Indonesia akan memegang pelaksanaan Presidensi Group of 20 (G20) yang merupakan forum
kerja sama 20 ekonomi utama dunia dengan periode yang berlangsung selama 1 tahun, dimulai pada
tanggal 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. Mengusung tema Recover Together, Recover
Stronger, Presidensi Group of 20 (G20) dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa dunia yang masih
dalam tekanan akibat pandemi COVID-19 sehingga memerlukan suatu upaya bersama dan inklusif
dalam mencari jalan keluar untuk pemulihan dunia. Berkenaan dengan hal tersebut, Badan
Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) merencanakan kegiatan Seminar dalam rangka
Penguatan Industri di Tengah Momentum Presidensi G20 yang direncanakan akan dilaksanakan pada
tanggal 7 April 2022.
Berkenaan dengan hal tersebut, dapat kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Mohon Saudara/i dapat menugaskan pegawainya (CPNS) tersebut pada Lampiran II secara
berkelompok untuk dapat mengirimkan sekurang-kurangnya 2 (dua) naskah KTI setiap Satuan
Kerja dengan subtema seperti pada Lampiran III.
2. KTI yang dituliskan merupakan karya tulis orisinal hasil penelitian, review, literature review,
critical review, policy analysis, ataupun descriptive analysis dengan format/gaya selingkung
seperti pada Lampiran IV.
3. Seluruh KTI akan direview oleh expert maupun praktisi, yang nantinya akan dipresentasikan dan
dibahas pada saat pelaksanaan seminar. Batas akhir penyampaian KTI selambat-lambatnya
tanggal 31 Maret 2022.
4. Setiap Satuan Kerja diharapkan dapat mengisi data terkait penulisan naskah KTI pada link:
https://bit.ly/SeminarG20BSKJI
lnformasi teknis lainnya dapat menghubungi Sdr Benny Parlindungan Manik (0852 2572 0035)
atau Sdr Wiko Putrawan (0838 2083 4665).
Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
Sekretaris,
E. Ratna Utarianingrum
Tembusan Yth.
Kepala BSKJI (sebagai laporan)
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Lampiran I
Nomor : 906/BSKJI.1/LP/III/2022
Tanggal : 22 Maret 2022
Kepada Yth.
Sub Tema KTI Seminar Seminar Penguatan Industri di Tengah Momentum Presidensi G20
Indonesia
Abstrak
Pandemi Covid-19 banyak berdampak secara global maupun nasional. Banyak dampak yang dialami
berbagai sektor terutama sektor industri yang berpengaruh besar terhadap perekonomian nasional. Diperlukan
langkah kebijakan yang tepat dalam memulihkan ekonomi nasional dimana salah satunya adalah dengan
meningkatkan ekspor. Potensi industri hilir kelapa sawit diharapkan dapat berperan besar dalam pemulihan
ekonomi nasional dengan peningkatan ekspor sehingga perlu diketahui signifikansi kontribusi industri hilir
kelapa sawit dan turunannya berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengkaji signifikansi kontribusi industri hilir kelapa sawit dan turunannya dalam pemulihan ekonomi
nasional dengan menganalisa signifikansi pengaruh nilai ekspor komoditi produk kelapa sawit dan turunannya
terhadap nilai ekspor nasional di masa pandemi Covid-19. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah ekspor
kelapa sawit dan turunannya berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor nasional selama masa pandemi
Covid-19. Selain itu, ekspor kelapa sawit dan turunannya mampu mempengaruhi ekspor nasional sebesar
73.2%.
Abstract
The covid-19 pandemic has given massive global and national impacts. The impacts are experienced by almost
all sector especially the industrial sectro which affect the national economy. Appropriate policy steps are
needed to restore the national economy, one of which is to increase exports. The potential of the downstream
palm oil industry is expected to have a major impact on national economic recovery by increasing exports, so it
is necessary to know the significance of the contribution of the downstream palm oil industry and its derivatives
to the national economy. The purpose of this study is to examine the significance of the contribution of the
downstream palm oil industry and its derivatives in the national economic recovery by analyzing the
significance of the effect of the export value of palm oil products and their derivatives on the value of national
exports during the Covid-19 pandemic. The results obtained from this study are that exports of palm oil and its
derivatives have a positive and significant impact on national exports during the Covid-19 pandemic. In
addition, export of palm oil and its derivatives is able to influence the national export by 73.2%.
1. Pendahuluan
Pandemi covid-19 banyak berdampak secara global maupun nasional. Banyak dampak yang dialami
berbagai sektor terutama sektor industri yang berpengaruh besar terhadap perekonomian nasional. Di Indonesia
adanya masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 pada awal tahun 2020 dan semenjak itu pemerintah
sangat fokus terhadap pengendalian penularan Covid-19 agar tidak meluas ke seluruh wilayah Indonesia.
Sebagai tindakan pengendalian pandemi, pemerintah mengeluarkan kebijakan mulai dari Keputusan Presiden
Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam Rangka Percepatan
Penanganan Covid-19 hingga Inmendagri Nomor 24 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat Level 4 dan Level 3 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali. Pembatasan-
pembatasan yang diterapkan secara nasional memberikan dampak dan tekanan terhadap perekonomian dimana
laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 mengalami
kontraksi atau minus 5.32 persen. Bahkan nilai tukar rupiah terpengaruh signifikan oleh pemberlakuan
penerapan PSBB selama masa pandemi Covid-19 [1].
Langkah pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 menjadi perhatian seluruh stakeholder yang
harus diupayakan semaksimal mungkin. Dalam Siaran Pers HM.4.6/66/SET.M.EKON.3/04/2021, Menko
Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa indikator pemulihan ekonomi 2021 terus
membaik dan diperlukan langkah kebijakan yang tepat dalam memulihkan ekonomi nasional dimana salah
satunya adalah dengan meningkatkan ekspor.
Komoditi ekspor non migas yang memiliki nilai cukup besar secara nasional adalah kelapa sawit dan
turunannya. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh GAPKI, ekspor sawit Indonesia menurut jenis produk pada
tahun 2019 sebagai berikut.
CPO
20%
Biodiesel
3%
Oleochemical
8%
Produk turunan
69%
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunan kelapa sawit memiliki
porsi terbesar dalam kapasitas ekspor sawit Indonesia. Sedangkan Industri yang berpengaruh signifikan dalam
menyerap CPO domestik antara lain industri minyak goreng kelapa sawit, industri oleokimia dasar dan
biodiesel, industri ransum makanan hewan, serta industri minyak makan dan lemak nabati lainnya [10]. Dalam
beberapa waktu terakhir, harga komoditas Crude Palm Oil (CPO) mengalami fluktuasi. Perubahan harga CPO
di pasar dunia berdampak positif terhadap volume ekspor komoditi kelapa sawit, pertumbuhan ekonomi, jumlah
uang yang beredar dan laju inflasi. Dengan demikian, kenaikan harga CPO dunia mendorong naiknya volume
ekspor komoditi kelapa sawit, pertumbuhan ekonomi, jumlah uang yang beredar dan laju inflasi [11].
Sumber: BPS, diolah
Gambar 2. Produksi dan Ekspor CPO
Pada gambar 2 di atas menjelaskan bahwa secara umum terjadi peningkatan ekpor CPO yang juga sejalan
dengan peningkatan produksi CPO secara nasional. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa permintaan CPO
dari negara-negara tujuan ekspor masih tinggi dan peluang pasar cukup besar. Berdasarkan data BPS, nilai
ekspor produk sawit dan turunannya dengan kode HS 1511 pada tahun 2020 sebesar USD 17,3 miliar,
meningkat dari tahun 2019 yang hanya mencapai USD 14.7 miliar. Dalam situasi pandemi ini, peningkatan nilai
ekspor produk kelapa sawit dan turunannya dapat menjadi sinyal positif bagi pemulihan ekonomi nasional.
Adapun negara tujuan ekspor komoditi kelapa sawit dan turunannya antara lain China, Uni Eropa, India,
Amerika Serikat dan negara asia lainnya. Kapasitas ekspor kelapa sawit dan turunan sangat dipengaruhi
ketersediaan bahan baku yang ada di Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2019 total luas areal kelapa sawit
di Indonesia adalah 14.6 juta hektar. Perkebunana kelapa sawit saat ini tersebar luas di 26 provinsi di Indonesia
dimana Pulau Sumatera memiliki luas lahan perkebunan kelapa sawit terbesar dimana pada tahun 2019
mencapai 7.9 juta hektar.
Potensi industri hilir kelapa sawit diharapkan dapat berperan besar dalam pemulihan ekonomi nasional
dengan peningkatan ekspor sehingga perlu diketahui signifikansi kontribusi industri hilir kelapa sawit dan
turunannya berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Menurut sebuah penelitian, produktivitas perkebunan
kelapa sawit berpengaruh signifikan dan positif dalam jangka pendek dan jangka panjang terhadap Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Sumatera Utara dimana Produk Domestik Regional Bruto
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap angka kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara [3]. Penelitian
lainnya juga menyebutkan bahwa dalam jangka pendek dan panjang nilai ekspor CPO terhadap PDRB Riau
berpengaruh positif dan signifikan [4]. Banyak sekali pihak yang terlibat dalam industri kelapa sawit, mulai dari
masyarakat lokal, petani kelapa sawit, perusahaan pengolah sawit hingga pemerintah. Oleh karena itu industri
hilir kelapa sawit memiliki posisi yang penting baik secara regional maupun nasional. Pengembangan kelapa
sawit berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh pertumbuhan investasi, output,
dan devisa. Industri berbasis kelapa sawit juga mempunyai kontribusi signifikan terhadap kesejahteraan rumah
tangga yang berasal dari usaha kelapa sawit [5].
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang luas dan tekanan terhadap perekonomian nasional sehingga
perlu dipikirkan upaya untuk pemulihan ekonomi. Salah satu upaya yang perlu diperhatikan adalah performa
ekspor di tengah kondisi pandemi Covid-19. Dalam jangka panjang maupun jangka pendek, selain investasi,
ekspor ternyata memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi maka dibutuh-kan peningkatan kinerja ekspor Indonesia. Perlu diberikan
nilai tambah bagi produk komoditas bahan mentah agar menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang
akan diekspor [6]. Kegiatan ekspor yang dilakukan oleh setiap negara bertujan untuk meningkatkan pendapatan
suatu negara, hal ini disebabkan karena kegiatan ekspor merupakan salah satu komponen pengeluaran agregat
kerena ekspor sangat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi [7]. Ekspor memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.
Hubungan yang positif antara ekspor dan penyerapan tenaga kerja dapat terjadi karena ketika terjadi
perdagangan baik barang maupun jasa keluar negeri tentu membutuhkan tenaga kerja untuk menjalankan usaha
tersebut [8]. Dari hasil penelitian-penelitain yang sudah dijelaskan tersebut perlu dilakukan penelitian lanjutan
yang lebih berkenaan dengan kondisi pandemi saat ini. Penelitian pada tulisan ini akan mengkaji data pada
periode pandemi Covid-19 dengan melihat nilai ekspor secara nasional.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji signifikansi kontribusi industri hilir kelapa sawit
dan turunannya dalam pemulihan ekonomi nasional dengan menganalisa pengaruh nilai ekspor komoditi produk
kelapa sawit dan turunannya terhadap nilai ekspor nasional di masa pandemi Covid-19.
2. Metode
2.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 7 – 30 September 2021, yang dimulai dengan penetapan
judul, pengumpulan literatur pendukung, pengolahan data hingga penyelesaian naskah karya tulis
ilmiah. Seluruh tahapan dilakukan di Balai Pengembangan Produk dan Standardisasi Industri
Pekanbaru Provinsi Riau.
Turunan kelapa sawit terdiri dari beberapa jenis produk yang diekspor berdasarkan kode HS, seperti Biodiesel,
Soap chips, Stearic acid, Fatty alcohol, Fatty acid, Glycerol dan produk turunan lainnya. Variabel independen
(X) dalam penelitian ini adalah nilai ekspor kelapa sawit dan turunannya sedangkan variabel dependennya (Y)
adalah nilai ekspor nasional secara keseluruhan pada periode pandemi Covid-19 seperti pada tabel berikut.
Dari tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai ekspor kelapa sawit dan turunannya pada tahun
2021 dibandingkan tahun 2020 pada semester yang sama (Jan-Jun) yaitu mencapai 56.6%. Peningkatan juga
terjadi pada nilai ekspor nasional secara umum pada tahun 2021 dibandingkan tahun 2020 pada semester yang
sama yaitu mencapai 34.8%. Artinya, peningkatan yang terjadi pada ekspor kelapa sawit dan turunannya sejalan
dengan peningkatan ekspor nasional pada periode yang sama di masa pandemi Covid-19.
Sumber: OutputEviews 9
Gambar 2. Uji Normalitas
Dari gambar di atas diketahui nilai Probability Jarque-Bera =10.11244 atau besar dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
b) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah adanya korelasi antara suatu periode t dengan periode
sebelumnya (t-1). Sebaiknya tidak boleh ada korelasi antara pengamatan dan data observasi sebelumnya. Hasil
pengolahan data menggunakan Breusch-Godfrey LM Test menunjukkan nilai Prob.Chi-square = 0,3150 atau
kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi.
c) Uji Heteroskedastistas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk memeriksa apakah ada perbedaan yang tidak sama antara satu
residu dan pengamatan lain. Sebaiknya ada kesamaan dalam varians antara residu dari satu pengamatan dan
lainnya. Hasil pengolahan data menggunakan White Test menunjukkan nilai Prob.Chi-square = 0,6174 atau
besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
Sumber: OutputEviews 9
Dari hasil analisa di atas diperoleh model regresi: Y = 6,873.464 + 3.51X dimana interpretasi model yaitu untuk
setiap kenaikan 1 satuan dari X akan menaikkan Y sebesar 3.51 dengan asumsi bahwa faktor yang lain tetap.
Berdasarkan analisis yang dilakukan didapat bahwa ekspor kelapa sawit dan turunannya berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ekspor nasional selama masa pandemi Covid-19. Hal ini dapat dilihat dari nilai Prob(t-
statistic) = 0,0000<0,05 yaitu lebih kecil dari batas kritis penelitian atau dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ha
diterima. Peningkatan nilai ekspor komoditi kelapa sawit dan turunannya akan meningkatkan nilai ekspor
nasional karena kontribusi nilai ekspor kelapa sawit dari total ekspor nasional cukup besar mencapai 15.4%
(43,761 juta US$ dari 283,775 juta US$) selama bulan Januari 2020 hingga Juli 2021. Hasil uji koefisien
determinasi, nilai R-squared pada tabel 3 di atas adalah 0.731826 atau 73.2%, yang berarti variabel bebas (nilai
ekspor kelapa sawit dan turunannya) mampu mempengaruhi variabel nilai ekspor nasional sebesar 73.2%
sedangkan sisanya sebesar 26.8% dijelaskan oleh variabel lain selain variabel yang digunakan dalam penelitian
ini. Dengan demikian ekspor industri hilir kelapa sawit dan turunannya yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia memiliki peranan penting dalam pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi. Hal ini sejalan
dengan langkah pemerintah mengupayakan kebijakan yang tepat dalam memulihkan ekonomi nasional, salah
satunya adalah dengan meningkatkan ekspor.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan, maka kesimpulan yang
diperoleh sebagai berikut:
a) Berdasarkan nilai Prob(t-statistic) yang diperoleh maka ekspor kelapa sawit dan turunannya berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ekspor nasional.
b) Berdasarkan nilai R-squared yang diperoleh maka ekspor kelapa sawit dan turunannya mampu
mempengaruhi ekspor nasional sebesar 73.2%.
5. Rekomendasi dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, rekomendasinya antara lain:
a) Pemerintah harus mengupayakan kebijakan peningkatan ekspor kelapa sawit dan turunannya dalam
pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19.
b) Perlu adanya peningkatan kerjasama terhadap negara-negara potensi tujuan ekspor kelapa sawit
c) Menjaga mutu produk-produk kelapa sawit dan turunannya untuk meningkatkan kepercayaan dari negara
tujuan ekspor
d) Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya bisa memasukkan variabel faktor lainnya yang terkait kelapa sawit
yang diperkirakan berpengaruh terhadap ekspor nasional
DAFTAR PUSTAKA