Anda di halaman 1dari 17

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

EKA 440 – Kelas A3


“Proses Bisnis Produksi”

Dosen Pengampu:
Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si. Ak., CA

Disusun oleh Kelompok 9:


I Putu Galang Pradipta 2207531234 (25)
Khaura Najwa 2207531235 (26)
I Kadek Aldi Cahyana 2207531237 (27)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat Rahmat dan Karunia-Nya, kami dapat Menyusun paper ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam paper ini kami membahas mengenai “Proses Bisnis Produksi”.

Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Sistem
Informasi Akuntansi yang telah memberikan tugas ini kepada kelompok kami untuk
dibahas. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang terlibat dalam
penyelesaian tugas paper ini dengan tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa paper yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca, agar penulis kami
dapat menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Akhir kata semoga paper ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Jimbaran, 11 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat............................................................................................................................. 1
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1 Proses Bisnis Produksi ..................................................................................................... 3
2.2 Pengendalian Siklus Transaksi pada Proses Bisnis Produksi ........................................... 3
2.2.1 Pengendalian Produksi .............................................................................................. 3
2.2.2 Pengendalian Persediaan ........................................................................................... 5
2.2.3 Produksi Just-In Time (JIT) ....................................................................................... 6
2.2.4 Aplikasi Akuntansi Kekayaan .................................................................................... 6
2.3 Sistem Pemanufakturan Respons Cepat ........................................................................... 7
2.3.1. Komponen Sistem Pemanufakturan Respon Cepat .................................................. 7
2.3.2. Pemrosesan Transaksi pada Sistem Pemanufakturan Respons-Cepat ...................... 8
BAB III .................................................................................................................................... 13
PENUTUP................................................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Siklus produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait,
yang terus terjadi dan berkaitan dengan pembuatan produk. Pada siklus ini, informasi yang
berkaitan dengan barang jadi yang telah dibuat dan tersedia untuk dijual akan diberikan ke
siklus pendapatan, dan informasi mengenai kebutuhan bahan baku diberikan ke siklus
pengeluaran. Informasi mengenai tenaga kerja yang dibutuhkan akan dikirim ke siklus
SDM/penggajian yang selanjutnya akan mengirim data mengenai biaya dan ketersediaan
tenaga kerja. Dan informasi mengenai harga pokok penjualan akan dikirim ke buku besar.
Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan
yang begitu pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan
dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk
mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat
penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Informasi yang
berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu sehingga keputusan yang
tepat dapat dibuat yang disesuaikan dengan sistem informasi yang diterapkan di masing-
masing perusahaan. Dalam pembahasan ini akan dibahas tentang proses bisnis dalam
produksi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu proses bisnis dalam produksi?
2. Bagaimana pengendalian siklus transaksi pada proses bisnis produksi?

3. Bagaimana sistem pemanufakturan respon cepat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari proses bisnis dalam produksi

2. Untuk mengetahui pengendalian siklus transaksi pada proses bisnis produksi

3. Untuk mengetahui sistem pemanufakturan respon cepat

1.4 Manfaat
1. Bagi Akademisi

Digunakan untuk menambah wawasan dan sebagai tambahan bahan referensi


dalam penelitian sejenis dan dapat digunakan masukan serta bahan pertimbangan

1
dalam pengembangan materi mengenai bisnis.

2. Bagi Penulis

Digunakan untuk menambah wawasan serta pengetahuan lebih dalam seputar


Proses Bisnis Produksi. Serta memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi pada
jurusan Akuntansi.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Proses Bisnis Produksi
Bisnis merupakan suatu aktivitas baik dilakukan perseorangan atau kelompok
(biasanya kelompok) untuk mencapai sebuah tujuan tertentu (profit = uang). Jadi dapat
dikatakan bisnis adalah kegiatan untuk mendapatkan penghasilan. Proses bisnis adalah
serangkaian tugas yang paling berhubungan yang melibatkan data, unit organisasi, dan
suatu urutan waktu yang logis. Proses bisnis ini dipacu oleh kejadian ekonomi.
Sedangkan produksi merupakan segala perbuatan atau kegiatan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung yang ditujukan untuk menambah atau mempertinggi
nilai dan guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Pengendalian produksi, pengendalian persediaan, akuntansi biaya, dan akuntansi


kekayaan merupakan fungsi yang ada dalam poses bisnis produksi pada perusahaan
pemanufakturan. Pada peusahaan non pemanufakturan, beberapa (jika ada) aktivitas
produksi merupakan fungsi yang terpisah. Akan tetapi, pada banyak organisasi, fungsi
ini menangani persediaan dan mengolah beberapa tipe aktivitas produksi, seperti
menjual barang atau jasa.
2.2 Pengendalian Siklus Transaksi pada Proses Bisnis Produksi
Di dalam pengendalian siklus transaksi pada proses bisnis produksi ada 4 elemen yaitu
pengendalian produksi, pengendalian persediaan, produksi just- -time in (JIT), dan aplikasi
akuntansi kekayaan.

2.2.1 Pengendalian Produksi


Merupakan sistem akuntansi biaya yang berfokus pada pengelolaan persediaan
pemanufakturan: bahan baku, bahan baku dalam proses, dan barang jadi. Job costing
memerlukan sistem pengendalian pesanan produksi. merupakan pro Job costing
sedur yang harga perolehan didistribusikan ke job khusus atau pesanan produksi.
Pada process costing, harga perolehan dikomplasikan dalam proses atau rekening
departemen secara periodik. Pada setiap akhir periodik, harga perolehan untuk setiap
proses dibagi dalam unit yang diproduksi untuk menentukan rata-rata harga
perolehan per unit. Process Costing digunakan jika tidak memungkinkan untuk
mengidentifikasi pekerjaan atau lot produksi sebelumnya. Pengendalian persediaan
dan produksi didasarkan pada pemisahan fungsi dan pencatatan dan dokumentasi,

3
seperti pesanan produksi, formulir permintaan material, dan kartu jam kerja
karyawan. Pada pengendalian produksi, terdapat 3 proses pengendalian yaitu:

• File dan Laporan

Kebutuhan dasar produksi disediakan dengan file/daftar material dan file/daftar


operasi master. Daftar material berisi daftar semua bahan yang diperlukan dan
deskripsinya dalam pesanan sub perakitan. Daftar operasi master mirip dengan
daftar material, yang berisi operasi tenaga kerja rinci, urutan pengerjaan dan
kebutuhan mesin yang berkaitan dengan pengerjaan tersebut. Ketersediaan
sumber daya untuk produksi dikomunikasikan ke fungsi pengendalian produksi
dengan menggunakan laporan status persediaan dan laporan ketersediaan faktor.
Laporan status persediaan berisi sumber daya dalam persediaan yang tersedia
untuk produksi. Laporan ketersediaan faktor berisi ketersedian sumber daya
tenaga kerja dan mesin. Dokumen ini merupakan awal dari arus pemrosesan
data produksi.

• Arus Transaksi

Pesanan produksi dijalankan sesuai dengan otorisasi untuk departemen produksi


untuk membuat produk. Permintaan material diterbitkan untuk setiap pesanan
produksi untuk mengotorisasi departemen pesediaan untuk mengeluarkan
material ke departemen produksi. Di dalam alur permintaan material dan
pesanan produksi, fungsi akuntansi biaya menerima tembusan pesanan produksi
langsung dari pengendalian produksi, juga dari departemen produksi ketika
pesanan produksi telah selesai. Akuntansi biaya juga menerima tembusan
permintaan material dari fungsi pengendlian persediaan dan departemen
produksi. Di dalam arus transaksi ini, ad operasi tenaga kerja yang dicatat pada
a kartu pencatat waktu kerja yakni rekonsiliasi periodik dari kartu pencatat
waktu dengan laporan tenaga kerja produksi. Laporan status produksi merinci
pekerjaan yang telah selesai pada pesanan produksi individual yang telah
dipindahkan melalui proses produksi. Laporan ini digunakan untuk memonitor
status pesanan produksi yang belum selesai dan jika diperlukan, dapat dilakukan
revisi pada jadwal departemen produksi.

• Akuntansi Biaya

4
Departemen akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mengolah file pencatatan
barang dalam proses. Catatan baru ditambahkan pada file ini ketika menerima
pesanan produksi yang baru, yang dimulai oleh pengendalian produksi. Setelah
pesanan produksi selesai dan barang sudah ditransfer ke persediaan, beberapa
dokumen diperbarui. Pengendalian produksi memindahkan pesanan produksi
dari file pesanan produksi yang masih terbuka. Pencatatan persediaan barang
jadi diperbaharui untuk menunjukan ketersediaan produk. Pengendalian
produksi juga membutuhkan pembandingan produksi dan analisis dari faktor-
faktor yang lain, termasuk biaya yang dianggarkan dengan biaya yang
sesungguhnya. Pengendalian terhadap hilangnya persediaan dan pengelolaan
level persediaan yang optimal juga merupakan faktor yang penting untuk
pengendalian produksi secara keseluruhan.

2.2.2 Pengendalian Persediaan


Pengendalian persediaan diwujudkan melalui beberapa pencatatan persediaan
dan laporan yang berisi informasi seperti penggunaan persediaan, saldo persediaan,
dan level maksimum dan minimum dari persediaan. Titik pemesanan ulang
merupakan level persediaan yang digunakan sebagai pertimbangan untuk memesan
atau memproduksi item tambahan untuk menghindari kondisi tidak memiliki
persediaan. Karena tujuan pengendalian persediaan adalah meminimumkan biaya
persediaan total, keputusan penting yang dibuat adalah ukuran jumlah dari setiap
pesanan yang disebut economic order quantity (EOQ) yang harus menyeimbangkan
dua sistem biaya, yaitu biaya penanganan dan biaya pemesanan, dapat dihitung
dengan rumus : EOQ =√ 2𝑅𝑆/𝑃𝐼
Jika EOQ telah dihitung, maka keputusan dapat dilakukan. Bagian penting dari
pengendalian persediaan adalah evaluasi perputaran persediaan untuk menentukan
umur, kondisi dan status persediaan. Pengendalain khusus dibuat untuk menghapus
yang telah kadaluwarsa dan item persediaan. Pengendalian khusus dibuat untuk
menghapus yang telah kadaluwarsa dan persediaan yang perputarannya rendah dan
membandingkan antar level persediaan yang telah dibuat. Pengendalian persediaan
meliputi metode untuk penanganan dan penyimpanan. Penyimpanan dan
penanganan item harus memberikan keamanan terhadap penggelapan, perlindungan
terhadap kerusakan, terhindar dari kadaluwarsa dan keyakinan adanya pengendalian
yang tepat.

5
2.2.3 Produksi Just-In Time (JIT)
Produksi just-in time (JIT) merupakan istilah yang digunakan untuk
menjelaskan sistem produksi yang komponennya diproduksi hanya ketika
diperlukan dalam suatu poses operasi. Persediaan dipakai sebagai penyangga pada
operasi yang berbeda. Persediaan dikurangi dengan analisis operasi secara hati-hati
untuk menghasilkan tingkat produksi yang konstan yang akan menyeimbangkan
input dan output pada berbagai tahap produksi. Produksi JIT juga menekankan
pangendalian kualitas. Karena persediaan diminimumkan, maka produksi yang
rusak akan dibetulkan dengan segera jika arus konstan produksi berlangsung terus-
menerus.

2.2.4 Aplikasi Akuntansi Kekayaan


Aplikasi akuntansi kekayaan menyangkut aktiva tetap organisasi dan investasi.
Aset tetap adalah properti berwujud seperti tanah, bangunan, mesin, peralatan, dan
perabotan yang digunakan dalam menjalankan bisnis secara normal. Item ini relatif
permanen dan sering mewakili investasi terbesar perusahaan. Transaksi yang
mengubah jumlah investasi dalam aset tetap cenderung jarang terjadi dan biasanya
melibatkan jumlah uang yang relatif besar. Perusahaan mengakumulasi banyak aset
selama umur bisnis, mengurangi aset (dengan penjualan atau cara lain),
memindahkan aset dari satu lokasi ke lokasi lain, dan mencocokkan biaya (selain
tanah) dengan pendapatan melalui penyusutan berkala, beban selama taksiran masa
manfaat aset. Elemen penting dari pengendalian internal yang efektif adalah
pemrosesan yang akurat dan tepat waktu dari informasi yang berhubungan dengan
aktiva tetap dan investasi. Untuk menyelesaikan tugas-tugas ini secara efisien dan
untuk memberikan pengendalian yang memadai, sistem otomatis sering diperlukan.
Ada empat tujuan dari aplikasi aktiva tetap dan investasi:

- Untuk mengelola pencatatan yang benar yang mengidentifikasi aset dengan


deskripsi, biaya, dan lokasi fisik.

- Untuk depresiasi yang benar dan atau perhitungan amortisasi untuk tujuan
buku dan pajak.

- Untuk evaluasi ulang asuransi dan tujuan biaya penggantian.

- Menyediakan laporan bagi pihak manajemen untuk merencanakan dan


mengendalikan item aset individual.

6
Relevansi dengan artikel:

Informasi di atas relevan dengan artikel berjudul “ANALISIS SISTEM INFORMASI SIKLUS
PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN LEAN PRODUCTION” Artikel tersebut
menjelaskan bahwa sistem produksi sebuah perusahaan yang dinilai memiliki kelemahan-
kelamahan, seperti adanya pemborosan, sehingga peneliti dapat menyarankan untuk
memperbaiki sistem produksi yang lebih efektif dan efisien dengan salah satu cara menerapkan
sistem lean production berdasarkan persyaratan just-in-time. Penulisan ini merupakan studi
kasus pada PT. Anugerah Putra Siantan yang bergerak pada bidang industri manufaktur, dan
hasil dari penelitian ini hanya berlaku untuk PT. Anugerah Putra Siantan. Teknik analisis data
dilakukan dengan cara komparatif, yaitu dengan membandingkan antara teori mengenai prinsip
lean production berdasarkan model just-in-time dan keadaan yang sebenarnya di perusahaan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi kegiatan dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa perusahaan masih belum sepenuhnya menganut
sistem lean production, sehingga penulis menemukan beberapa kekurangan dan memberikan
rekomendasi perbaikan agar sistem produksi PT. Anugerah Putra Siantan menjadi lebih efektif
dan efisien.

2.3 Sistem Pemanufakturan Respons Cepat


2.3.1. Komponen Sistem Pemanufakturan Respon Cepat
A. Computer Integrated Manufacturing (CIM)

Sistem CIM mengintegrasikan sistem manufaktur fisik dan sistem MRP II

• Sistem pemanufakturan fisik Ada 2 subsistem yang secara langsung mendukung


sistem pemanufakturan fisik: - Computer-Aided Design and Drafting (CADD) atau
desain dan penyusunan berbantuan komputer yang menggunakan perangkat lunak
komputer untuk melakukan fungsi rekayasa dan diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas design engineer. - Computer-Aided Manufacturing (CAM) atau
pemanufakturan dengan bantuan komputer meliputi perangkat lunak untuk
mendefinisikan proses pemanufakturan, alat untuk memperbaiki produktivitas proses,
sistem pendukung pengambilan keputusan untuk membantu pengendalian dan
pengawasan proses produksi.

• The Manufacturing Resource Planning (MRP II) System Sistem MRP


mengintegrasikan empat subsistem yaitu perencanaan produksi, penjadwalan produksi,
akuntansi biaya, dan pelaporan. Sistem MRP menggunakan kemampuan komputasi
7
komputer untuk memproses sejumlah besar data terperinci yang diperlukan untuk
merencanakan dan menjadwalkan persyaratan penggunaan bahan. MRP digunakan
secara komprehensif untuk memasukkan semua persedian barang mentah, barang
dalam proses, dan barang jadi. Sejak persediaan barang dalam proses termasuk tenaga
kerja langsung dan biaya overhead selain bahan baku, semua elemen manufaktur
termasuk dalam sistem MRP.

B. Teknologi Integrasi Tingkat Lanjut

Fleksibelitas dan kecepatan respon sistem maunufaktur sangat tergantung pada tingkat
integrasi komponen-komponen yang terkait. Identifikasi otomatisasi meningkatkan
integrasi karena penandaan produk dan material secara elektronik secara efektif membuat
mereka dapat dibaca oleh mesin dan kerena itu menjadi bagian fisik dari sistem informasi
yang berbasis computer. Jenis teknologi pengintegrasian yaitu:

• Identifikasi otomatis: Kegiatan produksi sangat penting untuk otomatisasi pabrik


sehingga kode batang dan teknologi pemindai yang dapat dibaca mesin adalah elemen
yang sangat diperlukan. Kode batang adalah hal yang biasa ada pada barang-barang
pabrik seperti halnya pada barang-barang konsumsi. Kode batang memungkinkan
komputer atau robot untuk mengidentifikasi bahan, memproses informasi, dan memulai
prosedur apa pun yang diperlukan.

• EDI (Electronic Data Interchange): Menghubungkan vendor dan pelanggan secara


elektronik yang berdampak pada efisiensi manufaktur dan inventaris dengan
menyederhanakan rantai peristiwa logistik dalam menempatkan dan mengisi pesanan
yang membuat sistem tersebut lebih responsif terhadap kebutuhan saat ini.

2.3.2. Pemrosesan Transaksi pada Sistem Pemanufakturan Respons-Cepat


Pada bagian ini akan focus pada arus transaksi melalui proses pemanufakturan. Kita
berkonsentrasi pada perencanaan produksi, penjadwalan produksi, akuntansi biaya,
palaporan, biaya berbasis aktivitas dan hubungan antara JIT dan CIM/MRP II.

a. Perencanaan produksi

Penentuan produk yang akan diproduksi dan penjadwalan produksi agar penggunaan
sumber daya produksi menjadi optimal. Penentuan produk yang akan diproduksi
memerlukan integrasi antara permintaan produk dan kebutuhan produksi dan sumber daya
produksi yang tersedia di perusahaan.

8
• Implementasi perencanaan produksi

Perencanaan produksi master diproses untuk status produksi, daftar material, dan file
operasi master. Proses ini menghasilkan file pesanan produksi, permintaan material,
dan serta memperbarui file status produksi. File stat routing us produksi berisi data
akuntansi dan data operasional yang ada dalam status pesanan produksi.

• File data material, berisi barcode untuk tiap produk yang diproduksi

File operasi master berisi data yang sama yang berhubungan dengan setiap rincian
kebutuhan tenaga kerja dan operasi mesin produk dan urut-urutannya melalui proses
produksi. Program aplikasi perencanaan produksi mengintegrasikan data dari rencana
produksi induk, file tagihan bahan baku, dan file operasi induk dan menghasilkan
dokumen pesanan produksi yang diperlukan, pesanan produksi terperinci, formulir
permintaan bahan, dan routing (RTGs) untuk mengarahkan aliran produksi. RTGs berisi
informasi tentang pusat kerja, lamanya waktu, dan peralatan yang diperlukan untuk
melakukan setiap tugas.

b. Penjadwalan produksi

Data RTG berisi status produksi yang dikumpulkan pada departemen pabrik sebagai proses
kerja. Data RTG bisa dikumpulkan berbagai cara, RTG bisa sebagai output dokumen bagi
aplikasi perencanaan produksi. RTG dimasukkan oleh departemen pabrik sebagai proses
kerja pada pesanan produksi khusus. Setiap RTG berisi nomor pesanan produksi dan format
untuk melakukan spesifikasi pekerjaan yang telah selesai pada suatu pesanan.

c. Akuntansi biaya

Fitur utama dari aplikasi akuntansi biaya adalah memperbarui file status produksi (barang
dalam proses). Data permintaan material mendokumentasikan pengeluaran material untuk
pesanan produksi khusus. Data waktu kerja dan data waktu mesin yang telah dimasukkan
dalam RTG dilanjutkan dari departemen produksi. Data RTG menunjukkan distribusi waktu
tenaga kerja dan mesin ke pesanan produksi khusus dalam departemen produksi atau pusat
saja.

d. Pelaporan

File pesanan produksi yang telah selesai berisi semua biaya pesanan produksi yang telah
selesai. File ini digunakan untuk memperbarui file persediaan barang jadi. Output proses ini

9
meliputi file persediaan barang jadi yang diperbarui, laporan status persediaan barang jadi,
ringkasan biaya pesanan produksi yang telah selesai, dan laporan ringkas yang meliputi
batch dan informasi pengendalian aplikasi, juga data entri-jurnal ringkas dengan debit
barang jadi dan kredit barang dalam proses untuk biaya standar untuk barang yang telah
selesai.

e. Biaya berbasis-aktivitas (ABC)

Teknik akuntansi biaya tradisional tidak mencukupi lagi dalam lingkungan manufaktur
terintegrasi computer (CIM). Sistem akuntansi biaya tradisional mengalokasikan overhead
pada satu basis yang sama-sama dimiliki oleh semua produk. Basis ini biasanya berupa jam
tenaga kerja langsung atau biaya tenaga kerja langsung karena tenaga kerja langsung
merupakan komponen manufaktur penting yang umum untuk semua produk. Namun,
metode ini kurang untuk lingkungan CIM karena produk yang diproduksi dengan mesin
otomatis yang mahal, yang memberikan kontribusi besar terhadap biaya overhead, biasanya
memiliki jumlah jam tenaga kerja langsung terendah yang terkait dengan produksinya. Jika
tenaga kerja langsung digunakan untuk mengalokasikan overhead, produk yang
menggunakan tenaga kerja manual yang relatif lebih banyak akan dikenakan biaya overhead
yang lebih besar secara tidak adil daripada produk yang menggunakan mesin overhead
tinggi yang relatif lebih otomatis. Dengan demikian CIM menyebabkan penurunan biaya
variabel dengan mengurangi biaya tenaga kerja langsung dan meningkatkan biaya tetap
produksi (biaya teknologi CIM). Selain biaya peralatan, banyak item overhead lainnya dapat
meningkat secara signifikan dengan CIM. Total biaya pengawasan, misalnya, dapat
meningkat meskipun tenaga kerja langsung yang harus diawasi lebih sedikit.

f. MRP II Vs MRP

System MRP II meliputi berbagai modul MRP. Modul daftar material ( bill-of-material)
digunakan untuk mengkomunikasikan struktur suatu produk, seperti dalam MRP. Perluasan
pemrosesan daftar-daftar material dalam MRP II dapat mencakup pemeliharaan gambaran
rancang bangun/produk dari sistem CADD. Seperti pada MRP, modul pengendalian
persediaan berisi informasi yang akurat dan status ketetapan dari saldo yang dimiliki. Untuk
tetap akurat, teknik seperti analisis keusangan dan siklus perhitungan sebaiknya
diimplementasikan untuk memastikan akurasi dengan dasar berkelanjutan.

g. Implementasi JIT dalam lingkungan MRP II / CIM

10
Dalam lingkungan produksi JIT, pembuatan produksi khusus jarang terjadi. Batch dari
produk yang serupa dirakit secara periodik untuk pemenuhan kebutuhan saat itu dan
perencanaan kebutuhan masa depan. Biaya setup biasanya terjadi ketika suatu batch
diproduksi, dan biaya ini biasanya sama tanpa memerhatikan ukuran produksi batch yang
akan dilakukan. Lingkungan pemanfaatan JIT adalah lingkungan dengan arus continue atau
terus-menerus. Lingkungan JIT memerlukan produksi ekonomis dari lot kecilpenting untuk
operasi produksi pada basis terus-menerus untuk meminimalkan atau secara total
mengurangi persediaan. MRP II diarahkan pada sinkronisasi dan penjadwalan jenis
peristiwa yang terjadi di lingkungan batch. Ukuran batch ditentukan dari modul perencanaan
produksi. Modul penjadwalan mengatur dan/atau mengoptimalkan waktu kejadian yang
diperlukan untuk produksi. Modul bill-of-materials digunakan untuk meramalkan
kebutuhan material dan seterusnya sampai pesanan produksi aktual dikeluarkan.

h. Pertimbangan pengendalian internal khusus

Sistem informasi respons-cepat, sama seperti system computer lain, meningkatkan masalah
pengendalian internal tertentu. Transaksi dapat dilakukan tanpa persetujuan atau intervensi
manusia, yang berarti mengurangi pengendalian konvensional berkaitan dengan pemisahan
tugas dalam transaksi. Oleh karena itu, pertimbangan utama adalah memastikan bahwa
pengendalian atau yang sejenisnya merupakan bagian integral dari sistem pemanufakturan
respons-cepat.

Relevansi dengan artikel:

Informasi di atas relevan dengan artikel berjudul “RANCANGAN SISTEM INFORMASI


MANUFAKTUR TERINTEGRASI UNTUK MEMPERCEPAT WAKTU PENGIRIMAN
PRODUK” Artikel tersebut menjelaskan bahwa PT Boma Bisma Indra (BBI) merupakan
perusahaan manufaktur dengan strategi produksi make-to-order (MTO). Penelitian ini
merancang sistem informasi manufaktur untuk melakukan integrasi antara proses proposal dan
realisasi produk dengan menggunakan database dan jaringan informasi secara digital di BBI
BBI mempunyai permasalahan pengiriman produk. Berdasarkan current reality tree (CRT),
permasalahan ini disebabkan oleh lambatnya aliran informasi dari satu fungsi ke fungsi lainnya.
Peneliti mengusulkan BBI untuk meningkatkan integrasi sistem informasi manufaktur yang
mengelola output subsistem persediaan, subsistem operasi, subsistem kualitas dan subsistem
penetapan biaya. Input data dilakukan oleh semua fungsi. Data dapat ditransfer dan
didistribusikan secara digital. Proses harus dilakukan dengan aplikasi perangkat lunak yang

11
dirancang untuk tujuan tertentu. Output akan digunakan sebagai pedoman untuk mendukung
kecepatan realisasi produk dan keputusan manajerial. Selanjutnya, PT BBI perlu menerapkan
Enterprise Resource Planning (ERP) dan rekayasa konkuren untuk menghilangkan birokrasi.

12
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengendalian produksi, pengendalian persediaan, dan akuntansi kekayaan merupakan
proses bisnis khusus dalam perusahaan pemanukfaturan. Proses bisnis pengendalian
produksi merencanakan dan menjadwalkan produksi dan menerbitkan pesanan produksi
untuk mengotorisasi aktivitas produksi.

Dalam sistem pemanufakturan respons cepat, digunakan komponen berupa sistem


pemanufakturan terintegrasi dengan computer (CIM) yang mengintegrasikan
pemanufakturan fisik dengan menerapkan CADD dan CAM, dan sistem integrasi MRP II.
Serta pengintegrasian tingkat lanjut dengan sistem otomatis atau menerapkan EDI.
Sedangkan dalam transaksinya, pemanufakturan respon cepat berkonsentrasi pada
perencanaan produksi, penjadwalan produksi, akuntansi biaya, palaporan, biaya berbasis
aktivitas dan hubungan antara JIT dan CIM/MRP II serta pertimbangan pengendalian
internal khusus.

13
DAFTAR PUSTAKA
Bodnar, George H dan William S Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi Edisi
9.Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai