Anda di halaman 1dari 17

PENGAUDITAN II

PENGAUDITAN STANDAR PERIKATAN REVIU (SPR)

Dosen Pengampu :

Made Oka Chandra Andreana, S.E., M.Si.

Disusun oleh

Kelompok 2:

Ida Ayu Khrisna Dewi (2207531216)

Ida Ayu Trisna Swanita Dewi (2207531217)

Ni Made Angie Dwi May Artini (2207531260)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA

2024
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-nya keapada kami sehingga dapat menyelesaikan paper ini yang berjudul
“Pengauditan Standar Perikatan Reviu (SPR)”. Kami menyadari bahwa didalam pembuatan paper
ini berkat tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar- besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan paper ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan paper ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisanya. Namun demikian, kami sudah berusaha dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya,
kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
menyempurnakan paper ini .

Jimbaran, 10 Mei 2024

Kelompok
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengauditan Standar Perikatan Reviu (SPR) adalah suatu proses yang penting dalam
mengawasi keuangan sebuah entitas. Dalam proses ini, auditor harus memastikan bahwa
laporan keuangan yang diterbitkan oleh entitas tersebut adalah akurat dan sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku. Standar Perikatan Reviu (SPR) adalah suatu standar yang
diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang berfungsi sebagai pedoman
bagi praktisi akuntan dalam melakukan perikatan untuk melaksanakan suatu reviu atas
laporan keuangan historis. Dalam standar ini, ditegaskan bahwa praktisi bukan merupakan
auditor dari laporan keuangan entitas dan mengatur tentang bentuk dan isi laporan yang
diterbitkan oleh praktisi tersebut dalam kaitan dengan reviu tersebut

Pengauditan Standar Perikatan Reviu (SPR) juga memainkan peran penting dalam
meningkatkan kualitas audit. Dalam beberapa tahun terakhir, kasus-kasus penyalahgunaan
nama Kantor Akuntan Publik telah terjadi di Indonesia, seperti kasus KAP Tarmizi Achmad
yang harus berurusan dengan hukum dan dilaporkan ke Markas Besar Polisi Republik
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa auditor harus mempertanggungjawabkan ketetapan
etika yang ada dan mematuhi setiap prinsip yang berlaku dalam hal kepentingan publik dan
dirinya sendiri. Dalam beberapa penelitian, pengaruh kompetensi, independensi, dan
pengalaman kerja terhadap kualitas audit telah menjadi fokus. Penelitian-penelitian ini
menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi auditor mempengaruhi kualitas audit
yang dihasilkan. Oleh karena itu, pengauditan Standar Perikatan Reviu (SPR) sangat penting
dalam meningkatkan kualitas audit dan memastikan bahwa laporan keuangan yang
diterbitkan oleh entitas adalah akurat dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Standar Perikatan Reviu (SPR)?
2. Apa saja jenis-jenis SPR?
3. Bagaimana cara menerapkan Standar Perikatan Reviu (SPR) 2400 dalam
proses pengauditan laporan keuangan?
4. Apa tujuan dari Standar Perikatan Reviu (SPR) 2410 dan bagaimana cara
menerapkan standar ini dalam pengauditan informasi keuangan interim?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Standar Perikatan Reviu (SPR)
2. Untuk mengetahui jenis-jenis SPR
3. Untuk mengetahui cara menerapkan Standar Perikatan Reviu (SPR) 2400 dalam
proses pengauditan laporan keuangan
4. Untuk mengetahui tujuan dari Standar Perikatan Reviu (SPR) 2410 dan
bagaimana cara menerapkan standar ini dalam pengauditan informasi keuangan
interim
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Standar Perikatan Reviu (SPR)

Pengauditan Standar Perikatan Reviu (SPR) adalah suatu standar yang diterbitkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang berfungsi sebagai pedoman bagi praktisi akuntan
dalam melakukan perikatan untuk melaksanakan suatu reviu atas laporan keuangan historis. Standar
ini menetapkan tanggung jawab profesional praktisi ketika seorang praktisi yang bukan merupakan
auditor suatu entitas, melaksanakan suatu perikatan untuk mereviu laporan keuangan dan tentang
bentuk dan isi laporan yang diterbitkan oleh praktisi tersebut dalam kaitan dengan reviu tersebut.
Standar Perikatan Reviu (SPR) mengatur tentang standar yang digunakan oleh praktisi ketika
melaksanakan audit atas laporan keuangan. SPR ini menetapkan standar dan menyediakan panduan
tentang tanggung jawab profesional praktisi ketika seorang praktisi yang bukan merupakan auditor
suatu entitas, melaksanakan suatu perikatan untuk mereviu laporan keuangan dan tentang bentuk
dan isi laporan yang diterbitkan oleh praktisi tersebut dalam kaitan dengan reviu tersebut.

SPR mencakup hal-hal sebagai berikut: tujuan perikatan reviu, prinsip umum perikatan reviu,
ruang lingkup reviu, keyakinan moderat, persyaratan dalam perikatan, perencanaan, pekerjaan yang
dilaksanakan oleh pihak lain, dokumentasi, prosedur dan bukti, kesimpulan dan pelaporan. Selain
itu, SPR juga menetapkan standar dan menyediakan panduan tentang tanggung jawab profesional
praktisi ketika seorang praktisi yang bukan merupakan auditor suatu entitas, melaksanakan suatu
perikatan untuk mereviu laporan keuangan dan tentang bentuk dan isi laporan yang diterbitkan oleh
praktisi tersebut dalam kaitan dengan reviu tersebut.

Standar Perikatan Reviu (SPR) ini berlaku efektif untuk reviu atas laporan keuangan untuk periode
yang dimulai pada atau setelah tanggal:

(i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten),


(ii) atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten)
2.2 Jenis Jenis SPR
Jenis-jenis Standar Perikatan Reviu (SPR) yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) adalah:
1. SPR 2400: Mengatur tentang tanggung jawab praktisi ketika melakukan perikatan
untuk melaksanakan suatu reviu atas laporan keuangan historis, praktisi bukan
merupakan auditor dari laporan keuangan entitas, dan mengatur tentang bentuk dan
isi laporan praktisi atas laporan keuangan
2. SPR 2410: Menetapkan standar dan menyediakan panduan tentang tanggung jawab
profesional auditor ketika auditor melaksanakan perikatan untuk mereviu informasi
keuangan interim klien audit, dan bentuk serta isi laporan

2.3 Standar Perikatan Reviu 2400 (Perikatan Untuk Reviu Atas Laporan Keuangan)

Standar Perikatan Reviu 2400 mengatur tentang perikatan untuk review atas laporan
keuangan. Standar ini mulai berkalu efektif tanggal 1 Januarai 2013 untuk emiten, atau tanggal 1
Januari 2014 untuk entitas selain emiten. Tujuan Standar Perikatan Reviu (“SPR”) ini adalah untuk
menetapkan standar dan menyediakan panduan tentang tanggung jawab profesional praktisi ketika
seorang praktisi, yang bukan merupakan auditor suatu entitas, melaksanakan suatu perikatan untuk
mereviu laporan keuangan dan tentang bentuk dan isi laporan yang diterbitkan oleh praktisi tersebut
dalam kaitan dengan reviu tersebut. Seorang praktisi, yang merupakan auditor entitas tertentu,
membuat perikatan untuk mereviu informasi keuangan interim berdasarkan SPR 2410, “Reviu atas
Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas.”

Tujuan Perikatan Reviu

Tujuan suatu reviu atas laporan keuangan adalah untuk memungkinkan seorang praktisi
menyatakan apakah, atas dasar prosedur yang tidak menyediakan semua bukti sebagaimana
disyaratkan dalam suatu audit, terdapat halhal yang menjadi perhatian praktisi yang menyebabkan
praktisi yakin bahwa laporan keuangan tersebut tidak disajikan, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku (keyakinan bentuk negatif).

Prinsip Umum Suatu Perikatan Reviu


Praktisi harus mematuhi Kode Etik yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.
Prinsip etika yang mengatur tanggung jawab profesional praktisi adalah: a) Independensi

b) Integritas
c) Objektivitas
d) Kompetensi dan kecermatan profesional
e) Kerahasiaan
f) Perilaku profesional dan
g) Standar teknis

Praktisi harus merencanakan dan melaksanakan reviu dengan suatu sikap skeptisisme
profesional dan menyadari bahwa mungkin terdapat kondisi yang menyebabkan laporan keuangan
mengandung kesalahan penyajian material. Untuk tujuan menyatakan keyakinan bentuk negatif
dalam laporan reviu, praktisi harus memperoleh bukti yang cukup dan tepat terutama melalui
permintaan keterangan dan prosedur analitis agar dapat menarik kesimpulan.

Ruang Lingkup Reviu

Istilah “ruang lingkup reviu” mengacu kepada prosedur reviu yang dipandang perlu sesuai
dengan kondisi untuk mencapai tujuan reviu. Prosedur yang disyaratkan untuk melaksanakan suatu
reviu atas laporan keuangan harus ditentukan oleh praktisi dengan mempertimbangkan ketentuan
SPR ini, badan profesional yang relevan, peraturan perundangundangan, dan jika relevan, ketentuan
perikatan reviu dan ketentuan pelaporan.

Keyakinan Moderat

Suatu perikatan reviu memberikan tingkat keyakinan moderat bahwa informasi yang direviu
adalah bebas dari kesalahan penyajian material, hal ini dinyatakan dalam keyakinan bentuk negatif.

Persyaratan dalam Perikatan

Praktisi dan klien harus menyepakati persyaratan dalam perikatan. Persyaratan yang telah
disepakati akan dicatat dalam suatu surat perikatan atau bentuk lain yang cocok, seperti sebuah
kontrak. Suatu surat perikatan akan membantu dalam perencanaan pekerjaan reviu. Hal ini menjadi
kepentingan praktisi maupun kliennya bahwa praktisi menyampaikan suatu surat perikatan kepada
kliennya yang mendokumentasikan ketentuan utama penunjukan. Suatu surat perikatan menegaskan
penerimaan penunjukan oleh praktisi dan membantu menghindari kesalahpahaman tentang hal-hal
yang berkaitan dengan tujuan dan ruang lingkup perikatan, luas tanggung jawab praktisi, dan bentuk
laporan yang harus diterbitkan. Hal-hal yang akan dicantumkan dalam surat perikatan mencakup:

a. Tujuan jasa yang akan dilaksanakan.


b. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan.
c. Ruang lingkup reviu, termasuk pengacuan ke SPR ini (atau standar dan praktik yang
relevan untuk perikatan reviu).
d. Akses tidak terbatas ke catatan, dokumentasi, dan informasi lain yang diminta
berkaitan dengan reviu.
e. Suatu contoh laporan yang diharapkan akan diserahkan.
f. Fakta bahwa perikatan tidak dapat diandalkan untuk mengungkapkan kesalahan,
tindakan melanggar hukum, atau ketidakberesan lain, sebagai contoh, kecurangan atau
pemalsuan yang kemungkinan ada.
g. Pernyataan bahwa suatu audit tidak dilaksanakan dan bahwa opini audit tidak akan
dinyatakan. Untuk menekankan butir ini dan untuk menghindari kebingungan, praktisi
dapat juga mempertimbangkan untuk membuat pernyataan bahwa suatu perikatan
reviu tidak akan memenuhi ketentuan statutori atau pihak ketiga atas suatu audit. Suatu
contoh surat perikatan untuk suatu reviu atas laporan keuangan tercantum pada
Lampiran 1 SPR ini. (Ref: Para. A10)

Perencanaan

Praktisi harus merencanakan pekerjaannya sedemikian rupa sehingga suatu perikatan yang
efektif akan dilaksanakan. Dalam merencanakan suatu reviu atas laporan keuangan, praktisi harus
memperoleh atau memutakhirkan pengetahuannya tentang bisnis termasuk pertimbangan tentang
organisasi entitas, sistem akuntansi, karakteristik operasi dan sifat aset, liabilitas, pendapatan, dan
bebannya. Praktisi perlu memiliki suatu pemahaman tentang halhal tersebut dan hal-hal lain yang
relevan dengan laporan keuangan, sebagai contoh, suatu pengetahuan tentang metode produksi dan
distribusi, lini produk, lokasi operasi, dan pihak yang berelasi entitas. Praktisi memperoleh
pemahaman ini untuk mampu membuat permintaan keterangan relevan dan untuk merancang
prosedur yang tepat, begitu juga untuk menilai respons dan informasi lain yang diperoleh.
Pekerjaan yang Dilaksanakan oleh Pihak Lain

Ketika menggunakan pekerjaan yang dilaksanakan oleh praktisi lain atau pakar, praktisi harus
puas bahwa pekerjaan semacam itu adalah memadai untuk tujuan reviu. Dokumentasi Praktisi harus
mendokumentasikan hal-hal yang penting dalam penyediaan bukti untuk mendukung laporan reviu,
dan bukti bahwa reviu telah dilaksanakan berdasarkan SPR ini.

2.4 Standar Perikatan Reviu (SPR) 2410 (Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang
Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas)
Bertujuan untuk :
• Menetapkan standar dan panduan tentang tanggung jawab viierminologyvii auditor saat
melaksanakan perikatan untuk mereviu informasi keuangan interim klien audit.
• Mengatur bentuk dan isi laporan reviu.

Penerapan

SPR 2410 berlaku efektif untuk reviu atas laporan keuangan interim untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal:

• 1 Januari 2013 untuk Emiten.


• 1 Januari 2014 untuk entitas selain Emiten.

Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten.

Ruang Lingkup Reviu

Reviu atas informasi keuangan interim memberikan keyakinan moderat atas apakah
informasi keuangan interim bebas dari salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan atau
kesalahan.

Keyakinan Moderat
Keyakinan moderat adalah termino keyakinan yang lebih rendah daripada keyakinan tinggi
yang diperoleh dalam audit. Auditor memperoleh keyakinan moderat melalui pelaksanaan
prosedur reviu yang dirancang untuk memberikan bukti terminolog, namun tidak cukup untuk
mencapai keyakinan tinggi.

Persyaratan dalam Perikatan

Perikatan reviu harus didokumentasikan dengan perjanjian tertulis yang mencakup:

• Tujuan dan ruang lingkup reviu.


• Tanggung jawab auditor dan manajemen.
• Batasan penggunaan laporan reviu.
• Biaya reviu.

Perencanaan

Auditor harus merencanakan reviu dengan cermat, dengan mempertimbangkan:

• Pemahaman auditor atas entitas dan lingkungannya.


• Risiko salah saji material dalam informasi keuangan interim.
• Prosedur reviu yang akan dilaksanakan.

Pekerjaan yang Dilaksanakan oleh Pihak Lain

Auditor dapat mempertimbangkan pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak lain dalam
perencanaan dan pelaksanaan reviu, seperti:

• Audit atas laporan keuangan tahunan terkini.


• Prosedur pengendalian mutu yang diterapkan oleh entitas.

Dokumentasi

Auditor harus mendokumentasikan informasi yang diperoleh selama reviu, termasuk:

• Pemahaman auditor atas entitas dan lingkungannya.


• Risiko salah saji material yang diidentifikasi dan penilaian auditor terhadap risiko tersebut.
• Prosedur reviu yang dilaksanakan.
• Bukti yang diperoleh dan hasil pengujian.

Prosedur dan Bukti

Prosedur reviu yang dilaksanakan oleh auditor harus dirancang untuk memberikan bukti
terminolog atas apakah informasi keuangan interim bebas dari salah saji material. Prosedur reviu
tersebut dapat mencakup:

• Permintaan keterangan dan klarifikasi dari manajemen.


• Analisis informasi keuangan interim.
• Prosedur analitik.
• Pemeriksaan terhadap bukti pendukung.

Kesimpulan dan Pelaporan

Laporan reviu harus memuat:

• Judul “Laporan Reviu atas Informasi Keuangan Interim”.


• Tanggal laporan.
• Identifikasi informasi keuangan interim yang direviu.
• Pernyataan bahwa reviu dilaksanakan berdasarkan SPR 2410.
• Pernyataan bahwa reviu terdiri dari permintaan keterangan, terutama dari individu yang
bertanggung jawab atas hal-hal keuangan dan akuntansi, menerapkan prosedur analitis dan
prosedur reviu lainnya.
• Deskripsi risiko salah saji material yang diidentifikasi auditor dan penilaian auditor
terhadap risiko tersebut.
• Pernyataan bahwa auditor tidak memperoleh keyakinan tinggi atas apakah informasi
keuangan interim bebas dari salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan atau
kesalahan, namun telah memperoleh keyakinan moderat.
• Pernyataan bahwa laporan reviu tidak dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak ketiga
selain pihak yang dituju dalam laporan.
• Tanda tangan auditor.

Perubahan Terbaru

Revisi terbaru SPR 2410 (2023) memutakhirkan beberapa terminology mengikuti Standar
Audit (SA) yang telah direvisi, serta beberapa amendemen konsekuensial terkait dengan Revisi
dari SPR 2400 (2023) serta memutakhirkan ilustrasi dari laporan untuk menyesuaikan dengan
amendemen Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 1.
KASUS

Penerapan Standar Perikatan Reviu (SPR) pada PT. Cahaya Mandiri

Latar Belakang

PT. Cahaya Mandiri adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi
elektronik. Perusahaan ini memiliki periode fiskal 1 Januari - 31 Desember. Untuk memenuhi
kebutuhan pemangku kepentingan, PT. Cahaya Mandiri menyusun laporan keuangan interim
setiap triwulan. Pada tahun 2024, PT. Cahaya Mandiri bermaksud untuk menggunakan jasa auditor
independen untuk mereviu laporan keuangan interim kuartal pertama (1 Januari - 31 Maret 2024).
Auditor yang ditunjuk adalah KAP XYZ.

Penerapan SPR

KAP XYZ melaksanakan reviu atas laporan keuangan interim PT. Cahaya Mandiri
dengan berpedoman pada Standar Perikatan Reviu (SPR) 2410. Berikut adalah beberapa langkah
utama yang dilakukan:

1. Perencanaan

• KAP XYZ melakukan pertemuan dengan manajemen PT. Cahaya Mandiri untuk
memahami bisnis perusahaan, struktur organisasi, dan sistem pengendalian internal.
• KAP XYZ mengidentifikasi risiko salah saji material yang mungkin terjadi dalam
laporan keuangan interim, seperti:
o Perkiraan persediaan barang jadi yang tidak akurat.
o Pengakuan pendapatan yang tidak semestinya.
o Transaksi fiktif.
• KAP XYZ menyusun program reviu yang akan dilaksanakan, termasuk prosedur
dan pengujian yang akan dilakukan untuk memperoleh bukti persuasif atas
kewajaran laporan keuangan interim.
2. Pelaksanaan Prosedur Reviu

KAP XYZ melaksanakan prosedur reviu sesuai dengan program yang telah
disusun, antara lain:

• Permintaan keterangan dan klarifikasi: KAP XYZ mengajukan pertanyaan kepada


manajemen PT. Cahaya Mandiri untuk mendapatkan informasi dan penjelasan
terkait laporan keuangan interim.
• Analisis informasi keuangan: KAP XYZ menganalisis tren dan rasio keuangan
interim untuk mengidentifikasi pola yang tidak wajar yang mungkin
mengindikasikan adanya salah saji.
• Prosedur analitik: KAP XYZ melakukan prosedur analitik untuk membandingkan
data keuangan interim dengan data historis, anggaran, dan ekspektasi untuk
mencari perbedaan yang tidak wajar.
• Pemeriksaan bukti pendukung: KAP XYZ melakukan pemeriksaan terbatas
terhadap bukti pendukung transaksi dan saldo akun untuk memverifikasi
kewajarannya.

3. Kesimpulan dan Pelaporan

Setelah melaksanakan prosedur reviu, KAP XYZ menarik kesimpulan dan


menerbitkan laporan reviu kepada manajemen PT. Cahaya Mandiri. Laporan reviu
memuat:

o Judul "Laporan Reviu atas Informasi Keuangan Interim".


o Tanggal laporan.
o Identifikasi informasi keuangan interim yang direviu.
o Pernyataan bahwa reviu dilaksanakan berdasarkan SPR 2410.
o Deskripsi risiko salah saji material yang diidentifikasi dan penilaian KAP XYZ
terhadap risiko tersebut.
o Pernyataan bahwa KAP XYZ memperoleh keyakinan moderat, bukan keyakinan
tinggi, atas kewajaran laporan keuangan interim.
o Batasan penggunaan laporan reviu.
o Tanda tangan auditor.

Hasil dan Dampak

Berdasarkan reviu yang dilakukan, KAP XYZ menemukan beberapa potensi salah saji material
dalam laporan keuangan interim PT. Cahaya Mandiri, antara lain:

• Perkiraan persediaan barang jadi yang terlalu rendah.


• Pengakuan pendapatan dari penjualan fiktif.

KAP XYZ merekomendasikan kepada manajemen PT. Cahaya Mandiri untuk melakukan
investigasi lebih lanjut dan melakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan interim jika
diperlukan. Penerapan SPR dalam studi kasus ini menunjukkan bahwa reviu atas laporan keuangan
interim dapat memberikan keyakinan moderat kepada pengguna laporan keuangan atas kewajaran
informasi keuangan yang disajikan. Reviu ini membantu meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas perusahaan dalam penyajian informasi keuangan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengauditan Standar Perikatan Reviu (SPR) adalah suatu proses yang penting dalam
mengawasi keuangan sebuah entitas. Dalam proses ini, auditor harus memastikan bahwa laporan
keuangan yang diterbitkan oleh entitas tersebut adalah akurat dan sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku. Standar Perikatan Reviu (SPR) adalah suatu standar yang diterbitkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang berfungsi sebagai pedoman bagi praktisi akuntan dalam
melakukan perikatan untuk melaksanakan suatu reviu atas laporan keuangan historis.

Terdapat 2 Jenis-jenis Standar Perikatan Reviu (SPR) yang diterbitkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI) adalah:

1. SPR 2400: Mengatur tentang tanggung jawab praktisi ketika melakukan perikatan untuk
melaksanakan suatu reviu atas laporan keuangan historis, praktisi bukan merupakan auditor
dari laporan keuangan entitas, dan mengatur tentang bentuk dan isi laporan praktisi atas
laporan keuangan
2. SPR 2410: Menetapkan standar dan menyediakan panduan tentang tanggung jawab
profesional auditor ketika auditor melaksanakan perikatan untuk mereviu informasi
keuangan interim klien audit, dan bentuk serta isi laporan.
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, D. S. (2023). Standar Profesional Akuntan Publik Standar Perikatan Reviu 2410 (Revisi 2023)
Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas.
Jakarta: INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA.
Pangestika, W. (2018). TANDAR PERIKATAN REVIU 2400 PERIKATAN UNTUK REVIU ATAS
LAPORAN KEUANGAN . Retrieved from coursehero:
https://www.coursehero.com/file/33304392/SPR-2400docx/

Anda mungkin juga menyukai