Anda di halaman 1dari 40

SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Analisis Metode Perancangan Sistem

Oleh:
Kelompok 4
Hosiana Ronauli Sinaga 203403124
Raina Al Maida 203403126
Nia Nadiana 203403128
Saskia 203403138
Roni Rachmatulloh K 203403148
Mulyani Putri 203403150
Azwar Aziz Suhendar 203403157

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SILIWANGI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. Karena berkat


rahmat- Nya, kami kelompok 4 dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas“.

Dalam menyelesaikan makalah ini penulis mendapat bantuan dari


berbagaipihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:

1) Ibu Rina Marliana selaku dosen pengampu mata kuliah Analisis dan
Metode Perancangan Sistem yang telah memberi kesempatan kepada
penulis untuk mengembangkan wawasan tentang literasi.
2) Teman-teman penulis yang telah memberi masukan dalam pembuatan
makalahini sehingga makalah menjadi lebih kaya dan bermakna.
3) Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per saru yang telah
membantu penulis menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dalam


isi maupun teknik penyajian. Oleh karena itu, kritik, saran, dan masukan
dari pembaca untuk perbaikan makalah ini sangat penulis harapkan.
Semoga makalah ini bermanfaat, baik bagi pembelajaran morfologi,
khususnya presentasi maupun pembelajaran Bahasa Indonesia dan
pendidikan pada umumnya. Aamiin.

Tasikmalaya, November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................ i
Daftar Isi ......................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan ....................................................................................................... iii
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan ....................................................................................................... 3
2.1 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas ........................................................................ 3
2.1.1 Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai ............................................. 3
2.1.1.1 Pengertian Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai......................... 6
2.1.1.2 Fungsi yang Terkait dalam Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan
Tunai.......................................................................................................... 6
2.1.1.3 Informasi yang diperlukan oleh manajemen ............................................ 7
2.1.1.4 Dokumen yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan
Tunai.......................................................................................................... 7
2.1.1.5 Catatan Terkait dalam Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai ...... 8
2.1.1.6 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penerimaan Kas dari
Penjualan Tunai ......................................................................................... 9
2.1.1.7 Bagan Alir Dokumen ................................................................................ 10
2.1.2 Sistem Penerimaan Kas dan Piutang ........................................................... 11
2.1.2.1 Pengertian Sistem Penerimaan Kas dari Piutang ...................................... 11
2.1.2.2 Fungsi yang Terkait dalam Sistem Penerimaan Kas dari Angsuran
Anggota ..................................................................................................... 12
2.1.2.3 Dokumen yang digunakan dalam Sisttem Penerimaan Kas dari
Piutang ....................................................................................................... 13
2.1.2.4 Bagan Alir Dokumen ................................................................................ 14
2.2 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas ......................................................................15
2.2.1 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek ....................................... 15
2.2.1.1 Pengertian Sistem Pengeluaran Kas dengan Cek ...................................... 15
2.2.1.2 Dokumen yang Digunakan ........................................................................ 16
2.2.1.3 Catatan Akuntansi yang Digunakan ..........................................................16

ii
2.2.1.4 Fungsi yang Terkait ................................................................................... 17
2.2.1.5 Jaringan Prosedur yang membentuk sistem .............................................. 17
2.2.1.6 Bagan Alir Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek .................... 19
2.2.2 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Dana Kas Kecil .................... 23
2.2.2.1 Pengertian Sistem Pengeluaran Kas dengan Dana Kas Kecil ................... 23
2.2.2.2 Dokumen yang digunakan ......................................................................... 24
2.2.2.3 Catatan Akuntansi yang digunakan .......................................................... 26
2.2.2.4 Fungsi yang terkait .................................................................................... 27
2.2.2.5 Bagan Alir Dokumen Sistem Dana Kas Kecil .......................................... 28
BAB III Studi Kasus ............................................................................................................. 31
3.1 Studi Kasus Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Pada PT. Pelayaran Nasional Cabang
Semarang ...................................................................................................................... 31
3.2 Studi Kasus Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas pada PT. Pelayaran Nasional
Indonesia ...................................................................................................................... 34
BAB IV Kesimpulan ............................................................................................................ 35
Daftar Pustaka................................................................................................................. 36

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti
mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas
digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Kas mempunyai kedudukan yang
sentral dalam usaha menjaga kelancaran operasional. Kas juga mempunyai sifat yang
tidak dapat dibuktikan kepemilikannya serta mudah dipindahtangankan sehingga
mudah pula untuk diselewengkan atau digelapkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengawasan yang ketat terhadap kas dan harus ada pelaporan yang benar atas
penggunaannya. Pelaporan tersebut biasanya dibuat dalam suatu bentuk laporan arus
kas yang mencerminkan kas perusahaan. Kas terdapat dua bagian yaitu penerimaan
kas dan pengeluaran kas.
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas merupakan salah
satu dari subsistem informasi akuntansi, yang menjelaskan bagaimana seharusnya
prosedur dalam melakukan kegiatan penerimaan dan pengeluaran kas. Sehingga
tindakan penyelewengan terhadap uang kas dapat dihindari. Dalam sistem informasi
akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas akan diberitahukan kepada user,
bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan, dokumen apa saja yang diperlukan, serta
dari pihak mana saja untuk mendapatkan otorisasi kegiatan peneriman dan
pengeluaran kas. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas akan sangat membantu perusahaan memberi informasi penting
dalam pengambilan keputusan dan mengadakan ramalan tentang masa depan
perusahaan serta kebijaksanaan perusahaan agar tidak terjadi penyalahgunaan kas.
Dengan adanya sistem informasi akuntansi penerimaan kas dan pengeluaran kas yang
baik, dapat menunjang
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditentukan rumusan
masalahsebagai berikut:
1. Apa pengertian sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas?
2. Apa fungsi dari sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas?
3. Apa saja dokumen yang diperlukan untuk sistem akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas?

1
4. Bagaimana bagan alir dari sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas?
5. Catatan akuntansi apa yang digunakan untuk sistem akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas?
6. Bagaimana jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari
penjualan?
1.3 Tujuan
Relevan dengan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran
kas
2. Untuk mengetahui fungsi dari sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran
kas
3. Untuk mengetahui dokumen apa saja yang diperlukan untuk sistem akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas
4. Untuk mengetahui jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas
dari penjualan
5. Untuk mengetahui bagan alir dari sistem akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas
6. Untuk mengetahui catatan akuntansi apa saja yang digunakana untuk sistem
akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas


2.1.1 Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
2.1.1.1 Pengertian Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan
pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang
diserahkan oleh perusahaan penjual kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh
perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi
penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.

Sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang, seperti toko


buku, berasal dari transaksi penjualan tunai. Berdasarkan sistem pengendalian
internal yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan:

1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetorkan ke bank


seluruhnya dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan
internal check.
2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu
kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan
transaksi penerimaan kas.
Berikut sistem penerimaan kas dari penjualan tunai yang dibagi menjadi
tiga prosedur menurut Mulyadi (2016:380):

1. Penerimaan kas dari over-the-counter sale.

Over-the-counter sale yaitu pembeli datang ke perusahaan, melakukan


pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir,
dan menerima barang yang dibeli. Kemudian perusahaan menerima uang tunai,
pembayaran langsung dari pembeli dengan kartu kredit atau kartu debit, cek
pribadi (personal check), sebelum barang diserahkan kepada pembeli.

3
Penerimaan kas dari over-the-counter sales dilaksanakan melalui prosedur
berikut ini:

1) Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga (sales person)


di Bagian Penjualan.
2) Bagian Kasa menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat berupa
uang tunai, cek pribadi (personal check), kartu kredit, atau kartu debit.
3) Bagian Penjualan memerintahkan Bagian Pengiriman untuk
menyerahkan barang kepada pembeli.
4) Bagian Pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.
5) Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima ke bank.
6) Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal
penjualan.
7) Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai
dalam jurnal penerimaan kas.

Jika kas yang diterima berupa cek pribadi, bank penjual (bank tempat
penjual memiliki rekening giro di dalamnya) kemudian akan mengurus check
clearing tersebut ke bank pembeli (bank tempat pembeli memiliki rekening giro
di dalamnya). Jika kas yang diterima berupa kartu kredit, bank penjual yang
merupakan penerbit kartu kredit langsung menambah saldo rekening giro
penjual setelah dikurangi dengan credit card fee (yang berkisar 2,5% sampai
dengan 4%). Bank penerbit kartu kredit inilah yang secara periodik melakukan
penagihan kepada pemegang kartu kredit. Jika kas yang diterima dari pembeli
berasal dari kartu debit pembeli maka rekening giro perusahaan penjual langsung
secara otomatis bertambah di kredit sebesar nilai penjualan.

4
2. Penerimaan kas dari cash-on-delivery sales (COD sales).

Cash-on-delivery sales (COD sales) adalah transaksi penjualan


yang melibatkan perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam
penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan , dan kantor pos.
COD sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran.

COD sales melalui pos dilaksanakan dengan prosedur berikut ini:

1) Pembeli memesan barang lewat surat yang dikirim melalui kantor pos.
2) Penjual mengirimkan barang melalui kantor pos pengirim dengan cara
mengisi formulir COD sales di kantor pos.
3) Kantor pos pengirim mengirim barang dan formulir COD sales sesuai
dengan instruksi penjual kepada kantor pos penerima.
4) Kantor pos penerima, pada saat diterimanya barang dan formulir COD
sales, memberitahukan kepada pembeli tentang diterimanya kiriman
barang COD sales.
5) Pembeli membawa surat panggilan ke kantor pos penerima dan
melakukan pembayaran sejumlah yang tercantum dalam formulir
COD sales. Kantor pos penerima menyerahkan barang kepada
pembeli, dengan diterimanya kas dari pembeli.
6) Kantor pos penerima memberi tahu kantor pos pengirim bahwa COD
sales telah dilaksanakan.
7) Kantor pos pengirim memberi tahu penjual bahwa COD sales telah
selesai dilaksanakan, sehingga penjual dapat mengambil kas yang
diterima dari pembeli.

5
3. Penerimaan kas dari credit card sale.

Sebenernya kartu kredit bukan merupakan suatu tipe penjualan namun


merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana
penagihan bagi penjual, yang memberikan kemudahan baik bagi pembeli
maupun bagi penjual.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem penerimaan


kas dari penjualan tunai merupakan prosedur yang dibuat untuk kegiatan
penerimaan uang yang berasal dari menjual barang ke pembeli, dengan
mewajibkan pembeli melakukan pembayaran sesuai dengan harga yang
sudah ditentukan, sebelum barang tersebut diserahkan kepada pembeli.

2.1.1.2 Fungsi yang Terkait dalam Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari
penjualan tunai menurut Mulyadi (2016:385) adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Penjualan
Fungsi penjualan bertanggung jawab dalam menerima order dari pembeli,
mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada
pembeli guna kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.
2. Fungsi Kas
Fungsi kas bertanggung jawab atas penerimaan kas dari pembeli.

6
3. Fungsi Gudang
Fungsi gudang bertanggung jawab membungkus barang, menyiapkan barang
yang di pesan pembeli, serta menyerahkan barang ke bagian pengiriman.
4. Fungsi Pengiriman
Fungsi pengiriman bertanggung jawab membungkus barang dan
menyerahkan barang yang telah dibayarkan harganya kepada pembeli. 5.
Fungsi Akuntansi Fungsi Akuntansi bertanggung jawab sebagai pencatat
transaksi penjualan dan penerimaan kas serta membuat laporan penjualan.
2.1.1.3 Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen
Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dari penerimaan kas dari
penjualan tunai adalah:
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk
selama jangka waktu tertentu.
2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.
3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
4. Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjualan produk
tertentu, namun pada umumnya informasi nama dan alamat pembeli ini tidak
diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan tunai.
5. Kuantitas produk yang dijual.
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.
7. Otorisasi pejabat yang berwenang.

2.1.1.4 Dokumen yang Terkait dalam Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan
Tunai
Berikut dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan
tunai menurut Mulyadi (2016:386):

1. Faktur Penjualan Tunai


Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi mengenai transaksi
penjualan tunai. Faktur ini diisi oleh fungsi penjualan sebagai pengantar
pembayaran oleh pembeli kepada fungsi kas dan berperan sebagai sumber
dokumen untuk pencatatan transaksi ke dalam jurnal.
2. Pita Register Kas (Cash Register Tape)

7
Pita register kas (cash register tape) merupakan dokumen hasil dari
pengoprasian mesin register kas (cash register). Dokumen ini merupakan bukti
penerimaan kas dan dokumen pendukung untuk meyakinkan bahwa faktur
penjualan tunai tersebut benar-benar telah dibayar dan dicatat dalam register kas.
3. Credit Card Sales Slip
Dokumen ini diterbikan credit card center, yaitu bank yang menerbitkan kartu
kredit untuk kemudian diserahkan kepada perusahaan yang menjadi anggota
kartu kredit (merchant).
4. Bill of Lading
Perusahaan penjualan barang menyerahkan dokumen ini sebagai bukti kepada
perusahaan angkutaan umum. Dokumen ini digunakan dalam penjualan COD
oleh fungsi pengiriman dimana penyerahan barangnya dilakukan oleh
perusahaan angkutaan umum.
5. Faktur Penjualan COD
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD. Tembusan dokumen
ini diserahkan kepada pelanggan untuk diminta tanda tangan penerimaan barang
sebagai bukti telah diterimanya barang oleh pelanggan. Biasanya dokumen ini
diserahkan kepada pelanggan melalui bagian angkutan perusahaan, kantor pos,
atau perusahaan angkutan umum.
6. Bukti Setor Bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas dan digunakan sebagai bukti penyetoran kas
ke bank. Dokumen ini diserahkan kepada fungsi akuntansi dan digunakan
sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi kedalam jurnal.
7. Rekap Beban Pokok Penjualan
Fungsi akuntansi menggunakan dokumen ini untuk meringkas harga pokok
produk yang dijual selama satu periode. Fungsi akuntansi juga menggunakan
dokumen ini sebagai dokumen pendukung bagi pembuatan bukti memorial
untuk mencatat harga pokok penjualan.

2.1.1.5 Catatan Terkait dalam Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Menurut Mulyadi (2016:391), terdapat catatan akuntansi yang digunakan dalam
sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai. Berikut penjelasannya:

1. Jurnal Penjualan

8
Jurnal ini digunakan untuk mencatat dan meringkas data penjualan oleh fungsi
akuntansi. Di jurnal ini pihak manajemen akan mendapatkan informasi
mengenai penjualan setiap jenis produk yang dijualnya selama jangka waktu
tertentu.
2. Jurnal Penerimaan Kas
Fungsi akuntansi menggunakan jurnal ini untuk mencatat penerimaan kas dari
berbagai sumber, salah satunya dari penjualan tunai.
3. Jurnal Umum
Jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok
penjualan dari transaksi penerimaan kas atas penjualan tunai.
4. Kartu Persediaan
Fungsi akuntansi menggunakan dokumen ini untuk mencatat berkurangnya
harga pokok penjualan. Selain itu, dokumen ini digunakan untuk mengawasi
mutasi dan persediaan barang yang disimpan di Gudang.
5. Kartu Gudang
Catatan ini hanya berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di Gudang dan
tidak termasuk sebagai catatan akuntansi.

2.1.1.6 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penerimaan Kas dari


Penjualan Tunai
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
adalah sebagai berikut : Mulyadi (2013:469)

1. Order penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan membuat
faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran
harga barang ke fungsi kas dan untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi
pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan kepada pembeli.
2. Prosedur penerimaan kas
Posedur ini untuk melayani pembeli membayar harga barang sesuai yang
tercantum dalam faktur penjualan tunai. Prosedur ini dilaksanakan oleh bagian
kasa dengan alat bantu register kas (cash register) yang menghasilkan pita
register kas. Bagian kasa menerima faktur lembar 1 dan uang tunai dari pembeli.
Setelah menerima uang yang sesuai dengan jumlah dalam faktur, bagian kasa

9
membubuhkan cap lunas pada faktur dan menyerahkan faktur yang dilampiri
pita register kas ke pembeli.
3. Prosedur Penyerahan Barang
Prosedur ini dilaksanakan bagian pengiriman untuk melayani pengambilan
barang oleh pembeli yang telah membayar. Bagian pengiriman membandingkan
cap yang sudah diambil pada faktur, kemudian menyerahkan kepada pembeli
dan bagian akuntansi.
4. Prosedur pencatatan penjualan tunai
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan
tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas. Disamping itu fungsi
akuntansi juga mencatat berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam
kartu persediaan.
5. Prosedur Penyetoran kas ke bank
Sistem pengendalian intern terhadap kas mengharuskan penyetoran dengan
segera ke bank. Semua kas yang diterima pada hari tersebut. Dalam prosedur ini
fungsi kas menyetorkan kas diterima dari penjualan tunai ke bank dalam jumlah
penuh.
6. Prosedur pencatatan penerimaan kas
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal
penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank yang diterima oleh bank melalui
fungsi kas.
7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga pokok
penjualan berdasarkam data yang dicatat dalam kartu persediaan. Berdasarkan
rekapitulasi harga pokok penjualan ini, fungsi akuntansi membuat bukti
memorial sebagai dokumen sumber untuk pencatatan harga pokok penjualan ke
dalam jurnal umum.
2.1.1.7 Bagan Alir Dokumen
Bagan alir tentang sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai dapat
dilihat pada gambar

10
2.1.2 Sistem Penerimaan Kas dan Piutang
2.1.2.1 Pengertian Sistem Penerimaan Kas dari Piutang

11
Sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk
melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang
yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan (Mulyadi,
2001:500).

Menurut Indriyo Gito Sudarmo (1992:61), sistem akuntansi penerimaan kas


adalah proses aliran kas yang terjadi di perusahaan adalah terusmenerus
sepanjang hidup perusahaan yang bersangkutan, terdiri dari aliran kas masuk
(cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi


penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk mencatat kegiatan
penerimaaan uang di perusahaan dari penjualan tunai maupun dari piutang usaha
yang dapat digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.Penerimaan kas
perusahaan berasal dari beberapa sumber utama, yakni penerimaan kas dari
penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.

2.1.2.2 Fungsi yang Terkait dalam Sistem Penerimaan Kas dari Angsuran
Anggota
1. Fungsi Sekretariat. Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi
sekretariat bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan
dari para debitur perusahaan. Fungsi sekretariat bertugas untuk membuat daftar
surat pemberitahuan yang diterima bersama cek dari para debitur. Fungsi
sekretariat berada ditangan Bagian Sekretariat.
2. Fungsi Penagihan. Jika perusahaan melakukan penagihan langsung kepada
debitur malalui penagih perusahaan, fungsi penagihan bertanggung jawab
melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar
piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. Fungsi penagihan berada
ditangan Bagian Penagihan.
3. Fungsi Kas. Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi
sekretariat atau dari fungsi penagihan (jika penerimaan kas piutang dilaksanakan
melalui penagihan perusahaan). Fungsi kas bertanggung jawab untuk
menyetorkan kas yang diterima dari berbagai fungsi tersebut. Fungsi kas berada
ditangan Bagian Kas.

12
4. Fungsi Akuntansi. Fungsi ini bertanggung jawab dalam pencatatan
penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya
piutang ke dalam kartu piutang. Fungsi akuntansi berada ditangan Bagian Jurnal
dan Bagian Piutang.
5. Fungsi Dokumentasi / Arsip. Fungsi ini bertanggung jawab dalam
pengarsipan 2 dokumen yang berhubungan dengan penerimaan kas.
6. Fungsi Pemeriksaan Intern. Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi
pemeriksaan intern bertanggung jawab dalam melaksakan penghitungan kas
yang ada ditangan fungsi kas secara periodik. Disamping itu, fungsi pemeriksaan
intern bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank,untuk mengecek
ketelitian catatan kas yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi
2.1.2.3 Dokumen yang digunakan dalam Sisttem Penerimaan Kas dari Piutang
1. Surat Pemberitahuan
Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud pembayaran yang
dilakukannya. Surat pemberitahuaan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar
yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang dikirim oleh debitur
melalui penagih perusahaan atau pos. Bagi perusahaan yang menerima kas dari
piutang, surat pemberitahuaan ini digunakan sebagai sumber dalam pencatatan
berkurangnya piutang di dalam kartu piutang. Karena surat pemberitahuaan
biasanya berupa tembusan bukti kas keluar.

2. Daftar Surat Pemberitahuan


Merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau
fungsi penagihan. Jika penerimaan kas dari piutang perusahaan dilakukan
melalui pos, fungsi sekretariat bertugas membuka amplop surat memisahkan
surat pemberitahuan dengan cek, dan membuat daftar surat pemberitahuan yang
diterima setiap hari.

3. Bukti Setor Bank


Dibuat oleh fungsi kas sebagai penyetoran kas yang diterima dari piutang ke
bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank,
bersamaan dengan penyetoran dari piutang ke bank. Dua lembar tembusannya
diminta kembali bank setelah ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti
penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada

13
fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber
untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari piutang kedalam jurnal
penerimaan kas.

4. Kuitansi
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi
para debitur yang melakukan penerimaan bayaran utang mereka. Kuitansi
sebagai tanda penerimaan kas ini dibuat dalam sistem perbankan yang tidak
mengembalikan cancalled check kepada chack issuer. Jika cancalled chack
dikembalikan kepada chack issuer, kuitansi sebagai tanda penerimaan kas
digantikan fungsi oleh cancallad check.

2.1.2.4 Bagan Alir Dokumen

Bagan Alir Sitem Penerimaan Kas dari Piutang melalui Penagih Perusahaan

Sumber : Mulyadi, Sistem Akuntansi (2001:495)

14
Bagan Alir Sitem Penerimaan Kas dari Piutang melalui Penagih Perusahaan (lanjutan)

Sumber: Mulyadi, Sistem Akuntansi (2001:495)

2.2 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas


2.2.1 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek
2.2.1.1 Pengertian Sistem Pengeluaran Kas dengan Cek
Menurut (Mulyadi, 2016:425), pengeluaran kas melalui cek ditinjau dari
pengendalian internalnya, sebagai berikut :

a) Dengan menggunakan cek atas nama, pengeluaran cek hanya akan dilakukan
oleh nama yang tertera pada formulir cek tersebut. Pengeluaran cek akan
menjamin nama yang tertera pada formulir adalah orang yang berhak
mencairkan atau mendapatkan dana sesuai dengan nominal yang tertera.
b) Dengan menggunakan cek, akan melibatkan pihak lain (bank). Apabila
melakukan transaksi maka pihak luar (bank) akan melakukan pencatatan dan
mengirimkan laporannya berupa rekening koran bank kepada perusahaan.
Dengan begitu perusahaan bisa mencocokkan transaksi dengan pencatatan yang
dimiliki.

15
c) Jika sistem perbankan mengembalikan cancelled check kepada check issuer,
maka perusahaan akan mendapatkan manfaat tambahan dengan mengeluarkan
kas menggunakan cek karena cancelled check dapat digunakan sebagai tanda
terima kas dari pihak yang menerima pembayaran.

2.2.1.2 Dokumen yang Digunakan


Menurut (Mulyadi, 2016:426), dokumen yang digunakan dalam sistem
akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah:

1. Bukti Kas Keluar Dokumen yang berfungsi sebagai surat pemberitahuan


(remittance advice) kepada kreditur, sebagai perintah untuk memberitahukan
kepada kasa agar mengeluarkan kas sebesar yang tertera pada dokumen, serta
sebagai bukti dan digunakan untuk pencatatan utang yang berkurang.
2. Cek Cek adalah dokumen yang digunakan perusahaan dalam melakukan
pembayaran sejumlah uang kepada pihak lain sesuai yang tercantum dalam cek
tersebut menggunakan pihak ketiga atau pihak bank.
3. Permintaan cek Permintaan cek merupakan dokumen untuk membuat bukti
kas keluar, fungsi yang memerlukan pengeluaran kas akan meminta kepada
fungsi akuntansi untuk dibuatkan bukti kas keluar sesuai dengan dana yang
diperlukan, yang nantinya bukti kas keluar tersebut akan diserahkan kepada
fungsi keuangan untuk dibuatkan cek sebesar jumlah yang tercantum pada bukti
kas.

2.2.1.3 Catatan Akuntansi yang Digunakan


Menurut (Mulyadi, 2016:428), adapun catatan akuntansi yang digunakan dalam
sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah:

1. Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Disbursement Journal) Jurnal pengeluaran kas


adalah pencatatan yang dilakukan apabila terjadi transaksi pengeluaran kas. Pada
account payable system jurnal pengeluaran kas digunakan untuk mencatat
pengeluaran tunai sedangkan untuk transaksi utang atas pembelian maka
digunakan jurnal pembelian.
2. Register Cek (Check Register) Register cek adalah pencatatan yang
digunakan untuk pembentukan dana kas kecil. Pada voucher payable system
register cek digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran kas menggunakan

16
cek yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam membayar utang kepada para
kreditur atau pihak lain.

2.2.1.4 Fungsi yang Terkait


Adapun fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
menggunakan cek menurut (Mulyadi, 2016:429), adalah:

1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas Jika suatu fungsi memerlukan


pengeluaran kas misalnya untuk kegiatan operasional perusahaan maka bagian
fungsi tersebut mengajukan permintaan cek kepada fungsi akuntansi yang
nantinya akan disetujui.
2. Fungsi kas Fungsi kas pada sistem akuntansi pengeluaran kas menggunakan
cek adalah fungsi yang bertanggung jawab dalam mengisi cek yang telah
disetujui oleh fungsi akuntansi kepada fungsi yang memerlukan kas,
memintakan otorisasi cek, dan mengirimkan cek kepada bank atau kreditur
dengan membayarkan langsung atau menggunakan via pos.
3. Fungsi akuntansi Fungsi akuntansi bertanggung jawab atas:
a) Sebagai fungsi yang melakukan pencatatan pengeluaran kas seperti beban dan
persediaan.
b) Sebagai fungsi yang merekam semua transaksi pengeluaran kas yang terjadi
pada perusahaan ke dalam jurnal.
c) Sebagai fungsi yang membukukan semua transaksi pengeluaran kas,
memberikan otorisasi kepada fungsi kas untuk mengeluarkan cek sebesar yang
tercantum pada dokumen tersebut.
4. Fungsi pemeriksaan internal Fungsi ini bertanggung jawab dalam memeriksa
laporan keuangan secara periodik atau melakukan perhitungan kas dan
mencocokkan dengan hasil perhitungan dari saldo kas menurut catatan akuntansi
(buku besar), serta membuat rekonsiliasi bank.

2.2.1.5 Jaringan Prosedur yang membentuk sistem


Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek dibentuk karena adanya jaringan
prosedur. Menurut (Mulyadi, 2016:430), jaringan prosedur dibagi menjadi 2
yaitu :

17
1. Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang tidak memerlukan
permintaan cek maka jaringan prosedurnya sebagai berikut
a) Prosedur pembuatan bukti kas keluar
b) Prosedur pembayaran kas
c) Prosedur pencatatan pengeluaran kas
Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek disebabkan karena adanya
transaksi pembelian jika tidak memerlukan permintaan cek untuk pengeluaran
kas nya maka sistem akuntansi pembelian akan mengumpulkan dokumen-
dokumen yang diperlukan untuk pengeluaran kas dan apabila sudah lengkap
diserahkan ke bagian utang. Dalam voucher system, bagian utang membuat bukti
kas keluar (voucher) atas dasar dokumen pendukung, dan pada saat jatuh tempo
maka bukti kas keluar digunakan sebagai perintah kepada bagian kasa untuk
membuatkan cek.
2. Sistem akuntansi pengeluaran kas yang memerlukan permintaan cek maka
jaringan prosedurnya sebagai berikut :
a) Prosedur permintaan cek
b) Prosedur pembuatan bukti kas keluar
c) Prosedur pembayaran kas
d) Prosedur pencatatan pengeluaran kas
Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang memerlukan permintaan cek,
timbul karena adanya transaksi selain transaksi pembelian misalnya transaksi
pemakaian jasa yang setiap pembayarannya mengajukan permintaan cek kepada
bagian utang. Bagian utang membuat bukti kas keluar (voucher) dan pada saat
jatuh tempo maka bukti kas keluar digunakan sebagai perintah kepada bagian
kasa untuk membuatkan cek.
a) Prosedur Permintaan Cek
Dalam prosedur ini fungsi yang memerlukan pengeluaran kas akan mengisi
permintaan cek meminta otorisasi kepada pihak yang berwenang dan
mengajukan kepada bagian akuntansi (bagian utang) sebagai dasar dalam
pembuatan bukti kas keluar.
b) Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar
Dalam prosedur ini fungsi yang memerlukan pengeluaran kas akan

18
mengumpulkan semua dokumen pendukung atau berdasarkan permintaan cek
yang diterima oleh bagian utang, bagian utang akan membuat bukti kas keluar
sebagai perintah kepada kasa untuk membuat cek sebesar yang tercantum pada
dokumen tersebut dan mengirimkan cek tersebut kepada kreditur (bank).
c) Prosedur Pembayaran Kas
Dalam prosedur ini fungsi kas akan mengisi cek sesuai dengan dokumen yang
ada, meminta tanda tangan kepada pihak-pihak yang berwenang, dan
mengirimkan cek kepada kreditur.
d) Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi akan mencatat pengeluaran kas ke dalam
jurnal pengeluaran kas atau register cek. Pada one-time voucher system dengan
cash basis fungsi akuntansi tidak hanya mencatat pengeluaran kas pada jurnal
saja tetapi mencatat pengeluaran kas dalam buku pembantu.
2.2.1.6 Bagan Alir Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek
Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek menurut (Mulyadi, 2016:436),
dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

1. Bagan alir dokumen sistem pengeluaran kas dengan cek dalam account
payable system.
Dalam account payable system pencatatan transaksi pembelian dalam jurnal
pembelian dilaksanakan oleh bagian jurnal berdasarkan faktur dari pemasok
sebagai dokumen sumber. Akun yang digunakan dalam jurnal pembelian adalah:
Persediaan xxx
Utang Dagang xxx
Faktur dari pemasok kemudian dicatat dalam kartu utang dan disimpan bersama
dokumen pendukung yang bersangkutan (surat order pembelian dan laporan
penerimaan barang) oleh bagian utang berdasarkan tanggal jatuh tempo.
Seharusnya faktur dari pemasok juga dipakai sebagai dasar pencatatan oleh
bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan. Pada saat jatuh tempo, faktur
dari pemasok dilampiri dengan dokumen pendukung dan diserahkan oleh bagian
utang kepada bagian kasa. Bagian kasa membuat cek atas nama dan meminta
tanda tangan atas cek dari pejabat yang berwenang serta mengirimkan cek
tersebut kepada kreditur. Faktur dari pemasok dan dokumen pendukungnya

19
diserahkan oleh bagian kasa kepada bagian jurnal untuk dicatat oleh bagian yang
terakhir dalam jurnal pengeluaran kas. Akun yang digunakan dalam jurnal
pengeluaran kas adalah:
Utang dagang xxx
Kas xxx

2. Bagan alir dokumen system pengeluaran kas dalam voucher payable


system
o One-time voucher payable system dengan cash basis
Dalam voucher payable system-cash basis pencatatan transaksi pembelian
didasarkan atas bukti kas keluar yang dibuat pada saat faktur dari pemasok jatuh
tempo. Bukti kas keluar dicatat dalam register bukti kas keluar oleh bagian utang
dengan jurnal sebagai berikut:
Persediaan xxx
Bukti kas keluar xxx
Dalam voucher payable system-cash basis pencatatan beban atau persediaan
didasarkan bukti kas keluar lembar ke-3 yang dibuat pada saat faktur dari
pemasok jatuh tempo. Pada saat jatuh tempo, faktur dari pemasok dilampiri
dengan dokumen pendukungnya dibuatkan bukti kas keluar oleh bagian utang
dan bukti kas keluar dilampiri dengan dokumen pendukung (berupa surat order
pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) diserahkan

20
kepada bagian kasa. Bagian kasa membuat cek atas nama dan meminta tanda
tangan atas cek dari pejabat yang berwenang serta mengirimkan cek tersebut
kepada kreditur dilampiri dengan bukti kas keluar lembar ke-1 sebagai surat
pemberitahuan (remittance advice). Bukti kas keluar dan dokumen
pendukungnya setelah dicap lunas diserahkan oleh bagian kasa kepada bagian
jurnal untuk dicatat oleh bagian yang terakhir ini dalam register cek. Akun yang
digunakan adalah:
Bukti kas keluar yang akan dibayar xxx
Kas xxx

o One-time voucher payable system dengan accrual basis (full-fledged


voucher payable system)
Dalam voucher payable system-accrual basis pencatatan transaksi pembelian
didasarkan bukti kas keluar yang dibuat pada saat faktur dari pemasok oleh
bagian utang dari bagian pembelian. Bukti kas keluar dicatat dalam register bukti
kas keluar oleh bagian jurnal dengan jurnal sebagai berikut:
Persediaan xxx
Bukti kas keluar yang akan dibayar xxx
Dalam voucher payable system-accrual basis ini pencatatan beban atau
persediaan didasarkan bukti kas keluar lembar ke-3 yang dibuat pada saat faktur

21
dari pemasok diterima oleh bagian pembelian. Pada saat jatuh tempo oleh bagian
utang, bukti kas keluar dilampiri dengan dokumen pendukung (berupa surat
order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok)
diserahkan kepada bagian kasa. Bagian kasa membuat cek atas nama dan
meminta tanda tangan atas cek dari pejabat yang berwenang serta mengirimkan
cek tersebut kepada pemasok dilampiri dengan bukti kas keluar lembar ke-1
sebagai surat pemberitahuan (remittance advice). Bukti kas keluar dan dokumen
pendukungnya setelah dicap lunas diserahkan oleh bagian kasa kepada bagian
jurnal untuk dicatat oleh bagian yang terakhir ini dalam register cek. Akun yang
digunakan adalah:
Bukti kas keluar yang akan dibayar xxx
Kas xxx

o Built-up voucher payable system


Dalam system ini, satu bukti kas keluar dapat digunakan untuk lebih dari satu
faktur dari pemasok yang sama. Built-up voucher payable system digunakan jika
perusahaan melakukan pembayaran kepada krediturnya secara periodik.
Misalnya, perusahaan membuat perjanjian dengan para pemasoknya untuk
melakukan pembayaran utangnya pada tanggal 1 setiap bulan untuk pembelian

22
yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam jangka waktu sejak tanggal 2 sampai
dengan tanggal 30 bulan sebelumnya. Bukti kas keluar dibuat oleh bagian utang
untuk mencatat faktur-faktur yang diterima dari pemasok dalam jangka waktu
tertentu. Pada saat pembayaran yang dijadwalkan, bagian utang menjumlah
rupiah faktur yang dicatat dalam bukti kas keluar kemudian mencatat bukti kas
keluar tersebut dalam register bukti kas keluar dengan jurnal sebagai berikut:
Persediaan xxx
Bukti kas keluar yang akan dibayar xxx
Dalam built-up system ini pencatatan beban atau persediaan didasarkan bukti kas
keluar lembar ke-3 yang dibuat pada saat pembayaran yang dijadwalkan. Pada
tanggal pembayaran yang dijadwalkan oleh bagian utang, bukti kas keluar
dilampiri dengan dokumen pendukung (berupa surat order pembelian, laporan
penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) diserahkan kepada bagian kasa.
Bagian kasa membuat cek atas nama dan meminta tanda tangan atas cek dari
pejabat yang berwenang serta mengirimkan cek tersebut kepada pemasok
dilampiri dengan bukti kas keluar lembar ke-1 sebagai surat pemberitahuan
(remittance advice). Bukti kas keluar dan dokumen pendukungnya setelah dicap
lunas diserahkan oleh bagian kasa kepada bagian jurnal untuk dicatat oleh bagian
yang terakhir ini dalam register cek. Akun yang digunakan adalah:
Bukti kas keluar yang akan dibayar xxx
Kas xxx
2.2.2 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Dana Kas Kecil
2.2.2.1 Pengertian Sistem Pengeluaran Kas dengan Dana Kas Kecil
Sistem dana kas kecil digunakan perusahaan jika terjadi pengeluaran
dengan nominal kecil. Menurut Mulyadi (2016:442) Sistem ini diselenggarakan
dengan dua cara yaitu sistem saldo berfluktuasi (fluctuating fund-balance
system) dan sistem saldo tetap (imprest system).

Penyelenggaraan dana kas kecil dengan sistem saldo berfluktuasi


dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

1. Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit akun Dana Kas Kecil.
2. Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit akun Dana Kas Kecil
sehingga setiap saat saldo akun ini berfluktuasi.

23
3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai keperluan,
dan dicatat dengan mendebit akun Dana Kas Kecil. Saldo akun Dana Kas Kecil
ini berfluktuasi dari waktu ke waktu.

Dengan demikian, dalam sistem saldo berfluktuasi, catatan kas


perusahaan tidak dapat direkonsiliasi dengan catatan bank, oleh karena itu
rekonsiliasi bank bukan merupakan alat pengendalian bagi catatan ke
perusahaan.

Dalam sistem saldo tetap, penyelenggaraan dana kas kecil dilakukan


dengan prosedur sebagai berikut:

1. Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat mendebit akun
Dana Kas Kecil. Saldo akun Dana Kas Kecil ini tidak boleh berubah dari yang
telah ditetapkan sebelumnya, kecuali jika saldo yang telah ditetapkan tersebut
dinaikkan atau dikurangi.
2. Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam jurnal (sehingga tidak
mengkredit akun Dana Kas Kecil). Bukti-bukti mengenai pengeluaran dana kas
kecil dikumpulkan saja dalam arsip sementara yang diselenggarakan oleh
pemegang dana kas kecil.
3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah yang tercantum
dalam kumpulan bukti pengeluaran kas kecil. Pengisian Kembali dana kas kecil
ini dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit akun beban dan
mengkredit akun kas. Akun Dana Kas Kecil tidak terpengaruh sama sekali
dengan pengeluaran dana kas kecil. Dengan demikian pengawasan terhadap
dana kas kecil mudah dilakukan, yaitu dengan secara periodic atau secara
mendadak menghitung dana kecil. Jumlah uang yang ada ditambah dengan
permintaan pengeluaran kas kecil yang belu dipertanggungjawabkan dan bukti
pengeluaran dana kas kecil, harus sama dengan saldo akun Dana Kas Kecil yang
tercantum dalam buku besar.

2.2.2.2 Dokumen yang digunakan


Dokumen yang digunakan dalam sistem dana kas kecil menurut Mulyadi
(2016:443) adalah sebagai berikut:

24
1. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dari fungsi akuntansi
kepada fungsi kas sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Dalam
sistem dana kas kecil, dokumen ini diperlukan pada saat pembentukan dana kas
kecil dan pada saat pengisian kembali dana kas kecil.
2. Cek
Cek merupakan dokumen perintah kepada bank untuk melakukan pembayaran
sejumlah uang kepada pihak/orang yang tercatum dalam dokumen tersebut.
3. Permintaan Pengeluaran Kas Kecil
Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk meminta uang ke
pemegang dana kas kecil. Bagi pemegang dana kas kecil, dokumen ini berfungsi
sebagai bukti telah dikeluarkannya dana kas kecil. Dokumen ini diarsipkan oleh
pemegang dana kas kecil berdasarkan nama pemakai dana kas kecil.
4. Bukti Pengeluaran Kas Kecil
Dokumen ini dibuat oleh pemakai dana kas kecil untuk
mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil. Dokumen ini dilampiri
dengan bukti-bukti pengeluaran kas kecil dan diserahkan oleh pemakai dana kas
kecilkepada pemegang dana kas kecil.
Dalam sistem dana kas kecil dengan imprest system, bukti pengeluaran kas kecil
dilampiri dengan dokumen pedukungnya dan disimpan dalam arsip sementara
oleh pemegang dana kas kecil untuk keperluan pengisian kembali dana kas kecil.
Dalam imprest system tidak dilakukan pencatatan bukti pengeluaran kas kecil
dalam catatan akuntansi.
Sedangkan dalam fluctuating-fund-balance system, bukti pengeluaran kas kecil
dilampiri dengan dokumen pendukungnya diserahkan oleh pemegang dana kas
kecil kepada fungsi akuntansi untuk dicatat dalam jurnal pengeluaran dana kas
kecil.
5. Permintaan Pengisian Kembali Kas Kecil
Dokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta kepada bagian
utang agar dibuatkan bukti kas keluar untuk pengisian kembali dana kas kecil.
Dalam sistem dana kas kecil dengan saldo tetap (imperest system), jumlah yang
diminta untuk pengisian kembali dana kas kecil adalah sebesar jumlah uang tunai

25
yang dikeluarkan sesuai yang tercantum dalam bukti pengeluaran kas kecil yang
dikumpulkan dalam arsip pemegang dana kas kecil.
Sedangkan dalam sistem dana kas kecil dengan saldo berfluktuasi (fluctuanting-
fund-balance system), pengisian kembali dana kas kecil tidak didasarkan pada
jumlah uang tunai yang diperkirakan oleh pemegang dana kas kecil. Dengan
demikian, jumlah pengisian kembali dapat lebih besar atau lebih kecil daripada
jumlah dana kas kecil yang telah dikeluarkan sesuai dengan jumlah yang
tercantum dalam bukti pengeluaran kas.

Menurut Mulyadi (2001:534) bahwa catatan yang digunakan dalam Sistem


Akuntansi Pengeluaran Kas adalah sebagai berikut:

a) Jurnal Pengeluaran kas


Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dalam
pembentukan dana kas kecil dan dalam pengisian kembali dana kas kecil.
b) Register cek
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat cek perusahaan yang
dikeluarkan untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil.
c) Jurnal Pengeluaran dana kas kecil
Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana kas kecil diperlukan jurnal khusus.
Jurnal ini berfungsi sebagai alat distribusi pendebitan yang timbul akibat
pengeluaran dana kas kecil.
d) Fungsi yang terkait pada Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Pada dasarnya pengeluaran kas dalam perusahaan yang tidak dapat dilakukan
dengan cek, dilaksanakan melalui uang tunai. Dalam pelakasanaannya
melibatkan fungsi yang terkait dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas.
Menurut Yusuf (2001: 182)
2.2.2.3 Catatan Akuntansi yang Digunakan
Menurut Mulyadi (2001:534) bahwa catatan yang digunakan dalam
Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah sebagai berikut:
a) Jurnal Pengeluaran kas
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dalam
pembentukan dana kas kecil dan dalam pengisian kembali dana kas kecil.
b) Register cek

26
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat cek perusahaan yang
dikeluarkan untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil.
c) Jurnal Pengeluaran dana kas kecil
Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana kas kecil diperlukan jurnal khusus.
Jurnal ini berfungsi sebagai alat distribusi pendebitan yang timbul akibat
pengeluaran dana kas kecil.
2.2.2.4 Fungsi yang terkait
Pada dasarnya pengeluaran kas dalam perusahaan yang tidak dapat
dilakukan dengan cek, dilaksanakan melalui uang tunai. Dalam pelakasanaannya
melibatkan fungsi yang terkait dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas.
Menurut Yusuf (2001: 182) fungsi yang terkait dalam hal ini adalah sebagai
berikut:

a) Fungsi kas
Fungsi ini bertanggungjawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek
dan menyerahkan cek kepada pemegang dana kas kecil pada saat pembentukan
dana kas kecil dan pada saat pengisian kembali dana kas kecil.
b) Fungsi akuntansi
Dalam sistem dana kas kecil, fungsi akuntansi bertanggungjawab atas antara lain:
(1) Pencatatan pengeluaran kas kecil yang menyangkut biaya dan persediaan.

(2) Pencatatan transaksi pembetukan dana kas kecil.

(3) Pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran kas
atau register cek.

(4) Pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran kas kecil.

(5) Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas
dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.
Fungsi ini juga bertanggungjawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan
keabsahan dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas
keluar.

c) Fungsi pemegang dana kas kecil


Fungsi ini bertanggungjawab atas penyimpanan dana kas kecil, pengeluaran dana

27
kas kecil sesuai dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk dan
permintaan pengisian kembali dana kas kecil.
d) Fungsi yang memerlukan pembayaran tunai
e) Fungsi pemeriksaan intern
Fungsi ini bertanggungjawab atas penghitungan dana kas kecil secara periodik
dan pencocokan hasil perhitungannya dengan catatan kas. Fungsi ini juga
bertanggungjawab atas pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo dana kas
kecil yang ada di tangan pemegang dana kas kecil.
2.2.2.5 Bagan alir dokumen sistem dana kas kecil
Berikut ini Prosedur Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Uang Tunai
menurut Mulyadi (2001, 535) :

a) Prosedur Pembentukan Dana Kas Kecil

Bagan alir prosedur pembentukan dana kas kecil dilukiskan pada Gambar 3.
Pada gambar tersebut, Bagian Utang mencatat pembentukan dana kas kecil di
dalam register bukti kas keluar . Bukti kas keluar dilampiri dengan surat
keputusan pembentuksn dana kas kecil diserahkan oleh Bagian Utang ke
Bagian Kasa. Berdasarkan bukti kas keluar tersebut, Bagian Kasa membuat cek
atas nama dan memintakan tanda tangan otorisasi atas cek. Cek diserahkan

28
kepada pemegang dana kas kecil dan bukti kas keluar diserahkan kepada
Bagian Jurnal setelah dibubuhi cap lunas oleh Bagian Kasa. Bagian Jurnal
mencatat pengeluaran kas dalam regiter cek

b) Prosedur Permintaan dan Pertanggungjawaban Pengeluaran Dana Kas


Kecil

Dalam imprest system pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam catatan
akuntansi. Oleh karena itu, pada Gambar 4. tidak terlihat dokumen yang
dikirimkan oleh pemegang dana kas kecil ke Bagian Jurnal untuk kepentingan
pencatatan. Pemegang dana kas kecil hanya mengarsipkan dokumen
permintaan pengeluaran kas kecil menurut abjad nama pemakai dana kas kecil.
Jika pengeluaran dana kas kecil telah dipertanggungjawabkan oleh pemakai
dana kas kecil, pemegang dana kas kecil mengarsipkan bukti pengeluaran kas
kecil dilampiri dengan permintaan pengeluaran kas kecil dan dokumen
pendukungnya. Dokumen-dokumen ini dikumpulkan untuk dipakai sebagai
dasar permintaan pengisian kembali dana kas kecil sebesar jumlah dana yang
telah dikeluarkan.

29
c) Prosedur Pengisian Kembali Dana Kas Kecil
Permintaan pengisian kembali dana kas kecil dilakukan oleh pemegang dana
kas kecil dengan menggunakan formulir permintaan pengisian kembali kas
kecil. Dokumen ini dilampiri dengan bukti pengeluaran kas kecil dan dokumen
pendukungnya diserahkan oleh pemegang dana kas kecil kepada bagian utang.
Bagian utang kemudian membuat bukti kas keluar sebesar jumlah rupiah yang
dicantumkan dalam permintaan pengisian kembali kas kecil. Bukti kas keluar
lembar ke-2 diserahkan oleh bagian utang ke bagian kartu biaya untuk
kepentingan pencatatan rincian biaya overhead pabrik, biaya aministrasi dan
umum, dan biaya pemasaran dalam kartu biaya yang bersangkutan. Bukti kas
keluar dilampiri dengan dokumen pendukungnya diserahkan oleh bagian utang
ke bagian kasa. Berdasarkan bukti kas keluar tersebut, bagian kasa membuat
cek atas nama dan memintakan tanda tangan otorisasi atas cek. Cek diserahkan
kepada bagian jurnal setelah dibubuhi cap lunas oleh bagian kasa. Bagian
jurnal mencatat pengeluaran kas dalam register cek.

30
BAB II

STUDI KASUS

3.1 Studi Kasus Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Pada PT. Pelayaran Nasional
Cabang Semarang
Penerimaan kas pada PT. Pelni Cabang Semarang berasal dari hasil penjualan
tiket dan dari penghasilan lain-lain yang bersifat tunai.

Jumlah saldo kas di tangan selalu berubah-ubah, tergantung dari kebijakan Kepala
Cabang. Penerimaan kas dengan jumlah yang besar diusahakan melalui bank (cek).
Namun PT. Pelni Cabang Semarang tidak menutup kemungkinan penerimaan kas
dari kode rekening tertentu dengan saldo kas yang sangat besar dilaksanakan melalui
Bagian Kasir. Jika jumlah saldo kas di Bagian Kasir dinilai terlalu besar, maka
sejumlah saldo kas tertentu akan disetor ke bank dan akan dicatat sebagai
pengeluaran kas, dengan jurnal:
Setor uang tunai ke Rek A xxx

Kas xxx

Penyetoran saldo kas tersebut tergantung dari kebijakan Kepala Cabang


perusahaan, baik jumlah saldo yang disetorkan maupun hari dan tanggal penyetoran.
Penyetoran saldo kas ke bank dilakukan oleh Bagian Kasir dan dicatat oleh Bagian
Pembukuan/Keuangan.

Dokumen penerimaan kas yang digunakan Bukti Penerimaan Uang (BPU)


dicetak sebanyak 4 rangkap. Satu untuk pihak pembeli, satu untuk Bagian Kasir, dan
dua untuk Bagian pembukuan/keuangan. Selain itu, BPU harus diotorisasi lebih dulu
oleh Kacab. Catatan yang digunakan adalah buku kas yang sudah diprogram ke
dalam General Ledger komputer.

Unsur pengendalian internnya sudah ada pemisahan fungsi antara bagian Kasir
dengan bagian Keuangan/Pembukuan. Secara periodik diadakan pencocokan saldo
kas dari segi fisik dan catatan. Setiap akhir bulan Bagian Pembukuan/Keuangan
melakukan rekonsiliasi bank. Kasir diasuransikan, Kasir juga dilengkapi dengan
brankas uang yaitu untuk menyimpan uang dan surat-surat berharga.
Dari pembahasan diatas, dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dalam sistem

31
akuntansi penerimaan kas pada PT. Pelni Cabang Semarang, yaitu sebagai berikut:
Kelebihan:
1. Pencatatan transaksi penerimaan kas dilakukan dengan sistem komputerisasi yaitu
dengan program General Ledger. Pencatatan transaksi penerimaan kas secara manual
dilakukan oleh Bagian Kasir. Sedangkan pencatatan secara komputerisasi dilakukan
oleh Bagian Pembukuan/Keuangan. Pencatatan transaksi ini berdasar dokumen Bukti
Penerimaan Uang (BPU).
2. Pembuatan Bukti Penerimaan Uang (BPU) harus diotorisasi oleh Kacab terlebih
dulu. BPU juga dicetak sebanyak 4 rangkap, sehingga baik Pembeli, Kasir, maupun
Bagian Pembukuan/Keuangan memiliki bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kekurangan:

1. Penerimaan kas dengan jumlah yang sangat besar masih ada yang diterima melalui
kas perusahaan bukan melalui bank, sehingga memungkinkan terjadinya
pencurian/kehilangan.

2. Tidak dibentuk Bagian Pemeriksa Intern terhadap kas di perusahaan. Hal ini
memungkinkan Kasir untuk melakukan tindakan lappingterhadap dana kas.
3. Penyetoran kas ke bank tidak dalam jumlah penuh dan tidak disetorkan pada hari
dan tanggal yang sama/ hari kerja berikutnya, tetapi sesuai kebijakan dari Kepala
Cabang.
4. Penerimaan kas dari hasil penjualan bisa digunakan untuk membiayai pengeluaran.
Padahal seharusnya penghasilan harus dipisahkan dari pengeluaran kas

3. 2 Studi Kasus Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas pada PT. Pelayaran Nasional
Indonesia
Sistem akuntansi pengeluaran pada PT. Pelni Cabang Semarang tidak
menggunakan sistem dana kas kecil. Ini dikarenakan adanya peraturan yang
ditetapkan oleh perusahaan pusat, bahwa perusahaan cabang tidak diperkenankan
menyelenggarakan sistem dana kas kecil. Sistem pengeluaran kas digunakan untuk
keperluan pihak intern perusahaan, sedangkan pengeluaran untuk pihak ekstern
digunakan sistem pengeluaran bank.

Dengan tidak diselenggarakannya pengeluaran dengan sistem dana kas kecil,


maka setiap pengeluaran perusahaan yang bersifat tunai baik dengan jumlah besar

32
maupun dengan jumlah kecil diambilkan dari saldo kas di Kasir. Sedangkan saldo
kas tersebut berasal dari penghasilan penjualan tiket dan penghasilan lainnya yang
bersifat tunai. Ini menyebabkan penyalahgunaan penghasilan perusahaan yang
seharusnya disetorkan ke bank terlebih dulu.

Dokumen pengeluaran kas yang digunakan Cash/Bank Voucher (CBV) dicetak 4


rangkap. Semua CBV yang dibuat baik dengan jumlah pengeluaran besar maupun
dengan jumlah pengeluaran kecil harus diotorisasi terlebih dulu oleh Kepala Cabang.

Catatan pengeluaran kas selain dilakukan secara manual oleh Kasir juga dilakukan
dengan sistem komputerisasi oleh Bagian Keuangan/Pembukuan melalui program
General Ledger. Sudah ada pemisahan fungsi antara Bagian Kasir dengan Bagian
Pembukuan. Namun fungsi yang terkait masih belum sesuai dengan standar sistem
akuntansi, karena tidak terdapat Fungsi Pemeriksa Intern yang bertugas untuk
mengadakan pemeriksaan dan melakukan penghitungan terhadap saldo kas
perusahaan.
Adapun kelebihan dan kekurangan terhadap sistem akuntansi pengeluaran kas pada
PT. Pelni Cabang Semarang adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
1. Sistem pencatatan pengeluaran kas selain dengan cara manual telah dilaksanakan
dengan sistem komputerisasi. Sehingga kemungkinan terjadi kesalahan pencatatan
kecil.
2. Pembuatan Bukti kas keluar, yaitu Cash/Bank Voucher (CBV) dicetak sebanyak 4
rangkap dan harus mendapat otorisasi oleh Kacab terlebih dulu. Hal ini menghindari
penyalahgunaan CBV sebagai alat untuk mengeluarkan uang.
3. Sudah ada pemisahan fungsi, antara Bagian Kasir dengan Bagian
Keuangan/Pembukuan.
Dengan adanya pemisahan fungsi tersebut, pencatatan pengeluaran dengan jumlah
saldo yang dikeluarkan oleh Kasir benar-benar sesuai dengan transaksi yang terjadi.

Kekurangan:
1. Tidak diselenggarakannya sistem dana kas kecil untuk melakukan pengeluaran
kas tunai yang jumlahnya relatif kecil.Penyelenggaran sistem dana kas kecil dalam
pengeluaran kas secara tunai akan mempermudah pengambilan kas untuk keperluan

33
yang jumlahnya relatif kecil.
2. Pengeluaran kas secara tunai diambilkan dari saldo kas yang ada di Kasir,
sedangkan kas tersebut berasal dari penghasilan penjualan tiket dan penghasilan
lainnya secara tunai. Padahal dalam standar akuntansi tidak diperkenankan
pengeluaran kas dari kas yang diterima dari sumber-sumber tesebut.
3. Belum dibentuk Bagian Pemeriksa Intern untuk mengawasi pengeluaran dana
kas secara periodik maupun secara mendadak. Dibentuknya Bagian Pemeriksa
Intern diharapkan pengawasan dan pemeriksaan terhadap dana kas lebih terjamin
kebenaran dan ketelitiannya.

BAB IV

KESIMPULAN

34
Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli
melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh
perusahaan penjual kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang
kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat
oleh perusahaan.

Sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang, seperti toko buku,
berasal dari transaksi penjualan tunai. Berdasarkan sistem pengendalian internal yang
baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan:

1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetorkan ke bank seluruhnya
dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.
2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang
melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.
Sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk
melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang yang
siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan (Mulyadi, 2001:500).
Menurut Indriyo Gito Sudarmo (1992:61), sistem akuntansi penerimaan kas
adalah proses aliran kas yang terjadi di perusahaan adalah terusmenerus sepanjang
hidup perusahaan yang bersangkutan, terdiri dari aliran kas masuk (cash in flow) dan
aliran kas keluar (cash out flow).
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi
penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk mencatat kegiatan
penerimaaan uang di perusahaan dari penjualan tunai maupun dari piutang usaha yang
dapat digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.Penerimaan kas perusahaan
berasal dari beberapa sumber utama, yakni penerimaan kas dari penjualan tunai dan
penerimaan kas dari piutang.

DAFTAR PUSTAKA

35
Novita. (2018) Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas. [online] tersedia di:
https://www.academia.edu/7212923/SISTEM_AKUNTANSI_PENGELUARA
N_KAS (diakses pada 8 November 2022)
Mulyadi, Sri Ema. (2018) Sistem Akuntansi. Jakarta
Pratiwi. (2018) PROSEDUR PENGELUARAN KAS MENGGUNAKAN DANA KAS
KECIL PADA RUMAH SAKIT CONDONG CATUR. [online] tersedia di:
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/8072/15212085-
NOVITA%20AYU%20PRATIWI.pdf?sequence=1 (diakses pada 8 november
2022)
AM Anni. (2018) SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS MENGGUNAKAN CEK
PADA PC GKBI YOGYAKARTA. [online] tersedia di:
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/8253/15212102_Anni%20
Muthmainnah%20A.pdf?sequence=21&isAllowed=y (diakses pada 7
november 2022)
R Nur. (2022) Dokumen Yang Digunakan Dalam Sistem Penerimaan Kas Dari Penjualan
Tunai Dan Piutang. [online] tersedia di: http://komputerisasi-akuntansi-
d4.stekom.ac.id/informasi/baca/Dokumen-yang-Digunakan-dalam-Sistem-
Penerimaan-Kas-dari-Penjualan-Tunai-dan-
Piutang/3d948cbd662ed4b5741d8b76e07b9331f12fbf86 (diakses pada 10
november 2022)

36

Anda mungkin juga menyukai