Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA

Jalan Taman Suropati Nomor 2, Jakarta 10310


Telepon (+6221) 31936207, 3905650; Faksimile (+6221) 3145374
www.bappenas.go.id

Nomor : T-2923/Dt.1.5/PP.03.01/12/2023 Jakarta, 04 Desember 2023


Sifat : Segera
Lampiran : 3 (Tiga) Berkas
Hal : Undangan Permohonan Narasumber FGD
Kajian Pendahuluan RPJMN 2025-2029
Penguatan Industri Makanan dan Minuman
di Indonesia

Yth.
(sebagaimana terlampir)
di Tempat

Kementerian PPN/Bappenas saat ini sedang menyusun Kajian Pendahuluan


RPJMN 2025-2029 lingkup industri pengolahan. Salah satu sektor industri yang diprakirakan
memiliki potensi besar adalah industri makanan dan minuman. Untuk itu, diperlukan
pengayaan untuk memperdalam informasi mengenai potensi, peluang dan tantangan, serta
kebijakan transformatif yang diperlukan untuk mendorong penguatan industri makanan dan
minuman Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengundang Bapak/Ibu untuk
menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion Kajian Pendahuluan RPJMN 2025-
2029 Penguatan Industri Makanan dan Minuman yang akan diselenggarakan:

Hari, tanggal : Selasa, 12 Desember 2023


Waktu : 13.30 WIB – Selesai
Tempat : Zoom Cloud Meetings
Meeting ID : 985 865 7803
Password : Bappenas
acara : terlampir

Mengingat pentingnya acara tersebut, Bapak/Ibu diharapkan hadir 10 menit sebelum


sesi dimulai. Untuk konfirmasi kehadiran dan koordinasi teknis lebih lanjut Saudara/i dapat
menghubungi staf kami, Sdri. Rima Riyanto (08180-4081-451).
Demikian disampaikan. Atas perhatian Saudara/i, diucapkan terima kasih.
Direktur Industri, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,

Wahyu Wijayanto
Tembusan:
Deputi Bidang Ekonomi, Kementerian PPN/Bappenas (sebagai laporan)

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran 1 Surat Undangan
Nomor : T-2923/Dt.1.5/PP.03.01/12/2023
Tanggal : 04 Desember 2023

DAFTAR PEJABAT YANG DIUNDANG

1. Emil Satria, Direktur Industri, Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan, Kementerian
Perindustrian.
2. Yedi Sabaryadi, Direktur Industri Kecil dan Menengah Pangan, Furnitur, dan Bahan
Bangunan, Kementerian Perindustrian
3. Franciscus Welirang, Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
4. Andre Sukendra Atmadja, Direktur Utama PT Mayora Indah, Tbk
5. Dede Saputra, Tenaga Ahli Pangan Industri Kecil dan Menengah Pangan.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran 2 Surat Undangan
Nomor : T-2923/Dt.1.5/PP.03.01/12/2023
Tanggal : 04 Desember 2023

TERM OF REFERENCE (TOR)


FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)
“Kajian Pendahuluan RPJMN 2025-2029: Penguatan Industri
Makanan dan Minuman di Indonesia”

1. Latar Belakang
Industri pengolahan merupakan penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan
transformasi struktural ekonomi Indonesia yang ditunjukkan melalui kontribusi sektor industri
terhadap PDB yang konsisten di atas 20 persen sejak tahun 1990an. Namun, krisis ekonomi
tahun 1998 menyebabkan pelambatan pertumbuhan di industri pengolahan, yang saat ini
hanya tumbuh sekitar 4–5% per tahun. Tekanan terhadap kinerja industri pengolahan
semakin berat pada masa pandemi COVID-19.
Pada sektor industri pengolahan, pandemi COVID-19 telah menyebabkan kontraksi
pertumbuhan pengolahan sebesar -2,9 persen pada tahun 2020. Beberapa subsektor yang
terkena dampak adalah subsektor yang memproduksi barang tahan lama, seperti industri
alat angkut (-19,9 persen), mesin dan industri peralatan (-10,2 persen), dan industri barang
mineral dan bukan logam (-9,1 persen). Hanya ada empat subsektor yang mampu tumbuh
positif pada 2020, yakni industri kimia, farmasi, dan obat tradisional (9,4 persen), industri
logam dasar (5,9 persen), industri makanan dan minuman (1,6 persen), dan industri barang
kertas (0,22 persen). Kontraksi ekonomi yang signifikan pada tahun 2020 memiliki
konsekuensi jangka panjang yang signifikan bagi perekonomian Indonesia khususnya pada
sektor industri pengolahan. Bahkan, di tahun 2022, kontribusi industri pengolahan terhadap
PDB hanya mampu mencapai 18,3 persen. Hal ini semakin memperkuat dugaan adanya
gejala deindustrialisasi pada sektor industri pengolahan Indonesia.
Dalam Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
2025-2045 yang tengah dibahas dengan DPR, salah satu sasaran visi yang akan dicapai
adalah pendapatan per kapita setara negara maju yakni sebesar US$ 23.000 – 30.300.
Salah satu misi (agenda) pembangunan untuk mencapai Visi Indonesia Maju 2045 adalah
transformasi ekonomi. Transformasi tersebut dilakukan melalui peningkatan inovasi, iptek,
dan ekonomi produktif, termasuk salah satunya adalah industri pengolahan. Kontribusi PDB
Industri Pengolahan terhadap PDB pun ditargetkan mencapai 28,0 persen pada tahun 2045.
Fokus tahapan pertama transformasi ekonomi pada periode RPJMN 2025-2029
adalah melanjutkan hilirisasi sumber daya alam unggulan, industri padat karya terampil,
padat teknologi dan inovasi serta berorientasi ekspor, peningkatan kapasitas riset dan
inovasi, peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta penerapan ekonomi hijau. Hilirisasi

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
2
tersebut mencakup sumber daya hayati maupun sumber daya mineral sesuai dengan
keunggulan komparatif wilayah.
Industri makanan dan minuman menjadi penyumbang devisa terbesar dari industri
pengolahan. Ekspor industri makanan dan minuman pada tahun 2022 mencapai US$
4093,62 juta dengan rata-rata pertumbuhan ekspor diatas 15 persen. Industri makanan dan
minuman pun tercatat mengalami surplus neraca perdagangan. Pasar industri makanan dan
minuman di tahun 2025 diprediksi akan tumbuh sebesar $8.163,6 miliar dengan pasar
terbesar di Asia-Pasific (42 persen) dan Amerika Utara (22 persen). Selain itu, Indonesia
sudah memiliki banyak Brand Global di sektor makanan dan minuman yang berpotensi
meningkatkan ekspor yang lebih besar lagi, termasuk peluang ekspor produk halal ke negara
OKI.
Namun upaya penguatan industri makanan dan minuman masih dihadapi pada
beberapa tantangan diantaranya kontinuitas bahan baku yang kurang baik dalam hal
ketidakseragaman kualitas dan produktivitas produk on-farm, tingginya biaya logistik,
permesinan yang berusia tua, dan alih fungsi lahan perkebunan untuk kegiatan ekonomi
lainnya. Selain itu, masih terdapat isu dan tantangan lain dari sisi penerapan teknologi
dimana perusahaan yang mengadopsi basic technology masih terkendala biaya teknologi
yang tinggi, perusahaan dengan intermediate technology memiliki keterbatasan peluang
mendapat mitra teknologi dan akses terhadap keahlian, serta perusahaan yang mengadopsi
advanced technology memiliki keterbatasan pada keterampilan dan informasi digitalisasi.
Oleh karena itu, dibutuhkan upaya transformatif untuk menyukseskan program penguatan
industri sekaligus mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Dari diskusi ini
diharapkan dapat diperoleh suatu masukan atau strategi dalam mendukung upaya
penguatan industri makanan dan minuman yang menguasai pangsa pasar global. Strategi
tersebut akan menjadi bahan penyusunan rancangan RPJMN 2025-2029 secara teknokratik,
yang akan dilakukan oleh Direktorat Industri, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

2. Tujuan Diskusi
Secara umum Focus Group Discussion Penguatan Industri Makanan dan Minuman
bertujuan sebagai wahana diskusi dan bertukar pikiran dalam rangka pengembangan
industri makanan dan minuman di Indonesia. FGD ini merupakan salah satu rangkaian dari
Kajian Pendahuluan RPJMN 2025-2029 untuk menggali masukan dari para pemangku
kepentingan terkait dan membahas isu aktual terkait kondisi daya saing industri, tantangan
dan peluang pasar global dan domestik dalam jangka menengah, serta upaya transformatif
yang dibutuhkan untuk secara efektif meningkatkan nilai tambah, produktivitas, dan daya
saing industri makanan dan minuman baik dalam jangka pendek, menengah, maupun
panjang.
Hasil yang diharapkan dari Focus Group Discussion ini adalah:

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
3
1. Dapat mengidentifikasi kondisi terkini dan proyeksi pengembangan industri makanan dan
minuman jangka menengah, termasuk proyeksi pasar domestik dan global untuk setiap
produk turunan makanan dan minuman.
2. Dapat mengidentifikasi potensi, peluang dan tantangan untuk penguatan industri
makanan dan minuman di Indonesia (termasuk dalam hal kebutuhan tenaga kerja, energi,
riset, teknologi, infrastruktur, serta lokasi/daerah potensial pengembangan industri).
3. Mendapatkan masukan strategi dan kebijakan transformatif untuk peningkatan nilai
tambah, produktivitas, dan daya saing industri makanan dan minuman Indonesia yang
ditinjau dari berbagai faktor pendukung ekosistem.

3. Sasaran Output
Sasaran dan output yang diharapkan melalui pelaksanaan FGD Kajian Pendahuluan
RPJMN 2025-2029 Penguatan Industri Makanan dan Minuman di Indonesia adalah
terpetakannya informasi terkait kondisi terkini, potensi, peluang, tantangan dan
permasalahan, serta rekomendasi kebijakan transformatif yang dibutuhkan. Data dan
informasi ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan Rancangan Teknokratik
RPJMN 2025-2029.

4. Keypoint atau Topik Narasumber


Para Narasumber diharapkan dapat memberikan masukan sesuai topik berikut:
No Sub Industri Topik
1. Emil Satria
● Kondisi kinerja industri makanan (diantaranya
Direktur Industri, Makanan, termasuk jumlah industri, kapasitas dan utilisasi
Hasil Laut, dan Perikanan, produksi, penyerapan tenaga kerja, neraca
Kementerian Perindustrian. perdagangan, tingkat daya saing, lokasi industri,
dan lainnya).
● Gambaran potensi pasar produk olahan makanan
jangka menengah dan panjang, baik di dalam
maupun luar negeri.
● Peluang, hambatan dan tantangan industri
makanan, yang mencakup faktor-faktor produksi
seperti tenaga kerja, bahan baku/penolong,
energi, teknologi, pasar, kebijakan, dan lainnya.
● Rencana pengembangan industri makanan dan
potensi investasinya tahun 2025-2029, beserta
sebaran wilayahnya.
● Strategi dan arah kebijakan transformatif jangka
menengah dan panjang dalam rangka penguatan
industri makanan di tingkat nasional dan regional

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
4
No Sub Industri Topik
2. Yedi Sabaryadi
● Kondisi industri kecil menengah (IKM) makanan
Direktur Industri Kecil dan dan minuman di Indonesia.
Menengah Pangan,
● Faktor pendorong dan penghambat pertumbuhan
Furnitur, dan Bahan
IKM saat ini dan yang akan datang (baik dalam
Bangunan, Kementerian hal bahan baku, energi, tenaga kerja, teknologi,
Perindustrian akses pasar, dan lainnya).
● Identifikasi potensi IKM industri makanan dan
minuman Indonesia yang paling prospektif dan
berdaya saing (termasuk pemetaan per wilayah).
● Rencana strategi dan kebijakan penguatan IKM
dalam kemitraan untuk menjadi rantai pasok
perusahaan besar dan sedang.
● Kebutuhan kebijakan strategis dari Kementerian/
Lembaga lain untuk mendukung penguatan
industri makanan dan minuman tahun 2025-
2029.
3. Franciscus Welirang,
● Tren permintaan produk makanan dalam dan
Direktur PT Indofood CBP luar negeri tahun 2025-2029.
Sukses Makmur, Tbk
● Faktor pendorong dan penghambat pertumbuhan
usaha PT Indofood CBP Sukses Makmur saat ini
dan yang akan datang (baik dalam hal bahan
baku)
● Rencana investasi baru dan perluasan pasar PT
Indofood CBP Sukses Makmur tahun 2025-2029.
● Kebutuhan ekosistem pendukung yang
diperlukan, diantaranya mencakup kesiapan
tenaga kerja industri, kebutuhan energi,
ketersediaan bahan baku/penolong, riset/inovasi,
aspek lingkungan (dekarbonisasi, sirkular
ekonomi, dll), jaringan distribusi dalam-luar
negeri, dan faktor produksi lainnya.
● Kebutuhan kebijakan transformatif untuk
penguatan industri makanan dan minuman
Indonesia jangka menengah dan panjang.
4. Andre Sukendra Atmadja,
● Tren permintaan produk makanan dalam dan
Direktur Utama PT Mayora luar negeri tahun 2025-2029.
Indah, Tbk
● Faktor pendorong dan penghambat pertumbuhan
usaha PT Mayora Indah saat ini dan yang akan
datang (baik dalam hal bahan baku
● Rencana investasi baru dan perluasan pasar PT

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
5
No Sub Industri Topik
Mayora Indah tahun 2025-2029.
● Kebutuhan ekosistem pendukung yang
diperlukan yang diantaranya mencakup kesiapan
tenaga kerja industri, kebutuhan energi,
ketersediaan bahan baku/penolong, riset/inovasi,
aspek lingkungan (dekarbonisasi, sirkular
ekonomi, dll), jaringan distribusi dalam-luar
negeri, dan faktor produksi lainnya.
● Kebutuhan kebijakan transformatif untuk
penguatan industri makanan dan minuman
Indonesia jangka menengah dan panjang.
5. Dede Saputra
● Gambaran kondisi kesiapan industri makanan
Tenaga Ahli Pangan minuman untuk melakukan ekspansi di pasar
Industri Kecil dan global termasuk dari sisi kualitas dan daya saing
Menengah Pangan produk.
● Tren dan Proyeksi industri makanan dan
minuman tahun 2025-2029: permintaan dan
penawaran (domestik dan global)
● Identifikasi potensi produk makanan dan
minuman yang paling prospektif dan berdaya
saing ekspor
● Pemetaan tantangan, kendala, dan strategi
industri makanan dan minuman yang potensial
ekspor.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran 3 Surat Undangan
Nomor : T-2923/Dt.1.5/PP.03.01/12/2023
Tanggal : 04 Desember 2023

Susunan Acara
Waktu Kegiatan Pembicara/Narasumber/PIC
13.30 – 13.40 Pembukaan dan Arahan (10’) Direktur Industri, Pariwisata, dan
Ekonomi Kreatif Kementerian
PPN/Bappenas
13.40 – 14.05 Materi (25’) Emil Satria
Kondisi terkini Industri makanan Direktur Industri, Makanan, Hasil
Indonesia, peluang, hambatan dan Laut, dan Perikanan,
tantangan industri makanan.
Kementerian Perindustrian.
14.05 – 14.30 Materi (25’) Yedi Sabaryadi
Kondisi industri kecil menengah Direktur Industri Kecil dan
(IKM), Identifikasi potensi IKM Menengah Pangan, Furnitur, dan
industri makanan dan minuman
Bahan Bangunan, Kementerian
Indonesia yang paling prospektif dan
berdaya saing. Perindustrian

14.30 – 14.55 Materi (25’) Franciscus Welirang,


Tren permintaan produk makanan Direktur PT Indofood CBP Sukses
dalam dan luar negeri tahun 2025- Makmur, Tbk
2029. Faktor pendorong dan
penghambat pertumbuhan usaha PT
Indofood CBP Sukses Makmur
14.55 – 15.30 Materi (25’) Andre Sukendra Atmadja,
Tren permintaan produk makanan Direktur Utama PT Mayora Indah,
dalam dan luar negeri tahun 2025- Tbk
2029. Faktor pendorong dan
penghambat pertumbuhan usaha PT
Mayora Indah
15.30 – 15.55 Materi (25’) Dede Saputra
Gambaran kondisi kesiapan tren dan Tenaga Ahli Pangan Industri Kecil
proyeksi industri makanan minuman, dan Menengah Pangan
15.55 – 16.25 Sesi Diskusi (30’) Moderator
Koordinator Bidang Industri
16.25 – 17.00 Kesimpulan dan Penutup (05’) Direktur Industri, Pariwisata, dan
Ekonomi Kreatif Kementerian
PPN/Bappenas

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai