Dosen Pengampu:
Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si. Ak., CA
Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Sistem
Informasi Akuntansi yang telah memberikan tugas ini kepada kelompok kami untuk
dibahas. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang terlibat dalam
penyelesaian tugas paper ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa paper yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca, agar penulis kami
dapat menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Akhir kata semoga paper ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Siklus produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait,
yang terus terjadi dan berkaitan dengan pembuatan produk. Pada siklus ini, informasi yang
berkaitan dengan barang jadi yang telah dibuat dan tersedia untuk dijual akan diberikan ke
siklus pendapatan, dan informasi mengenai kebutuhan bahan baku diberikan ke siklus
pengeluaran. Informasi mengenai tenaga kerja yang dibutuhkan akan dikirim ke siklus
SDM/penggajian yang selanjutnya akan mengirim data mengenai biaya dan ketersediaan
tenaga kerja. Dan informasi mengenai harga pokok penjualan akan dikirim ke buku besar.
Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan
yang begitu pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan
dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk
mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat
penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Informasi yang
berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu sehingga keputusan yang
tepat dapat dibuat yang disesuaikan dengan sistem informasi yang diterapkan di masing-
masing perusahaan. Dalam pembahasan ini akan dibahas tentang proses bisnis dalam
produksi.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari proses bisnis dalam produksi
1.4 Manfaat
1. Bagi Akademisi
1
dalam pengembangan materi mengenai bisnis.
2. Bagi Penulis
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Bisnis Produksi
Bisnis merupakan suatu aktivitas baik dilakukan perseorangan atau kelompok
(biasanya kelompok) untuk mencapai sebuah tujuan tertentu (profit = uang). Jadi dapat
dikatakan bisnis adalah kegiatan untuk mendapatkan penghasilan. Proses bisnis adalah
serangkaian tugas yang paling berhubungan yang melibatkan data, unit organisasi, dan
suatu urutan waktu yang logis. Proses bisnis ini dipacu oleh kejadian ekonomi.
Sedangkan produksi merupakan segala perbuatan atau kegiatan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung yang ditujukan untuk menambah atau mempertinggi
nilai dan guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia.
3
seperti pesanan produksi, formulir permintaan material, dan kartu jam kerja
karyawan. Pada pengendalian produksi, terdapat 3 proses pengendalian yaitu:
• Arus Transaksi
• Akuntansi Biaya
4
Departemen akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mengolah file pencatatan
barang dalam proses. Catatan baru ditambahkan pada file ini ketika menerima
pesanan produksi yang baru, yang dimulai oleh pengendalian produksi. Setelah
pesanan produksi selesai dan barang sudah ditransfer ke persediaan, beberapa
dokumen diperbarui. Pengendalian produksi memindahkan pesanan produksi
dari file pesanan produksi yang masih terbuka. Pencatatan persediaan barang
jadi diperbaharui untuk menunjukan ketersediaan produk. Pengendalian
produksi juga membutuhkan pembandingan produksi dan analisis dari faktor-
faktor yang lain, termasuk biaya yang dianggarkan dengan biaya yang
sesungguhnya. Pengendalian terhadap hilangnya persediaan dan pengelolaan
level persediaan yang optimal juga merupakan faktor yang penting untuk
pengendalian produksi secara keseluruhan.
5
2.2.3 Produksi Just-In Time (JIT)
Produksi just-in time (JIT) merupakan istilah yang digunakan untuk
menjelaskan sistem produksi yang komponennya diproduksi hanya ketika
diperlukan dalam suatu poses operasi. Persediaan dipakai sebagai penyangga pada
operasi yang berbeda. Persediaan dikurangi dengan analisis operasi secara hati-hati
untuk menghasilkan tingkat produksi yang konstan yang akan menyeimbangkan
input dan output pada berbagai tahap produksi. Produksi JIT juga menekankan
pangendalian kualitas. Karena persediaan diminimumkan, maka produksi yang
rusak akan dibetulkan dengan segera jika arus konstan produksi berlangsung terus-
menerus.
- Untuk depresiasi yang benar dan atau perhitungan amortisasi untuk tujuan
buku dan pajak.
6
Relevansi dengan artikel:
Informasi di atas relevan dengan artikel berjudul “ANALISIS SISTEM INFORMASI SIKLUS
PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN LEAN PRODUCTION” Artikel tersebut
menjelaskan bahwa sistem produksi sebuah perusahaan yang dinilai memiliki kelemahan-
kelamahan, seperti adanya pemborosan, sehingga peneliti dapat menyarankan untuk
memperbaiki sistem produksi yang lebih efektif dan efisien dengan salah satu cara menerapkan
sistem lean production berdasarkan persyaratan just-in-time. Penulisan ini merupakan studi
kasus pada PT. Anugerah Putra Siantan yang bergerak pada bidang industri manufaktur, dan
hasil dari penelitian ini hanya berlaku untuk PT. Anugerah Putra Siantan. Teknik analisis data
dilakukan dengan cara komparatif, yaitu dengan membandingkan antara teori mengenai prinsip
lean production berdasarkan model just-in-time dan keadaan yang sebenarnya di perusahaan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi kegiatan dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa perusahaan masih belum sepenuhnya menganut
sistem lean production, sehingga penulis menemukan beberapa kekurangan dan memberikan
rekomendasi perbaikan agar sistem produksi PT. Anugerah Putra Siantan menjadi lebih efektif
dan efisien.
Fleksibelitas dan kecepatan respon sistem maunufaktur sangat tergantung pada tingkat
integrasi komponen-komponen yang terkait. Identifikasi otomatisasi meningkatkan
integrasi karena penandaan produk dan material secara elektronik secara efektif membuat
mereka dapat dibaca oleh mesin dan kerena itu menjadi bagian fisik dari sistem informasi
yang berbasis computer. Jenis teknologi pengintegrasian yaitu:
a. Perencanaan produksi
Penentuan produk yang akan diproduksi dan penjadwalan produksi agar penggunaan
sumber daya produksi menjadi optimal. Penentuan produk yang akan diproduksi
memerlukan integrasi antara permintaan produk dan kebutuhan produksi dan sumber daya
produksi yang tersedia di perusahaan.
8
• Implementasi perencanaan produksi
Perencanaan produksi master diproses untuk status produksi, daftar material, dan file
operasi master. Proses ini menghasilkan file pesanan produksi, permintaan material,
dan serta memperbarui file status produksi. File stat routing us produksi berisi data
akuntansi dan data operasional yang ada dalam status pesanan produksi.
• File data material, berisi barcode untuk tiap produk yang diproduksi
File operasi master berisi data yang sama yang berhubungan dengan setiap rincian
kebutuhan tenaga kerja dan operasi mesin produk dan urut-urutannya melalui proses
produksi. Program aplikasi perencanaan produksi mengintegrasikan data dari rencana
produksi induk, file tagihan bahan baku, dan file operasi induk dan menghasilkan
dokumen pesanan produksi yang diperlukan, pesanan produksi terperinci, formulir
permintaan bahan, dan routing (RTGs) untuk mengarahkan aliran produksi. RTGs berisi
informasi tentang pusat kerja, lamanya waktu, dan peralatan yang diperlukan untuk
melakukan setiap tugas.
b. Penjadwalan produksi
Data RTG berisi status produksi yang dikumpulkan pada departemen pabrik sebagai proses
kerja. Data RTG bisa dikumpulkan berbagai cara, RTG bisa sebagai output dokumen bagi
aplikasi perencanaan produksi. RTG dimasukkan oleh departemen pabrik sebagai proses
kerja pada pesanan produksi khusus. Setiap RTG berisi nomor pesanan produksi dan format
untuk melakukan spesifikasi pekerjaan yang telah selesai pada suatu pesanan.
c. Akuntansi biaya
Fitur utama dari aplikasi akuntansi biaya adalah memperbarui file status produksi (barang
dalam proses). Data permintaan material mendokumentasikan pengeluaran material untuk
pesanan produksi khusus. Data waktu kerja dan data waktu mesin yang telah dimasukkan
dalam RTG dilanjutkan dari departemen produksi. Data RTG menunjukkan distribusi waktu
tenaga kerja dan mesin ke pesanan produksi khusus dalam departemen produksi atau pusat
saja.
d. Pelaporan
File pesanan produksi yang telah selesai berisi semua biaya pesanan produksi yang telah
selesai. File ini digunakan untuk memperbarui file persediaan barang jadi. Output proses ini
9
meliputi file persediaan barang jadi yang diperbarui, laporan status persediaan barang jadi,
ringkasan biaya pesanan produksi yang telah selesai, dan laporan ringkas yang meliputi
batch dan informasi pengendalian aplikasi, juga data entri-jurnal ringkas dengan debit
barang jadi dan kredit barang dalam proses untuk biaya standar untuk barang yang telah
selesai.
Teknik akuntansi biaya tradisional tidak mencukupi lagi dalam lingkungan manufaktur
terintegrasi computer (CIM). Sistem akuntansi biaya tradisional mengalokasikan overhead
pada satu basis yang sama-sama dimiliki oleh semua produk. Basis ini biasanya berupa jam
tenaga kerja langsung atau biaya tenaga kerja langsung karena tenaga kerja langsung
merupakan komponen manufaktur penting yang umum untuk semua produk. Namun,
metode ini kurang untuk lingkungan CIM karena produk yang diproduksi dengan mesin
otomatis yang mahal, yang memberikan kontribusi besar terhadap biaya overhead, biasanya
memiliki jumlah jam tenaga kerja langsung terendah yang terkait dengan produksinya. Jika
tenaga kerja langsung digunakan untuk mengalokasikan overhead, produk yang
menggunakan tenaga kerja manual yang relatif lebih banyak akan dikenakan biaya overhead
yang lebih besar secara tidak adil daripada produk yang menggunakan mesin overhead
tinggi yang relatif lebih otomatis. Dengan demikian CIM menyebabkan penurunan biaya
variabel dengan mengurangi biaya tenaga kerja langsung dan meningkatkan biaya tetap
produksi (biaya teknologi CIM). Selain biaya peralatan, banyak item overhead lainnya dapat
meningkat secara signifikan dengan CIM. Total biaya pengawasan, misalnya, dapat
meningkat meskipun tenaga kerja langsung yang harus diawasi lebih sedikit.
f. MRP II Vs MRP
System MRP II meliputi berbagai modul MRP. Modul daftar material ( bill-of-material)
digunakan untuk mengkomunikasikan struktur suatu produk, seperti dalam MRP. Perluasan
pemrosesan daftar-daftar material dalam MRP II dapat mencakup pemeliharaan gambaran
rancang bangun/produk dari sistem CADD. Seperti pada MRP, modul pengendalian
persediaan berisi informasi yang akurat dan status ketetapan dari saldo yang dimiliki. Untuk
tetap akurat, teknik seperti analisis keusangan dan siklus perhitungan sebaiknya
diimplementasikan untuk memastikan akurasi dengan dasar berkelanjutan.
10
Dalam lingkungan produksi JIT, pembuatan produksi khusus jarang terjadi. Batch dari
produk yang serupa dirakit secara periodik untuk pemenuhan kebutuhan saat itu dan
perencanaan kebutuhan masa depan. Biaya setup biasanya terjadi ketika suatu batch
diproduksi, dan biaya ini biasanya sama tanpa memerhatikan ukuran produksi batch yang
akan dilakukan. Lingkungan pemanfaatan JIT adalah lingkungan dengan arus continue atau
terus-menerus. Lingkungan JIT memerlukan produksi ekonomis dari lot kecilpenting untuk
operasi produksi pada basis terus-menerus untuk meminimalkan atau secara total
mengurangi persediaan. MRP II diarahkan pada sinkronisasi dan penjadwalan jenis
peristiwa yang terjadi di lingkungan batch. Ukuran batch ditentukan dari modul perencanaan
produksi. Modul penjadwalan mengatur dan/atau mengoptimalkan waktu kejadian yang
diperlukan untuk produksi. Modul bill-of-materials digunakan untuk meramalkan
kebutuhan material dan seterusnya sampai pesanan produksi aktual dikeluarkan.
Sistem informasi respons-cepat, sama seperti system computer lain, meningkatkan masalah
pengendalian internal tertentu. Transaksi dapat dilakukan tanpa persetujuan atau intervensi
manusia, yang berarti mengurangi pengendalian konvensional berkaitan dengan pemisahan
tugas dalam transaksi. Oleh karena itu, pertimbangan utama adalah memastikan bahwa
pengendalian atau yang sejenisnya merupakan bagian integral dari sistem pemanufakturan
respons-cepat.
11
dirancang untuk tujuan tertentu. Output akan digunakan sebagai pedoman untuk mendukung
kecepatan realisasi produk dan keputusan manajerial. Selanjutnya, PT BBI perlu menerapkan
Enterprise Resource Planning (ERP) dan rekayasa konkuren untuk menghilangkan birokrasi.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengendalian produksi, pengendalian persediaan, dan akuntansi kekayaan merupakan
proses bisnis khusus dalam perusahaan pemanukfaturan. Proses bisnis pengendalian
produksi merencanakan dan menjadwalkan produksi dan menerbitkan pesanan produksi
untuk mengotorisasi aktivitas produksi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bodnar, George H dan William S Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi Edisi
9.Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
14