATAN: holistik-adaptif;
• PROSES: koordinasi dan manajemen konflik;
• KONTEKS: desentralisasi, globalisasi,
perdagangan bebas, ham, demokratisasi, good
governance.
PENGERTIAN Apa itu ekologi pembangunan, bagaimana proses
pembangunan yang berkelanjutan (sustainable
development), dan hal yang sangat krusial dalam studi
ekologi pembangunan adalah masalah tersedianya
sumberdaya yang cukup (dalam pengertian daya
dukung lingkungan yang mempengaruhi berjalannya
proses pembangunan)

Pada hakekatnya hubungan manusia dengan


alam harus seimbang, manusia sangat
bergantung pada seluruh hasil dari alam.
Otto Soemarwoto (2001)
PENGERTIAN
Pembangunan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungan hidup. Interaksi antara pembangunan dan
lingkungan hidup membentuk sistem ekologi yang
disebut ekosistem.

Ilmu yang mempelajari interaksi antara


pembangunan dan lingkungan hidup disebut
ekologi pembangunan.

Manusia, baik sebagai subyek maupun obyek


pembangunan, merupakan bagian ekosistem.
Pandangan holistis inilah yang dipakai dalam ekologi
pembangunan
PENGERTIAN Pembangunan untuk menaikkan tingkat hidup dan
kesejahteraan atau menaikkan mutu hidup.

Contoh :
• Pembangunan sebagai usaha untuk memenuhi
kebutuhan dasar yang lebih baik, seperti belum /
kurang terpenuhinya pangan, air bersih, pendidikan,
pekerjaan, rumah, dll.
• Dengan belum terpenuhinya kebutuhan dasar maka
diperlukan pembangunan.

Dalam usaha menaikkan mutu hidup, harus dijaga agar


kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan
pada tingkat yang lebih tinggi tidak menjadi rusak.
1. Lingkungan hidup alami
Jenis-jenis merupakan lingkungan bentukan alam yang terdiri atas berbagai
lingkungan sumber alam dan ekosistem dengan komponen-komponennya,
baik fisik, biologis. Lingkungan hidup alami bersifat dinamis
karena memiliki tingkat heterogenitas organisme yang sangat
tinggi.
Bentuk lingkungan alami dimuka
bumi berbeda-beda. Contoh:
pegunungan, sungai, danau,
pantai dan laut, dll.
Pegunungan salah satu bentuk
alam yang dapat dilihat adalah
bentang alam yang berupa
deretan gunung yang
bersambung
Hutan primer
sebagai Sungai dan laut juga termasuk
lingkungan kenampakan alam. Sungai
alami banyak memberikan manfaat
bagi manusi
Jenis-jenis 2. Lingkungan hidup binaan/buatan
lingkungan mencakup lingkungan buatan manusia yang dibangun dengan
bantuan atau masukan teknologi, baik teknologi sederhana
maupun teknologi modern.
bersifat kurang beraneka ragam karena keberadaannya selalu
diselaraskan dengan kebutuhan hidup.

• Sawah merupakan contoh lingkungan alam buatan tangan


manusia. karena sawah memang dibuat atau berupa tanah
garapan hasil manusia dan di fungsikan untuk menanam (mis
padi).
Untuk menyesuaikan kebutuhan padi ini, maka manusia
menciptakan kondisi alam buatan agar tanaman padi tetap subur
seperti melakukan irigasi

• Lingkungan waduk atau bendungan biasanya dimanfaatkan untuk


rekreasi, pembangkit listrik, pengendalian banjir.
Jenis-jenis 3. Lingkungan hidup sosial
lingkungan
Lingkungan hidup sosial terbentuk karena adanya
interaksi sosial dalam masyarakat.

Lingkungan hidup sosial dapat membentuk


lingkungan hidup binaan tertentu yang bercirikan
perilaku manusia sebagai makhluk sosial.

Hubungan antara individu dan masyarakat sangat


erat dan saling mempengaruhi serta saling
tergantung
Manfaat dan resiko Pembangunan tidak saja menghasilkan manfaat tetapi
lingkungan dalam juga membawa resiko yang dapat dan telah
pembangunan menyebabkan masalah lingkungan yang mengurangi
bahkan menghilangkan manfaat dari pembangunan.

Pada saat ini yang menjadi permasalahan adalah


bagaimana membangun tanpa merusak lingkungan,
yaitu pembangunan yang akan menaikkan kualitas
lingkungan, jadi pembangunan yang dilakukan
haruslah pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Analisis manfaat dan resiko lingkungan merupakan alat


untuk pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Manfaat dan Contoh manfaat dan resiko lingkungan dalam
resiko lingkungan pembangunan bendungan dan waduk
dalam Manfaat lingkungan dan Resiko lingkungan dan akibatnya
pembangunan akibatnya
Peninggian muka air dapat Penggenangan:
menghasilkan pembangkit listrik ₋ Desa : pemindahan penduduk
tenaga air, dan manfaat ₋ Lahan pertanian : pengurangan
ikutannya. produksi
₋ Jalan : gangguan perhubungan,
kehilangan lapangan pekerjaan
₋ Hutan : kepunahan flora dan fauna
₋ Peninggalan arkeologi
Tampungan air (waduk) Perkembangan gulma air
₋ Pengendalian banjir ₋ Penurunan daya tampung waduk dan
₋ Penyediaan air baku potensi perikanan serta pariwisata
₋ Pengediaan air irigasi
₋ Penggelontoran kota
₋ pariwisata
Manfaat dan
• Manfaat dan resiko harus diperhitungkan secara
resiko lingkungan
berimbang
dalam • Hanya memperhitungkan manfaatnya saja dapat
pembangunan membahayakan lingkungan
• Sebaliknya hanya memperhatikan atau
membesar-besarkan resikonya akan membuat
takut untuk berbuat

Bagaimana membangun agar sekaligus kualitas


lingkungan dapat terus ditingkatkan, yang berarti
juga mutu hidup meningkat
• Pembangunan mempunyai sasaran untuk
Manfaat dan resiko meningkatkan kesejahteraan rakyat
lingkungan dalam • Efek yang tidak direncanakan di luar sasaran disebut
pembangunan dampak yang mempunyai pengaruh terhadap sasaran
yang ingin dicapai.
• Dampak primer dapat menimbulkan dampak sekunder,
tersier dst.

Pembangunan

Dampak sosial Dampak biofisik Dampak


ekonomi budaya primer

Dampak biofisik Dampak sosial Dampak


ekonomi budaya sekunder

Peningkatan
kesejahteraan
Pembangunan Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan
yang terlanjutkan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa harus
mengurangi kemampuannya untuk memenuhi
kebutuhan dari generasi yang akan datang.

Pembangunan berkelanjutan harus memerhatikan


pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestarian
lingkungannya agar kualitas lingkungan tetap terjaga.

Kelestarian lingkungan yang tidak dijaga, akan


menyebabkan daya dukung lingkungan berkurang,
atau bahkan akan hilang
Faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung
Pembangunan pembangunan yang terlanjutkan :
yang terlanjutkan 1. Terpeliharanya proses ekologi yang esensial
2. Tersedianya sumberdaya yang cukup
3. Lingkungan sosial-budaya dan ekonomi yang sesuai.

Terpeliharanya proses ekologi yang esensial

Di dalam alam terdapat proses ekologi yang menjadi penopang


kehidupan manusia. Rusaknya proses ekologi akan
membahayakan kehidupan di bumi. Energi untuk proses
ekologi didapat dari matahari (selanjutnya pelajari !!)
• Fotosintesis
• Penambatan nitrogen
• Pengendalian populasi
• Kemampuan memperbaharui diri
• Fungsi hidro-orologi
Pembangunan Tersedianya sumberdaya yang cukup.
yang terlanjutkan Pembangunan adalah usaha menaikkan manfaat yang didapatkan
dari sumberdaya, dan umumnya dengan menggunakan lebih banyak
sumberdaya. Namun kenaikan dapat juga dicapai dengan menaikkan
efisiensi penggunaan sumberdaya.

Mengapa efisiensi :
1. Kenaikan intensitas eksploitasi sumberdaya yang terbarui akan
mempertinggi risiko kerusakan sumberdaya, yang dapat membuat
sumberdaya menjadi takterbarui. Sedang kenaikan eksploitasi
sumberdaya takterbarui akan mempercepat penyusutan sumberdaya.
2. Penggunaan sumberdaya dalam jumlah yang semakin besar akan
memperbesar masalah pencemaran.
3. Untuk menjamin persediaan sumberdaya selama mungkin adalah
dengan mencari sumberdaya alternatif. Hal ini hanya mungkin apabila
ada keanekaregaman sumberdaya. Memelihara keanekaragaman
sumberdaya merupakan usaha yang esensial dalam pembangunan
Pembangunan
yang terlanjutkan Lingkungan sosial-budaya dan ekonomi yang sesuai.

Penting untuk kesinambungan pembangunan yang terlanjutkan,


karena pembangunan dilakukan oleh dan untuk manusia yang hidup
dalam kondisi sos-bud dan ekonomi tertentu. Beberapa antara lain
dengan :

1. Pemerataan pembangunan . Kesenjangan besar akan menimbulkan


keresahan, namun kesenjangan tidak boleh terlalu kecil agar dapat
mempunyai efek memacu bekerja.
2. Persaingan, terjadi apabila sumberdaya yang digunakan oleh
sekelompok individu menjadi langka relatif terhadap kebutuhan
masing-masing individu.
Pembangunan • Pembangunan bertujuan untuk setingkat demi setingkat
mengubah keseimbangan lingkungan ke arah kualitas
terlanjutkan lingkungan yang dianggap lebih tinggi.
• Kualitas lingkungan diusahakan terus meningkat dari
kondisi a sampai d, dengan kecenderungan garis e
• Pembangunan (1,2 dan 3) merupakan intervensi terhadap
Pembangunan lingkungan yang “mengganggu” keseimbangan lingkungan dan
membawa ke keseimbangan baru dengan tingkat kualitas
terlanjutkan yang lebih tinggi (b,c,d),
• Pembangunan membawa kualitas lingkungan ke arah tingkat
yang makin tinggi (garis e)
• Dalam usaha tersebut harus dijaga agar kemampuan
lingkungan untuk mendukung tingkat hidup yang lebih tinggi
tidak rusak (garis f)
Pembangunan Contoh:
yang terlanjutkan • Daerah dengan kondisi : Penyakit malaria, kekurangan
pangan, sarana pendidikan rendah (a)
• Dalam kondisi ini tingkat kualitas hidup adalah rendah
dengan demikian kualitas lingkungan juga rendah

• Adanya malaria menunjukkan ada keseimbangan antara


manusia, parasite malaria dan nyamuk malaria,
• Apabila pemberantasan berhasil maka tercapai
keseimbangan baru pada tingkat kualitas b
• Kualitas lingkungan meningkat maka kualitas hidup
meningkat

• menaikkan tingkat produksi pangan, sehingga tercapai


keseimbangan baru seperti system irigasi, perubahan tanam (c).
• Dilakukan intervensi lagi untuk menambah sarana pendidikan (d)
Pembangunan Jelaskan disertai contoh nyata tentang
terlanjutkan peningkatan kualitas hidup dengan
pembangunan secara bertahap yang tidak
melampaui daya dukung lingkungannya.
Pembangunan 1. Penambangan
terlanjutkan Pengambilan bahan tambang dan mineral yang ada di
perut bumi, dengan tidak memperhatian daya dukung
linkungan mengakibat kerusakan yang ditimbulkan
tidak dapat kembali seperti semula

Contoh Kerusakan akibat Jenis jenis kerusakan/masalah yang timbul akibat lahan
pembangunan tambang tersebut antara lain:
 Lahan bekas tambang tidak dapat dipergunakan
kembali;
 Bisa terjadi pergeseran tanah;
 Polusi udara;
 Ekosistem di sekitar tambang terganggu;
 Bisa terjadi konflik antara warga dengan pekerja/
petugas tambang.
Pembangunan 2. Penebangan hutan untuk membuka lahan
terlanjutkan Secara umum semakin tinggi laju pemanfaatan hutan maka
semakin besar pula pengurangan terhadap stok awal
sumberdaya hutan yang bersangkutan.

Contoh Kerusakan akibat Penggunaan sumberdaya alam yang berlebihan dapat


pembangunan berakibat pada kerusakan sumberdaya alam yang
bersangkutan

Beberapa faktor yang mendukung penebangan hutan


antara lain:
• Konstruksi dan bangunan (perluasan daerah perkotaan)
• membuka lahan untuk menanam tanaman, membangun
pertanian, dan juga peternakan
• membersihkan hutan untuk mengeksploitasi minyak dan
pertambangan serta untuk membuat jalan raya
Pengelolaan • Banyak gangguan pada ekosistem
lingkungan yang
adaptif • Banyak gangguan tersebut yang dapat diperkirakan /
diramalkan kapan, dimana akan terjadi, berapa besarnya,
dan berapa lamanya.

• Namun banyak juga yang tidak dapat diramalkan. Selalu


dapat terjadi hal di luar dugaan dan di luar perhitungan
sehingga dijumpai adanya ketidakpastian.

• Karena akan terjadi hal di luar perkiraan dalam pengelolaan


lingkungan, maka sudah pasti akan dijumpai kesalahan, ada
tindakan pengelolaan lingkungan yang tidak sesuai.

• Diperlukan pengelolaan lingkungan adaptif, yaitu


pengelolaan yang dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi
yang berubah-ubah.
Pengelolaan
• Pengelolaan adaptif adalah memantau komponen-komponen
lingkungan yang penting ekosistem (jumlah individu dari spesies yang dianggap
adaptif penting, tutupan vegetasi, kualitas air, dan sebagainya) serta
mengumpulkan data yang diperlukan dan kemudian menggunakan
hasilnya untuk menjalankan praktik pengelolaan sesuai keadaan
setempat.
• Pengelolaan adaptif merupakan suatu cara bagi para
pemangku kepentingan untuk mengambil langkah secara
bertanggung jawab ketika menghadapi ketidakpastian.
• Pendekatan ini memungkinkan dilakukannya perbaikan sesering
dibutuhkan melalui proses yang berulang-ulang.

• Pengelolaan secara adaptif sebagai suatu proses yang


digunakan untuk menyesuaikan strategi pengelolaan supaya
mereka dapat mengatasi perubahan dengan lebih baik.
Pengelolaan • memastikan manajer memiliki pelatihan yang memadai dalam
menerapkan desain eksperimental, pemodelan dan statistik untuk
lingkungan yang masalah yang ingin mereka atasi;
adaftif • kesulitan dalam mengembangkan model prediksi yang dapat diterima;
• kurangnya sumber daya untuk eksperimen aktif;
• menyelesaikan konflik antara nilai-nilai ekologis dan tujuan manajemen;
• mengintegrasikan para pemangku kepentingan ke dalam pengambilan
keputusan;
tantangan penting untuk
implementasinya AEM: • memberikan perhatian yang tidak memadai terhadap informasi "non-
ilmiah";
• keengganan oleh lembaga pelaksana untuk mempromosikan kebijakan
jangka panjang yang dianggap terlalu berisiko atau mahal;
• mengadopsi kebijakan organisasi dan aturan kelembagaan yang setuju
dengan AEM; dan,
• mengatasi oposisi terhadap kebijakan eksperimental oleh mereka yang
melindungi kepentingan pribadi (Lee,1993; Walters, 1997; Nyberg, 1998;
Johnson, 1999; Allen & Curtis, 2005; Stankey & Allan, 2009; Diduck
2010a).
Pengelolaan 1. Memahami konteks sangat penting - yang memperkuat pentingnya memiliki
struktur yang luas, inklusif, dan partisipatif untuk AEM.
lingkungan yang
2. Memahami pendekatan adaptif - untuk berhati-hati, jujur, dan terbuka tentang
adaftif (AEM) apa artinya menjalankan manajemen adaptif, dan untuk menjelaskan bahwa "ini
merupakan penyimpangan yang signifikan dari praktik masa lalu dan akan
membutuhkan kebijakan, keterampilan, dan sumber daya yang baru dan spesifik
untuk berhasil".
3. Kejelasan tujuan - AEM yang baik dimulai dengan membingkai pertanyaan yang
Prinsip untuk praktik terbaik baik, yang mengarahkan usaha selanjutnya, memandu pemantauan dan
AEM (Allan dan Stankey 2009, evaluasi, dan menekankan sifat sosial dan politik dari proses tersebut.
hal.341-346):
4. Dokumentasi yang cermat - dokumentasi yang baik bersifat transparan dan
terbuka untuk dicermati, dan dirancang untuk mendorong diskusi yang bijaksana
dan konstruktif.
5. Dirancang untuk mempromosikan pembelajaran yang diterjemahkan ke
dalam tindakan - akui bahwa prosesnya sulit, memakan waktu, dan mahal dan
membutuhkan investasi berkelanjutan, yang semuanya memerlukan komitmen
organisasi dan kemauan untuk bertindak.
6. Didukung orang yang "tepat" - pilihan peserta yang cocok sangat penting,
dengan pemimpin organisasi memastikan bahwa para praktisi memiliki
kebebasan, dukungan organisasi, dan sumber daya untuk melakukan
pekerjaannya.
Pengelolaan proyek • Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu
pembangunan tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk
melaksanakan suatu tugas yang telah digariskan.

• Proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya, yang


dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk
Pengertian: mencapai suatu sasaran tertentu. Kegiatan atau tugas yang
dilaksanakan pada proyek berupa pembangunan/perbaikan
sarana fasilitas (gedung, jalan, jembatan, bendungan dan
sebagainya) atau bisa juga berupa kegiatan penelitian,
pengembangan (D.I Cleland dan W.R. King, 1987).

• Proyek merupakan kegiatan yang bersifat sementara (waktu


terbatas), tidak berulang, tidak bersifat rutin, mempunyai waktu
awal dan waktu akhir, sumber daya terbatas/tertentu dan
dimaksudkan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Pengelolaan proyek • Manajemen proyek adalah kegiatan memulai,
pembangunan merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan
menutup pekerjaan tim untuk mencapai tujuan spesifik
dan memenuhi kriteria keberhasilan tertentu pada waktu
yang ditentukan.

• Tantangan utama manajemen proyek adalah untuk


Pengertian: mencapai semua tujuan proyek dalam batasan yang
diberikan.

• Tantangan kedua - dan lebih ambisius - adalah


mengoptimalkan alokasi input (sumber daya) yang
diperlukan dan menerapkannya untuk memenuhi tujuan
yang telah ditentukan.
Pengelolaan proyek 1. Waktu proyek terbatas, artinya jangka waktu, waktu mulai (awal proyek
pembangunan dan waktu finish (akhir proyek) sudah tertentu.
2. Hasilnya tidak berulang, artinya produk suatu proyek hanya sekali,
bukan produk rutin/berulang (Pabrikasi).
3. Mempunyai tahapan kegiatan-kegiatan berbeda-beda, dengan pola
di awal sedikit, berkembang makin banyak, menurun dan berhenti.
Karakteristik proyek:
4. Intensitas kegiatan-kegiatan (tahapan, perencanaan, tahapan
perancangan danpelaksanaan).
5. Banyak ragam kegiatan dan memerlukan klasifikasi tenaga beragam
pula.
6. Lahan/lokasi proyek tertentu, artinya luasan dan tempat proyek sudah
ditetapkan, tidak dapat sembarang tempat.
7. Spesifikasi proyek tertentu, artinya persyaratan yang berkaitan
dengan bahan, alat, tenaga dan metoda pelaksanaannya yang sudah
ditetapkan dan harus memenuhi prosedur persyaratan tersebut.
Pengelolaan proyek Green Project Management (GPM) is a way to ingrain “greenthink” into
pembangunan hijau every project management process starting from the initiation and planning
(Green Project stage and through executing and controlling eventually to project closing.
Management)
Initiation phase considerations:
Incorporate environmental cost/benefit in business cases and proposals
Add 'effect on environment' as an element in all project charters
Incorporate applicable corporate Green program goals into project's goals
Initiation Phase
Consider defining/aligning green project objectives and measures that will drive the behaviors,
to those goals
Bring in the corporate Environmental Department as a project stake holder
Obtain e-sign offs unless required for legal purposes

Planning Phase Considerations :


Appoint a Green Champion for the project
Solicit suggestions from project team and stakeholders for Green ideas
Planning Phase Include environmental impact/sustainability in purchasing/procurement process
Turn to recycling as an alternative for tear-down and disposal
Plan a project recycle day to help reprocess personal PCs, cell phones and other electronics
Planning Phase
Lead as „Green Project Manager ‟ by example
Hand over „green appreciation points‟ to the most „Green‟ stakeholder
Drive optimal use of resources by publishing "Green Project Guidelines": Printing Meeting
Travel Recycle Energy Use
Execution Phase Considerations :
Pengelolaan
Make project documentation ‘soft’ to the extent possible
proyek Recycle used paper, batteries, etc.
pembangunan Encourage team to reduce printing of emails and project related documentation
Discourage printing of meeting notices; use smart phones/blackberrys to sync up calendars
hijau Use double sided printing and photo copying Utilize the black & white printer more than color
(Green Project one Printing
Balance the use of face-to-face meetings and the use conference calls & video conferencing
Management) Email meeting related documentation to all attendees instead of printing paper copies for every
one
Avoid printing more than needed paper copies of documentation for meetings
Promote use of projectors when walking through reports and records instead of using hard copies
Execution Phase Meetings
Reduce project related travel; conference calls & video conferencing instead
Set-up e-training instead of traditional classroom setting
Car pool for off-site meetings Travel
Recycle water and pop bottles; donate refund money to a charity
Encourage project team to partake in corporate Annual clean up day
Purchase recyclable paper for printing if possible Recycle
Ensure all project desktops and laptops follow energy management policy
Persuade team members to switch off lights/fans and PCs when away for an extended period or at
end of the day
Share work spaces so that in total project team utilizes less real estate
Consider staggering work hours for team members to avoid commuting during rush hours
Support telecommuting Energy Use
Pengelolaan proyek Monitoring & Control Phase Considerations :
pembangunan hijau Collect and openly share project metrics on environmental
(Green Project stewardship and sustainability
Identify 'green' proposals as part of solution alternatives when
Management) managing Change.
Hold Quarterly „Green‟ review meetings to assess progress
Monitoring & Control Phase
against Green objectives/metrics and for fostering innovative
ideas
Make certain project is completed on time and budget so that
more resources are not used than planned

Closing Phase Closing Phase Considerations:


Reuse project documents and equipment for the next project
Add 'green' measures as a review category for Lessons Learned
reviews
Share project's green contribution metrics to corporate 'Green'
Closing Phase initiatives
Mari kita renungkan

Anda mungkin juga menyukai