Anda di halaman 1dari 40

SILUS PRODUKSI

Dosen Pengajar : Anton, S.E., M.Ak

Mata Kuliah : Sistem Informasi Akuntansi

Disusun oleh :

Kelompok III

1. Aulina Marlina Situngkir (2262201060)


2. Chrystin Hakim Manurung (2262201056)
3. Desi Putri Sari Telaumbanua (2262201053)
4. Fernando Owen (2262201069)
5. Nur Indah Hasanah (2362201082)
6. Verron Christian Thiuson (2262201057)
7. Winadolim (2262201077)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS BISNIS
INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA INDONESIA
2023
KATA PENGENTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Siklus Produksi” dengan tepat
waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi
dan juga makalah ini bertujuan menambah pengetahuan dan wawasan tentang Siklus
Produksi bagi para pembaca serta informasi yang bermanfaat.
Dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu kami ucapkan Terimakasih kepada Bapak Anton, S.E,. M.Ak selaku dosen
pengampu. Serta pihak-pihak lainyang turut membantu.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin.
Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini
mohon kritik dan saran dari semua yang membaca makalah ini terutama Dosen mata kuliah
Sistem Informasi Akuntansi yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.

Pekanbaru, 11 November 2023

Kelompok III

ii
Siklus Produksi
DAFTAR ISI

BAB 1....................................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................6
1.3 Tujuan Pembahasan....................................................................................................................6
BAB 2....................................................................................................................................................7
2.1 Siklus Produksi.............................................................................................................................7
2.1.1 Sejarah Mengenai Siklus Produksi..................................................................................7
2.1.2 Pengertian Siklus Produksi.............................................................................................8
2.1.3 Peran SIA dalam Siklus Produksi....................................................................................8
2.2 CONTEX DIAGRAM.......................................................................................................................9
2.2.1 Pengertian Context Diagram..........................................................................................9
2.2.2 DATA FLOW DIAGRAM LEVEL 0....................................................................................11
2.3 Aktivitas – Aktivitas siklus Produksi...........................................................................................13
2.3.1 Perancangan Produk....................................................................................................13
2.3.2 Perencanaan dan Penjadwalan....................................................................................13
2.3.3 Produksi Aktual dari Produk.........................................................................................14
2.3.4 Akuntansi Biaya............................................................................................................14
2.4 Sistem Informasi Akuntansi.......................................................................................................15
2.4.1 PIHAK PIHAK YANG TERLIBAT DALAM SIKLUS PRODUKSI.............................................15
2.4.2 DOKUMEN YANG DIGUNAKAN.....................................................................................16
2.4.3 LOWCHART DOKUMEN................................................................................................18
2.5 Sub Sistem Aplikasi Siklus Produksi............................................................................................20
2.5.1 Catatan akuntansi yang digunakan dalam siklus produksi...........................................20
2.5.2 Jaringan prosedur yang membentuk sistem produksi dan akuntansi biaya.................22
2.6 Tujuan SIA Dalam Siklus Produksi.............................................................................................22
a) Semua Produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik..................................23
b) Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya.............................23
c) Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat........................................23
d) Semua transaksi siklus produksi dicatat dengan akurat.......................................................23
e) Catatan yang akurat dipelihara dan dilindungi dari kehilangan...........................................24
f) Aktivitas siklus produksi dilakukan secara efesien dan efektif.............................................24
2.7 Ancaman Dan pengendalian Terhadap Siklus Produksi.............................................................25
2.7.1 ANCAMAN DAN KONTROL...........................................................................................25

iii
Siklus Produksi
2.8 Ancaman dan Prosedur Pengendalian SIA dalam Siklus Produksi..............................................26
BAB 3..................................................................................................................................................34
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................34
3.2 Saran..........................................................................................................................................34
BAB 4 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................35

iv
Siklus Produksi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami
perubahan yang begitu pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh sebab itu,
perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif
dan efisien untuk mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan
kekuatan yang sangat penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan.
Informasi yang berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu
sehingga keputusan yang tepat dapat dibuat yang disesuaikan dengan sistem informasi
yang diterapkan di masing-masing perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan sistem
informasi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.Oleh karena bentuk
operasional perusahaan yang beragam, maka sasaran sistem informasi akuntansi juga
beragam bentuknya. Misalnya suatu perusahaan manufaktur akan memerlukan sistem
informasi akuntansi yang dapat menghasilkan informasi biaya produksi dan besarnya
harga jual produk, jenis produk, kuntitas dan kualitas produk, persediaan serta biaya-
biaya yang berhubungan dengan produk misal biaya pembelian bahan, biaya
transportasi pengantaran, dan sebagainya. (Suryadi, 2020).
Salah satu bagian penting dalam system informasi akuntansi adalah pada aktivitas
pembelian dan persediaan barang perusahaan. Sistem informasi persediaan akan
mencatat setiap pergerakan mutasi persediaan mulai dari pengadaan persediaan sampai
dengan distribusi persediaan. Dengan demikian sistem akuntansi persedian akan
menjamin bahwa catatan akuntansi perusahaan akan menunjukkan secara akurat setiap
mutasi persediaan.(Safri, 2020)
Salah satu penyebab terjadinya kekacauan-kekacauan dalam prosedur akuntansi adalah
lemahnya pengendalian intern pada sistem dan prosedur yang mengatur suatu transaksi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka setiap perusahaan perlu menyusun suatu
sistem dan prosedur yang dapat menciptakan pengendalian intern yang baik dalam
mengatur pelaksanaan transaksi perusahaan.
Lingkup (scope) sistem informasi akuntansi adalah memberikan informasi untuk
tujuan akuntansi yaitu tujuan eksternal yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
otoritas dan tujuan internal untuk tujuan pengambilan keputusan manajemen.Menurut
Bodnard dan Hopwood (2000:23) sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya
seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi
informasi.Menurut Baridwan (1996:4) sistem informasi akuntansi adalah suatu
komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa dan
komunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada
pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor dan kreditur ) dan pihak-pihak dalam
(terutama manajemen ). Untuk tujuan eksternal biasanya didasarkan pada standar yang
ditetapkan oleh otoritas. Misal penyajian laporan keuangan untuk publik, sehingga
dibutuhkan sistem informasi akuntansi keuangan.(adji, 2020)
Sebaliknya manajemen sering pula membutuhkan informasi akuntansi yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk tujuan tertentu, sehingga dibutuhkan
5
Siklus Produksi
suatu sistem informasi akuntansi manajerial. Dalam pembahasan ini akan di bahas
tentang siklus produksi dalam sistem informasi akuntansi untuk mencatat kegiatan bisnis.
(Sintia et al., 2016)

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa itu Siklus Produksi?
b) Apa saja Contex Diagram dan Data Flow Diagram Level 0?
c) Apa saja Aktivitas-Aktivitas Siklus Produksi?
d) Apa saja yang termasuk dalam Bagian yang terlibat? Dokumen yang dipergunakan? Dan
Flowchat Dokumen?
e) Apa saja Subsistem aplikasi sistem produksi?
f) Apa saja ancaman dan pengendalian terhadap siklus produksi?
g) Apa saja ancaman dan pengendalian terhadap Aktivitas dasar siklus produksi?

1.3 Tujuan Pembahasan


a) Untuk mengetahui apa itu siklus produksi
b) Untuk mengetahui Contex Diagram dan Data Flow Diagram Level 0
c) Untuk mengetahui Bagian yang terlibat, dan Dokumen yang dipergunakan Dan Flowchat
Dokumen
d) Untuk mengetahui Subsistem aplikasi sistem produksi
e) Untuk mengetahui ancaman dan pengendalian terhadap siklus produksi
f) Untuk mengetahui ancaman dan pengendalian terhadap Aktivitas Dasar Siklus Produksi

6
Siklus Produksi
BAB 2
PAMBAHASAN

2.1 Siklus Produksi

2.1.1 Sejarah Mengenai Siklus Produksi


Kasus lntegratif: Alpha Omega Electronics LeRoy Williams, wakil direktur utama bagian
produksi di AOE, khawatir dengan masalah yang terkait dengan perubahan misi strategis
perusahaan. Dua tahun yang lalu, pihak manajemen puncak AOE telah memutuskan untuk
menggeser strategi bisnis perusahaan dari posisi tradisionalnya sebagai produsen berbiaya
rendah untuk produk elektronik sehari-hari, ke arah strategi diferensiasi produk. Sejak itu,
AOE telah meningkatkan variasi ukuran, gaya, dan fitur lini-lini produknya.
Guna mendukung pergeseran dalam fokus strategis ini, AOE telah menanamkan investasi
besar pada otomatisasi. Akan tetapi, sistem akuntansi biaya AOE belum diubah. Contohnya
overhead pabrik masih dialokasikan berdasarkan jam tenaga kerja langsung, walaupun
otomatisasi telah secara drastis mengurangi jumlah tenaga kerja langsung yang digunakan
untuk membuat sebuah produk. Akibatnya, investasi perlengkapan dan mesin baru
menghasilkan peningkatan dramatis dalam tarif overhead pabrik. Situasi ini telah
menimbulkan masalah-masalah berikut:
1) Para supervisor produksi mengeluhkan tidak masuk akalnya sistem akuntansi
tersebut. Mereka diberi penalti karena melakukan investasi yang meningkatkan
efisiensi keseluruhan. Memang, dengan menggunakan perlengkapan baru yang
canggih tersebut harga pokok produksi beberapa produk kini lebih mahal. Akan tetapi
perlengkapan baru tersebut telah meningkatkan kemampuan produksi dan secara
simultan mengurangi produk cacat.

2) Para eksekutif bagian pemasaran dan desain produk memiliki semua informasi harga
pokok produk tetapi tidak dapat menggunakannya untuk menetapkan harga atau
untuk menetapkan potensi tingkat laba produk baru. Bahkan, beberapa pesaing telah
mulai memberikan harga pada produk mereka di bawah harga pokok produk AOE.

3) Walaupun beberapa langkah telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas, system


akuntansi biaya tidak memberikan ukuran yang memadai untuk mengevaluasi
pengaruh langkah-langkah tersebut dan untuk menunjukkan area yang membutuhkan
perbaikan lebih lanjut. Bahkan, LeRoy merasa frustasi dengan ketidakmampuannya
untuk menghitung pengaruh peningkatan kualitas yang telah terjadi.

4) Laporan kinerja terus berfokus terutama pada ukuran keuangan. Akan tetapi, para
manajer lini di pabrik mengeluh bahwa mereka membutuhkan informasi yang lebih
akurat dan tepat waktu atas aktivitas fisik, seperti unit yang diproduksi, tingkat
produk cacat, dan waktu produksi.

7
Siklus Produksi
LeRoy telah menyampaikan kekhawatirannya pada Linda Spurgeon, direktur utama
AOE, yang setuju bahwa masalah-masalah tersebut sangat serius. Linda kemudian
mengadakan pertemuan dengan LeRoy, Ann Brandt, wakil direktur utama bagian sistem
informasi; dan Elizabeth Venko, kontroler AOE. Pada pertemuan tersebut, Elizabeth dan
Ann setuju untuk mempelajari bagaimana mengubah sistem akuntansi biaya perusahaan agar
dapat lebih akurat mencerminkan proses produksi AOE yang baru. Guna memulai proyek ini,
LeRoy setuju untuk mengantar Elizabeth dan Ann keliling pabrik agar mereka dapat melihat
serta memahami bagaimana teknologi yang baru tersebut telah mempengaruhi aktivitas
siklus produksi perusahaan.
Seperti yang digambarkan dalam kasus ini, kekurangan sistem informasi yang digunakan
untuk mendukung aktivitas siklus produksi dapat menimbulkan masalah bagi sebuah
organisasi. Ketersediaan informasi terbaru dan akurat mengenai biaya produksi merupakan
hal yang sangat penting untuk dapat secara efektif mengelola siklus produksi. Saat Anda
membaca bab ini, pikirkan cara bagaimana pengenalan teknologi baru dalam siklus produksi
mungkin membutuhkan juga perubahan dalam sistem akuntansi biaya perusahaan.

2.1.2 Pengertian Siklus Produksi


Siklus Produksi adalah serangkaian aktifitas bisnis dan kegiatan pengolahan data yang
berkaitan dengan proses pembuatan produk dan terjadi secara terus-menerus. Keberadaan sistem
informasi akuntansi sangat penting dalam siklus produksi, untuk membantu menghasilkan
informasi biaya yang tepat dan waktu kerja yang jelas serta dijadikan masukan bagi pembuat
keputusan dalam perancanaan produk atau jasa yang dihasilkan, berapa harga produk tersebut,
dan bagaimana perencanaan penyerapan dan alokasi sumber daya yang diperlukan, dan yang
sangat penting adalah bagaimana merencanakan dan mengendalikan biaya produksi serta
evaluasi kinerja terhadap produktifitas yang dihasikan.

2.1.3 Peran SIA dalam Siklus Produksi


1) Perencanaan Produksi
SIA membantu dalam perencanaan produksi dengan menyediakan data historis dan
informasi tren yang diperlukan untuk membuat keputusan perencanaan. Ini termasuk
perkiraan permintaan, kebutuhan bahan baku, dan kapasitas produksi yang
diperlukan.
2) Pengendalian Persediaan
SIA memungkinkan perusahaan untuk mengelola persediaan dengan lebih efisien. Ini
termasuk pemantauan tingkat persediaan, rotasi stok, dan peringatan jika terjadi
kekurangan stok.
3) Perhitungan Biaya Produksi
SIA mengumpulkan dan mengelola data biaya produksi, termasuk biaya bahan baku,
tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan biaya lainnya. Informasi ini digunakan untuk
menghitung biaya produk dan mengelola anggaran produksi.
4) Pemantauan Proses Produksi
SIA memungkinkan pemantauan real-time terhadap status produksi, yang membantu

8
Siklus Produksi
manajemen dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah segera jika ada gangguan
dalam produksi.
5) Pengadaan Bahan Baku
SIA dapat digunakan untuk memantau persediaan bahan baku dan mengoordinasikan
pesanan pembelian. Ini membantu memastikan ketersediaan bahan baku yang
diperlukan dalam proses produksi.
6) Akuntansi Keuangan
SIA mencatat semua transaksi keuangan yang terkait dengan produksi, termasuk
penjualan produk jadi dan perhitungan biaya produksi. Ini digunakan untuk
menyusun laporan keuangan dan mengukur profitabilitas produksi.
Dengan menggunakan SIA dalam siklus produksi, perusahaan dapat
meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan memonitor kinerja produksi secara lebih
baik. Ini juga membantu perusahaan dalam membuat keputusan yang lebih baik,
merespons perubahan pasar dengan cepat, dan mencapai tujuan produksi mereka dengan
lebih efisien.

2.2 CONTEX DIAGRAM

2.2.1 Pengertian Context Diagram


Context Diagram adalah diagram yang menggambarkan bagaimana proses
dokumentasi data. Context Diagram terdiri atas sebuah lingkaran proses transformasi , data
sources, dan data destination yang menerima maupun mengirim data secara langsung dari
proses transformasi. Tujuan utama dari pembuatan Context Diagram adalah untuk menjadi
jembatan komunikasi dengan stakeholders, tidak untuk menjelaskan data flows kepada
developers.
Secara umum, Context Diagram dapat digunakan untuk mengidentifikasi sistem yang
sudah ada, stakeholders, konsep solusi, business unit, analisa masalah, dan juga proyek.
 System Contexts
Sebagian besar dari Context Diagram berfokus pada identifikasi isi dari sebuah sistem. Hal
ini mendapat menjadi langkah awal yang baik untuk mengidentifikasi ruang lingkup dan
stakeholders yang potensial dalam proyek.
 Stakeholder Identification
Selain bisa mengetahui ruang lingkup, Context Diagram juga dapat mengidentifikasi
stakeholders yang terlibat. Identifikasi ini dapat dilakukan dengan penggambaran diagram
yang mendetil dari komunikasi antara aktor atau external entities untuk mengetahui
stakeholders yang tidak berdampak langsung pada sistem.
 Business Knowledge
Context Diagram yang menunjukkan interaksi standar dan hubungan business unit bisa
menjadi salah satu pengetahuan lebih bagi business analyst dalam pemahaman tentang bisnis
dan proses atau use case tertentu.
 Problem Analysis
9
Siklus Produksi
Struktur Context Diagram juga dapat menganalisa sebuah pemasalahan. Proses yang berada
di tengah diagram adalah pusat masalahnya. Faktor yang mempengaruhi masalah tersebut
menjadi aktor atau entities. Interaksi atau karakteristik dari faktor yang dihasilkan dari
interaksi masalah disebut flows dalam diagram.

Bagan 1Error! No text of specified style in document. 1 Contex Diagram Siklus Produksi

Dari gambar Contex Diagram dapat dijelaskan detail proses sebagai berikut :
 Order dari konsumen dilakukan melalui pihak marketing
 Sistem merespon order dengan mendesaiin dan memberikan harga penawaran
 Apabila konsumen menyetujui harga penawaran tersebut maka sistem akan melakukan
proses produksi dengan memilih dan menggunakan tenaga kerja dan bahan baku yang
ada. Apabila bahan baku yang dibutuhkan habis, maka sistem akan meminta pembelian
bahan baku kepada bagian pembelian.

Figur ini menunjukkan bagaimana siklus produksi dihubungkan dengan subsistem


lain dalam sistem informasi sebuah perusahaan. Sistem informasi siklus pendapatan
menyediakan informasi (pesanan pelanggan dan perkiraan penjualan) yang digunakan
untuk merencanakan tingkat produksi dan persediaan. Sebagai balasannya, sisem
informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke siklus pendapatan mengenai barang
jadi yang telah diproduksi dan tersedia untuk dijual. Informasi mengenai kebutuhan
bahan baku dikirim ke sistem informasi siklus pengeluaran dalam bentuk permintaan
pembelian. Sebagai gantinya, sistem siklus pengeluaran menyediakan informasi
mengenai perolehan bahan baku dan juga mengenai pengeluaran lain yang dimasukkan
ke dalam overhead pabrik. Informasi mengenai kebutuhan tenaga kerja dikirim ke siklus
sumber daya manusia, yang sebagai balasannya menyediakan data mangenai biaya dan
ketersediaan tenaga kerja. Terakhir, informasi mengenai harga pokok produksi akan
dikirim ke sistem buku besar dan pelaporan informasi.

10
Siklus Produksi
2.2.2 DATA FLOW DIAGRAM LEVEL 0
a. Pengertian
DFD adalah Suatu Diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus
dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami system secara logika,
terstruktur, dan jelas.
DFD adalah sebuah diagram yang digunakan untuk menggambarkan aliran data pada satu
atau beberapa proses yang ada pada sebuah system atau system informasi yang akan di bangun
DFD sering juga disebut dengan nama Bubble Chart, Bubble Diagram, Model Proses,
Diagram Alur Kerja, atau model fungsi.
b. Tujuan Data Flow Diagram
 Penggambaran sistem
Fungsi pertama dari DFD adalah sebagai penggambaran sistem. DFD dapat kamu
gunakan untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan yang fungsional. Di dalam
jaringan tersebut, ada berbagai komponen yang dihubungkan satu sama lain menggunakan alur
data. Dengan begitu, kamu bisa memahami setiap alur yang ada dalam sistem tersebut.

 Pembuatan model
Selain menggambarkan sistem, DFD juga dapat kamu gunakan untuk membuat sebuah model
yang baru. Kamu bisa menekankan fungsi sistem-sistem tertentu untuk melihat bagian yang
lebih detail dari DFD tersebut. Dengan begitu, kamu bisa melihat beberapa bagian penting untuk
acuanmu merancang sebuah model.

 Penyampaian rancangan sistem


Fungsi DFD yang ketiga adalah menyampaikan rancangan sistem kepada pihak lain.DFD dapat
menggambarkan alur data secara lebih mudah melalui pendekatan visual. Oleh karena itu, kamu
bisa menggambarkan rancangan sistem menggunakan DFD dan menyampaikannya pada
programmer, pembuat sistem, klien, dan siapa pun yang perlu mengetahuinya. Mereka pun akan
lebih mudah memahami rancangan yang kamu buat.

11
Siklus Produksi
Bagan 2 DFD Level 0 Siklus Produksi

Gambar 1-2 dapat dijabarkan detail proses sebagai berikut :


 Proses Desain Produk menangani desain pesanan konsumen melalui pihak marketing dan
penawaran biaya dari mebel yang di desain. Untuk mendesain produk, sistem
membutuhkan file bill of material, sehingga sistem dapat mendesain produk sesuai
dengan permintaan konsumen. Aktivitas desain Produk menghasilkan 2 output yaitu
daftar bahan baku dan daftar Operasi.
- Daftar Bahan Baku : Sebuah Dokumen yang menyebutkan nomor bahan baku,
deskripsi, dan kuantitas dari komponen yang digunakan dari sebuah produk.
- Daftar Operasi : Sebuah Dokumen yang menspesifikasikan urutan langkah-langkah
dalam membuat produk. Contohnya peralatan apa saja yang digunakan, dan seberapa
lama setiap langkah yang diambil.
 Proses perencanaan dan penjadwalan, merupakan poses yang menangani perencanaan file
tenaga kerja untuk menentukan tenaga kerja yang dibutuhkan, bill of material serta
desain order dari konsumen. Dalam aktivitas ini, siklus pendapatan akan mendapatkan
pesanan pelanggan serta perkiraan penjualan agar dapat menjadi acuan untuk
melaksanakan kegiatan produksi tersebut. bill of material akan diupdate dan kemudian
disimpan kembali pada file. Perencanaan dan penjadwalan akan mengirimkan informasi
mengenai permintaan pembelian pada siklus pengeluaran berupa biaya bahan baku dan
juga overhead yang selanjutnya akan diberikan kepada akuntansi biaya.

12
Siklus Produksi
 Proses produksi merupakan alur kerja pembuatan mebel. Proses ini membutuhkan bahan
baku langsung dan tenaga kerja langsung serta order untuk dapat menghasilkan produk
sesuai dengan pesanan.
 KOS Akuntansi menangani perhitungan biaya pemakaian bahan baku, tenaga kerja, dan
biaya lainnyauntuk menghasilkan informasi harga pokok produksi yang akurat yang
berguna bagi pihak accounting.

2.3 Aktivitas – Aktivitas siklus Produksi

2.3.1 Perancangan Produk


Langkah pertama dalam siklus produksi adalah Perancangan produk.
Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang memenuhi permintaan dalam
hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya produksi.

Aktivitas perancangan produk menciptakan dua dokumen utama :

1. Daftar bahan baku


2. Daftar operasi
Keterlibatan Akuntan :

1. Para akuntan dapat memberikan informasi yang menunjukkan bagaimana berbagai desain
dapat mempengaruhi biaya produksi dan tingkat laba.

2. Memastikan bahwa SIA dirancang untuk mengumpulkan dan memberikan informasi


mengenai biaya penyetelan mesin dan penanganan bahan baku yang terkait gengan berbagai
alternatif desain produk.
Dengan memberikan data mengenai biaya perbaikan dan jaminan yang terkait dengan produk
yang ada dapat berguna untuk mendesain produk yang lebih baik.

2.3.2 Perencanaan dan Penjadwalan


Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan. Tujuan dari
langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi
pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan
persediaan barang jadi.

13
Siklus Produksi
Dua metode yang biasa dari perencanaan produksi :
1. Perencanaan sumber daya produksi (MRP-II)
MRP-II adalah kelanjutan dari perencanaan sumber daya bahan baku yang mencari
keseimbangan antara kapasitas produksi yang ada dan kebutuhan bahan baku untuk
memenuhi perkiraan permintaan penjualan.
2. Sistem produksi Just-in-time (JIT)
Tujuan produksi JIT adalah meminimalkan atau meniadakan persediaan bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi.
Keterlibatan Akuntan :
3. Para akuntan dapat terlibat dalam perencanaan dan penjadwalan dimana Akuntan harus
memastikan bahwa SIA mengumpulkan dan melaporkan biaya secara konsisten dengan
teknik perencanaan produksi perusahaan.

4. Para akuntan juga dapat membantu perusahaan memilih antara MRP-II atau JIT untuk
melihat manakah yang lebih tepat untuk perencanaan dan penjadwalan produksi
perusahaan.

2.3.3 Produksi Aktual dari Produk.


Cara aktivitas ini dicapai sangat berbeda di berbagai perusahaan. Salah satunya dengan
menggunakan computer-integrated manufacturing (CIM).
Computer-Integrated Manufacturing (CIM) adalah penggunaan berbagai bentuk TI dalam
proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh kompute, untuk mengurangi
biaya produksi.
Setiap perusahaan membutuhkan data mengenai 4 segi berikut ini dari operasi produksinya :

5. Bahan baku yang digunakan


6. Jam tenaga kerja yang digunakan
7. Operasi mesin yang dilakukan
8. Serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadi

14
Siklus Produksi
2.3.4 Akuntansi Biaya
Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya. Tiga tujuan dasar dari sistem
akuntansi biaya antara lain :
a. Untuk memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dari
operasi produksi

b. Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam menetapkan
harga serta keputusan bauran produk.
c. Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaan
serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan.

Ada dua jenis sistem akuntansi biaya :


1. Harga pokok pesanan
Perhitungan biaya pesanan membebankan biaya ke batch produksi tertentu, atau pekerjaan
tertentu.

2. Harga pokok proses

Perhitungan biaya proses membebankan biaya ke setiap proses, dan kemudian menghitung
biaya rata-rata untuk semua unit yang diproduksi.
Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses hanya mempengaruhi metode
yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut ke produk, bukan pada metode
pengumpulan data.

2.4 Sistem Informasi Akuntansi

2.4.1 PIHAK PIHAK YANG TERLIBAT DALAM SIKLUS PRODUKSI


1. Departemen produksi (entitas Perusahaan pertama), bertugas :
 Mendesain produk
 Membuat anggaran produksi
 Merencanakan produksi
 Membuat jadwal produksi
 Membuat produk
 Menghitung biaya produksi
2. Departemen pembelian
 Bertugas untuk menyediakan kebutuhan barang yang diperlukan untuk
memproduksi barang pada departemen produksi

15
Siklus Produksi
3. Departemen penjualan
 Bertugas untuk menjual barang hasil produksi pada departemen produksi
4. Pegawai Gudang
 Bertugas untuk mencatat dan mengotorisasi arus keluar dan masuk barang
untuk kepentingan proses produksi
5. System terkomputerisasi
 Untuk memudahkan berbagai aktivitas siklus produksi

2.4.2 DOKUMEN YANG DIGUNAKAN


Siklus produksi yang baik dan terkontrol dapat memberikan keunggulan kompetitif dengan
menyediakan produk berkualitas tinggi dengan biaya lebih rendah, yang pada akhirnya dapat
diterjemahkan menjadi peluang untuk harga produk yang lebih tinggi atau pangsa pasar yang
lebih besar melalui kepemimpinan harga. Bentuk alternatif keunggulan kompetitif yang
diberikan oleh manufaktur in-house adalah kemampuan untuk membuat rangkaian produk
yang unik. Berikut ini adalah beberapa dokumen yang terdapat pada siklus produksi:
 Purchase order (Pesanan Pembelian): Bertindak sebagai bukti pembelian serta
pengikat antara perusahaan dan vendor. Pesanan pembelian disiapkan oleh
departemen pembelian.
 Bill of material (Daftar Kebutuhan): Dokumen yang merinci bahan baku dan
proses kerja yang diperlukan untuk menghasilkan barang jadi.
 Work order(Perintah kerja): Dokumen yang memungkinkan toko untuk
melepaskan bahan baku dan work-in-process sehingga proses produksi dapat
dimulai. Perintah kerja biasanya berisi item dan jumlah item yang diperlukan
untuk produksi.
 Material requisition(Permintaan Bahan): Dokumen yang berfungsi untuk
memberi otorisasi toko untuk melepaskan bahan baku dan inventaris dalam
proses ke departemen produksi.
 Vendor list(Daftar Vendor): Daftar vendor resmi yang menawarkan barang dan
layanan berkualitas dengan harga pantas.
 Inventory(inventaris): Dokumen ini mencerminkan sifat dan kuantitas bahan
baku, barang dalam proses, dan barang jadi di toko.
 Production schedule(Jadwal Produksi): Dokumen ini merinci kapan bahan baku
akan digunakan, kapan barang dalam proses akan disimpan dan terakhir kapan
barang jadi akan tersedia di akhir proses produksi. Jadwal produksi juga
merinci mesin dan karyawan yang akan dilibatkan dalam setiap tahapan
produksi.
 Timesheet(Daftar jam kerja): Menampilkan detail jam kerja dan tarif gaji yang
terkait dengan pekerjaan atau untuk jangka waktu tertentu.
 Work-in-process(Barang dalam Proses): Dokumen ini merinci biaya pembuatan
(tenaga kerja, bahan dan biaya overhead) yang berkaitan dengan pembuatan
barang jadi.

16
Siklus Produksi
d. Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam
menetapkan harga serta keputusan bauran produk.
e. Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaan
serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan.

Ada dua jenis sistem akuntansi biaya :


1. Harga pokok pesanan
Perhitungan biaya pesanan membebankan biaya ke batch produksi tertentu, atau
pekerjaan tertentu.

2. Harga pokok proses

Perhitungan biaya proses membebankan biaya ke setiap proses, dan kemudian


menghitung biaya rata-rata untuk semua unit yang diproduksi.

Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses hanya mempengaruhi metode
yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut ke produk, bukan pada metode
pengumpulan data.

17
Siklus Produksi
2.4.3 LOWCHART DOKUMEN

DKB : Daftar kebutuhan barnag


DKP : Daftar kebutuhan produksi

Diagram 1 Prosedur Order Produksi (Mulyadi, 2001)

18
Siklus Produksi
Bagian Bagian
Produksi Gudang

mulai
3
1

2
Permintaan Permintaan bahan
bahan baku 3
baku
2
Permintaan baha1n baku

3
2 Serrahkan
Permintaan bahan 1
baku baang

Isi jumlah barang


berdasarkanpermin
taan bahan baku
1

3
2
Permintaan baha1n
baku

Bagian Kartu Biaya Bagian


jurnal 2 3
Kartu
gudang
N
2 4 5

1 1 1
Permintaan bahan Permintaan bahan Permintaan
baku baku bahan baku

Isi harga
pokok pada
Permintaan
Kartu Jurnal
bahan baku
harga pemakaian
pokok bahan baku
produk N

1
Permintaan bahan
baku
SELESAI

Kartu
sediaan
BKK : Bukti kas keluar
RDU : Reksp daftar upah
DU : Daftar upah

Diagram 2 Prosedur Permintaan dan pengeluaran barang gudang (Mulyadi, 2001)

19
Siklus Produksi
2.5 Sub Sistem Aplikasi Siklus Produksi

Sub sistem – sub sistem dari sistem produksi tersebut antara lain adalah Perencanaan
dan Pengendalian Produksi, Pengendalian Kualitas, Penentuan Standar-standar Operasi,
Penentuan Fasilitas Produksi, Perawatan Fasilitas Produksi, dan Penentuan Harga Pokok
Produksi. Sub sistem – sub sistem dari sistem produksi tersebut akan membentuk konfigurasi
sistem produksi.
Keandalan dari konfigurasi sistem produksi ini akan tergantung dari produk yang
dibuat serta bagaimana cara membuatnya (proses produksinya). Untuk melaksanakan fungsi-
fungsi perencanaan, operasi dan pemeliharaan, perusahaan manufaktur harus memiliki organ
pelaksana. Sistem produksi pada suatu perusahaan manufakturing harus memiliki bagian-
bagian atau organ.
Monitoring dan pengendalian operasi di lantai pabrik dilakukan secara rutin untuk
memastikan tidak terjadi penyimpangan termasuk penyimpangan mutu (spesifikasi) dari
setiap item yang dikerjakan. Apabila penyimpangan tidak dapat dihindarkan maka tindakan
perbaikan yang meliputi penjadwalan ulang sisa operasi di lantai pabrik segera dilakukan,
pengadaan tambahan bahan bila diperlukan dan sebagainya. Beberapa sumber penyimpangan
yang umum terjadi ialah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen,
kekeliruan dalam penentuan waktu setup dan operasi, ketidaksesuaian mutu bahan, kerusakan
pada fasilitas produksi dan lain-lain Produk yang telah selesai diangkut ke gudang
penyimpanan untuk dikirimkan kepada para pelanggan sesuai dengan jadwal pengiriman
yang disepakati.

2.5.1 Catatan akuntansi yang digunakan dalam siklus produksi


Catatan akuntansi yang digunakan dalam siklus produksi adalah (Mulyadi,2001):
1. Jurnal pemakaian bahan baku
Jurnal ini merupakan jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat harga pokok
bahan baku yang digunakan dalam produksi.

2. Jurnal umum
Jurnal ini mencatat tentang transaksi pembayaran gaji dan upah, depresiasi aktiva
tetap, amortisasi aktiva tidak berwujud, dan terpakainya persekot biaya.

3. Register bukti kas keluar


Register bukti kas keluar mencatat biaya overhead pabrik, biaya administrasi dan
umum serta biaya pemasaran yang berupa pengeluaran kas.

4. Kartu harga pokok produk


Catatan ini merupakan buku pembantu yang merinci biaya produksi (biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) yang dikeluarkan
untuk pesanan tertentu. Kartu harga pokok produk merupakan rincian rekening
control barang dalam proses buku besar.

20
Siklus Produksi
5. Kartu biaya
Catatan ini merupakan buku pembantu yang merinci biaya overhead pabrik, biaya
administrasi dan umum, dan biaya pemasaran.

21
Siklus Produksi
2.5.2 Jaringan prosedur yang membentuk sistem produksi dan akuntansi biaya
Jaringan prosedur yang membentuk sistem produksi dan akuntansi biaya dalam
perusahaan manufaktur(Mulyadi, 2001):

1. Prosedur order produksi


Dalam prosedur ini dilakukan koordinasi pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi dengan dikeluarkannya Dokumen Surat Order Produksi oleh fungsi
produksi berdasarkan order dari pelanggan yang diterima fungsi penjualan. Prosedur
order produksi dapat dibagi menjadi prosedur order produksi khusus yang
berdasarkan pesanan dan prosedur order produksi berulang kali yang berproduksi
massa untuk memenuhi persediaan.

2. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.


Prosedur ini digunakan oleh fungsi produksi untuk meminta bahan baku dari
fungsi gudang. Namun jika perusahaan tidak memiliki fungsi gudang bagi persediaan
maka dilakukan prosedur permintaan pembelian bahan baku. Biasanya permintaan
bahan baku didasarkan pada daftar kebutuhan bahan baku yang dibuat fungsi
perencanaan dan pengawasan produksi.

3. Prosedur pencatatan jam kerja dan pencatatan biaya tenaga kerja langsung
Surat order produksi yang dikeluarkan oleh Departemen Produksi biasanya
dilampiri dengan daftar kebutuhan bahan baku dan daftar kegiatan produksi
(operation list). Daftar kegiatan produksi ini berisi kegiatan yang diperlukan untuk
memproduksi sejumlah produk seperti yang tercantum dalam surat order produksi,
yang meliputi urutan proses pengolahan mesin yang digunakan, dan taksiran waktu
kerja karyawan dan mesin Pelaksanaan kegiatan seperti yang tercantum dalam daftar
kegiatan produksi tersebut memerlukan prosedur pencatatan jam tenaga kerja
langsung yang dikonsumsi dalam pengolahan order produksi yang bersangkutan.
Selain itu prosedur ini juga digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung
yang dikonsumsi untuk mengerjakan order produksi tertentu atau yang dikeluarkan
dalam periode waktu tertentu.

4. Prosedur produk selesai dan pembebanan biaya overhead pabrik


Order produksi yang telah selesai dikerjakan perlu diserahkan dari fungsi
produksi ke fungsi gudang. Prosedur produk selesai merupakan prosedur penyerahan
produk selesai dari fungsi produksi ke fungsi gudang. Selain itu prosedur ini juga
digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada pesanan
tertentu berdasarkan tarif yang ditentukan di muka dan total harga pokok produk
selesai yang ditransfer dari fungsi produksi ke fungsi gudang.

2.6 Tujuan SIA Dalam Siklus Produksi


Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang dirancang dengan baik memainkan peran yang
sangat penting dalam pengendalian dan pengelolaan siklus produksi dalam sebuah organisasi.
Tujuan siklus produksi mencakup sejumlah elemen penting yang harus dikelola dengan hati-

22
Siklus Produksi
hati untuk memastikan bahwa produksi berjalan dengan baik, efisien, dan sesuai dengan
rencana. Tujuan SIA dalam siklus produksi :

a) Semua Produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik.


Dalam konteks produksi, otorisasi yang adekuat berarti bahwa setiap tindakan yang
berhubungan dengan produksi harus memiliki persetujuan atau izin dari pihak yang
berwenang. Ini mencakup pembelian bahan baku, penggunaan mesin dan peralatan produksi,
dan perolehan aset tetap. SIA dapat membantu dalam mencatat dan memantau proses
persetujuan ini, memastikan bahwa tidak ada tindakan produksi yang dilakukan tanpa
otorisasi yang tepat.
Contoh Sebuah perusahaan manufaktur memastikan bahwa hanya supervisor yang
memiliki otorisasi untuk mengubah setelan mesin produksi. Sebelum perubahan dilakukan,
supervisor harus mengajukan permintaan kepada manajemen dan mendapatkan persetujuan
tertulis.

b) Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya.


Persediaan dan aset tetap adalah aset berharga dalam produksi. SIA dapat membantu
dalam melacak dan mengendalikan keamanan persediaan dan aset tetap. Ini bisa mencakup
pemantauan inventarisasi secara teratur untuk memastikan bahwa persediaan fisik sesuai
dengan catatan SIA, serta penggunaan tanda terima atau sistem penguncian untuk mencegah
kerugian atau pencurian.
Contoh Pada gudang persediaan, perusahaan menggunakan sistem pengecekan otomatis
dengan barcode untuk memastikan bahwa semua produk dalam persediaan tercatat dengan
akurat. Gudang juga dilengkapi dengan kamera pengawas untuk mengamankan persediaan
dari pencurian.

c) Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat.
SIA harus memastikan bahwa semua transaksi yang masuk ke dalam siklus produksi
adalah valid dan sah. Ini berarti bahwa transaksi tersebut harus sesuai dengan aturan dan
peraturan yang berlaku. Misalnya, pembelian bahan baku harus sesuai dengan pesanan yang
sah, dan penerimaan barang harus diverifikasi dengan benar sebelum dicatat.
Contoh Pada gudang persediaan, perusahaan menggunakan sistem pengecekan otomatis
dengan barcode untuk memastikan bahwa semua produk dalam persediaan tercatat dengan
akurat. Gudang juga dilengkapi dengan kamera pengawas untuk mengamankan persediaan
dari pencurian.

d) Semua transaksi siklus produksi dicatat dengan akurat.


SIA adalah alat penting dalam mencatat transaksi produksi dengan akurat. Ini mencakup
pencatatan biaya produksi, penghitungan jumlah barang dalam proses, pencatatan jam kerja,

23
Siklus Produksi
dan sebagainya. Data akurat ini penting untuk menghasilkan laporan keuangan yang benar
dan untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang lebih baik.
Contoh Sebuah pabrik mobil menggunakan SIA untuk mencatat biaya produksi secara
akurat. Setiap langkah produksi, termasuk biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead, dicatat
dalam sistem dengan akurat. Ini membantu mereka menghitung biaya produksi per unit
dengan tepat.

e) Catatan yang akurat dipelihara dan dilindungi dari kehilangan.


Pemeliharaan catatan yang akurat adalah kunci dalam pengendalian produksi. SIA
membantu dalam menyimpan data dan catatan produksi dengan aman. Ini termasuk tindakan
seperti backup data yang teratur untuk melindungi informasi dari kehilangan akibat
kegagalan perangkat keras atau bencana, serta pengendalian akses ke sistem informasi untuk
mencegah akses yang tidak sah.
Contoh Perusahaan menyimpan data produksi mereka di pusat data yang aman dan
terlindungi dengan baik. Selain itu, mereka melakukan backup data harian dan memiliki
kebijakan akses yang ketat untuk mencegah akses yang tidak sah ke catatan produksi.

f) Aktivitas siklus produksi dilakukan secara efesien dan efektif.


Pemeliharaan catatan yang akurat adalah kunci dalam pengendalian produksi. SIA
membantu dalam menyimpan data dan catatan produksi dengan aman. Ini termasuk tindakan
seperti backup data yang teratur untuk melindungi informasi dari kehilangan akibat
kegagalan perangkat keras atau bencana, serta pengendalian akses ke sistem informasi untuk
mencegah akses yang tidak sah.
Contoh Sebuah pabrik makanan menggunakan SIA untuk mengelola jadwal produksi
mereka. Sistem ini secara otomatis mengoptimalkan jadwal produksi berdasarkan permintaan
pelanggan dan persediaan bahan baku. Hal ini membantu mereka mengurangi waktu tunggu
dan biaya produksi yang tidak perlu.

Dengan demikian, SIA berfungsi sebagai alat yang membantu organisasi memenuhi
tujuan siklus produksi mereka, yakni mengendalikan, memonitor, dan melaporkan semua
aspek produksi dengan cara yang sah, efisien, dan akurat. Hal ini membantu organisasi dalam
mencapai keunggulan kompetitif dan menjaga integritas operasional mereka.

24
Siklus Produksi
2.7 Ancaman Dan pengendalian Terhadap Siklus Produksi

Proses Ancaman Prosedur Pengendalian yang dapat


diterapkan

Masalah 1. Tidak akurat atau tidak 1.1 Kontrol integritas pemrosesan data
umum valid data master 1.2 Pembatasan akses ke data master
diseluruh 1.3 Tinjau semua perubahan pada data master
Siklus
Produksi
2. Pengungkapan tidak sah 2.1 Kontrol akses
informasi sensitif 2.2 Enkripsi
3. Kehilangan atau 3.1 Prosedur pencadangan dan pemulihan
bencana
Tabel 1 Ancaman dan pengendalian Terhadap Siklus Produksi

2.7.1 ANCAMAN DAN KONTROL

1) Kontrol integritas pemrosesan data


ancaman pertama yang tercantum dalam Tabel 1 adalah risiko data master
yang tidak akurat atau tidak valid. Data yang tidak akurat tentang operasi pabrik
dapat mengakibatkan kesalahan penetapan biaya produk dan penilaian persediaan.
Catatan inventaris yang tidak akurat dapat mengakibatkan kegagalan produksi
barang jadi tepat waktu atau produksi yang tidak perlu. Kesalahan dalam
spesifikasi produk (daftar bahan baku dan daftar operasi) dapat mengakibatkan
produk dirancang dengan buruk. Berbagai pengendalian integritas pemrosesan
yang dibahas dalam Bab 10 dapat mengurangi risiko entri data yang tidak akurat.
Penting juga untuk membatasi akses ke data master siklus produksi

2) Pembatasan akses ke data master & Tinjau semua perubahan pada data master
untuk mencegah perubahan tidak sah pada data produksi. Penegakan kontrol
akses dan pemisahan tugas yang tepat mengharuskan pengontrol atau CFO
meninjau dan menyarankan konfigurasi hak pengguna yang sesuai dalam sistem
ERP terintegrasi. Instalasi default sistem seperti itu biasanya memberikan terlalu
banyak kekuatan kepada setiap karyawan.
Oleh karena itu, penting untuk mengubah izin pengguna untuk memastikan bahwa
karyawan hanya diberikan hak istimewa yang diperlukan untuk melakukan tugas
pekerjaan tertentu. Selain otentikasi multifaktor karyawan, kontrol akses berbasis
lokasi pada perangkat juga harus digunakan. Misalnya, sistem harus diprogram
untuk menolak segala upaya untuk mengubah catatan inventaris dari terminal yang
berlokasi di departemen teknik. Yang terakhir, catatan seluruh aktivitas, terutama
setiap tindakan yang memerlukan persetujuan manajerial, seperti permintaan
bahan baku tambahan atau lembur, harus dicatat dan disimpan untuk ditinjau nanti
(pengendalian 1.3) sebagai bagian dari jejak audit.
3) Kontrol akses & Enkripsi

25
Siklus Produksi
Ancaman lainnya adalah pengungkapan informasi produksi tanpa izin, seperti
rahasia dagang dan perbaikan proses yang memberikan keunggulan kompetitif
bagi perusahaan. Berbagai pengendalian akses yang dibahas sebelumnya
memberikan satu cara untuk memitigasi ancaman ini (pengendalian 2.1).
Perhatikan bagaimana sistem informasi siklus produksi mengintegrasikan data
operasional dan keuangan dari berbagai sumber. Departemen teknik bertanggung
jawab untuk mengembangkan spesifikasi produk. File bill of material menyimpan
informasi tentang komponen produk, dan file daftar operasi berisi informasi
tentang cara memproduksi setiap produk. Untuk mengembangkan spesifikasi
tersebut, teknisi mengakses kedua file tersebut untuk memeriksa desain produk
serupa. Ia juga mengakses buku besar dan file inventaris untuk informasi yang
diperlukan untuk menghitung biaya desain produk alternatif. Departemen
penjualan memasukkan informasi tentang perkiraan penjualan dan pesanan
pelanggan. Departemen perencanaan produksi menggunakan informasi
tersebut, ditambah data tentang tingkat persediaan saat ini, untuk mengembangkan
jadwal produksi induk dan membuat catatan baru dalam file pesanan produksi
untuk mengotorisasi produksi barang tertentu. Pada saat yang sama, catatan baru
ditambahkan ke file barang dalam proses untuk mengakumulasi data biaya.
Permintaan bahan dikirim ke departemen penyimpanan inventaris untuk
mengotorisasi pelepasan bahan mentah. Manufaktur
terintegrasi komputer (CIM) di antarmuka mengirimkan instruksi rinci ke stasiun
kerja pabrik. Antarmuka CIM juga mengumpulkan data biaya dan operasional
yang digunakan untuk memperbarui file barang dalam proses dan
pesanan produksi. kami memeriksa setiap aktivitas dasar yang digambarkan pada
Gambar 14-2 secara lebih rinci. Selain itu, data sensitif, seperti prosedur tepat
yang harus diikuti dalam pembuatan produk tertentu, harus dienkripsi
(pengendalian 2.2) baik saat disimpan maupun selama transmisi melalui Internet
ke pabrik manufaktur dan mitra bisnis.

4) Prosedur pencadangan dan pemulihan bencana


Ancaman umum ketiga yang tercantum pada Tabel 1 adalah hilangnya atau
hancurnya data produksi. Basis data siklus produksi harus dilindungi dari
kehilangan atau kerusakan yang disengaja atau tidak disengaja. pencadangan rutin
semua file data sangat penting (kontrol 3.1). Salinan tambahan dari file induk
utama, seperti pesanan produksi terbuka dan inventaris bahan mentah, harus
disimpan di luar lokasi. Untuk mengurangi kemungkinan terhapusnya file penting
secara tidak sengaja, semua disk dan tape harus memiliki label file eksternal dan
internal.

2.8 Ancaman dan Prosedur Pengendalian SIA dalam Siklus Produksi


Tabel 2 menyebutkan ancaman-ancaman dan eksposur-eksposur utama dalam
siklus produksi beserta prosedur pengendalian tambahan, di samping dokumen serta
catatan yang memadai, yang harus ada untuk mengurangi ancaman dan eksposur
tersebut. Seperti yang akan Anda lihat dalam diskusi berikut ini, setiap perusahaan,
apa pun lini bisnisnya, menghadapi ancaman-ancaman ini. Oleh karenanya,
merupakan hal yang penting untuk memahami bagaimana SIA dapat didesain untuk
mengatasinya.

26
Siklus Produksi
Proses Ancaman Prosedur Pengendalian yang dapat
diterapkan

Desain 4. Desain Produk yang 1.4 Analisis akuntansi biaya yang timbul dari
Produk buruk mengakibatkan pilihan desain produk
kelebihan biaya 1.5 Analisis biaya garansi dan perbaikan

Perencanaan 5. Kelebihan/kekurangan 2.3 Sistem perencanaan produksi yang lebih


dan produksi baik
Penjadwalan 2.4 Meninjau dan menyetujui jadwal produksi
dan pesanan
2.5 Pembatasan akses terhadap pesanan
produksi dan jadwal produksi
Operasi 6. Pencurian Persediaan 3.2 Kontrol akses fisik
Produksi 7. Pencurian aset tetap 3.3 Dokumentasi seluruh pergerakan inventaris
8. Kinerja buruk 3.4 Pemisahan tugas—penitipan aset dari
9. Investasi pada aset tetap pencatatan dan otorisasi penghapusan
yang kurang optimal 3.5 Pembatasan akses terhadap data induk
10. Hilangnya persediaan inventaris
atau asset tetap akibat 3.6 Penghitungan fisik persediaan secara
kebakaran atau bencana berkala dan rekonsiliasi penghitungan
lainnya tersebut ke jumlah yang tercatat
11. Gangguan operasional 4.1 Inventarisasi fisik seluruh aset tetap
4.2 Pembatasan akses fisik terhadap aset tetap
4.3 Memelihara catatan rinci tentang aset tetap,
termasuk pelepasannya
5.1 Pelatihan
5.2 Laporan kinerja
6.1 Persetujuan yang tepat atas akuisisi aset
tetap, termasuk penggunaan permintaan
untuk proposal untuk meminta beberapa
penawaran kompetitif
7.1 Perlindungan fisik (misalnya, alat penyiram
api)
7.2 Asuransi
8.1 Rencana pencadangan dan pemulihan
bencana
Akuntansi 12. Data biaya yang tidak 9.1 Otomatisasi sumber data
Biaya akurat 9.2 Pengendalian integritas pemrosesan data
13. Alokasi biaya overhead 9.3 Verifikasi keakuratan catatan database
yang tidak tepat 10.1 Penetapan biaya berdasarkan aktivitas
14. Laporan yang berdasarkan waktu
menyesatkan 11.1 Metrik kinerja yang inovatif (misalnya,
throughput)
Tabel 2 Ancaman dan pengendalian Aktivitas Dasar Siklus Produksi

27
Siklus Produksi
1. Desain Produk
Desain produk yang buruk (ancaman 1 pada Tabel-2) meningkatkan biaya
dalam beberapa cara. Menggunakan terlalu banyak komponen unik ketika
memproduksi produk serupa meningkatkan biaya yang terkait dengan pembelian dan
pemeliharaan persediaan bahan mentah. Hal ini juga sering mengakibatkan proses
produksi menjadi tidak efisien karena adanya kompleksitas yang berlebihan dalam
pergantian produksi dari satu produk ke produk lainnya. Produk yang dirancang
dengan buruk juga cenderung menimbulkan biaya garansi dan perbaikan yang tinggi.
Untuk memitigasi ancaman ini, akuntan harus berpartisipasi dalam aktivitas
desain produk (pengendalian 1.1) karena 65% hingga 80% biaya produk ditentukan
pada tahap proses produksi ini. Akuntan dapat menganalisis bagaimana penggunaan
komponen alternatif dan perubahan proses produksi mempengaruhi biaya. Selain itu,
akuntan dapat menggunakan informasi dari siklus pendapatan tentang biaya perbaikan
dan garansi (pengendalian 1.2) yang terkait dengan produk yang ada untuk
mengidentifikasi penyebab utama kegagalan produk dan menyarankan peluang untuk
mendesain ulang produk guna meningkatkan kualitas.
2. Perencanaan dan Penjadwalan
Tabel-2 menunjukkan bahwa ancaman utama dalam aktivitas perencanaan dan
penjadwalan adalah kelebihan atau kekurangan produksi. Produksi berlebih dapat
mengakibatkan pasokan barang melebihi permintaan jangka pendek, sehingga
menimbulkan potensi masalah arus kas karena sumber daya terikat pada persediaan.
Produksi berlebih juga meningkatkan risiko persediaan menjadi usang. Sebaliknya,
produksi yang kurang dapat mengakibatkan hilangnya penjualan dan ketidakpuasan
pelanggan karena kurangnya ketersediaan barang yang diinginkan. Ancaman-
ancaman ini sangat penting bagi perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk-
produk baru dan inovatif, seperti pakaian mode saat ini, karena permintaan terhadap
produkproduk tersebut jauh lebih fluktuatif dibandingkan permintaan terhadap
kebutuhan pokok dan komoditas, seperti makanan atau perlengkapan kantor. Sistem
perencanaan produksi (pengendalian 2.1) dapat mengurangi risiko kelebihan dan
kekurangan produksi. Perbaikan memerlukan perkiraan penjualan yang akurat dan
terkini serta data tentang stok persediaan, informasi yang dapat disediakan oleh
sistem siklus pendapatan dan pengeluaran. Selain perkiraan yang lebih baik,
informasi tentang kinerja produksi, khususnya mengenai tren total waktu untuk
memproduksi setiap produk, harus dikumpulkan secara teratur. Sumber data ini
harus digunakan secara berkala untuk meninjau dan menyesuaikan MPS.
Persetujuan dan otorisasi yang tepat atas pesanan produksi (pengendalian 2.2)
adalah pengendalian lain untuk mencegah kelebihan atau kekurangan produksi item
tertentu. Tinjauan dan persetujuan yang cermat juga memastikan bahwa pesanan
produksi yang benar telah dikeluarkan (pengendalian 2.2). Risiko pesanan produksi
yang tidak sah dapat dikurangi dengan membatasi akses ke program penjadwalan
produksi (pengendalian 2.3).

3. Operasi Produksi

28
Siklus Produksi
Pencurian persediaan (ancaman 3) dan aset tetap (ancaman 4) merupakan
kekhawatiran utama (lihat Tabel-2). Selain hilangnya aset, pencurian juga
mengakibatkan saldo aset terlalu tinggi, yang dapat menyebabkan kesalahan analisis
kinerja keuangan dan rendahnya produksi.
Untuk mengurangi risiko kehilangan persediaan, akses fisik terhadap
persediaan harus dibatasi (pengendalian 3.1), dan semua pergerakan internal
persediaan harus didokumentasikan (pengendalian 3.2).
Oleh karena itu, permintaan bahan harus digunakan untuk mengesahkan
pelepasan bahan mentah ke produksi. Baik petugas pengendalian inventaris maupun
karyawan produksi yang menerima bahan mentah harus menandatangani daftar
permintaan untuk mengakui pelepasan barang ke produksi.
Permintaan bahan tambahan yang melebihi jumlah yang ditentukan dalam
daftar bahan harus didokumentasikan dan disahkan oleh personel pengawas. Tiket
perpindahan harus digunakan untuk mendokumentasikan pergerakan inventaris
selanjutnya melalui berbagai tahapan proses produksi. Pengembalian bahan apa pun
yang tidak digunakan dalam produksi juga harus didokumentasikan. Jika
memungkinkan, tag RFID atau kode batang harus digunakan untuk mengotomatisasi
pelacakan inventaris.
Pemisahan tugas yang tepat (pengendalian 3.3) penting untuk menjaga
inventaris. Menjaga penyimpanan fisik persediaan bahan mentah dan barang jadi
adalah tanggung jawab departemen penyimpanan persediaan. Pengawas departemen
atau pabrik memiliki tanggung jawab utama atas inventaris barang dalam proses.
Fungsi otorisasi, yang diwakili oleh persiapan pesanan produksi, permintaan bahan,
dan tiket perpindahan, merupakan tanggung jawab perencana produksi atau, semakin
meningkat, sistem informasi produksi itu sendiri. Peralatan RFID, pemindai kode
batang, dan terminal online dapat digunakan untuk mencatat pergerakan inventaris,
sehingga menjaga catatan inventaris abadi tetap akurat. Oleh karena itu,
pengendalian akses dan uji kompatibilitas yang tepat penting untuk memastikan
bahwa hanya personel yang berwenang yang memiliki akses terhadap catatan
tersebut (pengendalian 3.4). Terakhir, seorang karyawan yang tidak memiliki
tanggung jawab kustodian harus menghitung persediaan yang ada secara berkala
(kontrol 3.5). Setiap perbedaan antara penghitungan fisik dan jumlah yang tercatat
harus diselidiki.
Pengendalian serupa diperlukan untuk menjaga aset tetap. Pertama, seluruh
aset tetap harus diidentifikasi dan dicatat (pengendalian 4.1) sehingga manajer dapat
diberi tanggung jawab dan akuntabilitas atas aset tetap yang berada di bawah kendali
mereka. Tag RFID menyediakan cara hemat biaya untuk memantau lokasi aset tetap.
Seperti halnya inventaris, langkah-langkah keamanan harus diterapkan untuk
mengendalikan akses fisik ke aset tetap (pengendalian 4.2). Karena mesin dan
peralatan manufaktur sering kali diganti sebelum benar-benar usang, maka penting
untuk menyetujui secara resmi dan mencatat penjualan atau pembuangannya secara
akurat (pengendalian 4.3). Laporan seluruh transaksi aset tetap harus dicetak secara
berkala dan dikirim ke pengendali, yang harus memverifikasi bahwa setiap transaksi
telah diotorisasi dan dilaksanakan dengan benar. Sistem akuntansi biaya juga perlu
memelihara catatan akurat mengenai biaya perolehan, segala perbaikan, dan

29
Siklus Produksi
penyusutan agar dapat menghitung dengan tepat keuntungan atau kerugian yang
timbul dari transaksi tersebut.
Kinerja yang buruk merupakan ancaman lain terhadap operasi produksi.
Pelatihan (pengendalian 5.1) adalah salah satu cara untuk memitigasi ancaman ini.
Memang benar, survei terhadap perusahaan manufaktur melaporkan adanya
hubungan langsung antara waktu yang dihabiskan untuk pelatihan dan produktivitas
secara keseluruhan. Penting juga untuk secara teratur menyiapkan dan meninjau
laporan kinerja (pengendalian 5.2) untuk mengidentifikasi kapan pelatihan tambahan
diperlukan.
Ancaman lain yang terkait dengan aktivitas siklus produksi adalah rendahnya
investasi pada aset tetap. Investasi berlebihan pada aset tetap dapat menimbulkan
biaya berlebih; kurangnya investasi dapat mengganggu produktivitas pasangan.
Kedua masalah tersebut mengurangi profitabilitas. Oleh karena itu, otorisasi yang
tepat atas transaksi aset tetap (pengendalian 6.1) adalah penting.
Akuisisi aset tetap merupakan jenis pengeluaran khusus dan mengikuti proses
dasar yang sama (memesan aset tetap, menerimanya, dan membayarnya) dan
prosedur pengendalian. Meskipun demikian, ukuran sebagian besar transaksi aset
tetap memerlukan beberapa modifikasi proses yang digunakan untuk memperoleh
persediaan dan perlengkapan lain-lain. Seorang supervisor atau manajer, yang
memberikan rincian tentang arus kas yang diharapkan serta biaya dan manfaat lain
dari pengeluaran yang diusulkan, pertamatama harus merekomendasikan belanja
modal dalam jumlah besar. Semua rekomendasi tersebut harus ditinjau oleh
eksekutif senior atau komite eksekutif dan berbagai proyek diberi peringkat
berdasarkan prioritas. Belanja modal yang lebih kecil (misalnya belanja sebesar
$10.000 atau kurang) biasanya dapat dibeli langsung dari anggaran departemen,
sehingga menghindari proses persetujuan formal. Meminta manajer bertanggung
jawab atas pengembalian aset tetap departemen mereka memberikan insentif untuk
mengendalikan pengeluaran tersebut.
Perbedaan lainnya adalah bahwa pesanan mesin dan peralatan hampir selalu
melibatkan permintaan formal untuk mendapatkan penawaran kompetitif dari
pemasok potensial. Sebuah dokumen yang disebut permintaan proposal (RFP), yang
menentukan properti aset yang diinginkan, dikirim ke setiap calon pemasok. Komite
penanaman modal harus meninjau tanggapan yang diberikan dan memilih
penawaran terbaik. Setelah pemasok dipilih, perolehan aset dapat ditangani melalui
proses siklus pengeluaran reguler. Secara khusus, pesanan pembelian formal
disiapkan, penerimaan aset didokumentasikan secara formal menggunakan laporan
penerimaan, dan voucher pencairan digunakan untuk mengotorisasi pembayaran
kepada pemasok. Rangkaian kontrol pemrosesan dan pemeriksaan edit yang sama
yang digunakan untuk pembelian lainnya juga harus digunakan untuk akuisisi aset
tetap.
Ancaman lain yang dicatat pada Tabel-2 adalah persediaan dan aset tetap
dapat mengalami kerugian akibat kebakaran atau bencana lainnya. Perlindungan
fisik (pengendalian 7.1), seperti sistem pemadam kebakaran, dirancang untuk
mencegah bencana tersebut. Namun, karena pengendalian preventif tidak pernah
100% efektif, organisasi juga perlu membeli asuransi yang memadai (pengendalian
7.2) untuk menutupi kerugian tersebut dan menyediakan penggantian aset tersebut.

30
Siklus Produksi
Kekhawatiran terkait adalah terganggunya kegiatan produksi (ancaman 8).
Tingginya tingkat otomatisasi dalam aktivitas siklus produksi berarti bahwa
bencana, seperti pemadaman listrik, tidak hanya mengganggu fungsi sistem
informasi tetapi juga dapat mengganggu aktivitas manufaktur. Sumber daya
cadangan (pengendalian 8.1), seperti generator, dan perangkat catu daya yang tidak
pernah terputus harus diperoleh untuk memastikan bahwa peralatan dan mesin
penting tidak rusak karena kehilangan daya secara tiba-tiba dan proses produksi
yang penting dapat dilanjutkan sesuai jadwal. Perusahaan juga perlu menyelidiki
kesiapsiagaan bencana dari pemasok utama dan mengidentifikasi sumber alternatif
untuk komponen penting. Hal ini sangat penting bagi perusahaan yang
mempraktikkan lean manufacturing; mereka mempertahankan persediaan bahan
mentah dan barang jadi yang rendah, sehingga gangguan apa pun terhadap aktivitas
produksi mereka atau pemasok mereka dapat dengan cepat mengakibatkan
hilangnya penjualan.

4. Akuntansi Biaya
Seperti yang diilustrasikan dalam kasus AOE, data biaya yang tidak akurat
(ancaman 9 pada Tabel-2) dapat mengurangi efektivitas penjadwalan produksi dan
melemahkan kemampuan manajemen untuk memantau dan mengendalikan operasi
manufaktur. Misalnya, data biaya yang tidak akurat dapat terjadi dalam keputusan
yang tidak tepat tentang produk mana yang akan dibuat dan bagaimana menetapkan
harga jual saat ini. Kesalahan dalam pencatatan persediaan dapat menyebabkan
kelebihan atau kekurangan produksi barang. Aset tetap yang dilebih-lebihkan
meningkatkan biaya melalui penyusutan ekstra dan pajak properti yang lebih tinggi.
Aset tetap yang diremehkan juga dapat menimbulkan masalah; misalnya,
penghitungan jumlah komputer pribadi yang digunakan secara tidak akurat dapat
menyebabkan perusahaan tanpa sadar melanggar persyaratan lisensi perangkat
lunaknya. Ketidakakuratan dalam laporan keuangan dan laporan manajerial dapat
mendistorsi analisis kinerja masa lalu dan keinginan untuk melakukan investasi di
masa depan atau perubahan dalam operasi.
Prosedur pengendalian terbaik untuk memastikan bahwa entri data akurat
adalah dengan mengotomatisasi pengumpulan data (pengendalian 9.1) menggunakan
teknologi RFID, pemindai kode batang, pembaca lencana, dan perangkat lainnya.
Jika hal ini tidak memungkinkan, terminal online harus digunakan untuk entri data
dan harus menggunakan berbagai kontrol edit entri data (kontrol 9.2). Misalnya,
angka pengecekan dan verifikasi loop tertutup harus digunakan untuk memastikan
bahwa informasi tentang bahan mentah yang digunakan, operasi yang dilakukan, dan
nomor karyawan dimasukkan dengan benar. Pemeriksaan validitas, seperti
membandingkan nomor bagian bahan mentah dengan yang tercantum dalam file bill
of material, memberikan jaminan keakuratan lebih lanjut. Terakhir, untuk
memverifikasi keakuratan catatan database, penghitungan fisik persediaan dan aset
tetap secara berkala harus dilakukan dan dibandingkan dengan jumlah yang tercatat
(pengendalian 9.3).
Namun, data biaya yang akurat saja tidak cukup. Seperti yang ditunjukkan
dalam kasus AOE, sistem akuntansi biaya yang dirancang dengan buruk salah
mengalokasikan biaya ke produk (ancaman 10) dan menghasilkan laporan yang

31
Siklus Produksi
menyesatkan tentang aktivitas siklus produksi (ancaman 11), yang keduanya dapat
menyebabkan keputusan yang salah dan frustrasi. Dua subbagian berikut
menjelaskan bagaimana sistem penetapan biaya berbasis aktivitas dan metrik kinerja
inovatif dapat memitigasi masalah ini
PENINGKATAN KONTROL DENGAN SISTEM BIAYA BERBASIS
AKTIVITAS Sistem biaya tradisional menggunakan basis yang digerakkan oleh
volume, seperti tenaga kerja langsung atau jam mesin, untuk membebankan biaya
overhead pada produk. Namun, banyak biaya overhead yang tidak berubah secara
langsung dengan volume produksi. Biaya pembelian, misalnya, bervariasi menurut
jumlah pesanan pembelian yang diproses. Demikian pula, biaya penerimaan
bervariasi sesuai dengan jumlah pengiriman dari pemasok. Biaya penyiapan dan
penanganan material bervariasi berdasarkan jumlah batch berbeda yang dijalankan,
bukan berdasarkan jumlah total unit yang diproduksi. Jadi, mengalokasikan jenis
biaya overhead ini ke produk berdasarkan volume keluaran akan melebih-lebihkan
biaya produk yang diproduksi dalam jumlah besar. Ini juga meremehkan biaya
produk yang diproduksi dalam jumlah kecil.
Selain itu, pengalokasian biaya overhead berdasarkan input tenaga kerja
langsung dapat mendistorsi biaya antar produk. Ketika investasi dalam otomasi
pabrik meningkat, jumlah tenaga kerja langsung yang digunakan dalam produksi
menurun. Akibatnya, jumlah biaya overhead per unit tenaga kerja meningkat drastis.
Akibatnya, perbedaan kecil dalam jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
memproduksi dua produk dapat mengakibatkan perbedaan biaya produk yang
signifikan.
Penetapan biaya berdasarkan aktivitas1 (pengendalian 10.1) dapat
menyempurnakan dan meningkatkan alokasi biaya dalam sistem biaya pesanan dan
proses. Ia mencoba menelusuri biaya-biaya tersebut ke aktivitasaktivitas yang
menghasilkan biaya-biaya tersebut, seperti penggilingan atau pemolesan, dan baru
kemudian mengalokasikan biaya-biaya tersebut ke produk atau departemen. Tujuan
mendasar dari penetapan biaya berbasis aktivitas adalah untuk menghubungkan
biaya dengan strategi perusahaan. Strategi perusahaan menghasilkan keputusan
tentang barang dan jasa apa yang akan diproduksi. Kegiatan harus dilakukan untuk
memproduksi barang dan jasa tersebut, yang pada gilirannya menimbulkan biaya.
Dengan demikian, strategi perusahaan menentukan biaya. Akibatnya, dengan
mengukur biaya aktivitas dasar, seperti penanganan bahan atau pemrosesan pesanan
pembelian, penetapan biaya berdasarkan aktivitas memberikan informasi kepada
manajemen untuk mengevaluasi konsekuensi dari keputusan strategis.
PENINGKATAN KONTROL DENGAN METRIK KINERJA
INOVATIF Pendekatan modern terhadap produksi, seperti lean manufacturing,
sangat berbeda dengan produksi massal tradisional. Salah satu perbedaan utamanya
adalah penurunan tingkat persediaan barang jadi, karena produksi dijadwalkan
berdasarkan permintaan pelanggan dan bukan berdasarkan proyeksi tahun-tahun
sebelumnya. Meskipun hal ini bermanfaat dalam jangka panjang, hal ini sering kali
menyebabkan penurunan profitabilitas yang dilaporkan dalam jangka pendek.
Alasannya: Akuntansi keuangan tradisional memperlakukan inventaris sebagai asset.
Dengan demikian, biaya produksi persediaan tidak diakui sampai produk tersebut
dijual. Ketika sebuah perusahaan beralih dari produksi massal ke lean

32
Siklus Produksi
manufacturing, hal ini akan mengurangi tingkat persediaan yang ada, sehingga biaya
yang dikeluarkan pada periode sebelumnya untuk membuat persediaan tersebut kini
dibebankan. Selain itu, karena lean manufacturing berupaya meminimalkan
penciptaan persediaan tambahan, hampir seluruh biaya tenaga kerja dan overhead
dibebankan pada periode berjalan, bukannya dialokasikan ke persediaan dan dengan
demikian diperlakukan sebagai aset dan ditangguhkan ke periode mendatang.
Efek gabungan dari perubahan-perubahan ini sering kali menghasilkan
peningkatan biaya yang signifikan pada tahun peralihan ke akuntansi lean. Meskipun
dampak ini hanya bersifat sementara, namun hal ini dapat menimbulkan
kekhawatiran yang signifikan di kalangan manajer, terutama jika evaluasi kinerja
mereka terutama didasarkan pada laporan keuangan perusahaan.
Untuk mengatasi masalah ini, CPA yang bekerja untuk dan bersama
perusahaan yang telah mengadopsi teknik lean manufacturing menganjurkan untuk
melengkapi laporan keuangan tradisional berdasarkan Prinsip Akuntansi yang
Diterima Secara Umum (GAAP) dengan laporan tambahan berdasarkan prinsip
akuntansi lean2 . Salah satu perubahan yang disarankan melibatkan pembebanan
biaya ke lini produk, bukan ke departemen. Misalnya, semua biaya yang dikeluarkan
untuk merancang, memproduksi, menjual, mengirimkan, memproses pembayaran
pelanggan, dan menyediakan dukungan pasca-penjualan dikelompokkan
berdasarkan produk. Perubahan lainnya melibatkan pelaporan biaya overhead
sebagai item terpisah, daripada memasukkannya ke dalam perhitungan harga pokok
penjualan. Laporan akuntansi lean juga mengidentifikasi perubahan persediaan
sebagai item pengeluaran terpisah, untuk lebih jelas mengungkapkan pengaruh
tingkat persediaan terhadap laba yang dilaporkan.
Selain mengubah struktur laporan kinerja, akuntan juga harus
mengembangkan dan menyempurnakan langkahlangkah baru yang dirancang untuk
fokus pada isu-isu penting bagi manajer siklus produksi (pengendalian 11.1). Dua
isu yang sangat penting adalah tingkat output yang dapat digunakan yang dihasilkan
per unit waktu dan ukuran pengendalian kualitas.

33
Siklus Produksi
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Empat kegiatan penting dalam siklus produksi :

Perancangan Produk (Aktivitas


1)
Langkah pertama dalam
siklus produksi adalah
Perancangan produk.
Tujuan aktivitas ini adalah
untuk merancang sebuah
produk yang
memenugi permintaan dalam
hal kualitas, ketahanan, dan
fungsi, dan
secara simultan meminimalkan
biaya produksi
1. Perancangan Produk (Aktivitas 1)
Langkah pertama dalam siklus produksi adalah Perancangan produk. Tujuan
aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang memenuhi permintaan

34
Siklus Produksi
dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya
produksi.
2. Perencanaan dan Penjadwalan (aktivitas 2)
Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan.
Tujuan dari langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien
untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek
tanpa menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.
3. Operasi Produksi (Aktivitas 3)
Computer-Integrated Manufacturing (CIM) adalah penggunaan berbagai
bentuk TI dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh
kompute, untuk mengurangi biaya produksi. Setiap perusahaan membutuhkan data
mengenai 4 segi berikut ini dari operasi produksinya :
 Bahan baku yang digunakan
 Jam tenaga kerja yang digunakan
 Operasi mesin yang dilakukan
 Serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadi.
4. Akuntansi Biaya (Aktivitas 4)
5. Apakah tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya itu ?
 Untuk memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan
penilaian kinerja dari operasi produksi.
 Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan
dalam menetapkan harga serta keputusan bauran produk
 Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk
menghitung persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul
di laporan keuangan perusahaan.

3.2 Saran
Penulis berharap pembaca dapat memahami apa yang telah di paparkan dalam
makalah ini sehingga dapat memperoleh manfaat yang sebaik-baiknya mengenai Sistem
Informasi Akuntansi dalam Siklus produksi dan akuntansi biaya persediaan.

Perancangan Produk (Aktivitas


1)

35
Siklus Produksi
Langkah pertama dalam
siklus produksi adalah
Perancangan produk.
Tujuan aktivitas ini adalah
untuk merancang sebuah
produk yang
memenugi permintaan dalam
hal kualitas, ketahanan, dan
fungsi, dan
secara simultan meminimalkan
biaya produksi
2. Perencanaan dan
Penjadwalan (aktivitas 2)
Langkah kedua dalam
siklus produksi adalah
perencanaan dan
36
Siklus Produksi
penjadwalan.
Tujuan dari langkah ini
adalah mengembangkan
rencana produksi
yang cukup efisien untuk
memenuhi pesanan yang ada
dan mengantisipasi
permintaan jangka pendek
tanpa menimbulkan kelebihan
persediaan barang
jadi.
3. Operasi Produksi
(Aktivitas 3)
Computer-Integrated
Manufacturing (CIM) adalah
penggunaan
37
Siklus Produksi
berbagai bentuk TI dalam
proses produksi, seperti robot
dan mesin yang
dikendalikan oleh kompute,
untuk mengurangi biaya
produksi. Setiap
perusahaan membutuhkan data
mengenai 4 segi berikut ini
dari operasi
produksinya :
- Bahan baku yang
digunakan
- Jam tenaga kerja yang
digunakan
- Operasi mesin yang
dilakukan
38
Siklus Produksi
- Serta biaya overhead
produksi lainnya yang terjadi
4. Akuntansi Biaya (Aktivitas
4)
Apakah tiga tujuan dasar
dari sistem akuntansi biaya
itu ?
- Untuk memberikan
informasi untuk perencanaan,
pengendalian, dan penilaian
kinerja dari operasi produksi.

BAB 4
DAFTAR PUSTAKA

https://aplikasionline.store/2020/07/04/siklus-produksi/
https://www.ayoriset.com/2021/10/tinjauan-sejarah-mengenai-siklus.html?
m=1#google_vignette
https://www.studocu.com/id/document/universitas-riau/accounting/makalah-sia-
kel-6-siklus-produksi-1/36215371
Accounting Information Systems, 14 edition by Marshall B. Romney.pdf

39
Siklus Produksi
pada aktivitas pembelian dan
persediaan barang
perusahaan. Sistem
informasi persediaan akan
mencatat setiap pergerakan
mutasi persediaan
mulai dari pengadaan
persediaan sampai dengan
distribusi persediaan.
Dengan demikian system
akuntansi persedian akan
menjamin bahwa
catatan akuntansi perusahaan
akan menunjukkan secara
akurat setiap
mutasi persediaan.(Safri, 2020
40
Siklus Produksi

Anda mungkin juga menyukai