Anda di halaman 1dari 23

Tujuan Dan Tanggungjawab Audit

Tugas Auditing

Dosen: Robertus Ary Novianto, S.E., M.M., Ak.

Disusun oleh:
Kelompok 3

- Jeane Alfhira (40121100006)


- Pratiwi Widianingsih (40121100010)
- Dila Puspitasari (40121100022)
- Friska Eka Yuliana (40121100024)
- Syifa Syaadah (40121100037)
- M Zidan A. Sayuti (40121100093)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Widyatama
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim.

Alhamdulillahirabil’alamin.

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah–Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tujuan Dan Tanggungjawab
Audit” dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Auditing. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Robertus Ary Novianto, S.E.,
M.M., Ak. selaku Dosen Mata Kuliah Auditing. Dan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 10 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
2.1 Pengertian Audit.................................................................................................3
2.2 Tujuan Dan Manfaat Dari Audit.........................................................................4
2.3 Tanggungjawab Audit........................................................................................8
2.4 Menetapkan Tujuan Pengauditan.....................................................................14
2.5 Memenuhi Tujuan – Tujuan Audit...................................................................14
BAB III PENUTUP.......................................................................................................17
3.1 Kesimpulan......................................................................................................17
3.2 Saran................................................................................................................17
DAFTAR PERTANYAAN............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Audit merupakan pemeriksaan yang dilakukan secara kritis serta
sistematis, yang bersifat independen terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen serta disertai dengan catatan – catatan pembukuan
dan bukti pendukung. Menurut Mulyadi (2014:9) audit adalah suatu proses
sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
mengenai pernyataanpernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian setara pernyataan –
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian
hasil-hasil kepada pemakai yang berkepentingan. Proses audit harus
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen, serta mengikuti standar
audit yang telah ditetapkan. Orang yang melakukannya disebut sebagai
auditor.
Pada dasarnya, audit bertujuan agar perusahaan dapat menjadi lebih baik
ke depannya. Tujuan suatu perusahaan melakukannya adalah untuk
memeriksa kelengkapan, ketepatan, eksistensi, penilaian, klasifikasi,
ketetapan, pisah batas (cut off) dan pengungkapan dari perusahaan itu sendiri.
Menurut Arens et al. (2015:168) tujuan audit adalah untuk menyediakan
pemakai laporan keuangan suatu pendapat yang diberikan oleh auditor
tentang apakah laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal
yang material, sesuai dengan kerangka kerja akuntansi keuangan yang
berlaku. Pendapat auditor ini menambah tingkat keyakinan pengguna yang
bersangkutan terhadap laporan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang
akan di bahas sebagai berikut:

1
1. Apa pengertian dari audit?
2. Apa saja tujuan dan manfaat dari audit?
3. Apa saja yang menjadi tanggungjawab audit?
4. Bagaimana menetapkan tujuan pengauditan?
5. Bagaimana memenuhi tujuan – tujuan audit?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuannya untuk:
1. Mengetahui pengertian dari audit
2. Mengetahui tujuan dan manfaat dari audit
3. Mengetahui yang menjadi tanggungjawab audit
4. Mengetaui dalam menetapkan tujuan pengauditan
5. Mengetaui dalam memenuhi tujuan – tujuan audit

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Audit


Audit adalah sebuah ilmu yang digunakan dalam melakukan
penilaian terhadap pengendalian intern yang dimana bertujuan untuk
memberikan perlindungan dan pengamanan supaya dapat mendeteksi
terjadinya penyelewengan dan ketidakwajaran yang dilakukan oleh
perusahaan. Proses audit sangat diperlukan dalam suatu perusahaan karena
dengan proses tersebut seorang akuntan publik dapat memberikan
pernyataan pendapat terhadap kewajaran atau kelayakan laporan keuangan
berdasarkan internasional standards auditing yang berlaku umum.
Menurut Agoes (2012:4) audit adalah suatu pemeriksaan yang
dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen,
terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta
catatan – catatan pembukuan dan bukti – bukti pendukungnya, dengan
tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut.
Menurut Mulyadi (2014:9) audit adalah suatu proses sistematik
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai
pernyataan – pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian setara pernyataan –
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil – hasil kepada pemakai yang berkepentingan.
Audit menurut Arens et al. (2015:2) adalah pengumpulan dan
evaluasi buku tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan
derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan.
Dari berbagai pengertian dapat dikatakan bahwa audit merupakan suatu
proses pemeriksaan yang dilakukan secara sistematik terhadap laporan
keuangan, pengawasan intern, dan catatan akuntansi suatu perusahaan.
Audit bertujuan untuk mengevaluasi dan memberikan pendapat mengenai

3
kewajaran laporan keuangan berdasarkan bukti – bukti yang diperoleh dan
dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.
Jadi dapat disimpulkan audit merupakan suatu kegiatan yang
melakukan penilaian dan pemeriksaan terhadap suatu sistem, proses, atau
laporan keuangan dengan tujuan untuk mengevaluasi keabsahan,
keandalan, dan kelayakan informasi yang diberikan.

2.2 Tujuan Dan Manfaat Dari Audit


Tujuan dari Audit ada tiga yaitu diantaranya:
1) Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
Tujuan audit berkaitan dengan transaksi yang mengikuti
dan berhubungan erat dengan asersi manajemen, dan yang
berkaitan dengan transaksi untuk memberikan kerangka kerja guna
membantu auditor mengumpulkan bukti audit yang cukup
kompeten yang diisyaratkan oleh standar pekerjaan lapangan
ketiga dan memutuskan bukti audit yang tepat yang harus
dikumpulkan bagi kelas transaksi sesuai dengan situasi penugasan
audit. Tujuan audit ini tetap sama antara satu audit ke audit
lainnya, tetapi bukti – buktinya bervariasi, tergantung situasinya.
Ada perbedaan antara tujuan audit umum yang berkaitan dengan
transaksi dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi
bagi setiap kelas transaksi. Dapat dikembangkan menjadi lima
tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi bagi setiap
kelas transaksi yang akan diaudit. Keterjadian transaksi yang
dicatat memang ada:
 Kelengkapan transaksi yang terjadi telah dicatat.
 Keakuratan transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah
yang benar.
 Posting dan pengikhtisaran transaksi yang dicatat
dimasukkan ke dalam file induk dan pengikhtisaran dengan
benar.

4
 Klasifikasi transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah
diklasifikasikan secara tepat.
 Penetapan waktu transaksi dicatat pada tanggal yang benar.

Kelima tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi


diterapkan pada setiap kelas transaksi, setelah auditor menetapkan
tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi. hal itu dapat
digunakan untuk mengembangkan tujuan audit khusus yang
berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi yang akan
diaudit. Ada hubungan antara asersi manajemen, tujuan audit
umum yang berkaitan dengan transaksi, dan tujuan audit khusus
yang berkaitan dengan transaksi.

2) Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo


Tujuan audit berkaitan dengan saldo serupa dengan tujuan
audit yang berkaitan dengan transaksi yang baru saja dibahas,
tujuan tersebut mengikuti asersi manajemen dan memberikan
kerangka kerja guna membantu auditor mengumpulkan bukti yang
tepat yang mencukupi berkaitan dengan saldo akun. Juga ada
tujuan audit umum dan audit khusus yang berkaitan dengan saldo.
Ada dua perbedaan antara tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo dengan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi:
 Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo diterapkan
pada saldo akun seperti piutang usaha, persediaan,
bukan kel;as transaksi seperti transaksi penjualan dan
pembelian persediaan.
 Ada delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
dibandingkan denganenam tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi.

Tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo:

a) Eksistensi, Jumlah yang tercantum memang ada, Tujuan ini


bersangkutan dengan apakah jumlah yang tercatat dalam
laporan keuangan memang harus dicantumkan.

5
b) Kelengkapan, Jumlah yang ada telah dicantumkan, Tujuan
ini bersangkutan dengan apakah semua jumlah yang harus
tercatat pada suatu akun benar – benar telah dicatat.
c) Keakuratan, Jumlah yang tercantum telah dinyatakan
dengan benar, Tujuan ini mengacu pada jumlah yang
tercantum secara aritmetika sudah benar.
d) Klasifikasi, Jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah
diklasifikasikan dengan tepat, Klasifikasi ini melibatkan
penentuan apakah pos – pos yang ada dalam daftar klien
telah dicantumkan dalam akun – akun buku besar yang
tepat.
e) Cutoff, Transaksi yang mendekati tanggal neraca telah
dicatat pada periode yang tepat. Tujuan auditor disini
adalah menentukan apakah transaksi – transaksi telah
dicatat dalam saldo akun pada periode yang tepat.
f) Hubungan yang rinci (detail tie-in), rincian saldo akun
sesuai dengan jumlah pada file induk yang berkaitan, sesuai
dengan total saldo akun, dan sesuai dengan total buku
besar, Tujuan yang rinci ini memastikan rincian dalam
daftar telah disiapkan secara akurat, ditambahkan dengan
benar, dan sesuai dengan buku besar.
g) Nilai yang dapat direalisasi, aktiva yang telah dicantumkan
dalam jumlah yang diestimasi akan direalisasi, Tujuan ini
terkait dengan apakah saldo akun telah dikurangi untuk
memperhitungkan penurunan biaya historis ke nilai
realisasi bersih.
h) Hak dan kewajiban, Hak selalu berkaitan dengan aktiva dan
kewajiban dengan utang. Tujuan ini hanya diterapkan pada
akun aktiva sera merupakan bagian dari asersi manajemen
tentang hak dan kewajiban untuk saldo akun.

Terdapat lebih dari satu tujuan audit khusus yang berkaitan


dengan dengan saldo untuk suatu tujuan audit umum yang

6
berkaitan dengan saldo. Misalnya tujuan audit khusus yang
berkaitan dengan saldo untuk hak dan kewajiban atas persediaan
yangmencakup:

 Perusahaan memiliki hak ats semua item persediaan yang


terdapat dalam daftar.
 Persediaan tersebut tidak dijaminkan sebagai agunan kecuali
hal tersebut diungkapkan.
3) Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan
Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan biasanya identik dengan asersi manajemen untuk
penyajian dan pengungkapan yang diterapkan pada tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo. Tujuan ini menghubungkan empat
tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan
dengan asersi manajemen atas penyajian dan pengungkapan.

Manfaat dari audit diantaranya yaitu:

Manfaat audit adalah untuk menambah integritas laporan keuangan yang


dapat dipercaya untuk kepentingan pihak eksternal, seperti pemegang saham,
pemerintah, kreditur, dan lainnya. Tindakan audit juga dapat mencegah terjadinya
fraud yang dapat dilakukan oleh manajemen perusahaan. Audit bermanfaat tidak
hanya untuk perusahaan yang diaudit, tetapi juga untuk pihak – pihak lainnya
yaitu:

 Manfaat bagi Pihak yang Diaudit


Audit dapat menambah integritas laporan keuangan agar dapat
dipercaya untuk kepentingan pihak eksternal. Audit juga dapat mencegah
terjadinya fraud atau menemukan adanya fraud yang dilakukan oleh pihak
internal perusahaan. Selain itu, audit memberikan dasar yang dapat lebih
dipercaya untuk penyiapan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) yang
disampaikan kepada pemerintah.
Audit juga membantu membuka pintu untuk masuknya sumber-
sumber pembiayaan dari luar, serta dapat membantu mengungkap
kesalahan dan penyimpanan dalam catatan keuangan.

7
 Manfaat Audit bagi Pihak Lain dalam Dunia Usaha

Pihak lain dalam dunia usaha, yang dimaksud di sini adalah


karyawan perusahaan atau kreditur. Audit dapat memberikan dasar yang
lebih meyakinkan para mitra dan kreditur untuk mengambil keputusan
dalam pemberian kredit usaha. Tidak hanya itu, audit turut membantu
dalam memberikan dasar lebih meyakinkan pada perusahaan asuransi
untuk menyelesaikan atas kerugian yang diasuransikan.

Audit juga dapat menjadi dasar yang terpercaya pada para investor
dan calon investor untuk menilai prestasi investasi dan kepengurusan
manajemen. Manfaat lainnya, audit dapat memberikan dasar yang objektif
kepada serikat buruh dan perusahaan yang diaudit untuk menyelesaikan
sengketa mengenai upah dan tunjangan.
Dalam transaksi bisnis, audit dapat memberikan dasar yang
independen pada pembeli maupun penjual untuk menentukan syarat
penjualan, pembelian, atau pun penggabungan perusahaan. Kepada
langganan atau klien, audit dapat memberikan dasar yang lebih baik untuk
menilai profitabilitas atau audit finansial, audit manajemen, sistem
pengendalian intern, rentabilitas perusahaan, efisiensi operasional dan
keadaan keuangannya.
 Manfaat bagi Pemerintah atau Pihak Lainnya
Audit dapat memberikan tambahan kepastian yang independen
mengenai ketelitian pelaporan keuangan sebagai dasar pengenaan pajak.
Tidak hanya itu, audit bermanfaat sebagai dasar yang independen kepada
pihak lain di bidang hukum untuk menyelesaikan masalah dalam
kebangkrutan, mengurus harta warisan maupun harta titipan, dan
menentukan pelaksanaan perjanjian persekutuan dengan cara semestinya.

2.3 Tanggungjawab Audit

Menurut PSA 1 (SA 110) revisi, menyatakan bahwa:

8
“Auditor memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan
menjalankan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah
laporan keuangan telah bebas dari salah saji material, yang disebabkan
oleh kesalahan ataupun kecurangan. Karena sifat dari bahan bukti audit
dan karakteristik kecurangan, auditor harus mampu mendapatkan
keyakinan yang memadai, namun bukan absolute, bahwa salah saji
material telah dideteksi. Auditor tidak memiliki tanggung jawab untuk
merencanakan dan menjalankan audit untuk mendapatakan keyakinan
yang memadai bahwa kesalahan penyajian yang disebabkan oleh
kesalahan maupun kecurangan, yang tidak signifikan terhadap laporan
keuangan telah terdeteksi”

Paragraf ini membahas mengenai tanggung jawab auditor untuk


mendeteksi kesalahan penyajian yang sifatnya material dalam laporan
keuangan serta diskusi terkait dalam standar mengenai tanggung jawab
auditor untuk mendeteksi salah saji yang material memasukkan beberapa
istilah dan kalimat penting.

a) Salah Saji Material versus Tidak Material


Kesalahan saji biasanya dianggap material jika gabungan
dari kesalahan – kesalahan yang belum dikoreksi dan kecurangan
dalam laporan keuangan akan mengubah atau memengaruhi
keputusan orang – orang yang menggunakan laporan keuangan
tersebut. Akan menjadi sangat mahal (tidak mungkin) jika auditor
harus bertanggung jawab dalam menemukan semua kesalahan
maupun kecurangan yang sifatnya tidak material.
b) Keyakinan Memadai
Standar audit mengindikasikan keyakinan yang memadai
sebagai tingkat yang tinggi, namun tidak absolut, bahwa laporan
keuangan telah bebas dari salah saji material. Konsep “memadai
namun bukan absolut” menandakan bahwa auditor bukanlah
penjamin kebenaran atas laporan keuangan.

9
Auditor bertanggung jawab untuk mendapatkan tingkat
keyakinan yang memadai, namun bukan absolut, untuk beberapa
alasan berikut:
 Sebagian besar bahan bukti audit berasal dari pengujian
sample populasi, misalnya untuk akun piutang dagang atau
persediaan.
 Penyajian akuntansi berisi estimasi yang kompleks, di mana
melibatkan ketidakpastian dan dapat dipengaruhi oleh
kejadian di masa mendatang. Akibatnya, auditor harus
mengandalkan bukti yang meyakinkan, namun tidak
menjamin.
 Sering kali sangat sulit , atau bahkan tidak mungkin bagi
auditor untuk mendeeksi kesalahan saji dalam laporan
keuangan, khususnya ketika terjadi kolusi di antara
manajemen.

Argumen terbaik bagi auditor ketika kesalahan penyajian


yang material tidak dapat ditemukan adalah dengan telah
menjalankan audit sesuai dengan standar audit.

c) Kesalahan versus Kecurangan


PSA 70 (SA 316) membedakan dua jenis salah saji yaitu,
kesalahan (errors) dan kecurangan (fraud). Suatu kesalahan
merupakan salah saji dalam pelaporan keuangan yang tidak
disengaja, sedangkan kecurangan merupakan salah saji dalam saji
yang disengaja. Contoh kesalahan diantaranya lupa
memperhitungkan harga bahan baku lama dalam menentukan biaya
persediaan dengan metode lebih rendah antara biaya dan harga
pasar.
Untuk kecurangan, terdapat perbedaan antara
penyalahgunaan aset, yang sering disebut juga sebagai kecurangan
karyawan, dan kecurangan dalam pelaporan keuangan, yang sering
disebut juga dengan kecurangan manajemen.
d) Skeptisme professional

10
PSA 04 (SA 230) mengharuskan pengauditan di desain
untuk menghasilkan keyakinan yang memadai untuk mendeteksi
baik kesalahan – kesalahan yang material maupun kecurangan
dalam laporan keuangan. Skeptisme profesional merupakan suatu
perilaku pemikiran yang secara kritis dan penilaian kritis atas
bahan bukti audit.
e) Tanggung Jawab Auditor dalam Mendeteksi Kesalahan Saji
Material
Auditor menekan beragam kesalahan yang diakibatkan oleh
kesalahan – kesalahan dalam perhitungan, kealpaan,
kesalahpahaman dan kesalahan penerapan standar akuntansi, serta
kesalahan dalam pengelompokan dan penjelasan.
f) Tanggung Jawab Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan Material
Standar audit juga mengakui bahwa kecurangan lebih sulit
untuk dideteksi karena manajemen atau karyawan yang terlibat
dalam kecurangan tersebut berusaha untuk menutup-nutupi
kecurangan tersebut. Namun demikian, kesulitan dalam mendeteksi
tidak mengubah tanggung jawab auditor untuk merencanakan dan
menjalankan audit dengan tepat untuk mendeteksi salah saji
material, baik yang disebabkan oleh kesalahan maupun
kecurangan.
g) Kecurangan yang Diakibatkan Kecurangan dalam Pelaporan
Keuangan dan Penyalahgunaan aset
Baik kecurangan dalam pelaporan keuangan maupun
penyalahgunaan aset berpotensi membahayakan para pengguna
laporan keuangan, namun ada perbedaan penting diantara kedua
kecurangan tersebut. Biasanya, namun tidak selalu, penggelapan
aset dilakukan oleh karyawan dan bukan manajemen, dan jumlah
yang dicuri sering kali tidak signifikan.
Terdapat perbedaan penting antara penggelapan aset dan
salah saji yang muncul dari penggelapan aset tersebut.
Pertimbangkan situasi berikut:

11
 Aset diambil dan penggelapan ini ditutupi dengan cara
menyalahsajikan aset. Misalnya, kas yang ditagih dari
konsumen telah dicuri sebelum dicatat sebagai penerimaan
kas, dan akun piutang untuk konsumen tersebut tidak
dikreditkan. Sehingga salah saji ini tidak dapat dideteksi.
 Aset diambil dan penggelapan ini ditutupi dengan
mengurangsajikan pendapatan atau melebihsajikan beban.
Misalnya, kas yang diterima dari penjualan tunai telah
dicuri dan transaksi tidak dicatat.
 Aset diambil, namun penyalahgunaan dapat dideteksi.
Laporan laba rugi dan catatan kaki yang terkait dengan
jelas menggambakan adanya penyalahgunaan tersebut.
h) Tanggung Jawab Auditor untuk Membongkar Tindakan Ilegal
Tindakan ilegal didefinisikan dalam PSA 31 (SA 317)
sebagai pelanggaran terhadap hukum atau peraturan pemerintah
selain kecurangan. Dua contoh tindakan ilegal adalah pelanggaran
terhadap peraturan perpajakan yang ditetapkan pemerintah dan
pelanggaran hukum perlindungan lingkungan.
 Tindakan Ilegal Berdampak Langsung. Tanggung jawab
auditor yaitu setiap melakukan audit, auditor biasanya akan
mengevaluasi apakah terdapat bahan bukti yang tersedia
yang mengindikasikan adanya pelanggaran yang signifikan
terhadap peraturan perpajakan pemerintah. Untuk
melakukan evaluasi ini, audtor dapat melakukan diskusi
dengan personel klien dan memeriksa laporan yang
diterbitkan oleh kantor pajak setelah selesai memeriksa
pajak penghasilan klien.
 Tindakan Ilegal Berdampak Tidak Langsung. Denda
potensial yang besarnya signifikan dan sanksi yang
diberikan berdampak tidak langsung terhadap laporan
keuangan dengan menciptakan kebutuhan untuk
mengungkapkan liabilitas kontinjensi sejumlah denda yang

12
mungkin harus dibayarkan. Contoh tindakan ilegal ini
diantaranya pelanggaran peraturan insider trading, hukum
hak sipil, dan peraturan keselamatan karyawan. Standar
audit menyatakan bahwa auditor tidak memberikan
keyakinan bahwa tindakan – tindakan ilegal berdampak
tidak langsung dapat dideteksi.
 Akumulasi Bukti Ketika Tidak Ada Alasan untuk Meyakini
Adanya Tindakan ilegal Berdampak Tidak Langsung.
Auditor juga harus menanyakan pada manajemen mengenai
kebijakan yang mereka terapkan untuk mencegah tindakan
ilegal dan apakah manajemen mengetahui adanya hukum
dan peraturan yang mungkin telah dilanggar perusahaan.
Selain itu auditor tidak diharuskan untuk mencari tindakan
ilegal berdampak tidak langsung kecuali ada alasan yang
memadai untuk meyakini bahwa telah terjadi tindakan
pelanggaran hukum.
 Akumulasi Bukti Ketika Ada Alasan Untuk Meyakini
Adanya Tindakan Ilegal Berdampak Langsung atau Tidak
Langsung yang Mungkin Timbul. Ketika auditor yakin
bahwa suatu tindakan ilegal telah terjadi, beberapa tindakan
diperlukan untuk menentukan apakah tindakan ilegal yang
dicurigai tersebut memang benar-benar terjadi. Tindakan-
tindakan itu sebagai berikut:
 Auditor pertama kali harus menanyakan pada
manajemen yang tingkatnya lebih tinggi dari pihak
yang dicurigai terlibat dalam tindakan ilegal yang
potensial.
 Auditor harus berkonsultasi dengan penasehat
hukum klien atau ahli lainnya memiliki pengetahuan
mengenai potensial tindakan ilegal.

13
 Auditor harus mempertimbangkan untuk menambah
akumulasi bahan bukti audit untuk menentukan
apakah benar-benar terjadi tindakan ilegal.
 Tindakan Ketika Auditor Mengetahui Adanya Tindakan
Ilegal. Tindakan pertama yang dilakukan ketika tindakan
ilegal teridentifikasi adalah mempertimbangkan dampaknya
terhadap laporan keuangan, termasuk kecukupan
pengungkapannya. Dampak dari tindakan ilegal ini
mungkin sangat kompleks dan sulit untuk diselesaikan.
Auditor juga harus mempertimbangkan dampak dari
tindakan ilegal tersebut terhadap hubungan KAP dengan
manajemen. Auditor juga harus mengkomunikasikan
dengan komite audit atau otoritas lainnya yang setara untuk
meyakinkan bahwa mereka mengetahui adanya tindakan
ilegal tersebut. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan
maupun tertulis. Jika dilakukan secara lisan, sifat
komunikasi dan diskusi yang dilakukan harus
didokumentasikan dalam arsip pengauditan. Jika klien
menolak untuk menerima laporan audit yang dimodifikasi,
atau tidak melakukan tindakan yang segera untuk
menangani tindakan tersebut, maka dirasa penting bagi
auditor untuk menarik diri dari kontrak kerja tersebut.

2.4 Menetapkan Tujuan Pengauditan


Auditor menjalankan pengauditan atas laporan keuangan dengan
menggunakan pendekatan siklus dalam melakukan pengujian audit atas
transaksi – transaksi yang memengaruhi saldo akhir suatu akun serta
melakukan pengujian audit atas saldo akun dan pengungkapan terkait.
Cara yang paling efektif dan efisien untuk melakukan pengauditan adalah
dengan mendapatkan beberapa kombinasi keyakinan untuk setiap
kelompok transaksi dan untuk saldo akhir akun – akun terkait.

14
Tujuan audit terkait saldo artinya beberapa tujuan audit harus
terpenuhi oleh masing-masing saldo akun. Tujuan audit terkait transaksi
artinya beberapa tujuan audit harus terpenuhi sebelum auditor dapat
menyimpulkan bahwa transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat. Tujuan
audit terkait penyajian artinya terdapat tujuan audit spesifik terkait
penyajian dan pengungkapan akun piutang dagang dan wesel bayar.

2.5 Memenuhi Tujuan – Tujuan Audit


a. Merencanakan dan Merancang Sebuah Pendekatan Audit (Fase I)
Memahami Pengendalian Internal dan Menilai Risiko
Pengendalian. Risiko salah saji dalam laporan keuangan dapat
dikurangi jika klien memiliki pengendalian internal yang efektif
terhadap operasi komputer dan proses transaksi. Ketika auditor
mengidentifikasi pengendalian internal dan mengevaluasi
efektivitasnya, proses ini dinamakan penilaian resiko pengendalian.
Jika pengendalian internal dinilai efektif, penilaian resiko
pengendalian yang direncanakan dapat dikurangi dan jumlah bukti
audit yang akan dikumpulkan dapat berkurang signifikan
dibandingkan ketika pengendalian internal tidak memadai.
Menilai Resiko Salah Saji Material. Auditor menggunakan
pemahaman atas industri dan strategi bisnis klien serta efektivitas
atas pengendalian internal, untuk menguji resiko salah saji dalam
laporan keuangan. Pengujian ini akan berdampak pada rencana
audit serta jenis, waktu, dan keluasan prosedur audit.
b. Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
Transaksi (Fase II)
Pengendalian ini terkait langsung dengan tujuan audit
akurasi terkait transaksi penjualan. Auditor sebaiknya menguji
efektivitas pengendalian ini dengan menguji sampel dari salinan
faktur penjualan untuk dari petugas yang pertama untuk menandai
bahwa harga penjualan per unit itu sudah diverifikasi.
Auditor juga harus mengevaluasi catatan – catatan transaksi
klien dengan melakukan verifikasi jumlah nominal transaksi,

15
proses ini disebut tes subtantif terhadap transaksi. Contohnya,
auditor dapat membandingkan harga per unit yang ada pada salinan
faktur penjualan dengan daftar harga resmi sebagai bentuk
pengujian terhadap tujuan akurasi untuk transaksi penjualan. Demi
mencapai efisiensi, auditor sering kali melakukan pengujian atas
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi pada waktu
yang sama.
c. Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian atas Rincian Saldo
(Fase III)
Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan
keterkaitan untuk menilai apakah saldo akun atau data lain
disajikan secara wajar. Menguji rincian saldo merupakan prosedur
khusus yang dimaksudkan untuk menguji salah saji nilai nominal
saldo akun di laporan keuangan.
Pengujian terinci atas saldo akhir merupakan hal – hal yang
penting dilakukan dalam pengauditan karena hampir semua bahan
bukti didapatkan dari narasumber klien yang independen sehingga
bahan bukti ini dianggap memiliki kualitas yang tinggi.
d. Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit (Fase IV)
Setelah auditor menyelesaikan seluruh prosedur untuk
masing-masing tujuan audit dan laporan keuangan serta
pengungkapan yang terkait, sangat penting untuk menggabungkan
informasi yang didapatkan untuk mencapai kesimpulan
menyeluruh mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan
secara wajar. Proses penarikan kesimpulan ini merupakan hal yang
sangat subjektif karena sangat bergantung pada penilaian
profesional auditor.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan audit merupakan suatu kegiatan yang
melakukan penilaian dan pemeriksaan terhadap suatu sistem, proses, atau
laporan keuangan dengan tujuan untuk mengevaluasi keabsahan,
keandalan, dan kelayakan informasi yang diberikan.Pada dasarnya, audit
bertujuan agar perusahaan dapat menjadi lebih baik ke depannya. Tujuan
suatu perusahaan melakukannya adalah untuk memeriksa kelengkapan,
ketepatan, eksistensi, penilaian, klasifikasi, ketetapan, pisah batas (cut off)
dan pengungkapan dari perusahaan itu sendiri.
Menurut PSA 1 (SA 110) revisi, menyatakan bahwa “Auditor
memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan menjalankan audit
untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan
telah bebas dari salah saji material, yang disebabkan oleh kesalahan
ataupun kecurangan. Karena sifat dari bahan bukti audit dan karakteristik
kecurangan, auditor harus mampu mendapatkan keyakinan yang memadai,
namun bukan absolute, bahwa salah saji material telah dideteksi. Auditor
tidak memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan menjalankan
audit untuk mendapatakan keyakinan yang memadai bahwa kesalahan
penyajian yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan, yang tidak
signifikan terhadap laporan keuangan telah terdeteksi”

3.2 Saran
Dengan diterapkannya tujuan dan tanggungjawab audit maka
diharapkan setiap audit dapat bertanggung jawab dan profesional dalam
melakukan pekerjaannya. Dan diharapkan dengan makalah yang berisi
materi terkait tujuan dan tangggungjawab audit bisa menambah
pengetahuan dan wawasan pembaca.

17
DAFTAR PERTANYAAN
1. Jeane Alfhira: Apa tujuan utama dari audit, dan bagaimana tujuan audit
tersebut dapat membantu mencapai tujuan bisnisnya?
2. Pratiwi Widianingsih: Dalam kondisi seperti apa audit tidak
bertanggungjawab dalam merencanakan dan melaksanakan audit?
3. Dila Puspitasari: Apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab auditor
terhadap pihak yang diaudit?
4. Friska Eka Yuliana: Apa yang membuat tanggungjawab itu penting bagi
audit?
5. Syifa Syaadah: Bagaimana jika suatu audit melakukan tugas yang diluar
tanggungjawabnya?
6. M Zidan A. Sayuti: Bagaimana cara memperoleh keyakinan yang
memadai agar suatu laporan keuangan telah bebas dari salah saji material?

18
DAFTAR PUSTAKA

Lathifa, D. (2022, March 29). Penting Dilakukan, Ini Tujuan dan Manfaat Audit

untuk Perusahaan Anda. Online Pajak.

https://www.online-pajak.com/tentang-efiling/manfaat-audit-

perusahaan#:~:text=Pada%20dasarnya%2C%20audit%20bertujuan

%20agar,pengungkapan%20dari%20perusahaan%20itu%20sendiri

‌Rinanda, N., Nurbaiti, A., & Si, M. (n.d.). BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Review

Hasil-hasil Penelitian Terdahulu. http://repository.stei.ac.id/2768/3/BAB

%20II%20KAJIAN%20PUSTAKA.pdf

‌Makalah Tanggung Jawab Dan Tujuan Audit. (2023). Scribd.

https://www.scribd.com/doc/178068906/Makalah-Tanggung-Jawab-Dan-

Tujuan-Audit

‌ani, L. (2021). TANGGUNGJAWAB DAN TUJUAN AUDIT. Academia.edu.

https://www.academia.edu/19617444/TANGGUNGJAWAB_DAN_TUJU

AN_AUDIT

‌Zay, K. (2018, October 24). Makalah Tujuan Dan Tanggung jawab Audit.

Pelajaran Lengkap Jurusan Akuntansi; Blogger.

https://kakzaynul.blogspot.com/2018/10/makalah-tujuan-dan-tanggung-

jawab-audit.html

19
20

Anda mungkin juga menyukai