Anda di halaman 1dari 14

PENGANTAR BISNIS

MANAJEMEN PRODUKSI

DISUSUN OLEH
KELOMPOK II :
FILIA DEVITA (19-054)
NADHIRA KIKISAKINA (19-062)
LIDIA (19-086)
DIO MARDALIFA (19-059)

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pengantar
Bisnis. Dan tak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan
yang terang dengan membawa agama yang sempurna addinul islam.
Makalah yang kami susun ini menjelaskan tentang merencanakan bisnis yang
terdiri dari berbagai bahasan. Makalah yang berjudul “ MANAJEMEN PRODUKSI ”
ini juga bertujuan agar kita mengetahui tentang materi teori merencanakan bisnis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan pengajar yaitu Ibu
TILAWATIL CISETA YODA SE, M.Si yang dengan kesabaran dan kelebihan telah
mengajar kami serta teman - teman yang membantu kami.
Makalah ini masi jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan
semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberi wawasan yang lebih luas bagi
pembaca.
Terima Kasih.

Padang, 9 Oktober 2019

Kelompok II

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I . PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................
BAB II . PEMBAHASAN
2.1 Sumber Daya Yang Dipakai Untuk Produksi............................................................
2.2 Memilih Lokasi..........................................................................................................
2.3 Memilih Rancangan Dan Tata Letak..........................................................................
2.4 Pengawasan Produksi.................................................................................................
2.5 Pengawasan Persediaan..............................................................................................
2.6 Pengawasan Mutu......................................................................................................
BAB III . PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti kita ketahui di zaman globalisasi sekarang ini, setiap perusahaan maupun
organisasi baru selalu dihadapkan pada masalah pemilihan lokasi yang tepat.
Masalahnya berkisar antara pertimbangan faktor ekonomis dan teknis dalam memilih
daerah geografis dengan berbagai pertimbangan. Faktor pemilihan lokasi sangat
menentukan berhasil atau gagalnya sebuah perusahaan dikemudian hari.
Demikian pula manajemen harus menetapkan perencanan yang matang,
mesin yang akan dipergunakan, bentuk kontruksi bangunan, kemungkinan perluasan, 
alat perlengkapan, daerah pemasaran, pengawasan, serta bagaimana dan dimana
pembeli material, dan sebagainya.
  Kegiatan-kegiatan semacam ini dibahas dalam Manajemen Produksi.
Dimana Manajemen Produksi merupakan kegiatan mengelola kegiatan
secara optimal penggunaan sumber daya (faktor produksi) dalam proses
tranformasi menjadi produk barang dan jasa. Dalam hal ini sumber daya harus
dikelola secara optimal dalam bentuk tentukan lokasi yang tepat, mencari
sumber bahan baku, daerah konsumen, mengatur pemempatan mesin,
merencanakan proses produksi dan pekerjaan lain yang bersifat teknis dalam pabrik.
 
1.2 Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan manajemen produksi?
 Apa saja yang perlu di pertimbangkan untuk memilih lokasi pabrik?
 Apa saja rancangan (layout) yang harus dilakukan?
 Bagaimana melakukan riset industry?
 Bagaimana proses produksi berlangsung?
 Mengapa harus dilakukan pengawasan produksi?
 Bagaimana proses pelaksanaan pengawasan?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sumber gaya yang dipakai untuk proses produksi


 sumber daya manusia
Perusahaan harus benar-benar mengidentifikasi jenis karyawan yang dibutuhkan
untuk produksi kerjaa terampil diperlukan untuk jenis produksi tertentu,tetapi tenaga
kerja tidak terampil dapat digunakan je is produksi lain.
Biaya operasi yang diperlukan untuk mengkaji sumber daya manusia tergantung
pada jumlah dan tingkat keterampilannya.sebagai contoh untuk mengkaji seorang
insinyur lebih besar dari pada pelayan,karena tingkat keterampilan seorang insinyur
lebih tinggi dari pada seorang pelayan.
 bahan baku
Bahan baku yang dipakai pada proses produksi biasanya diubah oleh sumber daya
perusahaan produk jadi.
Tanah adalah salah satu bahan baku,tapi ini termasuk setiap sumber daya alam yang
datang dari tanah lahan umum atau sumber daya alam adalah air,minyak,tembaga
gas,alam,batu bara dan hutan.
 sumber data lain
Kebanyakan untuk produksi memerlukan gedung para produsen menggunakan
pabrik dan perusahaan jasa menggunakan kantor.
Menurut internet modal adalah salah satu sumber daya lainnya,modal sebagai
mesin,peralatan bangunan manusia digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.

2.2 Menggabungkan sumber daya untuk produksi.


 Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan lokasi
 biaya ruang kerja
Suatu biaya dan ruang pekerjaan yang disediakan perusahaan untuk menghasilkan
biaya yg bertambah.
 biaya tenaga kerja
Merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengelolah
produk.
 insentif pajak
Suatu bentuk fasilitas perpajakan yang diberikan oleh pemerintah kepada wajib
pajak tertentu berupa penurunan tarif pajak yang bertujuan untuk memperkecil
besarnya beban pajak yang harus dibayarkan.
 sumber permintaan
Jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen,pada berbagai
tingkat harga,dan pada waktu tertentu.
 akses ke transportasi
Perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ketempat lainnya dengan
menggunakan sebuah kendaraan yang di gerakan oleh manusia atau mesin.
 ketersedian tenaga kerja
Penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan,antara lain mereka yang
sudah kerja,mereka yang sedang mencari pekerjaan.

2.3 Memilih rancangan dan tata letak.


 Faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan dan tata letak.
 karakteristik lokasi
Suatu karakter tempat tinggal yg memiliki keunikan dan ciri khas yang dapat
meninjau perkembangannya.
 proses produksi
Kegiatan yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi yang ada untuk
menghasilkan suatu produk.
 jenis produk
Barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan ,apapun yang ditawarkan ke sebuah
pasar dan bisa memuaskan keinginan dan kebutuhan.
 kapasitas produksi yang diinginkan
 mengurangi ruang tata letak
Berkaitan dengan perencanaan lokasi pabrik(plant location) yaitu penetapan lokasi
dan fasilitas-fasilitas produksi harus ditempatkan.
 tata letak yang fleksibel
Mencangkup desain dari bagian-bagian pusat kerja dan peralatan yang membentuk
proses perubahan.

2.4 Pengawasan produksi


Pengawasan produksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin
terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, yaitu memproduksi dengan
cara yang terbaik dan biaya serendah-rendahnya, serta tepat waktu. Atau pengertian
pengawasan produksi yaitu sebuah kegiatan untuk mengordinir aktivitas-aktivitas
pengelolaan atau pengerjaan supaya waktu penyelesaian yang sudah ditentukan
terlebih dahulu bisa dicapai secara efiktif dan efisien.
 Sistem yang Membentuk Prosedur Pembelian Bahan Baku Pada Perusahaan
Manufaktur
 Prosedur Permintaan Pembelian Bahan Baku
Dalam prosedur permintaan pembelian bahan baku, divisi gudang akan
mengajukan permintaan pembelian kepada divisi pembelian dalam bentuk form surat
permintaan bahan baku kepada divisi pembelian.
 Prosedur Pemilihan Pemasok/Supplier dan Penentuan Harga
Dalam hal ini divisi Pembelian akan segera mengirimkan surat penawaran kepada
pemasok untuk mendapatkan informasi harga, kualitas barang serta syarat yang harus
dipenuhi. Proses ini bisa digunakan ke beberapa pemasok agar bisa mengetahui harga
yang murah dengan kualitas terbaik.
 Prosedur Pemesanan Pembelian
Dalam tahap ini, divisi pembelian mengirimkan surat pesanan mengenai barang
dan kuantitas barang yang akan dipesan kepada pemasok yang telah dipilih dan telah
menjalin kerjasama.
 Prosedur Penerimaan Barang
Dalam prosedur ini, divisi penerimaan barang melakukan pemeriksaan mengenai
jenis, kuantitas dan mutu barang yang datang.
 Prosedur Pencatatan Utang
Dalam prosedur ini, divisi akuntansi akan memeriksa dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan pembelian dan merekap pencatatan hutang atau mengarsipkan
sumber sebagai pencatatan hutang.
 Prosedur Pembayaran
Dalam prosedur pembayaran, divisi keuangan bertugas untuk melakukan
pembayaran pesanan atau membayar utang pembelian.
 Dokumen-Dokumen Prosedur Pembelian Bahan Baku
Dokumen-dokumen yang dipakai dalam sistem informasi akuntansi pembelian bahan
baku menurut Mulyadi adalah sebagai berikut:
 Surat Permintaan Pembelian (SPP)
 Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH)
 Surat Order Pembelian (SOP)
 Laporan Penerimaan Barang (LPB)
 Surat Perubahan Order (SPO)
 Bukti Kas Keluar (BKK).
 Pengendalian Internal Prosedur Pembelian Bahan Baku
Sistem Pengendalian yang digunakan dalam prosedur pembelian bahan baku adalah
sebagai berikut:
 Adanya pemisahan wewenang dan fungsi dari tiap tiap divisi agar pekerjaan yang
dilakukan sesuai dengan ranah divisinya seperti : Divisi Gudang, Divisi
Pembelian, Divisi Penerimaan, Divisi Akuntansi, Divisi Keuangan.
 Adanya sistem otorisasi serta prosedur pencatatan data data yang berkaitan
dengan pembelian bahan baku. Adapun sistem otorisasi yang diterapkan adalah
sebagai berikut:
- Surat permintaan pembelian bahan baku yang ditandatangani oleh pejabat tertinggi
dari divisi gudang.
- Setiap pemilihan pemasok yang harus disetujui manager divisi pembelian dan
direktur utama.
- Setiap pembelian bahan baku harus disetujui oleh manajer pembelian dan manajer
keuangan.
- Laporan penerimaan barang harus ditandatangani oleh divisi penerimaan serta divisi
gudang.
- Setiap pencatatan yang dilakukan oleh pihak akuntansi harus berdasarkan dokumen
yang sudah diotorisasi oleh manajer akuntansi.
- Sebelum melakukan pembayaran , harus ada otorisasi terlebih dahulu oleh direktur
utama, manajer keuangan serta manajer akuntansi.

 Otorisasi tambahan untuk pengendalian


 Setiap dokumen wajib mempunyai kode dan nomor urut agar mudah dalam
pencatatan serta pengarsipan.
 Dilakukan pengarsipan dokumen yang masuk atau keluar pada setiap divisi.
Tujuan dilakukan pengarsipan agar memudahkan ketika sedang dicari.
 Setiap dokumen yang akan diberikan harus ada tanda otorisasi dari pihak yang
bertanggung jawab.
 Penyimpanan arsip dilakukan per divisi dengan masa pakai minimal 5 tahun
pemakaian.

2.5 Pengawasan Persediaan


 Pengertian Pengawasan Persediaan (Inventory Control)
Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau digunakan untuk
dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku serta disimpan
untuk diproses, barang dalam proses manufaktur dan barang jadi yang disimpan untuk
dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata “inventory” yang
merupakan jenis barang yang disimpan di gudang yang mempunyai sifat pergerakan
yang agak berbeda satu sama lain.
Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal, atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/ proses produksi, ataupun
persediaaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses
produksi (Assauri, 1993, hal: 219). Pengendalian persediaan adalah penentuan suatu
kebijakan pemesanan dalam antrian, kapan bahan itu dipesan dan berapa banyak
bahan yang dipesan secara optimal untuk dapat memenuhi permintaan para
pelanggan, atau dengan kata lain pengendalian persediaan adalah suatu usaha atau
kegiatan untuk menentukan tingkat optimal dengan biaya persediaan yang minimum
sehingga perusahaan dapat berjalan lancar.
 Jenis-jenis persediaan
Jenis-jenis persediaan dalam suatu perusahaan menurut fungsinya dapat dibedakan
atas
Bath Stock/Lot Size Inventory adalah persediaan yang diadakan karena kita membeli
atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar
daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu.
Keuntungannya :
 Potongan harga pada harga pembelian.
 Efisiensi produksi.
 Penghematan biaya angkutan.
 Persediaan bahan mentah (raw material) yaitu persediaan barang-barang
berwujud, seperti besi, kayu, serta komponen-komponen lain yang dugunakan
dalam proses produksi.
 Persediaan bagian produk atau komponen-komponen rakitan (purchased
parts/components), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-
komponen yang diperoleh dari perusahan lain yang secara langsung dapat dirakit
menjadi suatu produk.
 Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-
barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan merupakan bagian
atau komponen barang jadi.
 Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-
barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau
yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut
menjadi barang jadi.
 Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang
telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual atau dikirim
kepada pelanggan.
 Metode penilaian persediaan, beberapa cara yang dapat di gunakan dalam
penilaian persediaan yaitu :
 First In, First Out (FIFO Method), cara ini didasarkan atas asumsi bahwa harga
barang yang sudah terjual dinilai menurut harga pemelian barang yang terdahulu
masuk.
 Last In, Firs Out (LIFO Method), cara ini didasarkan atas asumsi bahwa barang
yang telah terjual dinilai menurut harga pembelian yang terakhir masuk. Sehingga
persediaan yang masih ada /stock, dinilai berdasarkan harga pembelian barang
yang terdahulu.

 Perbandingan atas hasil penilaian


Bila mana keadaan harga stabil , maka semua cara penilaian menghasilkan angka
yang sama. Akan tetapi bila fluktuasi harga tidak stabil (naik turun) maka masing-
masing cara akan menghasilkan angka yang berbeda, pada saat harga meningkat,
Metode FIFO menunjukkan :
 Nilai persediaan akhir yang tinggi harga pokok barang yang terjual yang rendah
Profit yang lebih besar
 Nilai persediaan akhir yang rendah Harga pokok barang yang terjual tinggi Profit
yang rendah
Fungsi-fungsi pengawasan persediaan
 Fungsi pengendalian persediaan ditentukan oleh berbagai kondisi yaitu:
Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat.
Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami
kehabisan persediaan yang berakibat terhentinya proses produksi.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.
Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat
mengakibatkan biaya pemesanan menjadi lebih besar.
Menjaga agar persediaan di gudang tidak berlebihan, karena dapat mengakibatkan
meningkatnya resiko dan juga biaya penyimpanan di gudang.
Organisasi pengawasan persediaan
 Dilihat dari proses produksinya, maka organisasi pengawasan persediaan dapat
diatur sebagai berikut :
pada perusahaan pabrik dengan proses terus menerus, pengawasan persediaan
biasanya merupakan sebagian dari pengawasan produksi, karena perlunya
dipertahankan arus bahan-bahan yang dibutuhkan untuk operasi yang lancer dan
efisien dari kegiatan produksi.
Pada perusahaan pabrik dengan proses terputus-putus, keperluan akan kelancaran arus
bahan-bahan tidak begitu penting dan dalam hal pengawasan persediaan dapat
menjadi tanggungjawab dari manajer pabrik, pimpinan produksi, kepala bagian
pembelian atau pejabat-pejabat setingkat yang tergantung dari besar kecilnya
perusahaan dan organisasinya.

2.6 Pengawasan Mutu (Quality Control)


 Pengertian pengawasan mutu
Pengawasan mutu adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijakan dalam hal
mutu (standar) dapat tercermin dalam hasil akhir. Dengan perkataan lain pengawasan
mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu atau kualitas dari barang yang
dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan
kebijaksanaan perusahaan.
Dengan demikian, dalam hal pengawasan mutu semua produk yang dihasilkan
harus diawasi sesuai dengan standar dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
harus dicatat serta dianalisis agar dapat digunakan untuk tindakan-tindakan perbaikan
produksi pada masa yang akan datang.

 Tujuan Pengawasan Mutu


Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditentukan
Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat ditekan sekecil mungkin
Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan mutu
produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
Mengusahakan agar biaya produksi menjadi serendah mungkin.
Adapun tujuan dari pengawasn mutu adalah untuk mendapatkan jaminan bahwa mutu
dari barang yang dihasilkam yang dihasilkan sesuai dengan standar mutu yang telah
ditetapkan dan dengan biaya yang ekonomis.
 Tujuan dari pengawasan mutu dapat ditinjau dari beberapa segi :
Bila ditinjau dari segi produk, maka tujuan dari pengawasan mutu adalah untuk
mencapai dan mempertahankan mutu dari produk yang dihasilkan dengan biaya yang
ekonomis.
Bila ditinjau dari segi ekonomis perusahaan, maka tujuan dari pengawasan mutu
adalah untuk mempertahankan tingkat kepercayaan ( Relibility) produk terhadap
konsumen
Pengawasan Selama Pengolahan (Proses)
Banyak cara-cara pengawasan mutu yang berkenaan dengan proses yang teratur.
Contoh-contoh atau sample dari hasil diambil pada jarak yang sama, dan dilanjutkan
dengan pengecekan statistik untuk melihat apakah proses dimulai dengan baik atau
tidak. Apabila mulainya salah, maka keterangan kesalahan ini dapat diteruskan
kepada pelaksana semuala untuk penyesuaian kembali. Perlu diingat bahwa
pengawasan dari proses haruslah berurutan dan teratur.
Pengawasan yang dilakukan hanya terhadap sebagian dari proses mungkin tidak
ada artinya bila tidak diikuti dengan pengawasan pada bagian lain. Pengawasan
terhadap proses ini termasuk pengawasan atas bahan-bahan yang akan digunakan
untuk proses.
Pengawasan atas Barang yang Telah Diselesaikan
Untuk menjaga agar supaya barang-barang hasil yang cukup baik atau paling sedikit
rusaknya, tidak keluar atau lolos dari pabrik sampai ke konsumen/pembeli, maka
diperlukan adanya pengawasan atas barang hasil akhir/produk selesai. Adanya
pengawasan seperti ini tidak dapat mengadakan perbaikan dengan segera.

 Organisasi Pengawasan Mutu


Pengawasan mutu merupakan salah satu fungsi yang terpenting dari suatu
perusahaan pabrik. Oleh karena itu umumnya setiap perusahaan pabrik mempunyai
fungsi pengawasan mutu. Biasanya kegiatan pengawasan mutu di suatu perusahaan
pabrik dilakukan oleh bagian pengawasan mutu. Akan tetapi di dalam suatu
perusahaan, bagian pengawasan mutu tidaklah selalu ada, tergantung pada besar
kecilnya suatu perusahaan dan jenis produk dari perusahaan tersebut.
Setiap orang atau bagian yang berhubungan dengan kegiatan mempunyai
tanggung jawab langsung atas pelaksanaan pekerjaan dan sesuainya barang hasil
dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Kegiatan pengkoordinasian yang
dibutuhkan dalam pengawasan mutu sangat sulit karena menyangkut kegiatan dari
berbagai kegiatan atau bidang, maka tanggung jawab atas pengawasan mutu ini
berada pada Kepala Bagian Produksi atau Manajer Produksi. Tugas dari bagian
pengawasan mutu secara terperinci adalah menyelenggarakan atau melihat kegiatan
dan hasil yang dikerjakan serta mengumpulkan dan menyalurkan kembali keterangan-
keterangan yang dikumpulkan selama pekerjaan itu sesudah dianalisis. Tugas-tugas
ini meliputi:
 Pengawasan atas penerimaan dari bahan-bahan yang masuk.
 Pengawasan atas kegiatan di bermacam-macam tingkat proses dan di antara
tingkat-tingkat proses jika perlu.
 Pengawasan terakhir atas barang-barang hasil sebelum dikirim kepada langganan.
 Tes-tes dari para pemakai.
 Penyelidikan atas sebab-sebab kesalahan yang timbul selama pembuatan.
 Routing
Routing adalah fungsi menentukan dan mengatur urutan kegiatan pengerjaan yang
logis, sistematis dan ekonomis melalui urutan mana bahan-bahan dipersiapkan untuk
diproses menjadi barang jadi. Routing merupakan fungsi teknis pertama dalam
pengawasan produksi, yang menentukan dan mengatur urutan yang harus dilalui
dalam suatu seri pekerjaan serta fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk tiap-tiap
operasi pekerjaan.
 Penjadwalan
Penjadwalan adalah tindakan menetapkan periode untuk setiap tugas dalam proses
produksi.
Jadwal Produksi adalah rencana untuk timing dan volume tugas produksi.
Penjadwalan penting karena menetapkan jumlah produksi yang harus dicapai disetiap
pos kerja selama jumlah hari atau minggu tertentu.
Maka setiap karyawan mengetahui apa yang diharapkan, selain itu jadwal ini
memungkinkan manajer memperkirakan jumlah yang akan dihasilkan setiap hari,
minggu, atau bulan.
Beberapa cara untuk menjadwalkan suatu proyek khusus :
1. Diagram Gantt
2. Program Evaluation and Review Technique (PERT)
 Pengawasan Kualitas
Kualitas adalah derajat dimana barang atau jasa memuskan persyaratan atau
harapan pelanggan.
Kualitas berhubungan dengan kepuasan pelanggan yang dapat mempengaruhi
penjualan dimasa depan dan oleh karena itu mempengaruhi kinerja perusahaan dimasa
mendatang.
Maka perusahaan semakin mengakui dampak yang ditimbulkan oleh kualitas barang
atau jasa terhadap keseluruhan kinerja.
Pengawasan kualitas merupakan proses untuk menentukan apakah kualitas barang
atau jasa memenuhi tingkat kualitas yang diharapkan dan mengidentifikasi perbaikan
jika ada yang perlu dilakukan pada proses produksi. Kualitas dapat diukur dengan
menilai berbagai karakteristik (seperti beberapa lama produk itu bertahan) yang
meningkatkan kepuasan pelanggan. Kualitas sebenarnya dari produk dapat
dibandingkan dengan tingkat kualitas yang diinginkan untuk menentukan apakah
kualitas perlu diperbaiki.
 Tugas tugas prodesi
Yang diuraikan pada bab ini saling berhubungan, sehingga setiap tugas hanya
dapat dilakman setelah tugas lain selesai. Perusahaan memantau rantai penawaran
atau proses dari awal proses prodesi samai produk sarmai ke pelanggan Perusahaan
yang menghasilkan produk mengidem‘fikasi Iokasi unth berproduksi, menyewa
karyawan, mendirikan pos kerja, dan menentukan rancargan dan tata Ietak yang
meq'amin produksi yarg eflsien
 Bagalmana kerusakan dapat Mengganggu Prom Produksi ?
Memadean tugas tidak terbatas pada jalu psodtksi. Beberapa perusaraan
berkorsentrasi pada koordinasi semua produksinya dengan cara memperkecil orgkos
produksi sementara memeli ihara kualitas tinggi. Sebetulnya, permahaan tersebut
sering merestruturisasi proses produksinya dergan selalu mencari cara yang Iebih
eflsien urtuk menghasilkan produk mereka.
 Memadukan Tugas pada Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa seperti halnya perusafaan manufuktur harus memperlihat kan
sekuensi tugas produksi yang diperlukan dan uutan tugas tersebut. Mereka kemudian
hams mempertimbangkan apakah ada urutan alterrative yang memungkinkan prodesi
yang lebih efisien Perusahaan yang merrpumai cara unnk mergganti bahan baku atau
karyawan dengan oepat dalam situasi demikian kemungkinannya lebih kecil akan
mengalami kemajuan dalam proses produksi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Operasi merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari pengadaan input produk, melakukan
transformasi atau proses produksi untuk menghasilkan output berupa barang atau jasa berdasarkan
strategi bisnis serta disesuaikan dengan perubahan lingkungan.
Sistem produksi adalah proses transformasi input menjadi output, atau dengan kata lain produksi
adalah sebuah proses mengubah input menjadi output. Berdasarkan pengertian ini, sistem produksi
memiliki tiga komponen utama yaitu: Masukan (input), Keluaran (output) , dan proses (processes).
Memilih lokasi adalah sebuah keputusan penting dalam manajemen produksi untuk sebuah pabrik
atau kantor. Rancangan menunjukkan ukuran dan struktur pabrik atau kantor. Tataletak adalah
pengaturan mesin dan perlengkapan didalam pabrik atau kantor.
Setelah pabrik dan rancangan di pilih, perusahaan dapat melakukan pengawasan produksi yang
meliputi Pembelian bahan baku, pengawasan persediaan routing, penjadwalan dan pengawasan
kualitas.

DAFTAR PUSTAKA
Madura, Jeef. (2001) Pengantar bisnis Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai