strategis yaitu jalur keuangan dan jalur Sherpa. Dalam jalur keuangan yang
mencakup topik keuangan seperti keuangan publik, keuangan, politik substantif,
investasi infrastruktur, regulasi keuangan, inklusi keuangan, dan perpajakan
internasional. Jalur Sherpa mencakup isu-isu non-keuangan seperti antikorupsi,
ekonomi digital, ketenagakerjaan, pertanian, pendidikan, kebijakan luar negeri,
budaya, kesehatan, pembangunan, lingkungan, pariwisata, energi berkelanjutan,
perdagangan, investasi, industri, dan pemberdayaan perempuan. bekerja di
lapangan yang lebih luas. Agenda lengkap konferensi, yang akan dilakukan
menurut sektor-sektor di atas, akan berujung pada komunike yang berisi
komitmen dan pernyataan bersama tentang isu-isu global terkini dan hasil
konsensus anggota Forum G20. Adanya G20 telah memberikan dampak berikut
bagi Indonesia.
a. Acara G20 akan menyumbang US$533 juta atau sekitar Rp 7,4
triliun terhadap PDB Indonesia.
b. Konsumsi dalam negeri meningkat menjadi Rp 1,7 triliun.
c. Acara G20 akan menarik hingga 1,8 hingga 3,6 juta wisatawan
asing dan 0,6 hingga 0,7 juta pekerjaan baru, didorong oleh kinerja
yang kuat di industri perhotelan, mode, dan kerajinan tangan.
d. Serangkaian kegiatan G20 di Indonesia akan melibatkan UMKM
dan akan menampung sekitar 33.000 tenaga kerja.
e. Presidensi G20 juga akan mendorong investasi UMKM dalam
negeri, mengingat 80% investor global saat ini berasal dari negara-
negara G20. Momentum menandai keberhasilan reformasi
struktural, termasuk Undang-Undang Penciptaan Lapangan Kerja,
untuk meningkatkan kepercayaan investor secara global.
f. Indonesia akan berperan dalam membentuk kebijakan untuk
pemulihan ekonomi global. Seiring dengan membaiknya
perekonomian global akan memberikan dampak positif, salah
satunya ekspor yang akan tumbuh secara eksponensial.
g. Pemulihan ekonomi global dan domestik juga akan meningkatkan
konsumsi masyarakat, investasi, dan aktivitas ekspor/impor yang
tumbuh pesat. Hasilnya, penerimaan pajak meningkat lebih dari
18%, penerimaan bea cukai meningkat lebih dari 24% dan
penerimaan PNPB meningkat lebih dari 23%.
Oleh karenanya, Indonesia akan sangat diuntungkan karena ada
beberapa sektor yang terkena dampak G20, seperti sektor pariwisata yang
disebut-sebut akan meningkat potensinya karena kehadiran G20. Tak
hanya itu, konsumsi dalam negeri meningkat menjadi Rp 1,7 triliun.
Indonesia juga berkontribusi dalam kebijakan pemulihan ekonomi dunia,
yang pada gilirannya akan meningkatkan ekspor kita. Sejak saat itu,
dampak G20 juga menyebabkan peningkatan kegiatan investasi dan
ekspor-impor yang tumbuh pesat, dengan penerimaan pajak tumbuh lebih
dari 18%, penerimaan bea cukai lebih dari 24%, dan penerimaan PNPB
lebih dari dari 23%
ANALISIS HAMBATAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL NON
TARIF PADA EKSPOR TUNA DI INDONESIA
Makalah ini Dibuat untuk Memenuhi Nilai Ujian Akhir Semester pada Mata
Kuliah Ekonomi Internasional
Disusun Oleh:
Reina Shahnaz Mahasti 2010116067
Dosen Pengampu:
1. Dr. Erric Wijaya, SE.,ME
2. Raden Parianom, SE.,M.SE
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................4
BAB I................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................9
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................9
BAB II.............................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................10
2.1 Pengertian Tuna.................................................................................................10
2.1.1 Ragam Spesies Tuna dan Daerah Penyebarannya di Indonesia................10
2.1.2 Ragam Produk Perdagangan Tuna............................................................11
2.2 Perdagangan Internasional.................................................................................11
2.3 Hambatan Non-Tarif (Non-Tariff Barriers).......................................................12
BAB III...........................................................................................................................14
METODE PENELITIAN..............................................................................................14
3.1 Jenis Penelitian...................................................................................................14
BAB IV............................................................................................................................15
PEMBAHASAN.............................................................................................................15
4.1 Pemberlakuan Non Tarif Measures Terhadap Ekspor Tuna....................................15
4.2 Hambatan Non Tarif Measures Terhadap Ekspor Tuna..........................................17
BAB V.............................................................................................................................20
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................20
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
Hambatan non-tarif untuk perdagangan harus menjadi satu Masalah
mengganggu eksportir tuna dan udang di Indonesia. Penghalang Non-klasifikasi
ini biasanya mengambil berbagai bentuk Ketentuan, Perjanjian atau Persyaratan.
Jenis hambatan non-tarif menengah untuk perdagangan Subjek diskusi panjang
adalah sertifikat Kualitas. Sertifikat kualitas adalah dokumen sertifikasi yang
menjamin kualitas ikan bebas ekspor bakteri, penyakit dan kejahatan lainnya. Di
beberapa negara pengimpor, seperti Amerika Serikat dan berbagai sertifikat sudah
digunakan di UE Alasan yang menjamin kualitas dan keamanan makanan bagi
rakyat negaranya. Di Indonesia sebenarnya dokumen sertifikat yang harus dimiliki
prosesor dan eksportir hanya ada 4 (empat) yaitu sertifikat Processability (SKP),
HC, dan SHTI HACCP tapi untuk melanjutkan perkembangan Dunia perdagangan
internasional, eksportir mulai mendapatkan sertifikat secara bertahap untuk
peluncuran produknya ke negara pengimpor. sertifikat pendukung termasuk
praktik akuakultur terbaik (BAP), MSC, ASC, BRC dan ISO 22000.
Namun keinginan eksportir untuk mengurusnya berbagai sertifikat hilang
Dukungan pemerintah pun terkesan membiarkan, meskipun ada banyak bukti
kualitas yang harus dipenuhi membutuhkan biaya dan tidak sedikit. Mahal dan
lamanya waktu yang terkait dengan kurangnya dukungan atau perhatian
pemerintah terhadap masalah tersebut Eksportir sangat sulit mengancam
Hambatan nontarif semacam ini jika diperbolehkan dan tidak sampai pada
perjanjian lebih bisa menjadi hambatan membahayakan kelangsungan operasi
pengolahan di Indonesia kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA