Anda di halaman 1dari 16

RINGKASAN TUGAS

MANAJEMEN INDUSTRI

INDUSTRI BERDASARKAN BAHAN BAKU

OLEH :
JAMALUDDIN (210203500008)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF (S1)
FAKULTAS TEKNIK
MAKASSAR 2023
RINGKASAN
A. Defenisi industri bahan baku
Industri adalah usaha pengolahan barang mentah, barang setengah jadi
menjadi barang yang memiliki nilai tambah. Dikutip dari buku Industrialisasi karya
Sudariyanto, S.Pd., industri adalah kegiatan memproses atau mengolah barang
dengan menggunakan sarana dan peralatan.
industri adalah usaha untuk memproduksi barang jad dengan bahan baku
atau bahan mentah melalui proses produksi penggarapan dalam jumlah besar
sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin
tetapi dengan mutu setinggi-tingginya. Perindustrian industri adalah kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan
atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan
baku dan/atau sumber daya industri, sehingga menghasilkan barang yang
mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri. Tujuan
dari kegiatan industri adalah untuk mendapatkan keuntungan bagi produsen.
Barang jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap pakai sebagai alat
produksi. Contoh industri yang ada di Indonesia adalah industri pangan, tekstil,
perbankan, dan masih banyak lagi.
Bahan baku merupakan bahan yang akan digunakan untuk membuat
suatu produk. Menurut (Stevenson & Chuong, 2014), pengertian bahan baku
adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti
menempel menjadi satu dengan barang jadi. Maka dari itu perlu adanya
perencanaan bahan baku yang matang agar persediaan tidak mengalami
kekurangan dan kelebihan yang membuat total biaya persedian menjadi tinggi..
Dalam perencanaan bahan baku yang perlu diperhatikan adalah
memprediksi permintaan konsumen dimasa yang akan datang agar bagian
produksi sebuah produk tidak berlebih ataupun kurang. Permintaan adalah
keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama
periode waktu tertentu. Dengan kata lain, permintaan baru bisa terjadi pada saat
konsumen memiliki kebutuhan akan barang tersebut dan juga memiliki daya beli
untuk mendapatkan produk tersebut. Perencanaan dan pengendalian produksi
dapat dijadikan sebagai acuan maupun pedoman dalam melakukan kegiatan
produksi (Raharja ,2015). Dengan adanya perencanaan dan pengendalian
produksi yang baik, maka perusahaan dapat meminimalkan atau mengantisipasi
hal-hal yang bersifat merugikan perusahaan, sehingga keuntungan yang optimal
dapat diperoleh oleh perusahaan.

2
Bahan baku di dunia industri merupakan faktor terpenting dalam
keberlangsungan sebuah industri. Suatu industri yang tidak memiliki bahan baku,
maka tidak bisa menghasilkan suatu produk. Oleh sebab itu, untuk menjaga
kelancaran proses produksi, maka persediaan bahan baku harus terus dipantau
dengan baik.
Dalam mengenal suatu hal, sudah semestinya untuk mengenali
pengertiannya terlebih dahulu. Oleh karena itu di bawah ini akan dijelaskan
beberapa pengertian bahan baku.
1. Menurut KBBI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahan baku adalah bahan
untuk diolah melalui proses produksi menjadi barang jadi atau bahan kebutuhan
pokok untuk membuat sesuatu.
2. Menurut Sofjan Assauri
Bahan baku adalah seluruh bahan produksi yang meliputi semua bahan
yang digunakan dalam dalam suatu perusahaan, kecuali berbagai macam bahan
yang secara fisik akan dijadikan satu dengan produk yang dihasilkan dari suatu
perusahaan.
3. Menurut Hanggana
Bahan baku adalah suatu bahan yang berfungsi untuk menghasilkan
barang jadi, bahan tersebut akan saling terikat atau bahan produksi menjadi satu
dengan barang jadi. Selain itu, Hanggana juga mengatakan bahwa di dalam
sebuah perusahaan tidak bisa dilepaskan dari bahan baku dan bahan penolong
karena kedua bahan tersebut sangat memengaruhi proses produksi hingga hasil
produksi.
Berdasarkan pengertian bahan baku di atas, maka dapat dikatakan bahwa
bahan baku adalah bahan utama yang ada di suatu perusahaan dan sangat
dibutuhkan dalam menghasilkan atau menciptakan suatu produk.Pengusaha
yang memiliki perusahaan yang besar sudah seharusnya untuk mengetahui
pengeluaran biaya bahan baku. Hal ini dikarenakan pengeluaran biaya bahan
baku akan menentukan kemajuan suatu perusahaan. Dengan demikian,
pengeluaran biaya bahan baku menjadi suatu yang krusial bagi pemilik
perusahaan.
Bahan baku yang bisa diolah menjadi barang jadi akan bermanfaat bagi
setiap individu terutama dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Maka dari itu,
perusahaan harus menjaga kestabilan bahan baku supaya bahan jadi tetap bisa
melakukan produksi, sehingga kebutuhan setiap individu bisa terpenuhi.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan industri


Industri memainkan peran penting dalam ekonomi suatu negara dan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan

3
kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan industri dapat diukur dari beberapa
faktor seperti produktivitas, efisiensi, inovasi, dan daya saing. Berikut adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan industri:
• Sumber daya manusia yang berkualitas
Tenaga kerja yang berkualitas dan terampil merupakan faktor utama
dalam keberhasilan industri. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat
meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan inovasi dalam industri.
• Teknologi yang canggih
Teknologi yang canggih dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
dalam produksi, sehingga dapat meningkatkan daya saing industri. Penggunaan
teknologi yang canggih juga dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan
kualitas produk.
• Infrastruktur yang memadai
Infrastruktur yang memadai seperti jaringan transportasi, jaringan listrik,
dan jaringan telekomunikasi yang baik dapat mempercepat distribusi produk dan
meningkatkan aksesibilitas industri.
• Kebijakan pemerintah yang mendukung
Kebijakan pemerintah yang mendukung dapat memfasilitasi
pengembangan industri seperti pemberian insentif dan subsidi, serta
pengurangan biaya produksi dan perizinan.
• Modal yang cukup
Modal yang cukup sangat penting dalam pengembangan industri. Modal
yang cukup dapat digunakan untuk pengembangan infrastruktur, pengembangan
teknologi, dan pengadaan sumber daya manusia yang berkualitas.
• Ketersediaan bahan baku yang cukup
Ketersediaan bahan baku yang cukup dan berkualitas merupakan faktor
penting dalam keberhasilan industri. Ketersediaan bahan baku yang cukup dapat
mempercepat proses produksi dan mengurangi biaya produksi.
• Persaingan yang sehat.
Persaingan yang sehat dapat meningkatkan inovasi, kualitas produk, dan
efisiensi dalam produksi. Persaingan yang sehat juga dapat meningkatkan daya
saing industri.
• Kondisi ekonomi yang stabil
Kondisi ekonomi yang stabil dapat memberikan kepastian bagi industri
untuk mengembangkan usahanya. Kondisi ekonomi yang stabil juga dapat
memberikan kesempatan bagi industri untuk mengembangkan pasar dan
meningkatkan daya saing.
• Teknologi
Teknologi yang digunakan dalam industri sangat penting karena dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Industri yang menggunakan teknologi

4
terbaru dan terbaik biasanya lebih sukses daripada industri yang masih
menggunakan teknologi lama.
• Pasar
Pasar yang besar dan berkembang adalah faktor penting dalam
keberhasilan industri. Industri yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
pasar dengan produk dan layanan yang berkualitas biasanya lebih sukses.
• Sumber daya
Sumber daya seperti bahan baku, energi, dan infrastruktur juga
memengaruhi keberhasilan industri. Industri yang memiliki sumber daya yang
cukup dan dapat diakses dengan mudah biasanya lebih sukses.
• Regulasi
Regulasi yang ketat atau kurang jelas dapat mempengaruhi keberhasilan
industri. Regulasi yang baik dan jelas dapat membantu industri berkembang
dengan baik dan memenuhi standar kualitas yang diperlukan.

C. Syarat-syarat mendirikan suatu industri.


• Izin Mendirikan Industri
Syarat pertama untuk mendirikan industri adalah memiliki izin dari
pemerintah. Izin ini diperoleh dengan cara mengajukan permohonan ke pihak
berwenang di kota atau daerah di mana industri akan didirikan. Izin ini meliputi
izin lokasi, izin usaha, dan izin lingkungan.
• Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi yang tepat sangat penting untuk mendirikan industri.
Lokasi harus memenuhi syarat-syarat teknis seperti aksesibilitas, keamanan, dan
akses listrik. Selain itu, harus dipertimbangkan juga faktor-faktor seperti
ketersediaan tenaga kerja dan sumber daya alam yang dibutuhkan untuk industri
tertentu.
• Modal dan Keuangan
Modal dan keuangan yang memadai juga sangat penting dalam
mendirikan industri. Modal digunakan untuk membeli peralatan dan mesin,
membayar gaji tenaga kerja, membeli bahan baku, dan membiayai operasional
perusahaan. Sebelum mendirikan industri, perlu dibuat rencana bisnis yang
matang dan melakukan studi kelayakan untuk memastikan keuntungan yang
cukup untuk mengembalikan modal dan menghasilkan profit.
• Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam industri. Perusahaan perlu
menentukan jumlah dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan dan melakukan
perekrutan yang tepat. Perusahaan juga harus mempertimbangkan kualifikasi,
pengalaman, dan skill yang dibutuhkan untuk setiap posisi dalam industri
tersebut.

5
• Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin yang digunakan dalam industri harus memenuhi
standar kualitas dan keamanan. Peralatan dan mesin tersebut harus diatur
sedemikian rupa sehingga efisiensi dan produktivitas perusahaan dapat
ditingkatkan.
• Sumber Daya Alam
Industri juga membutuhkan sumber daya alam seperti air, bahan baku,
dan energi. Perusahaan harus memastikan bahwa sumber daya alam tersebut
tersedia dengan cukup dan dapat diakses dengan mudah.
• Lingkungan
Industri harus memperhatikan dampak lingkungan dari aktivitas industri
yang dilakukan. Oleh karena itu, perusahaan harus mematuhi peraturan
lingkungan dan menetapkan praktik-praktik yang ramah lingkungan.
Dalam mendirikan industri, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
seperti izin mendirikan industri, pemilihan lokasi yang tepat, modal dan keuangan
yang memadai, tenaga kerja yang berkualitas, peralatan dan mesin yang
memenuhi standar, sumber daya alam yang cukup, dan lingkungan yang ramah
lingkungan. Semua faktor tersebut harus dipertimbangkan secara matang
sebelum memulai industri, agar perusahaan dapat berjalan dengan efisien dan
produktif.

D. Perkembangan dan revolusi industri 4.0


Saat ini menjadi Booming apa yang disebut dengan Revolusi industry
4.0.Hampir di banyak seminar yang diadakan oleh lembaga pendidikan maupun
industry memberikan porsi Topik pembahasan mengenai Revolusi Industri 4.0
yang begitu menakjubkan , dengan menghadirkan ,pelaku , para pakar maupun
pemerhati bidang industry untuk memberikan pertukaran pengetahuan dan
informasi ,apa sih yang dimaksud dengan Revolusi Industri 4,0 itu sendiri .
Konsep revolusi industri 4.0 ini merupakan konsep yang pertama kali
diperkenalkan oleh Profesor Klaus Schwab. Beliau merupakan ekonom dan
teknisi terkenal asal Jerman sekaligus penggagas, pendiri dan ketua Eksekutif
World Economic Forum (WEF) yang melalui bukunya, The Fourth Industrial
Revolution, menyatakan bahwa revolusi industri 4.0 secara fundamental dapat
mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berhubungan satu dengan yang
lain.Ketepatan, Kecepatan, Efesiensi dan Kualitas produksi adalah pembeda dari
era revolusi industry sebelumnya .
Pada era revolusi industry 4.0 yang paling fenomenal adalah dengan
ditandai munculnya terobosan-terobosan teknologi dalam sejumlah
bidang ,antara lain :
1. Bidang robotika;

6
2. Kecerdasan buatan ( Artificial Intelegence / AI );
3. Nanoteknologi;
4. Komputasi kuantum ( Quantum Computing );
5. Internet of Things;
6. Industry Internet of Things ( IIoT);
7. Teknologi nirkabel generasi kelima ( 5 G);
8. Aditif manufaktur/pencetakan 3D;dan
9. Industri kenderaan otonomi penuh ( Fully autonomous vehicles)

E. Klasifikasi atau macam-macam industri berdasarkan bahan baku.


Bahan baku dalam suatu industri terbagi menjadi dua jenis, yaitu bahan
baku langsung dan bahan baku tidak langsung.
1. Bahan Baku Langsung (Direct Material)
Bahan baku langsung adalah bahan utama dalam proses produksi yang
sangat diperlukan oleh suatu perusahaan dan terlihat secara langsung. Dengan
adanya bahan baku langsung, maka proses produksi akan berjalan dengan
lancar, sehingga barang jadi akan mudah untuk diproduksi. Dalam pembelian
bahan baku langsung sesegera mungkin untuk dilakukan. Maka dari itu, biaya
yang dikeluarkan untuk mendapatkan bahan baku langsung harus segera
dikeluarkan agar proses produksi bisa segera dilakukan.
Dengan demikian, bahan baku langsung bisa dikatakan sebagai bahan
utama yang sangat penting. Jadi, tidak adanya bahan baku, maka tidak ada
barang jadi yang diproduksi. Jika barang jadi tidak diproduksi akan
mengakibatkan suatu perusahaan mengalami kerugian.
2. Bahan Baku Tidak Langsung (Indirect Material)
Bahan baku tidak langsung adalah bahan yang dapat membantu proses
produksi, tetapi tidak secara langsung terlihat di barang jadi yang dihasilkan dari
suatu produksi. Jika bahan baku langsung harus ada agar dapat menjalankan
proses produksi, maka bahan baku tidak langsung tidak mesti ada dan suatu
produksi tetap berjalan. Dengan kata lain, ada atau tidak adanya bahan baku
tidak langsung, proses produksi akan tetap berjalan.
Ketika membeli bahan baku tidak langsung, sebaiknya cari tahu terlebih
dahulu apakah bahan baku tersebut benar-benar dibutuhkan oleh perusahaan
atau tidak. Jika perusahaan membeli bahan baku tidak langsung secara
berlebihan bisa menyebabkan kerugian pada suatu perusahaan.
Singkatnya, setiap bahan baku tidak langsung merupakan bahan
pendamping dari bahan baku utama. Meskipun menjadi bahan pendamping,
bahan baku tidak langsung tetap memiliki peran dalam proses produksi
Berdasarkan bahan baku yang ada, industri terbagi menjadi beberapa
tipe.Di bawah ini akan dijelaskan beberapa tipe industri

7
1. Industri berbasis agro
Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian
sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta
jasa untuk kegiatan tersebut. Secara eksplisit pengertian Agroindustri
pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981) yaitu perusahaan yang
memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani
(yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup
pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi,
penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk Agroindustri ini
dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai
produk bahan baku industri lainnya.
2. Industri berbasis mineral
Pertambangan, menurut Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara (UU No. 4/2009) adalah sebagian
atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan
dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
kegiatan pascatambang.
Paradigma baru kegiatan industri pertambangan ialah mengacu pada
konsep pertambangan yang berwawasan Lingkungan dan
berkelanjutan, yang meliputi:
• Penyelidikan Umum (prospecting)
• Eksplorasi: eksplorasi pendahuluan, eksplorasi rinci
• Studi kelayakan: teknik, ekonomik, lingkungan (termasuk studi
amdal)
• Persiapan produksi (development, construction)
• Penambangan (Pembongkaran, Pemuatan,Pengangkutan,
Penimbunan)
• Reklamasi dan Pengelolaan Lingkungan
• Pengolahan (mineral dressing)
• Pemurnian / metalurgi ekstraksi
• Pemasaran
• Corporate Social Responsibility (CSR)
• Pengakhiran Tambang (Mine Closure)
Ilmu Pertambangan: ialah ilmu yang mempelajari secara teori dan
praktik hal-hal yang berkaitan dengan industri pertambangan
berdasarkan prinsip praktik pertambangan yang baik dan benar (good
mining practice) Pertambangan di Indonesia Menurut UU No. 4/2009,

8
Usaha pertambangan dikelompokkan atas pertambangan mineral, dan
pertambangan batubara. Pertambangan mineral digolongkan atas:
• pertambangan mineral radioaktif
• pertambangan mineral logam
• pertambangan mineral bukan logam
• pertambangan batuan.
3. Industri berbasis kehutanan
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai hutan tanaman industri,
mari kita bahas terlebih dahulu pengertian dari hutan. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999, hutan adalah kesatuan
ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati
yang didominasi oleh pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya tidak dapat dipisahkan. Berdasarkan fungsinya, hutan
dikelompokkan menjadi tiga, antara lain hutan lindung, hutan
konservasi, dan hutan produksi. Nah, hutan tanaman industri
merupakan bagian dari hutan produksi. Artinya hutan tanaman industri
atau HTI, dapat dimanfaatkan atau diambil
kayunya untuk kegiatan produksi. Tetap saja, harus sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia. Menurut Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2020), Hutan Tanaman Industri
adalah hutan tanaman yang dikelola dan diusahakan berdasarkan asas
kelestarian, asas manfaat, dan asas perusahaan dalam rangka
meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan
silvikultur intensif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil
hutan. Dahulu, izin usaha pada HTI dikenal sebagai Hak Pengusahaan
Hutan Tanaman (HPTP) atau Hak Pengusahaan Hutan Tanaman
Industri (HPHTI). Namun, sekarang berubah menjadi Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Tanaman Industri biasa
disingkat menjadi IUPHHK-HTI.
4. Industri berbasis kelautan

F. Jenis-jenis industri berdasarkan bahan baku.


Industri ini dibeda- bedakan menjadi beberapa jenis, salah satunya
menurut tempat beradanya bahan baku. Berdasarkan tempat adanya
bahan baku, klasifikasi industri adalah sebagai berikut.
1. Industri Non Ekstraktif
Industri non ekstraktif merupakan industri yang letak bahan baku
utamanya terdapat di tempat lain, baik hasil olahan maupun masih berupa

9
bahan mentah. Industri non ekstraktif telah banyak dikembangkan,
termasuk juga di Indonesia.
Industri non ekstraktif dibagi menjadi dua bentuk. Bentuk- bentuk industri
non ekstrakt if antara lain sebagai berikut:
• Industri reproduktif, yaitu industri yang bahan bakunya bisa
diperbaharui (seperti sumber daya alam yang dapat diperbaharui) ketika
sudah habis, terutama melalui kegiatan seperti yang terdapat dalam
industri ekstraktif.
• Industri manufaktur, merupakan industri yang mengolah bahan
baku dimana hasil industri ini masih digunakan oleh industri lainnya.

Tujuan Industri Non Ekstraktif


Industri non ekstraktif memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan dari
industri non ekstraktif antara lain sebagai berikut:
• Membuka lapangan pekerjaan
• Menambah keuntungan
• Menyediakan berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan
manusia
• Menyediakan bahan baku bagi industri lainnya
Nah itulah beberapa tujuan diadakannya industri non ekstraktif di suatu
negara. Industri non ekstraktif tidak hanya bermanfaat bagi produsen saja,
namun juga bagi berbagai pihak.
2. Industri ekstraktif
Perekonomian merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap
rumah tangga, baik itu rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen
maupun rumah tangga negara. Bagaimanapun juga perekonomian adalah
sesuatu hal yang mampu mendongkrak nama dan juga status suatu
rumah tangga. Bagi rumah tangga negara, perekonomian merupakan satu
hal yang sangat penting karena sangat berkaitan dengan kemampuan
pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat yang ada di dalamnya. Maka dari
itulah perekonomian suatu negara harus benar- benar diperhatikan secara
seksama dan diupayakan kemajuannya. Selain berkaitan dengan

10
pemenuhan kebutuhan, perekonomian juga mempengaruhi status suatu
negara dimata negara lainnya.
3. Industri fasilitatif
Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk
jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi,
perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.
Penggolongan industri berdasrkan modal
golongan/macam industri berdasarkan besar kecil modal
a. Industri padat modal, adalah industri yang dibangun dengan modal
yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun
pembangunannya.
b. Industri padar karya, adalah industri yang lebih dititik beratnya pada
sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta
pengoperasiannya.
Jenis-jenis berdasarkan jumlah tenaga kerja
Jenis-jenis / macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja
a. Industri rumah tangga, Adalah industri yang jumlah karyawan /
tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.
b. Industri kecil, Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja
berjumlah antara 5-19 orang.
c. Industri sedang atau industri menengah, Adalah industri yang
jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.
d. Industri besar, Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja
berjumlah antara 100 orang atau lebih.

G. Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku.


Di bawah ini akan dijelaskan beberapa faktor yang sangat memengaruhi
persediaan bahan baku.
1. Bentuk dan Fungsi Pembelian Bahan Baku
Dalam kegiatan usaha atau bisnis penting untuk memperhatikan bentuk dan
fungsi dari bahan baku yang akan digunakan. Dengan mengetahui fungsi dan
bentuk dari bahan baku, maka proses produksi akan berjalan dengan optimal.

11
Proses produksi yang berjalan dengan optimal dapat diartikan bahwa semua
bahan baku dapat digunakan atau tidak ada bahan baku yang terbuang.
Jika perusahaan sudah salah membeli bahan baku akan menyebabkan kerugian
pada perusahaan. Selain itu, bahan baku yang sudah dibeli tidak bisa digunakan
karena tidak hubungannya dengan produksi barang jadi. Jadi, ketika
menjalankan bisnis atau usaha jangan pernah lupa untuk memperhatikan bentuk
dan fungsi bahan baku.
2. Harga Bahan Baku
Sudah seharusnya kalau harga bahan baku untuk melakukan suatu produksi
harus diperhatikan. Hal ini menjadi penting karena sangat memengaruhi
keuangan industri atau perusahaan. Dengan menghitung harga bahan baku,
maka industri atau perusahaan bisa memperkirakan harga jual barang jadi, biaya
pengeluaran, dan lain-lain secara tepat.
Dengan kata lain, faktor harga bahan baku menjadi suatu landasan bagi industri
atau perusahaan dalam menyiapkan persediaan bahan baku. Selain itu, kondisi
keuangan yang dapat dijaga dengan baik akan membuat perusahaan atau
industri semakin tumbuh dan berkembang dengan baik.
3. Estimasi Penggunaan Bahan Baku
Estimasi penggunaan bahan baku menjadi faktor persediaan bahan baku yang
perlu diperhatikan. Estimasi penggunaan bahan baku ini berfungsi untuk
mengetahui berapa lama bahan baku tersebut dapat digunakan untuk
menghasilkan barang jadi.
Faktor ini bisa dikatakan sebagai faktor penting yang dapat memengaruhi
persediaan bahan baku. Dengan mengetahui estimasi penggunaan bahan baku,
perusahaan atau industri akan mengetahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan
ketika melakukan proses produksi.
4. Biaya Pembelian Bahan Baku
Ketika membeli bahan baku pengukuran biaya harus diperhatikan karena akan
memengaruhi persediaan bahan baku. Selain itu, biaya persediaan bahan baku
juga memengaruhi keuangan perusahaan. Biaya pembelian bahan baku harus
dipisahkan dari biaya lainnya agar perusahaan atau industri tidak kesulitan dalam
menghitung biaya bahan baku. Oleh sebab itu, faktor biaya persediaan bahan
baku harus diperhatikan oleh pengusaha agar keberlangsungan perusahaan atau
industri tetap berjalan.
5. Waktu Tunggu Pemesanan Bahan Baku
Jika ada sebuah pengusaha atau perusahaan melakukan sebuah pemesanan
bahan baku untuk proses produksi, maka lamanya waktu pemesanan harus
diperhatikan. Dengan menghitung lamanya waktu pemesanan bahan baku,
pengusaha atau perusahaan bisa memperkirakan persediaan bahan baku
produksi apakah masih cukup atau tidak. Waktu tunggu pemesanan bahan baku,

12
sebaiknya jangan diabaikan dan selalu terus diperhatikan supaya bahan baku
tidak mengalami kekurangan. Bahan baku yang tidak mengalami kekurangan
bisa menyebabkan proses produksi tidak berjalan, sehingga perusahaan tidak
mendapatkan pemasukan.
6. Penggunaan Bahan Baku
Penggunaan bahan baku harus diperhatikan karena sangat berkaitan dengan
proses produksi barang jadi. Penggunaan bahan baku biaya menentukan biaya
yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan barang jadi. Maka dari itu, supaya
proses produksi berjalan dengan baik, perusahaan atau industri harus
memperhatikan penggunaan bahan baku yang optimal.
7. Kebijakan Pembelian Bahan Baku
Dalam membeli bahan baku, perusahaan atau industri harus memperhatikan
kebijakan yang berlaku, baik itu kebijakan dari perusahaan atau kebijakan dari
pemerintah. Jika perusahaan mengabaikan kebijakan, maka bisa dikatakan
bahwa perusahaan itu sudah melanggar aturan yang berlaku. Selain itu,
kebijakan bahan pembelian bahan baku akan memengaruhi persediaan bahan
baku.
8. Pembelian Kembali
Dalam menjaga persediaan bahan baku dapat dilakukan dengan cara melakukan
pembelian kembali. Pembelian kembali perlu dilakukan oleh industri atau
perusahaan supaya persediaan bahan aman terkendali. Maka dari itu, pembelian
kembali masuk ke dalam-faktor-faktor yang memengaruhi persediaan bahan
baku.
Dengan melakukan pembelian kembali bahan baku, perusahaan bisa
menghitung berapa lama waktu tunggu yang diperlukan. Waktu tunggu bahan
baku yang sudah diperhitungkan, maka bisa menyesuaikan waktu yang tepat
untuk menggunakan bahan baku. Dengan kata lain, bahan baku yang datang
tepat waktu tidak perlu disimpan, sehingga mengurangi pengeluaran suatu
perusahaan.

9. Pengamanan Persediaan Bahan Baku


Persediaan bahan baku harus terus ada supaya proses produksi terus berjalan,
sehingga industri atau perusahaan tidak mati. Oleh sebab itu, pengamanan
persediaan bahan baku harus terjamin, baik bahan yang digunakan langsung
atau bahan baku yang disimpan terlebih dahulu.
Jika sebuah industri atau perusahaan sudah bisa mengamankan persediaan
bahan baku, maka kemungkinan besar proses produksi bisa berjalan dengan
lancar. Proses produksi yang berjalan dengan lancar akan menghasilkan
produksi atau barang jadi sesuai target pasar, sehingga akan ada banyak
keuntungan yang masuk ke perusahaan atau industri. Meskipun penggunaan

13
bahan baku sudah ada perhitungannya, tetapi alangkah baiknya tetap melakukan
pengamanan persediaan bahan baku.
10. Biaya Penyimpanan Bahan Baku
Faktor biaya penyimpanan harus sangat diperhatikan karena tidak semua bahan
baku yang dibeli secara langsung akan langsung digunakan. Bahkan, terkadang
ada bahan baku yang memang perlu disimpan terlebih dahulu, setelah disimpan
beberapa hari baru bisa diolah.

H. Pengelolaan persediaan bahan baku


1. Tata Seluruh Bahan yang Diperlukan dengan Rapi
Tentu setiap bahan contoh pembuat makanan mempunyai jenisnya tersendiri,
mulai dari tingkat keawetannya, sampai cara dalam menyimpannya. Oleh karena
itu, disarankan untuk mengetahui secara baik jenis dan bahan baku yang Anda
gunakan.
Setelah itu, tata semua bahan tersebut dengan rapi sesuai dengan fungsinya. Hal
ini untuk memudahkan Anda dalam menemukan bahan yang diperlukan dan
memantau tingkat ketersediaannya. Anda juga bisa memisahkan berbagai bahan
berdasarkan tingkat keawetannya.
2. Perkirakan Jumlah Stok Bahan Yang Diperlukan Pada Periode Tertentu
Anda bisa mempelajari jumlah penggunaan stok yang diperlukan dalam setiap
periode tertentu, lalu menyesuaikannya dengan tingkat frekuensi pengiriman
bahan. Dalam memperkirakan penggunaan persediaan stok, Anda bisa
mempelajarinya berdasarkan riwayat penjualan.

Bila ragu, Anda bisa meminta supply lebih sedikit untuk berjaga-jaga bila suatu
hari terjadi lonjakan penjualan yang mana penggunaan stok akan lebih banyak
dari pada hari biasanya.
3. Pantau Stok Bahan Secara Berkala
Kegiatan ini sangat penting, karena Anda akan sangat kesulitan bila kehabisan
stok bahan di tengah penjualan. Meskipun Anda sudah membuat perhitungan
dan perkiraan bahan persediaan, namun kemungkinan tak terduga seperti
lonjakan pengunjung bisa saja terjadi. Bila Anda tidak melakukan pemantauan
stok secara berkala, maka bisa jadi Anda tidak bisa memenuhi pesanan
pelanggan.
4. Cocokkan Jumlah Bahan Terpakai Dengan Penjualan
Hal ini dilakukan untuk mengetahui bila ada kecurangan ataupun kesalahan.
Anda harus memastikan bahwa jumlah bahan yang Anda gunakan sebanding
dengan penjualan produk Anda.
5. Gunakan Sistem Digital Yang Serba Otomatis

14
Agar lebih memudahkan Anda Anda dalam mengelola setiap persediaan bahan
baku makanan, maka Anda bisa menggunakan sistem penjualan digital seperti
iSeller yang mampu membantu Anda dalam mengelola stok bahan persediaan
Anda secara otomatis dan tepat.

H. Dampak lingkungan dari industri


. Berdirinya Industri tentu membawa dampak, baik itu bagi lingkungan hidup
mapun lingkungan sosial. Beberapa Dampak tersebut diantaranya seperti
mengurangi tingkat pengangguran, meningkatkan kesejahteraan masyarakat
disekitar kawasan industri dan lain sebagainya. Bagi kehidupan sosial, industri
cenderung membawa dampak positif, tapi bagi lingkungan hidup industri
membawa banyak dampak negatif seperti pencemaran air, polusi udara dan lain
sebagainya. Selain yang telah disebutkan tadi, dalam lingkungan sosial industri
biasanya mendapat tuntutan sosial.
Permasalahan lingkungan di Indonesia saat ini sangat penting
diperhatikan oleh seluruh masyarakat khususnya perusahaan-perusahaan yang
bergerak di bidang pertambangan baik logam, batu bara, dan batu-batu mulia
lainnya, atau perkebunan kelapa sawit dan seperti perusahaan ekstraktif
lainnya,yaitu perusahaan yang bahan bakunya diambil langsung dari alam.
Banyaknya bencana alam yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, contoh
kecilnya adalah kasus lumpur lapindo di Sidoarjo yang saat ini, dan kasus
munculnya semburan muncul di wilayah Gresik Jawa Timur.
Hal lain juga terjadi di kalimantan dan sumatera yang juga sering terjadi
kebakaran hutan yang membuat polusi udara, dan kasus yang timbul baru ini
yaitu tanah longsor yang melibatkan perusahaan tambang emas Freeport di Irian
Jaya. Hal tersebut merupakan bukti akan lemahnya perhatian terhadap
lingkungan yang sudah dimanfaatkan oleh perusahan-perusahaan di Indonesia
khususnya perusahaan ekstraktif.
menuntut dunia bisnis dan perusahaan untuk malakukan perbaikan dan
memelihara kelstariannya di masa depan, seperti
Air Pollution
CO2 yang dikeluarkan oleh otomotif di metropolitan area telah melewati
batas ambang keselamatan. Polusi oleh pabrik-pabrik industri berat
menyebabkan hujan asam yang merusak hutan. Peraturan menggunakan
saringan udara, dan teknologi pengurangan emisi sulphur dikeluarkan.
Water Pollution
Banyak terjadi kasus industri membuang limbah-industri ke sungai, danau
atau laut. Keracunan penghuni sungai dan laut semakin merajalela. Indirect
impact pada manusia sebagian besar pemerintah kota negara industri
mengeluarkan undang-undang kualitas air sungai. Larangan penggunaaan

15
phosphat. Masih banyak proses dumping sisa oli mobil, air limbah rumahtangga
dan deterjen.
Land Pollution
Dua isu utama yang dihadapi saat ini adalah: 1) bagaimana memulihkan
kerusakan kualitas tanah yang tererosi oleh polusi dalam proses produksi yang
dilakukan oleh perusahaan, dan 2) bagaimana mencegah kerusakan kualitas
tanah, yaitu mengeluarkan berbagai kebijakan pemerintah yang efektif dalam
membatasi limbah industri dan penanganan sampah kota.

I. Kewajiban yang perlu dilakukan oleh pelaku usaha terhadap industri


Secara umum telah banyak tulisan maupun himbauan yang perlu
dilakukan oleh pengusaha dalam meminimalisir kerugian yang dialami
konsumen, karyawan, investor, maupun kerusakan kualitas lingkungan hidup
lebih lanjut. Beberapa rekaman sara-saran kewajiban-kewajiban yang perlu
dilakukan perusahaan mencakup hal-hal berikut:
1. Kewajiban terhadap konsumen
2. Kewajiban terhadap karyawan
3. Kewajiban terhadap investor
4. Kewajiban terhadap masyarakat dan lingkungan hidup
5. Dampak industri terhadap pembangunan daerah

16

Anda mungkin juga menyukai