3 PROFIL BWK
5 TINJAUAN PUSTAKA
PENGKAJIAN PEREMAJAAN
6
KAWASAN
PENGELOLAAN PEREMAJAAN
8
KAWASAN
9 DAFTAR PUSTAKA
THERE'S A
CONSTANT NOISE
OUTSIDE NEVER
SILENCED AT NIGHT
AIN T NO WAY TO
HIDE FROM THE
CITY LIFE
06
TINJAUAN
KEBIJAKAN
T I NJ AUAN
KE B I J AKAN
RTRW
KOTA BANDAR LAMPUNG 2011 - 2030
PASAL
13 (3) 52 (2)
Kecamatan Sukarame dan Tanjung Kecamatan Sukarame dan Tanjung
Senang diarahkan kegiatan Senang termasuk dalam BWK C yang
pengembangan kawasan perumahan dan diarahkan sebagai perumahan epadatan
permukiman sedang
19 (3) 71 (3)
•penataan kawasan permukiman dan permukiman kumuh perkotaan diarahkan pada program
revitalisasi, rehabilitasi, renovasi, rekonstruksi, dan preservasi atau pembangunan rumah susun
sederhana sehat baik dengan sistem sewa ataupun milik dengan arahan lokasi berdekatan dengan
sumber mata pencaharian namun tetap memperhatikan fungsi utama masing-masing wilayah;
08
PROFIL
BAGIAN WILAYAH KOTA
bagian wilayah kota c
BWK C meliputi Kecamatan Fungsi utama BWK C sebagai
Sukarame dan Kecamatan kawasan yang pemanfaatannya
Tanjung Senang dengan untuk perumahan dan
luas kurang lebih 2.850 permukiman, serta berfungsi
hektar; sebagai tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang
dilengkapi dengan prasarana
dan sarana lingkungan.
Kawasan ini terdiri dari rumah
yang dibangun oleh penduduk
sendiri dan dibangun oleh
perusahaan pembangunan
perumahan dan/ atau dibangun
oleh Pemerintah.
BWK C MELIPUTI
KECAMATAN
SUKARAME
KECAMATAN
TANJUNG SENANG memiliki luas lahan 1771 Ha
dengan jumlah penduduk
Kecamatan Tanjung Senang 61.130 jiwa.
memiliki luas lahan 973 Ha
dengan jumlah penduduk Batas wilayah
49.160 jiwa Utara:
Kec. Tanjung Senang, Kab.
Batas wilayah Lampung Selatan
Utara: Selatan:
Kec. Rajabasa, Kab. Kec. Sukabumi
Lampung Selatan Barat:
Selatan: Kec. Way Halim, Kec.
Kec. Labuan Ratu, Kec. Kedamaian
Way Halim, Timur:
Kec. Sukarame Kab. Lampung Selatan
Barat: Kec. Rajabasa
Timur:
Kab. Lampung Selatan
10
ALTERNATIF & LOKASI
PEREMAJAAN KAWASAN
alternatif lokasi
KELURAHAN KORPRI
lokasi peremajaan
KELURAHAN WAY DADI BARU
12
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI DAN KONSEP
Lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan lengkap dengan sarana dan prasarana kebutuhan
hidup sehari – hari serta merupakan bagian dari suatu kota (Dirjend Cipta Karya PU, IAP, 1997:60).
Sehingga adapun beberapa tindakan yang dapat dilakukan terkait dengan upaya peremajaan pada suatu
lingkungan (Danisworo,1988:8-13) yaitu :
1. Redevelopment atau pembangunan kembali, adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota
dengan terlebih dulu melakukan pembongkaran sarana dan prasarana pada sebagian atau seluruh
kawasan tersebut yang telah dinyatakan tidak dapat dipertahankan lagi kehadirannya. Biasanya, dalam
kegiatan ini terjadi perubahan secara struktural terhadap peruntukan lahan, profil sosial ekonomi, serta
ketentuan-ketentuan pembangunan lainnya yang mengatur intensitas pembangunan
baru.
2. Gentrifikasi adalah upaya peningkatan vitalitas suatu kawasan kota melalui upaya peningkatan
kualitas bangunan atau lingkungannya tanpa menimbulkan perubahan berarti terhadap struktur fisik
kawasan tersebut. Gentrifikasi bertujuan memperbaiki nilai ekonomi suatu kawasan kota dengan cara
memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana yang ada, meningkatkan kualitas serta kemampuannya
tanpa harus melakukan pembongkaran berarti.
3. Rehabilitasi pada dasarnya merupakan upaya untuk mengembalikan kondisi suatu bangunan atau
unsur-unsur kawasan kota yang telah mengalami kerusakan, kemunduran, atau degradasi, sehingga
dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya.
4. Preservasi merupakan upaya untuk memelihara dan melestarikan lingkungan pada kondisinya yang
ada, dan mencegah terjadinya proses kerusakannya. Metode ini biasanya diterapkan untuk obyek
memiliki arti sejarah atau arti arsitektur tertentu.
5. Konservasi merupakan upaya untuk melestarikan, melindungi serta memanfaatkan sumber daya
suatu tempat, seperti kawasan dengan kehidupan budaya dan tradisi yang mempunyai arti, kawasan
dengan kepadatan penduduk yang ideal, cagar budaya, hutan lindung, dan sebagainya. Konservasi
dengan demikian, sebenarnya merupakan pula upaya preservasi, namun dengan tetap memanfaatkan
kegunaan dari suatu tempat untuk menampung dan memberi wadah bagi kegiatan yang sama seperti
kegiatan asalnya atau bagi kegiatan yang sama sekalibaru melalui usaha penyesuaiang, sehingga dapat
membiayai sendiri kelansungan eksistensinya.
6. Resettlement adalah proses pemindahan penduduk dari lokasi permukiman yang sudah tidak sesuai
dengan peruntukkannya ke lokasi baru yang sudah disiapkan sesuai dengan rencana permukiman kota.
Dalam hal ini peremajaan lingkungan permukiman di Mojosongo Surakarta dilakukan dengan
redevelopment, resettlement dan peremajaan tanpa perubahan struktur kawasan.
14
DEFINISI DAN KONSEP
Berdasarkan dari analisis yang telah dilakukan, perencanaan peremajaan kota yang tepat pada wilayah
BWK C khususnya pada Kecamatan Sukarame, Kelurahan Way Dadi Baru yaitu dengan menggunakan
Redevelopment atau penataan kembali guna meningkatkan produktivitas serta mengembalikan fungsi
bagian kota yang telah terbangun sebelumnya dengan cara merehabilitasi suatu kawasan untuk dapat
menampung kegiatan – kegiatan yang telah sesuai dengan rencana kota Bandar Lampung. Namun
biasanya dalam upaya penataan kembali pada suatu kawasan kota, sering terjadi adanya pengantian dari
sebagian atau bahkan secara keseluruhan dari unsur – unsur lama pada kawasan hingga digantikan unsur
– unsur baru pada kawasan tersebut. Yang mana dalam hal ini, sama dengan tujuan sebelumnya yaitu
untuk meningkatkan produktivitas serta mengembalikan fungsi bagian kota yang telah terbangun.
Dengan adanya penataan kembali pada suatu kawasan kota maka diharapkan mampu meningkatkan
pelayanan dan kualitas dari kota tersebut yang akan berdampak baik pada berbagai aspek seperti
ekonomi, lingkungan dan lainnya.
Adapun strategi dalam kebijakan Redevelopment yaitu diperlukannya titik tolak dasar penilaian atas
tinqkat permasalahan yang dihadapi, potensi dan aset yang dimiliki, serta prospek. Tingkat perubahan
struktur wilayah kota tergantug pada tingkat permasalahannya. Maksud dari adanya Redevelopment
tersebut ada tiga hal yang meliputi :
1. Memberikan vitalitas baru
2. Meningkatkan vitalitas yang ada
3. Menghidupkan kembali vitalitas yang telah lama
15
PRESEDEN
PERUMAHAN KLASTER BOTANIKA
Perumahan ini berada di Bekasi terletak di sebuah
kawasan terpadu di bilangan Narogong. Cluster yang
dibangun diatas lahan seluas 3 hektar dibangun
dengan konsep modern namun selaras dengan
lingkungan sekitarnya. Selanjutnya, fasilitas yang ada
adalah jogging track, taman bermain dan kolam
renang anak, sistem keamanan 24 jam serta sistem
pengelolaan yang ditangani oleh town management.
Cluster Botanica dibangun sebanyak 200 unit, dengan
dua tipe unit rumah yakni Basil LB 47 dan LT 60 m2,
serta tipe Rosemary LB 69 dan LT 84 m2. Sementara
untuk harganya sendiri, unit rumah dengan tipe Basil
dijual Rp 430 juta, sementara tipe Rosemary dijual Rp
600-650 juta.
CITRA LAKE SAWANGAN
16
PENGKAJIAN
PEREMAJAAN
KAWASAN
ASPEK FISIK
GUNA LAHAN
18
ASPEK FISIK
IKLIM
Kecamatan ini memiliki suhu udara
sekitar 29 hingga 32 derajat celcius.
Angin di Kecamatan Sukarame
mengarah dari arah barat daya ke
timur laut. Berdasarkan data yang
kami olah dari Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika. Sinar
matahari dari arah timur ke barat.
GEOLOGI DAN
Untuk melakukan pembangunan TOPOGRAFI
dibutuhkan jenis tanah dan batuan yang
mendukung agar apa yang direncanakan
dapat berjalan dengan optimal. Di
kecamatan Sukarame, jenis tanah pada
kawasan kami termasuk jenis tanah
kambisol kromik dengan horisin kambik
berciri berwarna coklat kemerahan. Jenis
tanah ini termasuk subur dan dapat
menyimpan cadangan air, dan kemudahan
dalam mengolah tanah. Kemudian secara
keseluruhan, topografi Kecamatan Sukabumi
sebagian besar adalah dataran rendah dan
perbukitan. Sehingga kawasan tersebut
sangat cocok untuk kawasan dan Gambar 7. Peta Guna Lahan Kecamatan Sukarame
permukiman.
19
ASPEK FISIK
Sarana merupakan alat yang digunakan untuk membantu dalam pencapaian tujuan,
prasarana adalah penunjang utama dalam menyelenggarakan proses untuk mencapai tujuan,
sedangkan utilitas adalah pelayanan yang disediakan untuk mencapai suatu tujuan. Sarana,
prasarana, dan utilitas di Kecamatan Sukarame saat ini telah tersedia namun belum
memadai bagi seluruh masyarakatnya. Berdasarkan data Kecamatan Sukarame dalam angka
2019, Kecamatan Sukarame memiliki sarana pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar
sebanyak 10 sekolah,10 Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak
6, Sekolah Menengah Atas sebanyak 6, serta terdapat 2 Perguruan Tinggi. Untuk sarana
kesehatan, Kecamatan Sukarame didukung oleh 1 Rumah sakit, 2 rumah sakit bersalin, 5
puskesmas, 7 poskeskel, 6 poliklinik, 6 posyandu, serta terdapat 14 apotek. Selanjutnya untuk
peribadatan, kecamatan sukarame memiliki 44 masjid, 29 mushola, 3 gereja, dan 2 pura.
SOSIAL
Jumlah Penduduk yang berada di Kecamatan Sukarame berjumlah 60.101 jiwa penduduk
dengan rasio jenis kelamin pria sejumlah 30.037 jiwa dan jenis kelamin perempuan
sebanyak 30.064 jiwa.
20
ASPEK NON FISIK
SOSIAL
Adapun kepadatan penduduk yaitu perbandingan antara jumlah penduduk dan luas
daerah yang ditempati. Kepadatan penduduk menggunakan satuan penduduk jiwa/km².
Cara menghitungnya yaitu jumlah penduduk di suatu wilayah dibagi dengan luas wilayah
tersebut. Semakin besar angkanya maka semakin padat wilayahnya. Sebaliknya, semakin
kecil angkanya maka semakin renggang penduduknya. Adanya kepadatan penduduk
dilihat dari perbandingan jumlah penduduk serta luas pada daerahnya. Dan berdasarkan
dari data BPS Kecamatan Sukarame Tahun 2019, Kelurahan Way Dadi Baru memiki luas
daerah 2,84 Km² dengan jumlah penduduk sebanyak 11.136 jiwa.
EKONOMI
21
PENGKAJIAN KHUSUS PEREMAJAAN
Kawasan peremajaan kami terletak di Kelurahan Way Dadi Baru, Kecamatan Sukarame,
Kota Bandar Lampung. Kelurahan Way Dadi Baru memiliki jumlah penduduk sebanyak
11.136 jiwa dengan luas daerah 2,84 km² dan kepadatan 3.921jiwa/km². Pada kawasan ini,
sebagian besar peruntukan lahan merupakan kawasan permukiman.
KONDISI
EKSISTING
22
JENIS PEREMAJAAN
Jenis Peremajaan yang kami lakukan adalah sebagai proses peremajaan, diartikan
penataan kembali (redevelopment) bagian wilayah terbangun kota untuk
meningkatkan produktivitas dan kegunaan bagian kota tersebut. Sebagai fungsi
peremajaan, berarti kegiatan untuk menguasai, menata kembali dan
merehabilitasi suatu kawasan yang dinilai telah rusak atau menurun kualitasnya
untuk dapat menampung kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan rencana kota.
Cara yang dilakukan adalah dengan peremajaan permukiman kumuh yang
bertumpu pada masyarakat. Penanganan dilakukan dengan konsolidasi lahan
melalui penataan ulang dan pembagian persil kapling kembali setelah disisihkan
lahan untuk prasarana dan sarana (jalan, ruang terbuka hijau/taman, bangunan
koprasi). Selanjutnya hal yang dapat dilakukan guna meremajakan kawasan
tersebut ialah dengan cara memperbaiki beberapa jaringan jalan yang tidak
tersedia atau dengan kondisi yang tidak baik. Kemudian memperbaiki atau
menambahkan jaringan drainase yang tersedia guna mengantisipasi debit air
hujan agar tidak terjadi banjir dibeberapa titik.
23
ANALISIS SWOT
WEAKNESS
STRENGTH
OPPORTUNITIES THREATS
KESIMPULAN
Berdasarkan peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah tahun 2011-2030 menetapkan dan mengintesifkan Kecamatan Sukarame
menjadi kawasan permukiman. Menurut KOTAKU Bandar Lampung, Kelurahan Way Dadi Baru
termasuk dalam kategori kumuh sedang dengan jumlah kawasan kumuh sedang sebesar 74%
serta kumuh ringan 44%. Pada eksisting kelurahan Way Dadi Baru, dapat dilihat kondisi
beberapa bangunan yang tidak teratur dan kualitas yang tidak memenuhi syarat, kemudian
drainase lingkungan yang tidak mampu mengalirkan limpahan air hujan sehingga dibeberapa
titik dapat mengakibatkan kebanjiran ketika terjadi hujan yang deras. Selanjutnya, terdapat
jalan lingkungan yang mempunyai kondisi atau kualitas yang buruk, serta dibeberapa titik
tidak tersedianya pengelolaan sampah atau tempat pembuangan sampah. Peremajaan yang
kami lakukan adalah sebagai proses peremajaan, diartikan penataan kembali (redevelopment)
bagian wilayah terbangun kota untuk meningkatkan produktivitas dan kegunaan bagian kota
tersebut. Sebagai fungsi peremajaan, berarti kegiatan untuk menguasai, menata kembali dan
merehabilitasi suatu untuk dapat menampung kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan rencana
kota.
24
KONSEP
PEREMAJAAN
KAWASAN
TIPOLOGI PEREMAJAAN
KONSEP PENGEMBANGAN
VISI
menciptakan perumukiman ramah lingkungan yang sehat, aman, nyaman sehingga dapat
mendukung kegiatan masyarakat di dalam kawasan
MISI
1. Menyediakan ruang terbuka hijau yang aman dan nyaman untuk masyarakat di Kawasan
permukiman
2. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk menciptakan permukiman ramah
lingkungan
3. Menyediakan permukiman yang mudah dijangkau oleh masyarakat di kawasan
Smart Living adalah cara pandang dan pola pikir yang berlandaskan pada paradigma
kenyamanan, praktis, dan kreatif. secara umum smart living adalah cara berkehidupan yang
pintar dalam menata, merencanakan hunian hidup yang baik dan modern. konsep smart living
jika kita lihat dari sudut pandang perencana, maka smart living bisa berarti suatu ide atau
gagasan mengenai cara menciptakan kondisi perancangan yang lebih efisien, lebih aman, lebih
sehat, namun tetap memenuhi hunian dengan konsep smart living . hal ini bertujuan untuk
mengatasi kebutuhan ruang yang meingkat namun ketersediaan ruangnya semakin terbatas.
terutama di kota-kota besar.
Alasan mengapa memilih konsep smart living sendiri yaitu dikarenakan menurut ossiatzki juri
lixill , konsep smart living merupakan konsep tempat tinggal yang tak hanya berpusat ada
estetika, namun juga kondisi sang pemilik dan lingkungan sekitarnya dan ada beberapa aspek
yang patut diperhatikan jika ingin menggunakan konsep smart living yaitu: kenyamanan,
keamanan, sehat, dan efisien. yang dimana yang sudah dijelaskan diatas maka dari pada itu
mengapa kami memilih konsep smart living dikarenakan kawasan BWK C Keluruahn Way Dadi
Baru masih belum memenuhi kriteria kawasan perumahan yang layak dan tidak memenuhi
kriteria sesuai standar.
26
PENGELOLAAN
PEREMAJAAN
INDIKASI PROGRAM, TAHAPAN PELAKSANAAN, ORGANISASI PROGRAM
DAN PEMBIAYAAN
28
DAFTAR PUSTAKA
Istikasari, M., Khadiyanto, P. 2014. Identifikasi Permukiman Kumuh Di Pusat Kota. Jambi. Ruang, 2(4), 3-
1-310.
Rindarjono, Mohammad Gamal. 2013. Slum Kajian Permukiman Kumuh Dalam Perspektif Spasial.
Yogyakarta : Media Perkasa.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/2183/05.2%20bab%202.pdf sequence=5&isAllowed=y
(diakses pada tanggal 12 desember 2020, pukul 17.15)
29