Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

Daftar Isi ....................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………...................................................................... 2
1.2 Permasalahan…………. ................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Langkah-Langkah Yang Harus Dihadapi ........................................ 4
2.2 Contoh-Contoh Di Lapangan........................................................... 5
2.3 Harapan Yang Ingin Dicapai........................................................... 6

BAB III KESIMPULAN................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 9

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam menghadapi persaingan yang semakin tajam, maka setiap
perusahaan harus selalu berusaha untuk meningkatkan efisiensinya.
Semakin tinggi efisiensinya akan dapat memperbesar kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan operasi perusahaan, baik
dikaitkan dengan penjualan maupun modal yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan tersebut.
Begitu banyak industri yang ada di Indonesia, baik industri yang
bergerak dibidang makanan, jasa, transportasi, perhubungan dan yang
lainnya. Untuk industri makanan persaingan yang terjadi diantara
perusahaan-perusahaan sangat ketat. Mereka bersaing untuk memperoleh
kepercayaan konsumen juga demi meningkatkan laba perusahaannya.
Industri makanan dan memang cukup banyak dan saling bersaing
untuk memenuhi permintaan konsumen. Oleh sebab itu untuk
meningkatkan hasil industri khususnya industri makanan perlu adanya
pembaharuan dan peningkatan. Salah satu nya adalah faktor teknologi.
Karena tanpa adanya perkembangan teknologi, produktivitas barang-
barang produksi tidak akan mengalami perubahan dan tetap berada pada
tingkat yang sangat rendah.
Tentunya banyak sekali pihak yang terkait dalam upaya
pengembangan teknologi untuk meningkatkan produktivitas produksi. Salah
satunya adalah industri-industri pembuat mesin olahan makanan. Karena
dengan adanya mesin olahan makanan hasil produksi dari industri makanan
akan meningkat sehingga industri dapat memproduksi dengan efektif dan
efisien. Efektif dalam arti dapat memproduksi produk yang layak
dikonsumsi, sedangkan efisien dalam arti dapat memenuhi permintaan
konsumen.

2
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada dapat diketahui
bahwa ada beberapa kendala yang dihadapi adalah
1. Masih kurangnya teknologi yang mendukung dalam industri
makanan. Sehingga produktivitas hasil produksi masih rendah.
Terbatasnya modal yang dimiliki dapat menjadi penyebab
kurangnya pengembangan teknologi. Selain itu juga kurangnya
keberanian pengusaha untuk mengambil resiko dalam berinvestasi
melakukan pengembangan teknologi. Hal ini tentunya dapat
menjadi penghambat dalam proses pengembangan teknologi.
2. Kurangnya industri-industri yang memproduksi mesin pengolah
makanan. Karena mesin-mesin pengolah makanan sangat berguna
dalam bagi indutri makanan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Langkah-Langkah Yang Harus Dihadapi


Untuk menghadapi berbagai masalah yang muncul saat ini sangat
diperlukan peran serta aktif dari berbagai pihak, baik dari pihak pemerintah
sebagai penentu kebijakan dan juga pihak swasta dalam menjalankan
industri.
Dari pihak pemerintah sesuai amanat Garis-garis Besar Haluan
Negara (GBHN) tahun 1988 pembangunan sektor industri dalam
pembangunan jangka panjang pertama harus mampu membawa
perubahan mendasar dalam struktur ekonomi Indonesia. Untuk itu
pertumbuhan sektor industri dalam Repelita V harus mampu menjadi
penggerak bagi pembangunan ekonomi dan peranannya dalam
perekonomian nasional semakin meningkat. Sasarannya adalah
mewujudkan struktur ekonomi yang semakin kokoh dan seimbang dengan
sektor industri yang maju dan didukung oleh sektor pertanian yang tangguh,
sehingga mampu memberikan landasan yang kokoh bagi pelaksanaan
pembangunan jangka panjang kedua menuju perekonomian yang mandiri.
Selanjutnya GBHN menggariskan bahwa proses industrialisasi
harus mampu mendukung perluasan lapangan kerja baru, penyediaan
barang dan jasa, peningkatan ekspor dan penghematan devisa disamping
itu juga harus mampu menunjang pembangunan daerah dan sekaligus
mampu berfungsi sebagai wahana pengembangan dan penguasaan
teknologi dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Sejalan dengan arah pembangunan tersebut, maka kebijaksanaan
pembangunan sektor industri adalah mengupayakan tumbuh dan
berkembangnya industri-industri yang efisien dan berdaya saing kuat
dengan sejauh mungkin memanfaatkan potensi sumber daya alam dan
sumber daya manusia yang tersedia. Kebijaksanaan tersebut diharapkan

4
dapat meningkatkan ekspor hasil industri, menyediakan barang konsumsi
untuk memenuhi kebutuhan rakyat banyak, menghasilkan bahan baku dan
barang modal yang diperlukan oleh sektor industri dan sektor ekonomi
lainnya, serta meningkatkan nilai tambah yang diperoleh rakyat dan makin
memperluas kesempatan kerja.
Sehubungan dengan kebijaksanaan pokok tersebut di atas,
dalam tahun keempat Repelita V tetap ditempuh dan dimantapkan langkah-
langkah prioritas untuk mengembangkan sektor industri, yang meliputi:
 Pengembangan industri kecil termasuk kerajinan dan industri
rumah tangga dalam upaya pemerataan pembangunan melalui
penciptaan lapangan usaha serta perluasan kesempatan kerja.
 Peningkatan kemampuan penguasaan teknologi termasuk
pengembangan inovasi dalam proses produksi dan teknologi
produk, peningkatan efisiensi dan produktivitas, serta penguasaan
teknologi rancang bangun dan perekayasaan industri.
Selain itu pemerintah juga harus menggalakkan Program UKM
(Usaha Kecil Mandiri) agar dapat menjangkau semua kalangan masyarakat
sehingga pengucuran dana akan lebih mudah dan tepat sasaran.
Sedangkan untuk pihak swasta diharapkan untuk lebih kreatif
dalam menjalankan usahanya dengan selalu berinovasi dan berorientasi
jauh kedepan sehingga perkembangan teknologi dapat meningkat.

2.2 Contoh-Contoh Di Lapangan


Dalam perkembangan dunia industri pengolahan makanan yang
maju pesat saat ini diperlukan mekanisme-mekanisme yang lebih
sederhana tetapi mempunyai kemampuan yang lebih baik. Mi basah adalah
salah satu jenis makanan yang mudah didapatkan dimana-mana, tetapi
pengolahannya mi basah masih menjadi suatu kesuliatan bagi industri
rumah tangga dan rumah makan. Mi basah mempunyai kerugian tidak
tahan lama, sehingga tidak dapat disimpan seperti mi kering. Keadaan ini

5
menyebabkan produsen mi basah mengalami kesulita-kesulitan sebagai
berikut:
 Untuk rumah makan atau industri rumah tangga yang memproduksi
mi sendiri, harus memperkirakan berapa banyak mi yang
diproduksi. Padahal, banyaknya pembeli dalam satu hari tidak
dapat dipastikan, sehingga akan menimbulkan dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama mi habis terjual sebelum rumah makan
tutup atau waktu kerja pada industri rumah tangga usai, sehingga
banyak pembeli yang tidak dapat terlayani. Kemungkinan yang
kedua tidak semua mi habis terjual, sehingga masih ada sisa dan
mi akan membusuk.
 Ada beberapa produsen mi basah yang menambahkan bahan
pengawet yang sebenarnya tidak boleh ada dalam makanan untuk
menjaga supaya mi basah yang diproduksi lebih tahan lama,
keadaan ini menyebabkan citra produsen mi basah dalam skala
industri rumah tangga menjadi buruk.
Berdasarkan kesulitan-kesulitan yang telah disebutkan, maka perlu
direncanakan suatu mekanisme yang dapat memproduksi mi yang lebih
efektif dan efisien agar dapat menghasilkan produksi mi yang layak
dikonsumsi dan dapat memenuhi skala produksi indutri rumah tangga dan
tidak memerlukan banyak pekerja, sehingga biaya penggunaan tenaga
kerja dapat ditekan. Jika mekanisme ini dapat dibuat, maka kesulitan-
kesulitan yang telah disebutkan juga dapat ditekan. Selain itu mi yang
diproduksi tidak perlu menggunakan bahan pengawet, sehingga konsumen
dapat merasa lebih aman dan tidak merusak citra perusahaan mi dalam
skala industri rumah tangga.

2.3 Harapan Yang Ingin Dicapai


Untuk dapat bersaing di era globalisasi seperti saat ini dalam hal
memenuhi permintaan konsumen. Maka diharapkan adanya adanya

6
pembaharuan dan peningkatan di sektor teknologi agar produktivitas
barang-barang hasil produksi meningkat.
Selain itu diperlukan peran serta dari semua pihak baik pemerintah
maupun swasta agar dapat meningkatkan produksi mesin olahan makanan.
Harapan yang ingin dicapai adalah komitmen dari pemerintah
dalam menjalankan fungsinya. Mendukung pengembangan sektor industri
kecil dan idustri rumah tangga. Dan juga pengembangan inovasi dalam
proses produksi dan teknologi produk. Salah satunya dengan pemberian
pinjaman modal dengan bunga rendah. Sehingga dapat memacu memacu
produktivitas hasil produksi.
Sedangkan untuk pihak swasta diharapkan untuk lebih
meningkatkan produksi mesin-mesin yang berguna dalam proses
pengolahan makan. Mengingat seberapa pentingnya mesin-mesin pengolah
makanan tersebut bagi industri sektor yang bergerak di bidang makanan
dalam upaya meningkatkan hasil produksinya.

7
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan dari bahasan ini adalah masih terdapat beberapa kendala


dalam upaya meningkatkan produksi mesin olahan makanan yaitu:
1. Masih kurangnya teknologi yang mendukung dalam industri makanan.
2. Kurangnya industri-industri yang memproduksi mesin pengolah
makanan.
Untuk mengatasi kendala-kendalan tersebut diperlukan usaha dan peran
serta dari pihak pemerintan dan swasta yaitu:
1. Pemerintah mendukung pengembangan sektor industri kecil dan idustri
rumah tangga. Dan juga pengembangan inovasi dalam proses produksi
dan teknologi produk dalam hal pemodalan.
2. Mendorong pihak swasta dalam meningkatkan produksi mesin-mesin
pengolah makanan.

8
DAFTAR PUSTAKA

www.bappenas.go.id

www.digilib.petra.ac.id

Anda mungkin juga menyukai