Anda di halaman 1dari 25

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN – PL3108

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN EKONOMI KOTA DAN WILAYAH

Oleh

Anggun Mutia Qatrunada 118220084

Nadya Anjani Kasuma 118220086

Sion Cabisar 118220095

Renita Sari 118220098

Rafael Ture Sihotang 118220124

Kelas RA

Kamis, 19 November 2020

Dosen Pengampu

Ir. Andi Oetomo, M. Pl


Tetty Harahap, S.T., M. Eng
Mia Ermawati, S.T., M.T.
Baiq Rindang A, S.T., M. T.

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................... ii

BAB I ............................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan masalah ......................................................................... 2

1.3 Tujuan dan sasaran ....................................................................... 2

1.3.1 Tujuan ................................................................................. 2

1.3.2 Sasaran ................................................................................ 2

1.4 Metodelogi penelitian .................................................................... 3

1.5 Sistematika laporan ....................................................................... 3

BAB II ............................................................................................... 4

PEMBAHASAN ...................................................................................... 4

2.1 Pembiayaan Pembangunan Ekonomi Kota Dan Wilayah .............................. 4

2.1.1 Konsumsi .............................................................................. 5

2.1.2 Investasi ............................................................................... 2

a. Definisi Investasi ......................................................................... 2

b. Teori Tabungan dan Investasi oleh Harrod-Domar .................................. 2

c. Jenis-jenis Investasi ..................................................................... 3

d. Faktor Yang Mempengaruhi İnvestasi Suatu Negara ................................ 4

2.1.3 Pengeluaran Pemerintah ............................................................ 4

2.1.4 Ekspor .................................................................................. 6

a. Tujuan dan Manfaat Ekspor ............................................................ 6

b.Faktor yang mempengaruhi suatu negara melakukan kegiatan ekspor ........... 6

2.1.5 Impor .................................................................................. 7

ii
a.Penyebab terjadinya impor ............................................................. 7

b.Tujuan impor.............................................................................. 7

c.Dampak positif impor ................................................................... 7

d.Dampak negatif impor ................................................................... 7

2.2 Obligasi ..................................................................................... 8

2.2.1 Obligasi Daerah (Municipal Bonds)................................................. 8

2.2.2 Obligasi Pendapatan (Revenue Bonds) ............................................ 9

2.2.3 General Obligation Bonds .......................................................... 10

2.3 Insentif pajak ............................................................................. 11

2.3.1 Tujuan Insentif Pajak ............................................................... 11

2.3.2 Manfaat Insentif Pajak ............................................................. 12

2.3.3 Bentuk-Bentuk Insentif Pajak ..................................................... 13

2.4 Critical Review ........................................................................... 14

BAB IV PENUTUP ................................................................................. 15

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 15

5.2 Rekomendasi .............................................................................. 15

DAFTAR PERTANYAAN ........................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembiayaan pembangunan ekonomi wilayah dan kota merupakan suatu upya
yang dilakukan oleh pemerintah dalam pembiayaan/ pendanaan untuk
mengembangkan perekonomian disuatu wilayah atau kota. Pada dasarnya
pembiayaan yang dilakukan ini bersumber dari berbagai dana perimerintah
maupun dana swasta baik secara konvensional maupun non-konvensional.
Beberapa pendapatan keuangan yang dapat digunakan untuk mengembangkan
ekonomi di suatu wilayah atau kota antara lain, pinjaman daerah, dan insentif
pajak. Berdasarkan UU No. 33 Tahun 2004 pinjaman daerah dapat bersumber dari
pemerintahan, pemerintahan daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga
keuangan bukan bank dan dari masyarakat, salah satu pinjaman daerah yang bayak
digunakan karena sifatnya yang menguntungkan adalah obligasi.
Obligasi merupakan surat berharga yang dijual kepada publik, dimana disana
dicantumkan berbagai ketentuan yang menjelaskan berbagai hal seperti nilai
nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu, nama penerbit dan beberapa
ketentuan lainnya yang terjelaskan dalam undang – undang yang disahkan oleh
lembaga yang terkait (Irham Fahmi 2013:179). Secara umum obligasi merupakan
surat utang jangka menengah dan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan yang
berisi perjanjian dari pihak yang menerbitkan surat kepada pihak yang membeli
obligasi mengenai nilai pokok hutang dan bunga sebagai imbalan. Obligasi
berperan penting dalam pembiayaan pembangunan ekonomi wilayah dan kota
seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri 017 yang ditawarkan kementrian
keuangan yang bertujuan untuk mendukung pembiayaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dan berisi mengenai rencana pembangunan ekonomi
nasional. Selain dari obligasi insentif pajak juga berperan penting dalam
pembiayaan pembangunan ekonomi.
Insentif pajak merupakan insentif yang digunakan untuk mengurangi beban
pajak perusahaan dengan tujuan untuk mendorong perusahaan – perusahaan
tersebut untuk berinvestasi di proyek atau sektor tertentu (Prasetyo,2008 dalam

1
Clark). Secara umum insentif pajak merupakan sebuah fasilitas atau alat yang
digunakan oleh pemerintah mengacu pada upaya yang dilakukan suatu negara
untuk menarik investor dalam rangka mendorong aktivitas ekonomi di suatu
wilayah atau kota. Insentif pajak berperan penting dalam pembiayaan
pembangunan ekonomi dengan cara mengalokasikan dana anggaran insentif pajak.
Dana anggaran insentif pajak ini sudah masuk dalam program pemulihan ekonomi
nasional (PEN). Dengan pengalokasian ini kebijakan insentif pajak difokuskan
untuk membantu menggerakkan roda perekonomian di suatu wilayah atau kota.

1.2 Rumusan masalah


Pada laporan kali ini, rumusan masalah yang akan dibahas ialah:

1. Bagaimanakah sistem pembiayaan pembangunan ekonomi wilayah dan kota


yang berjalan saat ini ?
2. Apa saja jenis-jenis general and specific obligation bonds ?
3. Apa saja insentif pajak yang digunakan untuk menarik investasi?
4. Bagaimanakah konsumsi, investasi , pengeluaran pemerintah serta ekspor dan
impor dapat berpengaruh dalam pembiayaan pembangunan ekonomi ?

1.3 Tujuan dan sasaran


1.3.1 Tujuan
Pembahasan terhadap materi yang dilakukan bertujuan untuk
mengidentifikasi pembiyaan pembangunan ekonomi wilayah dan kota dengan
meninjau dari kewajiban obligasi khusus dan obligasi umum serta insentif pajak
yang dapat digunakan untuk menarik investasi. Selain itu pembahasan ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsumsi, investasi, pengeluaran
pemerintah serta ekspor dan impor dapat berpengaruh dalam pembiayaan
pembangunan ekonomi.

1.3.2 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai pada laporan kali ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui sistem pembiayaan pembangunan ekonomi kota dan wilayah


2. Mengetahui jenis-jenis dari general and specific obligation bonds
3. Mengetahui jenis-jenis insentif pajak yang digunakan untuk menarik investasi
4. Mengetahui pengaruh konsumsi, investasi , pengeluaran pemerintah serta
ekspor dan impor dalam pembiayaan pembangunan ekonomi

2
1.4 Metodelogi penelitian
Metode yang digunakan dalam menyusun laporan ini menggunakan teknik
pengambilan data sekunder, dimana penulis memperoleh data-data dan fakta dari
jurnal-jurnal tentang pembiayaan pembangunan ekonomi kota dan wilayah.

1.5 Sistematika laporan


BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian ini dilakukan, rumusan masalah
yang akan dikaji, tujuan dan sasaran dalam penelitian, metodologi penelitian yang
digunakan dalam penelitian dan sistematika laporan.

BAB II Pembahasan

Bab ini berisi tentang pembahasan mengenai pembiayaan pembangunan ekonomi


kota dan wilayah

Bab III Penutup

Pada bagian penutup, penulis membuat kesimpulan dan rekomendasi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembiayaan Pembangunan Ekonomi Kota Dan Wilayah


Menurut David N. Hyman (1993), Pembiayaan Pembangunan adalah cabang
dari ilmu ekonomi yang mempelajari upaya-upaya pemerintah dalam rangka
membiayai berbagai pengeluaran pemerintah sesuai fungsi yang diembannya
terkait penyediaan barang dan jasa bagi masyarakat, dimana dalam kegiatan
penyediaan barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah terjadi melalui proses
politik dengan berbagai prosedur dan aturan yang berubah dari waktu ke waktu
sesuai dengan pilihan masyarakat. Dalam pelaksanaan pembangunan,
pertumbuhan ekonomi merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan dari
pembangunan. Menurut Sadono Sukirno (2010) dalam Novianto dan Atmanti (2013)
teori pertumbuhan neo klasik menyatakan pertumbuhan ekonomi bergantung pada
perkembangan faktor-faktor produksi yaitu: modal, tenaga kerja dan teknologi.
Dalam penyelenggaraannya, pemerintah harus dapat memenuhi target
perencanaan ekonomi serta mampu mengatasi permasalahan pembangunan yang
terjadi terutama dalam era otonomi daerah dimana masing-masing daerah
memiliki kebebasan seluasluasnya untuk mengelola kekayaan daerah yang dimiliki
dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut
(Novianto dan Atmanti, 2013).

Dalam perencanaan pembangunan wilayah dan perkotaan, teknik-teknik


yang digunakan untuk menganalisi keadaan perekonomian suatu daerah dapat
bermacam-macam, baik berupa ekonomi wilayah maupun ekonomi perkotaan.
Ekonomi wilayah merupakan ekonomi yang menekankan aspek ruang ke dalam
analisis ekonomi, dengan output berupa pengclusteran antarsektor perekonomian.
Ilmu ekonomi perkotaan adalah studi mengenai pemilihan lokasi yang dilakukan
oleh pelaku ekonomi di perkotaan yaitu perusahaan dan rumah tangga dengan
aspek ruang menjadi faktor penting di dalam analisisnya.

4
PDB atau Produk Regional Bruto dapat dijadikan alat ukur dari pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah. Adapun rumus untuk menghitung PDB adalah sebagai
berikut :

PDB = C + I + G + (X-M)

Keterangan :

PDB: Produk Domestik Bruto G : Konsumsi pemerintah

C : Konsumsi rumah tangga X : Ekspor

I : Investasi M : Impor

Untuk meningkatkan PDB maka perlu dilakukannya peningkatan dalam


konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor serta menekan impor.
PDB memiliki beberapa manfaat yaitu sebagai landasan perumusan kebijakan
pemerintah, mengukur laju pertumbuhan ekonomi secara nasional, mengetahui
struktur perekonomian suatu negara.

2.1.1 Konsumsi

Konsumsi adalah nilai barang dan jasa yang dibeli oleh orang. Tindakan
pembelian individu dikumpulkan dari waktu ke waktu dan ruang. Konsumsi
biasanya merupakan komponen PDB terbesar. Banyak ahli menilai kinerja
ekonomi suatu negara dari segi tingkat konsumsi.

Setidaknya ada lima faktor penentu konsumsi, yaitu :

1. Disposable Income
Disposable income adalah jumlah pendapatan yang bisa digunakan untuk
ditabung dan membiayai keperluan sehari-hari. Disposable income
dipengaruhi oleh pendapatan. Saat pendapatan meningkat, begitu pula
permintaan. Dengan permintaan yang naik, maka konsumsi naik pula.
2. Pendapatan per kapita
Meningkatnya pendapatan perkapita dapat mendefinisikan penghasilan
seseorang di suatu daerah. Penghasilan per orang dapat menunjukkan
standar hidup yang dimiliki di suatu daerah.
3. Ketimpangan Pendapatan

5
Penghasilan beberapa orang mungkin meningkat lebih cepat dari yang
lain. Ketika lebih banyak masyarakat yang berpenghasilan rendah, maka
konsumsi lebih berfokus kepada membelanjakan barang-barang pokok.
4. Tingkat Hutang Rumah Tangga
Faktor keempat adalah tingkat hutang rumah tangga. Itu termasuk hutang
kartu kredit, pinjaman mobil, dan pinjaman sekolah. Hutang dapat
menjadi faktor penghambat konsumsi karena adanya tanggungan yang
harus dilunasi sebelum melakukan kegiatan konsumsi selanjutnya.
5. Indeks Kepercayaan Konsumen
Indeks kepercayaan konsumen atau Consumer Confidence Index (CCI)
adalah indikator ekonomi yang dirancang untuk mengukur optimisme atau
pesimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian suatu negara. Jika
masyarakat pesimis terhadap suatu kondisi perekonomian negara (Inflasi
di masa yang akan datang), maka tingkat konsumsi akan naik.

Melalui beberapa faktor ini, dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang dapat
meningkatkan konsumsi adalah :

 Meningkatkan Pendapatan perkapita.


 Menghapus ketimpangan ekonomi antar penduduk.
 Membuat Indeks Kepercayaan Konsumen menjadi negatif.

2.1.2 Investasi
a. Definisi Investasi
Menurut Sunariyah (2003:4): “Investasi adalah penanaman modal untuk
satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama
dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.”
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari
modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang
akan datang (barang produksi).

b. Teori Tabungan dan Investasi oleh Harrod-Domar


 Pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan dan investasi,
jika tabungan dan investasi rendah maka pertumbuhan ekonomi suatu
Negara juga akan rendah

2
 Masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah menambahkan
investasi modal, masalah keterbelakangan adalah masalah kekurangan
modal.
 Jika ada modal dan modal itu diinvestasikan hasilnya adalah
pembangunan ekonomi.

c. Jenis-jenis Investasi
Menurut Senduk (2004:24) bahwa produk-produk investasi yang tersedia
di pasaran antara lain:
1. Tabungan
Tabungan disini dalam artian menyimpan uang di Bank. Bank akan
menyimpan uang kita dalam periode tertentu sesuai keinginan kita. Kita
bebas mengambilnya kapan saja baik itu secara langsung di teller atau
melalui transaksi elektronis. namun memiliki keuntungan yang sangat
sedikit.
2. Deposito
Deposito adalah menyimpan uang di Bank dalam periode tertentu. Uang
yang sudah disimpan dalam bentuk deposito hanya bisa diambil jika sudah
jatuh tempo. Jika belum jatuh tempo diambil, maka akan ada penalti atas
kesepakatan yang sudah dilakukan.
3. Obligasi
Obligasi adalah surat hutang, merupakan bukti bahwa kita memberikan
hutang kepada perusahaan tertentu atau pemerintah. Pihak yang berhutang
akan memberi bunga untuk jangka waktu tertentu. Jangka waktu
pengembalian hutang lebih dari satu tahun. Obligasi yang paling aman adalah
obligasi atau surat utang dari negara.
4. Saham
Saham merupakan tawaran perusahaan kepada kita untuk
menginvestasikan uang kita kepada mereka. Dengan itu, kita bisa memiliki
bagian dari perusahaan tersebut sesuai dengan porsinya. Uang yang
diberikan akan digunaakan sebagai modal perusahaan tersebut
mengembangkan usahanya.
5. Emas
Jika ingin berinvestasi yang mudah dan mudah dicairkan. Resiko dari
investasi emas ini adalah resiko dicuri orang. Emas merupakan benda berujud

3
dan tidak ada tanda bukti kepemilikan (hanya sertifikat emas saja). Jadi jika
dicuri orang, maka orang tersebut dengan mudah menjualnya ditoko emas.
6. Properti
Properti disini bisa dikatakan tanah, rumah, ruko, dsb. Setiap lahan yang
menjadi hak milik kita adalah properti entah lahan itu sudah didirikan suatu
bangun atau belum. Sifat properti juga mirip emas yaitu semakin lama
semakin naik harganya. Namun perbedaannya adalah properti tidak se-liquid
emas. Properti tidak bisa cepat dijual dengan harga sesuai keinginan.
dilanjutkan yang mengakibatkan kerugian.
d. Faktor Yang Mempengaruhi İnvestasi Suatu Negara
1. Suku Bunga

Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik


investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman
bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor untuk
meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia akan
melakukan investasi.
2. Pendapatan Nasional Per Kapita untuk Tingkat Negara (Nasional) dan
PDRB Per Kapita untuk Tingkat Propinsi dan Kabupaten atau Kota

Pendapatan nasional per kapita dan PDRB per kapita merupakan cermin
dari daya beli masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli masyarakat
suatu negara atau daerah (yang dicerminkan oleh pendapatan nasional per
kapita atau PDRB per kapita) maka akan makin menarik negara atau daerah
tersebut untuk berinvestasi.
3. Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini
disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko
proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat
mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi
informasi tentang harga-harga relatif.

2.1.3 Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah merupakan biaya yang dikeluarkan oleh


pemerintah untuk menyediakan dana guna membiayai kegiatan
pembangunan baik dibidang ekonomi maupun dibidang non ekonomi. Sodik

4
(2007) mengungkapkan bahwa pengeluaran pemerintah yang proposional
akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hubungan antara pertumbuhan
ekonomi dan pengeluaran pemerintah menjadi subjek penting untuk
dianalisis. Secara umum gambaran pengeluaran publik, yaitu infrastuktur
fisik atau human capital, dapat mempertinggi pertumbuhan tetapi
pengeluaran dapat pula memperlambat pertumbuhan perekonomian suatu
daerah. Pemerintah sebagai pelaku ekonomi memiliki peranan penting dalam
mengatur, mengawasi perekonomian, pemerintah juga mampu
melaksanakan kegiatan ekonomi yang tidak dapat dilaksanakan oleh pelaku
ekonomi lainnya baik swasta maupun rumah tangga (Hidayat, 2010). Oleh
karena itu dibutuhkan campur tangan pemerintah dibutuhkan dalam satu
perekonomian dan hanya untuk kegiatan yang menyangkut masyarakat luas.
Kebijakan pengeluaran pemerintah yang secara langsung dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi adalah belanja pemerintah karena hal ini diwujudkan
pembangunan prasarana ekonomi dan sosial.

Pengeluaran pemerintah dibagi menjadi dua jenis yaitu :


1. Pengeluaran Pemerintah Pusat
Pengeluaran pemerintah pusat terdiri dari pengeluaran untuk
belanja dan pengeluaran pembiayaan pusat. Pengeluaran untuk belanja
pemerintah pusat meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja
modal, pembayaran bunga utang, subsidi, belanja hibah dan bantuan
sosial dan untuk pengeluaran pembiayaan pusat merupakan pengeluaran
untuk obligasi pemerintah, pembayaran pokok pinjaman luar negeri.
2. Pengeluaran Pemerintah Daerah
Pengeluaran pemerintah daerah terdiri atas pengeluaran belanja,
bagi hasil ke daerah yang menjadi otoritasnya dan pembiayaan.
Pengeluaran belanja terdiri dari 3 jenis pengeluaran yaitu pengeluaran
rutin yaitu pengeluaran yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu,
diantaranya belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja pinjaman,
belanjan subsidi. Yang kedua merupakan pengeluaran modal yang terdiri
atas belanja asset tetap dan belanja asset lainnya dan belanja tidak
terduga, yaitu pengeluaran yang tidak diprediksi sebelumnya. Adapun
pengeluaran pembiayaan, diantaranta untuk pembayaran pinjaman,
penyertaan modal pemerintah dan pemberian pinjaman jangka panjang.

5
2.1.4 Ekspor

 Kegiatan menjual barang ke luar negeri.


 Dilakukan suatu negara apabila negara menghasilkan produksi barang
dalam jumlah besar dan kebutuhan akan barang tersebut sudah
terpenuhi di dalam negerinya
 Diatur oleh Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan.

a. Tujuan dan Manfaat Ekspor

1. Menumbuhkan Industri dalam Negeri


Ekspor merupakan suatu bentuk kegiatan perdagangan lingkup
internasional yang bertujuan untuk memberikan rangsangan terhadap
permintaan dalam negeri yang menyebabkan tumbuhnya industri-
industri pabrik besar.
2. Mengendalikan Harga Produk
Negara bertujuan untuk memanfaatkan kelebihan kapasitas terpasang
dari suatu produk dengan tujuan mengendalikan harga produk ekspor
yang ada di dalam negeri.
3. Menambah Devisa Negara
Manfaat dari kegiatan ekspor adalah membuka pasar baru di luar negeri
sebagai perluasan pasar domestik, menumbuhkan investasi, dan
menambah devisa suatu negara.

b. Faktor yang mempengaruhi suatu negara melakukan kegiatan ekspor

1. Kebijakan Pemerintah Terhadap Perdagangan Luar Negeri


Kegiatan ekspor bakal meningkat apabila pemerintah memberikan
kemudahan akses kepada para eksportir, kemudahan tersebut bisa
berupa pengurangan atau bahkan penghapusan biaya ekspor,
pemberian fasilitas produksi yang layak, penyederhanaan prosedur
pengeksporan, serta penyediaan sarana dan prasarana ekspor.
2. Situasi Pasar di Dalam dan Luar Negeri
Intensitas permintaan serta penawaran dari berbagai negara dapat
mempengaruhi harga di pasar dunia. Apabila jumlah barang yang
diminta pasar dunia lebih banyak dibandingkan jumlah barang yang

6
ditawarkan, maka sudah pasti harga akan cenderung naik dengan
begitu akan mendorong para eksportir untuk meningkatkan jumlah
ekspornya.
3. Kepandaian Eksportir Dalam Memanfaatkan Peluang Pasar
Eksportir harus bisa mencari celah untuk memperoleh wilayah
pemasaran yang lebih luas. Untuk itu, para eksportir setidaknya harus
mempunyai keahlian di bidang pemasaran.

2.1.5 Impor

Impor merupakan bagian dari perdagangan internasional dimana impor


adalah kegiatan pembelian suatu barang atau jasa asing dari suatu negara ke
negara lain secara legal melalui bea cukai.
a. Penyebab terjadinya impor
 Suatu wilayah/ negara yang tidak bisa mengolah sumber daya yang
dimiliki (terbatasnya sumber daya manusia)
 Hubungan timbal balik yang saling ketergantungan antar
wilayah/negara
 Terjadinya permintaan akan suatu barang/ jasa namun tidak
mencukupi permintaan
b. Tujuan impor
 Mengurangi keluarnya devisa ke luar negeri.
 Memperkuat posisi neraca pembayaran.
 Memenuhi kebutuhan dalam negeri.
c. Dampak positif impor
 Memperoleh barang dan jasa yang tidak bisa dihasilkan oleh negara
karena faktor geografis maupun keterbatasan lainnya.
 Memperoleh bahan baku.
 Memperoleh teknologi modern.
d. Dampak negatif impor
 Barang-barang produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang
impor yang dijual lebih murah dalam negeri yang menyebabkan terjadinya
persaingan industri yang tidak sehat karena pengaruh perdagangan bebas
dalam negeri dan mengalami kerugian besar
 Munculnya ketergantungan dengan negara maju

7
 Bila tidak mampu bersaing maka pertumbuhan perekonomian negara akan
semakin rendah dan bertambahnya pengangguran dalam negeri.
 Dalam pembiayaan pembangunan ekonomi wilayah dan kota
Berdasarkan pemikiran harrod dan domar yang menggambarkan
pembangunan merupakan fungsi pembentukan modal dan laju pertumbuhan.
Sampai saat ini di Indonesia dihadapkan dengan permasalahan pembiayaan
pembangunan ekonomi yang selalu mengandalkan hasil produksi negara lain
(impor) untuk itu terdapat beberapa cara untuk mengatasi tingginya impor
diindonesian yaitu dengan:
 Melakukan substitusi impor yaitu strategi pembangunan yang digunakan
masyarakat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan
mensubstitusikan ekspor di daerah yang semula diimpor.
 Melakukan kebijakan pembatasan komuditas impor, dilakukannya
pembatasan ini guna mengatasi jumlah barang impor yang tinggi dengan
cara menggunakan produk yang telah di produksi oleh dalam negeri namun
tetap memperhatikan ketentuan dan perjanjian sehingga tidak
mengganggu investasi.

2.2 Obligasi
Obligasi merupakan suatu surat berharga yang dijual kepada publik, yang
didalamnya dicantumkan berbagai ketentuan yang menjelaskan berbagai hal
seperti nilai nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu, nama penerbit dan
beberapa ketentuan lainnya yang terjelaskan dalam undang-undang yang disahkan
oleh lembaga yang terkait (Fahmi, 2012). Obligasi juga merupakan instrumen
hutang jangka panjang yang digunakan oleh negara atau perusahaan untuk
mendapatkan sejumlah dana dari berbagai kelompok pemberi pinjaman.
Kebanyakan obligasi membayar bunga setiap semester pada tingkat coupon
tertentu dan memiliki jatuh tempo antara sampai dengan 30 tahun dimana saat
itu pemegang obligasi akan menerima pelunasan sesuai dengan nilai par.

2.2.1 Obligasi Daerah (Municipal Bonds)


Obligasi Daerah merupakan surat utang yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah yang ditawarkan kepada publik melalui penawaran
umum di pasar modal. Obligasi daerah merupakan pinjaman jangka panjang
yang berasal dari masyarakat dengan waktu peminjaman lebih dari satu

8
tahun sesuai dengan syarat perjanjian pinjaman yang bersangkutan.
Obligasi daerah tidak dijamin oleh Pemerintah Pusat sehingga segala resiko
yang timbul sebagai akibat dari penerbitan Obligasi Daerah menjadi
tanggung jawab Pemerintah Daerah.

Penerbitan surat utang merupakan bukti bahwa pemerintah daerah


telah melakukan pinjaman kepada pemegang surat utang tersebut, dengan
perjanjian bahwa pinjaman akan dibayar sesuai dengan jangka waktu dan
persyaratan yang disepakati kedua belah pihak. Pemerintah daerah yang
menerbitkan obligasi daerah berkewajiban membayar bunga secara berkala
sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, dan jatuh tempo
pemerintah daerah berkewajiban mengembalikan pokok pinjaman. Tujuan
dari penerbitan obligasi daerah adalah untuk membiayai suatu kegiatan
investasi sektor publik yang menghasilkan penerimaan dan memberikan
manfaat bagi masyarakat. Untuk itu perlu diperhatikan bahwa penerbitan
obligasi tidak ditujukan untuk menutup kekurangan kas daerah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang


Pinjaman Daerah, menyebutkan bahwa obligasi daerah yang diterbitkan
hanya jenis obligasi pendapatan (revenue bonds) dan kegiatan yang didanai
melalui penerbitan obligasi daerah harus menghasilkan penerimaan, namun
tidak harus mencapai pemulihan biaya secara penuh dan bila kegiatan
belum menghasilkan dana yang cukup untuk membayar pokok, bunga dan
denda dari hutang yang dilakukan, maka pembayaran dilakukan dari APBD.
Obligasi daerah membawa keuntungan bagi investor dengan pemberian
bebas pajak, hal tersebut memungkinkan dalam pengembalian obligasi
yang telah diambil investor tidak dikenakan pajak. Hal tersebut dapat
membuat investasi yang sangat menarik bagi individu yang termasuk dalam
kelompok pajak tinggi.

2.2.2 Obligasi Pendapatan (Revenue Bonds)


Obligasi pendapatan merupakan obligasi daerah yang diterbitkan
secara khusus untuk pembiayaan proyek-proyek tertentu yang bertujuan
untuk menghasilkan pendapatan sehingga pembayaran dan pelunasan
obligasi akan berasal dari penghasilan proyek yang didanai tersebut. Dalam
pembayaran bunga dan pokok pinjaman untuk obligasi pendapatan dijamin
dengan pendapatan yang dihasilkan oleh penerbit atau dengan pajak

9
tertentu, seperti pajak penjualan. Terdapat pengecualian dalam obligasi
pendapatan, dimana ketika pemerintah menerbitkan obligasi sebagai
obligasi saluran, maka pihak ketiga bertanggung jawab atas pembayaran
bunga dan pokok pinjaman meskipun kota berperan sebagai entitas
penerbit obligasi. Obligasi pendapatan biasanya dinamai seperti proyek
yang mereka biayai, contohnya:

1. Obligasi pendapatan listrik publik membayar pembangkit listrik.


Penjualan listrik memberikan pendapatan.

2. Pendapatan rumah sakit obligasi mendanai pembangunan dan renovasi


rumah sakit dan pembelian peralatan. Pendapatan rumah sakit, seperti
pendapatan dari Medicare, digunakan untuk membayar kembali
pemegang obligasi.

3. Obligasi pendapatan perumahan mendanai pembangunan perumahan.


Mereka mungkin mencakup unit rumah satu keluarga atau multi-keluarga.
Pembayaran hipotek adalah keamanannya. Obligasi Otoritas Perumahan
Baru membiayai perumahan berpenghasilan rendah.

4. Obligasi pendapatan jalan raya digunakan untuk membangun fasilitas


penghasil pendapatan seperti jembatan dan jalan tol.
2.2.3 General Obligation Bonds
General obligation bonds adalah instrumen utang yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah untuk mengumpulkan dana bagi pekerjaan umum dan
memberikan pembiayaan umum daerah dalam membiayai pengeluaran
rutin dan pembiayaan proyek-proyek sarana umum yang dibangun oleh
pemerintah daerah seperti pembangunan jalan, jembatan, tanggul
pengendali banjir, dan fasilitas lain yang tidak mendatangkan penghasilan.
Bunga dan pengembalian dari pinjaman ini sepenuhnya menjadi beban
APBD.

Obligasi kewajiban umum didukung oleh kepercayaan penuh dan kredit


dari kota penerbit pemerintah kota mengerahkan seluruh sumber dayanya
untuk membayar pemegang obligasi, termasuk perpajakan umum dan
kemampuan untuk mengumpulkan lebih banyak dana melalui kredit.
Kemampuan untuk mencadangkan pembayaran obligasi dengan dana pajak

10
adalah hal yang membedakan obligasi ini dengan obligasi pendapatan, yang
dibayar kembali menggunakan pendapatan yang dihasilkan oleh proyek
tertentu yang akan didanai obligasi. Obligasi ini diterbitkan dengan
keyakinan bahwa pemerintah kota akan dapat membayar kembali
kewajiban hutangnya melalui pajak atau pendapatan dari proyek. Tidak
ada aset yang digunakan sebagai jaminan. General obligation bonds
berfungsi sebagai cara bagi pemerintah daerah untuk mengumpulkan dana
untuk proyek-proyek yang menghasilkan aliran pendapatan untuk hal-hal
seperti jalan, taman, peralatan, dan jembatan. Obligasi kewajiban umum
biasanya digunakan untuk mendanai proyek pemerintah yang akan
melayani masyarakat umum.

2.3 Insentif pajak


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, menjelaskan bahwa pajak
merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang tanpa mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara untuk sebesar-
besarnya demi kemakmuran rakyat.

Menurut UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development)


insentif pajak sebagai segala bentuk insentif yang mengurangi beban pajak
perusahaan dengan tujuan untuk mendorong perusahaan – perusahaan tersebut
untuk berinvestasi di proyek atau sektor tertentu. Sedangkan menurut Adhytia
(dalam Thomas,2007) insentif pajak adalah subsidi yang diberikan untuk
mempengaruhi lokasi penanaman modal. Menurutnya, tujuan insentif tersebut
mungkin sebagai daya tarik investasi baru dan mempertahankan investasi yang
telah ada. Dari pengertian tersebut, insentif pajak dapat didefinisikan sebagai
upaya dalam meningkatkan investasi dengan memberikan kemudahan yang terukur
oleh pemerintah terhadap sektor swasta dalam rangka menarik investasi baru
maupun mempertahankan investasi yang telah ada.

2.3.1 Tujuan Insentif Pajak


Prasetyo (2008) menjelaskan bahwa UNCTAD melaporkan beberapa tujuan
yang akan dicapai dalam pemberian insentif pajak oleh suatu negara.
Beberapa tujuan tersebut, yaitu:

11
(1) Investasi Regional : meliputi pemberian dukungan untuk kawasan luar
kota, pembangunan kawasan industri yang agak jauh dari pusat kota dan
karenanya pencemaran lingkungan, urbanisasi yang terlalu tnggi dan
padatnya penduduk di pekotaan bisa dikurangi.
(2) Investasi Sektoral : Insentif pajak bisa diberikan untuk bidang-bidang
usaha yang dipandang penting bagi pembangunan. Pemberian insentif
ditujukan untuk merangsang perkembangnan industri, manufaktur,
pariwisata atau eksplorasi sumber daya alam.
(3) Peningkatan kualitas : Peningkatan kualitas biasanya diusahakan dengan
membuat kawasan berikat untuk industri-industri yang berorientasi
ekspor.
(4) Alih teknologi : Pemberian insentif untuk industri-industri yang sifatnya
pionir atau dengan menyediakan insentif khusus untuk kegiatan yang
sifatnya penelitian dan pengembangan guna merangsang transfer
teknologi

2.3.2 Manfaat Insentif Pajak

Beberapa negara berkembang memberikan penawaran insentif pajak yang


bertujuan untuk meningkatkan kegiatan investasi atau penanaman modal.
Insentif tersebut sebagian besar ditujukan untuk menarik investasi asing
dalam bentuk aktivitas produksi dan bukan investasi dalam bentuk aset
keuangan. Dengan adanya investasi diharpakan mampu meningkatkan
pembangunan ekonomi negara tersebut. Selain itu, alasan beberapa negara
berkembang menawarkan insentif pajak antara lain sebagai penyeimbang dari
adanya kelemahan dalam sistem pajak yang berlaku d negara tersebut, untuk
mengurangi kerugian yang mungkin akan dialami oleh investor (dapat
dikarenakan infrastruktur yang tidak mendukung), adanya hukum yang
berbelit – belit dan sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini, birokrasi yang
berlebihan dan administrasi yang lemah baik di sektor pajak maupun sektor
lainnya di negara tersebut (Amanda,2012).

Bagi investor, sebenarnya sistem pajak tidaklah terlalu penting


dibandingkan dengan pertimbangan–pertimbangan yang lain. Pertimbangan
pertama bagi investor adalah mengenai kondisi perekonomian dasar dan
situasi kelembagaan yang ada. Sedangkan dengan adanya insentif pajak

12
semata tidak dapat menggantikan pertimbangan – pertimbangan tersebut,
justru yang lebih penting adalah sistem pajak secara keseluruhan. Pemberian
insentif pajak akan bermanfaat apabila faktor–faktor selain pajak juga
mendukung untuk berinvestasi, seperti adanya tenaga kerja, ketersediaan
bahan baku, energi dan biaya modal. Menurut Amanda (2012) yang mengutip
dari Easson dan Zolt menjelaskan bahwa insentif pajak akan bermanfaat dan
menguntungkan bagi negara yang menerapkannya apabila dengan adanya
insentif pajak tersebut, terdapat keputusan investasi yang dibuat akibat
adanya insentif tersebut dan tidak akan terjadi investasi apabila tidak ada
insentif pajak yang diberikan.

2.3.3 Bentuk-Bentuk Insentif Pajak

Menurut Amanda (dalam Fletcher, 2012) insentif pajak dibagi menjadi 6


jenis, yaitu tarif pajak yang lebih rendah (reduce corporate income tax rates),
tax holiday, investasi dapat dibiayakan dan pemberian kredit pajak
(investment allowances and tax credits), penyusutan dipercepat (accelerated
depretiation), pembebasan pajak tidak langsung (exemptions from indirect
taxes) dan zona produksi ekspor (export processing zones).

Pembagian bentuk insentif pajak menurut Amanda (dalam Holland dan


Vann, 2012) terbagi menjadi lima jenis, yaitu:

1. Tax Holiday
Tax holiday sering diterapkan oleh negara berkembang, insentif ini
ditujukan untuk perusahaan baru belum beroperasi. Dengan tax holiday
baru akan diberikan periode waktu tertentu yang mana mereka akan
dibebaskan dari beban pajak penghasilan.
2. Investments Allowance and Tax Credit
Investment allowance didasarkan pada besarnya jumlah pengeluaran dari
investasi yang bersangkutan. Investment allowance digunakan untuk
mengurangi penghasilan kena pajak perusahaan, sedangkan tax credit
digunakan untuk langsung mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar.
3. Timing Diffrence
Insentif pajak ini muncul akibat adanya perbedaan waktu pengakuan
akun- akun tertentu antara laporan keuangan komersial dengan laporan

13
keuangan pajak khususnya dalam hal pengakuan biaya dan pengakuan
penghasilan.
4. Reduced tax rates
Insentif pajak ini memberikan pengurangan tarif pajak yang digunakan
kepada wajib pajak dengan kriteria tertentu dari suatu persentase atau
tingkatan tarif tertentu ke tingkatan tarif yang berada di bawahnya atau
lebih rendah.
5. Administratif Discretion
Insentif ini memiliki arti sebagai proses administrasi yang selektif dalam
rangka pemberian fasilitas pajak, yang berarti apakah fasilitas pajak
dapat dinikmati secara otomatis oleh setiap wajib pajak yang memenuhi
kebutuhan atau harus mengajukan permohonan penggunaan fasilitas
pajak terlebih dahulu.

2.4 Critical Review


PDB merupakan faktor penting dalam pembiayaan ekonomi wilayah dan kota
dimana PDB dapat digunakan sebagai tolak ukur perekonomian negara, tetapi
tingginya nilai PDB belum berarti bahwa seluruh wilayah dan kota di Indonesia
memiliki tingkat perekonomian yang tinggi. Hal ini harus menjadi perhatian
pemerintah agar dapat melakukan pemerataan dan menaikkan nilai PDB secara
merata di seluruh wilayah di Indonesia. Dalam ekonomi wilayah dan kota terdapat
beberapa kelemahannya seperti dalam obligasi daerah. Obligasi daerah dapat
memiliki peran yang penting dalam ekonomi wilayah dan kota tetapi sayangnya di
Indonesia sendiri obligasi ini belum dapat dilakukan dengan berbagai alasan.

14
BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pembiayaan Pembangunan merupakan ilmu ekonomi yang mempelajari
upaya-upaya pemerintah dalam rangka membiayai berbagai pengeluaran
pemerintah sesuai fungsinya terkait penyediaan barang dan jasa bagi
masyarakat, dimana dalam kegiatan penyediaan barang dan jasa yang
dilakukan oleh pemerintah terjadi melalui proses politik dengan berbagai
prosedur dan aturan yang berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan pilihan
masyarakat. PDB atau Produk Domestik Bruto bisa dijadikan alat ukur dari
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Untuk meningkatkan PDB maka perlu
meningkatkan konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor serta
menekan impor. PDB memiliki beberapa manfaat yaitu sebagai landasan
perumusan kebijakan pemerintah, mengukur laju pertumbuhan ekonomi
nasional, mengetahui struktur perekonomian suatu negara, Membandingkan
kemajuan ekonomi antar negara

5.2 Rekomendasi
Perlu adanya peningkatan dan kesadaran pemerintah sebagai pelaku
ekonomi dalam mengatur, mengawasi perekonomian, pemerintah juga mampu
melaksanakan kegiatan ekonomi yang tidak dapat dilaksanakan oleh pelaku
ekonomi lainnya baik swasta maupun rumah tangga

15
DAFTAR PERTANYAAN

1. Contoh dari obligasi yang dilakukan oleh indonesia dan apa yang terjadi apabila
obligasi tersebut gagal dibayar apakah dampaknya akan dirasakan langsung oleh
masyarakat atau bagaimana (Laila Kasuma Ditama (NIM 118220039) Kelas RA)

Jawaban :

Obligasi yang dilakukan oleh Indonesia itu ada 2 yaitu obligasi korporasi dan obligasi
pemerintah contoh perusahaan yang melakukan obligasi di indonesia sendiri itu ada
Perusahaan swasta PT. Astra Honda Motor (AHM), PT Tiga Pilar Sejahtera Food, PT
Express Transindo Utama Tbk, dan PT Sunprima Nusantara. dampak yang dirasakan
ketika obligasi gagal dibayarkan dirasakan oleh investor dan penertbit obligasi.
investor atau pemegang obligasi akan mengalami kerugian akibat gagal bayar,
kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan penerbit obligasi (emiten) juga
sangat besar.

Jika obligasi gagal dibayar investor akan meminta perpanjangan jatuh tempo atau
restrukturisasi utang. Untuk menghindari kegagalan pembayaran penerbit obligasi
daoat melakukan tinjauan laporan lembaga pemeringkatan perusahaan yang
melakukan peminjaman, sehingga penerbit obligasi dapat mengetahui apabila
terjadi penurunan peringkat perusahaan, dapat segera dilakukan pencegahan agar
kedua pihak tidak mengalami kerugian terlalu besar. elain itu gagal bayar pada
obligasi juga bisa disebabkan oleh pergantian pemegang/penerbit obligasi yang
berpengaruh ke sisi permodalan. Misalnya penerbit obligasi yang tidak memiliki
kapasitas pendanaan kuat tentu akan berdampak buruk pada kinerja keuangan. Ini
pernah terjadi pada anak usaha PT Kawasan Industri Jababeka Tbk.

2. Bagaimana strategi sebagai perencana untuk memaksimalkan fungsi obligasi


sebagai pendapatan daerah (Joshua Ade (Nim 118220060 ) Kelas RB)

Jawaban:

Strategi yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan obligasi adalah dengan cara
mencari tahu kondisi keuangan suatu perusahaan yang akan melakukan obligasi dan
melakukan evaluasi dengan cara melihat/ pengamati perkembangan/ kinerja bisnis
yang dilakukannya, cara meyakinkan investor untuk melakukan obligasi dapat
dilakukan dengan melakukan presentai yang baik/menarik, dan dapat memahami
kebutuhan investor untuk menetapkan stategi yang baik untuk penanganannya.

16
Menariknya, berbagai literatur menyebutkan insentif pajak dapat berdampak
signifikan bagi investasi apabila faktor-faktor determinan lainnya seperti stabilitas
politik, ekonomi, serta infrastruktur berada pada level yang cenderung serupa di
berbagai wilayah. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya persaingan pajak pada
tingkat regional seperti halnya Uni Eropa maupun tingkat subnasional dalam suatu
negara, seperti Amerika Serikat (AS). Meski begitu, berbagai studi empiris tersebut
belum dapat memberikan konsensus mengenai efektivitas insentif pajak untuk
menarik investasi.

3. Mengapa insentif pajak dipilih oleh pemerintah untuk menarik investasi padahal
secara umum tidak dipandang sebagai salah satu faktor penarik investasi masuk
kedaerah? (Dewi fortuna NIM 118220047 Kelas RC)

Jawab:

Penawaran insentif pajak yang bertujuan untuk meningkatkan kegiatan investasi


atau penanaman modal. Insentif tersebut sebagian besar ditujukan untuk menarik
investasi asing dalam bentuk aktivitas produksi dan bukan investasi dalam bentuk
aset keuangan. Dengan adanya investasi diharpakan mampu meningkatkan
pembangunan ekonomi negara tersebut. Selain itu, alasan beberapa negara
berkembang menawarkan insentif pajak antara lain sebagai penyeimbang dari
adanya kelemahan dalam sistem pajak yang berlaku dinegara tersebut.

Insentif pajak menjadi salah satu instrumen yang lazim digunakan negara-negara
berkembang untuk menarik investasi. Insentif tersebut bahkan menjadi kebijakan
populer di banyak negara, terutama di tengah krisis ekonomi akibat pandemi Covid-
19.

17
DAFTAR PUSTAKA

Prasetya, Ferry. 2012. Modul Ekonomi Publik Bagian v : teori pengeluaran


Pemerintah.Malang. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Najmuddin. Faisal, Amri.2016. Komprasi obligasi dan sukuk sebuah tinjauan


fenomenologis. Jurnal ekonomi dan bisnis volume 1 no. 1

https://w3cargo.com/dampak-positif-dan-negatif-ekspor-impor/

https://media.neliti.com/media/publications/70968-ID-teori-pertumbuhan-berbasis-
ekonomi-ekspo.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai