Gambar 2.1.
Diagram Perkembangan Sosial budaya
b. Elemen Struktur
Elemen struktur dapat dibagi menjadi dua, sub struktur
yaitu pondasi dan upper struktur yaitu kolom, balok dan plat
lantai. Pondasi dalam hal ini umumnya menggunakan
konstruksi batu kali yang dibentuk atau kayu, untuk
mentransfer gaya/beban dari struktur bangunan atas ke
c. Teknologi Bangunan
Teknologi bahan
Pada pengolahan bentukan arsitektur perumahan
berkaitan erat dengan pemberian kesan pada bangunan di
samping estetika. Adanya kesan besaran luas
menggunakan warna dan tekstur bahan bangunan yang
digunakan pada bahan dinding, plafond dan lantai.
Arsitektural
Tampak /fasade bangunan erat kaitannya dengan
dimensi, gubahan dan komposisi massa dan ruang
terbuka yang dibentuk. Hal ini juga menentukan
kepadatan lingkungan permukiman dan
pemandangan/view permukiman.
d. Perencanaan Tapak
Jarak dan tinggi bangunan
Karakteristik lingkungan alam dan tradisi budaya dalam
membentuk ruang terlihat pada beberapa lingkungan
permukiman tradisional. Pengembangan yang mungkin
terjadi akan selalu disesuaikan dengan kaidah setempat.
lnfrastruktur tapak
Ruang terbuka
lapangan terbuka dapat berupa taman sebagai
penghijauan, tempat bermain anak, lapangan olah
raga, kebutuhan standar minimal 20% dari luas tanah
lingkungan.
Sirkulasi
Lingkungan permukiman harus dilengkapi dengan jalan
berupa minimal jalan setapak, jalan untuk kendaraan,
serta tempat parkir. Yang dimaksud dengan jalan
setapak adalah jalan yang digunakan untuk pejalan
kaki dengan ketentuan ukuran badan jalan adalah
sekurang-kurangnya 2 meter dengan ukuran lebar
perkerasan 1,5 meter dilengkapi dengan bahu jalan
selebar 0,25 meter di kiri dan kanannya. Saluran tepi
jalan dapat dibuat pada salah satu satu kedua sisi
jalan.
Tempat Parkir
Tempat parkir kendaraan harus dapat menampung
dengan ketentuan, jarak antara tempat parkir dengan
pintu bangunan terdekat tidak lebih dari 300 meter,
tempat parkir pada pertemuan antara pejalan kaki dan
jalan kendaraan harus diberikan ruang penghantar
yang memberikan kondisi aman bagi pejalan kaki
terhadap lalu lintas kendaraan, luas perkerasan tempat
parkir harus sesuai dengan kebutuhan yang sekurang-
kurangnya dengan perbandingan lima kepala keluarga
disediakan satu tempat parkir.
1. Sistem Tautan
Sistem tautan (linkage system) adalah tautan antara kawasan
yang mempunyai nilai place (spirit of Place). Tautan tersebut
dapat berupa fisik seperti jalan visual fisik bangunan maupun
citra (image). Pemukiman tradisional merupakan bagian yang
tidak dapat terpisahkan dengan permukiman-permukiman yang
ada di sekitarnya. Kampung-kampung tersebut terkait satu
sama lain yang masing-masing mempunyai spirit of place yang
dapat merupakan elemen-elemen yang komplementer (saling
melengkapi). Oleh sebab itu sebagai konsep dasar adalah
membuat sistem tautan (linkage system) antara kampung yang
satu dengan lainnya dalam hal:
a. Fungsi atau peran masing-masing kampung,
b. Elemen fisik-visual berupa jalan, bangunan maupun
c. Citra (image) sebagai persepsi manusia yang ada didalam
2. Historical Significance
Dibedakan atas bangunan dan kawasan bersejarah. Parameter
yang menentukan urgensinya adalah apabila kawasan warisan
budaya tersebut tergolong sangat memenuhi kriteria
konservasi yakni usianya telah mencapai 50 tahun atau bahkan
3. Cultural Significance
Untuk bangunan bersejarah atau memenuhi kriteria sebagai
warisan budaya yang perlu dilestarikan maka penilaian yang
dilakukan adalah berdasarkan tipologi dan aestetika/arsitektur
yang meliputi penilaian terhadap elemen arsitektur, gaya,
detail/ornamen, material bangunan, warna, tata ruang dan
kejamakan. Penilaian terutama dikaitkan dengan eksistensi dan
entisitasnya. Nilai lebih dapat ditambahkan apabila bangunan
bersejarah tersebut sudah jarang atau keberadaannnya sangat
mencolok di urban fabric disekitarnya. Bangunan warisan
budaya tersebut temyata sangat dominan dalam arti tidak
dapat lagi ditemui di tempat lain dan atau peran kehadirannya
sangat mempengaruhi keberadaan urban fabric lain.
2. Sirkulasi kawasan
Jalur aksesibilitas memanfaatkan potensi alam terbesar
kawasan, termasuk jalan setapak, sungai, dan lain sebagainya.
Sistem sirkulasi internal maupun eksternal harus saling
mendukung, efisien dan jelas sehingga perlu dilengkapi dengan
perabotan dan penandaan sebagai pendukung. Sistem sirkulasi
harus memberikan kemudahan dan kenyamanan pencapaian
baik bagi pengguna jalan, pejalan kaki maupun bagi sirkulasi
kendaraan layanan kota dalam keadaan darurat seperti
pemadam kebakaran, dan lain sebagainya.
2. Lingkungan (Environment)
Semua budaya vernakular secara umum menurut Paul (1995)
merupakan bentuk spesifik yang berada dalam konteks
lingkungan, sedangkan menurut Rapoport (1977) tentang
cultural landscape disebutkan semua pertumbuhan yang
humanis cenderung mengarah secara vernakular.
4. Tipologi (Typologies)
Pendekatan tipologi dapat dilakukan dengan cara melakukan
kategorisasi dari beberapa unsur/ pendekatan yang dapat
ditangkap (secara fenome-nologi). Dengan sistem pendekatan
ini, dapat diperoleh deskripsi nilai vernakular. Beberapa unsur
yang dapat didekati dengan kategorisasi ini antara lain:
tipologi terhadap ketinggian, bentuk, hubungan spasial,
stuktur, dll (Paul, 1995).