Anda di halaman 1dari 92

BAB VI

ASPEK TEKNIS PER SEKTOR


DI KABUPATEN NIAS

Pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya di Kabupaten Nias mencakup empat


sektor utama yakni pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan,
pengembangan air minum, serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang
terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase.

6.1. Pengembangan Permukiman

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan


Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian
yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana,
utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau
perdesaan. Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman
kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan
perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari
pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa
tertinggal.

6.1. 1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan


perundangan, antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional.
Arahan RPJPN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian
yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat
terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa
permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan


Permukiman.
Mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan
permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, serta pencegahan dan peningkatan kualitas
terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh..

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.


Mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan
rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.

4. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan


Kemiskinan.
Menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang
diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 141
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
Menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan
sebesar 10% pada tahun 2014.

6.1. 2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan di Kabupaten


Nias

A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman di Kabupaten Nias

Berbagai isu strategis lintas daerah dan sektoral yang berpengaruh terhadap
pengembangan permukiman di Kabupaten Nias saat ini, antara lain:
1. Penataan kawasan ibu kota Kabupaten Nias yang baru, sebagai pusat
pemerintahan, ekonomi, dan sosial budaya skala Kabupaten
2. Implementasi konsepsi pembangunan berkelanjutan serta serta mitigasi dan
adaptasi terhadap perubahan iklim
3. Percepatan pencapaian target MDGs 2015 yaitu penurunan proporsi rumahtangga
kumuh perkotaan yang membutuhkan perhatian khusus
4. Kesiapsiagaan menghadapi bencana.
5. Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun.
6. Kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan
kawasan permukiman.
7. Kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mendukung pembangunan
permukiman masih kurang
8. Belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta
perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal
di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.

Tabel 6.1. Isu-isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala Kabupaten

No ISU STRATEGIS KETERANGAN

[1] [2] [3]


Gido merupakan calon ibu kota
Penataan kawasan ibu kota Kabupaten Nias yang baru, sebagai pusat Kabupaten Nias yang baru yang telah
1
pemerintahan, ekonomi, dan sosial budaya skala Kabupaten nendapat persetujuan DPRD dan
Gubernur Sumatera Utar
Implementasi konsepsi pembangunan berkelanjutan serta serta mitigasi Masalah pencemaran lingkungan dan
2
dan adaptasi terhadap perubahan iklim kerusakan lingkungan hidup.
Percepatan pencapaian target MDGs 2015 yaitu penurunan proporsi
3 rumahtangga kumuh perkotaan yang membutuhkan perhatian khusus Pencapain MDGs yang belum optimal

Kabupaten Nias merupakan daerah


4 Kesiap siagaan menghadapi bencana rawan bencana : gempa bumi, tsunami,
banjir, dan longsor
Infrastruktur permukiman yang masih
Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah belum berfungsi optimal oleh karena
5
dibangun minimnya sarana pendukung
permukiman
Kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam Koordinasi antara lembaga yang masih
6
pengembangan kawasan permukiman kurang

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 142
No ISU STRATEGIS KETERANGAN

[1] [2] [3]


Kesadaran dan partisipasi masyarat dalam mendukung pembangunan
7 permukiman masih kurang Swadaya masyarakat masih rendah

Belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya


manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi
Kapasitas kelembagaan masih rendah
8 standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan
dalam memenuhi standar SPM
permukiman.

B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

Sebagai kota yang sedang tumbuh, perkembangan permukiman di Kabupaten Nias


ditandai dengan tumbuhnya kawasan-kawasan permukiman baru yang juga disertai
fungsi-fungsi perdagangan, jasa dan sosial kemasyarakatan. Pertumbuhan dan
perkembangan pemukiman perkotaan berkembang melebar ke pusat-pusat kota
kecamatan yang secara fungsional bukan diperuntukkan untuk kawasan pemukiman
oleh karena perkembangan kawasan pemukiman di masing-masing kota kecamatan
teridentifikasi tidak merata.

Ketidakmerataan perkembangan pemukiman ini memungkinkan terjadinya disparitas


atau kesenjangan wilayah. Hal ini juga disebabkan oleh akses infrastruktur ke masing-
masing daerah yang masih belum cukup baik, sehingga pesatnya perkembangan
pemukiman beberapa kota kecamatan tidak diikuti dengan penerapan kaidah-kaidah
perencanaan tata ruang yang baik, sehingga memunculkan permasalahan-
permasalahan lingkungan pemukiman seperti persampahan, banjir, rendahnya
ketersediaan air bersih, sanitasi dan lain-lain.

Kondisi ulitilitas kota seperti akses infastruktur pendukung, sistem drainase, akses jalan
lingkungan, pengelolaan persampahan masih sangat minim sehingga terjadi penurunan
kualitas lingkungan permukiman.

Kondisi permukiman penduduk di Kabupaten Nias pada umumnya berpola linier yang
mengikuti jaringan jalan dengan kondisi rumah sebagian besar masih berkonstruksi
kayu. Rumah penduduk berhadapan dibatasi oleh jalan dan hampir semua rumah
memiliki pekarangan rumah. Berdasarkan data BPS Tahun 2013, 74,97 % berdinding
kayu, 22,87 % berdinding tembok, 2,08 % berdinding bambu dan lainnya 0,08 %.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa masih banyak rumah masyarakat termasuk dalam
kategori tidak layak huni. Terkait dengan regulasi di daerah terkait dengan
Pengembangan Permukiman, hingga saat ini masih belum ada peraturan daerah yang
mengatur tentang hal tersebut.

Sebagai daerah yang masih baru berkembang, Kabupaten Nias sedang menyiapkan
regulasi-regulasi yang mengatur tentang pengembangan permukiman sekalipun arahan
kebijakan terkait tersebut secara implisit telah di jabarkan ke dalam RTRW Kabupaten
Nias Tahun 2014-2034 yakni dengan cara pengembangan permukiman perkotaan dan
perdesaan disesuaikan dengan karakter fisik, sosial-budaya dan ekonomi masyarakat
yang didukung dengan penyediaan sarana dan prasarana permukiman dan peningkatan
kualitas permukiman melalui pengembangan perumahan terjangkau dan layak huni,
ketersediaan aksessibilitas yang memadai, ketersediaan sarana-prasarana yang layak
dan memadai serta memenuhi standar hidup, tetapi secara rinci dibutuhkan regulasi
tentang hal tersebut. Hal ini merupakan salah satu prioritas kedepan dalam mewujudkan

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 143
pemukiman yang layak dan teratur serta sesuai dengan penataan ruang di Kabupaten
Nias.

Terdapat beberapa arahan yang diterapkan dalam mengantisipasi perkembangan


pemukiman di Kabupaten Nias yang masih belum tertata dengan baik, antara lain :
1. Pembangunan pemukiman yang terpadu dapat dilakukan oleh pemerintah daerah
atau swasta agar kawasan pemukiman dan penyediaan utilitas lingkungan
pemukiman dapat lebih tertata dan merata khususnya pada kawasan pusat-pusat
kegiatan ekonomi;
2. Pembangunan jalan lingkar atas dan menyisir pantai Kabupaten Nias yang
mempunyai akses antara kota kecamatan di Kabupaten Nias
3. Penyediaan fasilitas-fasilitas perkotaan untuk menyediakan pelayanan pendidikan,
kesehatan dan ekonomi.

Berdasarkan hasil survey profil identifikasi kawasan kumuh Tahun 2014 yang
dilaksanakan oleh Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara ,
diindikasikan terdapat 6 lokasi berpotensi sebagai kawasan kumuh dengan luas
kawasan 53,94 Ha.

Tabel 6.2. Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Nias Tahun 2013

Luas
No. Lokasi Kawasan Kumuh Jumlah KK Jumlah Penduduk
Kawasan

[1] [2] [3] [4] [6]


Kecamatan Gido Dusun I Desa
1 8,60 Ha 30 KK 120 Jiwa
Hiliweto
Kecamatan Sogaeadu Dusun I
2 4,80 Ha 35 KK 140 Jiwa
Desa Sogaeadu
Kecamatan Sogaeadu Dusun I
3 7,72 Ha 15 KK 60 Jiwa
Desa Tulumbaho
Kecamatan Idanogawo Dusun I
4 6,38 Ha 50 KK 200 Jiwa
Desa Tetahosi
Kecamatan Bawolato Dusun I
5 9,46 Ha 140 KK 160 Jiwa
Desa Dahana
Kecamatan Bawolato
6 16,98 Ha 50 KK 200 Jiwa
Dusun I Desa Sisarahili
Total 53,94 Ha 320 KK 880 Jiwa
Sumber : Hasil survei profil identifikasi kawasan kumuh prov. Sumatera utara
tahun 2014 oleh Dinas Tata Ruang dan Permukiman Sumatera Utara

Terkait dengan program pembangunan rumah sehat sederhana, dapat dijelaskan bahwa
hingga pada saat ini pembangunan rumah sederhana sehat (RSH) di Kabupaten Nias
yang dibangun oleh pengembang atau instansi sejenis masih belum ada. Demikian
halnya juga Rusunawa, sampai saat ini belum ada.

Selain hal tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa saat ini pemerintah Kabupaten Nias
sedang merencanakan pembangunan perumahan bagi PNS yang berlokasi di desa
Sogaeadu Kecamatan Sogaeadu sebanyak 150 unit pada lahan seluas 3 Ha dan di
desa Sisarahili Sogaeadu Kecamatan Sogaeadu sebanyak 300 unit pada lahan seluas
5 Ha.

Kondisi rumah tidak layak huni di Kabupaten Nias berdsarkan data dari Dinas Sosial
Tenaga Kerja dan Tranmigrasi Kabupaten Nias pada Tahun 2010 sebanyak 6.763 unit
dan untuk menyelesaikan persoalan ini pemerintah melalui Kementerian Perumahan
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 144
Rakyat RI telah memberikan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Rumah
Tidak Layak Huni (RTLH), pada tahun 2012 sebanyak 465 unit, tahun 2013 sebanyak
1.109 unit, dan pada tahun 2014 sebanyak 1.290 unit. Selain itu Pemerintah Kabupaten
Nias melalui APBD Kabupaten Nias TA. 2012 juga telah memberikan bantuan
rehabilitasi sebanyak 100 unit. Di Kabupaten Nias hingga akhir tahun 2014, masih
belum memiliki Rumah Sehat Sederhana (RSH) dan juga Rusunawa.

Dalam rangka mendukung pengembangan permukiman perdesaan, Pemerintah


Kabupaten Nias melaksanakan berbagai kegiatan yang ditujukan untuk mendukung
penataan lingkungan permukiman, diantaranya melalui kegiatan pembangunan drainase
dan jalan setapak.

Tabel 6.3. Data Program Permukiman Perdesaan di Kabupaten Nias

Lokasi/
Kondisi
No Program/Kegiatan Kecamatan Tahun Nilai Proyek
Infrastruktur

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

DRAINASE

Pembangunan Drainase di Ibukota Kecamatan


1 Hiliserangkai 2010 199,500,000 Baik
Hiliserangkai
Pembangunan Drainase di Ibukota Kecamatan
2 Botomuzoi 2010 237,120,000 Baik
Botomuzoi
Pembangunan parit beton di sekeliling lapangan bola,
3 Bawolato 2010 249,000,000 Baik
Kec. Bawolato
Pembangunan lanjutan parit di desa Hiliduho Kec.
4 Hiliduho 2010 378,600,000 Baik
Hiliduho
Pembangunan Drainase di depan Kantor Camat
5 Botomuzoi 2011 399,000,000 Baik
Botomuzoi
Pembangunan Drainase di Dusun II Desa Dahana
6 Bawolato 2011 299,000,000 Baik
Bawolato, Kec. Bawolato
Pembangunan Drainase di Desa Tuhembuasi dari
7 Gido 2011 284,050,000 Baik
Gereja BNKP Tuberta menuju Irigasi Sinizi Kec. Gido
8 Pembangunan Drainase di SMPN 2 Gido Kec. Gido Gido 2011 498,000,000 Baik
Pembangunan lanjutan Parit Beton di depan Kantor
9 Hiliserangkai 2011 199,350,000 Baik
Camat Hiliserangkai
Pembangunan parit beton di Kec. Botomuzoi dhi. Dimulai
10 dari Desa Hiliwa'ele menuju Desa Hilihambawa Kec. Botomuzoi 2011 399,000,000 Baik
Botomuzoi
Pembangunan parit beton dan tembok penahan di Desa
11 Botomuzoi 2011 298,100,000 Baik
Balohili, Kecamatan Botomuzoi
Pembangunan parit beton/tembok penahaan dan jalan
12 Hiliduho 2011 148,300,000 Baik
setapak di SD Negeri Dima, Kecamatan hiliduho
Pembangunan Drainase di Kompleks perguruan Advent
13 Idanogawo 2011 99,200,000 Baik
Nias di Hilina'a Tafu'o, Kecamatan Idanogawo
Pembangunan parit beton di Desa Hiligodu Dusun I,
14 Botomuzoi 2011 99,000,000 Baik
Kecamatan Botomuzoi
15 Pembangunan MCK/Drainase di Kecamatan Bawolato Bawolato 2011 465,941,180 Baik
Pembangunan Drainase di jalan Mbombo Nakhe Desa
16 Idanogawo 2011 278,166,250 Baik
Tetehosi Kec. Idanogawo
Pembangunan Drainase di Dusun I Desa Hiliweto Gido
17 Gido 2011 138,481,500 Baik
Kecamatan Gido
Pembangunan parit beton/tembok penahan dhi. Dimulai
18 Botomuzoi 2012 249,250,000 Baik
dari perbatasan Desa Balohili Bot. menuju Desa

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 145
Lokasi/
Kondisi
No Program/Kegiatan Kecamatan Tahun Nilai Proyek
Infrastruktur

[1] [2] [3] [4] [5] [6]


Hilihambawa, Kecamatan Botomozoi
Pembangunan parit beton/tembok penahan di SMK 2
19 Botomuzoi 2012 399,000,000 Baik
Botomuzoi
Pembangunan parit beton/tembok penahan di Desa
20 Botomuzoi 2012 299,250,000 Baik
Lasara Botomuzoi Kec. Botomuzoi
Pembangunan parit beton/tembok penahan dhi. Di Desa
21 Hiliserangkai 2012 244,554,200 Baik
Dahadano Botombawo, Kecamatan Hiliserangkai
Pembangunan parit beton/tembok penahan di Ibukota
22 Idanogawo 2012 324,100,000 Baik
Kecamatan Idanogawo
Pembangunan parit beton/tembok penahan di Desa
23 Idanogawo 2012 194,000,000 Baik
Oladano Kecamatan Idanogawo
Pembangunan lanjutan drainase di Hilina'a Tafuo
24 Idanogawo 2012 419,833,000 Baik
Kecamatan Idanogawo
Pembangunan parit beton di Desa Hiliweto Kecamatan
25 Gido 2012 199,350,000 Baik
Gido
Pembangunan parit beton di Desa Sitolu Banua menuju
26 Bawolato 2012 199,400,000 Baik
Sohoya Kecamatan Bawolato
Pembangun parit beton/tembok penahan di depan
27 Bawolato 2012 199,300,000 Baik
gedung SD Desa Hiliwarokha Kec. Bawolato
Pembangunan parit beton/tembok penahan di Ibukota
28 Bawolato 2012 199,500,000 Baik
Kecamatan Bawolato
Pembangunan parit beton/tembok penahan di ruas jalan
29 Bawolato 2012 391,510,000 Baik
Huno Sifaoroasi Kec. Bawolato
Pembangunan parit beton/tembok penahan pada
30 Bawolato 2012 199,300,000 Baik
persimpangan menuju SMAN-1 Bawolato Kec. Bawolato
Pembangunan parit beton dan duiker plat dhi. dimulai
dari jalan Pemuda melalui Jalan Andreas disamping SDN
31 Gido 2012 123,191,250 Baik
071078 Hiliweto menuju saluran pengairan Gido Sebua
Kecamatan Gido
Pembangunan drainase dan duiker plat di Jalan Pemuda
32 Gido 2012 199,400,000 Baik
Hiliweto Kec. Gido
Pembangunan parit beton di SMP Negeri 3 Lahemo
33 Gido 2012 199,300,000 Baik
Kecamatan Gido
Pembangunan parit beton dan tembok penahan di Desa
34 Botomuzoi 2012 199,200,000 Baik
Hilihambawa Kec. Botomuzoi
Pembangunan parit beton di depan Puskesmas
35 Botomuzoi 2012 199,500,000 Baik
Botomuzoi Kec. Botomuzoi
Lanjutan pembangunan drainase di jalan Mbombo Nakhe
36 Idanogawo 2012 558,500,000 Baik
Desa Tetehosi Kec. Idanogawo
Pembangunan drainase di Dusun I Desa Bobozioli
37 Idanogawo 2012 328,500,000 Baik
Loloana'a Kec. Idanogawo
Pembangunan saluran drainase dan gorong-gorong di
38 Idanogawo 2013 241,000,000 Baik
dusun I Laowo Hilimbaruzo Kec. Idanogawo
Pembangunan Drainase Nete-neteboli di Desa
39 Gido 2013 386,700,000 Baik
Tuhembuasi Kec. Gido
Pembangunan parit beton di Desa Umbu Kecamatan
40 Gido 2013 483,000,000 Baik
Gido
Pembangunan parit beton/ tembok penahan di ruas jalan
41 Botombawo-Botomuzoi dhi. Dimulai dari Dahana Hiliserangkai 2013 264,000,000 Baik
Botombawo Kec. Hiliserangkai
Pembangunan parit beton dhi. Dimulai dari Km 19,9
42 Hiliserangkai 2013 195,000,000 Baik
Miga Lolowau menuju Desa Dahadano Botombawo

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 146
Lokasi/
Kondisi
No Program/Kegiatan Kecamatan Tahun Nilai Proyek
Infrastruktur

[1] [2] [3] [4] [5] [6]


Kec. Hiliserangkai
Pembangunan lanjutan parit beton/tembok penahan di
43 Botomuzoi 2013 387,000,000 Baik
kompleks SMKN-2 Botomuzoi Kec. Botomuzoi
Pembangunan drainase di jalan SMAN 1 di Desa
44 Botomuzoi 2013 97,300,000 Baik
Hiliwaele 1 Kecamatan Botomuzoi
Pembangunan Parit Beton di Desa We'a-we'a dimulai
45 Sogaeadu 2013 97,000,000 Baik
dari duiker plat jalan Nasional kec. Sogaeadu
Pembangunan parit beton dan tembok penahan di ruas
46 Sindrondro-Tagaule Desa Siefaewali Kecamatan Bawolato 2013 482,300,000 Baik
Bawolato
Pembangunan drainase di SMKN 1 Bawolato Kecamatan
47 Bawolato 2013 186,675,000 Baik
Bawolato
Pembangunan parit/drainase di Desa Sohoya
48 Bawolato 2013 292,600,000 Baik
Kecamatan Bawolato
Pembangunan drainase di Desa Mondrali, Kecamatan
49 Idanogawo 2013 198,500,000 Baik
Idanogawo
Pembangunan parit beton di depan Balai Desa Bozihona
50 Idanogawo 2013 198,500,000 Baik
Kecamatan Idanogawo
Pembangunan drainase pada jalan ruas Lolozasai
51 Gido 2013 198,500,000 Baik
Bakaru, Kecamatan Gido
Pembangunan drainase dari pekan Lolozasai menuju
52 Gido 2013 198,000,000 Baik
sungai Gido, Kecamatan Gido
Pembangunan drainase/parit beton di jalan eks padat
53 karya Dusun I Desa Hiliweto menuju bendungan Gido Gido 2013 198,500,000 Baik
Sebua, Kecamatan Gido
Pembangunan parit beton di jalan ruas Dusun I ke Dusun
54 IV Desa Dahadano Botombawo, Kecamatan Hiliserangkai 2013 199,000,000 Baik
Hiliserangkai
Pembangunan drainase di jalan SMPN 1 Botomuzoi
55 Botomuzoi 2013 197,000,000 Baik
Kecamatan Botomuzoi
Lanjutan pembangunan parit beton di Dusun I Desa
56 Botomuzoi 2013 198,500,000 Baik
Hiligodu Botomuzoi, Kecamatan Botomuzoi
Pembangunan parit beton saluran air pembuangan
57 Bawolato 2013 198,500,000 Baik
pekan Bawolato
Pembangunan parit beton di Desa Botohaenga
58 Bawolato 2013 198,750,000 Baik
Kecamatan Bawolato
Pembangunan drainase pada jalan setapak menuju
59 Somolo-molo 2013 141,431,250 Baik
Puskesmas Somolo-molo
Pembangunan drainase / tembok penahan di SMPN 1
60 Somolo-molo 2013 198,500,000 Baik
Somolo-molo, Kecamatan Somolo-molo
Pembangunan parit beton duiker plat dhi. Dimulai dari
jalan pemuda melalui Jalan Andreas di samping SDN
61 Gido 2013 76,308,750 Baik
071078 menuju saluran pengairan Gido Sebua,
Kecamatan Gido
Pembangunan duiker plat dan drainase di Desa Lolozai
62 Gido 2013 498,800,000 Baik
Kecamatan Gido
Pembangunan Drainase di Desa Tetehosi Kecamatan
63 Idanogawo 2013 295,150,000 Baik
Idanogawo
64 Pembangunan Drainase di Pekan Somi Kecamatan Gido Gido 2013 149,300,000 Baik
Pembangunan Drainase di Kompleks SMKN 1 Ulugawo
65 Ulu Gawo 2013 149,400,000 Baik
Kecamatan Ulugawo
66 Pembangunan Parit Beton dan Penataan Lingkungan Ma’u 2013 298,700,000 Baik

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 147
Lokasi/
Kondisi
No Program/Kegiatan Kecamatan Tahun Nilai Proyek
Infrastruktur

[1] [2] [3] [4] [5] [6]


disekitar Kantor Camat Ma'u
Pembangunan Drainase di Desa Hiliweto Kecamatan
67 Gido 2013 99,400,000 Baik
Gido
Pembangunan Drainase di Dusun I Desa Tetehosi
68 Idanogawo 2013 198,950,000 Baik
Kecamatan Idanogawo
Lanjutan Pembangunan drainase di belakang kantor
69 Koramil 03 Idanogawo desa Tetehosi menuju simpang Idanogawo 2013 199,150,000 Baik
Mbomboaukhu Kec. Idanogawo

JALAN SETAPAK

395,010,000
1 Pembangunan jalan setapak di Ibukota Kec. Idanogawo Idanogawo 2010 Baik
Pembangunan jalan lingkungan/ tembok penahan di
2 Hiliserangkai 2011 498,500,000 Baik
Kecamatan Hiliserangkai
3 Pembangunan jalan setapak di Kecamatan Idanogawo Idanogawo 2011 199,300,000 Baik
Pembangunan jalan lingkungan di Dusun I menuju
4 Hiliduho 2011 698,250,000 Baik
Dusun IV Desa Fadoro Kecamatan Hiliduho
Pembangunan jalan setapak dan parit beton di Lasara
5 Ma’u 2011 299,150,000 Baik
Siwalubanua Ma'u Kecamatan Ma'u
Pembangunan jalan setapak di Dusun III desa Hilisebua
6 Gido 2011 473,100,000 Baik
menuju Desa Wea-wea Kecamatan Gido
7 Pembangunan jalan lingkungan di Kecamatan Ulu Gawo Ulu Gawo 2011 249,500,000 Baik
Pembangunan jalan lingkungan/ tembok penahan di
8 Somolo-molo 2011 194,512,500 Baik
Ibukota Kec. Somolo-molo
Pembangunan jalan setapak di Dusun I Dhi. Dimulai dari
9 jalan pancasila Samping lapangan Beringin menuju jalan Gido 2011 298,150,000 Baik
pemuda desa Hiliweto Kec. Gido
Pembangunan lanjutan jalan setapak dari desa Sisarahili
10 Gido 2011 298,000,000 Baik
Sogae'adu menuju laira, kecamatan Gido
Pembangunan jalan lingkungan/setapak dan MCK di
11 Idanogawo 2011 184,300,000 Baik
Desa Bozihona Kecamatan Idanogawo
Pembangunan jalan lingkungan/setapak dan MCK di
12 Idanogawo 2011 398,000,000 Baik
Desa Hilina'a Tafu'o Kecamatan Idanogawo
Pembangunan Jalan Lingkungan/setapak di Desa
13 Idanogawo 2011 103,116,000 Baik
Hilinozega Kec. Idanogawo
Pembangunan Jalan Lingkungan Menuju Air Terjun
14 Bawolato 2011 188,480,000 Baik
Moambolo Desa Hiliwarokha Kec. Bawolato
Pembangunan rabat beton menuju perumahan BRR dan
15 Gido 2012 132,601,000 Baik
SMPN 2 Gido Desa Somi Kec. Gido
Pembangunan lanjutan jalan setapak/tembok penahan di
16 Ma’u 2012 683,866,500 Baik
Ibukota Kec. Ma'u
Pembangunan jalan setapak di Kecamatan Bawolato
17 Dhi. Desa Sitolubanua menuju areal persawahan Bawolato 2012 199,400,000 Baik
masyarakat
Pembangunan jalan setapak dhi. Dimulai dari Desa
18 Dahadano Botombawo dari jalan Golkar menuju Hiliserangkai 2012 249,200,000 Baik
Botomuzoi, Kec. Hiliserangkai
Pembangunan jalan setapak/tembok penahan menuju
19 kompleks SMPN 2 Hiliserangkai, Kecamatan Hiliserangkai 2012 295,200,000 Baik
Hiliserangkai
Pembangunan lanjutan jalan setapak di Dusun IV di
20 Hiliduho 2012 249,100,000 Baik
Desa Fadoro Kec. Hiliduho

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 148
Lokasi/
Kondisi
No Program/Kegiatan Kecamatan Tahun Nilai Proyek
Infrastruktur

[1] [2] [3] [4] [5] [6]


Pembangunan jalan setapak/parit beton di Dusun III
21 2012 199,000,000 Baik
Desa Dima, Kecmatan Hiliduho
Pembangunan jalan setapak di dusun I Desa Hiliweto
22 Kec. Gido dhi. Dari jalan nasional Gunungsitoli-Tetehosi Gido 2012 390,350,000 Baik
Km. 25 menuju jalan Relali, Kec. Gido
Pembangunan jalan setapak/tembok penahan dari jalan
23 nasional Gunungsitoli-Tetehosi Km. 31 menuju SMP Gido 2012 448,750,000 Baik
Swasta BNKP Simon Tulumbaho Kec. Gido
Pembangunan jalan setapak di kompleks SMA Negeri 1 199,600,000.
24 Bawolato 2012 Baik
Bawolato 00
Pembangunan jalan setapak dari jalan Propinsi ruas
Miga ke Lolowau Km. 21,5 menuju Puskesmas Hilizia
25 Hiliserangkai 2012 199,300,000 Baik
Lawa-lawa dan menuju SD Negeri Hilizia Lawa-lawa
Kec. Hiliserangkai
Pembangunan jalan setapak keliling Pekan Bawolato
26 Bawolato 2012 155,000,000 Baik
Desa Sisarahili Kec. Bawolato
Pembangunan rabat beton menuju perumahan BRR dan
27 Gido 2013 66,799,000 Baik
SMPN 2 Gido Desa Somi Kecamatan Gido
Pembangunan jalan setapak dari jalan Provinsi Miga -
28 Lolowa'u Km.26 Plus menuju Poskesdes Lolofaoso Lalai Hiliserangkai 2013 170,500,000 Baik
Kecamatan Hiliserangkai
Pembangunan Jalan setapak dari jalan Provinsi ruas
Miga - Lolowa'u Km.21 Plus Dhi. Dimulai dari simpang
29 Hiliserangkai 2013 195,000,000 Baik
gereja GPDI Firdaus menuju SMK Negeri 1 Kec.
Hiliserangkai
Pembangunan jalan setapak dari jalan Nasional ruas
30 Tetehosi - Lahusa menuju Poskesdes Sitolubanua Kec. Bawolato 2013 73,000,000 Baik
Bawolato
Pembangunan jalan setapak dan lanjutan parit beton dari
31 jalan Nasional ruas Tetehosi - Lahusa menuju UPT Bawolato 2013 194,700,000 Baik
Dinas Pendidikan Kec. Bawolato
Pembangunan jalan setapak dari jalan Amakhaita
32 Bawolato 2013 73,000,000 Baik
menuju SMK Bawolato Desa Sisarahili Kec. Bawolato
Pembangunan Jalan setapak dari jalan Nasional ruas
33 Tetehosi - Lahusa menuju SD Lokal Jauh Sindrondro Bawolato 2013 147,000,000 Baik
Desa Sitolubanua Kec. Bawolato
Pembangunan Jalan setapak dari jalan Nasional ruas
34 Tetehosi - Lahusa menuju TK Imanuel Desa Dahana Bawolato 2013 139,650,000 Baik
Kec. Bawolato
Pembangunan jalan setapak di Desa Sisobahili Kec.
35 Hiliduho 2013 194,300,000 Baik
Hiliduho
Pembangunan lanjutan jalan setapak Dusun IV Desa
36 Hiliduho 2013 195,500,000 Baik
Fadoro Lauru Kec. Hiliduho
Pembangunan jalan setapak di Desa Onozitoli Dulu Kec.
37 Hiliduho 2013 194,600,000 Baik
Hiliduho
Pembangunan jalan setapak dari Desa Sinarikhi menuju
38 Hiliduho 2013 146,000,000 Baik
Desa Dima Kec. Hiliduho
Pembangunan lanjutan rabat beton di Desa Somolo-
39 Somolo-molo 2013 370,000,000 Baik
molo
Pembangunan rabat beton Eks DPDK jalan Duria
40 Hilisebua menuju jalan beringin daulo di Desa Hilisebua Gido 2013 289,000,000 Baik
Kecamatan Gido
41 Pembangunan jalan setapak menuju Puskesmas Somolo-molo 2013 199,450,000 Baik

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 149
Lokasi/
Kondisi
No Program/Kegiatan Kecamatan Tahun Nilai Proyek
Infrastruktur

[1] [2] [3] [4] [5] [6]


Somolo-molo Kecamatan Somolo-molo
Pembangunan lanjutan jalan setapak di Dusun III Desa
42 Gido 2013 284,050,000 Baik
Hilisebua menuju Desa Wea Wea Kecamatan Gido
Pembangunan jalan setapak di Desa Lasara Siwalu
43 Banua menuju Gereja BNKP Siwalubanua melalui Ma’u 2013 298,500,000 Baik
pemukiman penduduk Kecamatan Ma'u
Pembangunan lanjutan jalan setapak dari jalan golkar-
44 Hiliserangkai 2013 173,500,000 Baik
jalan botombawo botomuzoi, Kecamatan Hiliserangkai
Pembangunan Jalan Setapak di Desa Silima Banua,
45 Hiliduho 2013 189,050,000 Baik
Kecamatan Hiliduho
Pembangunan jalan menuju SMK Negeri 1 Hiliduho,
46 Hiliduho 2013 173,500,000 Baik
Kecamatan Hiliduho
Pembangunan jalan setapak di dusun III Desa Hiliduho -
47 Hiliduho 2013 198,000,000 Baik
Desa Hiligodu Taneseo, Kecamatan Hiliduho
Pembangunan jalan setapak di Desa Lasara
48 Siwalubanua dimulai dari Gereja AMIN menuju Ma’u 2013 196,000,000 Baik
Tuhewaebu Desa Sisarahili Kecamatan Ma'u
Lanjutan pembangunan jalan setapak dimulai dari Desa
49 Ma’u 2013 196,000,000 Baik
Lasarasiwalubanua menuju SMP Negeri 1 Mau
Pembangunan Jalan setapak dari Desa Lewuombanua
50 Ma’u 2013 198,500,000 Baik
Kec. Somolo-molo menuju desa Bawasolo’o Kec. Ma’u
Pembangunan jalan setapak dan box culvert pada jalan
51 Gido 2013 198,500,000 Baik
ruas Desa soewe - Siwahili, Kecamatan Gido
Lanjutan Rabat Beton di Perumahan BRR di Desa Somi
52 Gido 2013 118,500,000 Baik
Kec. Gido
Pembangunan Jalan setapak dhi. Mulai dari jalan ex.
53 Botomuzoi 2013 174,000,000 Baik
P3DT menuju SMPN 1 Botomuzoi
Pembangunan Jalan menuju SLTP Negeri 4 Idanogawo,
54 Idanogawo 2013 197,000,000 Baik
Kecamatan Idanogawo
Pembangunan jalan setapak di kompleks SMKN 1
55 Idanogawo 2013 140,125,000 Baik
Idanogawo, Kecamatan Idanogawo

C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman

Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara


lain:

1. Permasalahan pengembangan permukiman di Kabupaten Nias diantaranya:


a. Terbatasnya prasarana dan sarana dasar permukiman meliputi air minum,
drainase, pelayanan persampahan, jalan lingkungan/jalan penghubung, dan
listrik.
b. Masih banyaknya rumah tidak layak huni disebabkan keterbatasan
kemamampuan ekonomi masyarakat.
c. Kawasan permukiman belum tertata secara baik
d. Belum berkembangnya kawasan perdesaan potensial.

2. Tantangan pengembangan permukiman di Kabupaten Nias diantaranya:


a. Peningkatan pelayanan dasar permukiman kepada masyarakat
b. Pencapaian sasaran RPJMD Kabupaten Nias sektor pengembangan
permukiman.
c. Pencapaian sasaran MDGs Tahun 2015.

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 150
d. Belum tersusunnya dokumen perencanaan RP2KP/RTBL KSK Kabupaten Nias
e. Peningkatan pemahaman bagi masyarakat akan pentingnya permukiman yang
sehat, layak, dan tertata dengan baik.

Tabel 6.4. Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman


Kabupaten Nias

Permasalahan Pengembangan Alternatif


No. Tantangan Pengembangan
Permukiman Solusi
[1] [2] [3] [4]
1. Apek Teknis
 Terbatasnya prasarana dan sarana  Berkembangnya kawasan  Penyusunan dokumen
dasar permukiman permukiman yang tidak tertata RP2KP/RTBL KSK
 Banyaknya rumah tidak layak huni. dengan baik. Kabupaten Nias
 Kawasan permukiman belum tertata baik  Pencapaian sasaran MDGs  Bantuan stimulan
 Belum berkembangnya kawasan 2015 pembangunan rumah
perdesaan potensial  Pencapaian sasaran RPJMD tidak layak hini
2011 – 2016  Pembangunan
prasarana dan sarana
dasar permukiman
 Pembangunan pusat
permukiman baru
 Pembangunan
prasarana ekonomi
wilayah
2. Aspek Kelembagaan
 Kapasitas, kualitas dan kuantitas SDM  Tuntutan peningkatan  Penataan
SKPD yang menangani permukiman pelayanan yang semakin besar organisasi/tupoksi SKPD
masih rendah.  Pertumbuhan kawasan (khususnya Dinas
 Sinergitas dan koordinasi antar SKPD permukiman yang semakin Tarukim dan Dinas PU)
terkait masih kurang berkembang dengan cepat  Peningkatan kompetensi
aparatur.
 Peningkatan sinergitas
dan koordinasi antar
SKPD
3. Aspek Pembiayaan
 Terbatasnya kemampuan keuangan  Kebutuhan anggaran untuk  Pemanfaatan dana CSR
daerah penataan dan pengembangan  Peningkatan peran serta
permukiman semakin masyarakat dan swasta
bertambah  Dukungan dana APBN
dan APBD Provinsi
 Optimalisasi anggaran
dari APBD Kabupaten
4. Aspek Peran Serta Masyarakat/Swasta
 Kesadaran dan partisipasi masyarakat  Tuntutan peningkatan  Sosialisasi dan
masih rendah pelayanan yang semakin besar penyuluhan
 Pertumbuhan kawasan
permukiman yang semakin
berkembang dengan cepat

5. Aspek Lingkungan Permukiman


 Kawasan permukiman yang tidak tertata  Penurunan kualitas lingkungan  Penataan lingkungan
dengan baik permukiman kawasan permukiman
 Pencemaran lingkungan  Penyediaan prasarana
 Tumbuhnya kawasan kumuh dan sarana dasar
 Peningkatan peran serta
masyarakat

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 151
6.1.3. Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

Untuk mencapai pengembangan pemukiman yang baik di Kabupaten Nias, maka


mengacu kepada kondisi eksisting , sasaran RPJMD 2011 – 2016, target MDGs 2015, SPM
serta proyeksi kecenderungan 5 tahun kedepan (jumlah penduduk) maka perkiraan
kebutuhan program pengembangan permukiman di Kabupaten Nias 2015 – 2019 adalah
sebagai berikut :

Tabel 6.5. Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman


di Perkotaan Untuk 5 Tahun di Kabupaten Nias

NO. URAIAN UNIT 2015 2016 2017 2018 2019 KET.

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]


1
Jumlah Penduduk Jiwa 141.645 143.854 146.099 148.379 150.694 -

Jiwa/
Kepadatan Penduduk 166 168,56 170,02 173,86 176,57 -
Km2
Jiwa/ NA NA NA NA NA -
Proyeksi Persebaran Penduduk
Km2
Jiwa/ NA NA NA NA NA -
Proyeksi Persebaran Penduduk Miskin
Km2

2 Sasaran Penurunan Kawasan Kumuh Ha 20 % 20 % 20 % 20 % 20 % 100%

4 Kebutuhan RSH Unit 150 300 150 150 150 ∑ 900

Kebutuhan Pengembangan - -
5 Kws 2 2 - 4
Permukiman
NA : Not Avaible

Tabel 6.6. Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perdesaan


Untuk 5 Tahun di Kabupaten Nias

No. URAIAN UNIT 2015 2016 2017 2018 2019

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]

1 Jumlah Penduduk Jiwa 141.645 143.854 146.099 148.379 150.694

Jiwa/ 166 168,56 170,02 173,86 176,57


Kepadatan Penduduk
Km2
Jiwa/ NA NA NA NA NA
Proyeksi Persebaran Penduduk
Km2
Proyeksi Persebaran Penduduk Jiwa/ NA NA NA NA NA
Miskin Km2

2 Desa Potensial untuk Agropolitan Desa - - - - 1

3 Desa Kategori Miskin Desa - 20 20 20 20

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 152
No. URAIAN UNIT 2015 2016 2017 2018 2019

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]


Kawasan dengan Komoditas
4 Kws - - - 1 -
Unggulan

6.1.4. Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman di Kabupaten Nias

A. Permukiman Perkotaan

Pengembangan permukiman perkotaan diarahkan pada kecamatan Gido sebagai


rencana ibu kota Kabupaten Nias yang merupakan kawasan perkotaan dengan fungsi
sebagai pusat pertumbuhan utama dengan orientasi kegiatan berupa pemerintahan,
perumahan, perdagangan, fasilitas sosial, pendidikan dan pelayanan masyarakat serta
sebagai pintu gerbang perdagangan ke luar wilayah kabupaten dengan kelengkapan
sarana dan tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Disamping itu terdapat 2
kawasan perkotaan dengan fungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa, permukiman,
pendidikan, fasilitas sosial, fasilitas umum, koleksi dan distribusi dengan skala
pelayanan beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Idanogawo dan Hiliserangkai.

Program pengembangan permukiman perkotaan Kabupaten Nias 2015 – 2019 terdiri


dari :
1. Pembinaan Pelaksanaan Permukiman, yang ditujukan untuk menyiapkan dokumen
perencanaan pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman meliputi
kegiatan :
a. Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Permukiman (RP2KP)
b. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Strategis
Kabupaten Nias

2. Pengembangan Permukiman Kawasan Perkotaan, yang ditujukan untuk penyediaan


infrastruktur pada permukiman meliputi kegiatan :
a. Penyediaan/peningkatan Infrastruktur Permukiman kumuh, Kecamatan Gido
b. Penyediaan infrastruktur kawasan permukiman MBR sebanyak 1 kawasan
c. Penyediaan infrastruktur rumah sehat sederhana
d. Pembangunan rumah sehat sederhana.

B. Permukiman Perdesaan

Permukiman perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian,


termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi, meliputi kecamatan Bawolato, Ulugawo, Ma’u, Sogae’adu, Somolo-
molo, Botomuzoi, dan Hiliduho.

Program pengembangan permukiman perdesaan Kabupaten Nias 2015 – 2019 terdiri


dari :
1. Pembinaan Pelaksanaan Permukiman, yang ditujukan untuk menyiapkan dokumen
perencanaan pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman meliputi
kegiatan :
a. Penyusunan Master Plan Agropolitan
b. Penyusunan Master Plan Minapolitan

2. Pengembangan Permukiman Kawasan Perdesaan

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 153
a. Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan) sebanyak
1 kawasan yakni pada Kecamatan Sogaeadu
b. Penyediaan Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial wilayah
sebanyak 1 Kawasan di Kecamatan Botomuzoi.
c. Penyediaan sarana dan prasarana permukiman di desa tertinggal sebanyak 60
Desa
d. Pembangunan Infrastruktur perdesaan (PPIP) sebanyak 12 Desa

Untuk mendukung implementasi rencana program pengembangan permukiman


khususnya dalam memperoleh dukungan alokasi anggaran APBN dari Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemerintah Kabupaten Nias berkomitmen
untuk memenuhi kriteria kesiapan yang telah ditetapkan. Kesiapan Pemerintah
Kabupaten Nias dalam pengembangan permukiman meliputi :
1. Penyediaan lahan bagi kegiatan fisik.
2. Penyediaan anggaran untuk penyusunan DED bagi kegiatan fisik yang telah
disepakati alokasi anggaran pembangunan fisik.
3. Penyusunan dokumen perencanaan berbasis kawasan.
4. Penyediaan anggaran Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana
daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.
5. Komitmen Pemerintah Daerah untuk pengelolaan infrastruktur/bangunan fisil pasca
konstruksi.
6. Kesediaan untuk menandatangani Nota Kesepemahaman (MOU)

6.1.5. Usulan Program dan Kegiatan

A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan maka prioritas program pengemban permukiman


Kabupaten Nias Tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut :

Tabel 6.7. Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur


Permukiman Kabupaten Nias

VOLUME/ BIAYA SUMBER


No PROGRAM/ KEGIATAN LOKASI
SATUAN (RP) DANA
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
1 Program pengembangan permukiman perkotaan
Penyediaan Infrastruktur  Kecamatan Gido APBN
kawasan permukiman kumuh Dusun I Desa
Hiliweto
a 2 kawasan 4.000.000.000
 Kecamatan
Idanogawo Dusun I
Desa Tetehosi
Penyediaan infrastruktur  Kecamatan Gido APBN
b kawasan permukiman MBR 2 kawasan 6.000.000.000  Kecamatan
Idanogawo
Fasilitasi Pembangunan rumah
c 900 Unit 1.250.000.000
sehat sederhana
Penyediaan infrastruktur
900 unit/ Kec. Sogaeadu dan
d Kawasan Permukiman rumah 5.400.000.000 APBN
5 Kawasan Kec. Gido
sehat sederhana
2 Program pengembangan permukiman perdesaan
Infrastruktur kawasan Kecamatan Sogaeadu
a permukiman perdesaan 1 kawasan 3.000.000.000 APBN
potensial (Agropolitan)
b Penyediaan Infrastruktur 1 kawasan 3.000.000.000 Kecamatan Botomuzoi APBN
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 154
VOLUME/ BIAYA SUMBER
No PROGRAM/ KEGIATAN LOKASI
SATUAN (RP) DANA
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
pendukung kegiatan ekonomi
dan sosial wilayah
Bawolato, Ulugawo,
Penyediaan Infrastruktur
Somolo-molo, Ma’u,
c pendukung kegiatan ekonomi 60 Desa 24.000.000.000 APBN/APBD
Sogaeadu,Hiliduho,
dan sosial wilayah
Botomuzoi
Bawolato, Ulugawo,
Pembangunan Infrastruktur Somolo-molo, Ma’u,
d 12 Desa 12. 600.000.000 APBN/APBD
perdesaan (PPIP) Sogaeadu,Hiliduho,
Botomuzoi

B. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman

Usulan pembiayaan proyek pengembangan permukiman di Kabupaten Nias Tahun 2015


– 2019 adalah sebagai berikut :

Tabel 6.8. Usulan Pembiayaan Proyek Pengembangan Permukiman


(Dalam Juta Rupiah)

APBD APBD MASYA


No PROGRAM/ KEGIATAN APBN SWASTA CSR TOTAL
PROV KAB RAKAT
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]
1 Pembinaan Pengembangan Permukiman
A Penyusunan Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan Kawasan 850 850
Permukiman (RP2KP) Kab.
Nias
B Penyusunan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan
Kawasan Strategis 250 250
Kabupaten(RTBL KSK)
Kab. Nias
2 Program pengembangan permukiman perkotaan
A Penyediaan/ Peningkatan
Infrastruktur Permukiman 4000
Kumuh Kawasan Gido
B Penyediaan infrastruktur
6000
kawasan permukiman MBR
C Pembangunan Infrastruktur
1250
RSH
D Pembangunan Rumah
5400 540
Sehat Sederhana/ RSH
3 Program pengembangan permukiman perdesaan
A Pembangunan Infrastruktur
Kawasan Permukiman
3.000 3.300
Desa Potensial
(Agropolitan)
B BLM Fisik Kegiatan
Ekonomi dan Sosial 3.000 3.000 3.000
Wilayah
C BLM Fisik Infrastruktur
12.000 600 12600
Perdesaan

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 155
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 156
6.2. Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Nias

6.2.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan PBL di Kabupaten Nias

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan


sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan
lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan
gedung dan lingkungannya.
Undang – Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman memberikan amanat bahwa penyelenggaraan penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman adalah kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan
pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem
pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu. Selain dari pada itu
Undang – Undang Nomor 1 tahun 2011 juga mengamanatkan pembangunan kaveling tanah
yang telah dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan dalam penggunaan, penguasaan,
pemilikan yang tercantum pada rencana rinci tata ruang dan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL).
Selanjutnya Undang – Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
memberikan amanat bangunan gedung harus diselenggarakan secara tertib hukum dan
diwujudkan sesuai dengan fungsinya, serta dipenuhinya persyaratan administratif dan teknis
bangunan gedung. Persyaratan administratif bangunan gedung meliputi : (i) status hak atas
tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah, (ii) status kepemilikan
bangunan gedung dan (iii) izin mendirikan bangunan gedung. Sementara persyaratan teknis
bangunan gedung meliputi : (i) persyaratan tata bangunan mencakup peruntukan dan
intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan pengendalian dampak
lingkungan dan (ii) persyaratan keandalan bangunan gedung mencakup keselamatan,
kesehatan, keamanan, dan kemudahan.

Arah Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Nias adalah:


1. Meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk memenuhi
persyaratan bangunan gedung dan penataan lingkungan permukiman
2. Mengembangkan kawasan yang memiliki peran dan potensi strategis bagi pertumbuhan
kota
3. Mewujudkan arsitektur perkotaan yang memperhatikan/ mempertimbangkan khasanah
arsitektur lokal dan nilai tradisional
4. Menjaga kelestarian nilai-nilai arsitektur bangunan gedung (rumah adat tradisional) yang
dilindungi dan dilestarikan serta keahlian membangun rumah adat tradisional Nias.
5. Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung, termasuk bangunan
gedung dan rumah negara.
6. Mengembangkan kemitraan antara pemerintah, swasta dan lembaga nasional maupun
internasional di bidang bangunan gedung dan penataan lingkungan permukiman.
7. Meningkatkan kualitas lingkungan untuk mendukung pengembangan jati diri dan
produktivitas masyarakat
8. Meningkatkan kapasitas penyelenggara dalam penataan lingkungan dan permukiman.

6.2.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan di Kabupaten


Nias

A. Isu Strategis

Isu – isu strategis sektor penataan bangunan dan lingkungan (PBL ) di Kabupaten Nias
meliputi : (i) sektor penataan permukiman, (ii) penyelenggaraan bangunan gedung dan
rumah negara dan (iii) pemberdayaan komunitas dalampenanggulangan kemiskinan
adalah sebagaimana tertera pada tabel di bawah ini.
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 157
Tabel 6.10. Isu Strategis sektor PBL di Kabupaten Nias

NO Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis sektor PBL di Kabupaten Nias

[1] [2] [3]


Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) meliputi taman kota, hutan kota,
dan penghijaun lingkungan pemukiman
Penataan pemukiman di kawasan strategis ekonomi dan wisata “Soziona”
Pemeliharaan rumah adat tradisonal Nias yang masih ada
1. Penataan Lingkungan Permukiman Peningkatan kesadaran masyarakat dalam penataan bangunan dan
lingkungan
Peningkatan peran serta masyarakat dalam penataan bangunan dan
lingkungan
Pengembangan kawasan pemukiman baru di Ibu Kota
Penyediaan PSU di kawasan pemukiman
Penetapan Perda Bangunan dan Gedung
Optimalisasi pemyelenggaraan izin mendirikan bangunan (IMB)
Penyelenggaraan Bangunan Penataan dan pembangunan kantor pemerintahan di Ibu Kota Kabupaten
2.
Gedung dan Rumah Negara Nias yang baru
Penyediaan prasarana utilitas terutama air bersih dan listrik

Penurunan jumlah penduduk miskin yang masih tinggi


Pemberdayaan Komunitas
3. Sinergitas perencanaan dan pelaksanaan program penanggulangan
dalamPenanggulangan Kemiskinan
kemiskinan

B. Kondisi Eksisting

1. Regulasi yang terkait penataan bangunan dan lingkungan

Regulasi yang terkait dengan penataan bangunan dan lingkungan masih belum
tersedia. Satu-satunya regulasi yang digunakan untuk pengembangan kawasan
permukiman dan penataan bangunan gedung adalah dokumen rencana tata ruang
wilayah Kabupaten Nias. Rancangan peraturan daerah tentang Bangunan dan
Gedung telah selesai disusun namun masih belum disampaikan di DPRD
Kabupaten Nias. Sementara itu Rencana Detail Ibu Kota Kabupaten Nias dan
Kawasan Strategis masih dalam proses penyusunan oleh pihak konsultan sehingga
peraturan daerah lainnya yang terkait dengan Penataan Bangunan dan Lingkungan
masih belum dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Nias

2. Kawasan tradisional bersejarah

Kawasan tradisional bersejarah yang ada di Kabupaten Nias berupa batu megalith
dan rumah adat tradisonal. Kondisi fisik batu megalith secara umum telah
mengalami kerusakan akibat terpaan iklim dan perbuatan manusia sehingga
kondisinya tidak utuh dan diperlukan tindakan pemugaran. Sementara peninggalan
rumah adat tradisional ditemui di 7 (tujuh) kecamatan antara lain di kecamatan
Gido, Kecamatan Idanogawo, Kecamatan Bawolato, Kecamatan Sogaeadu,
Kecamatan Hiliserangkai, Kecamatan Botomuzoi dan Kecamatan Mau dengan
kondisi bangunan yang kurang terawat dan akses jalan yang sebahagian besar
masih belum memadai.

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 158
Tabel 6.11. Penataan Lingkungan Permukiman

Kawasan Tradisional/ Bersejarah

No Nama Kawasan Dukungan Infrastruktur Cipta Karya


[1] [2] [3]
Kecamatan Gido

1 Batu Megalit Hiliweto, Desa Hiliweto Belum Ada Akses Jalan Lingkungan

2 Batu Megalit Lahemo, Desa Lahemo Belum Ada Akses Jalan Lingkungan

3 Batu Megalit Akhelauwe, Desa Akhelauwe Belum Ada Akses Jalan Lingkungan

Kecamatan Sogaeadu

4 Batu Megalit Saitagaramba, Desa Saita Garamba Belum Ada Akses Jalan Lingkungan

Kecamatan Idanogawo

5 Batu Megalit Mailwa’a, Desa Maliwaa Belum Ada Akses Jalan Lingkungan

6 Batu Megalit Desa Sisobahili, Iraono Hura Belum Ada Akses Jalan Lingkungan

7 Rumah Adat di Dusun I, Desa Oladano Ada Akses Jalan Lingkungan

8 Rumah Adat di Dusun III, Desa Oladano Ada Akses Jalan Lingkungan

9 Rumah Adat di Dusun II, Desa Tuhewaebu Ada Akses Jalan Lingkungan

Kecamatan Bawolato

10 Batu Megalit Nalawo Satua, Desa Gazamanu Ada Akses Jalan Lingkungan

11 Batu Megalit Sisarahilisatua, Desa Sisarahili Ada Akses Jalan Lingkungan

12 Sifaoroasi Ulu Hua, Desa Siifaoro’asi. Ada Akses Jalan Lingkungan

Kecamatan Hiliserangkai
13 Rumah Adat di Desa Dahadano, Botombawo Ada Akses Jalan Lingkungan
14 Rumah Adat di Desa Dahadano Ada Akses Jalan Lingkungan
15 Rumah Adat di Desa Lolowua (4 Unit) Ada Akses Jalan Lingkungan

16 Rumah Adat di Desa Lalai I/II (2 Unit) Ada Akses Jalan Lingkungan

17 Rumah Adat di Desa Hilizia Lauru Ada Akses Jalan Lingkungan

18 Rumah Adat di Desa Fadoro Lalai Ada Akses Jalan Lingkungan

19 Rumah Adat di Desa Fadoro Honogoa Ada Akses Jalan Lingkungan

20 Batu Megalit di Desa Lolowua Ada Akses Jalan Lingkungan

21 Batu Megalit di Desa Lalai I/II Ada Akses Jalan Lingkungan


Batu Megalitdi Desa Lolofaoso Lalai (Gowe Lokhu Hada
22 Ada Akses Jalan Lingkungan
Mado Mendrofa

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 159
Kawasan Tradisional/ Bersejarah

No Nama Kawasan Dukungan Infrastruktur Cipta Karya


[1] [2] [3]
Kecamatan Botomuzoi

23 Batu Megalit Bawi Sigelo Galua, Desa Lasara Botomuzoi Belum Ada Akses Jalan Lingkungan

Kecamatan Mau

24 Batu Megalit dan Rumah Adat di Desa Dekha Belum Ada Akses Jalan Lingkungan

25 Batu Megalit di Desa Tuhemberua Belum Ada Akses Jalan Lingkungan

26 Rumah Adat di Desa Balodano Belum Ada Akses Jalan Lingkungan

Kecamatan Hiliduho
Batu Megalit Sobagimboho, di Desa Onowaembo, Hiligara,
27 Belum Ada Akses Jalan Lingkungan
Hiliduho
28 Rumah Adat di Desa Sinarikhi, Hiliduho Belum Ada Akses Jalan Lingkungan
Sumber : Keputusan Bupati Nias Tentang Penetapan Destinasi Wisata
di Kabupaten Nias Tahun 2013

3. Ruang terbuka hijau

Ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) di Ibu Kota Kabupaten Nias yang baru
(Gido) masih belum terbangun. Hal ini disebabkan belum adanya penetapan Ibu
Kota Kabupaten Nias yang baru pasca pemekaran (terbentuknya Kota
Gunungsitoli). Gido merupakan calon Ibu Kota Kabupaten Nias yang sudah
disepakati bersama antara Pemerintah Daerah dengan DPRD Kabupaten Nias dan
telah mendapat persetujuan Gubernur Sumatera Utara

Tabel 6.12. Rencana RTH di Kabupaten Nias Sesuai dengan RTRW

Ruang Terbuka Hijau

No Lokasi/RTH Rencana Luas RTH Rencana % Luas RTH

[1] [2] [3] [4]


1 Kawasan Perkotaan Kabupaten
Nias 394,72 Ha 30%

4. Pemenuhan SPM
Pelayanan izin mendirikan bangunan diselenggarakan oleh Dinas Tata Ruang,
Perumahan dan Kebersihan Kabupaten Nias. Pemenuhan standar pelayanan
perizinan mendirikan bangunan masih sangat rendah yakni 50 surat izin hingga
tahun 2014. Kondisi ini disebabkan belum ditetapkan lokasi Ibu Kota Kabupaten
Nias yang baru serta baru ditetapkannya Perarturan Daerah Tentang RTRW
Kabupaten Nias pada Tahun 2014.

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 160
Tabel 6.13. Pemenuhan SPM IMB di Kabupaten Nias

Pemenuhan SPM

Jumlah IMB Hingga


No Ketersediaan IMB Tahun 2014 % IMB HS Bangunan

[1] [2] [3] [4]


1 Kec. Gido 12 0,20 NA
2 Kec. Sogaeadu 1 - NA
3 Kec. Somolo-molo 2 0,16 NA
4 Kec. Mau 4 0,23 NA
5 Kec. Idanogawo 1 0,02 NA
6 Kec. Ulugawo 13 0,09 NA
7 Kec. Bawolato 10 0,22 NA
8 Kec. Hiliserangkai 6 0,38 NA
9 Kec. Botomuzoi - NA
10 Kec. Hiliduho 1 0,05 NA
Total 50 0,19 NA
*Kecamatan Sogaeadu masih bergabunga pada Kecamatan Gido

5. Penanganan kebakaran

Penanganan kebakaran berada dibawah koordinasi Badan Penanggulangan


Bencana Daerah kabupaten Nias. Prasarana dan sarana yang tersedia dalam
rangka penanggulangan kebakaran antaralain :
a. Pemadam kebakaran sebanyak 1 unit.
b. Pakaian dan kelengkapan petugas pemadam kebakaran

Tabel 6.14. Alat Penanggulangan Kebakaran di Kabupaten Nias

Penanggulangan Kebakaran

No Instansi Prasarana Kebakaran Keterangan

[1] [2] [3] [4]


1 BPBD Kab. Nias Mobil Pemadam Kebakaran 1 unit

6. Penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara.

Bangunan gedung dan rumah negara yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten
Nias terbagi dalam 2 bagian wilayah administrasi yaitu (i) Wilayah Kota Gunungsitoli
dan (ii) Wilayah Kabupaten Nias. Di wilayah kota Gunungsitoli terdapat 31 unit
bangunan dan rumah negara, yang terdiri dari peruntukan fungsi hunian 5 unit,
fungsi usaha 1 unit, fungsi sosial 25 unit. Kondisi fisik bangunan sebagian besar
dalam kondisi baik kecuali rumah dinas sebagian besar kondisi rusak sedang
sampai berat. Ketersediaan sarana utilitas bangunan gedung meliputi air bersih,
listrik, dan pelayanan persampahan relatif baik. Di wilayah Kabupaten Nias
sebanyak 432 Unit, yang terdiri dari fungsi sosial budaya 319 unit, fungsi hunian 34
unit, fungsi usaha 73 unit, dan fungsi khusus 6 unit. Kondisi fisik bangunan ± 60 %
kondisi baik, 20 % rusak sedang, dan 20 % rusak berat. Di sebagian besar
bangunan gedung tidak tersedia sarana utilitas meliputi air bersih, listrik, dan
pelayanan persampahan. Keadaan ini menyebabkan sebagian bangunan gedung
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 161
dan rumah negara tidak berfungsi sebagaimana peruntukannya. Sementara itu
Harga standar bangunan gedung negara (IHSBGN) sampai saat ini belum tersedia.

Tabel 6.15. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

Kawasan/ Jumlah BG Negara Status Kondisi


No
Kecamatan berdasarkan fungsi Kepemilikan Bangunan

[1] [2] [3] [4] [5]


Fungsi Hunian 4 Unit Milik Pemkab Baik
Fungsi Keagamaan -
Kota Gunungsitoli
1 Fungsi Usaha 25 Unit Milik Pemkab Baik
Fungsi Sosial Budaya 1Unit Milik Pemkab Baik
Fungsi Khusus -

Fungsi Hunian 3 Unit Milik Pemkab Baik


Fungsi Keagamaan -
Fungsi Usaha 3 Unit Milik Pemkab Baik
2 Idanogawo
Fungsi Sosial Budaya 47 Unit Milik Pemkab Baik

Fungsi Khusus 2 Unit Milik TNI/POLRI Baik

Fungsi Hunian 3 Unit Milik Pemkab Baik


Fungsi Keagamaan -
Fungsi Usaha 4 Unit Milik Pemkab Baik
3 Bawolato
Fungsi Sosial Budaya 56 Unit Milik Pemkab Baik

Fungsi Khusus 1 Unit Milik TNI/POLRI Baik

Fungsi Hunian 3 Unit Milik Pemkab Baik


Fungsi Keagamaan -
4 Ulugawo Fungsi Usaha 3 Unit Milik Pemkab Baik
Fungsi Sosial Budaya 30 Unit Milik Pemkab Baik
Fungsi Khusus -

Fungsi Hunian 3 Unit Milik Pemkab Baik


Fungsi Keagamaan -
Fungsi Usaha 8 Unit Milik Pemkab Baik
5 Gido
Fungsi Sosial Budaya 36 Unit Milik Pemkab Baik
Fungsi Khusus 2 Unit Milik TNI/POLRI Baik

Fungsi Hunian 3 Unit Milik Pemkab Baik


Fungsi Keagamaan -
6 Mau Fungsi Usaha 2 Unit Milik Pemkab Baik
Fungsi Sosial Budaya 22 Unit Milik Pemkab Baik
Fungsi Khusus -

Fungsi Hunian 3 Unit Milik Pemkab Baik


7 Somolo-molo
Fungsi Keagamaan -

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 162
Kawasan/ Jumlah BG Negara Status Kondisi
No
Kecamatan berdasarkan fungsi Kepemilikan Bangunan

[1] [2] [3] [4] [5]


Fungsi Usaha 2 Unit Milik Pemkab Baik
Fungsi Sosial Budaya 16 Unit Milik Pemkab Baik
Fungsi Khusus -

Fungsi Hunian 3 Unit Milik Pemkab Baik


Fungsi Keagamaan -
8 Hiliduho Fungsi Usaha 5 Unit Milik Pemkab Baik
Fungsi Sosial Budaya 35 Unit Milik Pemkab Baik
Fungsi Khusus 1 Unit Milik TNI/POLRI Baik

Fungsi Hunian 3 Unit Milik Pemkab Baik


Fungsi Keagamaan -
9 Hiliserangkai Fungsi Usaha 4 Unit Milik Pemkab Baik
Fungsi Sosial Budaya 28 Unit Milik Pemkab Baik
Fungsi Khusus -

Fungsi Hunian 3 Unit Milik Pemkab Baik


Fungsi Keagamaan -
10 Botomuzoi Fungsi Usaha 4 Unit Milik Pemkab Baik
Fungsi Sosial Budaya 31 Unit Milik Pemkab Baik
Fungsi Khusus 1 Unit Milik TNI/POLRI Baik

Fungsi Hunian 2 Unit Milik Pemkab Baik


Fungsi Keagamaan -
11 Sogae’adu Fungsi Usaha 3 Unit Milik Pemkab Baik
Fungsi Sosial Budaya 17 Unit Milik Pemkab Baik
Fungsi Khusus -

Fungsi Hunian 34 Unit Milik Pemkab Baik


Fungsi Keagamaan -
Fungsi Usaha 73 Unit Milik Pemkab Baik
12 TOTAL
Fungsi Sosial Budaya 319 Unit Milik Pemkab Baik
Fungsi Khusus 6 Unit Milik TNI/POLRI Baik
TOTAL KESELURUHAN ASET 432 Unit

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 163
Rekap Tabel 6.16. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

FUNGSI SOSIAL BUDAYA FUNGSI HUNIAN FUNGSI USAHA FUNGSI KHUSUS

No KECAMATAN
BALAI POS KANTOR PASAR
PUSKE SMA/ BALAI RUMDIS RUMDIS RUMDIS KTR PASAR
SERBA PUSTU KESDE SDN SMPN BPP SKPD/ TRADISI POLSEK KORAMIL
SMAS SMK KB KAB KEC MEDIS CABDIS MODERN
GUNA S CAMAT ONAL

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (16) (14) (15) (17) (18) (19) (20)

1 Kota G.Sitoli 1 - - - - - - - - 4 1* - 24 1 - - -

2 Idanogawo 1 1 4 6 25 6 2 1 1 - 1 2 1 1 - 2 1 1

3 Bawolato - 1 4 6 30 10 3 1 1 - 1 2 1 1 - 3 1 -

4 Ulugawo - 1 2 2 17 5 1 1 1 - 1 2 1 1 - 2 - -

5 Gido 1 1 3 6 18 4 1 1 1 - 1 2 1 5 - 3 1 1

6 Mau - 1 2 1 12 3 2 - 1 - 1 2 1 1 - 1 - -

7 Somolo-molo - 1 1 1 8 2 2 1 - - 1 2 1 1 - 1 - -

8 Hiliduho 1 1 3 9 14 3 2 1 1 - 1 2 1 1 - 4 1 -

9 Hiliserangkai 1 1 2 7 10 4 2 1 - - 1 2 1 1 - 3 - -

10 Botomuzoi - 1 2 7 12 5 2 1 1 - 1 2 1 1 - 4 - -

11 Sogaeadu - 1 2 2 8 2 1 - 1 - - 2 - 1 - 2 - -

JUMLAH 5 10 25 47 154 44 18 8 8 4 9 21 9 38 1 25 4 2

Jumlah keseluruhan Bangunan Gedung dan Rumah Negara sebanyak 432 Unit, yang terdiri dari Fungsi Sosial Budaya 319 unit, Fungsi hunian 34 unit, Fungsi Usaha 73
Unit, dan Fungsi Khusus 6 Unit
*UPT Gudang Farmasi

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 164
7. Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

Berdasarkan data BPS persentase penduduk miskin di Kabupaten Nias masih jauh
lebih tinggi dibanding rata – rata Provinsi Sumatera Utara secara umum. Pada
tahun 2010 tercatat 19.97 persen (26.400 jiwa) penduduk Nias hidup dibawah garis
kemiskinan, sedangkan di Sumatera Utara secara umum hanya 11,36 persen
(1.478.100 jiwa). Kondisi ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat
kesejahteraan penduduk Nias masih dibawah rata-rata.

Namun dilihat dari perkembangannya, tampak bahwa persentase penduduk miskin


di Kabupaten Nias cenderung mengalami penurunan. Persentase penduduk miskin
tahun 2010 sebesar 19,97 persen, tahun 2011 sekitar 19,11 persen sedangkan
pada tahun 2012 persentase penduduk miskin di Kabupaten Nias yaitu sekitar 18,67
persen.

Program pemberdayaan komunitas dalam rangka penanggulangan kemiskinan


antaralain yang dialokasikan di Kabupaten Nias adalah Program PNPM Mandiri
Pedesaan, Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP), dan Progran
Sanitasi Masyarakat, sementara P2KP tidak ada. Khusus Program PNPM Mandiri
Pedesaan, Pemerintah Kabupaten Nias mengalokasikan anggaran DDUB sebesar
10 – 15 % dari pagu anggaran APBN, dan komitmen ini telah terlaksana secara
konsisten.

Tabel 6.17. Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

Kegiatan PNPM Kegiatan Pemberdayaan


No Lokasi
Perkotaan (P2KP) Lainnya
[1] [2] [3] [4]
PNPM Perdesaan
1 Kabupaten Nias Kegiatan P2KP Tidak Ada PPIP
Program Sanimas

C. Permasalahan dan Tantangan

Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan


dan tantangan yang dihadapi, antara lain:
1. Penataan Lingkungan Permukiman:
a. Belum tersedianya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL
b. Belum terbangunnya ruang terbuka hijau (RTH)
c. Masih lemahnya sistim proteksi kebakaran
d. Terbatasnya prasarana dan sarana utilitas terutama air bersih, listrik, jalan, air
limbah, drainase, lingkungan, dan pelayanan persampahan

2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara:


a. Belum adanya perda bangunan gedung sebagai landasan hukum dalam
penyelenggaraan dan pengendalian bangunan gedung
b. Banyaknya bangunan gedung negara yang belum memenuhi persyaratan
keselamatan, keamanan, kenyamanan dan ketahanan terhadap gempa
c. Masih lemahnya pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung serta
rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan
d. Penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara masih kurang tertib dan
efisien
e. Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik
f. Kesadaran masyarakat untuk pengurusan IMB masih rendah
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 165
g. Terbatasnya prasarana dan sarana utilitas yang tersedia pada bangunan dan
rumah negara, terutama air bersih, listrik, jalan lingkungan, dan pelayanan
persampahan

3. Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan


a. Jumlah penduduk miskin masih sangat tinggi
b. Program penangulangan kemiskinan lintas sektoral/lintas SKPD masih belum
bersinergi.

Tabel 6.18. Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan


Bangunan dan Lingkungan

Permasalahan yang Tantangan Alternatif


No Aspek PBL
dihadapi Pengembangan Solusi
[1] [2] [3] [4] [5]
I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
1. Aspek Teknis Belum tersedianya landasan Perkembangan pemukiman Penyusunan RTBL
hukum dan landasan operasional tumbuh cepat semakin tidak
berupa RTBL terkendali
Belum terbangunnya ruang Pembebasalahan utnuk Penyediaan RTH ≥ 20 %
terbuka hijau (RTH) RTH semakin sulit dan
butuh biaya besar
Masih lemahnya sistim proteksi Resiko kebakaran semakin  Penyusunan RISPK
kebakaran besar  Pengadaan sarana
penanganan kebakaran
2. Aspek Kelembagaan Terbatasnya kualitas dan kuantitas Tuntutan terhadap Pelatihan SDM aparatur
SDM aparatur lingkungan pemukiman yang
berkualitas semakin besar
3. Aspek Pembiayaan Terbatasnya kemampuan Pembiayaan untuk penataan  Peningkatan peran serta
keuangan daerah lingkungan dan pemukiman masyarakat dan swasta
semakin besar  Dukungan dana CSR
4. Aspek Peran Serta Rendahnya kesadaran masyarakat Tingkat ketergantungan  Penyuluhan dan
Masyarakat / Swasta dalam penataan lingkungan masyarakat kepada sosialisasi
pemukiman pemerintah semakin besar  Pelibatan masyarakat
mulai proses
perencanaan,
pelaksanaan dan
pengawasan
Rendahnya peran serta swasta Pembiayaan untuk penataan Pelibatan swasta dalam
dalam penyiapan infrastruktur lingkungan dan pemukiman penataan lingkungan
guna pengembangan lingkungan semakin besar pemukiman
permukiman
5. Aspek Lingkungan Terbatasnya prasarana dan Kualitas 
lingkungan Pembangunan sarana
Permukiman sarana utilitas terutama air bersih, pemukiman semakin utilitas lingkungan dan
listrik, jalan, air limbah, drainase, menurun pemukiman terutama air
lingkungan, dan pelayanan bersih, listrik, jalan, air
persampahan limbah, drainase,
lingkungan, dan
pelayanan persampahan

II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara


1 Aspek Teknis Belum adanya perda bangunan Pertumbuhan bangunan Rancangan Perda Gedung
gedung sebagai landasan hukum gedung semakin meningkat Bangunan segera
dalam penyelenggaraan dan dan tidak terkendali disampaikan ke DPRD
pengendalian bangunan gedung
Banyaknya bangunan gedung Penelitian terhadap
negara yang belum memenuhi bangunan gedung negara
persyaratan keselamatan, yang sudah dibangun
keamanan, kenyamanan dan khususnya aspek
ketahanan terhadap gempa keselamatan, keamanan,
kenyamanan dan ketahanan
terhadap gempa

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 166
Permasalahan yang Tantangan Alternatif
No Aspek PBL
dihadapi Pengembangan Solusi
[1] [2] [3] [4] [5]
2 Aspek Kelembagaan Terbatasnya kualitas dan kuantitas Tuntutan terhadap Pelatihan SDM aparatur
SDM aparatur dalam penyelenggaraan bangunan
penyelenggaraan bangunan negara yang memenuhi
gedung dan rumah negara standart yang
dipersyaratkan semakin
besar
Masih lemahnya pengaturan Pertumbuhan bangunan  Penerapan regulasi
penyelenggaraan bangunan gedung semakin meningkat penyelenggaraan
gedung serta rendahnya kualitas dan tidak terkendali serta bangunan gedung
pelayanan publik dan perijinan membudayanya ketidak secara tegas dan
pedulian masyarakat dalam konsisten
pengurusan IMB akibat  Penataan sistim
sistim pelayanan yang pelayanan perizinan
kurang baik IMB
Penyelenggaraan bangunan Banyaknya bangunan Inventarisasi dan penataan
gedung dan rumah negara masih gedung negara yang tidak kembali bangunan gedung
kurang tertib dan efisien berfungsi secara optimal dan rumah Negara
Masih banyaknya aset negara Akuntabilitas pengelolaan Penataan manajemen asset
yang tidak teradministrasikan aset negara sangat rendah bangunan gedung dan
dengan baik rumah Negara
3 Aspek Pembiayaan Terbatasnya kemampuan Kebutuhan pendanaan Perencanaan yang lebih baik
keuangan daerah dalam untuk penyediaan bangunan dalam setiap pembangunan
pembangunan gedung dan rumah gedung dan rumah negara gedung dan rumah negara
negara terutama dalam dengan
pembangunan kantor mempeertimbangkan faktor
pemerintahan di Ibu Kota efisiensi dan efektifitas
yang baru cukup besar
4 Aspek Peran Serta Kesadaran masyarakat untuk Penyelenggaraan bangunan  Penyuluhan dan
Masyarakat / Swasta pengurusan IMB masih rendah gedung tidak tertib sosialisasi perizinan
IMB
 Penegakan ketentuan
dalam bidang
pelayanan perizinan
IMB
5 Aspek Lingkungan Terbatasnya prasarana dan Banyaknya gedung dan Pembangunan prasarana
Permukiman sarana utilitas yang tersedia pada rumah negara yang tidak utilitas di setiap bangunan
bangunan dan rumah negara, berfungsi gedung dan rumah negara
terutama air bersih, listrik, jalan
lingkungan, dan pelayanan
persampahan

III Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan


1 Aspek Teknis Jumlah penduduk miskin masih Tingkat penurunan Peningkatan target
cukup tinggi penduduk miskin setiap penurunan penduduk miskin
tahun sangat rendah
2 Aspek Kelembagaan Program penangulangan Banyaknya program  Sinergitas
kemiskinan lintas sektoral/lintas penangulangan kemiskinan programpenangulangan
SKPD masih belum bersinergi lintas sektor/lintas SKPD kemiskinan mulai dari
yang perlu disinegikan tahap perencanaa
 Mengotimalkan fungsi
Tim Koordinasi
penangulangan
kemiskinan Kabupaten
3 Aspek Pembiayaan Keterbatasan kemamampuan Kebutuhan pendanaan  Mengoptimalkan
daerah dalam membiayai program untuk program berbagai sumber
penanggulangan kemiskinan penanggulangan kemiskinan pendanaan dalam
semakin besar penangulangan
kemiskinan
 Penggunaan dana CSR
 Pelibatan NGO

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 167
4 Aspek Peran Serta Tingkat partisipasi masyarakat Tingkat ketergantungan Pelibatan masyarakat mulai
Masyarakat / Swasta dalam pelaksanaan program masyarakat miskin kepada proses perencanaan,
penanggulangan kemiskinan bantuan pemerintah masih pelaksanaan dan
masih rendah cukup tinggi pengawasan
5 Aspek Lingkungan Kualitas lingkungan pemukiman Berpotensi untuk Pelaksanaan program
Permukiman sangat rendah berkembang menjadi sanitasi linkungan berbasis
kawasan kumuh masyarakat

6.2.3. Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Nias

Analisis kebutuhan program dan kegiatan sektor Penataan Bangunan dan


Lingkungan di Kabupaten Nias didasarkan pada isu strategis, permasalahan dan tantangan
yang dihadapi serta memperhatikan Permen PU Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pedoman
Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, Permen PU Nomor 26 tahun 2008
tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan, Permen PU Nomor 14 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, dengan 3 (tiga) kegiatan utama yaitu :
a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
Dalam rangka penataan lingkungan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Nias
diperlukan regulasi dan dokumen perencana sebagai landasan yuridis dan operasional
penyelenggaraan antaralain Perda Bangunan Gedung, Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK), Rencana Tindak
Penataan dan Revitalisasi, Rencana Tindak Sistem Ruang Terbuka Hijau, dan Rencana
Tindak Pengembangan Kawasan Permukiman Tradisional Bersejarah.
Untuk kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara,
dibutuhkan renovasi dan pemugaran batu megalih dan rumah tradisonal Nias sehingga
kelestariannya dapat terjaga sebagai warisan budaya yang unik dan membanggakan. Saat
ini terdapat 16 unit batu megalith dan 16 unit rumah adat tradisonal yang membutuhkan
penaganan dalam bentuk renovasi dan pemugaran yang diduku dengan pembangunan
akses jalan lingkungan. Sementara itu untuk mendukung penyelengaraan pemerintahan dan
pelayanan kepada masyarakat diperlukan pembangunan gedung negara berupa prasarana
kantor pemerintahan, sekolah, rumah sakit, serta puskesmas dan jaringannya. Kebutuhan
prasarana kantor pemerintahan merupakan kebutuhan prioritas dan mendesak pasca
terbentuknya Daerah Otonom Baru (DOB) yang ditindak lanjuti dengan perpindahan Ibu Kota
Kabupaten Nias dari Kota Gunungsitoli ke Kecamatan Gido sebagai Ibu Kota Kabupaten
Nias yang baru. Kebutuhan bangunan gedung negara sekurang – kurangnya 27 unit yang
diikuti dengan penataan lingkungan bangunan gedung negara sehingga tercipta lingkungan
kerja yang nyaman dan ASRI.
Pada kegiatan penataan lingkungan pemukiman diperlukan pengembangan sarana
dan prasarana proteksi kebakaran, sarana dan prasarana aksesbilitas, serta pembangunan
ruang terbuka hijau berupa taman kota dan hutan kota

Tabel 6.19. Kebutuhan Pembiayaan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

Kebutuhan
No Uraian Satuan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Keterangan
2015 2016 2017 2018 2019
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]
1 Peraturan Penataan Bangunan Dan Lingkungan
Legalisasi Perda
Bangunan dan Perda. 1 1
Gedung
2 Bangunan Gedung dan Fasilitasnya
Pembangunan Kegiatan - 1 - - - 1

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 168
Kebutuhan
No Uraian Satuan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Keterangan
2015 2016 2017 2018 2019
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]
Aksesibilitas
Bangunan Gedung
dan Lingkungan
Pembangunan
Kantor Bupati,
Kantor DPRD,
Kantor SKPD, Unit 2 5 5 5 10 27
GOR, Pendopo,
Rumah Dinas
Jabatan
Rehabilitasi Rumah
Tradisional Nias
Dokumen 2 2 2 2 2 10
dan Batu
megalithbersejarah
3 Sarana Dan Prasrana Lingkungan Permukiman
Penyusunan
Perencanaan Dokumen - - 1 - - -
Teknik RISPK
Pembangunan
Prasarana dan
Sarana Kawasan - - 1 - - -
Penanggulangan
Kebakaran
Penyusunan RTBL
Kawasan Dokumen - 1 - - - -
Perkantoran Gido
Pembangunan
Sarana dan
prasarana
Unit - - 1 - - -
Revitalisasi
Kawasan
Perkantoran Gido
Rencana Tindak/
DED RTH
Kawasan Pusat Unit - - 1 - - -
Pengembangan
Kota Gido
Pembangunan
Sarana dan
prasarana
Unit - - - - 1 -
Penataan Ruang
Terbuka Hijau
(RTH)
Penyusunan
Rencana Tindak
Penataan
Lingkungan Unit - - - 1 -
Permukiman
Tradisional/
Bersejarah
Pembangunan
Sarana dan
prasarana
Kegiatan 2 2 2 2 2 Σ 10
Lingkungan
Permukiman
Tradisional/Berseja
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 169
Kebutuhan
No Uraian Satuan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Keterangan
2015 2016 2017 2018 2019
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]
rah

6.2.4. Program-Program dan Kriteria Kesiapan Sektor Penataan Bangunan dan


Lingkungan

Program-Program Penataan Bangunan dan Lingkungan, diarahakan pada (i)


Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman, (ii) Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan
Gedung dan Rumah Negara dan (iii) Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam
Penanggulangan Kemiskinan, yang terdiri dari :

a. Peraturan Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan


Penetapan Ranperda Bangunan dan Gedung, yang telah selesai disusun tahun 2014,
segera diserahkan di DPRD untuk dibahas bersama dan ditetapkan menjadi Peraturan
Daerah

b. Bangunan Gedung dan Fasilitasnya


1. Pembangunan Aksesibilitas Bangunan Gedung dan Lingkungan
2. Pembangunan Kantor Bupati, Kantor DPRD, Kantor SKPD, GOR, Pendopo, Rumah
Dinas Jabatan
3. Rehabilitasi Rumah Tradisional Nias dan Batu megalithbersejarah

c. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman


1. Penyusunan Perencanaan Teknik RISPK
2. Pembangunan Prasarana dan Sarana Penanggulangan Kebakaran
3. Penyusunan RTBL Kawasan Perkantoran Gido
4. Pembangunan Sarana dan prasarana Revitalisasi Kawasan Perkantoran Gido
5. Rencana Tindak/ DED RTH Kawasan Pusat Pengembangan Kota Gido
6. Pembangunan Sarana dan prasarana Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
7. Penyusunan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/
Bersejarah
8. Pembangunan Sarana dan prasarana Lingkungan Permukiman
Tradisional/Bersejarah sebanyak 10 Kawasan

Untuk mendukung implementasi rencana program pengembangan penataan bangunan


dan lingkungan khususnya dalam memperoleh dukungan alokasi anggaran APBN dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemerintah Kabupaten Nias
berkomitmen untuk memenuhi kriteria kesiapan yang telah ditetapkan. Kesiapan
Pemerintah Kabupaten Nias dalam pengembangan permukiman meliputi :
1. Penyediaan lahan bagi kegiatan fisik.
2. Penyediaan anggaran untuk penyusunan DED bagi kegiatan fisik yang telah
disepakati alokasi anggaran pembangunan fisik.
3. Penyusunan dokumen perencanaan berbasis kawasan.
4. Penyediaan anggaran Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana
daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.
5. Komitmen Pemerintah Daerah untuk pengelolaan infrastruktur/bangunan fisil pasca
konstruksi.
6. Kabupaten Nias memiliki peninggalan sejarah masa lampau dan budaya unik yang
harus dilestarikan (heritage)
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 170
7. Kabupaten Nias (Kepulauan Nias) termasuk sebagai daerah rawan bencana
karena posisinya berada pada bagian terdepan atau terdekat dengan zona
subduksi antara lempeng samudra Hindia dengan lempeng benua Eurasia,
sehingga sangat berpotensi terjadi gempa bumi tektonik.
8. Penataan bangunan yang diusulkan berada pada kawasan strategis kabupaten
untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan dalam RTRW
Kabupaten Nias 2014 - 2034
9. Kesediaan untuk menandatangani Nota Kesepemahaman (MOU)
10. Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat
11. Komitmen Pemerintah Daerah dalam rencana pengembangan dan investasi

6.2.5. Usulan Program dan Kegiatan PBL di Kabupaten Nias

Usulan program dan kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten


Nias Tahun 2015 – 2019 sebagaimana terangkum dalam tabel berikut ini :

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2015-2019 171
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 172
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 173
6.3. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kabupaten Nias

6.3.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan di Kabupaten Nias

Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,


melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau
mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum. Penyelenggara
pengembangan SPAM adalah badan usaha milik negara (BUMN)/ badan usaha milik daerah
(BUMD), koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan
penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum. Penyelenggaraan SPAM
dapat melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa pemeliharaan,
perlindungan sumber air baku, penertiban sambungan liar, dan sosialisasi dalam
penyelenggaraan SPAM.

Beberapa peraturan perundangan yang menjadi dasar dalam pengembangan sistem


penyediaan air minum (SPAM) antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air


Pada pasal 40 mengamanatan bahwa pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum
rumah tangga dilakukan dengan pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM).
Untuk pengembangan sistem penyediaan air minum menjadi tanggung jawab
Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Program Jangka Panjang


(RPJP) Tahun 2005-2025
Perundangan ini mengamanatkan bahwa kondisi sarana dan prasarana masih rendah
aksesibilitas, kualitas, maupun cakupan pelayanan.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem


Penyediaan Air Minum
Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas
dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen,
keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk
melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih
baik. Peraturan tersebut juga menyebutkan asas penyelenggaraan pengembangan
SPAM, yaitu asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan
keserasian, keberlanjutan, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas.

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan


Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Mengamanatkan bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan/ penyediaan air minum
perlu dilakukan pengembangan SPAM yang bertujuan untuk membangun, memperluas,
dan/atau meningkatkan sistem fisik dan non fisik daam kesatuan yang utuh untuk
melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih
baik dan sejahtera.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar


Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
Menjelaskan bahwa tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem
Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari.
SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan
perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi,
unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 174
perpipaan dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air
hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan
mata air. Pengembangan SPAM menjadi kewenangan/ tanggung jawab Pemerintah dan
Pemerintah Daerah untuk menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum
bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif sesuai dengan peraturan perundangundangan, seperti yang
diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

6.3.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan di Kabupaten


Nias

A. Isu Strategis Pengembangan SPAM

Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya pemerintah


Kabupaten Nias untuk mencapai target pembangunan di bidang air minum :
1. Peningkatan akses air minum yang aman.
2. Pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum.
3. Peningkatan kapasitas kelembagaan.
4. Pengembangan pendanaan.
5. Pengembangan dan penerapan peraturan perundang-undangan.
6. Peningkatan peran dan kemitraan badan usaha dan masyarakat
7. Penyelenggaraan pengembangan SPAM yang sesuai dengan kaidah teknis dan
penerapan inovasi teknologi

B. Kondisi Eksisting Pengembangan SPAM di Kabupaten Nias

1. Aspek Teknis

a. SPAM Perpipaan PDAM

Pengelolaan air minum di Kabupaten Nias dilaksanakan oleh PDAM Tirta Umbu
yang melayani Kota Gunungsitoli dan Kabupaten Nias. PDAM Tirta Umbu
merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Kabupaten
Nias. Namun pelayanan PDAM Tirta Umbu sebagian besar (> 95 %) melayani
wilayah kota Gunungsitoli.

Sistim jaringan air minum yang melayani wilayah kabupaten Nias adalah sistim
perpipaan yang bersumber dari Binaka (kota Gunungsitoli). Jumlah penduduk
yang terlayani sebanyak 2.190 Jiwa atau dengan tingkat pelayanan 1,59 %.
Wilayah yang terlayani adalah kecamatan Gido dengan jumlah desa sebanyak
7 (tujuh) desa.

Pasca pemekaran Kabupaten Nias Tahun 2008, seluruh prasarana air minum
PDAM berada di wilayah kota Gunungsitoli diantaranya bangunan intake,
instalasi pengolahan air (IPA), reservoar, pompa distribusi, dan jaringan
transmisi. Yang ada di wilayah Kabupaten Nias hanya jaringan distribusi di IKK
Gido dengan jumlah sambungan rumah sebanyak 438 SR. Dengan kondisi
prasarana yang ada saat ini tingkat pelayanan yang diberikan oleh PDAM tidak
maksimal. Pelayanan air bersih rata–rata 8 jam per hari.

Besarnya unit konsumsi air minum (liter/orang/hari) untuk jaringan perpipaan


dapat mencapai 60 liter/orang/hari. Sementara itu potensi sumber air baku yang
tersedia di wilayah Kabupaten Nias cukup besar, diantaranya berdasarkan hasil

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 175
survey sumber air baku di sungai Idanogawo mencapai 300 liter/detik dan
sungai Baho Mua mencapai 200 liter/detik.
b. SPAM Perpipaan Non PDAM
Mengingat cakupan pelayanan PDAM yang masih terbatas maka untuk
mendukung penyediaan air minum Pemerintah Daerah memfasilitasi melalui
pembangunan sarana air bersih di desa – desa yang dilaksanakan oleh Dinas
Pekerjaan Umum dengan menggunakan sumber mata air yang tersebar di
seluruh kecamatan. Prasarana air minum pedesaan ini dalam bentuk hidran
umum (HU) dan sebagian besar tidak berfungsi disebabkan pemeliharaan yang
kurang baik dari masyarakat setempat.

c. SPAM Non Perpipaan


SPAM non perpipaan merupakan sistim penyediaan air minum berupa pompa,
sumur, mata air dan dan sungai yang dibangun oleh pemerintah dalam bentuk
penampungan air hujan (PAH), perlindungan mata air dan sebagian besar
diupayakan sendiri oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air minumnya.
Berdasarkan data Sensus Penduduk BPS Tahun 2010, SPAM non perpipaan
merupakan sumber air terbesar di Kabupaten Nias.

2. Aspek Pendanaan

Pembiayaan pengelolaan air minum oleh PDAM Tirta Umbu didasarkan pada tarif
yang sudah ditetapkan dengan Peraturan Bupati Nias Nomor : 23 Tahun 2013
Khusus pelanggan di wilayah Kabupaten Nias pencapaian target pembayaran
rekening air minum sebesar 82%, dengan tingkat tunggakkan sebesar 18 %.
Secara umum ketaatan dalam pembayaran rekening air relatif cukup baik.

Tabel 6.21. Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM Perpipaan


PDAM Tirta Umbu di Kabupaten Nias

Daerah Pelayanan Tingkat Pelayanan Sumber Air


Sistem Jumlah Jumlah
% Debit
Jaringan Luas WP Penduduk Penduduk % Penduduk Lokasi
Wilayah (lt/detik)
WP Terlayani
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]

Perpipaan 85.342 137.327 2.190 1.59 7 Binaka 30

Sumber data : PDAM Tirta Umbu

Tabel 6.22. Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM Perpipaan Non PDAM


di Kabupaten Nias

Tingkat pelayanan Sumber Air


Kecamatan/ Jumlah Jumlah Sistem
No Debit Air
Desa Penduduk Penduduk Jaringan Sumber
(Lt/dtk) Kondisi
Desa Terlayani Dana
(PU)
(Jiwa) (Jiwa)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
1 Idanogawo
1 Tete Goenaai 646 96 Perpipaan RB APBD
2 Hililawae 356 89 Perpipaan RB APBD
3 Tuhewaebu 590 147 Perpipaan RB APBD
4 Sisobahili Iraonohura 1062 159 Perpipaan RB APBD
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 176
Tingkat pelayanan Sumber Air
Kecamatan/ Jumlah Jumlah Sistem
No Debit Air
Desa Penduduk Penduduk Jaringan Sumber
(Lt/dtk) Kondisi
Desa Terlayani Dana
(PU)
(Jiwa) (Jiwa)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
5 Oladano 990 346 Perpipaan RB APBD
6 Ahedano 850 780 Perpipaan RB APBD
7 Mondrali 400 Perpipaan B APBD I
BAWOLATO
1 Hiliganoita 1208 348 Perpipaan 0,6 RB CWSH
2 Sisarahili Bawolato 1622 824 Perpipaan RB APBD
3 Dahana 1205 567 Perpipaan 0,4 RB CWSH
4 Hilihoru 1340 180 Perpipaan RB APBD
5 Hilialawa 506 469 Perpipaan RB APBD
6 Sitolubanua 977 329 Perpipaan RB APBD
ULUGAWO
1 Holi 1198 1020 Perpipaan RB APBD
SOMOLO-MOLO
2 Somolo-Molo 640 420 Perpipaan RB APBD
GIDO
1 Hilisebua 1392 487 Perpipaan RB APBD
2 Umbu 747 261 Perpipaan RB APBD
3 Saewe 1274 445 Perpipaan RB APBD
4 Lolozasai 976 341 Perpipaan RB APBD
5 Lasara Idanoi 1636 1506 Perpipaan 0,4 RB CWSH
MAU
1 Tuhemberua 729 629 Perpipaan RB APBD
2 Atualuo 608 250 Perpipaan RB APBD
HILIDUHO
1 Onozitoli Dulu 169
2 Sinarikhi 822 924 Perpipaan 0,3 B SURF AID
3 Ombolata Saloo 367 355 Perpipaan 0,4 B SURF AID
4 Sisobalauru 513 497 Perpipaan 0,3 B SURF AID
5 Tuhegafoa Ii 545 528 Perpipaan 0,2 B SURF AID
6 Ononamolo I Botomuzoi 532 516 Perpipaan 0,2 B SURF AID
7 Fadoro Lauru 1128 1094 Perpipaan 12 B SURF AID
8 DIMA 472 457 Perpipaan 0,2 B SURF AID
9 Mazingo Tanoseo 842 420 Perpipaan 0,3 B APBD
10 Sisobahili I Tanoseo 783 759 Perpipaan 3,2 B SURF AID
11 Hiligodu Tanoseo 566 562 Perpipaan 0,1 RB CWSH
12 Hiliduho 395 414 Perpipaan 0,2 RB CWSH
13 Silimabanua 492 477 Perpipaan 5 B SURF AID
HILISERANGKAI
1 Dahadano Botombawo 823 288 Perpipaan RB
2 Fadoro Lalai 785 174 Perpipaan RB APBD
BOTOMUZOI
1 Ononamolo Talafu 767 468 Perpipaan RB APBD
2 Hiliwaele II 264 240 Perpipaan RB APBD
1 Hiliwaele I 723 360 Perpipaan RB APBD
2 Tuhegafoa I 217 76 Perpipaan RB APBD
3 Balohili Botomuzoi 331 120 Perpipaan RB APBD
4 Fulolo Botomuzoi 395 138 Perpipaan RB APBD
SOGAEADU
1 Saetagaramba 1030 824 Perpipaan RB APBD
2 Sisarahili Sogeadu 1265 880 Perpipaan RB APBD
3 Tulumbaho 1022 990 Perpipaan 2,1 RB CWSH

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 177
Tingkat pelayanan Sumber Air
Kecamatan/ Jumlah Jumlah Sistem
No Debit Air
Desa Penduduk Penduduk Jaringan Sumber
(Lt/dtk) Kondisi
Desa Terlayani Dana
(PU)
(Jiwa) (Jiwa)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
4 Sogaeadu 804 700 Perpipaan RB APBD

Tabel 6.23. Jumlah Rumah Tangga SPAM Non Perpipaan


di Kabupaten Nias

Sumur Mata Air


Air
No Kecamatan Pompa Air Hujan
Tidak Tidak Sungai
Terlindungi Terlindungi
Terlindungi Terlindungi
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]
1 Idano Gawo 47 1.075 2.256 372 989 45 106
2 Bawolato 8 357 2.896 183 615 339 17
3 Ulugawo 0 80 709 380 618 64 5
4 Gido 9 700 3.580 578 1.145 51 47
5 Ma U 0 107 1.231 43 212 96 21
6 Somolo - Molo 0 223 390 125 273 34 138
7 Hiliduho 4 274 802 82 486 35 190
8 Hili Serangkai 0 338 436 34 140 11 583
9 Botomuzoi 1 380 1.169 110 176 14 150
10 Sogaeadu *) *) *) *) *) *) *)
Total 69 3.534 13.469 1.907 4.654 689 1.257
Sumber Data : BPS (SP2010) diolah
Keterangan : Jumlah Rumah Tangga Kabupaten Nias : 25.954
*) datanya bergabung di Kecamatan Gido

3. Kelembagaan

a. Kelembagaan PDAM Tirta Umbu

PDAM Tirta Umbu merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik
Pemerintah Kabupaten Nias yang dibentuk dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Nias Nomor 17 Tahun 1984. Tentang Pembentukan
Perusahaan Daerah Air Minum.

Rencana kerja Tirta Umbu disusun setiap Tahun dalam bentuk


Rencana Anggaran Biaya dan Investasi yang disahkan oleh Bupati
melalui Dewan Pengawas Monitoring dan evaluasi pengkajian
kelembagaan PDAM Tirta Umbu senantiasa dilakukan dalam rangka
efisiensi dan efektivitas pengelolaan badan usaha dan peningkatan
pelayanan kepada masyarakat. Namun monitoring dan evaluasi
kelembagaan lebih kepada evaluasi pegawai karena ada
pembatasan – pembatasan sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Daerah tentang Pembentukan PDAM Tirta Umbu.

Struktur organisasi PDAM Tirta Umbu berpedoman pada Peraturan Menteri


Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Kepegawaian
Perusahaan Daerah Air Minum., hal tersebut dapat dilihat dari struktur
organisasi PDAM tirta umbu Kabupaten Nias berikut ini :

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 178
STRUKTUR ORGANISASI PDAM TIRTA UMBU KABUPATEN NIAS

BUPATI

DEWAN
PENGAWAS

DIREKTUR

KEPALA BAG. KEPALA


ADMIN & KEU. CABANG BAGIAN TEKNIK

KASUBAG. KASUBAG KASUBAG KASUBAG REK. KASUBAG KASUBAG


PEMBUKUAN ADMINISTRASI KASUBAG KASUBAG
PELAYANAN TRANSMISI 7 TRANSMISI 7 PEMELIHARAAN
KEUANGAN DAN LAPORAN UMUM LANGGANAN PRODUKSI RETRIBUSI RETRIBUSI

Gambar 6.1. Struktur Organisasi PDAM Tirta Umbu Kabupaten Nias

Kondisi sumber daya manusia di PDAM Tirta Umbu sebanyak 44


orang, yang terdiri dari : S-1 sebanyak 1 orang, D-II sebanyak 2
orang, SLTA sederajat 37 orang, SLTP sebanyak 3 orang dan SD
sebanyak 1 orang.

b. Kelembagaan Pengelola Air Minum Non PDAM

Pengelolaan kelembagaan air minum non PDAM dikelola oleh


masyarakat secara swadaya. Di beberapa lokasi telah dibentuk
Badan pengelola Air atau komite air dibawah koordinasi Kepala Desa
setempat, dengan struktur organisasi yang bervariasi. Rencana kerja
kelembagaan dan monitoring – evaluasi pengkajian kelembagaan
SPAM tidak ada. Pedoman pengelolaan disepakati oleh warga
penerima manfaat di desa.

4. Peraturan Perundangan

Peraturan yang terkait dengan pengelolaan SPAM di Kabupaten Nias adalah


a. Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 17 Tahun 1984. Tentang
Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 179
b. Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 4 Tahun 2011 Tentang
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Pada Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirta Umbu
c. Peraturan Bupati Nias Nomor : 23 Tahun 2013 Tentang Penyesuaian
Tarif Air PDAM Tirta Umbu

5. Peran Serta Masyarakat

Secara umum peran serta masyarakat dalam pengelolaan air minum belum
begitu baik dan bervariasi antar lokasi/wilayah/desa. Khusus kepatuhan
terhadap pembayaran retribusi rekening air yang dikelola oleh PDAM, tingkat
kepatuhan relatif baik yakni sebesar 82 %. Sebaliknya tingkat kesadaran
masyarakat terhadap pemeliharaan jaringan, kualitas dan kuantitas sumber
air masih relatif rendah. Tidak dipungkiri bahwa cukup banyak prasarana air
bersih yang dibangun oleh pemerintah daerah tidak berfungsi secara optimal
karena tidak adanya rasa memiliki sehingga keberlanjutan dan pemeliharaan
jaringan termasuk sumber air tidak terlaksana sebagaimana mestinya

C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan SPAM

1. Permasalahan Pengembangan SPAM

Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan SPAM di kabupaten


Nias meliputi (i) aspek kelembagaan dan regulasi, (ii) aspek teknis
operasional, (iii) aspek pembiayaan dan (iv) aspek peran serta masyarakat,
sebagaimana digambarkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 6.23. Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM


di Kabupaten Nias

Tindakan
Aspek Pengelolaan Air
No Permasalahan
Minum
Yang Sudah Dilakukan Yang Akan Dilakukan

[1] [2] [3] [4] [5]


A Kelembagaan dan Regulasi
1 Organisasi SPAM Organisasi SPAM PDAM kurang Optimalisasi Mengusulkan revisi
efektif fungsiorganisasi Peraturan Daerah
tentang Pembentukan
PDAM Tirta Umbu
Organisasi SPAM yang dikelola oleh Pembinaan organisasi Pembentukan peraturan
masyarakat Bupati tentang
pengelolaan SPAM di
tingkat Desa/Kelompok
Masyarakat
2 Tata Laksana organisasi Tata laksana organisasi SPAM Pendelegasian Mengusulkan revisi
PDAM kurang efektif dalam kewenangan Peraturan Daerah
melaksanakan fungsi koordinasi dan pengambilan keputusan tentang Pembentukan
pengambilan keputusan yang bersifat PDAM Tirta Umbu
operasional
3 Sumber Daya Manusia Rendahnya kemampuan SDM dalam Pelatihan sesuai dengan Pembinaan dan pelatihan
bidang teknik dan administrasi kemampuan keuangan serta rekruitmen
B Teknis Operasional
1 Sumber Air Baku Kapasitas daya dukung air baku di Penyuluhan pengelolaan Kegiatan konservasi dan
berbagai lokasi semakin terbatas daerah hulu/DAS secara penghijauan

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 180
Tindakan
Aspek Pengelolaan Air
No Permasalahan
Minum
Yang Sudah Dilakukan Yang Akan Dilakukan

[1] [2] [3] [4] [5]


bijaksana
Kualitas sumber air baku semakin Penyuluhan Perlindungan sumber –
menurun pencemaran sumber air sumber mata air
baku
Belum adanya peraturan daerah Penyusunan Ranperda Finalisasi draft Ranperda
tentang perizinan tentang tentang Pengelolaan Air dan penyampaian ke
Pengelolaan Air Tanah di Kabupaten Tanah di Kabupaten DPRD
Nias Nias
3 Bangunan Intake Belum adanya bangunan intake di Melakukan survey lokasi Mencari sumber dana
wilayah Kabupaten Nias bangunan intake untuk pembangunan
intake di sungai
Idanogawo yang memiliki
debit air 500 liter/detik
4 Instalasi Pengolahan Air Belum adanya IPA di wilayah Menggunakan IPA yang Mencari sumber dana
(IPA) Kabupaten Nias ada di wilayah Kota untuk pembangunan IPA
Gunungsitoli
5 Reservoir dan Pompa Belum ada reservoar dan pompa Menggunakan reservoar Mencari sumber dana
Distribusi distribusi di wilayah Kabupaten Nias dan pompa distribusi untuk pembangunan
yang ada di wilayah reservoar dan pompa
Kota Gunungsitoli distribusi
6 Jaringan Transmisi Belum ada jaringan transimisi Membangun jaringan Mencari sumber dana
perpipaan di wilayah Kabupaten NIas distribusi dari sumber air untuk pembangunan
Binaka menuju jaringan transmisi
kecamatan Idanogawo
7 Jaringan Distribusi Keterbatasan anggaran untuk Membangun jaringan Merencanakan dan
membangun jaringan distribusi distribusi dari sumber air mencari sumber dana
Binaka menuju untuk pembangunan pipa
kecamatan GIdo distribusi dari IKK Gido
menuju IKK Idanogawo
8 Sambungan Rumah Keterbatasan SR disebabkan Membangun Membangun jaringan
jaringan distribusi yang terbatas sambungan rumah si distribusi untuk
wilayah Kabupaten Nias meningkatkan jumlah SR
sebanyak 350 SR
9 Meter Pelanggan Keterbatasan anggaran untuk Memasang meteran Pengadaan meteran
pengadaan meteran untuk rumah yang telah sesuai kondisi jangkauan
mendaftar dan telah jaringan distribusi dan
tersedia jaringan kemampuan keuangan
distribusi
C Pembiayaan
1 Sumber – sumber Keterbatasan sumber pendanaan Mengoptimalkan  Mengusulkan
pembiayaan penagihan retribusi tambahan
rekening air penyertaan modal
 Mengusulkan
bantuan dari
Pemerintah Pusat
 Efisiensi
pengelolaan usaha
2 Tarif Retribusi Terlalu rendah dan belum full cost Mengefisienkan Mengajukan peninjauan
recavery pemakaian energi listrik tarif
PLN dan BBM
3 Realisasi penerimaan Realisasi pencapaian 82 % Mengefektifkan Pemutusan meter air
retribusi penagihan langsung ke bagi pelanggan yang
rumah pelanggan menunggak > 3bulan
D Peran Serta Masyarakat
1 Kesadaran dan partisi pasi Masih sangat rendah dan tingkat Penyuluhan, Pelibatan masyarakat
ketergantungan terhadap pemerintah pembinaan, dan dalam proses
sangat tinggi (khususnya dalam mendorong perencanaan dan
pemeliharaan jaringan dan kualitas pembentukan badan pembangunan SPAM
sumber air) pengelola air

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 181
Tindakan
Aspek Pengelolaan Air
No Permasalahan
Minum
Yang Sudah Dilakukan Yang Akan Dilakukan

[1] [2] [3] [4] [5]


2 Kemampuan membayar Masih rendah Sosialisasi dan Pemutusan meter air
retribusi penyuluhan bagi pelanggan yang
menunggak > 3bulan

Tabel 6.25. Analisis Permasalahan melalui Perbandingan


Alternatif Pemecahan Masalah

Alternatif I Alternatif II Alternatif III


Aspek Pengelolaan
No
Air Minum Manfaa Biay Manfaa Manfa Biay
Teknis Teknis Biaya Teknis
t a t at a
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]
Kelembagaan dan
A
Regulasi

1 Organisasi SPAM
Pembuatan
Perbaikan
peraturan Perubahan
a. PDAM fungsi B R B R B B
internal Perda
managerial
organisasi
Pembuatan
Pembentuk perda
Pembinaan
an pengelolaa
b. Non PDAM dan C S B S B T
badan/komi n air minum
penyuluhan
te air di tingkat
desa
Pembuatan
Perbaikan
Tata Laksana peraturan Perubahan
2 fungsi B R B R B B
organisasi (PDAM) internal Perda
managerial
organisasi
Sumber Daya Rekruitmen
Manusia Pendidikan pegawai Rekrutnen
3 dan B S baru yang B T tenaga B S
pelatihan berkompe konsultan
tensi

B Teknis Operasional

Inventarisa
si dan
Penyuluha Penghijau
survey
n an dan
pengemba
1 Sumber Air Baku konservasi C R koservasi B T B T
ng an
lahan dan lahan dan
sumber air
air air
baku yang
baru
Pembangu
Optimalisas
n an intake
Intake yang
baru di
4 Bangunan Intake ada di Kota K R B T
wilayah
Gunung
Kabupaten
sitoli
Nias
Optimali Pembangu
Instalasi Pengolahan sas i IPA n an IPA
5 K R B T
Air (IPA) yang ada di baru di
Kota wilayah

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 182
Alternatif I Alternatif II Alternatif III
Aspek Pengelolaan
No
Air Minum Manfaa Biay Manfaa Manfa Biay
Teknis Teknis Biaya Teknis
t a t at a
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]
Gunung Kabupaten
sitoli Nias
Optimali Pembangu
sasi n an
reservoar reservoar
dan pompa dan pompa
Reservoir dan
6 distribusi K R distribusi B T
Pompa Distribusi
yang ada di baru di
Kota wilayah
Gunung Kabupaten
sitoli Nias
Optimali Pembangu
sasi n an
jaringan jaringan
transmisi transmisi
7 Jaringan Transmisi K R B T
yang ada di baru di
Kota wilayah
Gunung Kabupaten
sitoli Nias
Pembangu
Pemelihara
nan
an jaringan
8 Jaringan Distribusi K R jaringan B T
distribusi
distribusi
yang ada
baru
Optimali
Penamba
sasi SR
9 Sambungan Rumah K R han SR B T
yang sudah
baru
ada
Peningka Penamba
tan han
pelayanan meteran
10 Meter Pelanggan bagi K R baru bagi B T
pelanggan pelanggan
yang sudah yang sudah
ada terdaftar
C Pembiayaan
Penamba
Efisiensi Bantuan
Sumber – sumber han
1 biaya C R B T pusat dan B S
pembiayaan penyertaan
operasonal provinsi
modal
Peningka
2 Tarif Retribusi Tetap K R B T
tan tarif
Pemutusan
Mengefek
Penyuluha meteran
Realisasi tifkan
3 n dan C S B S bagi B S
penerimaan retribusi penagihan
pembinaan penunggak
langsung
> 3 bulan
Peran Serta
D
Masyarakat
Penyuluha Pelibatan
Kesadaran dan Pemberian
1 n dan C R maasyara B R B R
partisi pasi sanksi
pembinaan kat
Skema Subsidi dari
pembaya pemerintah
Kemampuan Penyuluha
ran yang daerah
2 membayar n dan C R B R B T
tidak bagi
retribusi pembinaan
memberat masyarakat
kan miskin

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 183
Alternatif I Alternatif II Alternatif III
Aspek Pengelolaan
No
Air Minum Manfaa Biay Manfaa Manfa Biay
Teknis Teknis Biaya Teknis
t a t at a
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]
Keterangan:
Manfaat = K (kurang), C (cukup), dan B (baik)
Biaya = R (rendah), S (sedang), dan T (tinggi)

2. Tantangan Pengembangan SPAM

Beberapa tantangan dalam pengembangan SPAM yang cukup besar ke depan,


agar dapat digambarkan, misalnya :
a) Tantangan Internal:
1) Tantangan dalam peningkatan cakupan kualitas air minum saat ini adalah
mempertimbangkan masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki
akses air minum yang aman yang tercermin pada tingginya angka
prevalensi penyakit yang berkaitan dengan air.
2) Keberadaan PDAM Tirta Umbu yang sebagian besar wilayah
pelayanannya berada di Kota Gunungsitoli, dituntut untuk mengembangkan
jaringan dan jangkauan pelayanan di wilayah Kabupaten Nias.
3) Tuntutan penyelenggaraan SPAM yang profesional terutama peningkatan
profesionalisme PDAM Tirta Umbu dalam pelayanan air minum.
4) Potensi sumber – sumber pendanaan yang ditujukan untuk pengembangan
SPAM dari SKPD/Kementerian/Lembaga/BUMD belum bersinergi sehingga
tidak optimal dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap air minum
yang layak.
5) Masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki akses air minum yang
aman dari sumber terlindungi.
6) Banyak potensi dalam hal pendanaan pengembangan SPAM yang belum
dioptimalkan. Sedangkan adanya tuntutan penerapan tarif dengan prinsip
full cost recovery merupakan tantangan besar dalam pengembangan
SPAM.
7) Adanya tuntutan untuk penyelenggaraan SPAM yang professional
merupakan tantangan dalam pengembangan SPAM di masa depan.
8) Adanya tuntutan penjaminan menuhan standar pelayanan minimal
sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun
2005 serta tuntutan kualitas air baku untuk memenuhi standar yang
diperlukan.
9) Adanya potensi masyarakat dan swasta dalam pengembangan SPAM yang
belum diberdayakan.

b) Tantangan Eksternal
1) Tuntutan pembangunan yang berkelanjutan dengan pilar pembangunan
ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
2) Tuntutan penerapan Good Governance melalui demokratisasi yang
menuntut pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan.
3) Komitmen terhadap kesepakatan Millennium Development Goals (MDGs)
2015 dan Protocol Kyoto dan Habitat, dimana pembangunan perkotaan
harus berimbang dengan pembangunan perdesaan.
4) Tuntutan peningkatan ekonomi dengan pemberdayaan potensi lokal dan
masyarakat, serta peningkatan peran serta dunia usaha, dan swasta
.
6.3.3. Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 184
A. Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM

Kebutuhan sistem penyediaan air minum terjadi karena adanya gap antara kondisi yang
ada saat ini dengan target yang akan dicapai pada kurun waktu tertentu. Berdasarkan
hasil study EHRA tahun 2014, terdapat 51 % keluarga yang mempunyai akses air
minum tercemar, dimana kondisi pelayanan air minum di Kabupaten Nias yang terlihat
dari porsi penduduk yang dapat mengakses sumber air minum terlindungi (akses aman)
masih minim. Yang sangat memprihatikan adalah cakupan pelayanan PDAM Tirta
Umbu di wilayah Kabupaten Nias baru sebesar 1,59 %.

Hal ini diperkuat oleh data BPS yang didasarkan pada hasil Survei Sosial Ekonomi
Nasional tahun 2013 menyatakan bahwa ada sekitar 75,29 persen kondisi air minum di
Kabupaten Nias tidak layak, dan sekitar 24,71 persen kondisi air minum yang layak.
Kondisi ini butuh perhatian pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup yang layak
sehingga tercipta manusia yang sehat.

Cakupan pelayanan SPAM perpiaan PDAM Tirta Umbu kurun waktu 5 tahun ke depan
harus ditingkatkan dari 1.59 % menjadi 21,92 %, sementara SPAM perpipaan non
PDAM ditingkatkan dari 9.91 % menjadi 14.41 %, serta SPAM non perpipaan dengan
sumber air terlindungi dari 13.62 % menjadi 16 %.

Arahan RTRW Kabupaten Nias 2014 – 2034, SPAM dengan sistem jaringan perpipaan
meliputi Kecamatan Gido, Idanogawo, Bawolato, Hiliduho, Hiliserangkai dan Sogaeadu,
sementara sistim jaringan non perpipaan meliputi kecamatan Ulugawo. Somolo-molo,
dan Ma’u.

SPAM perpipaan PDAM diarahkan peningkatan cakupan pelayanan sepanjang jalan


nasional meliputi kecamatan Gido, Sogaeadu, Idanogawo, dan Bawolato, dengan
memanfaatkan sumber air baku sungai Idanogawo berkapasitas 300 liter/detik dan
sungai Baho Mua berkapasitas 200 liter/detik. Untuk itu diperlukan pembangunan IPA
sungai Idanogawo dan IPA sungai Baho Mua, reservoar, intake, pipa transmisi, dan pipa
distribusi sepanjang 3 km.

SPAM perpipaan non PDAM diarahkan pada pelayanan penyediaan air minum di
kecamatan Hiliserangkai, Hiliduho, dan wilayah-wilayah yang tidak terjangkau oleh
SPAM perpipaan PDAM di Kecamatan Gido, Idanogawo, Bawolato, Hiliduho,
Hiliserangkai dan Sogaeadu. SPAM perpipaan non PDAM dilaksanakan oleh Dinas
Pekerjaan Umum melalui kegiatan pembangunan prasarana air bersih perdesaan.
SPAM non perpipaan diarahkan pada pelayanan penyediaan air minum kecamatan
Ulugawo. Somolo-molo, dan Ma’u melalui pembangunan sumur dangkal, sumur pompa
tangan, bak penampungan air hujan, dan bangunan perlindungan mata air yang
dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Ruang, Permukiman, dan
Kebersihan, dan Dinas Kesehatan.

Tabel 6.26. Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM

Kebutuhan
Kondisi
No Uraian
Existing
2015 2016 2017 2018 2019

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]


1 Sistem Perpipaan PDAM

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 185
Kebutuhan
Kondisi
No Uraian
Existing
2015 2016 2017 2018 2019

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]


a. Jumlah Penduduk 137.327 143.854 146.099 148.379 150.694 153.042
b. Jumlah KK 27,465 28,771 29,220 29,676 30,139 30,608

c. Kebocoran (%) 0.38 0.68 1.05 2.35 4.00 5.82

d. Sambungan Rumah (SR) 438 783 1,208 2,708 4,608 6,708

e. Terlayani/Jiwa 2,190 3,915 6,040 13,540 23,040 33,540

f. Terlayani (%) 1.59 2.72 4.13 9.13 15.29 21.92

g. Pemakaian Air (ltr/org/hr) 60 60 60 60 60 60

h. Kebutuhan Air Ltr/dtk 1.52 2.72 4.19 9.40 16.00 23.29

2 Sistem Bukan Perpipaan


a. Jumlah Penduduk 137.327 143.854 146.099 148.379 150.694 153.042
b. Jumlah KK 27,465 28,771 29,220 29,676 30,139 30,608

c. Kebocoran (%) 1.95 2.10 2.21 2.32 2.43 2.55

Cakupan pelayanan 13.62 14 14.5 15 15.5 16


d.
Penduduk (%)

e. Kebutuhan (ltr/org/hr) 30 30 30 30 30 30

f. Penduduk Terlayani 18,704 20,140 21,184 22,257 23,358 24,487

g. Jumlah KK terlayani 3,741 4,028 4,237 4,451 4,672 4,897

h. Kebutuhan air (ltr/dtk) 6.49 6.99 7.36 7.73 8.11 8.50

3 Sistem Perpipaan Non PDAM


Perpipaan sambungan
langsung
a. Tingkat Pelayanan (%) - 0.70 2.05 4.04 6.64 9.80
b. Penduduk Terlayani (jiwa) - 1,000 3,000 6,000 10,000 15,000
c. Jumlah SR - 200 600 1,200 2,000 3,000
d. Jumlah Jiwa/SR (Jiwa/SR) 5 5 5 5 5 5
e. Pemakaian Air (Liter/org/hr) 60 60 60 60 60 60
f. Kebutuhan Air (lt/det) 0.69 2.08 4.17 6.94 10.42 0.69
g. Kebocoran - 0.21 0.63 1.25 2.08 3.13
Perpipaan Sambungan
Umum (HU/KU)
h. Tingkat Pelayanan (%) 9.91 10.41 11.41 12.41 13.41 14.41
i. Penduduk Terlayani (jiwa) 13,609 14,975 16,670 18,414 20,208 22,053
j. Jlh KK terlayani 2,722 2,995 3,334 3,683 4,042 4,411
k. Jumlah HU/KU (Unit) 170 110 170 190 210 230
l. Jumlah Jiwa/HU/KU 80 80 80 80 80 80

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 186
Kebutuhan
Kondisi
No Uraian
Existing
2015 2016 2017 2018 2019

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]


m. Pemakaian Air (Ltr/org/hari) 30 30 30 30 30 30
n. Kebutuhan Air (Ltr/det) 4.73 5.20 5.79 6.39 7.02 7.66
o. Kebocoran 1.42 1.56 1.74 1.92 2.11 2.30
4 Jumlah Pelanggan KK
Proporsi Sambungan
a. 0.14 0.25 0.35 0.51 0.62 0.69
Langsung
b. Proporsi sambungan Umum 0.86 0.75 0.65 0.49 0.38 0.31
c. Jlh Sambungan Langsung 438 983 1,808 3,908 6,608 9,708
d. Jlh sambungan Umum 3,160 3,978 5,142 7,591 10,650 14,119
5 Unit Konsumsi
Sambungan langsung
a. 1.52 3.41 6.28 13.57 22.94 33.71
(ltr/dtk)
b. Sambungan Umum 4.73 5.20 5.79 6.39 7.02 7.66
c. Non Domestik 0.31 0.43 0.60 1.00 1.50 2.07
6 Kebutuhan Air
a. Kebocoran Total 3.75 4.55 5.62 7.84 10.62 13.80
b. Kebutuhan Air Domestik 12.74 15.61 19.42 27.69 38.07 49.87
Kebutuhan Air Non Domestik
c. 0.64 0.78 0.97 1.38 1.90 2.49
(5%)
d. Total kebutuhan Air 13.38 16.39 20.39 29.08 39.97 52.36
e. Kebutuhan Rata-Rata 17.12 20.93 26.01 36.91 50.60 66.16
f. Kebutuhan Maksimum (1.15) 19.69 24.07 29.91 42.45 58.19 76.08
Kebutuhan Puncak (ltr/dtk)
g. 29.97 36.63 45.52 64.60 88.54 115.78
(1.75)

B. Kebutuhan Pengembangan SPAM Daerah

Berdasarkan pada analisis kebutuhan program SPAM sebagaimana digambarkan dia


atas maka untuk mencapai sasaran peningkatan pelayanan air bersih di Kabupaten Nias
maka kebutuhan program pengembangan SPAM Kabupaten Nias Tahun 2015 – 2019
sebagaimana digambarkan pada tabel 6.26 di bawah ini :

Tabel 6.27. Kebutuhan Program Pengembangan SPAM


Kabupaten Nias

Kebutuhan
No Out Put Satuan
2015 2016 2017 2018 2019

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]


1 Pembinaan Pelaksanaan Pengembangan SPAM
Penyusunan Rencana Induk
Sistim Pengembangan Air Minum Perda 1
(RISPAM)

2 Penyelenggaraan SPAM terfasilitasi

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 187
Kebutuhan
No Out Put Satuan
2015 2016 2017 2018 2019

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]


Bantuan Manajemen Investasi 1
Fasilitasi Pinjaman Perbankan Investasi 1
Pemasangan SR, (40 % dari total
Kegiatan - - - 1 -
target 6.350 SR) = 2.540 SR

3 SPAM Di Kawasan MBR

Rehabilitasi IPA lama Unit Air


Kegiatan 1
Baku & Produksi

Pemasangan Pipa Transmisi dan


Kegiatan - - 1 - -
Distribusi

Pembangunan SPAM 1

4 Spam di Ibu Kota Kecamatan (IKK)

Pembangunan SPAM
Idanogawo, Bawolato,
Unit 1 1 1 1 1
Hiliserangkai, Botomuzoi,
Hiliduho
5 SPAM Perdesaan
Pembangunan SPAM Desa di
Desa 20 20 20 20
seluruh Kecamatan Rawan Air

6.3.4. Program-Program dan Kriteria Penyiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan


Pengembangan SPAM

A. Program Pengembangan SPAM

Program Pengembangan SPAM untuk mewujudkan pencapaian sasaran


pengembangan SPAM Kabupaten Nias terdiri dari :

1. Pembinaan Pelaksanaan Pengembangan SPAM


a. Penyusunan Rencana Induk Sistim Pengembangan Air Minum (RISPAM)

2. Penyelenggaraan SPAM Terfasilitasi (PDAM Terfasilitasi)


a. Bantuan Manajemen
b. Fasilitasi Pinjaman Perbankan
c. Pembinaan, fasilitasi dan peningkatan kapasitas PDAM Tirta Umbu untuk
meningkatkan cakupan pelayanan air minum ke wilayah Kabupaten Nias
(Kecamatan Sogaeadu, Kecamatan Idanogawo, Kecamatan Bawolato) dengan
target penambahan sambungan rumah sebanyak 6.350 SR, melalui investasi
kegiatan :
1) Rehabilitasi IPA lama Unit Air Baku & Produksi Pembangunan Instalasi Pengolahan Air
(IPA) sumber air Baho Mua dengan debit air 200 liter/detik.
2) Pembangunan Intake di Sungai Idano Gawo
3) Pembangunan Intake di Sungai Baho Mua

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 188
4) Pengadaan dan pemasangan pipa transmisi air minum HDPE diameter 250
mm sepanjang 25.000 m, dari perbatasan Kabupaten Nias dengan Kota
Gunungsitoli ke Kecamatan Bawolato.
5) Pengadaan dan pemasangan pipa transmisi air minum HDPE diameter 110
mm sepanjang 19.000 m, dari Kecamatan Gido ke Kecamatan Bawolato
6) Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air minum HDPE diameter 75
mm sepanjang 15.000 m, dari Idano Gawo ke Bozihona dan dari Desa
Tetegeonaai menuju Desa Maliwa’a, Siofaewali dan Sindrondro.
7) Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air minum HDPE diameter 50
mm sepanjang 10.000 m, dari Simpang jalan Nasional menuju Kec. Gomo,
Desa Siofabanua dan sekitarnya.
8) Pembangunan reservoar dan pompa distribusi di Sungai Idanogawo,
kapasitas 1.000 M³
9) Pembangunan reservoar dan pompa distribusi di Desa Tulumbaho,
kapasitas 650 M³
10) Penambahan reservoir dengan kapasitas total 1.000 M³
11) Penambahan pipa distribusi pada daerah yang dimensi perpipaannya tidak
memadai.
12) Pengadaan dan pemasangan sambungan pelanggan sebanyak 6.350
pelanggan
13) Pergantian pipa – pipa dinas yang sudah mengalami pengecilan diameter,
terutama yang berbahan Galvanized yang terpasang di daerah pinggir laut
14) Melakukan update/pemutahiran data pelanggan dan penertiban
sambungan illegal

3. Pengembangan SPAM di Ibu Kota Kecamatan (IKK)


Pengembangan SPAM di 5 Ibu Kota Kecamatan meliputi :
a. IKK Hiliduho
b. IKK Botomuzoi
c. IKK Hiliserangkai
d. IKK Idanogawo, dan
e. IKK Bawolato.

4. Pengembangan SPAM di Daerah Perdesaan


Pengembangan Prasarana dan Sarana Air Minum Perdesaan melaui Program
Perdesaan Pola Pamsimas, Program Desa Rawan Air/Terpencil , dan Program
Pembangunan Sarana Air Bersih (DAK dan DAU) di 80 Desa yang tersebar di 10
Kecamatan meliputi :
a. Kecamatan Gido sebanyak 10 Desa
b. Kecamatan Idanogawo sebanyak 10 Desa
c. Kecamatan Bawolato 10 Desa
d. Kecamatan Hiliduho sebanyak 5 Desa
e. Kecamatan Botomuzoi sebanyak 5 Desa
f. Kecamatan Ulugawo sebanyak 6 Desa
g. Kecamatan Ma’u sebanyak 6 Desa
h. Kecamatan Somolo-molo sebanyak 6 Desa
i. Kecamatan Hiliserangkai sebanyak 7 Desa
j. Kecamatan Sogaeadu sebanyak 5 Desa.

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 189
Untuk menjamin kemanfaatan dan keberlanjutan operasional dan pemeliharan
prasarana dan sarana air minum perdesaan, maka sebelum dilakukan pembangunan
(persyaratan calon lokasi) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Adanya pembebasan lahan dari masyarakat yang dalam bentuk surat hibah tanah
pada lokasi sumber air dan lintasan jaringan perpipaan/bangunan prasarana air
minum yang dilalui dari masyarakat kepada pemerintah kabupaten Nias (Bupati
Nias) sesuai format surat hibah yang telah ditetapkan.
2. Survey teknis oleh SKPD yang membidangi air minum/SKPD pelaksana yang
menyatakan debit air di sumber air minum layak atau terjamin.
3. Sudah dibentuk/ditetapkan Keputusan Kepala Desa dan atau Peraturan Kepala
Desa, dan atau Peraturan Desa, apabila melayani lintas beberapa desa ditetapkan
oleh Camat berdasarkan usul dari desa pengguna manfaat serta jika melintasi antar
kecamatan ditetapkan dengan keputusan Bupati, usul dari Camat wilayah, yang
mengatur pengelolaan Prasarana Air Minum di Tingkat Desa, yang penyusunannya
didasarkan hasil musyawarah masyarakat penerima manfaat, dengan melibatkan
BPD, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokah adat setempat.
Pengaturan tentang pengelolaan sarana air minum di tingkat desa, sekurang-
kurangnya memuat :
a. Badan Pengelola Air Minum/Komite Air di tingkat Desa, termasuk susunan
Kepengurusannya.
b. Tugas, Kewenangan, dan Kewajiban Badan Pengelola Air Minum/Komite Air
c. Hak dan Kewajiban Masyarakat, termasuk besaran iuran air minum
d. Sanksi

4. Pembangunan prasarana air minum perdesaan yang menggunakan sistim


perpipaan, pembangunan jaringan distribusi harus sampai pada Sambungan
Rumah (SR).
5. Masyarakat dilibatkan dalam proses perencanaan termasuk dalam penetapan lokasi
dan penetapan jalur perpipaan yang akan dilalui

B. Kriteria Penyiapan (Readiness Criteria)

Untuk mendapatkan dukungan alokasi anggaran yang bersumber dari APBN


(Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), Pemerintah Kabupaten Nias
menyatakan kesiapan memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebagai Kelengkapan
(readiness criteria) usulan kegiatan Pengembangan SPAM di Kabupaten Nias yang
diuraikan sebagai berikut :
1. Rencana Induk Pengembangan SPAM telah dianggarkan penyusunannya dalam
APBD Kabupaten Nias Tahun 2015.
2. Jakstrada SPAM telah dianggarakan penyusunannya dalam APBD Kabupaten Nias
Tahun 2015.
3. Kesediaan daerah menyediakan anggaran untuk penyusunan studi
kelayakan/justifikasi teknis meliputi :
a. Studi Kelayakan Lengkap: Penambahan kapasitas ≥ 20 l/detik atau diameter
pipa JDU terbesar ≥ 250 mm
b. Studi Kelayakan Sederhana: Penambahan kapasitas 15-20 l/detik atau
diameter pipa JDU terbesar 200 mm;
c. Justifikasi Teknis dan Biaya: Penambahan kapasitas ≤ 10 l/detik atau diameter
pipa JDU terbesar ≤ 150 mm;
4. Kesediaan daerah menyediakan anggaraan untuk penyusunan DED/Rencana
Teknis
5. Jaminan penyediaan lahan untuk keperluan bangunan fisik SPAM
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 190
6. Jaminan penyediaan Dana Daerah Untuk Urusan Bersama (DDUB) yang
bersumber dari APBD sesuai kebutuhan fungsional dan rencana pemanfaatan
sistem yang akan dibangun
7. Jaminan institusi pengelola pasca konstruksi oleh PDAM Tirta Umbu/Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Nias

C. Skema Kebijakan Pendanaaan

1. Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM

Skema kebijakan pendanaan pengembangan SPAM di Kabupaten Nias tergambar


dalam tabel di bawah ini

Tabel 6.28. Skema Kebijakan Pendananaan Pengembangan SPAM

Kegiatan Air Transmisi dan Distribusi


Unit Produksi
SPAM Baku (SR dan HU)

[1] [2] [3] [4]


APBN, PDAM, APBN, PDAM, KPS,APBN
KOTA APBN
KPS, (APBN) (MBR)
IKK APBN APBN APBN (s.d Hidran Umum
Desa Rawan Air APBN APBN APBN (s.d Hidran Umum
PAMSIMAS (APBN : 70%,
Desa dengan air baku
APBN, APBD, APBD : 10%, dan
mudah APBN
Masyarakat Masyarakat
(PAMSIMAS)
: 20%)
• HU = Hidran Umum;
• SR = Sambungan rumah;
• MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah.

2. Pendekatan Pembiayaan APBN

a. Non Cost-Recovery
1) Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi) pada IKK,
kawasan perbatasan/ pulau terdepan;
2) Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi) bagi
kawasan-kawasan tertinggal (kawasan kumuh, kawasan nelayan, dan ibu
kota kabupaten pemekaran;
3) Fasilitasi pengembangan SPAM bagi perdesaan (desa rawan air) melalui
pemicuan perubahan perilaku menjadi hidup bersih dan sehat,
pembangunan modal sosial, capacitu building bagi masyarakat, serta
pembangunan dan pengelolaan SPAM berbasis masyarakat; dan
4) Pengembangan SPAM skala kecil (perdesaan) pembiayaannya didorong
melalui DAK.
b. Cost recovery
1) Fasilitasi penyediaan air baku untuk air minum melalui kerjasama dengan
Ditjen Sumber Daya Air; dan
2) Fasilitasi penyediaan air minum (PDAM) di kawasan strategis dengan
pendanaan melalui perbankan, Pemerintah Daerah/PDAM Tirta Umbu ,
serta KPS.
3. Alternatif Pola Pembiayaan
a. Equity adalah merupakan sumber pendanaan dari internal cash PDAM Tirta
Umbu dan Pemerintah Daerah untuk program penambahan sambungan rumah
(SR).

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 191
b. Pinjaman Bank Komersial adalah merupakan sumber pembiayaan dari
pinjaman bank komersial dengan jumlah equity tertentu sebagai pendamping
pinjaman. dan menerapkan tariff minimal diatas harga pokok produksi (tarif
dasar);
c. Trade Credit adalah merupakan sumber pembiayaan dari pinjaman bank
komersial melalui pihak ke tiga (kontraktor/supplier) dan dibayar dengan
angsuran dari pendapatan PDAM dalam masa tertentu (10 tahun atau lebih).
Dilaksanakan oleh PDAM Tirta Umbu jika berdasarkan hasil analisa
diperkirakan dapat mengangsur sesuai dengan perjanjian;
d. Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) merupakan sumber pembiayaan
dari badan usaha swasta (BUS) berdasarkan kontrak kerjasama antara BUS
dengan pemerintah (BOT/Konsesi). Dilaksanakan jika memiliki pasar potensial
(captive market) dan telah dilengkapi dengan studi pra-FS dan kesiapan
pemerintah daerah;
1) Obligasi adalah merupakan sumber dana dari penerbitan surat utang yang
akan dibayar dari pendapatan PDAM Tirta Umbu. Dilaksanakan oleh
PDAM Tirta Umbu setelah memiliki rating minimal BBB;
2) CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan yang
dilakukan suatu perusahaan sebagai bentuk tanggungjawab terhadap
sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.

6.3.5. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM

Usulan Program dan kegiatan Pengembangan SPAM di Kabupaten Nias Tahun 2015
– 2019 tertera pada tabel di bawah ini :

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 192
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 193
6.4. Penyehatan Lingkungan Permukiman

6.4.1. Air Limbah

A. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Air Limbah

1. Arahan Kebijakan Pengelolaan Air Limbah


Beberapa peraturan perundangan yang mengatur pengelolaan air limbah, antara
lain:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional.
Pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk
mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhan
sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri, perdagangan, transportasi,
pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.


Pasal 21 ayat (2) butir d mengamanatkan pentingnya pengaturan prasarana
dan sarana sanitasi dalam upaya perlindungan dan pelestarian sumber air.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan


Sistem Penyediaan Air Minum.
Mengatur penyelenggaraan prasarana dan sarana air limbah permukiman
secara terpadu dengan penyelenggaraan sistem penyediaan air minum.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber


Daya Air
Pengaturan Sarana dan Prasarana Sanitasi dilakukan salah satunya melalui
pemisahan antara jaringan drainase dan jaringan pengumpul air limbah pada
kawasan perkotaan.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang


Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
Mensyaratkan tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai dan
tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota.

6. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 02/MENKLH/I/1998 tentang


Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan
Mengamanatkan bahwa Pengolahan yang dilakukan terhadap air buangan
dimaksudkan agar air buangan tersebut dapat dibuang ke badan air penerima
menurut standar yang diterapkan, yaitu standar aliran (stream standard) dan
standar efluen (effluent standard).

2. Lingkup Pengelolaan Air Limbah

Air Limbah yang dimaksud disini adalah air limbah permukiman (Municipal
Wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari
air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air
limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan
Berbahaya (B3). Air buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dapat
menimbulkan pengaruh yang merugikan terhadap kualitas lingkungan sehingga
perlu dilakukan pengolahan.

Pengolahan air limbah permukiman di ditangani melalui dua sistem yaitu

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 194
a. sistem setempat (onsite)
b. sistem terpusat (offsite).

Sanitasi sistem setempat (onsite) adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air
limbah berada dalam batas tanah yang dimiliki dan merupakan fasilitas sanitasi
individual sedangkan sanitasi sistem terpusat (offsite) adalah sistem dimana fasilitas
pengolahan air limbah dipisahkan dengan batas jarak dan mengalirkan air limbah
dari rumahrumah menggunakan perpipaan (sewerage) ke Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL).

B. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Air Limbah


Permukiman

1. Isu Strategis Pengembangan Air Limbah Permukiman

Isu-isu strategis yang perlu mendapat perhatian untuk pencapaian target


pembangunan di bidang pengembangan air limbah permukiman adalah.
a. Peningkatan akses terhadap pelayanan pengelolaan air limbah permukiman
b. Peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam
penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman.
c. Penguatan kebijakan dan regulasi sistem pengelolaan air limbah permukiman.
d. Peningkatan kapasitas kelembagaan SKPD yang menyelenggarakan
pelayanan pengelolaan air limbah permukiman
e. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung pelayanan pengelolaan air
limbah pemukiman

2. Kondisi Eksisting Pengembangan Air Limbah Permukiman

a. Aspek teknis

Sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Nias seluruhnya menggunakan


sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) baik itu secara individu
dan di beberapa tempat secara komunal. Di sisi lain masih banyak warga
masyarakat yang belum memiliki pengelolaan air limbah dan membuang
limbahnya ke saluran atau sungai.

Berdasarkan data BPS SP Tahun 2010 didapatkan informasi yang sangat


memprihatinkan bahwa apabila dianalisa dari penggunaan fasilitas tempat
buang air besar, hanya sebanyak 13,57 % rumahtangga yang menggunakan
fasilitas tempat buang air besar yang memenuhi syarat kesehatan yaitu tangki
septik. Pembuangan akhir tinja yang masih membuang sembarangan/tidak
memiliki fasilitas pembuangan air besar sebesar 50,46 %. Kondisi tersebut
diperkuat dengan status kepemilikan fasilitas tempat buang air besar dalam
bentuk jamban keluarga hanya 41,10 %. Sarana dan prasarana infrastruktur
pendukung pengelolaan air limbah skala Kabupaten meliputi sarana
pengangkutan truk tinja, instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) dan instalasi
pengolahan air limbah belum ada.

Sebagai bahan perbandingan, berdasarakan study EHRA tahun 2014


didapatkan data rumah tangga yang memliki tempat penyaluran akhir tinja yakni
untuk tanki suspect aman sebesar 2,8% dan 97% tanki suspect tidak aman

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 195
Tabel 6.30. Kapasitas Pelayanan Eksisting Skala Kabupaten Nias

Prasarana & Sistem Lembaga Keterangan


Jumlah Kapasitas
Sarana Pengolahan Pengelola Kondisi
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
Truk Tinja
IPLT Kabupaten Nias Belum Memiliki
IPAL

Pada Sistem On Site (Individual), hampir semua tangki septik tidak kedap dan
effluentnya disalurkan langsung ke selokan/saluran drainase tersier / sekunder
dan badan air lainnya. Hal lain dari tangki septik adalah dimensi yang kecil,
sehingga tidak memungkinkan dibuat ruangan-ruangan untuk proses
dekomposisi an-aerob. Tindakan pengurasan septic tank belum umum
dilakukan mengingat tidak tersedianya truk tinja yang melayani penyedotan
serta belum adanya IPLT.

Pada Sistem On Site (MCK Plus), kesadaran masyarakat untuk melakukan


pemeliharaan MCK Komunal masih kurang. Kondisi ini diperparah oleh faktor
ketersediaan air bersih yang kurang memadai, sehingga sebagian besar MCK
Plus yang dibangun melalui pendekatan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(SANIMAS) tidak berfungsi secara optimal.Sistem On Site (IPAL Komunal)
masih belum dikenal oleh masyarakat, serta belum ada di wilayah Kabupaten
Nias.

Kondisi ini menggambarkan permasalahan yang sangat besar dan kompleks


yang dihadapi oleh pemerintah Kabupaten Nias dalam menurunkan tingkat
pencemaran terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh air limbah domestik.

Tabel 6.31. Cakupan Pelayanan Sistem On Site

Jumlah PS Sanitasi Sistem Onsite


Pengumpulan Pengolahan
No Kecamatan
Jamban Septik
MCK Lainnya Cubluk Lainnya
Keluarga Tank
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
1 Idanogawo 51,61 7,38 41,01 24,05 34.94 41,01
2 Bawolato 16,13 3,20 80,67 5,55 13.78 80,67
3 Ulugawo 17,19 1,13 81,68 13,39 4.93 81,68
4 Gido 56,89 8,56 56,89 11,80 53.65 56,89
5 Mau 37,78 5,49 56,73 2,87 40.4 56,73
6 Somolo-molo 54,26 0,42 45,32 10,86 43.82 45,32
7 Hiliduho 40,28 18,23 41,49 32,38 26.13 41,49
8 Hiliserangkai 39,18 37,18 23,65 26,87 49.49 23,65
9 Botomuzoi 41,24 5,04 53,72 5,79 40.49 53,72
10 Sogaeadu - - - - - -
Total 41,10 8,43 50,46 13,57 307,63 50,46
Sumber data : BPS Hasil SP 2010 data diolah
Pengumpulan : Jumlah Rumah Tangga berdasarkan fasilitas tempat buang air besar
Jamban Keluarga = Jamban Sendiri; MCK = jamban bersama + jamban
Umum; Lainnya = tidak ada tempat buang air besar;
Pengolahan : Jumlah Rumah Tangga berdasarkan tempat akhir pembuangan tinja
Septik Tank = Tangki Septik; Cubluk = Tanpa Tangki Septik + tidak punya;
Lainnya = tidak ada fasilitas buang air besar
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 196
Pembangunan pengolahan air limbah komunal berbasis pemberdayaan
masyarakat telah mulai dilaksanakan pada Tahun 2010 melalui kegiatan Dana
Alokasi Khusus Sanitasi Berbasis Masyarakat. Bentuk infrastruktur yang
dibangun adalah MCK, Tangki Septic dan Saluran Pembuang. Namun sebagian
besar dari infrastruktur ini kurang berfungsi secara optimal disebabkan
terbatasnya dukungan ketersediaan air bersih yang memadai. Disamping itu
konsep MCK komunal kurang sesuai dengan kondisi masyarakat Kabupaten
Nias.

Tabel 6.32. Pelayanan Air Limbah Komunitas Berbasis Masyarakat

Sitem
Dibangun Cakupan
No Lokasi IPAL Kondisi
Tahun Pelayanan
MCK Komunal
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
1 Pembangunan Sanitasi
Berbasis Masyarakat di 2010 , 2012,
9 - 150 KK Baik
2014
Kecamatan Gido
2 Pembangunan Sanitasi
Berbasis Masyarakat di 2010 , 2012, Baik
8 - 150 KK
2014
Kecamatan Idanogawo
3 Pembangunan Sanitasi
Berbasis Masyarakat di 2010 , 2012, Baik
6 - 150 KK
2014
Kecamatan Bawolato
4 Pembangunan Sanitasi
Berbasis Masyarakat di 2010 , 2012, Baik
6 - 150 KK
2014
Kecamatan Botomuzoi
5 Pembangunan Sanitasi
Berbasis Masyarakat di 4 - 2011, 2013 150 KK Baik
Kecamatan Hiliduho
6 Pembangunan Sanitasi
Berbasis Masyarakat di 4 - 2011, 2013 150 KK Baik
Kecamatan Hiliserangkai
7 Pembangunan Sanitasi
Berbasis Masyarakat di 4 - 2011, 2013 150 KK Baik
Kecamatan Ulugawo
8 Pembangunan Sanitasi
4
Berbasis Masyarakat di - 2011, 2013 150 KK Baik
Kecamatan Somolomolo
9 Pembangunan Sanitasi
Berbasis Masyarakat di 4 - 2011, 2013 150 KK Baik
Kecamatan Mau
10 Pembangunan Sanitasi
-
Berbasis Masyarakat di - 2014 50 KK Baik
Kecamatan Sogae'adu
Sumber Data : Dinas TRPK Kabupaten

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 197
Tabel 6.33. Parameter Teknis Wilayah

No Uraian Besaran Keterangan

[1] [2] [3] [4]


Karateristik Fisik Kota Kec. Gido (calon Ibu Kota Kabupaten Nias)
1 Jumlah Penduduk 21.048 jiwa
Tingkat Kepadatan
 Sangat Tinggi (>400 12 Ha
jiwa/hektar)
 Tinggi (300-400 jiwa/hektar) 20 Ha
 Sedang(200-300 jiwa/hektar) 48 Ha
 Rendah (200 jiwa/hektar) ± ……………Ha
2 Tipe Bangunan Rumah Tangga
 Permanen 22,87 % KK
 Semi Permanen 32,93 % KK
 Tidak Permanen 44,20 % KK
3 Badan Air
 Nama Sungai/danau/waduk Gido Sebua
 Peruntukan Irigasi dan Air Baku
 Debit 125 liter/detik TRKP
 Kualitas BOD 4-5 ppm Mg/liter
COD 15-20 ppm Mg/liter
 Nama Sungai/danau/waduk Gido Si’ite
 Peruntukan Air Baku
 Debit 92 liter/detik
 Kualitas BOD 4-5 ppm Mg/liter
COD 15-20 ppm Mg/liter

b. Pendanaan

Kemampuan pendanaan dari masyarakat dan swasta dalam membiayai


penyediaan serta operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana air limbah
seperti pembiayaan pembangunan sarana individual masih sangat terbatas, hal
ini terlihat dari persentase jumlah rumah tangga yang memiliki jamban keluarga
(41,10 %).

Sementara alokasi anggaran dari pemerintah Kabupaten Nias (APBD) untuk


pelayanan penyediaan sarana dan prasarana pengolahan air limbah
pemukiman sangat terbatas, dan cenderung perhatian terhadap masalah ini
belum mendapat skala prioritas dalam program/kegiatan setiap tahunnya.

c. Kelembagaan

Organisasi pengelolaan air limbah berada di bawah SKPD Dinas Tata Ruang
Perumahan dan Kebersihan yang dilaksanakan oleh Bidang Kebersihan
Lingkungan, pada Seksi Persampahan yang mempunyai tugas pokok :
“Melaksanakan tugas pengelolaan limbah dan persampahan.”

Uraian tugas sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Bupati Nias Nomor 17


Tahun 2008 tanggal 30 Desember 2008 Tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan
tata Kerja Organissi Perangkat Daerah Kabupaten Nias dijabarkan sebagai
berikut : .
1. Membantu Kepala Bidang dalam pengelolaan limbah dan persampahan;
2. Melaksanakan tugas pengelolaan limbah dan persampahan;

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 198
3. Menyusun rencana kerja seksi;
4. Mengumpulkan, mengelola, menyajikan bahan/data untuk penyempurnaan
dan penyusunan kebijakan strategi dan standar pelaksanaan tugas-tugas
dinas dalam pelaksanaan bidang penanganan air limbah, pengelolaan,
pemusnahan dan pemanfaatan sampah di tempat pembuangan air;
5. Melaksanakan penyusunan rencana penyediaan prasarana dan sarana air
limbah masyarakat;
6. Melakukan pengendalian, pengawasan, monitoring dan evaluasi
pengelolaan limbah dan persampahan;
7. Membuat laporan secara berkala berkaitan dengan bidang tugasnya;
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan
fungsinya.

Dari aspek kelembagaan yang ada saat ini belum optimal dalam penanganan
air limbah pemukiman. Dari uraian diatas, posisi Seksi Persampahan di SKPD
Dinas Tata Ruang Perumahan dan Kebersihan Kabupaten Nias dapat dilihat
dari bagan Struktur Organisasi Dinas Tata Ruang Perumahan dan Kebersihan
dibawah ini :

KEPALA DINAS
TRPK

SEKRETARIS

BIDANG
BIDANG BIDANG
KEBERSIHAN
…………………. ………………….
LINGKUNGAN

SEKSI
PERSAMPAHAN

SEKSI
………………….

Gambar 6.2. Struktur Organisasi Pengelolaan Air Limbah Pada Dinas Tata Ruang
Perumahan dan Kebersihan Kabupaten Nias Nias

d. Peraturan Perundangan

Peraturan perundangan terkait pengelolaan air limbah permukiman yang ada


saat ini di Kabupaten Nias sangat terbatas, yakni :
1) Peraturan Bupati Nias Nomor 17 Tahun 2008 tanggal 30 Desember 2008
Tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan tata Kerja Organissi Perangkat
Daerah Kabupaten Nias
2) Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 Tentang RTRW Kabupaten Nias
Tahun 2014 – 2034.

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 199
e. Peran Serta Swasta dan Masyarakat

Peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan air limbah secara
umum masih sangat rendah, hal ini terlihat dari sangat minimnya partisipasi
masyarakat dalam pengendalian air limbah rumah tangga (termasuk saluran
dari jamban keluarga) yang langsung disalurkan ke selokan/saluran drainase
tersier / sekunder dan badan air lainnya, sehingga menimbulkan pencemaran
lingkungan yang cukup tinggi. Pada Sistem On Site (MCK Plus), kesadaran
masyarakat untuk melakukan pemeliharaan MCK Komunal juga masih kurang,
sehingga MCK komunal yang dibangun oleh Pemerintah Daerah kurang
berfungsi.

Kondisi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di dalam masyarakat secara
umum juga masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari perilaku masyarakat
dalam BAB 50,46 % masih semberangan/tidak memiliki fasilitas pembuangan
air besar.

Peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan air limbah secara
umum masih sangat rendah, hal ini terlihat dari sangat minimnya partisipasi
masyarakat dalam pengendalian air limbah rumah tangga (termasuk saluran
dari jamban keluarga) yang langsung disalurkan ke selokan/saluran drainase
tersier / sekunder dan badan air lainnya, sehingga menimbulkan pencemaran
lingkungan yang cukup tinggi. Pada Sistem On Site (MCK), kesadaran
masyarakat untuk melakukan pemeliharaan MCK komunal juga masih kurang,
sehingga MCK komunal yang dibangun oleh Pemerintah Daerah kurang
berfungsi.

Kondisi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di dalam masyarakat secara
umum juga masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari perilaku masyarakat
dalam BAB 50,46 % masih semberang/tidak memiliki fasilitas pembuangan air
besar, serta berdasarkan study EHRA terdapat 91,5 % BAB di sembarang
tempat.

Upaya pemerintah daerah untuk mendorong peran serta masayarakat dalam


pengelolaan air limbah dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kegiatan
ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Nias antara lain :
o Pemicuan CLTS.
o Penyuluhan kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama tentang sanitasi
total berbasis masyarakat (STBM).
o Pembangunan stimulant jamban percontohan.
o Perilaku hidup sehat di masyarakat.

3. Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Air Limbah

a. Identifikasi Permasalahan Air Limbah

Permasalahan yang dihadapi dengan membandingkan antara kondisi yang ada


dengan sasaran yang ingin dicapai, untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic
need) dan kebutuhan pengembangan (development need) yang ditinjau dari
aspek teknis, keuangan dan kelembagaan adalah sebagaimana atertera pada
tabel 6.34 di bawah ini :.

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 200
Tabel 6.34. Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi

Tindakan
No Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan
Yang Sudah
Yang akan Dilakukan
Dilakukan
[1] [2] [3] [4] [5]
A Kelembagaan
 Bentuk Organisasi Belum Terbentuk - Akan dibentuk
 Tata laksana Belum Terbentuk - Akan dibentuk
 Kualitas dan Kuantitas Belum Terbentuk - Akan dibenahi
B Perundangan terkait sector air limbah Belum Adanya Akan disusun
(Perda, Pergub) Peraturan yang -
mengatur
C Pembiayaan : Sangat Terbatasnya Telah diajukan Memaksimalkan
 Sumber-sumber pembiayaan Sumber Pembiayaan proposal anggaran yang ada
(APBD Prov/Kab/Swasta/Masy) pembangunan ke dan mencari sumber
 Retribusi Pusat maupun lain
provinsi
D Peran Serta Masyarakat dan Swasta Peran Serta sosialisasi
MAsyarakat yang -
masih minim.
E Teknis Operasional :
Sistem On Site Sanitation
 MCK Kurangnya Pemicuan CLTS dan Pembangunan
 Jamban Keluarga pengetahuan, STBM Stimulan Jamban
 Septik tank komunal kesadaran dan rasa Percontohan,
 PS Sanimas memiliki masyarakat pemicuan CLTS bagi
 Truk tinja tehadap sarana yang Tokoh Agama, STBM
 IPLT sudah ada
Sistem Off Site Sanitation
 Sambungan rumah
 Sistem jaringan pengumpul - - -
 Sitem sanitasi berbasis masy.
 IPAL

b. Tantangan dan Peluang Pengembangan Sektor Air Limbah

1) Tantangan Internal
a) Belum adanya pelayanan air limbah yang memadai dari pemerintah
daerah.
b) Pencemaran terhadap sumber air baku
c) Kapasitas kelembagaan pengelola air limbah kurang memadai
d) Terbatasnya kemampuan keuangan daerah

2) Tantangan eksternal
a) Pencapaian target MDGs Tahun 2015
b) Pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) sesuai dengan
Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar
Pelayanan Minimum
3) Peluang
a) Adanya regulasi yang mengatur kewajiban penanggulangan
pencemaran terhadap lingkungan dan perlindungan sumber air baku.
b) Peningkatan kesadaran masyarakat dalam penyelenggaraan air
limbah permukiman.

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 201
C. Analis Kebutuhan Air Limbah

1. Analisis Kebutuhan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan Sistem Air Limbah
adalah menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan air
limbah kota Melakukan analisis atas dasar besarnya kebutuhan penanganan air
limbah, baik itu untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat (basic need) maupun
kebutuhan pengembangan kota (development need).
Analisis kebutuhan Sistem Air Limbah didasarkan pada analisis terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan air limbah kota. Melakukan analisis
atas dasar besarnya kebutuhan penanganan air limbah, baik itu untuk
pemenuhankebutuhan masyarakat (basic need) maupun kebutuhan pengembangan
kota (development need).
Kebutuhan komponen pengelolaan air limbah secara teknis dan non teknis baik
sistem setempat individual, komunal maupun terpusat skala kota, serta
memperlihatkan arahan struktur pengembangan prasarana kota yang telah
disepakati dalam RTRW Kabupaten Nias. Analisis yang terkait dengan kebutuhan
air limbah adalah analisis sistem pengelolaan air limbah (on site dan off site),
analisis jaringan perpipan air limbah untuk sistem terpusat, analisis kualitas dan
tingkat pelayanan serta analisis ekonomi. Hasil analisis kebutuhan pengelolaan air
limbah di Kabupaten Nias diuraikan pada tabel berikut ini.

Tabel 6.35. Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah Sektor Air Limbah

KEBUTUHAN
No Uraian Kondisi
2015 2016 2017 2018 2019
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
A Peraturan Terkait Sektor Air
Limbah
 Ketersediaan Peraturan Belum Ada
Bidang Air Limbah (Hanya 1
(Perda, Pergub) RTRW)
Penyusunan Masterplan
Bidang PLP (Air Limbah, 1
Persampahan, Drainase)
B Kelembagaan
 Bentuk Organisasi Sub Bidang
di Dinas Penyempurnaan Tupoksi
TRPK
 Ketersediaan tata
- Penyempurnaan Tata Laksana
laksana
 Kualitas dan kuantitas
Terbatas Penambahan Staf
SDM
C Pembiyaan
 Sumber pembiyaan
(APBD Terbatas Penambahan Alokasi Anggaran
PROV/Kab/Swasta/CSR)
 Tarif Retribusi Belum Ada Belum Dapat diterapkan sampai akhir 2019
 Realisasi penarikan
retribusi (% terhadap Belum Ada Belum Dapat diterapkan sampai akhir 2019
target)
D Peran swasta dan
Belum Ada Sosialisasi
masyarakat
E Sistem setempat (on site)
 Ketersediaan dan Belum Ada 1
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 202
KEBUTUHAN
No Uraian Kondisi
2015 2016 2017 2018 2019
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
kondisi IPLT
 Kapasitas IPLT 10 m3//
Belum Ada
hari
 Ketersediaan mobil tinja Belum Ada 1 1
 Tingkat cakupan
Belum Ada 60 %
pelayanan IPLT
 Biaya O dan P Belum Ada Ada Ada Ada
 Kualitas efluen IPLT Belum
Dibawah ambang batas toleransi
(BOD dan COD) diukur
 Ketersediaan Sistem
pengolahan air limbah
skala kecil/ Belum Ada 1 1 1 1 1
kawasan/komunitas

 Pembangunan sarana
Belum Ada 7 Desa 6 Desa 6 Desa 6 Desa 7 Desa
sanitasi (MCK +)
F Sistem Terpusat (Off site)
 Ketersediaan dan
Belum Ada
kondisi IPAL
 Kapasitas IPAL Belum Ada
 Tingkat cakupan
Belum Ada
pelayanan IPAL
 Biaya O dan P Belum Ada
*IPAL : MCK + (Mandi, cuci kakus,

D. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah

1. Program Pengembangan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (on-site) dan


Komunal

Sesuai dengan kondisi daerah, maka sampai Tahun 2019 Program Pengembangan
Prasarana Air Limbah yang dikembangkan di wilayah Kabupaten Nias adalah
Sistem Setempat (on-site) dan Komunal
a. Pembangunan Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem On- Site di Kecamatan
Gido (Ibu Kota Kabupaten) dengan sasaran tingkat cakupan pelayanan air
limbah 70 %
b. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
c. Pengadaan prasarana pendukung pengelolaan air limbah sistim on-site berupa
mobil tinja
d. Pengolahan air limbah skala kecil/kawasan/komunitas
e. Pembangunan sarana sanitasi (MCK +)

2. Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah Terpusat (off-site)


Untuk mendapatkan dukungan alokasi anggaran yang bersumber dari APBN
(Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), Pemerintah Kabupaten
Nias menyatakan kesiapan memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebagai
kelengkapan (readiness criteria) usulan kegiatan Pengembangan Air Limbah di
Kabupaten Nias yang diuraikan sebagai berikut :

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 203
a. Penyusunan Buku Putih Sanitasi sedang proses penyusunan pada Tahun
2014, dan akan dilanjutkan dengan penyusunan SSK/Memorandum Program
Sanitasi pada Tahun 2015
b. Jaminan penyediaan lahan untuk kebutuhan pembangunan fisik.
c. Adanya institusi pengelola pasca pembangunan fisik, dalam hal ini Dinas Tata
Ruang, Permukiman dan Kebersihan Kabupaten Nias
d. Kesediaan Pemerintah kabupaten Nias untuk mengalokasikan biaya
operasional dan pemeliharaan dalam APBD Kabupaten Nias.

Skema Kebijakan Pendanaan Pengolahan Air Limbah


Sistem Setempat (on-site) dan Komunal
Gambar 6.4 menunjukan pembagian peran antara pemerintah pusat dan pemerintah
kabupaten dalam pembangunan infrastruktur pengolahan air limbah sistem setempat
(on-site). Peran pemerintah pusat adalah membantu pendanaan fasilitator dan
konstruksi PS air limbah skala kawasan, serta membangun IPLT. Pemerintah daerah
mempunyai peran dalam penyediaan lahan, penyediaan biaya operasi dan
pemeliharaan, serta pemberdayaan masyarakat pasca konstruksi.

6.4.2. Persampahan

A. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Persampahan di Kabupaten


Nias

1. Arahan Kebijakan Pengelolaan Persampahan

Beberapa peraturan perundangan yang mengamanatkan tentang sistem


pengelolaan persampahan, antara lain:

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 204
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional.
Secara Nasional aksesibilitas, kualitas, maupun cakupan pelayanan sarana
dan prasarana masih rendah, yaitu baru mencapai 18,41 persen atau mencapai
40 juta jiwa.
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Pasal 21 ayat (2) butir d mengamanatkan akan pentingnya pengaturan
prasarana dan sarana sanitasi (air limbah dan persampahan) dalam upaya
perlindungan dan pelestarian sumber air.

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.


Mengatur penyelenggaraan pengelolaan sampah yang mencakup pembagian
kewenangan pengelolaan sampah, pengurangan dan penanganan sampah,
maupun sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah. Pasal 20
disebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan
kegiatan penyelenggaraan pengelolaan sampah sebagai berikut:
a. Menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap dalam jangka
waktu tertentu;
b. Memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan;
c. Memfasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan;
d. Memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang; dan
e. Memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.
Pasal 44 disebutkan bahwa pemerintah daerah harus menutup tempat
pemrosesan akhir sampah (TPA) yang dioperasikan dengan sistem
pembuangan terbuka (open dumping) paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan


Sistem Penyediaan Air Minum.
Peraturan ini menyebutkan bahwa Prasana dan Sarana Persampahan meliputi
proses pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan
dan pembuangan akhir, yang dilakukan secara terpadu.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah


Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Mengatur tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis
sampah rumah tangga yang meliputi:
a. kebijakan dan strategi pengelolaan sampah;
b. penyelenggaraan pengelolaan sampah;
c. kompensasi;
d. pengembangan dan penerapan teknologi;
e. sistem informasi;
f. peran masyarakat; dan
g. pembinaan.

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang


Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
Mensyaratkan tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan dan
sistem penanganan sampah di perkotaan sebagai persyaratan minimal yang
harus dipenuhi oleh Pemerintah/Pemda.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013 tentang


Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 205
Mengatur tentang penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan rumah
tangga meliputi Perencanaan Umum, Penanganan Sampah, Penyediaan
Fasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah, dan
Penutupan/Rehabilitasi TPA.

2. Ruang Lingkup Pengelolaan Persampahan

Sampah didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau


proses alam yang berbentuk padat. Berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2008
sampah yang dikelola dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
a. Sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah
tangga (tidak termasuk tinja);
b. Sampah sejenis sampah rumah tangga berasal dari kawasan komersial,
kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dll;
c. Sampah spesifik meliputi sampah beracun, sampah akibat
bencana, bongkaran bangunan, sampah yang tidak dapat diolah secara
teknologi, dan sampah yang timbul secara periodik.
Sampah spesifik harus dipisahkan dan diolah secara khusus. Apabila
belum ada penanganan sampah B3 maka perlu ada tempat penampungan
khusus di TPA secara aman sesuai peraturan perundangan.

Pengelolaan sampah dapat didefinisikan sebagai semua kegiatan yang


berkaitan dengan pengendalian timbulan sampah, pengumpulan, transfer dan
transportasi, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah dengan
mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan, ekonomi, teknologi,
konservasi, estetika, dan faktor lingkungan lainnya.

B. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Persampahan di


Kabupaten Nias

1. Isu Strategis Pengembangan Persampahan

Untuk merumuskan isu strategis ini, perlu dilakukan identifikasi data dan informasi
dari dokumen-dokumen perencanaan pembangunan terkait dengan pengembangan
permukiman tingkat nasional maupun daerah, seperti dokumen RPJMN, MDGs,
RPJMD, RTRW, Renstra Dinas, Dokumen RP2KP, Rencana Induk Persampahan
dan dokumen lainnya yang selaras menyatakan isu strategis pengembangan
permukiman di Kabupaten Nias.

Berikut adalah isu-isu strategis dan permasalahan dalam pengelolaan persampahan


di Kabupaten Nias antara lain:
a. Peningkatan timbulan sampah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk
dan bertumbuhnya kawasan perkotaan Ibu Kota Kabupaten Nias yang baru.
b. Rendahnya kualitas dan tingkat pengelolaan sampah sehingga sering
menimbulkan protes masyarakat disekitar lokasi TPA Bakaru Desa Lolozasai
Kecamatan Gido, serta semakin bertambahnya jumlah masyarakat yang tidak
mendapat akses pelayanan yang berdampak terhadap meningkatnya
pembuangan sampah sembarang dan pembakaran sampah ditempat terbuka.
c. Keterbatasan lahan dan kelayakan lokasi TPA Bakaru di Desa Lolozasai yang
tidak memenuhi persyaratan.
d. Keterbatasan kapasitas kelembagaan pengelola sampah dan keterbatasan
sumber daya manusia (kualitas dan kuantitas) menyebabkan pengelolaan
sampah kurang efektif.

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 206
e. Keterbatasan kemampuan keuangan daerah dalam membiayai operasional
pengelolaan sampah serta belum efektifnya pemungutan retribusi sampah
rumah tangga.
f. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan
sampah dan belum dikembangkan secara sistematis potensi masyarakat dalam
melakukan sebagian sistem pengelolaan sampah.
g. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) belum membudaya, sehingga
pembuangan sampah semberangan tempat menjadi kendala dalam
penanganan sampah

2. Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan

Untuk menggambarkan kondisi eksisting pengembangan persampahan yang telah


dilakukan pemerintah daerah, perlu diuraikan hal-hal berikut ini:

a. Aspek teknis

Dinas Tata Ruang Perumahan dan Kebersihan Kabupaten Nias merupakan


Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Nias yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan kebersihan khususnya pada Bidang
Kebersihan yang secara tekhnis merupakan bagian dan tanggung jawab Seksi
Persampaham yang mempunyai tugas pokok “Melaksanakan tugas
pengelolaan limbah dan persampahan” sesuai dengan Peraturan Bupati Nias
Nomor 17 Tahun 2008 tanggal 30 Desember 2008 tentang Rincian Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Nias bertugas
melaksanakan kegiatan sebagai antara lain :
1. Membantu Kepala Bidang dalam pengelolaan limbah dan persampahan;
2. Melaksanakan tugas pengelolaan limbah dan persampahan;
3. Menyusun rencana kerja seksi;
4. Mengumpulkan, mengelola, menyajikan bahan/data untuk penyempurnaan
dan penyusunan kebijakan strategi dan standar pelaksanaan tugas-tugas
dinas dalam pelaksanaan bidang penanganan air limbah, pengelolaan,
pemusnahan dan pemanfaatan sampah di tempat pembuangan air;
5. Melaksanakan penyusunan rencana penyediaan prasarana dan sarana air
limbah masyarakat;
6. Melakukan pengendalian, pengawasan, monitoring dan evaluasi
pengelolaan limbah dan persampahan;
7. Membuat laporan secara berkala berkaitan dengan bidang tugasnya;
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan
fungsinya.

Pasca pemekaran Kabupaten Nias Tahun 2009, aktivitas pengelolaan


persampahan mengalami pergeseran daerah pelayanan, yang semula terpusat
di wilayah Kota Gunungsitoli ke beberapa Kecamatan di wilayah Kabupaten
Nias. Daerah pelayanan saat ini adalah kawasan pemukiman sepanjang jalan
nasional dimulai dari Kecamatan Gido, Kecamatan Sogaeadu, Kecamatan
Idanogawo, dan Kecamatan Bawolato, sepanjang 33 Km. Disamping itu
pelayanan persampahan juga dilaksanakan pada Kantor – kantor
Pemerintahan Kabupaten Nias dan pasar – pasar milik Pemerintah Kabupaten
Nias yang berada di wilayah Kota Gunungsitoli.

Rentang kendali tanggung jawab sepenuhnya berada pada SKPD Dinas Tata
Ruang Perumahan dan Kebersihan Kabupaten Nias yang dalam
operasionalnya dilaksanakan oleh Bidang Kebersihan. Struktur organisasi
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 207
pengelolaan persampahan di Dinas Tata Ruang Perumahan dan Kebersihan
Kabupaten Nias digambarkan sebagai berikut :

Gambar 6.3. Struktur Organisasi Pengelolaan Persampahan Pada Dinas


Tarukim Kabupaten Nias

Sumber sampah yang ditangani berasal dari sampah rumah tangga, kawasan
komersial, fasilitas sosial, fasilitas umum dan perkantoran Pemerintah
Kabupaten Nias dengan volume sampah sebanyak 44 M³/hari. Jumlah sampah
terkumpul, terangkut dan terolah sampai di TPA sebanyak 24 M³/hari.

Kondisi daerah wilayah pelayanan secara fisik tersebar sepanjang jalan


nasional (33 Km), sehingga cakupan pelayanan dari aspek luas wilayah
mencapai 165 Ha. Kepadatan penduduk di daerah pelayanan termasuk dalam
kategori rendah kecuali pemukiman yang berada di dalam Ibu Kota Kecamatan
(Desa Hiliweto, Desa Sogaeadu, Desa Tetehosi, dan Desa Dahana Bawolato).
Dari aspek sosial daerah pelayanan saat ini sebelumnya merupakan daerah
pedesaan dengan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat yang masih rendah
dan pemahaman terhadap pengelolaan persampahan yang masih kurang.

Upaya pengurangan sampah di sumber melalui kegiatan 3R (reduce, reuse,


recycle) secara umum masih belum ada, hal ini disebabkan wilayah pelayanan
saat ini merupakan kawasan baru. Pemerintah Daerah melalui SKPD terkait
(Dinas Pertanian dan Kantor Lingkungan Hidup) telah mulai membangun Unit
Pengolahan Sampah Organik namun masih belum beroperasi secara baik.

Pola penanganan persampahan saat ini secara teknis, digambarkan sebagai


berikut :
Pewadahan sampah,
Kegiatan menampung sampah sebelum sampah dikumpulkan dan dikelola lebih
lanjut yang dapat dikelompokan secara individual dan komunal
1) Pengumpulan sampah,
Proses pengambilan sampah yang dimulai dari tempat
pewadahan/penampungan sampah dari sumber sampah ke tempat
pengumpulan sementara/stasiun transfer
2) Pemindahan

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 208
Kegiatan yang dilkakukan untuk membantu proses pengumpulan dan
pengangkutan sampah, biasanya daerah yang susah di angkut truk.
3) Pengangkutan sampah,
Kegiatan pengangkutan sampah yang telah dikumpulkan ditempat
penampungan sementara atau langsung dari tempat sampah ke tempat
pembuangan akhir
4) Pengolahan sampah,
Kegiatan mengurangi volume sampah yang sampai ke TPA dengan
meningkatkan efisiensi penyelenggaraan prasarana dan sarana
persampahan
5) Pembuangan akhir sampah,
Lahan untuk menampung sampah baik yang melalui proses Pewadahan,
pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan, pembuangan
akhir.

Dampak negatif yang terjadi akibat sistem pengelolaan persampahan yang ada
saat ini anataralain :
1) Biaya operasional relatif cukup besar disebabkan daerah pelayanan yang
sangat luas.
2) Timbulan sampah di TPA bertambah secara cepat disebabkan belum
adanya upaya pengurangan sampah melalui kegiatan 3R (reduce, reuse,
recycle) baik di sumber maupun di TPA.
Kondisi eksisting pengembangan persampahan sebagaimana diuraikan di atas
dapat ditampilkan dalam tabel-tabel 6.37 dan 6.38.

Tabel 6.36. Teknis Operasional Pelayanan Persampahan Saat Ini

No Uraian Volume Keterangan

[1] [2] [3] [4]


1 Cakupan pelayanan 1,16 %
2 Perkiraan timbunan sampah 44 M3 /hari
3 Timbunan sampah yang terangkut
14,40 M3 /hari
Permukiman Terdiri dari 4 kecamatan
9,6 M3 /hari Termasuk yang berada di
Non Permukiman
wilayah kota Gunungsitoli
24 M3 /hari
TOTAL
4 Kapasitas Pelayanan TPA 81.000 M3

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 209
Tabel 6.37. Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan

Sistem Pengadaan
Kapasitas Lokasi
Pengelolaan/ Prasarana dan Sarana Satuan Jumlah Kondisi Ket
per unit Layanan
Sub Sistem Tahun Sumber dana Jumlah Biaya

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]
DIKELOLA OLEH MASYARAKAT
Pewadahan Tong Sampah Unit
Pengumpulan a. Gerobak sampah Unit
b. Becak sampah
c. Lainnya Unit
Penampungan
a. Transfer depo Unit
Sementara
b. Container Unit
Pengangkutan a. Dump Truck Unit
b. Arm Roll Truck Unit
Pengolahan a. Pengomposan Unit
b. Daur ulang Unit
DIKELOLA OLEH PEMERINTAH
Gido, Sogaeadu,
Pewadahan Tong Sampah Unit 0,1 M3 1.530 Idanogawo, 2012 DAU B 46 Unit RB
Bawolato
Gido, Sogaeadu,
Unit 0,1 M3 Idanogawo, 2013 DAU B
Bawolato
Pengumpulan a. Gerobak sampah Unit 0 0
b. Becak sampah Unit 0
c. Lainnya 0
Penampungan
a. Transfer depo Unit 0
Sementara
Sogaeadu,
2012 dan
b. Container Unit 6 M3 4 Idanogawo, DAU B 1 Unit RB
2013
Bawolato
Gido, Sogaeadu, 3 Unit
Pengangkutan a. Dump Truck Unit 6-8 M3 4 2009 Hibah 1 unit B
Idanogawo, RB

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 210
Sistem Pengadaan
Kapasitas Lokasi
Pengelolaan/ Prasarana dan Sarana Satuan Jumlah Kondisi Ket
per unit Layanan
Sub Sistem Tahun Sumber dana Jumlah Biaya

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]
Bawolato
Gido, Sogaeadu,
b. Dump Truck Unit 6-8 M3 2 Idanogawo, 2014 DAU B
Bawolato
Gido, Sogaeadu,
c. Arm Roll Truck Unit 6 M3 2 Idanogawo, 2009 Hibah RB
Bawolato
Gido,, Idanogawo,
Bawolato,
Pengolahan a. Pengomposan Unit - 5 2013 DAK B
Hiliserangkai,
Botomuzoi
TPA Bakaru di Desa Lolozasai
Kecamatan Gido
1. Pembuangan Akhir
a. Alat berat Unit 1.2 M2 1 2007 Hibah RB
b. Luas areal TPA Ha 90.000 M2 2,7
2. Pengendalian pencemaran di
TPA
o Lapisan kedap air - - - - - - - - Tidak ada
o Perpipaan pengumpul - - - - - - - - Tidak ada
lindi
o Instalasi pengolahan lindi - - - - - - - - Tidak ada
o Buffer zone - - - - - - - - Tidak ada
o Pipa gas metan - - - - - - - - Tidak ada
o Sumur monitoring - - - - - - - - Tidak ada
o Drainase air hujan M 105 M2 150 TPA Bakaru 2012 DAU 350.000.000 B
3. Sarana penunjang
o Jalan masuk M 900 M2 150 TPA Bakaru - - - RB
o Kantor - - - - - - - -
Tidak
o Pos jaga Unit 20 M2 1 TPA Bakaru - DAU -
berfungsi

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 211
Sistem Pengadaan
Kapasitas Lokasi
Pengelolaan/ Prasarana dan Sarana Satuan Jumlah Kondisi Ket
per unit Layanan
Sub Sistem Tahun Sumber dana Jumlah Biaya

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]
o Bengkel, garasi, cuci - - - - - - - - Tidak ada
kendaraan
o Jembatan timbang - - - - - - - - Tidak ada

DIKELOLA OLEH SWASTA


Pewadahan Tong Sampah - - - - - - - - -
Pengumpulan a. Gerobak sampah Unit - 0 - - - - - -
b. Becak sampah Unit - 0 - - - - - -
c. Lainnya - 0 - - - - - -
Penampungan
a. Transfer depo Unit - 0 - - - - - -
Sementara
b. Container Unit - 0 - - - - - -
Pengangkutan a. Dump Truck Unit - 0 - - - - - -
b. Arm Roll Truck Unit - 0 - - - - - -
Pengolahan a. Pengomposan Unit - 0 - - - - - -
b. Daur ulang Unit - 0 - - - - - -

TPA Yang Dikelola Oleh Swasta (Tidak ada) - - - - - - - - -


Keterangan : B = Baik ; RB : Rusak Berat

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 212
b. Pendanaan

Pembiayaan pengelolaan persampahan di Kabupaten Nias sebagian besar


dibiayai oleh Pemerintah Daerah dari APBD sementara dukungan pembiayaan
dari masyarakat masih sebatas retribusi persampahan.
1) Sumber pendapatan pengelolaan persampahan diperoleh dari retribusi
yang besarannya relatif kecil.

Tabel 6.38. Perkembangan pendapatan dari retribusi persampahan


di Kabupaten Nias 4 tahun terakhir

No Tahun Besar Retribusi

[1] [2] [3]


1 2010 Rp. -

2 2011 Rp.-

3 2012 Rp. 14.502.000,00

4 2013 Rp. 17.031.000,00

2) Retribusi persampahan pada hakekatnya merupakan balas jasa terhadap


pelayanan pengelolaan persampahan yang diberikan oleh Pemerintah
Daerah kepada masyarakat. Dasar hukum pemungutan retribusi
persampahan adalah Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 Tentang
Retribusi Jasa Umum
Struktur tarif retribusi didasarkan pada beberapa pertimbangan
diantaranya :
a) Kemampuan keuangan daerah dalam rangka meningkatkan
pendapatan asli daerah
b) Kemampuan ekonomi masyarakat
c) Aspek keadilan
d) Efektifitas pengendalian atas pelayanan
Dalam pelaksanaannya pengelolaan retribusi dikelola oleh Dinas Tata
Ruang, Perumahan dan Kebersihan Kabupaten Nias.

3) Struktur biaya operasional pengelolaan sampah didominasi oleh biaya


pengangkutan sebesar 70 %, selanjutnya pengumpulan dan penyampuran
sebesar 5 % dan pembuangan akhir sebesar 25 %.

c. Kelembagaan
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, Dinas Tata Ruang
Perumahan dan Kebersihan Kabupaten Nias merupakan Satuan Kerja
Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Nias yang bertanggung jawab
dalam pengelolaan kebersihan. Dalam operasionalnya dilaksanakan oleh
Bidang Kebersihan. yang secara tekhnis merupakan bagian dan tanggung
jawab Seksi Persampaham yang mempunyai tugas pokok “Melaksanakan
tugas pengelolaan limbah dan persampahan” sesuai dengan Peraturan Bupati
Nias Nomor 17 Tahun 2008 tanggal 30 Desember 2008 tentang Rincian
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Nias.
Uraian tugas dari Seksi Kebersihan dalam pengelolaan persampahan antara
lain :

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 213
1. Membantu Kepala Bidang dalam pengelolaan limbah dan persampahan;
2. Melaksanakan tugas pengelolaan limbah dan persampahan;
3. Menyusun rencana kerja seksi;
4. Mengumpulkan, mengelola, menyajikan bahan/data untuk
penyempurnaan dan penyusunan kebijakan strategi dan standar
pelaksanaan tugas-tugas dinas dalam pelaksanaan bidang penanganan
air limbah, pengelolaan, pemusnahan dan pemanfaatan sampah di
tempat pembuangan air;
5. Melaksanakan penyusunan rencana penyediaan prasarana dan sarana
air limbah masyarakat;
6. Melakukan pengendalian, pengawasan, monitoring dan evaluasi
pengelolaan limbah dan persampahan;
7. Membuat laporan secara berkala berkaitan dengan bidang tugasnya;
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan
fungsinya.

Hal ini dapat dilihat dari bagan dibawah ini. Secara kuantitatif dan kualitatif,
sumberdaya manusia yang terlibat dalam pengelolaan persampahan masih
sangat terbatas. Jumlah personil yang menangani persampahan sebanyak 28
orang terdiri dari : (i) PNSD Struktural 2 orang, (ii) PNSD non struktural 2
orang, (iii) Tenaga Non PNSD sebanyak 24 orang. Belum ada pemisahan
yang tegas antara fungsi regulator dan operator dalam pengelolaan
persampahan.

KEPALA DINAS
TRPK

SEKRETARIS

BIDANG
BIDANG BIDANG
KEBERSIHAN
…………………. ………………….
LINGKUNGAN

SEKSI
PERSAMPAHAN

SEKSI
………………….

Gambar 6.4. Struktur Organisasi Pengelolaan Air Limbah Pada Dinas Tata Ruang
Perumahan dan Kebersihan Kabupaten Nias

d. Peraturan Perundangan

Regulasi yang terkait dengan pengelolaan persampahan hingga saat ini sangat
terbatas, diantaranya :

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 214
1) Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas-dinas Kabupaten Nias yang menghunjuk SKPD Dinas Tata
Ruang, Perumahan dan Kebersihan sebagai penanggung jawab
pengelolaan persampahan.
2) Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum
yang mengatur tentang retribusi persampahan
3) Peraturan Bupati Nias Nomor 17 Tahun 2008 tanggal 30 Desember 2008
tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat
Daerah Kabupaten Nias

e. Peran Serta Masyarakat

Secara umum peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan


persampahan serta kondisi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masih
sangat rendah, hal ini tercermin dari beberapa indikator diantaranya:
1) Rendahnya kesadaran dalam membayar retribui sampah.
2) Perilaku membuang sampah sembarang tempat.
3) Peran dalam pengelolaan sampah ditingkat masyarakat belum ada (3 R
reduce, reuse, recycle).

Kondisi ini juga disebabkan oleh daerah pelayanan pengelolaan sampah


merupakan wilayah baru yang sebelumnya adalah daerah pedesaan dengan
tingkat pemahaman terhadap pengelolaan persampahan yang masih kurang.

3. Identifikasi Permasalahan Persampahan Pengembangan Persampahan

Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan persampahan di


Kabupaten Nias sangat kompleks. Dari aspek kelembagaan memiliki keterbatasan
kapasitas termasuk keterbatasan kualitas dan kuantitas pengelola persampahan.
Aspek pembiayaan dihadapkan pada keterbatasan anggaran yang tersedia dari
APBD, sementara pembiayaan dari retribusi masih sangat rendah. Peran serta dan
pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan persampahan juga masih rendah
termasuk belum membudayannya Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sehingga
pembuangan sampah semberangan tempat menjadi kendala dalam penanganan
sampah. Dari aspek teknis operasional mulai dari proses pewadahan,
pengumpulan, penampungan sementara, pengangkutan, pengolahan 3R,
pengelolaan akhir di TPA, pengendalian pencemaran di TPA, dan sarana penunjang
TPA masih sangat terbatas dan belum memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan.

Tabel 6.39. Permasalahan Pengelolaan Persampahan Yang Dihadapi


di Kabupaten Nias

Tindakan
No Aspek Pengelolaan Persampahan Permasalahan
Yang Sudah
Yang akan Dilakukan
Dilakukan
[1] [2] [3] [4] [5]
A Kelembagaan
 Bentuk Organisasi Penanganan Pemaksimalan fungsi Akan dibentuk satu
persampahan masih seksi persampahan UPT pengelola
di tingkat seksi pada persampahan dalam
bidang kebersihan skala yang lebih besar
lingk pada SKPD
dinas TRPK
 Tata laksana Belum optimalnya Pelaksanaan Memaksimalkan

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 215
Tindakan
No Aspek Pengelolaan Persampahan Permasalahan
Yang Sudah
Yang akan Dilakukan
Dilakukan
[1] [2] [3] [4] [5]
penanganan penanganan dengan sumberdaya yang ada
persampahan keterbatasan sarana
dan prasarana yang
ada
 Kualitas dan Kuantitas SDM Belum memadai Peningkatan Pengoptimalan SDM
kapasitas SDM yang sudah terlatih
melalui bimtek dan professional
B Pembiayaan : Sangat Terbatasnya Telah diajukan Memaksimalkan
 Sumber-sumber pembiayaan Sumber Pembiayaan proposal anggaran yang ada
(APBD Prov/Kab/Swasta/Masy) pembangunan ke dan mencari sumber
 Retribusi Pusat maupun lain
provinsi
C Perundangan terkait persampahan Belum Ada ketentuan Melaksanakan Menyusun peraturan
(Perda, Pergub) yang bersifat khusus ketentuan umum daerah khusus terkait
persampahan persampahan dengan persampahan
D Peran Serta Masyarakat dan Swasta Peran Serta Sosialisasi Sosialisasi dan terus
Masyarakat yang mendorong partisipasi
masih minim. masyarakat
E Teknis Operasional :
 Doc. Perencanaan FS. Sulitnya mendapatkan Telah menetapkan 5 Menetapkan salah
lahan untuk TPA (lima) area untuk satu dari area yang
rencana TPA telah direncanakan
untuk dijadikan TPA
Mensosialisasikan
keberadaan TPA
sesuai dengan
peruntukkan RTRW
 Pewadahan Sarana yang terbatas Memaksimalkan Pengadaan sarana
pengelolaan sampah yang baru
dengan sarana yang
terbatas
 Pengumpulan Sarana yang terbatas Memaksimalkan Pengadaan sarana
pengelolaan sampah yang baru
dengan sarana yang
terbatas
 Pengumpulan sementara Mobil pengankut yang Memaksimalkan Pengadaan amrol
kurang memadai pengelolaan sampah yang baru
dengan mobil
pengangkut yang
terbatas (amrol)
 Pengangkutan Mobil pengankut yang Memaksimalkan Pengadaan amrol
kurang memadai pengelolaan sampah yang baru
dengan mobil
pengangkut yang
terbatas (amrol)
 Pengendalian pencemaran di TPA Sarana untuk Membuat konstruksi Melanjutkan
mengukur saluran drainase di pembangunan
pencemaran belum TPA konstruksi saluran
tersedia drainase di TPA dan
menyediakan alat
pengukur
pencemaran di TPA
 Sarana penunjang TPA Keterbatasan sarana Memaksimalkan Membangun sarana

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 216
Tindakan
No Aspek Pengelolaan Persampahan Permasalahan
Yang Sudah
Yang akan Dilakukan
Dilakukan
[1] [2] [3] [4] [5]
penunjang TPA sarana yang sudah penunjang yang
ada memenuhi standar
TPA.

4. Tantangan Pengembangan Persampahan

Tantangan yang dihadapi dalam sektor persampahan meliputi :


a) Peningkatan cakupan pelayanan terutama dalam mengantisipasi
berkembangnya Ibu Kota Kabupaten Nias yang baru yang diperkirakan
efektif pada Tahun 2015.
b) Realokasi TPA Bakaru yang saat ini tidak layak dan sering menimbulkan
protes dari masyarakat setempat.
c) Peningkatan kapasitas kelembagaan pengelola persampahan termasuk
kualitas SDM.
d) Peningkatan sumber pembiayaan dari retribusi persampahan.
e) Implementasi program 3 R, baik di tingkat sumber (masyarakat) maupun di
TPA.
f) Peningkatan sarana dan prasarana persampahan dalam meningkatkan
cakupan pelayanan dan bertambahanya timbulan sampah.
g) Pemenuhan tuntutan standar pelayanan minum pengelolaan persampahan
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri PU Nomor
14/PRT/M/2010 Tahun 2010

Tabel 6.40. Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya


berdasarkan Permen PU No.14/PRT/M/2010

Standar Pelayanan Minimal Batas Waktu


Jenis Pelayanan Dasar Keterangan
Indikator Nilai Pencapaian

[1] [2] [3] [4] [5] [6]


Penyehatan Air Limbah Tersedianya 20 % 2014 Dinas yang
Lingkungan Permukiman Fasilitas membidangi PU
Permukiman pengurangan
sampah di
perkotaan
Tersedianya 70 % 2014 Dinas yang
sistem membidangi PU
penanganan
sampah di
perkotaan

C. Analisis Kebutuhan Pengembangan Persampahan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan Sistem Persampahan


adalah uraian faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan persampahan kota,
baik itu untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat (basic need) maupun kebutuhan
pengembangan kota (development need). Pada bagian ini Kabupaten/Kota harus
menguraikan kebutuhan komponen pengelolaan persampahan yang meliputi aspek
teknis operasional (sejak dari sumber sampai dengan pengolahan akhir sampah), aspek
kelembagaan, aspek pendanaan, aspek peraturan perundangan dan aspek peran serta

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 217
masyarakat, serta memperlihatkan arahan struktur pengembangan prasarana kota yang
telah disepakati. Analisis yang terkait dengan kebutuhan persampahan adalah analisis
sistem pengelolaan persampahan, analisis kualitas dan tingkat pelayanan serta analisis
ekonomi. Hasil analisis kebutuhan dituangkan dalam tabel 6.41 berikut ini:

Tabel 6.41. Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah

KEBUTUHAN
No Uraian Kondisi Ket
2015 2016 2017 2018 2019
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
A Peraturan Terkait Sektor
Persampahan
 Ketersediaan Peraturan
Balum ada
Bidang
(Hanya 2
Persampahan(Perda,
RTRW)
Pergub)
B Kelembagaan
 Bentuk Organisasi Sub Bidang
di Dinas Pembentukan UPT Persampahan
Tarukim
 Ketersediaan tata Ada tetapi
Penyempurnaan Tata Laksana
laksana tidak lengkap
 Kualitas dan kuantitas
Terbatas Penambahan SDM
SDM
C Pembiayaan
 Sumber pembiyaan
(APBD Terbatas Penambahan Alokasi Anggaran
PROV/Kab/Swasta/CSR)
 Tarif Retribusi
 Realisasi penarikan
retribusi (% terhadap
target)
D Peran swasta dan masyarakat Belum Ada Sosialisasi
E Teknis Operasionalisasi
1 Perencanaan (Dokumen TPA
1
MP,FS, DED) Baru
2 Prasarana dan sarana
Pewadahan
Pengumpulan
Penampungan sementara
Pengangkutan
Dump truck (6 unit, kondisi Total 10
2 2 2 2 2
3baik, 3 RB)
Arm Roll truck (2 unit, kondisi Total 3
1 1 1
RB)
TPA
Alat Berat (excavator (1 unit, kondisi
1 - -
RB)
Lahan TPA 2,7 Ha - - - 5 Ha -
Fasilitas Umum
Jalan masuk Tersedia, Total 1
450 - - 1 -
kondisi RB
Pembangunan Workshop Tidak Ada 1 Total 1
Pengendalian pencemaran
di TPA Lolozasai
Pembangunan TPA Baru 1 Total 1

D. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Sistem Persampahan

1. Program Pengembangan Sistem Persampahan

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 218
a. Pembangunan Prasarana TPA

1) Peningkatan Kinerja/Penataan dan optimalisasi TPA Lama (TPA


Bakaru di Desa Lolozasai Kecamatan Gido)
a) Pembangunan jalan masuk, perbaikan saluran gas dan saluran
drainase serta pembuatan sel dan lapisan bawah yang kedap sesuai
persyaratan sanitary landfill
b) Pembuatan pagar hijau (buffer zone) di sekeliling TPA, pembangunan
pos pengendali, sumur pemantau, jembatan timbang, kantor
operasional
c) Pengadaan alat berat (Escavator)
d) Pengolahan sampah
e) Pengadaan alat pengangkut sampah

2) Pembangunan TPA Baru di Kecamatan Bawolato


a) Penyusunan studi kelayakan (terlaksana Tahun 2014)
b) Pembebasan lahan
c) Penyusunan DED/Perencanaan Teknis
d) Pembangunan jalan masuk, perbaikan saluran gas dan saluran
drainase serta pembuatan sel dan lapisan bawah yang kedap sesuai
persyaratan sanitary landfill
e) Pembuatan pagar hijau (buffer zone) di sekeliling TPA, pembangunan
pos pengendali, sumur pemantau, jembatan timbang, kantor
operasional

3) Penyediaan Prasarana dan Sarana Persampahan


a) Pengadaan alat berat (Escavator 1unit)
b) Pengadaan alat pengangkut sampah (Dum truk 10 Unit, Arm Rol truk 3
unit)

b. Pembangunan Prasarana Persampahan 3R


1) Pembangunan hanggar, pengadaan alat pengumpul sampah, alat
komposting
2) Pembangunan tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R dapat difungsikan
sebagai pusat pengolahan sampah tingkat kawasan

2. Kriteria Kesiapan Pengembangan Sistem Persampahan

Kesiapan Pemerintah Kabupaten Nias dalam mendapatkan dukungan anggaran


yang bersumber APBN (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
untuk pengembangan sistem persampahan di Kabupaten Nias adalah sebagai
berikut :
a. Penyediaan lahan untuk TPA dan pengolahan persampahan 3 R
b. Pengadaan alat berat setelah TPA selesai dibangun
c. Kesediaan mengoperasikan TPA yang telah selesai dibangun secara sanitary
landfill;
d. Pembuatan jalan akses, pagar hijau (buffer zone) di sekeliling TPA,
pembangunan pos pengendali, sumur pemantau, jembatan timbang, dan kantor
operasional.
e. Kesediaan menyediakan dana untuk pengolahan sampah di TPA
f. Pengadaan alat angkut sampah.
g. Sudah menyusun Buku Putih Sanitasi dan akan dilakjutkan dengan
penyusunan SSK dan Momerandum Program
h. Studi kelayakan pembangunan TPA telah dimulai pada Tahun 2014
i. Kesediaan untuk menyusun DED dan perencanaan teknis TPA Baru
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 219
j. Adanya institusi pengelola yang akan dioptimalkan dalam bentuk UPT
Persampahan.

6.4.3. Drainase di Kabupaten NIas

A. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Drainase

1. Arahan Kebijakan Pengelolaan Drainase

Beberapa peraturan perundang – undangan yang mengatur tentang sistem


pengelolaan drainase, antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan


Jangka Panjang Nasional.
Secara nasional aksesibilitas, kualitas, maupun cakupan pelayanan sarana dan
prasarana masih rendah. Untuk sektor drainase, cakupan pelayanan drainase
baru ditargetkan melayani 124 juta jiwa.

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.


Mengatur Pembagian wewenang dan tanggungjawab Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dalam pengelolaan
sumber daya air

3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber


Daya Air
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 220
Pengaturan sarana dan prasarana sanitasi dilakukan salah satunya melalui
pemisahan antara jaringan drainase dan jaringan pengumpul air limbah pada
kawasan perkotaan.

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014
Sasaran pembangunan Nasional bidang AMPL telah ditetapkan dalam RPJMN
Tahun 2010-2014 khususnya drainase adalah menurunnya luas genangan
sebesar 22.500 ha di 100 kawasan strategis perkotaan.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang


Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
Dalam upaya pengelolaan sistem drainase perkotaan guna memenuhi SPM
perlu tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota
sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih
dari 2 kali setahun.

2. Ruang Lingkup Pengelolaan Drainase

Drainase yang dimaksud disini adalah drainase perkotaan yang didefinisikan


sebagai drainase di wilayah kota yang berfungsi untuk mengelola dan
mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu dan/atau merugikan
masyarakat. Dalam upaya pengelolaan sistem drainase pada umumnya masih
bersifat parsial, sehingga tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan
secara tuntas. Pengelolaan drainase perkotaan harus dilaksanakan secara
menyeluruh, mengacu kepada SIDLACOM dimulai dari tahap Survey, Investigation
(investigasi), Design (perencanaan), Operation (Operasi) dan Maintanance
(Pemeliharaan), serta ditunjang dengan peningkatan kelembagaan, pembiayaan
serta partisipasi masyarakat.

B. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Drainase

1. Isu Strategis Pengembangan Drainase


Isu-isu strategis dalam pengelolaan Sistem Drainase Perkotaan di wilayah
Kabupaten Nias antara lain:

a. Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase


Belum ada ketegasan fungsi saluran drainase, untuk mengalirkan kelebihan air
permukaan/mengalirkan air hujan, apakah juga berfungsi sebagai saluran air
limbah permukiman (“grey water”). Sedangkan fungsi dan karakteristik sistem
drainase berbeda dengan air limbah, yang tentunya akan membawa masalah
pada daerah hilir aliran.

b. Penanganan drainase belum terpadu


Pembangunan sistim drainase belum terpadu, disebabkan belum ada Master
Plan Drainase daerah perkotaan khususnya Gido sebagai calon ibu kota
Kabupaten Nias. Tidak ada perencanaan yang baik dalam penataan saluran
primer dan saluran sekunder sehingga tidak dapat menyelesaikan masalah
genangan air yang terjadi setiap musim penghujan.

c. Kelengkapan perangkat peraturan


Belum ada regulasi yang mendukung penanganan drainase di kawasan
pemukiman meliputi pencegahan pengambilan air tanah secara besar besaran,
pembuangan sampah di saluran, pelarangan pengurugan lahan basah dan
penggunaan daerah resapan air (wet land), termasuk sanksi yang diterapkan.
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 221
d. Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta
Kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan saluran drainase
masih rendah, hal ini terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang
membuang sampah ke dalam saluran drainase, kurang peduli dalam perawatan
saluran, maupun penutupan saluran drainase dan pengalihan fungsi saluran
drainase sebagai bangunan, dan fungsi lainnya.

e. Kemampuan Pembiayaan
Kemampuan pendanaan dari APBD sangat terbatas untuk membiayan
pembangunan maupun biaya operasi dan pemeliharaan saluran. Keterbatasan
kemampuan pendanaan yang rendah ini menyebabkan buruknya pengelolaan
drainase di daerah perkotaan/kawasan pemukiman.

2. Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase

Kondisi umum drainase kawasan perkotaan (Gido) masih sangat buruk, hal ini
terlihat dari porsi rumah tangga yang terlayani saluran drainase dengan kondisi
berfungsi baik/mengalir lancar kurang dari 35 %.

a. Aspek teknis

Belum adanya master plan sistem drainase kawasan perkotaan di Kabupaten


Nias (Kawasan perkotaan Gido), sehingga secara umum sistim drainase belum
tertata dengan baik. Kondisi ini menyebabkan sistim jaringan drainase yang ada
belum mampu mengatasi masalah genangan/banjir pada setiap musim
penghujan.
.
Tabel 6.42. Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase
di Kota Kecamatan Gido

Dimensi Luas Pengadaan


Nama Jalan/ Panjang CarchMent Jumlah
No. Tinggi Lebar Kondisi Sumber
Lokasi Saluran (m) Area Tahun Biaya
(m) (m) Dana
(Ha) (Juta Rp)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [1] [2]
1 Parit beton di Desa
325 0,50 0,50 Baik 2012 APBD 200
Hiliweto
2 Drainasedan duiker
plat dhi. Jalan
70 APBD
Pemuda-Jalan 1 1 Baik 2012 200
Andreas –Gido
Sebua
3 Drainase dan duiker
plat di jalan Pemuda 49 1 1 Baik 2012 APBD 20
hiliweto

b. Pendanaan

Kemampuan pendanaan untuk pembangunan prsarana dan sarana drainase


yang bersumber dari APBD kabupaten Nias sangat terbatas. Akibat
keterbatasan dana ini maka alokasi dana untuk kegiatan O dan P tidak tersedia
dan lebih memprioritaskan pembangunan saluran drainase baru. Sementara
pembiayaan yang bersumber dari masyarakat dan swasta tidak ada.

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 222
c. Kelembagaan

Organisasi pengelolaan drainase perkotaan dilaksanakan oleh satuan kerja


perangkat daerah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Nias. Pengelolaan
drainase dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Nias, yang
secara teknis dilaksanakan oleh Bidang Cipta Karya, yang merupakan tugas
dari Seksi Drainase dan Jalan Setapak dengan uraian tugas sebagai berikut :
1) Membantu Kepala Bidang Cipta Karya dalam pelaksanaan tugas yang
berhubungan dengan drainase
2) Menyusun rencana kerja sekai
3) Meneliti dan merekomendasikan permohonan jasa konstruksi
4) Menyusun bahan penetapaan peraturan daerah kebijakan dan strategi
kabupaten berdasarkan kebijakan nasional dan provinsi
5) Menyusun bahan penetapan peraturan daerah NSPK drainase dan
pemutusan genangan di wilayah kabupaten berdasarkan SPM yang
disusun pemerintah pusat dan provinsi
6) Melaksanakan peningkatan kapasitas teknik dan managemen
penyelenggaraan drainase dan pemutusan genangan di wilayah kabupaten
7) Menyelesaikan penyelesaian masalah dan permasalahan
opererasionalisasi sistem dan penggulangan banjir di wilayah kabupaten
serta koordinasi dengan daerah sekitarnya.

KEPALA DINAS
PEKERJAAN
UMUM

SEKRETARIS

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


…………………. CIPTA KARYA …………………. ………………….

SEKSI
DRAINASE DAN
JLN SETAPAK

SEKSI
………………….

Gambar 6.5. Struktur Organisasi Pengelolaan Drainase Pada Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Nias

d. Peraturan Perundangan

Peraturan perundangan yang terkait dengan pengelolaan sistim drainase di


Kabupaten Nias diantaranya :
1) Peraturan Daerah Nomor xx Tahun xx Tentang Pembentukan Dinas
Teknis Daerah, yang mengamanahkan pembentukan Dinas Pekerjaan
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 223
Umum Kabupaten Nias dan Dinas Tata Ruang Perumahan dan
Kebersihan
2) Peraturan Bupati Nias Nomor xxx Tahun Tentang uraian tugas pokok
dan fungsi satuan kerja perangkat daerah.
3) Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 Tentang RTRW Kabupaten
Nias Tahun 2014 – 3034.

e. Peran Serta Masyarakat dan swasta

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sistim drainase secara umum


masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari kurangnya kepedulian masyarakat
dalam pemeliharan saluran yang telah dibangun. Penyadaran masyarakat
senanatiasa dilakukan melalui sosialisasi dan penyuluhan, dengan harapan
masyarakat memahami fungsi dari saluran drainasr yang telah dibangun
dan peran serta untuk ikut memelihara/pembersihan saluran secara
perodik termasuk himbauan untuk tidak membuang sampah didalam
saluran drainase.

3. Permasalahan Pengembangan Drainase

Permasalahan utama pengembangan drainase di Kabupaten Nias adalah belum


memadainya penyelenggaraan drainase sehingga parasana dan saran drainase
yang ada tidak dapat mengatasi masasalah genangan/banjir yang terjadi setiap
musim penghujan. Sistim jaringan terbangun kurang terpadu disebabkan belum
adanya master plan sistim jaringan irigasi. Disisi lain kemampuan keuangan daerah
dalam membangun sarana dan prasarana drainase sangat terbatas, dan kondisi ini
diperparah oleh rendahnya partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan saluran
drainase yang telah di bangun.

Tabel 6.43. Identifikasi Permasalahan Pengelolaan Drainase

Tindakan
No Aspek Pengembangan Drainase Permasalahan
Yang Sudah
Yang akan Dilakukan
Dilakukan
[1] [2] [3] [4] [5]
A Kelembagaan
 Bentuk Organisasi Penanganan drainase Pemaksimalan fungsi Pemaksimalan fungsi
masih di tingkat seksi seksi drainase dan seksi drainase dan
pada bidang cipta jalan setapak jalan setapak
karya pada SKPD
dinas PU
 Tata laksana Belum optimalnya Pelaksanaan Memaksimalkan
penanganan drainase penanganan dengan sumberdaya yang ada
keterbatasan SDM
yang ada
 Kualitas dan Kuantitas SDM Belum memadai Peningkatan Pengoptimalan SDM
kapasitas SDM yang sudah terlatih
melalui bimtek dan professional
B Pembiayaan : Sangat Terbatasnya Pengalokasian Mengajukan usulan
 Sumber-sumber pembiayaan Sumber Pembiayaan anggaran dengan anggaran dari
(APBD Prov/Kab/Swasta/Masy) skala prioritas APBN/APBD provinsi
 Retribusi dan mencari
sumberdana lainnya
C Perundangan terkait sector drainase Belum Ada ketentuan Melaksanakan Mengoptimalkan

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 224
Tindakan
No Aspek Pengembangan Drainase Permasalahan
Yang Sudah
Yang akan Dilakukan
Dilakukan
[1] [2] [3] [4] [5]
(Perda, Pergub) yang bersifat khusus ketentuan umum pelaksanaan
drainase tentang drainase ketentuan tentang
drainase
D Peran Serta Masyarakat dan Swasta Peran Serta Sosialisasi Sosialisasi dan terus
Masyarakat yang mendorong partisipasi
masih minim. masyarakat dalam
pembangunan dan
pemeliharaan
E Teknis Operasional PS:
A. Saluran

B. Turap
C. Bangunan pelengkap (gorong-gorong,
pintu air, pompa, tang dll)
D. Waduk, kolam retensi, sumur resapan.

4. Tantangan Pengembangan Drainase

Tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan drainase di Kabupaten Nias


diantaranya :
a. Pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan di Ibu Kota Kabupaten
Nias
b. Penataan kawasan Ibu Kota kabupaten Nias yang baru yang didukung dengan
sistim jaringan drainase yang baik
c. Optimalisasi fungsi saluran drainase yang telah terbangun.
d. Pengembangan sistim drainase terpadu.
e. Pemenuhan tuntutan standar pelayanan minimum sebagaimana Peraturan
Menteri PekerjaanUmum Nomor :14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan
Minimum
.
Tabel 6.44. Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan
Permen PU No.14/PRT/M/2010

Standar Pelayanan Minimal


Batas Waktu
Jenis Pelayanan Dasar Keterangan
Indikator Nilai Pencapaian

[1] [2] [3] [4] [5] [6]


Penyehatan Drainase Tersedianya 20 % 2014 Dinas yang
Lingkungan Fasilitas membidangi PU
Permukiman pengurangan
sampah di
perkotaan

C. Analisis Kebutuhan Drainase di Kabupaten Nias

Dalam hal ini, analisis atas dasar besarnya kebutuhan penanganan drainase dapat di
uraikan, baik itu untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat (basic need) maupun
kebutuhan pengembangan kota (development need). Analisis yang terkait dengan
kebutuhan drainase adalah analisis Bidang Teknis maupun non teknis yang mencakup

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 225
kelembagaan, pembiayaan, peraturan dan peran sertamasyarakat dan swasta. Analisis
kebutuhan dituangkan dalam table 6.45 berikut ini.

Tabel 6.45. Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah


Sektor Drainase Perkotaan

KEBUTUHAN
No Uraian Kondisi
2015 2016 2017 2018 2019
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
A Peraturan Terkait Sektor Drainase
 Ketersediaan Peraturan Bidang RTRW
1
drainase (Perda, Pergub)
B Kelembagaan
 Bentuk Organisasi Seksi Drainase
dan Jalan
Setapak Dinas
PU Kabupaten
Nias
C Pembiayaan
 Sumber pembiyaan (APBD Terbatas
PROV/Kab/Swasta/CSR)
D Peran swasta dan masyarakat Belum Tersedia Sosialisa Sosialisa Sosialisa Sosialisa Sosialisa
(sudah ada/belum ada/bentuk kontribusi) si si si si si
E Teknis Operasionalisasi PS :
1 Aspek Perencanaan (Dokumen MP,FS, dokumen
1
DED)
2 A. Saluran Drainase 444 m, baik 600 m 750 m 900 m 1000 m 1200 m
B. Turap (unit, kondisi)
C. Bangunan pelengkap (gorong-gorong (unit, kondisi)
pintu air, pompa, talang)
D. Waduk, kolam retensi, sumur resapan (unit, kondisi)

D. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Sistem Drainase

1. Program Pengembangan Sistim Drainase

Program pengembangan sistim drainase di Kabupaten Nias adalah pembangunan


prasarana drainese yang terdiri dari :
a. Pembangunan infrastruktur drainase di kawasan perkotaan ibu kota kabupaten
Nias (Gido), meliputi drainase primer (macro drain), saluran sekunder, dan
tersier (micro drain)
b. Pemeliharaan infrastruktur drainase
c. Penyusunan master plan drainase ibu kota Kabupaten Nias (Gido)

2. Kriteria Kesiapan Pengembangan Sistem Persampahan

Kesiapan Pemerintah Kabupaten Nias dalam mendapatkan dukungan anggaran


yang bersumber APBN (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
untuk pengembangan sistem drainase adalah sebagai berikut :
a. Pembebasan lahan untuk untuk lokasi pembangunan fisik
b. Penyediaan anggaran untuk penyusunan master plan drainase
c. Penyediaan biaya operasi dan pemeliharaan, dan pemberdayaan masyarakat
pasca konstruksi

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 226
Skema Kebijakan Pendanaan Sistem Drainase Perkotaan
Skema Kebijakan Pendanaan Sistem Drainase Perkotaan dipaparkan pada gambar 6.7
berikut.

Sumber: Direktorat Pengembangan PLP

Dalam pembangunan sistem drainase perkotaan, pemerintah pusat mempunyai peran


dengan mengembangkan sistem yang terintegrasi dengan sistem makro, serta
memfasilitasi pilot drainase mandiri. Sedangkan, pemerintah kabupaten kota berperan
dalam penyediaan lahan, penyediaan biaya operasi dan pemeliharaan, dan
pemberdayaan masyarakat pasca konstruksi

6.4.4. Usulan Program dan Kegiatan Sanitasi

A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Sanitasi

1. Program Pengembangan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (on-site) dan


Komunal
a. Pembangunan Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem On- Site di Kecamatan
Gido (Ibu Kota Kabupaten) dengan sasaran tingkat cakupan pelayanan air
limbah 70 %
b. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
c. Pengadaan prasarana pendukung pengelolaan air limbah sistim on-site berupa
mobil tinja
d. Pengolahan air limbah skala kecil/kawasan/komunitas

2. Program Pengembangan Sistem Persampahan


a. Peningkatan Kinerja TPA Lama (di Desa Lolozasai Kecamatan Gido)
1) Pembangunan jalan masuk, perbaikan saluran gas dan saluran drainase
serta pembuatan sel dan lapisan bawah yang kedap sesuai persyaratan
sanitary landfill
2) Pembuatan pagar hijau (buffer zone) di sekeliling TPA, pembangunan pos
pengendali, sumur pemantau, jembatan timbang, kantor operasional
3) Pengadaan alat berat (Escavator)
4) Pengolahan sampah
5) Pengadaan alat pengangkut sampah
b. Pembangunan TPA Baru di Kecamatan Bawolato
1) Penyusunan studi kelayakan (terlaksana Tahun 2014)

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 227
2) Pembebasan lahan
3) Penyusunan DED/Perencanaan Teknis
4) Pembangunan jalan masuk, perbaikan saluran gas dan saluran drainase
serta pembuatan sel dan lapisan bawah yang kedap sesuai persyaratan
sanitary landfill
5) Pembuatan pagar hijau (buffer zone) di sekeliling TPA, pembangunan pos
pengendali, sumur pemantau, jembatan timbang, kantor operasional
c. Penyediaan Prasarana dan Sarana Persampahan
1) Pengadaan sarana pewadahan sampah (Tong Sampah)
2) Pengadaan sarana pengumpulan sampah (gerobak dan becak)
3) Pengadaan sara penampungan sementara (Transfer depo dan container)
d. Pembangunan Prasarana Persampahan 3R
1) Pembangunan hanggar, pengadaan alat pengumpul sampah, alat
komposting
2) Pembangunan tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R dapat difungsikan
sebagai pusat pengolahan sampah tingkat kawasan

3. Program pembangunan prasarana drainase yang terdiri dari :

a. Pembangunan infrastruktur drainase di kawasan perkotaan ibu kota kabupaten


Nias (Gido), meliputi drainase primer (macro drain), saluran sekunder, dan
tersier (micro drain)
b. Penyusunan master plan drainase ibu kota Kabupaten Nias (Gido)

B. Pembiayaan Proyek Pengembangan Sanitasi

Pembiayaan proyek pengembangan sanitasi berdasarkan klasifikasi tanggung jawab


masing-masing Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Pusat, Swasta dan masyarakat
adalah sebagaaimana tertera pada tabel berikut ini :

Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 228
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 229
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 230
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 231
Rencana terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Nias 2014-2019 232

Anda mungkin juga menyukai