MANAJEMEN INDUSTRI
OLEH :
JAMALUDDIN (210203500008)
2
Bahan baku di dunia industri merupakan faktor terpenting dalam
keberlangsungan sebuah industri. Suatu industri yang tidak memiliki bahan baku,
maka tidak bisa menghasilkan suatu produk. Oleh sebab itu, untuk menjaga
kelancaran proses produksi, maka persediaan bahan baku harus terus dipantau
dengan baik.
Dalam mengenal suatu hal, sudah semestinya untuk mengenali
pengertiannya terlebih dahulu. Oleh karena itu di bawah ini akan dijelaskan
beberapa pengertian bahan baku.
1. Menurut KBBI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahan baku adalah bahan
untuk diolah melalui proses produksi menjadi barang jadi atau bahan kebutuhan
pokok untuk membuat sesuatu.
2. Menurut Sofjan Assauri
Bahan baku adalah seluruh bahan produksi yang meliputi semua bahan
yang digunakan dalam dalam suatu perusahaan, kecuali berbagai macam bahan
yang secara fisik akan dijadikan satu dengan produk yang dihasilkan dari suatu
perusahaan.
3. Menurut Hanggana
Bahan baku adalah suatu bahan yang berfungsi untuk menghasilkan
barang jadi, bahan tersebut akan saling terikat atau bahan produksi menjadi satu
dengan barang jadi. Selain itu, Hanggana juga mengatakan bahwa di dalam
sebuah perusahaan tidak bisa dilepaskan dari bahan baku dan bahan penolong
karena kedua bahan tersebut sangat memengaruhi proses produksi hingga hasil
produksi.
Berdasarkan pengertian bahan baku di atas, maka dapat dikatakan bahwa
bahan baku adalah bahan utama yang ada di suatu perusahaan dan sangat
dibutuhkan dalam menghasilkan atau menciptakan suatu produk.Pengusaha
yang memiliki perusahaan yang besar sudah seharusnya untuk mengetahui
pengeluaran biaya bahan baku. Hal ini dikarenakan pengeluaran biaya bahan
baku akan menentukan kemajuan suatu perusahaan. Dengan demikian,
pengeluaran biaya bahan baku menjadi suatu yang krusial bagi pemilik
perusahaan.
Bahan baku yang bisa diolah menjadi barang jadi akan bermanfaat bagi
setiap individu terutama dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Maka dari itu,
perusahaan harus menjaga kestabilan bahan baku supaya bahan jadi tetap bisa
melakukan produksi, sehingga kebutuhan setiap individu bisa terpenuhi.
3
kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan industri dapat diukur dari beberapa
faktor seperti produktivitas, efisiensi, inovasi, dan daya saing. Berikut adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan industri:
• Sumber daya manusia yang berkualitas
Tenaga kerja yang berkualitas dan terampil merupakan faktor utama
dalam keberhasilan industri. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat
meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan inovasi dalam industri.
• Teknologi yang canggih
Teknologi yang canggih dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
dalam produksi, sehingga dapat meningkatkan daya saing industri. Penggunaan
teknologi yang canggih juga dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan
kualitas produk.
• Infrastruktur yang memadai
Infrastruktur yang memadai seperti jaringan transportasi, jaringan listrik,
dan jaringan telekomunikasi yang baik dapat mempercepat distribusi produk dan
meningkatkan aksesibilitas industri.
• Kebijakan pemerintah yang mendukung
Kebijakan pemerintah yang mendukung dapat memfasilitasi
pengembangan industri seperti pemberian insentif dan subsidi, serta
pengurangan biaya produksi dan perizinan.
• Modal yang cukup
Modal yang cukup sangat penting dalam pengembangan industri. Modal
yang cukup dapat digunakan untuk pengembangan infrastruktur, pengembangan
teknologi, dan pengadaan sumber daya manusia yang berkualitas.
• Ketersediaan bahan baku yang cukup
Ketersediaan bahan baku yang cukup dan berkualitas merupakan faktor
penting dalam keberhasilan industri. Ketersediaan bahan baku yang cukup dapat
mempercepat proses produksi dan mengurangi biaya produksi.
• Persaingan yang sehat.
Persaingan yang sehat dapat meningkatkan inovasi, kualitas produk, dan
efisiensi dalam produksi. Persaingan yang sehat juga dapat meningkatkan daya
saing industri.
• Kondisi ekonomi yang stabil
Kondisi ekonomi yang stabil dapat memberikan kepastian bagi industri
untuk mengembangkan usahanya. Kondisi ekonomi yang stabil juga dapat
memberikan kesempatan bagi industri untuk mengembangkan pasar dan
meningkatkan daya saing.
• Teknologi
Teknologi yang digunakan dalam industri sangat penting karena dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Industri yang menggunakan teknologi
4
terbaru dan terbaik biasanya lebih sukses daripada industri yang masih
menggunakan teknologi lama.
• Pasar
Pasar yang besar dan berkembang adalah faktor penting dalam
keberhasilan industri. Industri yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
pasar dengan produk dan layanan yang berkualitas biasanya lebih sukses.
• Sumber daya
Sumber daya seperti bahan baku, energi, dan infrastruktur juga
memengaruhi keberhasilan industri. Industri yang memiliki sumber daya yang
cukup dan dapat diakses dengan mudah biasanya lebih sukses.
• Regulasi
Regulasi yang ketat atau kurang jelas dapat mempengaruhi keberhasilan
industri. Regulasi yang baik dan jelas dapat membantu industri berkembang
dengan baik dan memenuhi standar kualitas yang diperlukan.
5
• Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin yang digunakan dalam industri harus memenuhi
standar kualitas dan keamanan. Peralatan dan mesin tersebut harus diatur
sedemikian rupa sehingga efisiensi dan produktivitas perusahaan dapat
ditingkatkan.
• Sumber Daya Alam
Industri juga membutuhkan sumber daya alam seperti air, bahan baku,
dan energi. Perusahaan harus memastikan bahwa sumber daya alam tersebut
tersedia dengan cukup dan dapat diakses dengan mudah.
• Lingkungan
Industri harus memperhatikan dampak lingkungan dari aktivitas industri
yang dilakukan. Oleh karena itu, perusahaan harus mematuhi peraturan
lingkungan dan menetapkan praktik-praktik yang ramah lingkungan.
Dalam mendirikan industri, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
seperti izin mendirikan industri, pemilihan lokasi yang tepat, modal dan keuangan
yang memadai, tenaga kerja yang berkualitas, peralatan dan mesin yang
memenuhi standar, sumber daya alam yang cukup, dan lingkungan yang ramah
lingkungan. Semua faktor tersebut harus dipertimbangkan secara matang
sebelum memulai industri, agar perusahaan dapat berjalan dengan efisien dan
produktif.
6
2. Kecerdasan buatan ( Artificial Intelegence / AI );
3. Nanoteknologi;
4. Komputasi kuantum ( Quantum Computing );
5. Internet of Things;
6. Industry Internet of Things ( IIoT);
7. Teknologi nirkabel generasi kelima ( 5 G);
8. Aditif manufaktur/pencetakan 3D;dan
9. Industri kenderaan otonomi penuh ( Fully autonomous vehicles)
7
1. Industri berbasis agro
Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian
sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta
jasa untuk kegiatan tersebut. Secara eksplisit pengertian Agroindustri
pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981) yaitu perusahaan yang
memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani
(yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup
pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi,
penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk Agroindustri ini
dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai
produk bahan baku industri lainnya.
2. Industri berbasis mineral
Pertambangan, menurut Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara (UU No. 4/2009) adalah sebagian
atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan
dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
kegiatan pascatambang.
Paradigma baru kegiatan industri pertambangan ialah mengacu pada
konsep pertambangan yang berwawasan Lingkungan dan
berkelanjutan, yang meliputi:
• Penyelidikan Umum (prospecting)
• Eksplorasi: eksplorasi pendahuluan, eksplorasi rinci
• Studi kelayakan: teknik, ekonomik, lingkungan (termasuk studi
amdal)
• Persiapan produksi (development, construction)
• Penambangan (Pembongkaran, Pemuatan,Pengangkutan,
Penimbunan)
• Reklamasi dan Pengelolaan Lingkungan
• Pengolahan (mineral dressing)
• Pemurnian / metalurgi ekstraksi
• Pemasaran
• Corporate Social Responsibility (CSR)
• Pengakhiran Tambang (Mine Closure)
Ilmu Pertambangan: ialah ilmu yang mempelajari secara teori dan
praktik hal-hal yang berkaitan dengan industri pertambangan
berdasarkan prinsip praktik pertambangan yang baik dan benar (good
mining practice) Pertambangan di Indonesia Menurut UU No. 4/2009,
8
Usaha pertambangan dikelompokkan atas pertambangan mineral, dan
pertambangan batubara. Pertambangan mineral digolongkan atas:
• pertambangan mineral radioaktif
• pertambangan mineral logam
• pertambangan mineral bukan logam
• pertambangan batuan.
3. Industri berbasis kehutanan
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai hutan tanaman industri,
mari kita bahas terlebih dahulu pengertian dari hutan. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999, hutan adalah kesatuan
ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati
yang didominasi oleh pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya tidak dapat dipisahkan. Berdasarkan fungsinya, hutan
dikelompokkan menjadi tiga, antara lain hutan lindung, hutan
konservasi, dan hutan produksi. Nah, hutan tanaman industri
merupakan bagian dari hutan produksi. Artinya hutan tanaman industri
atau HTI, dapat dimanfaatkan atau diambil
kayunya untuk kegiatan produksi. Tetap saja, harus sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia. Menurut Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2020), Hutan Tanaman Industri
adalah hutan tanaman yang dikelola dan diusahakan berdasarkan asas
kelestarian, asas manfaat, dan asas perusahaan dalam rangka
meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan
silvikultur intensif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil
hutan. Dahulu, izin usaha pada HTI dikenal sebagai Hak Pengusahaan
Hutan Tanaman (HPTP) atau Hak Pengusahaan Hutan Tanaman
Industri (HPHTI). Namun, sekarang berubah menjadi Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Tanaman Industri biasa
disingkat menjadi IUPHHK-HTI.
4. Industri berbasis kelautan
9
bahan mentah. Industri non ekstraktif telah banyak dikembangkan,
termasuk juga di Indonesia.
Industri non ekstraktif dibagi menjadi dua bentuk. Bentuk- bentuk industri
non ekstrakt if antara lain sebagai berikut:
• Industri reproduktif, yaitu industri yang bahan bakunya bisa
diperbaharui (seperti sumber daya alam yang dapat diperbaharui) ketika
sudah habis, terutama melalui kegiatan seperti yang terdapat dalam
industri ekstraktif.
• Industri manufaktur, merupakan industri yang mengolah bahan
baku dimana hasil industri ini masih digunakan oleh industri lainnya.
10
pemenuhan kebutuhan, perekonomian juga mempengaruhi status suatu
negara dimata negara lainnya.
3. Industri fasilitatif
Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk
jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi,
perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.
Penggolongan industri berdasrkan modal
golongan/macam industri berdasarkan besar kecil modal
a. Industri padat modal, adalah industri yang dibangun dengan modal
yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun
pembangunannya.
b. Industri padar karya, adalah industri yang lebih dititik beratnya pada
sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta
pengoperasiannya.
Jenis-jenis berdasarkan jumlah tenaga kerja
Jenis-jenis / macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja
a. Industri rumah tangga, Adalah industri yang jumlah karyawan /
tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.
b. Industri kecil, Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja
berjumlah antara 5-19 orang.
c. Industri sedang atau industri menengah, Adalah industri yang
jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.
d. Industri besar, Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja
berjumlah antara 100 orang atau lebih.
11
Proses produksi yang berjalan dengan optimal dapat diartikan bahwa semua
bahan baku dapat digunakan atau tidak ada bahan baku yang terbuang.
Jika perusahaan sudah salah membeli bahan baku akan menyebabkan kerugian
pada perusahaan. Selain itu, bahan baku yang sudah dibeli tidak bisa digunakan
karena tidak hubungannya dengan produksi barang jadi. Jadi, ketika
menjalankan bisnis atau usaha jangan pernah lupa untuk memperhatikan bentuk
dan fungsi bahan baku.
2. Harga Bahan Baku
Sudah seharusnya kalau harga bahan baku untuk melakukan suatu produksi
harus diperhatikan. Hal ini menjadi penting karena sangat memengaruhi
keuangan industri atau perusahaan. Dengan menghitung harga bahan baku,
maka industri atau perusahaan bisa memperkirakan harga jual barang jadi, biaya
pengeluaran, dan lain-lain secara tepat.
Dengan kata lain, faktor harga bahan baku menjadi suatu landasan bagi industri
atau perusahaan dalam menyiapkan persediaan bahan baku. Selain itu, kondisi
keuangan yang dapat dijaga dengan baik akan membuat perusahaan atau
industri semakin tumbuh dan berkembang dengan baik.
3. Estimasi Penggunaan Bahan Baku
Estimasi penggunaan bahan baku menjadi faktor persediaan bahan baku yang
perlu diperhatikan. Estimasi penggunaan bahan baku ini berfungsi untuk
mengetahui berapa lama bahan baku tersebut dapat digunakan untuk
menghasilkan barang jadi.
Faktor ini bisa dikatakan sebagai faktor penting yang dapat memengaruhi
persediaan bahan baku. Dengan mengetahui estimasi penggunaan bahan baku,
perusahaan atau industri akan mengetahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan
ketika melakukan proses produksi.
4. Biaya Pembelian Bahan Baku
Ketika membeli bahan baku pengukuran biaya harus diperhatikan karena akan
memengaruhi persediaan bahan baku. Selain itu, biaya persediaan bahan baku
juga memengaruhi keuangan perusahaan. Biaya pembelian bahan baku harus
dipisahkan dari biaya lainnya agar perusahaan atau industri tidak kesulitan dalam
menghitung biaya bahan baku. Oleh sebab itu, faktor biaya persediaan bahan
baku harus diperhatikan oleh pengusaha agar keberlangsungan perusahaan atau
industri tetap berjalan.
5. Waktu Tunggu Pemesanan Bahan Baku
Jika ada sebuah pengusaha atau perusahaan melakukan sebuah pemesanan
bahan baku untuk proses produksi, maka lamanya waktu pemesanan harus
diperhatikan. Dengan menghitung lamanya waktu pemesanan bahan baku,
pengusaha atau perusahaan bisa memperkirakan persediaan bahan baku
produksi apakah masih cukup atau tidak. Waktu tunggu pemesanan bahan baku,
12
sebaiknya jangan diabaikan dan selalu terus diperhatikan supaya bahan baku
tidak mengalami kekurangan. Bahan baku yang tidak mengalami kekurangan
bisa menyebabkan proses produksi tidak berjalan, sehingga perusahaan tidak
mendapatkan pemasukan.
6. Penggunaan Bahan Baku
Penggunaan bahan baku harus diperhatikan karena sangat berkaitan dengan
proses produksi barang jadi. Penggunaan bahan baku biaya menentukan biaya
yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan barang jadi. Maka dari itu, supaya
proses produksi berjalan dengan baik, perusahaan atau industri harus
memperhatikan penggunaan bahan baku yang optimal.
7. Kebijakan Pembelian Bahan Baku
Dalam membeli bahan baku, perusahaan atau industri harus memperhatikan
kebijakan yang berlaku, baik itu kebijakan dari perusahaan atau kebijakan dari
pemerintah. Jika perusahaan mengabaikan kebijakan, maka bisa dikatakan
bahwa perusahaan itu sudah melanggar aturan yang berlaku. Selain itu,
kebijakan bahan pembelian bahan baku akan memengaruhi persediaan bahan
baku.
8. Pembelian Kembali
Dalam menjaga persediaan bahan baku dapat dilakukan dengan cara melakukan
pembelian kembali. Pembelian kembali perlu dilakukan oleh industri atau
perusahaan supaya persediaan bahan aman terkendali. Maka dari itu, pembelian
kembali masuk ke dalam-faktor-faktor yang memengaruhi persediaan bahan
baku.
Dengan melakukan pembelian kembali bahan baku, perusahaan bisa
menghitung berapa lama waktu tunggu yang diperlukan. Waktu tunggu bahan
baku yang sudah diperhitungkan, maka bisa menyesuaikan waktu yang tepat
untuk menggunakan bahan baku. Dengan kata lain, bahan baku yang datang
tepat waktu tidak perlu disimpan, sehingga mengurangi pengeluaran suatu
perusahaan.
13
bahan baku sudah ada perhitungannya, tetapi alangkah baiknya tetap melakukan
pengamanan persediaan bahan baku.
10. Biaya Penyimpanan Bahan Baku
Faktor biaya penyimpanan harus sangat diperhatikan karena tidak semua bahan
baku yang dibeli secara langsung akan langsung digunakan. Bahkan, terkadang
ada bahan baku yang memang perlu disimpan terlebih dahulu, setelah disimpan
beberapa hari baru bisa diolah.
Bila ragu, Anda bisa meminta supply lebih sedikit untuk berjaga-jaga bila suatu
hari terjadi lonjakan penjualan yang mana penggunaan stok akan lebih banyak
dari pada hari biasanya.
3. Pantau Stok Bahan Secara Berkala
Kegiatan ini sangat penting, karena Anda akan sangat kesulitan bila kehabisan
stok bahan di tengah penjualan. Meskipun Anda sudah membuat perhitungan
dan perkiraan bahan persediaan, namun kemungkinan tak terduga seperti
lonjakan pengunjung bisa saja terjadi. Bila Anda tidak melakukan pemantauan
stok secara berkala, maka bisa jadi Anda tidak bisa memenuhi pesanan
pelanggan.
4. Cocokkan Jumlah Bahan Terpakai Dengan Penjualan
Hal ini dilakukan untuk mengetahui bila ada kecurangan ataupun kesalahan.
Anda harus memastikan bahwa jumlah bahan yang Anda gunakan sebanding
dengan penjualan produk Anda.
5. Gunakan Sistem Digital Yang Serba Otomatis
14
Agar lebih memudahkan Anda Anda dalam mengelola setiap persediaan bahan
baku makanan, maka Anda bisa menggunakan sistem penjualan digital seperti
iSeller yang mampu membantu Anda dalam mengelola stok bahan persediaan
Anda secara otomatis dan tepat.
15
phosphat. Masih banyak proses dumping sisa oli mobil, air limbah rumahtangga
dan deterjen.
Land Pollution
Dua isu utama yang dihadapi saat ini adalah: 1) bagaimana memulihkan
kerusakan kualitas tanah yang tererosi oleh polusi dalam proses produksi yang
dilakukan oleh perusahaan, dan 2) bagaimana mencegah kerusakan kualitas
tanah, yaitu mengeluarkan berbagai kebijakan pemerintah yang efektif dalam
membatasi limbah industri dan penanganan sampah kota.
16