Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/344834750

Pendekatan Historic Urban Landscape Untuk Pelestarian Kawasan Kampung


Al-Munawar 13 Ulu, Palembang

Conference Paper · December 2018


DOI: 10.32315/ti.7.j051

CITATIONS READS

0 822

2 authors:

Nova Asriana Mega Sesotyaningtyas


Institut Teknologi Sumatera Bandung Institute of Technology
18 PUBLICATIONS   13 CITATIONS    7 PUBLICATIONS   51 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Nova Asriana on 09 December 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 7, J 051-057
https://doi.org/10.32315/ti.7.j051

Pendekatan Historic Urban Landscape Untuk Pelestarian


Kawasan Kampung Al-Munawar 13 Ulu, Palembang
Nova Asriana1, Mega Sesotyaningtyas2
1
Universitas Langlangbuana, Bandung
2
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Jakarta
Korespondensi: novaasriana@yahoo.com

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi pelestarian kawasan Kampung Al-Munawar 13
Ulu, Kota Palembang berdasarkan analisis konsep Historic Urban Landscape (HUL). Hal-hal yang
diulas dalam artikel ini, antara lain tipologi hunian penduduk, budaya dan interaksi penduduk
kampung, serta analisis keempat komponen HUL, yaitu keterlibatan masyarakat (community
engagement), pengetahuan dan perencanaan yang baik (knowledge and planning), sistem peraturan
(regulatory system), dan pembiayaan (financial tools). Hasil studi menunjukkan bahwa keterlibatan
masyarakat harus menjadi poin utama dalam pelaksanaan kegiatan pelestarian agar kegiatan
pelestarian dapat berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, artikel ini juga
menunjukkan bahwa lokasi dengan karakteristik tertentu dan berada pada lokasi yang strategis
memiliki nilai daya tarik yang tinggi bagi para investor, baik pariwisata maupun peluang investasi
bisnis lainnya.

Kata-kunci : kawasan bersejarah, Kampung Al-Munawar, pelestarian

Pendahuluan (heritage) di dalamnya agar tidak hilang


(Cunningham, 2005; Azizi, et al., 2016). Dalam
Pada masa globalisasi saat ini, kota memainkan melakukan pelestarian, hal-hal yang bersifat
peran utama dalam kerangka pembangunan eksplisit maupun implisit perlu dijaga dan
nasional maupun internasional yang lebih luas. dipertahankan keseimbangannya, seperti bentuk
Sebagai kerangka pembangunan, kota memiliki fisik hingga interaksi sosial-budaya masyarakat
peran penting sebagai sumber daya vital masa didalamnya. Interaksi sosial-budaya dapat
depan. Sementara itu, kota merupakan suatu berupa pola pikir, cara pandang, perilaku
organisme dinamis yang terus mengalami masyarakat, hingga kesepakatan-kesepakatan di
perkembangan struktur seiring dengan antara masyarakat (Sesotyaningtyas, et al.,
kebutuhan sosial-ekonomi penduduknya. 2015). Hal-hal tersebut merupakan kunci
Dinamisme perkembangan kota ini seringkali penting dalam menjaga kelestarian kawasan
berdampak pada hilangnya kawasan-kawasan bersejarah.
heritage yang menjadi bukti peninggalan
arsitektur budaya masyarakat dan identitas awal Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
mula perkembangan suatu kota. hilangnya kawasan heritage tidak hanya
disebabkan oleh perubahan kondisi ekonomi
Sebagai dampak dari perkembangan, kota perlu penduduk, peningkatan nilai tanah, serta
menjaga dan melestarian memori atau nilai-nilai kurangnya kerja sama dan pengetahuan antara
historis dari berbagai kawasan bersejarah para pemangku kepentingan yang terlibat

Fakultas Arsitektur dan Desain, Unika Soegijapranata, Semarang Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | J 051
ISBN 978-602-51605-8-5 E-ISBN 978-602-51605-5-4
Pendekatan Historic Urban Landscape Untuk Pelestarian Kawasan Kampung Al-Munawar 13 Ulu, Palembang
(Reyers dan Mansfield, 2000; Kayan, 2003; Azizi, (lingkungan manusia dengan semua kualitas
et al., 2016). Tetapi juga disebabkan oleh benda dan tak bendanya).
tekanan pembangunan kota yang terlalu
mengutamakan konsep modern dan futuristik, Historic Urban Landscape (HUL) memiliki empat
rendahnya sense of belonging masyarakat komponen yang tercantum di dalam UNESCO
maupun pemerintah (Zain, 2014; Song; Septrina, Recommendation Tahun 2011 (lihat Gambar 1).
et al.; Virtudes dan Almeida, 2016; Azizi, et al.; Keempat komponen ini antara lain keterlibatan
Truong dan Kobayashi, 2016). Kurangnya kerja masyarakat (community engagement),
sama antara para pemangku kepentingan yang pengetahuan dan perencanaan yang baik
terlibat dalam upaya pelestarian kawasan (knowledge and planning), sistem peraturan
seringkali disebabkan oleh perbedaan (regulatory system), dan pembiayaan (financial
interpretasi panduan atau pemahaman lingkup tools) (UNESCO, 2016).
pekerjaan. Kondisi demikian berdampak pada
Dampak dari penerapan Historic Urban
ketidakserasian dalam pengambilan keputusan
Landscape (HUL) dalam sebuah kawasan, yaitu
strategi pelestarian yang disetujui bersama.
meningkatkan pelayanan dari sektor bisnis,
Berdasarkan uraian di atas, maka konservasi memperkuat sense of place suatu kawasan,
perkotaan sangat diperlukan untuk melindungi memiliki nilai lahan dan properti yang tinggi,
warisan budaya yang seringkali kurang menghasilkan pendapatan yang tinggi, dapat
dipertimbangkan dalam pembangunan digunakan untuk restorasi dan rehabilitasi,
perkotaan, terutama kawasan heritage. Namun memiliki sektor pariwisata, serta meningkatkan
demikian, konteks “pembangunan” dan perencanaan dan perancangan (UNESCO, 2016).
“konservasi kawasan heritage” nampaknya
selalu menjadi proses yang saling bertentangan
dan tidak kooperatif, sehingga perlu adanya
perbaikan dan pengelolaan konsep pelestarian di
dalam pembangunan. Community Knowledge Regulatory Financial
Engagement and Planning System

Untuk menyatukan kedua konteks tersebut, Gambar 1. Keempat Komponen Historic Urban
maka pada tahun 2011 UNESCO mengeluarkan Landscape (UNESCO, 2016).
suatu konsep pelestarian warisan budaya, yaitu
Historic Urban Landscape (HUL). Sejak tahun Berdasarkan uraian di atas, terdapat suatu
2011, pendekatan HUL secara sukses kawasan heritage di sekitar Sungai Musi, Kota
diaplikasikan di berbagai negara dan Palembang yang perlu dipertahankan dan
diintegrasikan ke dalam pendekatan global dilestarikan keberadaannya, yaitu Kampung Al-
untuk keberkelanjutan kota-kota di dunia. Munawar 13 Ulu. Selanjutnya, artikel ini
Historic Urban Landscape adalah suatu bertujuan untuk memberikan rekomendasi
pendekatan yang dihasilkan dari elaborasi pelestarian kawasan Kampung Al-Munawar 13
rangkaian proses penyatuan nilai budaya, alam, Ulu, Kota Palembang berdasarkan analisis
dan waktu, serta melibatkan konteks perkotaan konsep Historic Urban Landscape.
dan kondisi geografisnya dalam keberlanjutan
ruang dan waktu (UNESCO, 2016). HUL bersifat Metode Penelitian
holistik dan interdisipliner yang bertujuan
Artikel ini didasarkan pada Laporan Rencana
meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal,
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
mengelola perubahan, dan menciptakan
Kawasan Tepian Sungai Musi Kecamatan
pengelolaan pelestarian perkotaan yang bijak
Seberang Ulu Kota Palembang Tahun 2015.
(Adishakti, 2018). HUL tidak hanya melestarikan
Artikel ini mengambil lokasi Kampung Al-
elemen-elemen tangible (lingkungan fisik),
Munawar 13 Ulu sebagai salah satu bagian
tetapi juga elemen-elemen intangible
dalam laporan Perencanaan Pembangunan
J 052 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018
Nova Asriana
Infrastruktur Permukiman Kota Baru Palembang Yaman) dengan garis keturunan dari Habib
Tahun 2017 (lihat Gambar 2). Hasan Abdurrachman bin Achmad Al Munawar
(Ibnu, 2010). Masyarakat ini datang ke
Kampung Al-Munawar 13 Ulu dipilih dalam studi Palembang dengan cara berdagang dan
ini karena memiliki nilai historis perkembangan menyebarkan Agama Islam.
kawasan yang berasal dari para pendatang
keturunan Arab. Kawasan ini masih berkembang Rumah-rumah penduduk Kampung Al-Munawar
dan bertahan hingga saat ini dan masih dihuni terletak mengelilingi sebuah lapangan terbuka
oleh masyarakat keturunan Arab. Hal-hal yang dan rumah-rumah orang yang dipertuakan
diulas dalam artikel ini, antara lain tipologi terletak menghadap ke arah Sungai Musi.
hunian penduduk, budaya dan interaksi Pembagian rumah mereka didasarkan pada
penduduk kampung, serta analisis keempat tingkat pengetahuan agama. Setiap rumah
komponen HUL untuk diterapkan pada kawasan biasanya memiliki beberapa Kepala Keluarga.
studi. Keempat komponen HUL, antara lain
bentuk keterlibatan masyarakat, perencanaan, Akan tetapi, pada awal tahun 2000an,
sistem peraturan, dan pembiayaan yang perlu keberadaan permukiman etnis Arab di
dipersiapkan dalam upaya melestarikan kawasan Palembang, termasuk Kampung Al-Munawar
heritage. Dengan mengambil lokasi studi ini pernah terancam penggusuran oleh pemerintah
diharapkan konsep HUL dapat menjadi karena adanya rencana pembangunan jembatan
rekomendasi yang baik untuk pelestarian Musi III (Purwanti, 2017). Rencana tersebut
kawasan heritage. ditentang oleh seluruh masyarakat, karena
permukiman Arab di Palembang merupakan
urban heritage dan salah satu kampung
berdasarkan etnis, selain Cina, Melayu dan
Tambi. Saat ini, pemerintah maupun berbagai
pihak mulai melirik Kampung Al-Munawar
sebagai kawasan destinasi wisata baru
menjelang pelaksanaan Asian Games 2018 di
Palembang.

1. Tipologi Hunian Penduduk Kampung


Al-Munawar 13 Ulu

Kampung Al-Munawar 13 Ulu merupakan


Gambar 2. Lokasi Kawasan Kampung Al Munawar permukiman arab yang memiliki beberapa
tipologi hunian, seperti Rumah Kaca, Rumah
Hasil dan Pembahasan
Kapiten Arab, Rumah Batu, Rumah Kembar Laut,
Rumah Tinggi, Rumah Darat dan Rumah Indis
Kampung Al-Munawar terletak di Lorong Al-
(Triyuly, 2008). Tipologi hunian-hunian tersebut
Munawar, Kelurahan 13 Ulu, Kecamatan
Seberang Ulu II Kota Palembang. Secara dapat di lihat pada Tabel 1 di bawah.
administrasi, Kampung Al-Munawar berbatasan
dengan Sungai Musi di sebelah Utara, Jalan K.H.
Azhari di sebelah Selatan, Sungai Temenggung
di sebelah Utara, dan Sungai Belenggo di
sebelah Timur.

Masyarakat Kampung Al-Munawar 13 Ulu


sebagian besar berasal dari Hadramaut, yaitu
sebuah wilayah yang terletak di pesisir Jazirah
Arab Bagian Selatan (sekarang telah menjadi
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | J 053
Pendekatan Historic Urban Landscape Untuk Pelestarian Kawasan Kampung Al-Munawar 13 Ulu, Palembang
No Tipologi rumah
Bangunan dua lantai
dari gabungan dua
rumah yang sama,
namun tidak ada
hubungan secara
langsung.
6 Rumah Indis
Bangunan satu
lantai dengan
bentuk ruang sekat
dan terdapat
gabungan dua
modul, yaitu persegi
dan segitiga.
7 Rumah Limas (Rumah Darat)
Bangunannya mirip
Rumah Limas
Palembang karena
memliki kekijing
(bagian depan,
tengah, dan
Gambar 3 Letak Tipologi Rumah-rumah Penduduk di
belakang).
Kampung Al-Munawar Sumber: Asriana, 2016

Tabel 1. Tipologi rumah di Kampung Al-Munawar 13


2. Budaya dan Interaksi Masyarakat
Ulu
Kampung Al-Munawar 13 Ulu
No Tipologi rumah
1 Rumah Batu Masyarakat Kampung Al-Munawar sangat
Bangunan satu memegang erat hubungan kekerabatan –
lantai. Seluruh kemasyarakatan (Habluminnannas) yang erat
material rumah
dengan nilai – nilai budaya dan ajaran Agama
terbuat dari semen
dan batu. Islam. Beberapa tradisi, seni, dan budaya yang
ada di Kampung Al Munawar 13 Ulu, antara lain
2 Rumah Kaca rumpak – rumpakan, Haul Aulia, ziarah kubur,
Bangunan dua lantai walimatul ursyi, maulid arba’in, dan kesenian
dengan material
dominan kaca. marawis.

Tabel 2. Tradisi dan Budaya Masyarakat Kampung Al-


Munawar 13 Ulu
3 Rumah kembar Laut
Bangunan dua lantai No Tradisi dan Budaya Masayrakat
hasil gabungan dua 1 Rumpak – rumpakan
bentuk bangunan
sama. Lantai dasar
terbuat dari batu
dan lantai atas dari
kayu.
4 Rumah Tinggi
Bangunan dua lantai Kegiatan ini bertujuan untuk memperat tali
dengan lantai dasar silahturami dan dilaksanakan setelah shalat Idul
terbuat dari batu Fitri. Setiap kepala keluarga berkeliling dengan
dan lantai atas dari 60 warga dengan membawa rebana dan diakhiri
kayu, serta terdapat doa bersama.
dua tangga kembar 2 Haul Aulia
di depan rumah.
5 Rumah Kembar Darat

J 054 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018


Nova Asriana
No Tradisi dan Budaya Masayrakat 3. Pendekatan Historic Urban Landscape
Untuk Kampung Al-Munawar 13 Ulu

Pembahasan pada subbab ketiga ini merupakan


analisis dari konsep Historic Urban Landscape
(HUL) sebagai rekomendasi untuk pemerintah
Memperingati wafatnya tokoh-tokoh yang sangat
setempat dalam upaya melestarikan keberadaan
dihormati oleh masyarakat dengan tujuan agar Kampung Al-Munawar 13 Ulu. HUL memiliki
dapat memperbaiki diri. empat komponen pelestarian yang perlu
3 Ziarah Kubur diterapkan, yaitu keterlibatan masyarakat
(community engagement), pengetahuan dan
perencanaan yang baik (knowledge and
planning), sistem peraturan (regulatory system),
dan pembiayaan (financial tools).
Kegiatan ini dilakukan menjelang bulan suci
Ramadhan oleh kaum Alawiyyin dengan a. Keterlibatan Masyarakat (Com m unity
meibatkan keluarga Kasultanan Palembang Engagem ent )
4 Walimatul Ursyi
Keterlibatan masyarakat dalam upaya
pelestarian kawasan heritage merupakan kunci
penting agar kegiatan pelestarian dapat
berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat.
Oleh sebab itu, diperlukan upaya kerjasama
Pernikahan endogami dimana mempelai harus yang baik antara pemerintah daerah,
berasal dari lingkungan kerabat dekat dan
masyarakat, dan berbagai pihak lainnya agar
dilarang menikah dengan pihak luar suku atau
bukan keturunan Arab. terbentuk proses saling belajar dan saling
memberdayakan satu sama lain.
5 Maulid Arba’in
Masyarakat Kampung Al-Munawar 13 Ulu,
Pemerintah Daerah, dan pihak lain perlu selalu
ikut serta menyusun visi pelestarian kawasan,
menetapkan tujuan pelestarian, menyepakati
tindakan perlindungan kawasan Kampung Al-
Munawar 13 Ulu, hingga mempromosikan
Memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW
dengan mengadakan perayaan Maulid Arba’in kegiatan pelestarian kepada seluruh masyarakat
selama 40 hari berturut-turut dari tanggal 1 agar menciptakan pembangunan yang
Rabi’ul Awal sampai 10 Rabi’ul akhir
berkelanjutan.
6 Kesenian Marawis
Di samping itu, masyarakat dan para pemangku
kepentingan yang terlibat dalam kegiatan
pelestarian kawasan perlu saling bertukar ide,
gagasan, informasi, dan pengalaman terkait
kondisi eksisting kawasan, sejarah kawasan,
Kesenian ini berasal dari Hadramaut atau Yaman tradisi/budaya yang masih berkembang di
dan sekarang berkembang di daerah yang antara masyarakat, hingga nilai-nilai yang masih
didiami oleh masyarakat keturunan Arab di
dilestarikan hingga sekarang. Hal ini bertujuan
Kampung Al-Munawar.
Sumber: Dokumentasi Annisa Umari (2013) untuk menghasilkan perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan pelestarian yang
transparan dan disepakati bersama oleh seluruh
pihak.

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | J 055


Pendekatan Historic Urban Landscape Untuk Pelestarian Kawasan Kampung Al-Munawar 13 Ulu, Palembang
b. Pengetahuan dan Perencanaan meningkatkan kondisi ekonomi daerah maupun
(Know ledge and Planning ) penduduk setempat melalui promosi kampung
Dalam upaya melakukan pelestarian kawasan heritage mereka ke tingkat regional hingga
heritage, baik pemerintah daerah, masyarakat, nasional. Promosi ini bertujuan untuk menarik
hingga para pemangku kepentingan lain harus para wisatawan datang hingga menarik para
memiliki pengetahuan dan perencanaan yang investor untuk membangun usaha di sekitar
baik agar dapat menghasilkan keputusan lokasi, sehingga secara tidak langsung dapat
strategi pelestarian yang disetujui bersama. menjadi peluang bisnis bagi penduduk Kampung
Seluruh pemangku kepentingan harus dapat Al-Munawar 13 Ulu maupun sekitarnya.
melindungi integritas dan keaslian kawasan
Kampung Al-Munawar 13 Ulu. Pada komponen Kesimpulan
ini, mereka perlu melakukan pemantauan dan
Artikel ini menunjukkan bahwa kawasan
evaluasi perencanaan, pelaksanaan, hingga
bersejarah di suatu perkotaan memiliki nilai
paska dilakukan kegiatan pelestarian kampung
historis yang tinggi, terutama sebagai bukti
secara berkala, baik kondisi hunian asli
peninggalan arsitektur budaya masyarakat dan
penduduk hingga dampak ekonomi, sosial-
identitas awal mula perkembangan suatu kota.
budaya, dan lingkungan. Hal ini bertujuan untuk
Oleh sebab itu, kawasan bersejarah perlu
mendukung keberlanjutan dan kesinambungan
dilestarikan keberadaannya oleh pemerintah
dalam perencanaan dan perancangan
dengan menerapkan salah satu konsep
pelestarian kawasan Kampung Al-Munawar 13
pelestarian, yaitu Historic Urban Landscape
Ulu.
(HUL). Dalam konsep HUL, keterlibatan
c. Sistem Regulasi (Regulatory System ) masyarakat menjadi kunci penting agar kegiatan
Komponen sistem regulasi dapat berupa pelestarian dapat berkelanjutan dan bermanfaat
peraturan berwujud maupun tak berwujud (adat bagi masyarakat. Pengetahuan dan perencanaan
istiadat) yang masih berkembang di dalam yang baik, merupakan poin kedua perlu
masyarakat Kampung Al-Munawar 13 Ulu. diperhatikan oleh seluruh pihak agar
Berbagai peraturan kampung yang telah lama menghasilkan keputusan strategi pelestarian
disepakati oleh masyarakat Kampung Al- yang disetujui bersama tanpa menimbulkan
Munawar 13 Ulu harus selalu dihormati, dijaga, konflik di masa depan. Sementara, sistem
dan dipertahankan selama kegiatan pelestarian regulasi merupakan komponen pelengkap yang
kawasan. Dengan demikian, peraturan- berperan penting dalam menunjang pencapaian
peraturan ini perlu disertakan dalam setiap mufakat, serta komponen pembiayaan
skema perencanaan kebijakan dan pelaksanaan merupakan hal yang perlu diperhatikan dengan
pelestarian Kampung Al-Munawar 13 Ulu. baik oleh pemerintah dan para pihak lain yang
d. Pembiayaan (Financial ) terlibat.
Upaya kegiatan pelestarian kawasan Kampung
Di samping itu, artikel ini juga menunjukkan
Al-Munawar 13 Ulu perlu memiliki anggaran
bahwa lokasi dengan karakteristik tertentu dan
yang memadai agar pelaksanaan pelestarian
berada pada lokasi yang strategis memiliki nilai
dapat mencapai hasil yang maksimal. Anggaran
daya tarik yang tinggi bagi para investor, baik
kegiatan pelestarian dapat berasal dari
pariwisata maupun peluang bisnis investasi
Pemerintah Pusat dan Daerah maupun bantuan
lainnya. Namun demikian, peluang suatu
dari lembaga donor melalui model kerjasama
kawasan bersejarah untuk menjadi destinasi
kemitraan publik-privat-masyarakat agar dapat
wisata atau pengembangan bisnis lainnya perlu
berkelanjutan dengan baik.
diperhatikan oleh pemerintah setempat. Hal ini
Anggaran kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi penting agar keaslian tempat dan nilai
historis yang berada dalam kawasan bersejarah
dimanfaatkan untuk proses perencanaan
maupun pembangunan, tetapi juga dapat

J 056 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018


Nova Asriana
(heritage) tidak hilang oleh adanya Triyuly, W. (2008). Ornamen dan Bentuk Ruang
pembangunan dan budaya baru yang masuk. Rumah Tinggal di Kawasan Kampung Al Munawar
13 Ulu Palembang. Seminar Nasional Ke-Bhinekaan
Daftar Pustaka Arsitektur Nusantara, 186-202. Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh November.
Adishakti, L.T. (2018). Sejarah Singkat Pelestarian Truong, H.P. & Kobayashi, H. (2016). Conserving
Perkotaan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Traditional Community Houses of the Katu Ethnic
Azizi, NZM., Razak, AA., Din, MAM., & Nasir NM. Minority in Nam Dong District, Central Vietnam. J.
(2016). Recurring Issues in Historic Building Archit Plann, AIJ, 81, 333-343
Conservation. Procedia - Social and Behavioral Umari, A. (2013).
Sciences, 222, 587 – 595. http://eprints.undip.ac.id/59192/5/BAB_IV.pdf.
Bappeda Kota Palembang. 2015. Laporan Rencana Retrieved September 2018
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan United Nations Educational, Scientific, and Cultural
Tepian Sungai Musi Kecamatan Seberang Ulu Kota Organization. (2016). The HUL Guidebook:
Palembang Tahun 2015. Palembang: Badan Managing Heritage In Dynamic and Constantly
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Changing Urban Environments.
Palembang. http://historicurbanlandscape.com/
Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman. themes/196/userfiles/download/2016/6/7/wirey5prp
(2017). Laporan Akhir Perencanaan Pembangunan znidqx.pdf
Infrastruktur Permukiman Kota baru Palembang. Virtudes, A. & Almeida, F. (2016). Status of Historical
Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Buildings Conservation: ICT Method Results in
Perumahan Rakyat. Caneiras Village. Procedia Engineering, 161, 1915 –
Cunningham, A. (2005). Modern Movement Heritage. 1919
London & New York: Taylor & Francis e-Library Zain, Z. (2014). Strategi Perlindungan Terhadap
Ibnu, I.M. (2010). Morfologi Permukiman Tradisional Arsitektur Tradisional Untuk Menjadi Bagian
di Kawasan Seberang Ulu, Palembang. Palembang: Pelestarian Cagar Budaya Dunia. Jurnal Arsitektur
Universitas Sriwijaya. NALARs, 13, 39-50.
Kayan, (2003) Conservation of Heritage Buildings:
Maintaining Old Government Buildings in Kuala
Lumpur After Gazetted Period. Prosiding Seminar
Jangka Pendek. Kuala Lumpur: University of Malaya
Purwanti, R. (2017). Pelestarian Kawasan Kampung
Arab Almunawar Palembang. Seminar Ikatan
Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI), 1, B
089-094
Reyers, J., & Mansfield, J. (2000). Conservation
Refurbishment Projects: A Comparative Assessment
of Risk Management Approach. In The Cutting
Edge-The Real Estate Research Conference of the
RICS Research Foundation
Septrina, S.N., Takeo O., & Satoru, K. (2016).
Conservation of Historical Architecture in Malioboro
Street, Yogyakarta City, Indonesia. Procedia - Social
and Behavioral Sciences, 225, 259 – 269.
Sesotyaningtyas, M., Pratiwi, W.D., & Setyono, J.S.
(2015). Transformasi Hunian dengan Perspektif
Spasial dan Tatanan Budaya: Komparasi
Permukiman Kumuh Bang Bua, Thailand dan
Kampung Naga, Indonesia. Journal of Geomatics
and Planning, 2, 116-123
Song, J. (2016). The Three Levels of Authenticity in
Heritage Conservation-Based Urban Regeneration:
Recasting the Conservation of Tokyo Station
Marunouchi Building. J. Archit Plann, AIJ, 81, 1981-
1990

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | J 057

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai