Anda di halaman 1dari 16

Metropilar Volume 9 Nomor 2 April 2011

STUDI FASILITAS OLAHRAGA ANDOOLO


KABUPATEN KONAWE SELATAN

Halim
Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Arsitektur – Universitas Haluoleo

ABSTRACT

The trend of rapid physical development in line with the growth of urban population increased is a
positive phenomenon for the growth and development of a city. However, if not accompanied by a visible
control efforts will also be a serious threat to the development of the city in the long term. Physical
development (especially building) in the scale of the region, if not controlled and no based on various
considerations such as the study location, economic, environmental, social, cultural, architectural studies and
technical - technology, can be ascertained within a period not too long will be instituted various complicated
issues, such as low carrying capacity of the region for the provision of public spaces, the potential
environmental impacts, social trauma, loss locus-solus in various places, and a series of other problems. So,
in turn, urban areas will be places that are not friendly anymore.
This study aims to analyze the location, architectural, environmental, social-cultural, technical and
technological, to the plan of sports facilities of Andoolo city South Konawe in connection with the urban
development.
Keywords: Area scale development, urban architecture

ABSTRAK

Kecenderungan pembangunan fisik yang cepat seiring dengan pertumbuhan penduduk kota yang kian
meningkat dari waktu kewaktu, adalah merupakan fenomena positif atas tumbuh dan berkembangnya suatu
kota. Namun, jika tidak dibarengi dengan upaya pengendalian yang visible juga akan menjadi ancaman serius
bagi perkembangan kota dalam jangka panjang. Pembangunan fisik (khususnya bangunan gedung) yang
berskala kawasan, jika tidak terkendali dan tanpa didasari oleh berbagai pertimbangan seperti studi lokasi,
ekonomi, lingkungan, sosial budaya, dan studi arsitektural dan teknis teknologi, dapat dipastikan dalam
jangka waktu yang tidak terlalu lama akan menelorkan berbagai persoalan pelik, seperti rendahnya daya
dukung kawasan bagi penyediaan ruang-ruang publik, potensi terjadinya berbagai dampak lingkungan, trauma
sosial, hilangnya locus-solus di berbagai tempat, dan sederet masalah lainnya. Sehingga pada gilirannya
kawasan perkotaan akan menjadi tempat yang tidak “manusiawi” lagi.
Studi ini bertujuan untuk melakukan analisis lokasi, arsitektural, lingkungan, sosial budaya, teknis dan
teknologi, terhadap rencana fasilitas olahraga Andoolo Kabupaten Konawe Selatan dalam kaitannya dengan
perkembangan kotanya.
Kata Kunci: Pembangunan berskala kawasan, arsitektur kota

PENDAHULUAN Andoolo adalah dalam penyelenggaraan Porda ke-


Rancangan fasilitas olahraga Andoolo XI tersebut.
Kabupaten Konawe Selatan dibangun untuk Kehadiran bangunan baru di perkotaan apa
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani lagi berskala kawasan, tentu tidak dapat dipisahkan
masyarakat dengan mengimplementasikan dengan konteks kotanya secara keseluruhan, baik
semboyan “memasyarakatkan olahraga dan dalam dimensi lingkungan fisik maupun nonfisik.
mengolahragakan masyarakat”, yang termotivasi Sebab kota adalah organisme kehidupan yang
oleh keinginan masyarakat dan pemerintah daerah memperkenalkan suatu simfoni lingkungan yang
Kabupaten Konawe Selatan memajukan kegiatan kompleks: kota telah dalam beberapa kasus tumbuh
olahraga dan prestasi atlit di daerah ini agar dapat di luar kemampuan kita untuk mengelolanya secara
ikut ambil bagian dalam Penetapan Kota Andoolo efisien dalam keterlenaan kita sebagai bagian dari
Kabupaten Konawe Selatan sebagai Tempat pertumbuhan kota itu sendiri. Sebagai perancang
Penyelenggaraan Pekan Olah Raga Daerah (Porda) kota, dengan kemajuan teknologi, kita sering
Provinsi Sulawesi Tenggara Ke-XI Tahun 2011. mengacuhkan keberhasilan-keberhasilan nenek
Dengan demikian awal puncak pemanfaatan Gelora moyang, seperti pemberlakuan nilainilai budaya
yang kompleks dan melekat dalam kehidupan

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 148


Metropilar Volume 9 Nomor 2 April 2011

masyarakat yang harmonis dengan alam dan hasil tanpa mempertimbangkan daya dukung lahan,
pembangunannya. Telah menjadi lebih jelas bahwa karena belum adanya panduan atau pedoman
tantangan kita bukan hanya untuk menggapai pembangunan di kawasan perencanaan di satu
teknologi maju, buktinya kita baru saja mencapai sisi, sementara di sisi lain, pembangunan di
bulan, tetapi dalam perancangan kota tantangan kita kawasan tersebut cenderung berkembang cepat,
lebih ke pemahaman isyu-isyu yang telah menolong sehingga tanpa adanya panduan pembangunan,
generasi-generasi pendahulu dalam mewujudkan dikhawatirkan pembangunan dilakukan secara
suatu keseimbangan kepaduan sosial dengan parsial tanpa ada kesatuan lingkungan.
lingkungannya. Kita tidak mungkin merancang 2. Pembangunan sarana olahraga (SOR) Andoolo
masa depan secara efektif tanpa mempelajari dan dengan luas lahan berskala kawasan (± 40 ha),
memahami praktek-praktek masa lalu, keterpaduan jika tidak dilakukan kajian secara cermat dan
baik dalam aspek sosial, ekonomi dan kegiatan fisik komprehensif dapat berpotensi menimbulkan
serta dengan lingkungan alami. Beberapa masa berbagai dampak negatif, baik dari segi fisik
yang telah lalu, “design without designer” telah lingkungan, ekonomi, maupun sosial budaya
menjadi hal yang lumrah dan biasa bagi penduduk masyarakat di kawasan tersebut pada
asli suatu daerah. Mereka gunakan kemampuan- khususnya serta masyarakat Konawe Selatan
kemampuan observasi serta insting intelektualnya pada umumnya.
dalam membentuk lingkungan yang saat ini dapat 3. Kehadiran bangunan baru yang berskala
dirasakan dengan indera kita seperti kawasan di pusat kota, dalam jangka pendek
keterdaurulangan (recyclable), harmonisasi, berpotensi menimbulkan konflik pemanfaatan
sensitifitas ke alam, dan kreatfitas dalam ruang yang ada di sekitar kawasan. Berbagai
menggunakan material lokal. Hal ini sering disebut jenis kegiatan ekonomi masyarakat dapat
sebagai kearifan indigenous knowledge. Adalah tumbuh dan menempati ruang-ruang di sekitar
benar bahwa saat ini dunia telah berubah banyak, kawasan seperti pedagang kaki lima, jasa dan
skala kreatifitas perancangan kota dan arsitektur perdagangan. Untuk menghindari
kontemporer telah berubah pula, yang membuat kesemrawutan di pusat kota maka perlu arahan
konstruksi lebih sulit dan kompleks, tetapi ada pembangunan yang memenuhi standar
kebenaran lain yang perlu kita sadari bahwa secara kelayakan lokasi, kelayakan lingkungan,
mendasar kita telah banyak kehilangan sensitifitas kelayakan ekonomi, kelayakan sosial budaya,
nenek moyang kita pada lingkungan alami, yang serta kelayakan arsitektural dan teknis-
disebabkan oleh kekurangan etika dalam teknologis, sehingga kehadiran bangunan baru
perancangan kota dan dalam manajemen perkotaan. dapat memperkuat citra kota secara terintegrasi
Perkembangan suatu wilayah khususnya dan saling menunjang.
daerah perkotaan tidak dapat dipisahkan dengan Berdasarkan berbagai gambaran kemungkinan
pembangunan fisik kotanya, dimana salah satu permasalahan yang akan timbul di kawasan
indikatornya adalah tersedianya prasarana dan perencanaan dan sekitarnya, selayaknya
sarana yang memadai guna menunjang berbagai pembangunan sarana olah raga Andoolo
aktivitas masyarakat di dalamnya. Ketersediaan dilaksanakan berdasarkan hasil kajian kelayakan
berbagai prasarana dan sarana dasar perkotaan akan dari semua aspek, sebagai upaya menghindari
memicu pertumbuhan, baik pada kawasan-kawasan berbagai dampak negatif yang sangat mungkin
strategis di pusat kota maupun kawasan-kawasan terjadi baik prakonstruksi, masa pelaksanaan
baru daerah suburban sebagai wilayah hinterland konstruksi, maupun pascakonstruksi.
yang saling menunjang.
Kabupaten Konawe Selatan, kendatipun TINJUAN PUSTAKA
usianya baru mamasuki tahun ke-8, tergolong salah
Dalam pembangunan suatu kota atau
satu kabupaten di Sulawesi Tenggara yang
bagiannya kita perlu menjaga etika perancangan
mengalami pertumbuhan pesat, khususnya di
yang didefinisikan sebagai norma-norma dan
kawasan perencanaan yang meliputi kecamatan
standar-standar yang ditentukan oleh masyarakat
Andoolo Desa Alangga. Pembangunan mulai
untuk mewujudkan manajemen dalam kehidupan
berkembang khususnya pada kawasan pusat kota
sosial yang menjaga kelestarian lingkungannya.
dan sekitarnya. Meskipun demikian, berbagai
Etika adalah suatu disiplin yang kita gunakan untuk
permasalahan yang berpotensi timbul pada kawasan
mengukur buruk atau baik, benar atau salah, dan
antara lain :
kewajiban-kewajiban moral, (Golany G.S., 1995:1).
1. Penataan bangunan tidak dapat dilakukan
Etika juga merupakan kelompok prinsip-prinsip
secara baik dan optimal, rendahnya kualitas
moral atau satu set nilai-nilai yang esensial untuk
lingkungan, serta pembangunan dilakukan

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 149


Metropilar Volume 9 Nomor 2 April 2011

kelangsungan kesehatan fisik dan mental manusia. bekerja atau bagaimana mereka merasakannya. Di
Etika diterapkan bagi perilaku masyarakat atau situ juga tidak ada petunjuk tentang hal yang secara
individu sehubungan dengan aturan pembangunan tegas menjelaskan apa yang terjadi.
perkotaan, diterapkan sebagai norma-norma dalam
b. Know the working parts
membangun lingkungan binaan atau sering disebut
Untuk penyempurnaan setiap komponen kota di
sebagai sumber daya buatan, dan cara bagaimana
pusat kota, dalam kota, luar kota, dan pinggiran
kita melestarikan lingkungan. Saat ini kita sedang
kota, diperlukan pemahaman setiap komponen dan
menuju pemahaman tentang kota. Kota adalah
setiap fungsi. Hanya dengan pemahaman inilah
proyek terbesar dan paling rumit yang pernah
maka dapat dilakukan penataan kota yang lebih
dibangun secara kolektif oleh umat manusia, (The
baik dan membawanya secara bersama-sama dalam
city is the largest and most complicated Project
suatu saling-hubungan yang sinergis.
ever produced by humankind, Golany G.S.,
1995:2). c. Strengthen the neighborhoods
Kota sebagai pusat aglomerasi orang baik Setiap neighborhood yang dipertimbangkan harus
sebagai warga kota maupun pendatang untuk diteliti untuk mengidetifikasi sifat-sifat positif
melakukan berbagai kegiatan membutuhkan suatu maupun negatifnya. Agar membuatnya lebih
titik orientasi, yang dapat berfungsi sebagai tempat bermanfaat dan lebih komplit, apanya yang akan
komunikasi masyarakat, tempat rekreasi atau disempurnakan? Salah satu pendekatan efektif
tempat masyarakat melakukan kegiatan periodik untuk setiap program penyempurnaan adalah
atau kontemporer bersama. Titik orientasi yang mengeliminasi atau memperbaiki sifat-sifat negatif
sekaligus menjadi pusat orientasi lalu-lintas kota dan memperkuat sifat positifnya.
biasanya merupakan lapangan terbuka yang sangat
luas dan sering disebut lapangan kota atau alun- d. Build the people into the plan
Berusaha untuk mewujudkan kemungkinan
alun. Dalam usaha penataan fungsi-fungsi kota, Le
kehidupan yang terbaik bagi eksisting maupun
Corbusier tahun 1920 an mempelopori pandangan
warga kota masa depan dan para pekerjanya.
Fungsionalis yang menganggap kota perlu dibagi
dalam beberapa kawasan dengan fungsi-fungsi Kondisi yang memuaskan jarang terwujud. Warga
kerja, hunian dan rekreasi yang disatukan dengan kota ikut berdiskusi dan hadir dalam pertemuan-
pertemuan, sehingga perencana dapat merespon
alun-alun kota yang lebih mementingkan para
kebutuhan dan aspirasi warga kota, serta dapat
pedestrian dan penghijauan (Attoe W. dan Logan
menyatu dengan pemikiran pimpinan masyarakat.
D., 1989:1-5). Teori Fungsionalis ini mengilhami
terbangunnya lapangan-lapangan terbuka di banyak e. Preserve the best of existing features
kota-kota di berbagai belahan dunia. Demikian juga Perlindungan diperlukan bagi bangunan-bangunan
kota-kota di Indonesia seperti Yogyakarta, bersejarah, termasuk jembatan tua seperti Jembatan
Bandung, Madiun, Magelang yang selalu di sebelah Merah di Surabaya, ganggang sempit, sungai kecil,
baratnya ditempatkan mesjid raya. Kelompok kolam, atau pohon yang dimuliakan. Mungkin juga
perencana kota Beau Arts dan Neo Rationalist termasuk deretan lampu-lampu gas tua, kedai
dalam teori Formalis menganggap pembangunan minum, monumen perang rakyat, atau taman
elemen kota harus memikirkan segi estetika dan pemeliharaan kuda. Apabila ada keistimewaan
keunikan yang akan menjadi landmark (Ibid:13- dalam pembicaraan waktu maupun tempat suatu
17). Pandangan-pandangan ini perlu dijadikan komponen favorit, maka usahakan untuk
pertimbangan untuk menentukan lokasi dan bentuk memasukkannya dalam rencana.
Fasilitas Olahraga Kabupaten Konawe Selatan di
Andoolo. f. Accommodate the automobile
Setiap kota seyogyanya dikenali pola jalannya Dinamika perkembangan teknologi transportasi
sendiri untuk memformulasikan program sedang terjadi dengan pesat, yang ditandai dengan
penataannya. Bagaimanapun pola pendekatan tata inovasi sistem lalu-lintas yang lebih cepat, aman
kotanya, beberapa pedoman berikut pantas dan nyaman. Di samping itu mulai muncul
dijadikan bahan pertimbangan (Simonds J.R, pandangan untuk mewujudkan berbagai tipe pusat
1994:196-199): kegiatan perkotaan yang membutuhkan kebebasan
dari lalu-lintas di permukaan tanah. Sejak itu
a. Know what is there berkembanglah rancangan kota dengan pelayanan
Terlalu banyak perencanaan kota dikerjakan di atas sistem transportasi yang handal ke seluruh pelosok
eksisting peta-peta zoning, tanpa sedikitpun kota, yang sekaligus terwujudnya kenyamanan
gagasan yang merwakilinya tanpa pengetahuan kehidupan perkotaan yang bebas dari keruwetan,
tentang bagaimana rukun tetangga (neigborhoods)

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 150


Metropilar Volume 9 Nomor 2 April 2011

kebisingan dan kemacetan lalu-lintas, yang lebih l. Apply the P-C-D approach
disetujui dalam pembangunan kota. Mengajak orang menggunakan dan menikmati
keistimewaan terbaik kawasan daratan dan
g. Use transit to link metro centers
perairannya tanpa melakukan perusakan yang
Penggunaan kendaraan massal multimoda yang
abadi. Secara prinsipiil, dalam pemanfaatan setiap
cepat merupakan suatu pilihan alternatif yang
properti perlu dipertimbangkan usaha preservasi
berkembang pesat, yang mampu mengangkut
baik daratan, air maupun udara secara keseluruhan.
penumpang secara massal dari satu pusat bagian
Selanjutnya pada tahap ke dua perlu
kota ke pusat bagian kota lainnya. Fenomena ini
dipertimbangkan usaha konservasi. Terakhir apabila
mewujudkan suatu pola struktur ruang metropolitan
kondisi sudah mengharuskan, maka kegiatan
yang kompak dalam melayani hubungan
pembangunan dapat dilakukan dengan tetap
masyarakat antar pusat-pusat perkotaan.
memertimbangkan usaha preservasi dan
h. Combine transport, transmission, and energy konservasinya.
corridors
m. Plan the city and region together
Suatu daerah multipurpose kegiatan dengan
Harus dipikirkan bahwa kota tidak hidup sendiri,
karakteristik dan dampak lingkungan sejenis,
tetapi merupakan bagian dari sistem kota dan
seperti pabrik, pergudangan, terminal atau stasiun
daerah. Interaksi kota dengan daerah sekitarnya
KA kargo dan pelabuhan bagus dikembangkan agar
mewujudkan kegiatan perdagangan dan
terwujud pola koridor rute yang menghemat
kesejahteraan bagi ke dua belah pihak. Hanya
penggunaan energi dalam transportasi barang.
dengan kepaduan perencanaan kota dan daerah
i. Preclude all forms of pollution yang terpadu dan berkesinambungan dapat dicapai
Polusi udara, tanah, air baik oleh lalu-lintas maupun operasional yang saling aktif, saling
kegiatan yang tersebar sangat perlu untuk menguntungkan dan berkelanjutan.
dieliminasi. Usaha ini sangat membutuhkan tata
n. Provide for flexibility
kota yang kompak dalam penataan zoning kegiatan
Suatu kekakuan yang mendetail dan secara resmi
dengan fasilitas yang banyak mengeluarkan polusi
diterapkan pada rencana rinci untuk suatu
dengan kegiatan dan fasilitas yang sensitif terhadap
komunitas, kota, atau daerah berpotensi membunuh
polusi.
kemajuan usaha dan kreatifitas. Lebih bagus
j. Plan integrated system menyusun suatu set yang hanya berupa diagram
Suatu kota tanpa pengorganisasian yang sistematis konseptual dan rambu-rambu pengontrolan, sambil
seperti membentuk suatu lantai toko suku cadang memperkuat daya kreatifitas individual dan
mesin dengan berbagai komponen mesin tersebar di masyarakat lokal.
segala tempat. Hanya dengan penentuan tempat
kelompok-kelompok suku cadang sejenis secara METODE PENELITIAN
sistematis dapat memudahkan operasional jual beli Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
barangnya. Suatu kota adalah mekanisme yang yang diharapkan dapat memberikan gambaran
sangat kompleks dan berkembang semakin secara sistematis, cermat dan akurat mengenai studi
kompleks, sehingga memerlukan pengaturan yang fasilitas olahraga Andoolo Kabupaten Konawe
konstan pada suatu waktu di suatu tempat, tetapi Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan
perlu pengaturan kembali di waktu lain atau tempat aspirasi dari berbagai stakeholder di daerah
lain, serta perlu penataan ulang. tersebut, dimana data-data/informasi diperoleh
dengan teknik observasi, kuesioner, dan
k. Create an open space framework
wawancara.
Ini tentang suatu sistem saling hubungan antara
Teknik analisis yang digunakan disesuaikan
jalan raya, tanah institusional, taman-taman, hutan
dengan sifat penelitian (kualitatif), yakni analisis
lindung, lahan pertanian serta perairan yang
deskriptif. Penggalian data digunakan pendekatan
menentukan kualitas suatu kota. Setiap ruang
naturalistik agar informasi yang diperoleh lebih
direncanakan sesuai tujuannya masing-masing
alamiah dan berpeluang untuk mengungkapkan
sebagai kontribusi pembentukan kota. Secara
secara obyektif perihal sejauh mana tanggapan
keseluruhan dikombinasikan untuk penentuan jalur
masyarakat terhadap rencana pembangunan fasilitas
pergerakan, daerah rekreasi, drainase, moderasi
olahraga tersebut.
iklim mikro, dan untuk suatu mengatur lansekap
Pendekatan studi dan prarencana fasilitas
yang menyegarkan, dalam suatu kerangka kerja
olahraga Kabupaten Konawe Selatan di Kota
ruang terbuka.
Andoolo, ini juga menggunakan teknik analisis
overlay. Penggunaan teknik overlay ini

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 151


Metropilar Volume 9 Nomor 2 April 2011

mengutamakan ketepatan lokasi terpilih serta penyelenggaraan PORDA ke XI tahun 2011.


kelestarian lingkungan hidup kawasan perencanaan. Untuk pelaksanaan Surat Keputusan tersebut
Selanjutnya dipertimbangkan interkoneksitas sampai saat ini belum ditunjang olah fasilitas
pemanfaatan berbagai fungsi lahan, terutama olahraga yang memadai, sehingga dipandang
kawasan permukiman, kawasan pendidikan serta perlu untuk membuat perencanaan fasilitas
fasilitas sosial budaya lainnya. Selain pendekatan olahraga dalam rangka menyukseskan PORDA
tersebut di atas, juga digunakan teknik-teknik Sulawesi Tenggara tersebut serta berupaya
analisis yang sering digunakan dalam studi menjadi tuan rumah yang baik. Disamping itu,
perkotaan, seperti teknik analisis dengan cara: rencana pembangunan fasilitas olahraga di Kota
(1) Evaluatif; mengevaluasi perkembangan dan Andoolo dimaksudkan agar pembinaan atlit
pertumbuhan kawasan perkotaan berdasarkan Konawe Selatan dapat sejajar dengan daerah-
kebijakan yang telah ditetapkan, guna daerah lain di tanah air.
mendapatkan hasil yang optimal, b. Diharapkan adanya kerjasama antara semua
(2) Normatif and Behavioral; pendekatan elemen masyarakat baik dalam proses
berdasarkan aturan/norma/ kaidah yang berlaku pembangunan fasilitas maupun pada tahap
guna menilai karakteristik dan perilaku proses pengelolaannya, sehingga tercipta
masyarakat kota, semangat rasa memiliki dari seluruh masyarakat
(3) Urban Design Ethics; pendekatan rancang kota Konawe Selatan umumnya dan masyarakat
guna menilai kondisi alam dan lingkungan Andoolo khususnya. Sehingga dengan
binaan kota dengan segala aktivitasnya dalam demikian, perencanaan harus dibuat bersama.
konsep keseimbangan dan keserasian c. Pembangunan fasilitas olahraga di Kota
lingkungan. Andoolo hendaknya memperhatikan faktor
penduduk yang akan menggunakan fasilitas
Selain pendekatan analisis tersebut di atas,
tersebut beserta moralitas mereka dengan tetap
juga digunakan beberapa pedoman standar/ukuran
memperhatikan bahkan mempertahankan
yang dikeluarkan oleh Badan/lnstansi yang terkait
budaya lokal yang baik.
dengan pengembangan dan perancanaan bangunan,
d. Perlu pembangunan berbagai jenis fasilitas
wilayah dan kota, seperti:
olahraga yang dapat menampung beberapa jenis
1) Pedoman Standar Pembangunan;
kegiatan olahraga yang dipertandingkan atau
2) Peraturan pembangunan gedung dan penataan
dipelombakan. Jenis cabang olahraga yang
lingkungan setempat.
diharapkan dapat tertampung secara prioritas,
adalah pertandingan sepak bola, renang, atletik,
HASIL DAN PEMBAHASAN dan beberapa jenis olah raga yang
A. Analisis dipertandingkan di dalam ruangan (indoor).
1. Aspirasi Stakeholders Terhadap Rencana Fasilitas olahraga yang diharapkan adalah
Pembangunan Fasilitas Olahraga Andoolo stadion sepakbola dan atletik, gelanggang olah
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam raga, dan kolam renang.
proses perencanaan pembangunan fasilitas olahraga e. Saat ini di Kota Andoolo telah ada fasilitas
di Kota Andoolo secara partisipatoris, adalah olahraga beberapa lapangan olahraga milik
penjaringan aspirasi stakeholders. Dalam kegiatan masyarakat dan pemda, namun kondisinya
ini yang dimaksud stakeholder adalah instansi belum memenuhi standar yang baik terhadap
terkait di tingkat kabupaten, kecamatan dan kegiatan pengguna, fasilitas, kapasitas, dan
kelurahan, organisasi KONI, pedagang, LSM, persyaratan lainnya. Sehingga secara umum
pelajar/mahasiswa, atlit, dan masyarakat umum. mengusulkan untuk membangun fasilitas
Aspirasi mereka dijaring melalui pengisian angket olahraga yang baru pada lokasi yang baru,
yang diedarkan, dan wawancara langsung yang dengan tetap mempertahankan fasilitas lama
dilakukan dalam wilayah Kota Andoolo. Aspirasi pada lahan eksisting untuk kegiatan latihan
dan/atau pendapat stakeholders dalam sehari-hari.
pembangunan fasilitas olahraga di Kota Andoolo f. Fasilitas olahraga yang akan dibangun
dapat dirumuskan sebagai berikut: sebaiknya dapat dialokasikan secara bersama
a. Masyarakat dan pemerintah Kabupaten Konawe (terpadu) pada suatu lokasi yang representatif.
Selatan menanggapi secara serius Keputusan g. Ditinjau dari aspek prioritas pembangunan
Ketua KONI Provinsi Sulawesi Tenggara No. fasilitas olahraga, secara umum menganggap
124 tanggal 3 Agustus 2009 tentang Penunjukan perlunya membangun fasilitas olahraga tahun
dan Penetapan Kota Andoolo Kabupaten 2009 sehingga Konawe Selatan juga dapat
Konawe Selatan sebagai tempat mempersiapkan diri sebagai tuan rumah

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 152


Metropilar Volume 9 Nomor 2 April 2011

pelaksanaan PORDA XI pada tahun 2011  Terletak di pinggir kota, sebanyak 33,5%
mendatang, walaupun beberapa diantaranya yang kurang mendukung; yang berarti
juga menganggap perioritas pembangunan aksesibilitas dari pusat kota tergolong
fasilitas olahraga setelah tahun 2009 mengingat rendah, serta tidak dapat difungsikan sebagai
aspek kemampuan daerah. land mark kota.
h. Meskipun Kondisi wajah Kota Andoolo saat ini  Teletak di atas bukit, sebanyak 51,0% yang
sedikit sudah memiliki karakter, Namun kurang mendukung, yang berarti
diharapkan fasilitas olahraga yang akan aksesibilitas dari pusat kota tergolong
dibangun nantinya diharapkan menjadi “land rendah, serta tidak ditunjang oleh jaringan
mark kota” untuk memperkuat karakteristik utilitas, terutama air bersih.
wajah kota Andoolo, menjadi kebanggaan bagi  Terletak di laut yang ditimbun, sebanyak
masyarakat Konawe Selatan, dan dapat bernilai 71% yang kurang mendukung, yang berarti
tambah terhadap masyarakat dan daerah biaya pembangunannya sangat mahal untuk
setempat. medapatkan lahan yang cukup luas.
i. Berdasarkan hasil wawancara terhadap berbagai  Terletak di lembah gunung atau bukit,
stakeholders yang meliputi unsur masyarakat, sebanyak 72,5% yang kurang mendukung.
pengusaha, dan pemerintah; tentang aspirasi (identik dengan point 2 & 3 di atas).
penentuan lokasi fasilitas olahraga di Kota Secara umum alasan yang tidak mendukung
Andoolo. Ternyata hasil pengumpulan data tersebut, diasumsi karena faktor pencapaian rendah,
tersebut, secara umum memandang sangat perlu tidak ditunjang oleh jaringan utilitas, faktor
untuk membangun Gelanggang Olah Raga keindahan kota, dan biaya pembangunannya akan
(Gelora) Andoolo dengan kriteria antara lain : menjadi sangat mahal.
 Mudah dicapai dari aspek transportasi, Berdasarkan pandangan-pandangan tersebut di
sebanyak 96% yang mendukung. Hal ini atas, maka dapat di asumsi keinginan masyarakat
berarti bahwa fasilitas tersebut sebaiknya terhadap kriteria penentuan lokasi fasilitas olahraga
terletak dalam kota, atau pada jalan utama di Kota Andoolo, yaitu terletak di lokasi tengah
kota. kota dengan luas lahan yang cukup, dan biaya
 Mudah dilihat dari jalan arteri, sebanyak pembangunannya terjangkau.
73,5% yang mendukung. Oleh karena Konawe Selatan umumnya dan
 Terletak di tengah kota, sebanyak 88% yang kota Andoolo khususnya adalah merupakan daerah
mendukung. Hal ini dimaksudkan agar yang baru berkembang, maka faktor ketersediaan
mudah dijangkau oleh seluruh elemen lahan yang terletak di tengah kota sebagai lokasi
masyarakat. pembangunan fasilitas olahraga tersebut sangat
 Terletak di sekitar fasilitas pendidikan dan dimungkinkan. Alternatif lokasi yang dianggap
atau perkantoran, sebanyak 88,5% yang sesuai dengan kriteria tersebut adalah:
mendukung. Hal ini berarti pemanfaatannya 1) Memanfaatkan lahan kosong milik Pemerintah
dapat lebih efektif untuk dimanfaatkan oleh Daerah (PEMDA) setempat.
anak sekolah di Kota Andoolo. 2) Membebaskan lahan milik masyarakat
 Areal lahan yang relatif luas, sebanyak 96% sepanjang harganya terjangkau sesuai dengan
yang mendukung. Hal ini berarti kemampuan keuangan daerah.
memungkinkan rencana pengembangannya Dari dua alternatif mendapatkan
di masa yang akan dating. lokasi tersebut di atas, alternatif pertama adalah
 Memungkinkan jaringan utilitas kota, merupakan pilihan yang terbaik. Disamping
sebanyak 87% yang mendukung yang berarti dimungkinkannya ketersediaan lahan
juga bahwa sebaiknya terletak di tengah khususnya di kawasan pemerintahan
kota, dan tidak terletak di atas bukit. Kabupaten Konawe Selatan, juga dapat
 Aspek keindahan, sebanyak 89,5% yang menekan biaya investasi yang cukup
mendukung. Hal ini dimaksudkan untuk signifikan.
menjadikan fasilitas olahraga tersebut
sebagai land mark Kota Andoolo. 2. Skenario Pengembangan Olahraga di
 Di lain pihak, kriteria lokasi fasilitas Kabupaten Konawe Selatan
olahraga Kota Andoolo yang tidak atau Proses pembangunan daerah dan keadilan
kurang didukung oleh mayoritas responden yang proposional dalam berpartisipasi dalam
adalah sebagai berikut: pembangunan khusus di bidang olahraga sangat
ditentukan oleh kualitas masyarakat lokalnya.

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 153


Metropilar Volume 9 Nomor 2 April 2011

Berbagai sumber daya yang tersedia hendaknya berbagai kegiatan olahraga dengan fungsi utama
diarahkan kepada sektor pelatihan dan pembinaan sebagai wadah pembibitan olahragawan, wadah
agar masyarakat dan atlit kususnya di Konawe berlatih dan bertanding bagi olahragawan, dan
Selatan memiliki keunggulan komparatif dibanding sebagai wadah komunikasi dan rekreasi rutin antar
dengan di wilayah lain. Dengan terciptanya masyarakat khususnya dalam lingkup Kota
keunggulan komparatif tersebut, maka berbagai Andoolo dan masyarakat Kabupaten Konawe
kegiatan olahraga pada tingkat yang lebih tinggi Selatan umumnya. Pusat kegiatan olahraga tersebut
akan dapat diikuti oleh sebagaian besar atlit dapat dikelola oleh suatu badan pengelola tertentu
Konawe Selatan. Di samping itu semakin banyak yang dapat mengatur manajemen kegiatan olahraga
atlit lokal yang mampu bersaing pada kejuaraann dalam beberapa bangunan antara lain stadion,
yang bersifat nasional atau internasional, dapat gedung olahraga, kolam renang, serta beberapa
menjadi menjadi duta dalam meningkatkan citra kegiatan penunjang lainnya yang dapat bervariasi
daerah. Perhatian yang sungguh-sungguh terhadap sesuai kebutuhan masyarakat dan pemerintah
sektor pembinaan di samping kelengkapan daerah.
fasilitasnya merupakan kunci untuk pengembangan Sebagai pusat kegiatan pemerintahan, kegiatan
olahraga di Kabupaten Konawe Selatan. ekonomi, dan layanan sosial, dapat dipastikan
Peningkatan kualitas masyarakat dan atlit bahwa Kota Andoolo akan mengalami pertumbuhan
melalui pembinaan olah raga seyogyanya dimulai yang cepat dalam beberapa tahun ke depan. Oleh
dari tingkat anak-anak secara berkesinambungan, karena itu, eksistensi fasilitas olahraga diharapkan
melalui suatu sistem latihan yang terjadwal dan dapat memberi nilai tambah bagi masyarakat dan
rutin. Dengan demikian pembinaan olahraga dapat pemerintah daerah dalam skala yang lebih luas.
menjadi efektif. Faktor lain adalah perlunya
meningkatkan kualitas para pelatih yang 3. Evaluasi Eksisting Fasilitas Olahraga
professional melalui upaya pemagangan terhadap
Telah dijelaskan pada bab terdahulu bahwa di
pelatih perofesional yang khusus didatangkan dari
Kabupaten Konawe Selatan telah tersebar beberapa
luar. Agar efektifnya kegiatan tersebut, maka
fasilitas olahraga, baik pusat kota kabupaten
pelatihan perlu selalu dibiasakan aplikasinya pada
maupun di daerah-daerah kecamatan, meskipun
lapangan standar, agar para anak didik atau atlit
dengan kondisi seadanya, namun secara nyata telah
tersebut dapat menjadi lebih terbiasa dengan
memberikan pengaruh yang positif terhadap
kegiatan pertandingan atau perlombaan yang
pengembangan olahraga di daerah ini.
ditekuninya. Fasilitas yang dianggap standar
Khusus kegiatan berolahraga yang dilakukan
dimaksud adalah pengadaan fasilitas olahraga baik
penduduk yang ada di kota Andoolo telah
indoor maupun outdoor.
memanfaatkan beberapa fasilitas olahraga yang
Sebagai daerah baru, hingga saat ini Konawe
lebih baik dibandingkan di daerah kecamatan.
Selatan belum memiliki fasilitas olahraga yang
Rutinitas kegiatan olahraga ini sangat ditunjang
memadai. Meskipun motivasi berolahraga
oleh adanya beberapa lapangan out door, seperti
masyarakat Konawe Selatan tergolong cukup
bulutangkis, folly, dan lapangan sepak bola. Pada
tinggi, hal mana dapat dilihat dari penyebaran
saat awal terbangunnya hingga beberapa tahun,
fasilitas olahraga khususnya di Kota Andoolo, baik
fasilitas tersebut sangat padat pemanfaatannya.
berupa fasilitas milik pemerintah daerah maupun
Namun hingga saat ini dengan kondisi pertambahan
milik masyarakat, namun, fasilitas olahraga yang
penduduk yang sangat besar serta semakin
jauh dibawah standar tersebut merupakan salah
berkembanganya kegiatan masyarakat seiring
satu permasalahan bagi pengembangan olahraga di
dengan lajunya perkembangan teknologi dan ilmu
daerah ini. Untuk itu maka kegiatan olahraga yang
pengetahuan, sehingga fasilitas tersebut telah
banyak dilakukan masyarakat walaupun dengan
dirasakan beberapa kekurangannya. Kekurangan
kondisi lapangan yang sederhana, perlu diwadahi
yang dimaksud antara lain dalam hal kurangnya
dan dibina secara terpadu melalui fasilitas olahraga
fasilitas ruang yang dibutuhkan, kurangnya dimensi
yang lengkap.
ruang, keterbatasan daya tampung, terbatasnya
Fasilitas olahraga yang diharapkan di
sarana dan prasarana penunjang, dan terbatasnya
Kabupaten Konawe Selatan, merupakan pusat
pemenuhan kenyamanan pengguna. Fenomena ini
kegiatan latihan, pembinaan, pertandingan, dan
nampak berpengaruh langsung terhadap rutinitas
perlombaan berbagai cabang olahraga Kabupaten
dan kualitas pemanfaatan fasilitas olahraga tersebut.
Konawe Selatan yang terletak di Kota Andoolo.
Secara detail dapat diungkapkan beberapa
Secara konseptual fasilitas olahraga Kabupaten
kekurangan dan kelemahan fasilitas olahraga
Konawe Selatan memiliki fungsi yang lebih luas
sebagai bahan evaluasi sebagai berikut:
dan komprehensif yaitu suatu fasilitas untuk

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 154


Metropilar Volume 9 Nomor 2 April 2011

a. Lapangan Sepak Bola Andoolo faktor eksternal (peluang dan ancaman). Seluruh
 Terdapat lapangan sepak bola dengan faktor pertimbangan yang diidentifikasi tersebut
karakteristik fisik yang tidak memadai, dimasukkan dalam matriks (tabulasi silang) SWOT
seperti dalam hal ukuran lapangan yang (Strength-Weakness-Opportunity-Threat). Untuk
tidak standar. jelasnya dapat dilihat pada matriks di halaman
 Tidak memiliki gedung stadion dan tribun berikut.
penonton. Dari matriks SWOT tersebut dapat diperoleh 4
 Tidak memiliki lintasan atletik. (empat) kelompok besar strategi, yaitu Strategi S-O
b. Fasilitas Olahraga Indoor (menggunakan kekuatan untuk menangkap
 Tidak memiliki fasilitas olahraga indoor peluang), Strategi W-O (memperbaiki kelemahan
berupa gedung olahraga (GOR), Sehingga dengan memanfaatkan peluang), Strategi S-T
beberapa jenis cabang olahraga lain belum (Menggunakan kekuatan untuk melawan ancaman),
dapat dikembangkan, seperti olahraga bela Strategi W-T (memperbaiki kelemahan dan
diri, tenis meja, dan sebagainya. Adapun menjawab ancaman). Lihat hasil Analisis SWOT
jenis fasilitas olahraga lainnya seperti kolam Pembangunan Gelora Andoolo dalam Tabel 1.
renang sampai saat ini belum terwadahi. Beberapa Strategi dalam pengembangan
Sehingga pelaksanaan kegiatan latihan Gelora Andoolo yang dapat disusun berdasarkan
renang selama ini belum dapat analisis SWOT tersebut di atas adalah:
dikembangkan. a. Strategi SO
Dari evaluasi terhadap beberapa fasilitas 1) Berdasarkan pertimbangan kemungkinan
olahraga tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa: masuknya investor luar wilayah Kabupaten
a. Pada dasarnya fasilitas olahraga yang ada saat Konawe Selatan, maupun kemampuan
ini khususnya lapangan sepak bola, tidak masyarakat dan swasta lokal, maka perlu
memenuhi syarat untuk kegiatan pertandingan digalang kemitraan dengan investor luar
tingkat kabupaten atau provinsi. Sementara Kabupaten Konawe Selatan, serta
fasilitas olahraga lain seperti volly, bulutangkis, masyarakat, swasta dan organisasi cabang
takraw, baik yang berupa milik masyarakat olahraga lokal untuk secara sinergis ikut
maupun pemerintah daerah hanya menggunakan berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan
lapangan seadanya, sehingga dipandang perlu manajemen berbagai komponen olahraga
untuk merencanakan fasilitas olahraga lain yang maupun komponen utamanya, seperti kolam
lebih representatif. Adapun fasilitas olahraga renang, GOR, serta fasilitas penunjangnya
yang ada saat ini tetap dipertahankan untuk seperti hotel, restauran/kantin dan fasilitas
kegiatan olahraga yang dapat digunakan setiap rekreasi dalam Kawasan Gelora Andoolo.
hari. 2) Memanfaatkan RUTR Kota Andoolo
b. Merencanakan fasilitas olahraga yang terpadu khususnya dalam BWK pusat kota atau
sesuai dengan kebutuhan dimensi pengunjung kawasan pusat pertumbuhan baru yang
dan pelaku olahraga, serta persyaratan- memfungsikan kawasan tersebut untuk olah
persyaratan yang ada. raga, dan rekreasi.
c. Sebaiknya fasilitas olahraga tersebut dapat 3) Rancangan Gelora Andoolo yang sekaligus
dirancang dengan prediksi jangka panjang menjadi simbol (land mark) kebanggaan
dengan biaya yang terjangkau dan terencana. warga Kabupaten Konawe Selatan pada
d. Fasilitas olahraga selain mempunyai fungsi khususnya dan warga Provinsi Sulawesi
yang tepat untuk olahraga dan rekreasi bagi Tenggara pada umumnya.
penduduk, juga memberikan kualitas vista 4) Dengan membangun persamaan persepsi dan
terhadap wajah kota. spirit stakeholders Kabupaten Konawe
Selatan diberdayakan agar mereka dapat
4. Analisis SWOT Pembangunan Fasilitas perpartisipasi aktif dalam pembangunan
Olahraga Gelora Andoolo.
b. Strategi WO
Berdasarkan skenario yang telah diuraikan di 1) Demi pertimbangan efisiensi, bila ada,
atas serta tujuan pengembangan fasilitas olahraga gunakan lahan milik pemerintah daerah
Kota Andoolo, seterusnya akan ditindaklanjuti setempat sebagai lokasi pembangunan
dengan strategi-strategi pengembangan fasilitas fasilitas olahraga Andoolo.
olahraga yang disusun berdasarkan konsep 2) Laksanakan pembangunan kawasan Gelora
manajemen strategik, yaitu dengan memperhatikan Andoolo secara bertahap yaitu berdasarkan
faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta skala prioritas dan aspirasi stakeholders,

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 155


Metropilar Volume 9 Nomor 2 April 2011

berupa; stadion sepak bola dan atletik. per komponen-komponennya, dengan


Gelanggang olahraga indoor, dan kolam pemberlakuan prinsip Good Governance.
renang dapat dialokasikan pembangunannya d. Strategi WT
pada tahap II. Pada tahap selanjutnya, bila 1) Mencegah proses pembangunan yang tidak
kemampuan keuangan daerah layak seperti kualitas buruk atau sesuatu
dimungkinkan, dapat diprogramkan yang tidak berdaya guna, berhasil guna dan
pembangunan fasilitas penunjang seperti tepat guna.
asrama atlit. 2) Mencegah tumbuhkembangnya lingkungan
3) Bangun atau tingkatkan sumber daya listrik kumuh seperti sampah atau bangunan yang
sesuai untuk kebutuhan seluruh unit yang tidak mendapatkan ijin dari pihak yang
ada di dalam Gelora Andoolo. berwenang.
4) Tingkatkan sarana dan prasarana transportasi
Di samping strategi pembangunan Gelora di
kota, dan telekomunikasi.
atas, tidak kalah pentingnya yaitu menyusun
c. Strategi ST
strategi menumbuhkembangkan kegiatan olahraga
1) Tingkatkan partisipasi masyarakat dalam
masyarakat dan memasyarakatkan berbagai cabang
pengamanan proses pembangunan Gelora
olahraga terutama renang dan cabang olahraga
Andoolo sampai proses operasionalnya
lainnya yang dipertandingkan pada iven-iven skala
secara berkelanjutan.
nasional dan internasional. Seluruh komponen
2) Menjaga efektifitas dan efisiensi
Strategi S-O tersebut sebisa mungkin dilaksanakan
pembangunan, operasional dan pemeliharaan
dalam rangka memenuhi amanah stakeholders
Gelora Andoolo secara keseluruhan maupun
Kabupaten Konawe Selatan.

Tabel 1
Analisis Swot Pembangunan Gelora Andoolo
Eksternal Peluang (O) Ancaman (T)
(1) Keinginan masyarakat agar (1) Krisis politik nasional.
Konawe Selatan Menjadi tuan (2) Krisis ekonomi nasional.
rumah penyelenggaraan Porda
Sultra XI tahun 2011.
Internal (2) Investor.
(3) DAU dan DAK.
(4) Sumbangan pihak eksternal.
Kekuatan (S) S-O S-T
(1) Surat Keputusan Ketua Koni Sultra (1) Kemitraan dengan investor, masy (1) Tingkatkan partisipasi
Tentang Penetapan Kota Andoolo dan organisasi OR dalam masy dalam pengamanan
Konawe Selatan sebagai Tuan pembangunan dan manajemen proses pembangunan
Rumah Pelaksanaan PORDA fas OR dan penunjangnya. Gelora Andoolo.
Provinsi Sultra XI tahun 2011 (2) Manfaatkan arahan RUTR Kota (2) Jaga efisiensi dan
(2) KONI Kab Konawe Selatan Andoolo dalam penentuan lokasi. efektifitas pembangunan
(3) Animo olah raga masyarakat besar (3) Gelora Andoolo sbg land mark dengan prinsip Good
(atletik, bela diri, sepak bola dsb). kota. Governance.
(4) RUTR Kota Andoolo. (4) Berdayakan seluruh stakeholders
(5) Prasarana wilayah kota mulai untuk berpartisipasi dlm
ditingkatkan. pembangunan Gelora
(6) Lahan kosong di pusat kota (pusat Andoolo
perkantoran)
(7) Masyarakat & swasta Kabupaten
Konawe Selatan
Kelemahan (W) W-O W-T
(1) Dana pembangunan Pemkab Konawe (1) Pembangunan bertahap jangka (1) Cegah proses
Selatan terbatas. panjang. pembangunan yang tidak
(2) Sarana dan prasarana transportasi dan (2) Peningkatan sarana & prasarana Layak;
komunikasi terbatas transportasi dan komunikasi (2) Cegah
(4) Sumber listrik terbatas. (3) Bila ada, manfaatkan lahan milik tumbuhkembangnya
Pemda Konawe Selatan sebagai lingkungan kumuh di
lokasi sarana olahraga. sekitar Gelora Andoolo.
(4) Peningkatan Sumber Daya listrik

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 156


Metropilar Volume 9 Nomor 2 April 2011

B. Konsep Umum Perencanaan Pembangunan disesuaikan dengan persyaratan Porda tersebut.


Faasilitas Olahraga Andoolo Namun, pengadaan fasilitas tersebut tentu akan
disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.
Oleh karena pemanfaatan Gelora Andoolo
Cabang olah raga Porda yang harus disiapkan
dalam waktu dekat ádalah juga untuk pelaksanaan
fasilitasnya adalah seperti yang dijelaskan Tabel 2
Porda Provinsi Sulawesi Tenggara XI tahun 2011,
berikut.
maka cabang olahraga dan jumlah fasilitas olah
raga serta kelengkapan penunjangnya seyogyanya

Tabel 2. Cabang Olahraga, Organisasi dan Wadah


Dalam Ruang Ruang Ruang
No Cabang OR Organisasi terbuka khusus
GOR Stadion
1 Angkat besi PABSI V
2 Sepak takraw PERSETASI V V
3 Balap sepeda ISSI V
4 Bulu tangkis PBSI V
5 Basket PERBASI V V
6 Dayung PODSI V
7 Karate FORSI V
8 Kempo PERKEMI V
9 Menembak PERBAKIN V
10 Pencak silat ISPSI V
11 Renang PRSI V
12 Atletik PASI V
13 Taekwondo TI V
14 Volley PBVSI V V
15 Golf PGI V
16 Tinju PERTINA V
17 Tenis Meja PTMSI V
18 Tenis Lapangan PELTI V
19 Sepak bola PSSI V V
20 Balap sepeda motor IMI V
21 Bola sodok POBSI V V
22 Catur PERCASI V
23 Bridge GABSI V
24 Gulat PGSI V
Sumber: Hasil Analisa, 2010

1. Bangunan Stadion lompat galah. Penonton diperkirakan hanya


Stadion sepak bola ini direncanakan terkonsentrasi cukup banyak pada saat ada acara
menggunakan ukuran standar internasional agar olahraga tingkat provinsi, sehingga tempat duduk
para pemain terbiasa, sehingga kalau mereka penonton yang beratap (tertutup) cukup di tribun
bermain di tingkat internasional tidak canggung utama, sedangkan tempat duduk melingkar stadion
lagi. Stadion ini dirancang agar menampung cabang cukup berkapasitas kecil 5 baris dengan terasiring
olahraga sepak bola dan atletik. rumput yang ditutupi tembok dari luar, dan tempat
Cabang atletik yang direncanakan dapat duduk dari pasangan tembok atau beton. Pohon
dilakukan di stadion adalah lari sprint 100 m, lari pelindung jenis evergreen yang dahannya kuat
200 m, lari 400 m, lari gawang, lari estafet, lempar ditanam disekeliling tribun dan stadion agar
lembing, lontar martil, lempar cakram, tolak peluru, terwujud kesejukan dan keteduhan.
lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi dan

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 157


Metropilar Volume 9 Nomor 2 April 2011

Gambar 1 Layout Lapangan Sepak Bola dan Atletik


Sumber: Buku Arsitek Data

2. Gedung Olahraga (GOR) utama GOR adalah bola basket, volley, sepak
Gedung Olah Raga (GOR) direncanakan takraw, bulu tangkis dan tenis meja. Untuk lebih
menampung berbagai cabang olahraga yang cocok jelasnya gambar-gambar berikut menunjukkan
(Lihat Tabel 6.1) di atas. Beberapa cabang olahraga standar lapangan olahraga dalam ruang (indoor).
yang cocok ditampung di Gedung Olahraga (GOR) 3. Kolam Renang
ada yang tidak memerlukan langit-langit tinggi Bangunan kolam renang menampung kegiatan
seperti angkat besi, karate, judo, kempo, pencak olahraga renang, lompat indah dan polo air. Ukuran
silat, taekwondo, gulat, bola sodok, catur dan kolam renang ini direncanakan menggunakan
bridge. Cabang-cabang olahraga ini dapat standar internasional. Selain dari pada itu agar pada
ditampung pada lantai bawah GOR untuk efisiensi saat tidak ada pertandingan kolam renang dapat
pemanfaatan ruang yang terbentuk oleh sistem digunakan untuk masyarakat umum, maka perlu
struktur bangunan. Kecuali pada saat pertandingan dilengkapi juga kolam renang untuk anak-anak.
dengan partai banyak dan jumlah besar maka Gambar-gambar berikut adalah standar ukuran dan
cabang-cabang olahraga tersebut memanfaatkan bentuk kolam renang yang dipertimbangkan untuk
lantai atas sebagai ruang utama GOR. Sedangkan rancangan bangunan kolam renang di dalam
cabang olahraga yang memerlukan langit-langit Gelelangga Olahraga Andoolo.
tinggi ditampung pada ruang utama GOR. Cabang
olahraga yang harus dapat ditampung dalam ruang

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 158


Metropilar Volume 9 Nomor 2 April 2011

Gambar 2 Contoh implementasi standar kolam renang


Gambar 3 Contoh implementasi standar
dan loncat indah kolam renang dan loncat indah
Sumber: Buku Arsitek Data Sumber: Buku Arsitek Data

C. Konsep Manajemen Gelora Andoolo olahraga bagi masyarakat umum pada saat tidak
digunakan untuk pertandingan.
Pembangunan Gelangga Olahraga Andoolo
Sebagaimana fungsi manajemen sendiri yang
bersama berbagai fasilitas olah raga lainnya akan
secara umum terdiri dari fungsi perencanaan,
memakan cukup banyak biaya. Seperti
pengorganisasian, pengaktifan dan pengontrolan,
pembangunan fasilitas olahraga lain yang pernah
maka manajemen Gelora Andoolo perlu dipadukan
dilakukan oleh pemerintah biasanya lebih
antara misi pelayanan sosial masyarakat dengan
mengalami kesulitan dana pemeliharaannya yang
bisnis yang terjangkau oleh masyarakat. Walaupun
juga tidak murah. Kerusakan dan kehancuran
demikian perlu juga dipertimbangkan bahwa fungsi
fasilitas olahraga tidak dapat dihindari kalau tidak
Gelora Andoolo untuk mengimplementasi
direncanakan manajemen terpadu yang
semboyan “memasyarakatkan olahraga dan
berkelanjutan, baik waktu
mengolahragakan masyarakat” merupakan
pembangunan konstruksi maupun pasca
penunjang misi untuk menghimpun modal sosial
konstruksinya. Pertimbangan ini sangat mendasari
(social capital). Dalam hal perlu dikelompokkan
perancangan Gelora Andoolo. Fasilitas penunjang
komponen-komponen Gelora Andoolo dan
gelora yang dapat laku dalam pemasaran sangat
penunjangnya yang bisa dinikmati atau digunakan
dianjurkan, selain penyewaan ruang dan sarana
masyarakat secara gratis, komponen-komponen

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 159


Metropilar Volume 9 Nomor 2 April 2011

yang bisa digunakan dengan subsidi pemerintah, efisien. Agar pemerintah tidak terlal terbebani
dan kelompok komponen-komponen yang harus urusan manajemen Gelora Andoolo, maka tanggung
dibayar dengan harga penuh apabila digunakan oleh jawab manajemen Gelora dan atau komponen-
siapapun. Selain dari pada itu agar harga karcis komponen olah raga dan penunjangnya dapat
terjangkau masyarakat, maka biaya pembangunan, dikerjasamakan dengan pihak swasta.
pemeliharaan dan operasionalnya juga harus

Tabel 3. Persyaratan Penggunaaan Komponen Gelora Andoolo dan Penunjangnya


Persyaratan Penggunaan
No Komponen
Gratis Subsidi Bayar Penuh
1 Stadion sepak bola dan atletik √
2 Ruang utama GOR (basket, volley, √
bulu tangkis)*
3 Kolam renang* √
4 Tenis lapangan* √
5 Basket di ruang terbuka √
6 Balap motor √
7 Bola sodok* √
8 Bela diri (silat, judo, karate, dsb)* √
9 Masuk Kawasan Gelora Andoolo √
(orang)* √
10 Masuk kendaraan*
11 Rekreasi/OR di halaman Gelora √
12 Resepsi/ konferensi* √
13 Mesjid √
14 Hotel* √
Catatan: *) komponen yang dianggap marketable

Setiap komponen dapat dibangun oleh menikmati dalam penggunaan beberapa komponen
pemerintah atau kerjasama dengan swasta atau oleh secara gratis dan atau subsidi.
swasta penuh yang diperhitungan sebagai saham Prinsip pemerintahan yang baik (good
yang akan diperhitungkan dalam pembagian governance) dan perencanaan partisipatif
keuntungan. Ditinjau dari PAD, Pemerintah (participatory planning) sangat dianjurkan dalam
Kabupaten Konawe Selatan akan mendapatkan manajemen Gelora Andoolo beserta komponen-
pemasukkan disamping dari bagi hasil keuntungan komponen penunjangnya. Secara diagramatis
juga pajak dan retribusi, sedangkan masyarakat ikut organisasi manajemen Gelora Andoolo diusulkan
seperti gambar 4 berikut.
Dewan Komisaris
Bupati Konawe Selatan
Ketua DPRD Kab. Konawe Selatan

Direktur Otorita
Geora Andoolo

Tata Usaha Divisi


Keuangan

Divisi Perenc Divisi Divisi Operasional Divisi Divisi


dan Pemb Pemasaran dan Kerjasama Keamanan
Gelora Pemeliharaan Umum
Gelora

Manajer Manajer Manajer Manajer Manajer


Stadion GOR Kolam Renang Hotel Komponen
Khusus Lainnya

Gambar 4 Diagram Organisasi


Gelora
Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 160
Metropilar Volume 9 Nomor 2 April 2011

REKOMENDASI g. View dan Orientasi Bangunan


A. Faktor Lingkungan Dasar pertimbangan tersebut diterapkan dalam
1) Mengingat rencana fasilitas olahraga Andoolo konsep perancangan site plan Gelora Andoolo
berskala kawasan, maka dalam proses sebagai berikut:
pembangunannya baik pada masa konstruksi Ad.a. Kondisi Site
maupun pascakonstruksi, diharapkan tidak Kondisi site lahan rencana pembangunan
mengabaikan faktor lingkungan sekitarnya, fasilitas olahraga Andoolo yang terpilih adalah
khususnya yang berkenaan dengan masalah lahan yang berlokasi di tengah kota berada pada
pembuangan limbah nantinya. Termasuk di BWK pusat pertumbuhan baru kawasan
dalamnya adalah pelestarian kali yang ada di perkantoran Pemda Konawe Selatan. Hal ini
sekitar kawasan agar tetap dipertahankan dimungkinkan karena selain dapat menekan biaya
sebagai sirkulasi air. pembebasan lahan, juga faktor ketersediaan luasan
areal yang cukup memadai bagi peruntukan proyek
B. Faktor Sosial Budaya ini. Kondisi topografi kawasan relatif berkontur,
Pembangunan Fasilitas olahraga Andoolo namun tidak membutuhkan rekayasa fisik yang
sebaiknya juga memperhatikan faktor penduduk berat.
yang akan menggunakannya serta penduduk secara Ad.b. Pencapaian
keseluruhan, utamanya yang berkaitan dengan Pencapaian site dari kawasan kota (jalan
faktor sosial budaya masyarakat setempat. Dalam poros) diupayakan dengan mudah dan efisien. Hal
hubungan ini, dapat direkomendasikan hal-hal ini dapat memanfaatkan jalan kompleks
sebagai berikut: perkantoran yang sudah ada sebagai jalur
1. Perencanaan Gelora Andoolo seyogyanya pencapaian utama.
menerapkan konsep yang berakar pada kaidah Ad.c. Sirkulasi
dan falsafah arsitektur lokal, sehingga Untuk mewujudkan konsep dinamis-rekreatif,
diharapkan dapat menjadi kebanggaan bagi sirkulasi dalam site dirancang dengan jalur jalan
masyarakat Konawe Selatan khususnya dan perpaduan pola organik dengan kul de sac dengan
sulawesi tenggara pada umumnya, tanpa sistem jalan utama dan jalan sekunder, amun tetap
’menutup diri’ dari perkembangan teknologi mengutamakan pertimbangan interkoneksitas tinggi
moderen. terhadap antar unit fasilitas. Jalur pencapaian utama
2. Seyogyanya Pemerintah Daerah tidak hanya ke tapak dibuat serong ± 45° dengan posisi sumbu
melakukan pengelolaan fasilitas yang ada dalam terhadap gedung stadion utama guna mewujudkan
kompleks gelora, tetapi juga pengelolaan orientasi lapangan sepak bola pada arah utara -
terhadap ruang-ruang di luar yang ada di sekitar selatan.
kawasan. Diprediksi bahwa, keberadaan gelora Rancangan jalan site dibuat dengan wawasan
Andoolo akan menjadi ’magnet’ bagi pelaku fungsionalis, dimana tiap blok ruang mempunyai
ekonomi lokal sehingga diperlukan perangkat fungsi tertentu sehingga kegiatan tidak saling
kebijakan dalam pengaturan pemanfaatan ruang mengganggu, namun kompak.
bagi pelaku kegiatan ekonomi informal di Ad.d. Iklim Setempat
sekitar kawasan gelora. Hal ini dimaksudkan Orientasi bangunan pada site dirancang
agar Kawasan Gelora Andoolo tidak terkesan memanjang Utara – Selatan dengan pertimbangan
semrawut akibat tumbuhnya kegiatan ekonomi utama adalah agar sinar matahari tidak mengganggu
masyarakat setempat di sekitar kawasan yang para pemain dalam melakukan kegiatan olahraga
tidak terkendali. seperti sepak bola, basket, volly, tennis lapangan,
dan atletik.
C. Faktor Arsitektural, Teknis dan Teknologi Ad.e. Prasarana Utilitas Kota
1. Rencana Umum Kompleks Gelora Andoolo Prasarana jaringan listrik, dibuat mengarah ke
Rancangan fisik site plan Gelora Andoolo site plan dengan memanfaatkan jaringan yang
dibuat dengan dasar pertimbangan sebagai sudah ada pada jalur jalan utama kompleks
berikut: perkantoran. Khusus kebutuhan air bersih,
a. Kondisi Site disamping penggunaan air PDAM sedapat mungkin
b. Pencapaian juga diupayakan menggunakan air tanah dalam
c. Sirkulasi sebagai cadangan. Sementara untuk memenuhi
d. Iklim Setempat kebutuhan komunikasi di kawasan fasilitas olahraga
e. Prasarana Utilitas Kota perlu segera dilakukan pembangunan jaringan
f. Dimensi Ruang Fasilitas telekomunikasi.

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 161


Metropilar Volume 9 Nomor 2 April 2011

Ad.f. Dimensi Ruang Fasilitas power hous. Adapun untuk fasilitas lainnya dapat
Fasilitas olahraga yang membutuhkan ruang diprogramkan pada tahap selanjutnya.
yang unik adalah fasilitas arena lomba dayung,
3. Rancangan Arsitektur Fasilitas Olahraga
yaitu membutuhkan ruang yang lurus, dan panjang
Rancangan arsitektur Gedung Stadion Sepak
(minimal 1100 meter). Berdasarkan hal tersebut,
Bola dan Atletik (Stadion) Andoolo diharapkan
maka penempatannya direncanakan pada daerah
dapat memperkuat citra kawasan. Oleh karena itu,
yang memungkinkan. Demikian pula fasilitas
kesamaan tematik kawasan yang adaptif terhadap
stadion, di samping fungsinya sebagai fasilitas bangunan yang telah ada perlu dipertahankan.
sentral, juga membutuhkan ruang yang sangat luas Meskipun demikian, tampilan fasade
secara radial, sehingga ditempatkan pada daerah
arsitekturalnya juga tetap mengakomodir nilai-nilai
tengah kawasan site plan.
modern. Sehingga diharapkan terjadi perpaduan
Ad.g. View dan Orientasi Bangunan yang saling komplementer.
View bangunan sangat mempertimbangkan
dari beberapa arah, antara lain view dari pusat kota, 4. Teknis dan Teknologi
dan dari beberapa fasilitas umum yang ada. Pembangunan Gelora Andoolo juga harus
Orientasi bangunan dominan ke arah timur laut dipertimbangkan dari faktor teknis dan teknologi.
untuk menghadap arah kota. Pintu utama bangunan Yang dimaksud dalam hal ini adalah faktor
stadion ditempatkan pada arah timur serta Gedung kemampuan tenaga kerja lokal dan ketersediaan
Olahraga ditempatkan ke arah timar laut. Untuk peralatan serta material dan bahan bangunan yang
jelasnya tentang master plan Gelora Andoolo secara akan digunakan. Berkaitan dengan hal tersbut,
umum dapat dilihat pada gambar berikut. dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
a. Sedapat mungkin sistem struktur dan konstruksi
2. Rencana Pembangunan Gelora Andoolo Tahap
bangunan gelora menggunakan sistem yang
Awal dapat dikerjakan oleh tenaga-tenaga lokal
Mengingat ketersediaan dana pembangunan namun memenuhi ketentuan Standar Nasional
dan kemampuan masyarakat Kota Andoolo
Indonesia (SNI).
terhadap pembangunan Gelora Andoolo, maka
b. Menggunakan peralatan yang tersedia dalam
mekanisme pembangunannya dilakukan secara
wilayah lokal
bertahap. Fasilitas olahraga yang diprioritaskan
c. Menggunakan material dan bahan bangunan
pelaksanaannya pada tahap awal adalah fasilitas yang mudah diperoleh secara lokal (bukan
olahraga berupa stadion, dan kantor pengelola, serta import).

Gambar 5. Master Plan Kawasan SOR Andoolo


Sumber: Hasil Analisis 2010

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 162


Metropilar Volume 9 Nomor 2 April 2011

KEPUSTAKAAN Ernest & Neuvert, P, 2000. Architects Data, 3ʳͩ


Edition, Blackwall Science, New York.
Attoe, W, & Logan, D, 1989. American Urban Golany, G.S, 1995. Ethics and Urban Design:
Architecture: Catalists in The Design of Culture, Form and Environment, John Wiley
Cities, University of California Press, & Sons, Inc, New York.
Berkeley. Midgley, Rud. 2000. Ensiklopedi Olahraga. Dahara
Bappeda Kabupaten Konawe Selatan, 2008. Prize, Semarang.
Rencana Akhir Pemutahiran Data RTRW Trancik, Roger, 1986. Finding Lost Space, Van
Kab. Konawe Selatan. Nostrand Reinhold Company, New York.

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 163

Anda mungkin juga menyukai