Anda di halaman 1dari 56

PROSES DAN PRODUK

PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAN TATA RUANG
Sistem Perencanaan Pembangunan
di Indonesia
▪ Mandatory dan Statutory
o RPJP, RPJM, Renstra K/L, RKP, Renstra SKPD, RKPD (UU No. 25
Tahun 2004)
o RTRW, Rencana Detail Tata Ruang, Rencana Tata Ruang
Kawasan Strategis (UU No. 26 Tahun 2007)
▪ Non Statutory
o Master Plan Wilayah/Kawasan, Wilayah Pengembangan
Industri, Koridor Ekonomi
o Rencana Sektoral : Sistranas, RIPPNas, WPPI/Klaster Industri,
KAPET, KEK, MP3EI
o Keputusan Pejabat Publik : pembangunan bertahap kelistrikan
10.000 MW, penurunan emisi GRK hingga 26% pada 2020
Fungsi Perencanaan Pembangunan
Mengapa Perlu Rencana Pembangunan ?
▪ Visi dan Misi Pembangunan untuk mewujudkan cita-cita
masa depan bersama
▪ Acuan arah dan strategi untuk mencapai tujuan
pembangunan secara berkesimbungan bagi pelaku
pembangunan
▪ Pentahapan kegiatan pembangunan dalam rangka
peningkatan kesejahteraan sosial melalui pemanfaatan
dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki

A SPATIAL
Fungsi Perencanaan
Tata Ruang Wilayah
Mengapa Perlu Rencana Tata Ruang ?
▪ Pengaturan kekuatan pasar terhadap pemanfaatan lahan
dan sumber daya alam
▪ Pengaturan infrastruktur dan utilitas untuk kepentingan
publik
▪ Acuan Pemerintah dalam pengambilan keputusan
tentang zoning dan land subdivision bagi program
pembangunan, investasi, dan fasilitas publik

DIMENSI SPASIAL
Rencana Pembangunan

▪ Rencana Pembangunan Jangka Panjang :


o Jangka waktu perencanaan 20 tahun
o RPJP Nasional, RPJP Provinsi, RPJP Kabupaten/Kota
▪ Rencana Pembangunan Jangka Menengah :
o Jangka Waktu Perencanaan 5 Tahun
o RPJM Nasional, RPJM Provinsi, RPJM Kabupaten/Kota
▪ Rencana pembangunan yang akan dilaksanakan oleh
unsur Pemerintah :
dielaborasi menjadi Renstra K/L/SKPD dan Rencana Kerja
Pemerintah/RKPD
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP)
▪ Bersifat mandatory dan statutory, diatur oleh UU No. 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
▪ Merupakan rencana kebijakan pembangunan (policy plan)
yang bersifat makro dan berjangka panjang
▪ Merupakan dokumen perencanaan pembangunan dengan
skala (level) kepentingan Nasional, Provinsi, atau
Kabupaten/Kota
▪ Memuat kebijakan yang menjadi tanggungjawab dan urusan
pemerintah
▪ Memuat kebijakan pembangunan non-keruangan (a-spatial)
▪ Merupakan bagian dari proses pembangunan, sehingga
dapat dievaluasi
RPJP
▪ Bersifat kebijakan makro yang memuat Visi, Misi, dan Arah
Pembangunan Jangka Panjang
▪ Visi : cita-cita yang merupakan kepentingan bersama
- Tidak selalu harus tercapai, tetapi lebih bersifat arah, orientasi,
– dan direction
– Memiliki makna normatif
– Memperoleh acceptability yang kuat
– Memiliki perspektif waktu yang dapat ditransformasikan ke dalam
dimensi ruang, misalnya dalam masa 20 tahun mampu menjangkau
skala internasional, Nasional, Pulau Jawa, dsb
– Walaupun bersifat asasi, namun benchmark-nya harus jelas.
Misalnya : Sejahtera, perlu benchmark terhadap kondisi sejahtera
pada masa lalu, daerah lain, dimensi lain dari sejahtera, dsb
- Bukan merupakan motto pembangunan
- Mengandung nuansa spirit dan semangat untuk melakukan progres
- Dapat melandasi elaborasi ke dalam Misi Pembangunan
RPJP
▪ Misi Pembangunan :
- Elaborasi dari Visi Pembangunan yang lebih terarah dan
terfokus
- Merupakan upaya untuk mencapai Visi Pembangunan
- Mengandung makna implementasi
- Mengandung makna tentang sifat-sifat target pembangunan
- Memiliki penjelasan mengenai upaya yang akan dilaksanakan
▪ Arah Pembangunan :
- Memiliki penjelasan mengenai tujuan pembangunan
- Memiliki strategi untuk mencapai tujuan pembangunan
- Memiliki penjelasan mengenai dimensi spasial secara makro
- Memiliki penjelasan mengenai tahapan pembangunan lima
tahunan dan prioritas makro dalam setiap tahapan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM)
▪ Visi dan Misi Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota terpilih
menjadi basis untuk merumuskan kebijakan, program,
indikator kinerja pembangunan dan indikator kinerja
program
▪ Program pada RPJM dapat dielaborasi hingga paras bidang
urusan pemerintahan untuk mengakomodasikan dinamika
tanggungjawab pembangunan dan/atau sub-bidang urusan
pemerintahan/K/L/SKPD
▪ Jika program pada RPJM dielaborasi hingga bidang urusan
pemerintahan, maka akan berfungsi sebagai acuan untuk
menyusun program pada RKP/D dan Renja K/L/SKPD
tahunan
▪ Prediksi pendapatan dan belanja daerah dalam RPJM
dilakukan secara agregatif untuk seluruh program
pembangunan
Perencanaan RPJM Daerah (1)
Kondisi Provinsi/ RTRW
Kabupaten/Kota : Provinsi/Kabupaten
/Kota
- fisik
- Lingkungan
- Ekonomi Evaluasi Renstra Kebijakan
- Sosial Provinsi/Kabupaten Kewilayahan Jangka
- Budaya Isyu Pembangunan /Kota Menengah
Daerah Provinsi/Kabupaten/
RPJP Kota
Perkembangan Nasional, Provinsi/Kabupaten
Regional, dan Global /Kota Tahap Ke-….
Indikator Kinerja
Program 5 Tahunan
Visi dan Misi Gubernur/ Visi dan Misi RPJM Kebijakan dan
Bupati/Walikota Provinsi/Kabupaten/ Program
Kota Pembangunan 5 Perkiraan APBD 5
Tahunan Provinsi/ Tahunan
Strategi dan Kebijakan Kabupaten/Kota
Gubernur/Bupati/
Walikota Indikator Kinerja
Pembangunan Kebijakan APBD dan
Dana Masyarakat

PP No. 38/2007
Perda Provinsi/ Renstra SKPD
Pengelolaan APBD,
Kabupaten/Kota Provinsi/Kabupaten
APBN, dan Dana
tentang SOTK /Kota
PP No. 41/2007 Masyarakat
Perencanaan RPJM Daerah (2)

Kondisi Daerah : RTRW


- Fisik Provinsi/Kabupaten
- Lingkungan /Kota
- Ekonomi Kebijakan
- Sosial Evaluasi Renstra Kewilayahan Daerah
- Budaya Isyu Pembangunan
Daerah Jangka Menengah
Daerah

Perkembangan RPJP
Nasional, Regional, dan Provinsi/Kabupaten
Indikator Kinerja
Global /Kota Tahap Ke-….
Program
Pembangunan Dan
Visi dan Misi Program Janji
Gubernur/Bupati/ Visi dan Misi RPJM Kebijakan dan Program Gubernur/Wakil
Walikota Daerah Pembangunan Daerah Gubernur
5 Tahunan

Strategi dan Kebijakan Perkiraan APBD 5


Gubernur/Bupati/ Indikator Kinerja Tahunan
Walikota Pembangunan dan Renstra SKPD
Kinerja Gubernur Provins/Kabupaten
/Bupati/Walikota /Kota Kebijakan APBD
dan Dana
PP No. 38/2007 Pengelolaan APBD, Masyarakat
APBN, dan Dana
PP No. 41/2007 Perda Ttg SOTK Masyarakat
Keterkaitan Rencana Pembangunan
Dengan Rencana Tata Ruang
RPJP Nasional RTRW Nasional

RPJM Nasional
• RTR Pulau/Kepulauan
Renstra K/L • RTR Kawasan Strategis
Nasional
RKA K/L Anggaran RKP
Anggaran RTRW Provinsi
RPJP Provinsi
RPJM Provinsi
RTR Kawasan Strategis
RenstRA SKPD Provinsi
Anggaran Provinsi
Renja SKPD
Provinsi Anggaran RKPD Provinsi
Anggaran

RPJP Kabupaten/Kota RTRW Kabupaten/Kota

RPJM Kabupaten/Kota • RTR Kawasan Strategis


Kabupaten/Kota
• Rencana Detail Tata Ruang
Renstra SKPD Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota
Renja SKPD
Anggaran
Kabupaten/Kota
RKPD Kabupaten/ Kota
Anggaran
Uu Nomor 26 Tahun 2007
Tentang Penataan Ruang
PENATAAN RUANG :
Sistem dan Proses
▪ Perencanaan Tata Ruang : proses penentuan
struktur ruang dan pola ruang yang meliputi
penyusunan dan penetapan rencana tata ruang
▪ Pemanfaatan Ruang : penyusunan dan pelaksanaan
program dan pembiayaan
▪ Pengendalian Pemanfaatan Ruang : pengawasan dan
penertiban tata ruang

Penataan Ruang adalah PROSES


Pengertian Proses
▪ Subyek untuk dievaluasi
Pengawasan dan Peninjauan Kembali (Monitoring,
Evaluasi, dan Penilaian)
Implementasi rencana perlu dipantau
Aktifitas Pelaporan dan Monitoring secara Menerus
Dapat diperbaiki/disempurnakan sesuai dengan
perkembangan yang terjadi
Penertiban dan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
Sistem Penataan Ruang

Discretionary System Regulatory System

Development Control Zoning System


System
Regulatory System
The decision making on individual development proposals
to a series of preordained regulations
Identify precise zoning for every part area of an area
covered by plans and attach regulations or ordinances that
typically specify land use and statistical limits on new
development
These systems offer a written definition of all the
conditions under which development may take place and
are clearly based on a desire to maximize certainty
There is the certainty for landowners and developers as
well as certainty is for those in charge of decision making
Discretionary System
The eventual decision on development proposals is left
partially unconstrained by prior regulations
No guarantee of development rights because until the point
of decision, they leave at least partly open the basis on
which development decisions are made. In other words that
plan is not the only basis on which decisions are made and
the identification of what is material is left to the decision
makers
Presume a high level of trust in local decision making, which
becomes essentially political rather than administrative in
character
Although plans may produced by virtue of powers conferred
by a statute, they do not have a statutory force in relation
to development control decision making
Hirarki Pengambilan Keputusan
dalam Penataan Ruang
Masterplan/RTRW Strategic Decision

Detail Plan/RDTR Tactical Decision

Site Plan
Technical Decision

Implementation

Konversi
Penggunaan Lahan
Penataan Ruang

Penataan Ruang

PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN


TATA RUANG RUANG PEMANFAATAN
WILAYAH RUANG
- Penyusunan
- Struktur ruang program - Perijinan
wilayah - Development - Pengawasan Pelaporan
- Pemanfaatan proposal
ruang wilayah - Penertiban Pemantauan
- Pembiayaan
Evaluasi

Sanksi
Agregasi sebagai feedback perencanaan dan pemanfaatan ruang
Proses Penataan Ruang

▪ Proses teknis penyusunan rencana


▪ Proses birokratik
▪ Proses publik
▪ Proses legislasi
▪ Proses penjabaran lanjut menjadi rencana rinci
▪ Proses pemrograman dalam rangka implementasi
▪ Proses pengendalian implementasi rencana
▪ Proses pemantauan implementasi dan
pengendalian rencana
▪ Proses evaluasi rencana
Hirarki Rencana Tata Ruang
Statutory
▪ Rencana Umum Tata Ruang :
- RTRW Nasional : PP Nomor 26 Tahun 2008
- RTRW Provinsi : PERDA Provinsi
- RTRW Kabupaten/Kota : Perda Kabupaten/Kota
▪ Rencana Rinci Tata Ruang : Perangkat operasional
Rencana Umum Tata Ruang
- Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan
- Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional
- Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi
- Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota
- Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
▪ Jangka waktu rencana 20 tahun
▪ Ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah
▪ Substansi :
- Rencana struktur ruang wilayah Nasional : sistem perkotaan
terkait dengan kawasan perdesaan dan sistem jaringan
prasarana utama
- Rencana pola ruang wilayah Nasional : kawasan lindung dan
budidaya
- Kawasan strategis Nasional
- Indikasi program utama jangka menengah
- Arahan pengendalian pemanfaatan ruang Nasional
▪ Peninjauan kembali 1 kali dalam 5 tahun
▪ Rencana Rinci Tata Ruang Nasional ditetapkan melalui
PerPres
▪ Skala informasi 1 : 1.000.000
Rencana Rinci Tata Ruang
Wilayah Nasional
▪ Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan
▪ Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional :
Penataan ruangnya diprioritaskan karena berpengaruh
sangat penting secara Nasional terhadap :
- Kedaulatan Negara
- Pertahanan dan keamanan Negara
- Ekonomi Nasional
- Sosial dan budaya pada skala Nasional
- Pelestarian lingkungan
- Telah ditetapkan sebagai warisan dunia
▪ Perencanaan TR Pulau/Kepulauan dan Kawasan
Strategis Nasional diselenggarakan oleh Pemerintah
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
▪ Jangka waktu rencana 20 tahun
▪ Ditetapkan melalui Perda Provinsi
▪ Substansi :
- Rencana struktur ruang wilayah Provinsi : sistem perkotaan dan
sistem jaringan prasarana utama
- Rencana pola ruang wilayah Provinsi : kawasan lindung dan
kawasan budidaya
- Kawasan strategis Provinsi
- Arahan pemanfaatan ruang : indikasi program jangka menengah 5
tahunan
- Arahan pengendalian pemanfaatan ruang :
- Indikasi arahan peraturan zonasi sistem provinsi
- Arahan perijinan
- Arahan insentif dan disinsentif
- Arahan sanksi
▪ Peninjauan kembali 1 kali dalam 5 tahun
▪ Skala informasi 1 : 250.000
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten
▪ Jangka waktu rencana 20 tahun
▪ Ditetapkan melalui Perda Kabupaten
▪ Substansi :
- Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten : sistem perkotaan dan
sistem jaringan prasarana wilayah
- Rencana pola ruang wilayah : kawasan lindung dan budidaya
- Kawasan strategis Kabupaten
- Arahan pemanfaatan ruang : indikasi program utama jangka
menengah 5 tahunan
- Arahan pengendalian pemanfaatan ruang : ketentuan umum
peraturan zonasi, ketentuan perijinan, ketentuan insentif
dan disinsentif, dan arahan sanksi
▪ RTRW Kabupaten menjadi dasar untuk penerbitan perijinan lokasi
dan administrasi pertanahan
▪ Peninjauan kembali RTRW Kabupaten 1 kali dalam 5 tahun
▪ Skala informasi 1 : 50.000
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
▪ Jangka waktu rencana 20 tahun
▪ Ditetapkan melalui Perda Kota
▪ Substansi :
o Rencana struktur ruang wilayah : sistem pusat kegiatan dan
sistem jaringan prasarana kota
o Rencana pola ruang wilayah : kawasan lindung dan budidaya
o Kawasan strategis Kota
o Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau
o Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka non hijau
o Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana
pejalan kaki
o Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana
angkutan umum
RTRW Kota
o Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana
kegiatan sektor informal
o Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang evakuasi
o Arahan pemanfaatan ruang : indikasi program utama jangka
menengah 5 tahunan
o Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang : ketentuan
umum peraturan zonasi, ketentuan perijinan, ketentuan
insentif dan disinsentif, dan arahan sanksi
▪ RTRW Kota menjadi dasar untuk penerbitan perijinan
lokasi dan administrasi pertanahan
▪ Tingkat ketelitian informasi peta skala minimal 1 :
25.000
▪ Peninjauan kembali RTRW Kota 1 kali dalam 5 tahun
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
▪ Ruang Terbuka Hijau : area memanjang (jalur) atau
mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka,
tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah
maupun yang sengaja ditanam
▪ RTH publik : RTH yang dimiliki dan dikelola oleh Pemda yang
digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum
▪ RTH privat : RTH milik institusi tertentu atau
orang-perorangan yang pemanfaatannya untuk kalangan
terbatas, antara lain berupa kebun atau halaman
gedung/rumah yang ditanami tumbuhan
▪ RTH kota minimal 30% luas wilayah kota
- RTH publik : minimal 20% luas wilayah kota
- RTH privat : minimal 10% luas wilayah kota
▪ Distribusi RTH publik sesuai dengan distribusi penduduk dan
hirarki pelayanan
RTH Dalam Rencana Tata Ruang

Rencana Umum Rencana Rinci

RTRW Nasional RTR Kawasan Strategis


Kabupaten
Rencana
RTRW Provinsi RTR Kawasan Penyediaan
RDTR Perkotaan dan
Kabupaten RTR Kawasan Pemanfaatan
RTRW Kabupaten Perdesaan/Agro RTH
politan

Rencana Rinci
RDTR Kota
RTRW Kota
RTR Kawasan Strategis Kota
Fungsi RTH
FUNGSI EKOLOGIS FUNGSI SOSIAL
Penyerap pencemar udara ⮚ Rekreasi dan olahraga
Produsen oksigen ⮚ Pemakaman umum
Pengatur iklim mikro ⮚ Ruang evakuasi bencana
Penjaga sirkulasi udara ⮚ Interaksi sosial
Habitat satwa
Pelestarian keanekaragaman hayati
FUNGSI HIDROOROLOGIS FUNGSI ESTETIKA
Pengendalian air larian ⮚ Kenyamanan
Peresapan airtanah ⮚ Keindahan

FUNGSI EKONOMI
Pertanian
Perkebunan
Kehutanan
Proses Teknis Penyusunan Rencana Tata Ruang

Proses Perencanaan Konvensional

Data/Fakta Analisis Sintesis


Survey Analisis Data Rencana

Proses Perencanaan Siklikal


Sintesis
Data Sebagai Proses
Sebagai
Masukan Analisis
Keluaran

Umpan Balik (Feedback) : Evaluasi Rencana


Proses Perencanaan
Tata Ruang Wilayah
Proses Teknis
▪ Kegiatan penyusunan naskah akademik rencana
▪ Menetapkan struktur ruang : sistem dan jaringan
infrastruktur wilayah dan sistem pusat-pusat
▪ Menetapkan alokasi pemanfaatan ruang : tata guna
lahan, tata guna air, tata guna udara, pemanfaatan
SDA lain

Proses Birokratik dan Politik


▪ Proses peranserta publik
▪ Proses legalisasi rencana
Proses Teknis Penyusunan dan Penetapan
Rencana Tata Ruang
Tahap Pengumpulan Analisis dan Perumusan Perumusan Penyusunan Proses
Persiapan Data dan Sintesis Konsep Konsep Rencana Raperda Penetapan
Informasi Pengembangan Tata Ruang RTRW Provinsi
Ruang WIlayah
▪ Penyiapan ▪ Kebijakan ▪ Functional urban ▪ Rumusan tujuan, ▪ Tujuan, kebijakan, Penyusunan ▪ Persetujuan
anggaran penataan ruang area kebijakan, dan dan strategi naskah substansi
▪ Review dan sektoral terkait ▪ Sistem perkotaan strategi penataan ruang Rancangan ▪ Pengesahan
RTRW yang ▪ Kondisi fisiografi, sesuai pengembangan wilayah provinsi Peraturan Daerah RTRW
ada dan lingkungan, dan SD penyebaran wilayah provinsi ▪ Rencana struktur Provinsi tentang Provinsi
sesuai
kebijakan alam kawasan ▪ Konsep ruang RTRW Provinsi peraturan
terkait ▪ SD binaan, fungsional pengembangan ▪ Rencana pola perundang-un
▪ Persiapan prasarana, dan fungsional ruang wilayah ruang dangan
teknis sarana ▪ Daya dukung dan provinsi ▪ Rencana kawasan terkait
penyusunan ▪ Kependudukan dan daya tampung strategis provinsi
rencana tata SDM dan optimasi ▪ Arahan
ruang ▪ Perekonomian, pemanfaatan Alternatif Konsep pemanfaatan ruang
sosial, dan budaya ruang ▪ Arahan
▪ Kelembagaan Penilaian terhadap pengendalian
▪ Peta dan citra Alternatif Konsep pemanfaatan ruang
Potensi
Data dan informasi Masalah
Kecenderungan Konsep Terpilih
Keterlibatan Pemberian data dan Masukan berupa Masukan berupa Penyampaian Dengar pendapat
pasif informasi, masukan opini dan aspirasi opini dan aspirasi keberatan atau umum
masyarakat berupa aspirasi dan terhadap kebijakan terhadap kebijakan sanggahan
menerima opini, dan identifikasi dan strategi dan strategi terhadap konsep
informasi masalah penataan penataan ruang dan penataan ruang dan dan Raperda
penataan ruang rencana tata ruang rencana tata ruang RTRW Provinsi
ruang

Pelibatan dan Peran Masyarakat


Permasalahan Perencanaan Teknis
Tata Ruang

▪ Proses rasional (rational planning process)


kurang memadai untuk aspek mikro
▪ Kendala integrasi keruangan non-administratif
▪ Implementasi kewenangan (eminent
domain) terhadap hak atas lahan (bundles
of right)
▪ Penetapan kondisi awal (baseline) : data
dan informasi
Proses Birokrasi dan Partisipasi Publik dalam
Perencanaan Tata Ruang

▪ Koordinasi dan sintesis kebijakan, rencana, dan


program sektoral
▪ Pelibatan masyarakat (swasta, lembaga masyarakat,
asosiasi usaha, asosiasi profesi, tokoh masyarakat,
perguruan tinggi, LSM) dalam perencanaan,
implementasi rencana, dan pengawasan
▪ Partisipasi melalui forum, media massa, clearing
house, tindak, dsb
Pemanfaatan Ruang
▪ Program pemanfaatan ruang
▪ Pembiayaan program
▪ Dilaksanakan secara bertahap
▪ Disesuaikan dengan program pemanfaatan ruang
wilayah administratif berbatasan
▪ Didasarkan standar pelayanan minimal (SPM)
penyediaan prasarana dan sarana umum; standar
kualitas lingkungan; dan daya-dukung dan
daya-tampung lingkungan
Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang
▪ Penata-gunaan tanah
▪ Penata-gunaan air
▪ Penata-gunaan udara
▪ Penata-gunaan sumberdaya alam lainnya
▪ Klasifikasi dan nomenklatur penggunaan
tanah, air, udara, dan sumberdaya alam lainnya
▪ Kriteria penggunaan tanah, air, udara, dan
sumberdaya alam lainnya
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
▪ Untuk mengarahkan pemanfaatan ruang melalui
perijinan
▪ Untuk penertiban pemanfaatan ruang
sanksi melalui penegakan hukum
▪ Agregasi proses pengawasan melalui pelaporan,
monitoring, dan evaluasi untuk peninjauan
kembali (review) dan perbaikan rencana tata
ruang (revisi)
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Pengendalian Pemanfaatan
Ruang

Mekanisme Pengawasan
Perijinan

Laporan Pemantauan Evaluasi Penertiban


Perubahan Penyimpangan RTRW
Pemanfaatan Pemanfaatan
Ruang Ruang

Sanksi Sanksi Sanksi Pidana


Administratif Perdata
Perangkat Pengendalian
Pemanfaatan Ruang

Rencana Insentif Dan Perijinan Pengawasan Penertiban


Tata Ruang Disinsentif

Rtr Regulatory Insentif Pelaporan Sanksi


Rencana Detail TR Kemudahan Ijin, Harga, Pemantauan Administratif,
Evaluasi Perdata, Pidana
Zoning Regulation Keringanan Pajak,
Kompensasi, Imbalan, Dan
Perangkat Discretionary
Pola Pengelolaan
Building Code Sistem Dan Prosedur
Disinsentif Substansi
Udgl
Penambahan Persyaratan, Ijin Investasi/Prinsip
Keputusan Presiden Ijin Lokasi
Tambahan Pajak Dan
Gubernur, Bupati/
Retribusi, Denda, Ijin Kelayakan Lingkungan (AMDAL, HO)
Walikota
Pembatasan Prasarana Dan Ijin Perencanaan
Sarana Ijin Pembangunan (IMB)
KLHS
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
KLHS
Definisi
Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program (KRP)
UU No. 32/2009 Pasal 1

Kewajiban Penyelenggaraan KLHS


Penyusunan dan evaluasi :
1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, rencana
pembangunan jangka panjang (RPJP), dan rencana pembangunan
jangka menengah (RPJM) Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota
2. Kebijakan, rencana, dan program yang berpotensi menimbulkan
dampak dan/atau risiko ingkungan hidup
UU No. 32/2009 Pasal 15 ayat (2)
Pembangunan Berkelanjutan sebagai Landasan
Perencanaan Pembangunan dan Tata Ruang
▪ Growth
▪ Efficiency
▪ Stability
▪ Keterkaitan
▪ Keseimbangan
▪ Keadilan
Va
ity lu
q u d I n at
a
E
l ho o c id ion/
n i en In
nio ivel ce te
i o
t s/ L ▪ POVERTY of rna
a Im liz
n er eed ▪ EQUITY pa ati
g e N ct on
ra asi c ▪ SUSTAINABILITY
t
In B ▪ CLIMATE CHANGE

Intergenerational Equity
Values/Culture
▪ Empowerment ▪ Resilience/Biodiversity
▪ Inclusion/Consultation ▪ Natural Resources
▪ Institution/Governance ▪ Pollution
KLHS dalam Pelaksanaan Penataan Ruang
Pelaksanaan

Upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan

Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian


Tata Ruang Ruang Pemanfaatan Ruang
KLHS
Proses untuk menentukan struktur Upaya mewujudkan tertib tata
ruang dan pola ruang meliputi ruang meliputi peraturan zonasi,
penyusunan dan penetapan RTR perizinan, pemberian insentif dan
disinsentif, serta pengenaan sanksi

Upaya mewujudkan struktur ruang dan pola ruang


sesuai dengan RTR melalui penyusunan dan
pelaksanaan program beserta pembiayaannya

UU No. 26/2007
KLHS dalam Hirarki Rencana Tata Ruang dan
Pengambilan Keputusan

RTRW Strategic Decision


KLHS
Rencana Rinci TR Tactical Decision

Zoning Regulation :
Technical Decision
Zoning Map dan Zoning
Text

Implementasi

Konversi Penggunaan Lahan


Penyelenggaraan KLHS
UU No. 32 Tahun 2009

Pasal 15 ayat (3)


KLHS dilaksanakan dengan mekanisme :
▪ Pengkajian pengaruh KRP terhadap kondisi lingkungan
hidup
▪ Perumusan alternatif penyempurnaan KRP
▪ Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan
KRP yang mengintegrasikan prinsip pembangunan
berkelanjutan
Langkah Penyelenggaraan KLHS
Tahap Proses Tujuan
1 Pemahaman konteks KRP dan Memahami proses dan prosedur KRP dan
identifikasi peluang untuk mengembangkan isu-isu lingkungan hidup
mempengaruhi pengambilan dalam pembangunan berkelanjutan yang
keputusan perlu diintegrasikan
2 Pelibatan pemangku kepentingan Memastikan substansi KLHS menjadi
dan aktor kunci pengambil pertimbangan penyusunan KRP dan
keputusan pengambil keputusan
3 Identifikasi dan konsultasi isu-isu Menghasilkan kesepakatan tentang isu-isu
strategis lingkungan hidup dalam lingkungan hidup dalam pembangunan
pembangunan berkelanjutan berkelanjutan yang harus dikaji dan
dipertimbangkan dalam KRP
4 Kajian pengaruh dan perumusan Memprakirakan dampak dan risiko
alternatif dan mitigasi lingkungan oleh KRP dan merumuskan
alternatif perbaikan KRP dan mitigasinya
5 Formulasi rekomendasi bagi Merumuskan rekomendasi perbaikan KRP
perbaikan KRP berdasarkan kesepakatan
Rujukan Isu Lingkungan Hidup

UU No. 32 tahun 2009 Pasal 16


▪ Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup untuk pembangunan
▪ Dampak dan risiko linkungan hidup
▪ Kinerja layanan jasa ekosistem terkait fungsi penyedia,
regulator, dan pengendali
▪ Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam
▪ Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap
perubahan iklim
▪ Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati
Rujukan Isu Strategis Lingkungan Hidup
Penjelasan Pasal 15 Ayat (2) Huruf b
Dampak Atau Risiko Terhadap Lingkungan Hidup
▪ Perubahan iklim : peningkatan GRK, kenaikan muka laut,
intensitas dan frekuensi extreme events, dan lainnya
▪ Kerusakan, kemerosotan, kepunahan, atau perubahan signifikan
terhadap ekosistem penyangga keanekaragaman hayati
▪ Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir,
longsor, kekeringan, atau kebakaran hutan dan lahan
▪ Penurunan mutu dan kelimpahan sumberdaya alam
▪ Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan
▪ Peningkatan jumlah penduduk miskin atau penurunan
kesejahteraan sekelompok masyarakat
▪ Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan
masyarakat
Analisis Pengaruh KRP
▪ Telaah muatan KRP yang berkaitan dengan isu strategis dalam
konteks mempertahankan kondisi lingkungan hidup
▪ Oleh karena KRP dibangun melalui logical framework, maka telaah
muatan KRP dilakukan secara komprehensif mulai kebijakan,
rencana, hingga program
▪ Mengkaji pengaruh KRP berkenaan dengan isu strategis LH yang
telah diidentifikasi
▪ Contoh :
− Isu strategis : banjir dan genangan
− Pengaruh KRP : Rencana pengembangan kawasan permukiman pada
daerah yang lebih tinggi dan merupakan daerah resapan airtanah akan
mengakibatkan peningkatan runoff dan potensi banjir dan genangan
− Pengaruh KRP : Rencana pengembangan jalan arteri sekunder akan
mengakibatkan perluasan lahan terbangun dan meningkatkan potensi
banjir dan genangan
Analisis Pengaruh
▪ Melakukan pembuktian (studi pustaka, perbandingan
antar kasus, penilaian ahli, kalkulasi indikatif, analisis
skenario, dll)
▪ Pengumpulan data dan informasi diperlukan agar
pembuktian memenuhi kecukupan rasionalitas
(acceptable)
▪ Mengaplikasikan metode dan teknik analisis, misal :
o Model statistik
o Model matematik
o Overlay peta
o Multi Criteria Analysis (MCA)
o Ecological Footprint Analysis
Alternatif bagi Perbaikan KRP dan Mitigasi

▪ Berprinsip win-win solution, lebih berkelanjutan,


dan realistik
▪ Skenario pembangunan wilayah
▪ Prioritas pembangunan wilayah
▪ Lokasi yang lebih layak secara lingkungan
▪ Tahapan dan periode pelaksanaan yang lebih tepat
bagi pembangunan wilayah
▪ Instrumen, metode, dan cara mitigasi dampak dan
risiko lingkungan
▪ Dapat menjadi masukan bagi perencanaan rinci tata
ruang, rencana lainnya, tindakan teknis, dan lainnya
Alternatif dan Mitigasi
Contoh : RTRW Kabupaten/Kota
Perbaikan Muatan RTRW Masukan Bagi Mitigasi Masukan Bagi
Kabupaten/Kota Rencana Rinci TR Rencana A-Spasial
Kabupaten/Kota
Materi teknis, peta, dan Lokasi Instrumen pengendali dan RPJM Kab/Ko
Raperda pendorong
Kebijakan, Strategi, Rencana, Zonasi dan kriteria Kegiatan RKPD
Arahan Pemanfaatan Ruang, pembangunan tahunan
Pengendalian Pemanfaatan
Ruang
Materi teknis, peta, dan Kelengkapan Tindakan teknis dan Renstra atau Master
Raperda prasarana dan sarana kerekayasaan\ Plan SKPD
Alternatif Hal-hal lebih teknis Instrumen lainnya yang Rencana sektor
— Skenario untuk masukan zoning tidak terstruktur lainnya
— Lokasi regulation
— Alokasi ruang
— Alokasi prasarana
dan sarana
— Prioritas
— Tahapan dan periode
Rekomendasi
▪ Memuat kesimpulan isu-isu strategis lingkungan hidup
dan pembangunan berkelanjutan yang perlu
dipertimbangkan
▪ Memuat hasil pengkajian pengaruh KRP dan alternatif
yang diusulkan bagi perbaikan KRP serta mitigasinya
▪ Alternatif penyempurnaan KRP, termasuk masukan
bagi rencana rinci tata ruang, rencana mitigasi, dan
masukan bagi penerapan instrumen pencegahan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
▪ Ringkas dan fokus
▪ Dipersiapkan sebagai laporan yang melengkapi
dokumen KRP

4
Proses Penyusunan
Rencana Tata Ruang
PERSIAPAN KEBIJAKAN TERKAIT
▪ RPJP Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota
▪ Penganggaran penyusunan RTRW
▪ RTRW Nasional, Provinsi (berbatasan),
▪ Kajian awal
▪ Perumusan metodologi Kabupaten/Kota (dalam Provinsi dan berbatasan)
▪ Kebijakan Sektoral
▪ Rencana kerja dan pembentukan tim Pelibatan peran
masyaratakat
(PP No. 68/2010) ANALISIS KECENDERUNGAN DAN PREDIKSI
▪ Daya dukung dan daya tampung lingkungan
Gambaran fisik, lingkungan, sumber daya alam,
▪ Keterkaitan antar wilayah
ekonomi, dan sosial wilayah dan isu perencanaan
▪ Keterkaitan intra wilayah
tata ruang

Pelibatan peran
SKENARIO DAN KONSEP RENCANA TATA RUANG
masyarakat dan
KONDISI WILAYAH DAN KECENDERUNGAN
pemangku kepentingan
▪ Wilayah administratif
(PP No. 68/2010) RENCANA TATA RUANG
▪ Geologi, hidrogeologi, dan bencana geologi
▪ Tujuan, kebijakan, dan strategi tata runag
▪ Hidrologi, sumber daya air, banjir dan genangan
▪ (Arahan) rencana struktur ruang : sistem pusat dan
▪ Sumber daya alam, lingkungan, dan hayati
hirarki infrastruktur
▪ Demografi dan kecenderungannya
▪ (Arahan)
Pelibatan rencana
peran pola ruang : kawasan lindung dan
▪ Sosial dan budaya
masyarakat dan
budidaya
▪ Ekonomi dan keuangan
▪ Rencana
pemangku kepentingan
kawasan strategis
▪ Tingkat kesejahteraan
▪ Arahan
(PP No. pemanfaatan
68/2010) ruang
▪ Prasarana dan sarana dasar
▪ Arahan pengendalian pemanfaatan ruang
▪ Penggunaan lahan
▪ Kelembagaan dan pengembangan kapasitas
▪ Konservasi dan kawasan lindung
▪ Pembiayaan pembangunan
Proses Penyusunan
Rencana Tata Ruang
PERSIAPAN KEBIJAKAN TERKAIT
▪ Penganggaran penyusunan RTRW
▪ RPJP Nasional, KLHS : ANALISIS
Provinsi, DAN SINTESIS
Kabupaten/Kota
▪- Pelampauan
RTRW Nasional, daya dukung dan(berbatasan),
Provinsi daya tampung lingkungan
▪ Kajian awalKLHS : ISU STRATEGIS
- Dampak dan risiko negatif
Kabupaten/Kota (dalam Provinsi terhadap lingkungan
dan berbatasan)
▪ Perumusan metodologi
▪ Kondisi lingkungan hidup dan kecenderungannya ▪- Penurunan
Kebijakan kinerja layanan dan jasa ekosistem
Sektoral
▪ ▪IsuRencana
strategis kerja dan pembentukan
lingkungan tim
hidup dan pembangunan Pelibatan peran - Inefisiensi pemanfaatan sumber daya alam
berkelanjutan, terutama terkait perubahan iklim , masyaratakat - Kerentanan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim
peningkatan GRK, kenaikan muka laut, intensitas dan (PP No. 68/2010) ANALISIS KECENDERUNGAN DAN PREDIKSI
- Penurunan ketahanan keanekaragaman hayati
frekuensi extreem events; peningkatan intensitas dan ▪ Daya dukung dan daya tampung lingkungan
Gambaran
cakupan fisik,
wilayah lingkungan,
bencana sumberkekeringan,
banjir, longsor, daya alam,atau ▪ Keterkaitan antar wilayah
kebakaran
ekonomi,hutan dan lahan;
dan sosial kerusakan,
wilayah kemerosotan,
dan isu perencanaan
KLHS▪ Keterkaitan
: PENGARUHintra wilayahTERHADAP LINGKUNGAN
RENCANA
kepunahan, atau perubahan signifikan terhadap ekosistem
tata ruang
penyangga keanekaragaman hayati; berkurangnya kawasan ▪ Skenario perkembangan dan pertumbuhan terhadap daya dukung
berfungsi lindung; gangguan terhadap ketahanan pangan; lingkungan hidup
Pelibatan peran
penurunan mutu dan kelimpahan sumberdaya alam; ▪ Skenario perkembangan
SKENARIO DAN terhadap
KONSEP kerentanan
RENCANA keanekaragaman
TATA RUANGhayati
masyarakat dan
▪ Skenario perkembangan terhadap kinerja dan kualitas jasa ekologis
peningkatan
KONDISI alihWILAYAH
fungsi kawasan hutan dan/atau lahan;
DAN KECENDERUNGAN
peningkatan jumlah penduduk miskin atau penurunan pemangku kepentingan
▪ Kapasitas adaptasi terhadap bencana letusan gunung dan dampak
▪ Wilayah administratif
(PP No. 68/2010)
ikutannya RENCANA TATA RUANG
▪ kesejahteraan masyarakat dan bencana geologi
Geologi, hidrogeologi,
▪ Pengaruh▪ Tujuan, kebijakan,
kumulatif dalam konstelasi wilayahtata
dan strategi sekitarnya
runagdan yang lebih
▪ Hidrologi, sumber daya air, banjir dan genangan
luas ▪ (Arahan) rencana struktur ruang : sistem pusat dan
▪ Sumber daya alam, lingkungan, dan hayati
hirarki infrastruktur
▪ Demografi dan kecenderungannya
▪ KLHS Pelibatan
(Arahan) peran pola
: ALTERNATIF
rencana DAN EVALUASI
ruang : kawasan RENCANA
lindung dan
▪ Sosial dan budaya
▪ Skenario masyarakat
budidaya
pertumbuhan danekonomi dan penduduk
▪ Ekonomi dan keuangan
▪ Pusat ▪ kegiatan
pemangku
Rencanadan kepentingan
kawasan strategis
intensitasnya
▪ Tingkat kesejahteraan
▪ Sistem▪ Arahan
(PP jaringan
dan No. pemanfaatan
68/2010)
transportasiruang
▪ Prasarana dan sarana dasar
▪ Penggunaan
▪ Arahan lahan
pengendalian pemanfaatan ruang
▪ Penggunaan lahan
▪ Alternatif fasilitas dan utilitas
▪ Kelembagaan dan sumbernya kapasitas
dan pengembangan
▪ Konservasi dan kawasan lindung ▪ Alternatif program pembangunan dan kewilayahan
▪ Pembiayaan pembangunan
▪ Alternatif tahapan pembangunan

Anda mungkin juga menyukai