Anda di halaman 1dari 11

p-ISSN : 1411-3597

e-ISSN : 2527-7286 136


DOI : 10.35965/eco.v22i1.1402

Strategi Pembangunan Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan


Kota Belopa Kabupaten Luwu
Infrastructure Development StrategyUrban Settlement Area, Belopa City, Luwu District

Indrajaya*1, Rusida2, Andi Fathussalam Baharuddin1


*
Email: indrajaya1067@gmail.com
1
Fakultas Teknik, Universitas Andi Djemma Palopo
2
Fakultas Pertanian, Universitas Andi Djemma Palopo
Diterima: 10 Januari 2022 / Disetujui: 20 April 2022

ABSTRAK
Hasil analisis Strategi Pembangunan Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan Kota Belopa
Kabupaten Luwu dititik beratkan pada pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang
terintegrasi dengan ketersediaan lahan untuk pembangunan, reklamasi lahan dan rekayasa teknologi
dalam kerangka mendukung pengembangan kawasan permukiman perkotaan, optimalisasi dan
normalisasi sistem jaringan drainase dalam kerangka pengendalian ancaman banjir, efektivitas dan
efisiensi pemanfaatan lahan untuk kebutuhan pengelolaan air limbah perkotaan, pengembangan
kawasan perkotaan Kabupaten Luwu yang bersinergi dengan pengembangan wilayah utara Provinsi
Sulawesi Selatan, peningkatan jaringan jalan lingkungan untuk memudahkan aksesibilitas dan
mobilitas penduduk dan optimalisasi sistem distribusi pelayanan air untuk kebutuhan pertanian yang
diikuti pengendalian pengembangan kawasan permukiman yang bersentuhan langsung dengan
pasang surut air laut.
Kata Kunci: Pembangunan Infrstruktur, Kawasan Perkotaan, Belopa

ABSTRACT
The results of the analysis of the Infrastructure Development Strategy for Urban Settlement Areas in
Belopa City, Luwu Regency, emphasize the development of settlements and urban infrastructure that
are integrated with the availability of land for development, land reclamation and technology
engineering in the framework of supporting the development of urban settlement areas, optimization
and normalization of the drainage network system within the control framework. the threat of
flooding, the effectiveness and efficiency of land use for urban wastewater management needs, the
development of the urban area of Luwu Regency in synergy with the development of the northern
region of South Sulawesi Province, the improvement of the environmental road network to facilitate
accessibility and mobility of the population and optimization of the distribution system of water
services for agricultural needs. followed by controlling the development of residential areas that are
in direct contact with the tides of sea water.
Keywords: Infrastructure Development, Urban Area, Belopa
This work is licensed under Creative Commons Attribution License 4.0 CC-BY International license

A. PENDAHULUAN kota di Indonesia, termasuk kawasan

Fenomena pembangunan kota saat ini permukiman perkotaan di Kabupaten Luwu

secara umum menunjukkan adanya dan secara khusus pada kawasan

ketimpangan dalam berbagai wujud permukiman perkotaan Kota Belopa, hal ini

pembangunan fisik pada kebanyakan kota- disebabkan belum adanya pemikiran terpadu

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 22 Nomor 1, Hal. 136 – 146, Januari – April 2022
137

di dalam perumusan konsep penanganan ke perkotaan (migrasi desa kota) akibat


dan pengembangan, utamanya unsur-unsur faktor daya tarik perkotaan.
pembentuk fisik kota. Ketimpangan ini Fenomena pembangunan kawasan
terutama disebabkan belum adanya tindakan permukiman perkotaan Kota Belopa
pelaksanaan pembangunan kota yang Kabupaten Luwu, diduga akibat tuntutan
didasarkan pada suatu wawasan pembangunan yang cukup tinggi, sehingga
perencanaan dan perancangan kota secara mempengaruhi perkembangan fisik spasial
terpadu dengan menggunakan pendekatan kawasan permukiman perkotaan secara
“Urban Design”. umum. Perkembangan fisik spasial tersebut,
Pembangunan perkotaan kaitannya diyakini merupakan pemicu munculnya
dengan penyiapan infrastruktur akan selalu permasalahan lingkungan, baik lingkungan
berjalan sejajar dengan dinamika biotik, abiotik, sosial, kultural dan ekonomi,
perkembangan dan pertambahan jumlah yang sangat terkait dengan berkembangnya
penduduk. Kondisi ini umumnya terjadi kawasan permukiman kumuh dan kawasan
pada kota-kota utama atau kota besar yang permukiman baru yang berskala besar serta
mengalami perkembangan sangat cepat dan proses perkembangannya secara umum
signifikan. Pertumbuhan penduduk yang terjadi pada kawasan utama (inti) Kota
cukup tinggi tersebut berdampak pada Belopa. Perkembangan kawasan
tingginya kebutuhan akan penyediaan permukiman perkotaan Kota Belopa
infrastruktur. Dengan demikian di Kabupaten Luwu pada dasarnya dapat
identifikasi masalah infrastruktur pada digolongkan atas dua kategori, yaitu: (a)
kawasan permukiman perkotaan, semakin kawasan permukiman yang berkembang
hari semakin kompleks yang disebabkan akibat faktor historis tanpa melalui
oleh berbagai faktor, baik internal maupun mekanisme perencanaan, dan (b) kawasan
eksternal, antara lain; perpindahan permukiman yang berkembang karena
penduduk dari perdesaan ke daerah diciptakan melalui suatu prosedur tertentu
perkotaan dan pengaruh ekonomi global. dalam kerangka pemenuhan kebutuhan akan
Faktor penyebab ekternal yang paling perumahan bagi masyarakat Kota Belopa
menonjol di perkotaan adalah tingginya laju Kabupaten Luwu.
pertumbuhan penduduk yang didominasi Kawasan permukiman perkotaan Kota
oleh perpindahan penduduk dari perdesaan Belopa Kabupaten Luwu secara umum di
identifikasi memiliki keterbatasan jika

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 22 Nomor 1, Hal. 136 – 146, Januari – April 2022
138

ditinjau dari segi aspek fisik, terutama jalan Trans Sulawesi; (2) perkembangan
penyiapan lahan untuk berbagai kegiatan permukiman kumuh pada muara sungai dan
aktivitas sosial ekonomi perkotaan. wilayah pesisir cenderung tak terkendali; (3)
Pengembangan potensi fisik kawasan degradasi fisik lingkungan pada daerah
permukiman perkotaan Kota Belopa aliran sungai dan wilayah pesisir; (4) tingkat
Kabupaten Luwu perlu untuk dioptimalkan pelayanan infrastruktur kawasan
dengan merangsang pertumbuhan kawasan permukiman perkotaan Kota Belopa belum
permukiman khususnya yang bersentuhan memadai.
langsung dengan kawasan ekonomi strategis Selain permasalahan yang disebutkan
yang memiliki potensi yang cukup tinggi di atas, mengindikasikan bahwa dalam
jika dibandingkan dengan perkembangan konteks perencanaan pembangunan
kawasan perkotaan lainnya, sehingga infrastruktur kawasan permukiman
program pembangunan dapat perkotaan Kota Belopa saat ini di
dimaksimalkan sesuai karakteristik dan identifikasi belum terintegrasi dengan
dinamika perkembangan kawasan perangkat kebijakan pembangunan yang
permukiman perkotaan Kota Belopa telah ditetapkan sebagai acuan normatif.
Kabupaten Luwu yang sedang berlangsung. Dengan demikian melalui upaya sinergitas
Pertambahan jumlah penduduk pada dan singkroniasi berbagai perangkat
kawasan permukiamn perkotaan Kota kebijakan pembangunan, khususnya dalam
Belopa berdampak pada peningkatan konteks implementasi program-program
kebutuhan ruang untuk berbagai aktivitas pembangunan infrastruktur kawasan
perkotaan lainnya, pada sisi lain dukungan permukiman perkotaan Kota Belopa,
infrastruktur belum terselenggara secara diharapkan dapat memenuhi tuntutan
maksimal. Kondisi tersebut mendorong masyarakat akan kebutuhan infrastruktur
perkembangan kawasan permukiman yang layak, sehat dan berkelanjutan di masa
perkotaan Kota Belopa yang berlangsung, yang akan datang. Tujuan penelitian ini
cenderung sporadis dan kumuh. Indikasi adalah untuk mengetahui strategi
permasalahan dalam perkembangan pembangunan infrastruktur kawasan
kawasan permukiman perkotaan Kota permuakiman perkotaan Kota Belopa
Belopa yang dapat diamati, antara lain: (1) Kabupaten Luwu.
alih fungsi guna lahan kawasan perkotaan
utamanya pada kawasan sepanjang koridor

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 22 Nomor 1, Hal. 136 – 146, Januari – April 2022
139

B. METODE PENELITIAN untuk mendukung pembangunan


Pendekatan yang digunakan dalam infrastruktur kawasan permukiman
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif perkotaan Kota Belopa Kabupaten Luwu.
baik data primer maupun data sekunder 3. Analisis Data
yang selanjutnya dideskripsikan dalam Analisis data yang digunakan adalah
bentuk kalimat-kalimat yang sesuai dengan metode SWOT. Analisis ini digunakan
pokok masalah yang diteliti. Berdasarkan untuk mengetahui aspek kekuatan
tujuan penelitian yang telah dikemukakan, (strength), aspek kelemahan (weeknees),
maka jenis penelitian ini digolongkan aspek ancaman (threat) dan aspek peluang
kedalam penelitian deskriptif. (opportunity) dalam pembangunan
1. Lokasi dan Waktu Penelitian infrastruktur kawasan permukiman
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan perkotaan Kota Belopa Kabupaten Luwu.
permukiman perkotaan Kota Belopa Analisis SWOT mempunyai formulasi
Kabupaten Luwu yang meliputi 2 (dua) seperti pada Tabel 1 di bawah ini.
kecamatan, yaknik : Kecamatan Belopa dan Tabel 1. Matriks SWOT
EXTERNAL FAKTOR
Belopa Utara. Pemilihan lokasi didasarkan Identification of
Opportunity (O)
Tentukan Faktor-Faktor Peluang Tentukan
Threath (T)
Faktor-Faktor
Factor
Ancaman
Strenght (S) S Vs O S Vs T
pada pertimbangan bahwa kawasan INTERNAL Tentukan Faktor-
Tentukan Program Yang Muncul
Dengan Mempertemukan Kekuatan
Tentukan Program Yang
Muncul Dengan
FAKTOR Faktor Kekuatan (S) Dengan Peluang (O) Mempertemukan Kekuatan
(S) Dengan Ancaman (T)
permukiman perkotaan Kota Belopa Weekness (W) W Vs O
Tentukan Program Yang Muncul
W Vs T
Tentukan Program Yang
Tentukan Faktor- Dengan Mempertemukan Muncul Dengan
Faktor Kelemahan Kelemahan (W) Dengan Peluang Mempertemukan Kelemahan
memerlukan penanganan pembangunan (O) (W) Dengan Ancaman (T)

Sumber : Freddy Rangkuti, 2008


infrastruktur yang mendesak.
2. Sumber Data C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang digunakan berupa data Metode SWOT digunakan untuk
dokumentasi kinerja bidang infrastruktur memaksimalkan kekuatan (strengths) dan
melalui Dinas Permukiman dan Cipta Karya peluang (opportunities), namun secara
Kabupaten Luwu. Data ini diperoleh dari bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
instansi terkait yang relevan serta pustaka (weaknesses) dan ancaman (threats).
yang mendukung penelitian ini. Selain data 1. Strategi Aspek Peluang dan
Kekuatan
sekunder akan diambil pula data primer dari
a. Pengembangan permukiman dan
hasil wawancara dengan pejabat-pejabat
infrastruktur perkotaan yang
lingkup Badan Perencanaan Pembangunan
terintegrasi dengan ketersediaan
Daerah serta pejabat yang berwenang. Data
lahan untuk pembangunan
ini berupa informasi kebijakan–kebijakan

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 22 Nomor 1, Hal. 136 – 146, Januari – April 2022
140

b. Pengembangan kawasan perkotaan 3. Strategi Aspek Ancaman dan


Kekuatan
sesuai daya dukung lingkungan
a. Pengembangan kawasan perkotaan
c. Pengendalian kawasan pesisir dalam
yang diikuti pengendalian alih fungsi
kerangka mendukung pengembangan
guna lahan pertanian secara intensif
kawasan fungsional strategis
b. Penataan kawasan perkotaan dalam
perkotaan
kerangka mendukung produktivitas
d. Pengembangan dan pembangunan
sosial ekonomi
jaringan jalan yang menghubungkan
c. Pengembangan kawasan perkotaan
kawasan permukiman dan sentra-
yang terintegrasi dengan pengendalian
sentra ekonomi produksi
pemanfaatan ruang pada kawasan
e. Pengembangan sistem jaringan
pesisir dan DAS
drainase kawasan perkotaan yang
d. Peningkatan kapasitas badan jalan
terintegrasi
kawasan permukiman perkotaan
2. Strategi Aspek Peluang dan
Kelemahan e. Peningkatan sistem jaringan drainase
a. Reklamasi lahan dan rekayasa kawasan perkotaan
teknologi dalam kerangka mendukung 4. Strategi Aspek Ancaman dan
Kelemahan
pengembangan kawasan permukiman
a. Pengendalian alih fungsi guna lahan
perkotaan
yang diikuti peningkatan intensifikasi
b. Optimalisasi pemanfaatan lahan dalam
lahan pertanian
kerangka mendukung peningkatan
b. Pengembangan permukiman dan
status kota dari PKL menjadi PKW
infrastruktur perkotaan yang diikuti
c. Penataan daerah pasang surut dan
peningkatan daya saing, produktivitas
bantaran sungai yang terintegrasi
dan aktivitas sosial ekonomi
dengan pengembangan kegiatan
c. Pengendalian daerah pasang surut dan
fungsional strategis perkotaan
bantaran sungai yang terintegrasi
d. Pengembangan jalan baru sebagai
dengan pemanfaatan ruang kawasan
jalur alternatif menuju kawasan
perkotaan
perkotaan
d. Peningkatan jaringan jalan lingkungan
e. Optimalisasi dan normalisasi sistem
untuk memudahkan aksesibilitas dan
jaringan drainase dalam kerangka
mobilitas penduduk
pengendalian ancaman banjir

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 22 Nomor 1, Hal. 136 – 146, Januari – April 2022
141

e. Pembangunan sistem jaringan d. Pembangunan sistem drainase yang


drainase sesuai hirarkinya berhirarki pada kawasan perkotaan
Untuk mencapai maksud tersebut, Kota Belopa
upaya yang dilakukan adalah mengarahkan e. Penyediaan sanitasi untuk peningkatan
pengembangan fisik kawasan permukiman kualitas lingkungan kawasan
perkotaan Kota Belopa berdasarkan daya perkotaan Kota Belopa
tampung dan daya dukung lingkungan. f. Penyiapan SDM yang memadai dalam
Matriks Straegi Pembangunan Infrastruktur pembangunan dan pengelolaan
Kawasan Permukiman Perkotaan Kota infrastruktur kawasan perkotaan Kota
Belopa Kabupaten Luwu dapat dilihat pada Belopa
penjelasan Tabel 2. Sedangkan strategi 2. Strategi Peningkatan Kelestarian
Fungsi Lingkungan
umum penanganan infrastruktur Kawasan
Strategi yang dapat ditempuh untuk
Permukiman Perkotaan Kota Belopa
mempertahankan daya dukung dan
Kabupaten Luwu adalah sebagai berikut :
kelestarian fungsi lingkungan sebagai
1. Strategi Pengembangan
Infrastruktur Kawasan berikut:
Permukiman Perkotaan Kota a. Meningkatkan kepedulian masyarakat
Belopa
melalui pemahaman fungsi ekosistem
Kebijakan pengembangan
lingkungan pada kawasan perkotaan
infrastruktur sebagai berikut:
Kota Belopa
a. Peningkatan kualitas jaringan jalan
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk mendukung aktivitas dan
akan besarnya manfaat dan fungsi
kegiatan penduduk kawasan perkotaan
lingkungan sebagai modal dasar
Kota Belopa
pembangunan di kawasan perkotaan
b. Peningkatan kualitas sistem
Kota Belopa
pengelolan prasarana persampahan
c. Meningkatkan upaya pembinaan,
untuk mendukung kebersihan kawasan
pengawasan, dan penegakan
perkotaan Kota Belopa
peraturan sebagai produk perangkat
c. Pengembangan sistem penyediaan air
hukum di lapangan pada kawasan
minum untuk mendukung aktivitas
perkotaan Kota Belopa
kawasan perkotaan Kota Belopa
3. Strategi Pengelolaan Lingkungan
Strategi dasar pengelolaan lingkungan
hidup yang akan dikembangkan adalah

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 22 Nomor 1, Hal. 136 – 146, Januari – April 2022
142

bagaiman memanfaatkan sumberdaya alam 7) Larangan perdagangan spesies


dan lingkungan secara optimal dan (tertentu)
berkesinambungan, dengan tetap b. Kebijakan Program/Proyek
memelihara kelestariannya. Strategi ini Kebijakan program atau proyek
dapat dicapai melalui pengembangan menunjuk pada kegiatan yang spesifik ,
berbagai kebijakan yang akan diterapkan dengan fokus pada kegiatan-kegiatan yang
pada berbagai sektor pembangunan. Secara dirancang untuk memperbaiki atau merubah
umum, kebijakan-kebijakan pengelolaan praktek pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan hidup dapat dikembangkan lingkungan. Kebijakan ini antara lain berupa
melalui beberapa opsi seagai berikut; proyek-proyek atau program-program:
kebijakan regulasi, kebijakan 1) Pengelolaan air, konsevasi lahan dan
program/proyek dan kebijakan kelembagaan pengendalian erosi
a. Kebijakan Regulasi 2) Pengelolaan SDA
Kebijakan regulasi (pengaturan) 3) Pengelolaan lingkungan
melalui peraturan perundang-undangan 4) Pelayanan penyuluhan dan
menunjuk kepada instrumen yang pengembangan masyarakat
ditegakkan pemerintah bertujuan untuk c. Kebijakan Kelembagaan
mengendalikan pemanfaatan ekosistem oleh Kebijakan ekonomi menunjuk pada
pengguna. Instrumen ini antara lain dapat pilihan lain yang berhubungan langsung
digunakan dalam: dengan invesatasi umum atau yang
1) Pengendalian zonasi (seperti bertujuan untuk memperbaiki atau merubah
memetakan zona-zona yang berbeda, kekuatan pasar untuk mempengaruhi
menjelaskan fungsi atau tujuan zona perilaku. Instrumen ekonomi yang dapat
dan merinci kriteria teknis yang digunakan antara lain; investasi langsung,
mendasari penetapan zona). insentif dan disinsentif.
2) Pengendalian lingkungan (intervensi Strategi khusus penanganan
hutan lindung, penebangan hutan infrastruktur Kawasan Permukiman
bakau). Perkotaan Kota Belopa Kabupaten Luwu
3) Baku mutu adalah sebagai berikut :
4) AMDAL, UKL, UPL, dan sebagainya 1. Pengembangan Pusat Informasi
Untuk Layanan Publik
5) Taraf pencemaran
Pengembangan pusat informasi dan
6) Pengelolaan limbah
layanan publik ditujukan untuk memberikan

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 22 Nomor 1, Hal. 136 – 146, Januari – April 2022
143

kemudahan akses kepada masyarakat dalam Pengembangan tata cara


hal: pengawasan dan pengendalian
a. Informasi tentang rencana tata ruang pembangunan dalam hal:
terhadap kawasan yang diizinkan a. Prinsip dasar pengawasan yang
dalam kegiatan pembangunan. dilaksanakan oleh instansi yang
b. Informasi yang terkait dengan memberikan izin sebagai dasar
penyediaan lahan (harga, lokasi dan pengawasan.
status). b. Prosedur pengawasan dilakukan
c. Informasi tentang lokasi terlarang berdasarkan ketentuan perundangan
untuk dikembangkan antara lain; yang berlaku di Kabupaten Luwu.
kawasan hutan lindung dan bantaran c. Dilakukan dalam rangka tertib
sungai. pembangunan serta pencapaian mutu
d. Informasi tentang ketersediaan sumber konstruksi.
pembiayaan yang dapat diakses untuk d. Penetapan sanksi bagi pelanggaran
setiap segmen masyarakat. dan pemberian insentif bagi pemberi
e. Prosedur dan tata cara perizinan manfaat yang diatur melalui peraturan
mendirikan bangunan baik kolektif daerah bagi setiap pelanggaran yang
maupun perorangan diduga akan terjadi
2. Penyederhanaan dan Perampingan Dalam pelaksanaan pembangunan
Prosedur Perizinan Pembangunan
infrstruktur Kawasan Permukiman
Penyederhanaan dan perampingan
Perkotaan Kota Belopa Kabupaten Luwu,
prosedur perizinan pembangunan
tiga hal pokok yang perlu mendapat
menyangkut:
perhatian dan pengkajian lebih lanjut untuk
a. Jenis perizinan yang harus ditempuh
mendukung kelancaran pelaksanaan
dalam proses pembangunan.
pembangunan sebagai berikut:
b. Tata cara pengajuan perizinan dan
1. Pengelolaan Administrasi dan
kelengkapannya. Aparatur Pelaksanaan
c. Waktu penyelesaian dan besaran Perencanaan, pelaksanaan, dan
pembiayaan. pembiayaan pembangunan melibatkan
d. Instansi penunjang yang terkait banyak instansi dan berbagai bagian dan
dengan setiap izin. sektor. Kebijakan suatu instansi sering
3. Pengembangan Tata Cara menimbulkan dampak atas instansi lainnya.
Pengawasan dan Pengendalian
Atas dasar itu, maka penting sekali adanya

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 22 Nomor 1, Hal. 136 – 146, Januari – April 2022
144

komunikasi antar instansi mengenai mekanisme kewenangan yang lebih besar


informasi. Mekanisme komunikasi dari tingkat yang lebih tinggi kepada tingkat
antarinstansi yang baik untuk memberi yang lebih rendah. Terpusatnya proses
peringatan secara dini kepada yang pengambilan keputusan pada suatu simpul,
berkepentingan mengenai rencana-rencana tidak membantu percepatan pelaksanaan
instansi lainnya. Mekanisme harus program-program pembangunan yang akan
didasarkan pada informasi yang jelas dilaksanakan.
mengenai program dan proyek Sebagai pendahuluan dari pelimpahan
pembangunan, daripada sekedar pernyataan kewenangan, kemungkinan pengaturan
mengenai kebijaksanaan yang bersifat pelaksanaan atas berbagai perangkat
umum, dan program serta proyek yang pemerintahan harus dijejaki. Cara ini akan
harus diajukan untuk dibahas sebelum memberikan manfaat ganda selain
membuat suatu komitmen yang tegas. Perlu memperkuat kemampuan teknis peringkat
diperkenalkan suatu mekanisme koordinasi yang lebih rendah melalui latihan bidang
perencanaan yang terpadu. Suatu proses pekerjaan, juga memberi kesempatan kerja
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kepada perangkat yang lebih tinggi untuk
jangka menengah dengan menggunakan mendapatkan pengertian yang lebih jelas
program-program yang berkesinambungan mengenai tujuan dan maksud perangkat
(rolling plan) selama beberapa tahun yang lebih rendah, dan memperoleh
sebagai dasar suatu organisai. keterangan yang lebih baik mengenai
Dalam bidang administrasi biaya kemampuan mereka untuk mencapai tujuan
pembangunan dikembangkan suatu sistem pembangunan.
keterpaduan program pelaksanaan yang 2. Pengelolaan Lingkungan
efisien dan efektif. Hal ini berarti diperlukan Pembinaan dan pengelolaan dan
suatu pedoman sebagai landasan, sejak dari persoalan lingkungan dihadapkan kepada
proses pembangunan, pelaksanaan di masalah pokok sebagai berikut :
lapangan, pengawasan, monitoring, dan a. Perkembangan suatu kawasan
pengendalian pembangunan sampai pada perkotaan tidak sepenuhnya atas dasar
tahap evaluasi sebagai umpan balik program potensi akan tetapi karena tuntutan
pembangunan. Harus dihindari simpul- fungsi secara regional maupun lokal.
simpul birokrasi yang berkepanjangan. Hal ini akan berdampak pada
Selama periode perencanaan perlu diatur terjadinya kesenjangan antara

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 22 Nomor 1, Hal. 136 – 146, Januari – April 2022
145

kesempatan memenuhi tuntutan bersifat kepentingan umum sesuai


pembangunan dengan perkembangan dengan prioritas yang telah ditetapkan
aspirasi masyarakat. (jalan, jembatan, sekolah, pasar,
b. Kemampuan Pemda dan masyarakat terminal dan sebagainya). Ini berarti
yang terbatas dalam menunjang bahwa pemerintah harus pada posisi
pembangunan, menimbulkan "memimpin" (leading).
kecenderungan untuk memanfaatkan b. Yang bersifat tidak langsung, agar
lahan dan potensi sumberdaya alam pembangunan yang dilaksanakan
lain secara berlebihan. Kondisi ini langsung oleh pemerintah dapat
kemudian kembali menjadi masalah menimbulkan rangsangan-rangsangan
bagi masyarakat dan dampak pembangunan lain sesuai dengan
lingkungan yang akan ditimbulkan. rencana maka perlu diambil langkah-
3. Peran Pemerintah dan Masyarakat langkah seperti; penyuluhan,
Berhasilnya tidaknya pelaksanaan bimbingan kepada masyarakat, dan
pembangunan infrastruktur di Kawasan penyusunan/penyempurnaan
Permukiman Perkotaan Kota Belopa peraturan-peraturan baik yang bersifat
Kabupaten Luwu akan sangat tergantung memberikan inisiatif (rangsangan)
pada usaha pemerintah dan masyarakat. maupun bersifat menghambat/
Untuk dapat mewujudkan kondisi tersebut, membatasi pembangunan oleh
perlu dihayati kegunaan dan manfaatnya, masyarakat.
baik bagi Pemerintah Daerah, swasta, Masyarakat baik melalui jalur formal
maupun oleh seluruh lapisan masyarakat maupun non formal terus ditingkatkan
terlebih lagi menyangkut pengembangan kesadaran akan hal dan tanggung jawabnya
fasilitas sosial ekonomi, seyogyanya dan peran sertanya pada pembangunan atas
dikembangkan pusat-pusat aktivitas baru dasar kebersamaan kepentingan serta
untuk melayani beberapa kawasan yang tujuan.
dipersiapkan sebagai pusat kegiatan. Peran
D. KESIMPULAN DAN SARAN
pemerintah dan masyarakat yang dimaksud
Berdasarkan hasil pembahasan dapat
sebagai berikut:
disimpulkan bahwa pengembangan
a. Yang bersifat langsung, pemerintah
permukiman dan infrastruktur perkotaan
menanamkan dana dan biaya untuk
yang terintegrasi dengan ketersediaan lahan
pembangunan infrastruktur yang
untuk pembangunan. Pengendalian kawasan

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 22 Nomor 1, Hal. 136 – 146, Januari – April 2022
146

pesisir dalam kerangka mendukung Jasa, Infomatek volume 5 Nomor 3


September 2003, Bandung
pengembangan kawasan fungsional strategis Tamin, Ofyar dan Frazila, 1997. Penerapan
perkotaan. Reklamasi lahan dan rekayasa Konsep Interaksi Tata Guna Lahan
Sistem Transportasi Dalam Perencanaan
teknologi dalam kerangka mendukung Sistem Jaringan Transportasi. Dalam
Jurnal PWK Vol. 8, No. 3.
pengembangan kawasan permukiman Warpani S. 1984. Analisis Kota dan Daerah.
perkotaan. Optimalisasi dan normalisasi Institut Teknologi Bandung, Bandung.

sistem jaringan drainase dalam kerangka


pengendalian ancaman banjir serta
Efektivitas dan efisiensi pemanfaatan lahan
untuk kebutuhan pengelolaan air limbah
perkotaan

DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, R. 2007. Pembangunan Kawasan
dan Tata Ruang. Seruni, Makassar
Ambardi, U.M. 2002. Pengembangan Wilayah
dan Otonomi Daerah, Kajian Konsep dan
Pengembangan, Pusat Pengkajian
Kebijakan Teknologi Pengembangan
Wilayah, Jakarta.
Amien, Mappadjantji. 2002. Penataan Ruang
Untuk Pembangunan Wilayah, Pusat
Studi Sumberdaya Alam dan Lingkungan,
Lembaga Penelitian UNHAS, Ujung
Pandang.
Bintarto, R. 1983. Interaksi Desa Kota. Ghalia
Indonesia, Jakarta
Djakapermana, R.D. 2010. Pengembangan
Wilayah Melalui Pendekatan Kesisteman,
Bogor : IPB Press
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian,
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
Jhingan M.L. 2012. Ekonomi Pembangunan dan
Perencanaan. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Kartasasmita, Ginanjar. 1996. Pembangunan
Untuk Rakyat Mamadukan Pertumbuhan
dan Pemerataan, Pustaka Cidesindo,
Jakarta
Rangkuti, Freddy. 2008. Analisis SWOT.
Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Syarifudin L. 2003. Studi Pemilihan Subsektor
Jasa Unggulan Dalam Rangka
Mendukung Kota Bandung Sebagai Kota

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 22 Nomor 1, Hal. 136 – 146, Januari – April 2022

Anda mungkin juga menyukai