Disusun Oleh :
Kelompok 6 RB
1. Henia Amalia Sasmita 118220053
2. Zhahira Rhamadan 118220114
3. Fakhri Athallah Ariz 118220176
4. Vindho Erman 118220
Dosen :
Ir. Andi Oetomo, M. PI
Adinda Sekar Tanjung, S.T., M.T.
UUD 1945
MPR
UUD 1945
3. Presiden
Sebelum Amandemen Sesudah Amandemen
• Sebagai mandataris MPR • Dipilih oleh rakyat lewat pemilu
• Diangkat oleh MPR dan • Tidak bertanggung jawab
bertanggung jawab kepada MPR kepada MPR
• Memegang kekuasaan eksekutif, • Kekuasaan legislatif sepenuhnya
legislatif yudikatif diserahkan kepada DPR.
• Presiden mempunyai hak prerogatif. • Presiden hanya meresmikan
• Tidak ada aturan anggota
mengenaibatasan periode • BPK yang dipilih oleh DPR
jabatannya denganmemperhatikan
• Memegang kekuasaan eksekutif, pertimbangan DPD
kekuasaan legislatif dan yudikatif
• Mengangkat dan memberhentikan
anggota BPK
7. Mahkamah Agung ( MA )
Sebelum Amandemen Sesudah Amandemen
• Pemegang/pelaksana tunggal • Pemegang kekuasaan yudisial
kekuasaan yudisial (Pasal 24 Ayat bersama dengan Mahkamah Konstitusi
1) (Pasal 24 Ayat 2)
• Mengelola (puncak) lembaga-
lembaga peradilan: peradilan:
umum, militer, militer, dan Tata
Usaha Negara (Pasal 24 Ayat 2)
• Berwenang mengadili pada tingkat
kasasi dan judicial judicial review
atas peraturan perundang-undangan
dibawah UU perundang-undangan
dibawah UU terhadap terhadap UU
(Pasal 24A Ayat 1)
8. Mahkamah Konstitusi ( MK )
Sebelum Amandemen Sesudah Amandemen
• Memberikan putusan atas pendapat
DPR atas dugaan pelanggaran oleh
presiden dan/atau wakil presiden
(Pasal 24C Ayat 2)
Berwenang untuk :
• Mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir yang putusannya bersifat
final untuk menguji undang-undang
terhadap UndangUndang Dasar (Pasal
24C Ayat 1).
• Memutuskan sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD (Pasal 24C Ayat 1)
9. Komisi Yudisial ( KY )
Sebelum Amandemen Sesudah Amandemen
• Anggota Komisi Yudisial diangkat dan
diberhentikan oleh presiden
dengan persetujuan DPR (Pasal 24B
Ayat 3)
• Berwenang mengusulkan
pengangkatan hakim agung kepada
DPR, dan mempunyai kewenangan
lain dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku hakim (Pasal
24A Ayat 1)
BAB III
CRITICAL REVIEW