net/publication/344834750
CITATIONS READS
0 822
2 authors:
All content following this page was uploaded by Nova Asriana on 09 December 2020.
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi pelestarian kawasan Kampung Al-Munawar 13
Ulu, Kota Palembang berdasarkan analisis konsep Historic Urban Landscape (HUL). Hal-hal yang
diulas dalam artikel ini, antara lain tipologi hunian penduduk, budaya dan interaksi penduduk
kampung, serta analisis keempat komponen HUL, yaitu keterlibatan masyarakat (community
engagement), pengetahuan dan perencanaan yang baik (knowledge and planning), sistem peraturan
(regulatory system), dan pembiayaan (financial tools). Hasil studi menunjukkan bahwa keterlibatan
masyarakat harus menjadi poin utama dalam pelaksanaan kegiatan pelestarian agar kegiatan
pelestarian dapat berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, artikel ini juga
menunjukkan bahwa lokasi dengan karakteristik tertentu dan berada pada lokasi yang strategis
memiliki nilai daya tarik yang tinggi bagi para investor, baik pariwisata maupun peluang investasi
bisnis lainnya.
Fakultas Arsitektur dan Desain, Unika Soegijapranata, Semarang Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | J 051
ISBN 978-602-51605-8-5 E-ISBN 978-602-51605-5-4
Pendekatan Historic Urban Landscape Untuk Pelestarian Kawasan Kampung Al-Munawar 13 Ulu, Palembang
(Reyers dan Mansfield, 2000; Kayan, 2003; Azizi, (lingkungan manusia dengan semua kualitas
et al., 2016). Tetapi juga disebabkan oleh benda dan tak bendanya).
tekanan pembangunan kota yang terlalu
mengutamakan konsep modern dan futuristik, Historic Urban Landscape (HUL) memiliki empat
rendahnya sense of belonging masyarakat komponen yang tercantum di dalam UNESCO
maupun pemerintah (Zain, 2014; Song; Septrina, Recommendation Tahun 2011 (lihat Gambar 1).
et al.; Virtudes dan Almeida, 2016; Azizi, et al.; Keempat komponen ini antara lain keterlibatan
Truong dan Kobayashi, 2016). Kurangnya kerja masyarakat (community engagement),
sama antara para pemangku kepentingan yang pengetahuan dan perencanaan yang baik
terlibat dalam upaya pelestarian kawasan (knowledge and planning), sistem peraturan
seringkali disebabkan oleh perbedaan (regulatory system), dan pembiayaan (financial
interpretasi panduan atau pemahaman lingkup tools) (UNESCO, 2016).
pekerjaan. Kondisi demikian berdampak pada
Dampak dari penerapan Historic Urban
ketidakserasian dalam pengambilan keputusan
Landscape (HUL) dalam sebuah kawasan, yaitu
strategi pelestarian yang disetujui bersama.
meningkatkan pelayanan dari sektor bisnis,
Berdasarkan uraian di atas, maka konservasi memperkuat sense of place suatu kawasan,
perkotaan sangat diperlukan untuk melindungi memiliki nilai lahan dan properti yang tinggi,
warisan budaya yang seringkali kurang menghasilkan pendapatan yang tinggi, dapat
dipertimbangkan dalam pembangunan digunakan untuk restorasi dan rehabilitasi,
perkotaan, terutama kawasan heritage. Namun memiliki sektor pariwisata, serta meningkatkan
demikian, konteks “pembangunan” dan perencanaan dan perancangan (UNESCO, 2016).
“konservasi kawasan heritage” nampaknya
selalu menjadi proses yang saling bertentangan
dan tidak kooperatif, sehingga perlu adanya
perbaikan dan pengelolaan konsep pelestarian di
dalam pembangunan. Community Knowledge Regulatory Financial
Engagement and Planning System
Untuk menyatukan kedua konteks tersebut, Gambar 1. Keempat Komponen Historic Urban
maka pada tahun 2011 UNESCO mengeluarkan Landscape (UNESCO, 2016).
suatu konsep pelestarian warisan budaya, yaitu
Historic Urban Landscape (HUL). Sejak tahun Berdasarkan uraian di atas, terdapat suatu
2011, pendekatan HUL secara sukses kawasan heritage di sekitar Sungai Musi, Kota
diaplikasikan di berbagai negara dan Palembang yang perlu dipertahankan dan
diintegrasikan ke dalam pendekatan global dilestarikan keberadaannya, yaitu Kampung Al-
untuk keberkelanjutan kota-kota di dunia. Munawar 13 Ulu. Selanjutnya, artikel ini
Historic Urban Landscape adalah suatu bertujuan untuk memberikan rekomendasi
pendekatan yang dihasilkan dari elaborasi pelestarian kawasan Kampung Al-Munawar 13
rangkaian proses penyatuan nilai budaya, alam, Ulu, Kota Palembang berdasarkan analisis
dan waktu, serta melibatkan konteks perkotaan konsep Historic Urban Landscape.
dan kondisi geografisnya dalam keberlanjutan
ruang dan waktu (UNESCO, 2016). HUL bersifat Metode Penelitian
holistik dan interdisipliner yang bertujuan
Artikel ini didasarkan pada Laporan Rencana
meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal,
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
mengelola perubahan, dan menciptakan
Kawasan Tepian Sungai Musi Kecamatan
pengelolaan pelestarian perkotaan yang bijak
Seberang Ulu Kota Palembang Tahun 2015.
(Adishakti, 2018). HUL tidak hanya melestarikan
Artikel ini mengambil lokasi Kampung Al-
elemen-elemen tangible (lingkungan fisik),
Munawar 13 Ulu sebagai salah satu bagian
tetapi juga elemen-elemen intangible
dalam laporan Perencanaan Pembangunan
J 052 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018
Nova Asriana
Infrastruktur Permukiman Kota Baru Palembang Yaman) dengan garis keturunan dari Habib
Tahun 2017 (lihat Gambar 2). Hasan Abdurrachman bin Achmad Al Munawar
(Ibnu, 2010). Masyarakat ini datang ke
Kampung Al-Munawar 13 Ulu dipilih dalam studi Palembang dengan cara berdagang dan
ini karena memiliki nilai historis perkembangan menyebarkan Agama Islam.
kawasan yang berasal dari para pendatang
keturunan Arab. Kawasan ini masih berkembang Rumah-rumah penduduk Kampung Al-Munawar
dan bertahan hingga saat ini dan masih dihuni terletak mengelilingi sebuah lapangan terbuka
oleh masyarakat keturunan Arab. Hal-hal yang dan rumah-rumah orang yang dipertuakan
diulas dalam artikel ini, antara lain tipologi terletak menghadap ke arah Sungai Musi.
hunian penduduk, budaya dan interaksi Pembagian rumah mereka didasarkan pada
penduduk kampung, serta analisis keempat tingkat pengetahuan agama. Setiap rumah
komponen HUL untuk diterapkan pada kawasan biasanya memiliki beberapa Kepala Keluarga.
studi. Keempat komponen HUL, antara lain
bentuk keterlibatan masyarakat, perencanaan, Akan tetapi, pada awal tahun 2000an,
sistem peraturan, dan pembiayaan yang perlu keberadaan permukiman etnis Arab di
dipersiapkan dalam upaya melestarikan kawasan Palembang, termasuk Kampung Al-Munawar
heritage. Dengan mengambil lokasi studi ini pernah terancam penggusuran oleh pemerintah
diharapkan konsep HUL dapat menjadi karena adanya rencana pembangunan jembatan
rekomendasi yang baik untuk pelestarian Musi III (Purwanti, 2017). Rencana tersebut
kawasan heritage. ditentang oleh seluruh masyarakat, karena
permukiman Arab di Palembang merupakan
urban heritage dan salah satu kampung
berdasarkan etnis, selain Cina, Melayu dan
Tambi. Saat ini, pemerintah maupun berbagai
pihak mulai melirik Kampung Al-Munawar
sebagai kawasan destinasi wisata baru
menjelang pelaksanaan Asian Games 2018 di
Palembang.