Anda di halaman 1dari 16

RP2KPKPK KOTA LANGSA 2020-2024

BAB II
• Masih rendahnya fasilitasi penataan dan rehabilitasi lingkungan permukiman kumuh dan
lingkungan permukiman tradisional;

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN • Pemenuhan kebutuhan permukiman bagi penduduk golongan menengah kebawah yang layak

PERMUKIMAN PERKOTAAN
huni dan sehat;
• Peningkatan prasarana dan sarana penunjang perumahan dan permukiman;
• Pembangunan perbaikan perumahan dan permukiman serta pengadaan air bersih dan tempat
2.1 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN pembuangan sampah.

Kota Langsa dan perkembangannya adalah sesuatu yang tidak terpisahkan satu sama lain. Kawasan
Secara umum, isu strategis pembangunan permukiman perkotaan terbagi menjadi empat sektor, yaitu
perkotaan dengan kompleksitas kegiatannya ini akan terus berkembang dari waktu ke waktu dan
pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum serta
meliputi semua bidang pembangunan. Adanya perkembangan di kawasan perkotaan ini akan menjadi
pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari air limbah, persampahan dan
daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk berdomisili dan melakukan aktivitas ekonominya di
drainase. Secara lebih terperinci, isu-isu strategis pembangunan perumahan dan permukiman kumuh
kawasan perkotaan tersebut. Hal ini mengakibatkan terjadinya migrasi yang menambah beban
yang ada di Kota Langsa dapat dikaji dalam aspek permukiman, jalan, drainase, sanitasi, air minum,
kawasan perkotaan baik dari sisi ruang maupun intensitas aktivitas.
persampahan, proteksi kebakaran dan ruang terbuka hijau. Upaya penanganan perumahan dan

Meningkatnya jumlah penduduk dan intensitas aktivitas pada kawasan perkotaan ini perlu untuk permukiman kumuh ini difokuskan pada upaya peningkatan kualitas di kawasan perkotaan, sehingga

disikapi dan diantisipasi lebih awal oleh pemerintah daerah terkait. Hal ini perlu dilakukan mengingat pertimbangan isu strategis ini diperlukan dalam rangka untuk memecahkan permasalahan pada

fenomena tersebut dapat membangkitkan banyak permasalahan perkotaan terutama yang terkait perumahan dan permukiman perkotaan. Adapun isu strategis pembangunan permukiman perkotaan di

dengan ketersediaan dukungan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Kota Langsa adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Isu Strategis Pembangunan Perumahan dan Permukiman Kota Langsa
Merujuk pada dokumen RP3KP Kota Langsa, dalam hal pengembangan Sektor Perumahan dan Kawasan
Permukiman di Kota Langsa, ada beberapa isu yang turut mempengaruhi hal tersebut, diantaranya: NO ASPEK ISU STRATEGIS
1 PERMUKIMAN 1. Transmigrasi yang menyebabkan terpusatnya pengembangan pada
• Masalah pembebasan lahan; kawasan perkotaan sehingga mempersulit dalam pemetaan
pembangunan permukiman. Kendala ini akan lebih berat jika antara
• Kota Langsa merupakan kawasan rawan banjir;
pusat kegiatan dengan wilayah hinterlandnya tidak didukung dengan
• Terbentuk kawasan kumuh (terutama di daerah pusat kota); aksesbilitas yang memadai.
2. Semakin mahalnya nilai lahan di perkotaan untuk perumahan dan
• Pengembangan Kota Langsa masih terkonsentrasi di pusat Kota; permukiman yang menyebabkan timbulnya kawasan kumuh baru.
• Permasalahan yang paling mendasar dari ketersediaan utilitas, seperti jalan, air bersih, drainase, 3. Adanya SK Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kota Langsa
berdasarkan SK Walikota Nomor 440/663/2018 Tahun 2018 Tentang
pembuangan limbah dan pembuangan sampah; Penetapan Lokasi Perumahan Dan Permukiman Kumuh dengan luas
• Sebagian besar penduduk Kota Langsa belum terakses oleh PDAM. 532,729 Ha.
4. Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) pada tahun 2015 sebanyak 2.186
unit / 10,5 % di Kota Langsa, sedangkan Rumah Tidak Teratur
Selain itu, juga ditemukan beberapa isu strategis dalam Sektor Perumahan dan Kawasan Permukiman
sebanyak 16.413 unit /43,54% (data Baseline Kotaku tahun
di Kota Langsa, seperti: 2015/2016).

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


II-1
RP2KPKPK KOTA LANGSA 2020-2024

NO ASPEK ISU STRATEGIS NO ASPEK ISU STRATEGIS


2 JALAN 1. Kondisi jalan lingkungan yang tidak layak di Kota Langsa pada tahun 7 PROTEKSI • Sarana proteksi kebakaran ada untuk skala pelayanan tingkat
2015 masih terdapat sekitar 269,332 km/ 26,3% jalan yang rusak (data KEBAKARAN kabupaten belum memiliki sarana proteksi kebakaran untuk skala
Baseline Kotaku tahun 2015/2016). gampong dan dusun.
2. Kondisi jalan lingkungan yang tidak memiliki saluran samping • Sebanyak 90% area permukiman belum memiliki sarana/prasarana
sepanjang 77,731 Km/15,67 % (data Baseline Kotaku tahun proteksi kebakaran di Kota Langsa
2015/2016). Sumber: Hasil review dan analisis penyusun RP2KPKP, 2017
3. Antara pusat perkembangan perkotaan telah terlayani oleh jaringan
jalan yang memadai dan baik. Selain itu, oleh sebab tingkat kepadatan bangunan rumah di pusat kota sudah cukup padat, maka
4. Jalan antar gampong masih memerlukan pengembangan/mengingat penanganan yang dimungkinkan untuk dilakukan adalah dengan melakukan ekstensifikasi dari kawasan
kontruksi jaringan jalan yang memadai di dalam permukiman. pusat kota sehingga mencapai kepadatan yang layak bagi penyediaan fasilitas-fasilitas permukiman.
3 DRAINASE 1. Terdapat 120,456 Km/23% drainase memiliki kualitas yang buruk dan
181 Ha (5%) permukiman terdapat genangan ketika hujan turun (data Untuk dapat melakukan ekstensifikasi tersebut, maka perlu dilaksanakan:
Baseline Kotaku tahun 2015/2016). • Pengembangan kawasan permukiman baru untuk kawasan pusat kota Langsa.
2. Beberapa ruas jalan tidak dilengkapi oleh jaringan drainase baik
• Pengembangan permukiman bagi kebutuhan masyarakat yang menyebar di lima kecamatan.
jaringan sekunder maupun tersier di beberapa ruas Kota Langsa.
3. Sebagian besar drainase mengalami penyumbatan atau pendangkalan
(sedimentasi).
4. Sebagian wilayahnya mengalami rob dan banjir di permukiman dekat
2.2 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
laut bagian pantai. Berdasarkan UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman
4 SANITASI 1. Akses terhadap sanitasi di Kota Langsa sebanyak 25.448 unit/98%
rumah memiliki akses jamban pribadi (data Baseline Kotaku tahun didefenisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan
2015/2016) yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di
2. Sebanyak 23,244 unit/94% rumah memiliki jamban sesuai persyaratan
teknis. kawasan perkotaan atau perdesaan. Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan
3. Perlu digalakkan peningkatan kesadaran masyarakat untuk permukiman kawasan perkotaan yang terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan
mendapatkan sistem pengelolaan air limbah dan sanitasi yang lebih
baik. peningkatan kualitas permukiman kumuh. Sedangkan untuk pengembangan kawasan permukiman
4. Pengusulan IPAL dan jaringan air limbah Kota Langsa kepada pihak perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan
yang berkopenten menangani masalah sanitasi tersebut.
serta desa tertinggal.
5 AIR MINUM 1. Pelayanan air minum terhadap penduduk di Kota Langsa yang
dilakukan oleh PDAM. Tirta Kenumeneg telah mencapai 89% dengan
Isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah :
pemakaian air rata-rata adalah 20 M3/KK/bulan.
2. Sebanyak 21.717 unit/7% rumah terpenuhinya kebutuhan air bersih 1. Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi terhadap
(60 liter/hari/orang) (data Baseline Kotaku tahun 2015/2016).
perubahan iklim;
3. Sebanyak 11.689 unit/20% rumah tidak terlayani jaringan air yang
layak (data Baseline Kotaku tahun 2015/2016).
2. Percepatan pencapaian target SDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumah tangga kumuh perkotaan;
6 PERSAMPAHAN 1. Jumlah objek pelayanan untuk pengangkutan ini adalah sekitar 50.000
rumah/toko/kantor/dll dengan frekuensi pelayanan sebagai berikut : 3. Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-program Direktif Presiden yang tertuang dalam
Jalan Utama : 2 – 4 kali/hari, Desa yg membayar retribusi: 1 – 2 hari
sekali, Desa yang tidak membayar retribusi: 1 – 7 hari sekali. MP3EI dan MP3KI;
2. Persampahan Kota Langsa saat ini tersebar di 5 (lima) kecamatan dan
memiliki kapasitas rata-rata ± 120 ton perhari. 4. Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, provinsi papua dan Provinsi
3. Sebanyak 3.920 unit/KK atau 30% rumah yang sampahnya terangkut Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan;
ke TPA minimal 2 kali seminggu (data Baseline Kotaku tahun
2015/2016). 5. Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin;

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


II-2
RP2KPKPK KOTA LANGSA 2020-2024

6. Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang bertambah, Adapun untuk inventarisasi dokumen kebijakan dan sektoral di Kota Langsa yang akan menjadi dasar
tingginya kemiskinan penduduk perkotaan dan bertambahnya kawasan permukiman kumuh; dan menjadi pertimbangan penting dalam rencana pembangunan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Kebijakan Pembangunan Pembangunan Perumahan Dan Permukiman Kota Langsa
7. Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun;
ADA/
NO DOKUMEN KETERANGAN
8. Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan TIDAK
1 RTRW Kota Langsa ADA Qanun No 12 Tahun 2013,
permukiman;
Qanun tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Langsa Tahun 2012-2032.
9. Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan permukiman dan
2 RPJP Kota Langsa ADA Qanun No. 02 Tahun 2013 Qanun RPJP Kota
ditambah belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat Langsa untuk tahun 2007 - 2027
organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan
3 RPJMD Kota Langsa ADA Qanun No. 06 2018 RPJM untuk tahun 2017 -
perumahan dan permukiman. 2022
4 RPIJM Kota Langsa ADA RPIJM Bidang CK Tahun 2017-2021
Kebijakan dan program pembangunan perumahan dan kawasan permukiman secara nasional juga telah 5 RP3KP Kota Langsa ADA TA 2013
tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana Pembangunan Jangka 6 SSK Kota Langsa ADA Perpres No. 185 Tahun 2014 tentang
Percepatan Penyediaan Air Minum dan
Menengah (RPJM) Nasional, serta dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perumahan Rakyat. Sanitasi
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional yang disusun dengan mengacu pada UU No 17 Lebih rinci, overview kebijakan dan program pembangunan sebagai upaya dalam mewujudkan target
pembangunan tersebut di atas, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tahun 2007, menyebutkan bahwa penyediaan perumahan sebagai kebutuhan hunian menjadi
tantangan yang perlu menjadi prioritas untuk diantisipasi dalam rangka perwujudan tujuan
pembangunan nasional 25 tahun ke depan. Hal ini disebabkan karena adanya pertambahan jumlah
penduduk sehingga meningkatnya kebutuhan perumahan.

Selain itu, dalam Lampiran Buku-1 Prioritas Nasional telah disebutkan bahwa terdapat 11(Sebelas)
Prioritas Nasional yang bertujuan untuk menjawab sejumlah tantangan yang dihadapi oleh bangsa dan
negara di masa mendatang. Satu diantaranya adalah prioritas infrastruktur, yang mana terkait dengan
penyediaan perumahan. Salah satu substansi inti program aksi bidang infrastruktur tersebut adalah
pembangunan perumahan rakyat, yang terdiri dari Pembangunan Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi,
Rusunami dan twin block berikut fasilitas pendukung kawasan permukiman yang dapat menampung
keluarga yang kurang mampu.

Untuk Kota Langsa sendiri, kajian kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman Kota Langsa
dilaksanakan dalam rangka untuk mensinkronkan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah setempat
dengan rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan di Kota Langsa.
Inventarisasi dokumen kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman beserta dengan
dokumen sektoral penunjang lainnya diperlukan dalam rangka untuk mensinkronkan segala kebijakan
yang terkait dalam rangka perencanaan pembangunan kawasan.

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


II-3
RP2KPKPK KOTA LANGSA 2020-2024

Tabel 2.3 Overview Kebijakan Dan Program Pembangunan Kota Langsa


No. SUMBER/ DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN
1 RTRW Kota Langsa 2012-2032 VISI: Mewujudkan Langsa Menjadi Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai Kebijakan penataan ruang Kota Langsa:
Kota Berperadaban dan Islami dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26
• Peningkatan peran dan fungsi kota
Tahun 2007 dan terkait dengan kebijakan
• Pengembangan sarana dan prasarana kota secara
pembangunan perumahan dan permukiman:
merata ke seluruh wilayah kota
MISI terkait dengan kebijakan
• Berkelanjutan; kualitas lingkungan fisik Strategi penataan ruang wilayah Kota Langsa:
pembangunan perumahan dan
dapat dipertahankan bahkan dapat
permukiman:
ditingkatkan, tidak hanya untuk 1. Strategi peningkatan peran dan fungsi kota
Kedelapan: Meningkatkan kepentingan generasi saat ini, namun juga meliputi:
pembangunan sarana dan prasarana generasi yang akan datang. - meningkatkan peran dan fungsi kota
wilayah guna mendukung percepatan sebagai kota pendidikan;
pembangunan dan pengembangan - meningkatkan peran dan fungsi kota
wilayah. sebagai kota perdagangan dan jasa; dan
- meningkatkan peran dan fungsi kota
sebagai kota agro industri.
Kesepuluh: Memperbaiki dan
meningkatkan kualitas infrastruktur 2. Strategi pengembangan sarana dan prasarana
seperti jalan, jembatan, drainase, kota secara merata ke seluruh wilayah kota
tanggul, listrik, air bersih, transportasi, meliputi:
ICT, internet dan perbaikan - meningkatkan kualitas, jangkauan dan
pemukiman rakyat yang layak huni keterpaduan sistem jaringan transportasi;
serta penataan lingkungan hidup yang - mengembangkan sistem jaringan
serasi dan lestari. telekomunikasi;
- meningkatkan sistem jaringan energi;
- mengembangkan sistem jaringan prasarana
sumber daya air, yaitu sistem jaringan sumber
daya air lintas kabupaten/kota, wilayah sungai,
sistem jaringan irigasi, sistem jaringan air baku
untuk air bersih, dan sistem pengendalian
banjir; dan
- mengembangkan jaringan infrastruktur
perkotaan yang terdiri dari sistem penyediaan
air minum, sistem pengelolaan air limbah,
sistem persampahan, sistem drainase,
penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan
sarana jaringan jalan pejalan kaki, dan jalur
evakuasi bencana.

2 Rencana Pembangunan Jangka Panjang VISI: Terwujudnya Kota Langsa Sebagai • Mempercepat pembangunan infrastruktur;
(RPJP) Kota Langsa 2007 - 2027 Pusat Perdagangan dan Industri, • Mempersiapkan tenaga kerja lokal yang
disertai Masyarakat yang maju dan terampil dan berkualitas;
Islami.

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


II-4
RP2KPKPK KOTA LANGSA 2020-2024

No. SUMBER/ DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN
MISI terkait dengan kebijakan
pembangunan perumahan dan
permukiman:

Kedua : Maju dibidang kesehatan,


sehingga masyarakat mampu
memberikan kontribusinya yang
optimal dalam proses pembangunan
daerah

3 Rencana Pembangunan Jangka VISI: Langsa Kota Jasa yang Sasaran dalam misi ketiga: Strategi & Arah kebijakan untuk mewujudkan misi
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Berperadaban dan Islami. ketiga:
Terselenggaranya Perencanaan dan
Langsa 2017-2022
Pemanfaatan Ruang sesuai dengan Rencana • Meningkatkan Survey dan Pemetaan serta
Pola Ruang Penyusunan Perencanaan Tata Ruang
MISI terkait dengan kebijakan
• Meningkatkan Kesesuaian dan Pengawasan
pembangunan perumahan dan
Pemanfaatan Ruang
permukiman:
Sasaran dalam misi ketujuh:

• Mempercepat Penyediaan Infrastruktur Strategi & Arah kebijakan untuk mewujudkan misi
Ketiga: Melanjutkan penataan kota Daerah Dalam Rangka Memfasilitasi ketujuh:
untuk menciptakan lingkungan yang Kebutuhan Dasar Masyarakat
• Meningkatkan Pembangunan Jalan dan
bersih, hijau, sehat, indah dan nyaman • Tersedianya Jaringan Jalan yang
Jembatan
Terhubung dengan Baik
• Memelihara Kualitas Prasarana Jalan dan
• Tersedianya Saluran Drainase/Gorong-
Ketujuh: Melanjutkan pembangunan Jembatan di Kawasan Perkotaan
Gorong dan Talud/Turap/Bronjong yang
infrastruktur guna mendukung • Melanjutkan Pembangunan dan Peningkatan
Berfungsi dengan Baik
Jalan Lingkar Utara dan Lingkar Selatan
percepatan pembangunan dan • Meningkatnya Jumlah Instalasi Pengolahan
pengembangan wilayah • Pemeliharaan Jalan yang Rusak dan
Air Limbah
Peningkatan Jalan di Gampong-Gampong
• Terselenggaranya Pembangunan
• Meningkatkan Pembangunan
Infrastruktur Lingkungan Pemukiman
Drainase/Gorong-
Penduduk Perdesaan
• Gorong/Talud/Turap/Bronjong
• Meningkatnya Realisasi Fisik
• Meningkatkan Sarana dan Prasarana Air
Pembangunan Infrastruktur
Limbah
• Melanjutkan Pembangunan Sanitasi dan Air
Bersih Berbasis Komunitas untuk
Perkampungan Warga Berpendapatan Rendah
• Meningkatkan Penataan Lingkungan
Pemukiman Penduduk Perdesaan
• Meningkatkan Pembangunan Sarana dan
Prasarana Rumah Sehat Sederhana

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


II-5
RP2KPKPK KOTA LANGSA 2020-2024

No. SUMBER/ DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN
4 RENCANA PROGRAM INVESTASI VISI: Mewujudkan Langsa Menjadi Sasaran dalam misi ketiga: Strategi & Arah kebijakan untuk mewujudkan misi
JANGKA MENENGAH (RPIJM) Bidang Kota Berperadaban dan Islami ketiga:
• Peningkatan kualitas infrastruktur, dalam
Cipta Karya Kota Langsa 2017-2021
mendukung percepatan pengembangan • Meningkatkan kualitas infrastruktur, meliputi
kota dan wilayah jalan, jembatan, drainase, tanggul, listrik,
MISI terkait dengan kebijakan
• Peningkatan kualitas pelayanan transportasi, ICT, dan internet dalam
pembangunan perumahan dan
transportasi yang efektif dan efisien yang mendukung percepatan pengembangan kota
permukiman:
menghubungkan antargampong dan antar dan wilayah
wilayah • Meningkatkan kualitas pelayanan transportasi
• Pembangunan jaringan air bersih dalam yang efektif dan efisien yang menghubungkan
Ketiga: Mewujudkan pembangunan
upaya meningkatkan pemerataan antargampong dan antarwilayah
infrastruktur berkualitas guna
distribusi air bersih bagi masyarakat dan • Membangun jaringan air bersih yang integral
mendorong percepatan
mendukung percepatan pencapaian dan terpadu dalam upaya meningkatkan
pengembangan kota dan wilayah;
tujuan pembangunan milenium (Millenium pemerataan distribusi air bersih bagi
Development Goal/MDGs dan SDGs) masyarakat dan mendukung percepatan
Keempat: Mewujudkan permukiman • Peningkatan kualitas sistem jaringan pencapaian tujuan pembangunan milenium
drainase dalam upaya pengendalian banjir (Millenium Development Goal/MDGs)
masyarakat yang layak huni dan
menata lingkungan hidup yang serasi di wilayah perkotaan • Mengembangkan sistem jaringan drainase
dan lestari. • Peningkatan kualitas sarana dan prasarana secara terpadu dalam upaya pengendalian
persampahan banjir di wilayah perkotaan
• Meningkatkan ketersediaan sarana dan
prasarana persampahan
Sasaran dalam misi keempat: • Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah
dalam perencanaan transportasi kota
• Penyediaan sarana dan prasarana
• Meningkatkan cakupan program PNPM Mandiri
permukiman masyarakat yang
perkotaan dan perdesaan, terutama
berkualitas
pembangunan infrastruktur dasar berbasis
• Penyediaan perumahan yang layak
masyarakat.
huni dan terjangkau oleh masyarakat
berpenghasilan rendah
• Peningkatan lingkungan permukiman
Strategi & Arah kebijakan untuk mewujudkan misi
yang sehat dan aman
keempat:
• Peningkatan keterlibatan masyarakat
dalam pengelolaan sampah berbasis • Meningkatkan ketersediaan sarana dan
komunitas prasarana permukiman masyarakat yang
• Peningkatan kualitas dan aksebilitas berkualitas
masyarakat terhadap layanan sanitasi • Menyediakan perumahan yang layak huni dan
terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan
Rendah
• Meningkatkan lingkungan permukiman yang
sehat dan aman
• Meningkatkan kualitas kinerja cakupan
pelayanan air minum, limbah, dan

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


II-6
RP2KPKPK KOTA LANGSA 2020-2024

No. SUMBER/ DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN
persampahan sampai ke pelosok gampong
• Meningkatkan dan menata ruang terbuka hijau
guna mewujudkan lingkungan yang aman dan
sehat

5 RP3KP Kota Langsa TA 2013 • Mengembangkan kelembagaan Tujuan dari dokumen RP3KP adalah untuk
yang dapat dimanfaatkan juga untuk penyelenggaraan pembangunan dan
mengkoordinasikan penyusunan pengembangan perumahan dan kawasan
program, pelaksanaan dan permukiman secara terencana, terarah dan
pengendalian pembangunan terpadu dengan rencana pembangunan
perumahan dan kawasan daerah, sekaligus mempercepat
permukiman di daerah. pelembagaan dan peningkatan kapasitas
• Mempunyai sebuah dokumen Pemerintah Daerah dan pelaku
skenario Rencana Pembangunan pembangunan lainnya di Kota Langsa.
dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman (RP3KP) yang
dapat diacu oleh seluruh pelaku, Sasaran yang ingin dicapai
penyelenggara maupun pemanfaat
• Teridentifikasinya kebijakan dan
perumahan dan kawasan
strategi pembangunan dan
permukiman di daerah.
pengembangan perumahan dan
permukiman sesuai dengan rencana
tata ruang wilayah yang telah ada
(eksisting) di daerah kajian.
• Teridentifikasinya dan terbangunnya
peta dan basis data dan informasi
dasar yang sekurang-kurangnya
meliputi: (i) permasalahan yang
dihadapi dalam pembangunan
perumahan dan kawasan
permukiman; (ii) pola penggunaan
lahan perumahan dan kawasan
permukiman; (iii) proyeksi kebutuhan
rumah; dan (iv) arahan lokasi
pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman baik melalui
pengembangan kawasan skala besar
maupun kawasan khusus, dan
kawasan bukan skala besar.
• Tersusunnya arahan pengembangan
dan strategi penanganan perumahan
dan kawasan permukiman yang
disesuaikan dengan arahan dan

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


II-7
RP2KPKPK KOTA LANGSA 2020-2024

No. SUMBER/ DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN
kebijakan pembangunan Provinsi
yang bersangkutan.
• Tersusunnya RP3KP (Rencana
Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan
Permukiman) yang telah
mengakomodasikan seluruh
kepentingan para pemangku
kepentingan (stakeholders). Masukan
teknis RP3KP ini dilengkapi dengan
indikasi rencana penanganan dan
pengelolaan perumahan dan kawasan
permukiman yang lebih detail pada
bagian wilayah perkotaan/wilayah
pengembangan tertentu sesuai
pilihan Pokjanis.
• Teridentifikasinya kebutuhan
perangkat pendukung dan pola
kelembagaan penanganan
perumahan dan kawasan
permukiman dalam lingkup kota.

6 SSK Kota Langsa 2015-2019 VISI: Mewujudkan Langsa MenjadiKota Tujuan Pengembangan Air Limbah Domestik: Strategi Pengembangan pengembangan
Berperadaban dan Islami Meningkatkan lingkungan yang sehat dan pengelolaan air limbah:
bersih di Kota Langsa melalui pengelolaan air
1. Mengoptimalkan akses layanan fasilitas
limbah domestik yang berwawasan
pengolahan air limbah dan melakukan
MISI terkait dengan kebijakan lingkungan menuju Universal Access.
peningkatan pada sistem setempat (on-site)
pembangunan perumahan dan
maupun sistem terpusat (off-site)
permukiman:
2. Menyediakan Sarana dan Prasarana Air Limbah
Sasaran Pengembangan Air Limbah
yang layak bagi Masyarakat MBR/Miskin
Domestik:
3. Peningkatan Kapasitas dan Fasilitas Serta
Misi Air Limbah Domestik :
• Terciptanya free open defecation Optimalisasi IPLT
Meningkatkan lingkungan yang sehat
(Bebas BABS) pada tahun 2019. BABS 4. Penyiapan rencana Induk Outline Plan Air
dan bersih di Kota Langsa melalui
: 26 % Penduduk Kota langsa atau Limbah Skala Kawasan
pengelolaan air limbah domestik yang
setara 2161 kk yang masih BABS 5. Penguatan kelembagaan
berwawasan lingkungan menuju
Meningkatnya sarana dan Prasarana 6. Peningkatan kapasitas SDM terkait pengelolaan
Universal Acces
layak dan memenuhi Standar pada Air limbah Permukiman
wilayah masyarakat MBR/miskin. 7. Pengembangan dan Penguatan Kebijakan
• Akses masyarakat terhadap jamban Pemerintah Daerah dan Penyusunan Qanun
Misi Persampahan : Mewujudkan
sehat meningkat Terkait penyelenggaraan pengelolaan Air
lingkungan yang sehat dan bersih di
• Pencemaran oleh tangki septic dan Limbah permukiman
Kota Langsa melalui peningkatan
SPAL menjadi 0 % 8. Peningkatan Peran serta masyarakat dan dunia

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


II-8
RP2KPKPK KOTA LANGSA 2020-2024

No. SUMBER/ DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN
kualitas dan kuantitas pengelolaan • Tidak ada lagi pembuangan tinja ke usaha/pihak swasta dalam penyelenggaraan
sampah yang berwawasan lingkungan Saluran Lingkungan dan sungai, sistem pengelolaan air limbah
menuju Universal Access Kebun/tanah lapang, kolam dll 9. Peningkatan dan Pengembangan alternatif
menjadi 0 % sumber pendanaan dalam penyelenggaraan
• Terpenuhinya pengangkutan limbah sistem pengelolaan air limbah permukiman
Misi Drainase : Mewujudkan cair
lingkungan yang sehat dan bersih • Tersedia aliran sesuai dengan inovasi
bebas banjir di kota Langsa dengan teknologi yang tepat dalam Strategi Pengembangan pengelolaan
menyediakan layanan jaringan penanganan limbah cair persampahan:
drainase yang berkualitas untuk • Terpenuhi Sistim rencana pegolahan 1. Peningkatkan Fasilitas Sarana dan Prasarana
seluruh Wilayah Kota Langsa menuju akhirnya IPLT Sesuai standar yang sesuai dengan Volume timbulan sampah yang
Universal Access layak ada
• Dapat Optimalnya Fungsi IPLT 2. Meningkatkan kemampuan manajemen dan
• Terintergrasinya Perencanaan Sistem kelembagaan dalam sistem pengelolaan
Misi Promosi Higiene dan Sanitasi Jaringan Air Limbah Skala kawasan persampahan dan Kompetensi SDM
(Prohisan) : Mewujudkan Sanitasi Total yang didukung dengan adanya Otline 3. Melakukan Optimalisasi Pendanaan sub sektor
Berbas Masyarakat (STBM) Plan/Master Plan Air Limbah persampahan
4. Melakukan peningkatan kepedulian dan
partisipasi swasta/dunia usaha dalam
Tujuan Pengembangan Persampahan: pengelolaan persampahan
lingkungan yang sehat dan bersih di Kota 5. Peningkatan Implementasi Produk Pengaturan
Langsa melalui peningkatan kualitas dan 6. Melakukan peningkatan keahlian dan SDM di
kuantitas pengelolaan sampah yang Masyarakat terkait kesadaran pengelolaan
berwawasan lingkungan menuju Universal persampahan
Acces 7. Melakukan pemberdayaan masyarakat lokal
dalam pengelolaan sampah

Sasaran Pengembangan Persampahan:

• Meningkatnya cakupan layanan Strategi Pengembangan pengelolaan drainase:


pengelolaan persampahan dari 37 % 1. Implementasi RTRW dan Pemantapan
menjadi 100 % Keterpaduan penanganan pengendalian banjir
• Mengurangi timbulan sampah di dan sektor/sub sektor terkait lainnya
seluruh Desa/Gampong yang tidak berdasarkan pertimbangan faktor Klimatologi
terangkut oleh keterbatasan dan kebencanaan
pengakutan 2. Pemantapan Keterpaduan penanganan
• Tersedianya Fasilitas Penampungan pengendalian banjir dan sektor/sub sektor
sementara berdasarkan Volume terkait lainnya berdasarkan Keseimbangan Tata
sampah dan Kebutuhan serta seusuai air
dengan rencana tata kota 3. Meningkatkan kerjasama dari para stakeholder
• Berfungsinya TPA Controlled landfill pembangunan drainase (pemerintah,
dengan optimal melakukan masyarakat, NGO, swasta/dunia usaha).

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


II-9
RP2KPKPK KOTA LANGSA 2020-2024

No. SUMBER/ DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN
pengolahan sampah terpusat 4. Penetapan Regulasi dan Pengembangan sistem
• Adanya Penerapan Konsep 3R secara drainase yang efektif, efesien, dan
Optimal dalam pegolahan sampah berkelanjutan dan meminimalkan genangan,
dan berkurang volume sampah yang polutan dan banjir yang berdampak negatif
tidak terolah di Kota Langsa 5. Mengembangkan perencanaan sistem drainase
• Terciptanya sistem pengelolaan kota yang terintegrasi dan komprehensif
persampahan yang mandiri 6. Peningkatan Pembiayaan untuk
dimasyrakat penyelenggaraan Sistem drainase Perkotaan
• Adanya kebijakan atau Qanun yang
mengatur, mengikat dan dapat
diterapkan terkait penanganan
pengelolaan persampahan di Kota
Langsa
• Terciptanya kelembangaan yang kuat
dalam melaksanakan fungsi teknis
pengelolaan persampahan di Kota
Langsa

Tujuan Pengembangan Drainase:


Mewujudkan lingkungan yang sehat dan
bersih bebas banjir di kota Langsa dengan
menyediakan layanan jaringan drainase yang
berkualitas untuk seluruh Wilayah Kota
Langsa menuju Universal Acces

Sasaran Pengembangan Drainase:

• Menyediakan sarana dan prasarana


pelayanan drainase 2500 Jiwa
penduduk dan rumah tangga 1.250
KK guna mengatasi luas area 453 Ha
genangan hingga 0 %
• Tersedianya Kontruksi yang
mendukung sesuai counture dan
elevasi (water stagnant) daerah
pembangunan Drainase
• Penyedian Kontruksi yang
mendukung dalam pelaksanaan
perawatan di kawasan Rawan Banjir
• Mengatasi Debit air yang melimbah

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


II-10
RP2KPKPK KOTA LANGSA 2020-2024

No. SUMBER/ DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN
yang menjebabkan banjir akibat air
hujan, dan gelombang pasang
• Tersedianya kebijakan pengendalian
dan pengaturan terhadap
pembangunan dan ahli fungsi
Drainase
• Terciptanya kelembagaan pengelola
layanan drainase yang kuat
• Terlaksana pembangunan drainase
kawasan yang didukung perencanaan
data base yang baik
• Tersedia peraturan yang mengatur
pengelolaan drainase
• Tersedianya dan tersosialisasinya
peraturan dan sanksi hukum yang
mengatur bagi dunia
usaha/swsta/pihak pengembang
dalam pengelolaan Drainase
• Tersedianya pendanaan yang bukan
bersumber dari pemerintah kota
langsa dalam hal pembangunan
drainase
• Masyarakat, Dunia Usaha/Swasta/
Pihak Pengembang memiliki
Pengetahuan dan kesadaran dalam
pengelolaan drainase
• Mengatasi banjir akibat sampah
terbuang didalam saluran drainase
• Pengembang dalam penyediaan
Drainase lingkungan di wilayah
pengembangan perumahan

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


II-11
RP2KPKPK KOTA LANGSA 2020-2024

b. Mencegah terjadinya tumbuh dan berkembangnya lingkungan hunian yang tidak terencana dan
2.3 KEBIJAKAN PENANGANAN PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH tidak teratur.

Penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh wajib didahului proses pendataan yang
B. Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang
dilakukan oleh pemerintah daerah dengan melibatkan masyarakat. Penetapan lokasi dilaksanakan oleh
termaktub dalam pasal 94 dengan maksud :
pemerintah daerah dengan peraturan daerah. Syarat dan tatacara penetapan lokasi, pemugaran,
1. Meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni;
peremajaan, permukiman kembali dan pengelolaan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh
2. Mencegah tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru;
dan permukiman kumuh diatur dengan peraturan pemerintah.
3. Menjaga dan meningkatkan kualitas dan fungsi perumahan dan permukiman.

Merujuk pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang menyatakan Pemerintah Daerah
Prinsip kepastian bermukim yang menjamin hak setiap warga negara untuk menempati, menikmati,
mengisyaratkan bahwa pembangunan perumahan dan kawasan permukiman akan menjadi salah satu
dan/atau memiliki tempat tinggal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi. Hal ini disebabkan karena mengingat
a. Pencegahan (UU No. 1 Tahun 2011 Pasal 95)
kedudukan, fungsi dan peranan Pemerintah Kota yang sangat strategis, maka penyelenggaraan
1. Upaya pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman
pemerintahan umum Pemerintah Kota, diarahkan untuk mengembangkan lapangan kerja, serta
kumuh baru mencakup :
mencapai stabilitas ekonomidaerah oleh karenanyapembangunan kota membutuhkan perencanaan
• Ketidakteraturan dan kepadatan bangunan yang tinggi;
yang sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan antisipatif.
• Ketidaklengkapan prasarana, sarana dan utilitas umum;

Selanjutnya, sesuai amanat UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dapat • Penurunan kualitas rumah, perumahan dan permukiman serta prasarana, sarana dan utilitas

disampaikan bahwa : umum;

A. Amanat terkait Penanganan Perumahan dan Permukiman Kumuh adalah • Pembangunan rumah, perumahan dan permukiman yang tidak sesuai dengan dengan rencana

1. penyelenggaraan pengembangan lingkungan hunian perkotaan pada pasal 59 antara lain mencakup : tata ruang wilayah.

a. Pencegahan tumbuhnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh 2. Pelaksanaan pencegahan melalui :

b. Pencegahan tumbuh dan berkembangnya lingkungan hunian yang tidak terencana dan tidak • Pengawasan dan pengendalian terhadap kesesuaian :

teratur. - Perijinan
- Standar teknis
2. Perencanaan pengembangan lingkungan hunian perkotaan pada pasal 66 antara lain mencakup:
- Kelaikan fungsi melalui pemeriksaan secara berkala sesuai peraturan perundang-undangan.
a. Penyusunan rencana pencegahan tumbuhnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh
• Pemberdayaan masyarakat dilakukan terhadap pemangku kepentingan bidang perumahan dan
b. Penyusunan rencana pencegahan tumbuh dan berkembangnya lingkungan hunian yang tidak
kawasan permukiman melalui pendampingan dan pelayanan informasi.
terencana dan tidak teratur.
Pencegahan kumuh wajib dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau setiap orang.
3. Pengendalian kawasan permukiman merupakan tanggungjawab pemerintah dan pemerintah daerah.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan
Pengendalian kawasan permukiman dimaksudkan untuk :
kumuh dan permukiman kumuh baru diatur dengan peraturan pemerintah.
a. Mencegah tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


II-12
RP2KPKPK KOTA LANGSA 2020-2024

b. Peningkatan kualitas Rehabilitasi (Perbaikan) Merupakan jenis penanganan yang bertujuan untuk mengembalikan
Konsep penanganan permukiman kumuh sesuai dengan UU No. 1 Tahun 2011 pasal 97 menyebutkan kondisi komponen fisik kawasan permukiman yang telah mengalami kemunduran kondisi atau
bahwa pola-pola penanganan dalam peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh degadrasi, sehingga dapat berfungsi kemabali secara semula, misalnya perbaikan prasrana jalan,
adalah sebagai berikut: saluran air bersih, drainase dan lain-lain.
1) Pemugaran
Renovasi Merupakan jenis penanganan dengan melakukan perubahan sebagian atau beberapa
a. Pengertian
bagian dari komponen permukiman (prasarana dan sarana) dengan tujuan komponen tersebut masih
Pemugaran dilakukan untuk perbaikan dan/atau pembangunan kembali, perumahan kumuh dan
dapat beradaptasi dan menampung fungsi baru. Bentuk umumnya adalah peningkatan kemampuan
permukiman kumuh menjadi perumahan dan permukiman yang layak huni, yang meliputi perbaikan
dan kualitas komponen tersebut sesuai dengan persayaratan baru.
dan/atau pembangunan bangunan rumah, prasarana, sarana, dan utilitas umum yang ada di dalamnya,
Yang termasuk renovasi adalah :
sehingga memenuhi norma dan standar tekni yang berlaku.
• Penyesuaian organisasi ruang (pemanfaatan ruang) dan peningkatan system prasarana/utilitas dan
Pemugaran perumahan dan permukiman kumuh merupakan kegiatan perbaikan tanpa perombangkan menyesuaikan arah bangunan
mendasar, serta bersifat parsial dan dilakukan terhadap perumahan dan permukiman kumuh yang • Ukuran bangunan (penyesuaian bangunan) agar sesuai dengan tuntutan kebutuhan penanganan
berdiri di atas lahan yang dalam RTRW diperuntukkan untuk kegiatan permukiman. • Orientasi ruang

b. Penerapan Rekonstruksi Merupakan jenis penanganan yang bertujuan mengembalikan kondisi (kualitas dan
Pemugaran perumahan dan permukiman kumuh diterapkan berdasarkan tingkat perbaikan dan/atau fungsi) dan peningkatan komponen permukiman kedalam kondisi asal, baik persyaratan maupun
pembangunan kembali yang dibutuhkan. Kebutuhan perbaikan dan/atau pembangunan kembali penggunaannya. Dalam hal ini tidak ada kekhawatiran terhadap konsekuensi yang timbl karena
perumahan dan permukiman kumuh ditetapkan oleh pemerintah daerah bersama – sama masyarakat. perubahan ukuran dan bentuk komponen.
Pemugaran perumahan dan permukiman kumuh dapat dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah daeraj,
Preservasi (Pemeliharaan dan Pengendalian) Merupakan jenis penanganan yang dilakukan
dan/atau oleh masyarakat secara swadaya tergantung dari berat/ringannya perbaikan yang harus
dengan tujuan untuk memeliharan komponen-komponen permukiman yang masih berfungsi dengan
dilakukan serta berdasarkan pertimbangan lain.
baik dan mencegah dari proses kerusakan.
c. Jenis - jenis penanganan pemugaran
Sebagi fungsi pengendalian, maka preservasi dapat dilakukan dengan penegasan melalui aturan-aturan
Revitalisasi Kawasan Permukiman Merupakan jenis penanganan untuk meningkatkan vitalitas
pemanfaatan ruang dan bangunan (KBD, KLB, GSB, GSJ, dan lain-lain). Sifat penanganan ini cenderung
kawasan permukiman melalui peningkatan kualitas lingkungan, tanpa menimbulkan perubahan yang
lebih kearah pencehagana timbulnya permukiman kumuh, sehingga seringkali upaya ini dilakukan
berarti dari struktur fisik kawasan permukiman tersebut. kegiatan ini bertujuan memperbaiki dan
bersamaan dengan restorasi, rehabilitasi dan rekonstruksi (Sumber: UU No. 1 Pasal 97 Tahun 2011).
mendorong ekonomi kawasan dengan cara memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana eksisting
yang ada, meningkatkan kualitas serta kemampuan dari parasana dan sarana melalui program 2) Peremajaan
pembaikan dan peningkatan tanpa melakukan pembongkaran berarti. a. Pengertian
Peremajaan perumahan dan permukiman kumuh dilakukan untuk mewujudkan kondisi rumah,
Pada kegiatan ini dilakukan pula pengadaan sarana dan prasarana baru yang diperlukan tanpa merubah
perumahan, permukiman dan lingkungan hunian yang baik guna melindungi keselamatan dan
struktur yang ada dan memanfaatkan bangunan eksisting secara maksimal.
keamanan penghuni dan masyarakat sekitar. Peremajaan dengan cara pembangunan kembali

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


II-13
RP2KPKPK KOTA LANGSA 2020-2024

perumahan dan permukiman melalui penataan secara menyeluruh meliputi rumah dan prasarana,
sarana, dan utilitas umum perumahan dan permukiman. Pelaksanaan peremajaan harus dilakukan
Restorasi
dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal bagi masyarakat terdampak dengan memenuhi
Merupakan jenis penanganan untuk mengembalikan kondisi suatu permukiman kumuh pada kondisi
norma dan standar teknis yang berlaku.
asal sesuai dengan persyaratan yang benar, menghilangkan tambahan atau komponen yang timbul
Peremajaan dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daeran sesuai dengan kewenangannya dengan kemudian mengadakan kembali unsur-unsur permukiman yang telah hilang tanpa menambah unsur-
melibatkan peran masyarakat dan diterapkan terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh unsur baru.
yang berdiri di atas lahan yang dalam RTRW diperuntukkan bagi permukiman. Sumber: UU No. 1 Pasal 97, 2011 dalam RP2KPKP Kota Langsa 2018-2023

b. Penerapan 3) Permukiman Kembali


Peremajaan diterapkan pada permukiman kumuh secara struktur ruang, ekonomi dan perilaku tidak a. Pengertian
dapat dipertahankan lagi, sehingga tidak dapat ditangani hanya dengan perbaikan dan peningkatan Permukiman kembali dilakukan untuk mewujudkan kondisi rumah, perumahan dan permukiman yang
fisik. lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan penghuni dan masyarakat. Permukiman
kembali dilakukan dengan memindahkan masyarakat terkena dampak dari lokasi yang tidak mungkin
c. Jenis – Jenis Penanganan
dibangun kembali karena tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan/atau rawan bencana serta dapat
Renewel (peremajaan)
menimbulkan bahaya bagi batang ataupun orang.
Merupakan jenis penanganan yang bersifat menyeluruh dengan melakukan pembongkaran sebagaian
atau seluruh komponen permukiman, kemudian merubah secara struktural dan membangun kembali di b. Penerapan
lahan yang sama. Tujuannya adalah untuk mendapatkan nilai pemanfaatan lahan optimal sesuai Penanganan ini diterapkan pada permukiman :
dengan potensi lahan, dan diharapkan dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi dan vitalitas • Secara lokasi berada pada lahan illegal
baru. • Tidak memiliki potensi yang lebih baik dari fungsi yang ditetapkan
Konsekuensi bentuk teknis pada penanganan ini adalah : • Secara lingkungan memberikan dampak negative yang lebih besar apabila tetap dipertahankan
• Konsolidasi tanah
Termasuk dalam penanganan ini adalah permukiman yang secara teknologi tidak mampu mendukung
• Land re-adjusment
penyelesaian masalah. Beberapa kondisi yang memenuhi persyaratan penanganan ini, antar lain :
• Land sharing, kombinasi pemanfaatan lahan permukiman dengan komersil
• Lokasi yang berada di atas tanah Negara dengan peruntukan non permukiman (bantaran sungai,
Redevelopment lahan penghijauan dan lain-lain).
Merupakan upaya penataan kembali suatu permukiman kumuh dengan terlebih dahulu melakukan • Permukiman kumuh yang berada pada lokasi dimana secara fisik lingkungan sangat berbahaya
pembongkaran sarana dan prasarana pada sebagian atau seluruh kawasan yang telah dinyatakan tidak sebagai tempat bermukim dan tidak dapat ditanggulangi secara teknis (di atas lahan rawan
dapat lagi dipertahankan kehadirannya. bencana alam/geologi) yaitu permukiman kumuh dan permukiman kumuh yang terletak di :
Perubahan secara structural dan peruntukan lahan serta ketentuan-ketentuan pembangunan lainnya bataran sungai, sepanjang rel kereta api, di bawah SUTET (tiang tegangan tinggi) serta tidak
yang mengatur pembangunan baru (KLB, KDB, GSB, dan lain-lain) bisanya terjadi. sesuai peruntukannya dengan rencana tata ruang.

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


II-14
RP2KPKPK KOTA LANGSA 2020-2024

Permukiman kembali dilakukan dengan memindahkan masyarakat terdampak ke lokasi yang sesuai sering gagal, maka disulkan konsep penataan kampung kumuh tepi pantai adalah “Water Front
dengan rencana tata ruang bagi peruntukan permukiman. Lokasi akan ditentkan sebagai tempat untuk Kampung” dimana konsep ini mengambil dari konsep Water Front city yang merubah sama sekali wajah
permukiman kembali ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan melibatkan peran masyarakat. kota yang berada di tepi pantai untuk keperluan pariwisata, komersial dan taman. Pada konsep
Water Front Kampung, konsep utamanya adalah menjadikan badan air menjadi bagian hidup
Pola - pola pengelolahan penanganan ini dilanjutkan melalui pengelolahan untuk mempertahankan
masyarakat kampung untuk bertempat tinggal, bekerja dan bersosial yang memperhatikan aspek
kualitas perumahan dan permukiman.
kesehatan, kenyamanan dan menambah nilai permukiman itu sendiri. Langkah-langkah penataannya

C. Konsep Permukiman berupa:

1. Konsep Permukiman Kumuh di Tepi Air a. Pembangunan jalan tepi air untuk akses pemeliharaan, merubah orintasi bangunan rumah

Permukiman kumuh di tepi air biasanya berwujud permukiman kumuh di sepanjang bantaran sungai, menghadap badan air dan menjadikan jalan tepi air untuk fasilitas ekonomi lokal.

tepi pantai dan tepi danau yang ada di dalam suatu kawasan perkotaan. Kekumuhan di permukiman
b. Relokasi rumah-rumah masih dalam lokasi yang disiapkan secara formal bisa berupa rumah susun
tepi air ini terjadi akibat utamanya adalah badan air berupa sungai, pantai dan danau dijadikan tempat
atau rumah tapak, lokasi lahan yang telah dibebaskan dijadikan RTH kota dan sarana pariwisata.
buangan limbah rumah tangga seperti tempat membuang sampah, membuang air bekas kamar mandi
bahkan sebagai jamban rumah tangga. Bentuk fisik tata bangunan permukiman kumuh tepi air sering c. Pembangunan fasilitas ekonomi berupa pasar rakyat ataupun kompleks pertokoan yang

didapati membelakangi badan air, rapat dan tidak ada jarak bahkan mengarah ke dalam badan air. bertematik.

Gambaran permukiman kumuh di tepi air (Permukiman Kumuh Tepi Pantai, Permukiman kumuh Tepi 2. Konsep Permukiman Kumuh di Dataran Rendah
Sungai. Perukiman kumuh di dataran rendah dalam kawasan kota, biasanya terdapat di sepanjang jalur rel

Seperti halnya permukiman tepi pantai yang kumuh, permukiman kumuh di tepian sungai sering terjadi kereta api, tanah-tanah negara atau swasta yang kosong dan tidak dijaga, atau perkampungan padat

akibat urbanisasi masyarakat desa ke kota yang berusaha mencari tempat tinggal yang murah di sekitar yang dibangun swadaya masyarkat di tengah kota yang sedikit mendapatkan akses jalan lingkungan.

kota, bisanya tanah di tepi sungai yang terlantar dan tidak di manfaatkan Pemerintah kota selalu Permukiman kumuh di sepanjang tepi rel dan tanah terlantar biasanya juga terintegrasi dengan sistem
menjadi saaran para pendatang untuk mendirikan rumah seadanya. Karena rumah-rumah ini di tepi ekonomi ruang kota berupa satu kawasan perdagangan. Para penghuni permukiman kumuh ini
sungai dengan status lahan ilegal maka masyarakat urban tidak akan membuat rumah menjadi umumnya masyarakat urban yang berusaha mendapatkan penghasilan dari sistem ekonomi perkotaan
permanen disamping keterbatasan dana pembangunan, sifat hidup yang abai kebersihan dan tersebut, tetapi di satu sisi bagaimana hidup berhemat dengan tinggal di perkampungan kumuh tepi rel
kesehatan. atau atau tanah terlantar. Gambaran permukiman kumuh di dataran rendah dalam kota terlihat

Pemanfaatan lahan tepi danau oleh para perambah lahan yang ada di dalam kota biasanya masyarakat urban yang tinggal di sepanjang bantaran rel memanfaatkan lahan kosong PJKA yang tidak

dipergunakan untuk perumahan semi permanen ini akhirnya merusak ekosistem danau, hal ini bertindak tegas. Biasanya permukiman kumuh ini letaknya sangat strategi di belakang pasar atau pusat-

diakibatkan oleh buangan sampah dan limbah domestik rumah tangga terlebih lagi tidak ada usaha pusat ekonomi kota.

pemeliharaan danau oleh masyarakat setempat. Akar permasalahan dari permukiman kumuh di lahan dataran rendah di kawasan perkotaan terdapat

Dari banyak kasus terjadinya hunian kumuh di tepi air dan usaha-usaha untuk menanganginya dari dua penyebab yaitu; masalah perambahan lahan kosong oleh masyarakat miskin untuk mencari lahan

tingkat menata ulang tanpa menggusur, sampai merelokasi rumah-rumah kumuh yang berada di atas tempat tinggal yang dekat dengan tempat bekerja, untuk kasus ini konsep yang bisa dipergunakan

lahan bantaran ke lokasi lain. Belajar dari kasus-kasus penataan permukiman kumuh di tepi air yang

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


II-15
RP2KPKPK KOTA LANGSA 2020-2024

adalah relokasi hunian kumuh kedalam hunian susun yang dekat dengan kegiatan ekonomi permukaan air di antaranya adalah pantai di tepi perbukitan yang sedikit sekali menyediakan lahan
sebelumnya. datar untuk dibangun rumah, kepadatan tinggi di kawasan permukiman nelayan yang tidak
menyisakan lahan lagi untuk keluarga nelayan baru dan Pola hidup urban yang nomaden tinggal
Untuk permukiman kumuh di lahan dataran rendah yang berada di dalam kawasan perkotaan yang
sementara di dalam permukiman juga membentuk permukiman hanya sebagai tempat tinggal semi
terjadi pada kampung-kampung kota dengan sejarah terbentuknya ada terlebih dahulu sebelum
permanen.
kawasan perkotaan berkembang, konsep yang bisa dipergunakan seperti adalah menjadikan wajah
kampung kumuh perkotaan lebih asri dan bercitra seni, dilengkapi dengan, penyediaan prasarana Pola kerja nelayan dari menyiapkan atau membuat jaring penangkap ikan, menjemur ikan atau rumput
jalan lingkungan, drainase, persampahan, RTH dan fasilitas sosial ekonomi. laut, berdagang dan menambat perahu di pinggir jeti sekaligus jalan lingkungan. Permasalahan kumuh
terjadi pada saat tata letak bangunan rumah nelayan yang tidak teratur, sampah di buang langsung
3. Konsep Permukiman Kumuh di Daerah Rawan Bencana
kelaut begitu juga limbah hasil kegiatan MCK akibat cara hidup segampangnya saja tanpa
Permukiman kumuh di daerah rawan bencana terdapat di lahan perkotaan yang mempunyai
memperhatikan kebersihan dan kesehatan lingkungan. Gambaran permukiman kumuh nelayan.
perbukitan dengan kemiringan lahan yang curang dan tidak bervegasi. Lokasi permukiman kumuh yang
rawan bencana juga terdapat pada tepi pantai dengan tingkat abrasi yang cukup tinggi. Keadaaan permukiman kumuh di atas air sering di temui pesisir pantai yang mempunyai kegiatan
ekonomi di sektor perikanan yang mempunyai pelabuhan rakyat dan pasar ikan. Dengan intensitas
Kedua jenis lokasi ini umumnya dihuni oleh masyarakat berpenghasilan rendah yang sangat
kegiatan ekonomi yang cukup tinggi maka terjadi tingkat urbanisasi nelayan kedalam perkampungan
membutuhkan lahan untuk tinggal dekat dengan tempat bekerjanya sebagai nelayan dan petani, tetapi
tetapi disisi lain kapasitas tampung yang terbatas sehingga kepadatan tinngi yang terjadi sekaligus
yang tersedia hanya lahan-lahan kritis dan ilegal. Kerawanan bencana di permukiman kumuh ini
mengalam penurunan pelayanan prasarana jalan, air bersih dan MCK. Percepatan kepadatan juga
semakin mengancam karena kondisi alam yang semakin parah akibat pemanasan global dan ketidak
ditimbulkan oleh pertumbuhan penduduk alami nelayan selain urbanisasi oleh pendatang baru.
pedulian masyarakatnya. Gambaran permukiman kumuh di kawasan bencana (Permukiman Kumuh di
Tepi Pantai dengan tingkat abrasi yang tinggi, Permukiman Kumuh dilahan Longsor). Konsep penataan permukiman kumuh di atas air bisa diterapkan seperti konsep penataan permukiman
kumuh di tepi air, yaitu “Water Front Kampung” melalui pembangunan:
Dengan kondisi lahan yang sampai mengancam jiwa dan tidak hanya tidak menyediakan kenyamanan,
tetapi apabila pemerintah kota mempertahankan keberadaaan permukiman ini, maka Konsep yang bisa 1. Jalan setapak permanen di atas pantai untuk pelayanan akses perumahan.
dipergunakan untuk penataan permukiman kumuh di atas atau berada di sekitar lahan kritis bencana 2. Penataan tata letak rumah dan rehabilitasi rumah semi permanen menjadi permanen.
bisa dilakukan melaui konsep; 3. Penyediaan sarana air bersih, septick tank komunal dan persampahan komunal.

a. Penanggulan, pemberian pemecah ombak dan pembuatan jalan di tepi pantai.

b. Terasering, penghijauan dan sistem drainase perbukitan untuk mengurangi serapan limpasan air
hujan langsung ke badan bukit.

4. Konsep Permukiman Kumuh di Atas Air

Kumuh di atas air biasanya di dapatkan pada permukiman nelayan yang membangun perumahan diatas
dasar pantai pasang surut untuk keperluan tempat tinggal dan bekerja. Faktor ketersediaan lahan
untuk rumah nelayan juga sering menjadi penyebab mengapa nelayan memilih tinggal di atas

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


II-16

Anda mungkin juga menyukai