Anda di halaman 1dari 26

SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Analisis dan Metode Perancangan Sistem

Oleh :

Kelompok 2

Presentasi ke-5

Sandra Riska 203403129


Azira Wardah 203403134
Raihan Ghaza al Bayth 203403146
Amalia Halfa Nabilah 203403147
Yoana Aulia Salsabilla 203403152
Muhammad Rafli 203403156
Vina Fitriawati 203403160

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SILIWANGI

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi mata
kuliah Analisis dan Metode Perancangan Sistem.

Dalam menyusun Makalah ini kami banyak memperoleh bantuan serta


bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua kami yang senantiasa memberi dukungan baik secara moril
maupun materil selama proses pembuatan makalah ini.
2. Dosen mata kuliah Analisis dan Metode Perancangan Sistem yaitu Rina
Marliana., S.Pd.., M.Sc. yang telah memberikan bimbingan dan arahannya.
3. Rekan-rekan mahasiswa Akuntansi Universitas Siliwangi yang senantiasa
memberi dukungan dan koreksi satu sama lain.

Kami menyadari makalah ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya
makalah ini.

Tasikmalaya, 01 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Makalah ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
2.1 Pengertian Aktiva Tetap ........................................................................... 4
2.2 Klasifikasi Aktiva Tetap ........................................................................... 4
2.3 Jaringan Subsistem Akuntansi Aktiva Tetap ............................................ 5
2.4 Dokumen yang Diperlukan Dalam Sistem Akuntansi Aktiva Tetap ....... 8
2.5 Fungsi yang Terkait Dalam Akuntansi Aktiva Tetap ............................. 10
2.6 Metode Beban Penyusutan ..................................................................... 11
2.7 Unsur Pengendalian Internal dalam Sistem Akuntasi Aset Tetap .......... 13
2.8 Bagan Alir Sistem Akuntansi Aktiva Tetap ........................................... 14
2.9 Studi Kasus Pada Akuntansi Aktiva Tetap ............................................. 19
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 21
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 21
3.2 Saran ....................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

ii
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 8. 1 SISTEM PEMBELIAN AKTIVA TETAP ................................. 15


GAMBAR 8. 2 SISTEM PENGHENTIAN AKTIVA TETAP ............................ 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum, akuntansi mencakup aktivitas pendapatan dari
transaksi yang pertama kali dicatat dalam jurnal dan laporan keuangan. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa akuntansi sangat penting dalam kegiatan
bisnis sehari-hari, terutama untuk kegiatan bisnis dalam suatu periode. Di
bidang akuntansi, kami telah mencatat proses penyusunan laporan keuangan
termasuk nama akun dan nomor akun yang ditentukan oleh perusahaan.
Proses akuntansi dimulai dengan dokumen pendukung, buku harian (jurnal
umum dan khusus), buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian,
spreadsheet, laporan keuangan (financial statement), laporan laba rugi,
neraca, laporan perubahan ekuitas), jurnal penutup, penutup jurnal, neraca
dan pembalikan.

Dari langkah-langkah di atas, laporan keuangan neraca meliputi


aktiva lancar, aktiva tetap, kewajiban dan modal. Dan yang akan dibahas
kali ini adalah aktiva tetap yaitu jenis-jenis aktiva yang dapat digunakan
dalam jangka waktu tertentu untuk kegiatan usaha. Aset tetap meliputi aset
berwujud dan aset tidak berwujud. Oleh karena itu, perlu diketahui dan
dipahami secara spesifik tentang aset berwujud dan tidak berwujud. Dengan
cara ini kita dapat menerapkan segala sesuatu yang ada dalam aktiva tetap
suatu perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan aktiva tetap?
2. Bagaimana klasifikasi aktiva tetap?
3. Bagaimana jaringan subsistem pada akuntansi aktiva tetap?

1
2

4. Dokumen apa saja yang diperlukan dalam sistem akuntansi


aktiva tetap?
5. Fungsi apa saja yang terkait dalam sistem akuntansi aktiva tetap?
6. Bagaimanakah metode beban penyusutan?
7. Apa saja unsur pengendalian internal internal dalam sistem
akuntansi asset tetap?
8. Bagaimana bagan alir sistem akuntansi asset tetap?
9. Bagaimana Studi kasus pada akuntansi aktiva tetap?

1.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan
tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Untuk mengetahui tentang aktiva tetap


2. Untuk mengetahui klasifikasi aktiva tetap
3. Untuk mengetahui jaringan subsistem pada akuntansi aktiva
tetap
4. Untuk mengetahui dokumen yang diperlukan dalam sistem
akuntansi aktiva tetap
5. Untuk mengetahui fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi
aktiva tetap
6. Untuk mengetahui metode baban penyusutan
7. Untuk mengetahui unsur pengendalian internal dalam sistem
akuntansi asset tetap
8. Untuk mengetahui bagan alir sistem akuntansi asset tetap
9. Mengetahui studi kasus pada akuntansi aktiva tetap

1.4 Manfaat Makalah


Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaaan baik
secara teoritis maupun secara praktis.

Secara teoretis makalah ini berguna sebagai pengembangan sistem


akuntansi aktiva tetap.
3

Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Penulis

Makalah ini bermanfaat sebagai pemenuhan salah satu tugas Mata


Kuliah Analisis Dan Metode Perancangan Sistem dan juga bermanfaat
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Sistem Akuntansi
Aktiva Tetap

2. Pembaca

Makalah ini dapat menjadi salah satu sumber pembelajaran yang


dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan maupun pekerjaan. Selain itu,
makalah ini juga bermanfaat sebagai salah satu referensi yang dapat
digunakan dalam mencari informasi, wawasan, dan pengetahuan tentang
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aktiva Tetap


Aktiva adalah setiap sumber daya ekonomis yang dimiliki oleh
perusahaan untuk memperoleh keuntungan di kemudian hari. Aktiva
perusahaan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu aktiva lancar dan aktiva
tetap.

Aktiva tetap adalah aktiva suatu perusahaan yang sifatnya tetap atau
permanen yang digunakan dalam operasi-operasi penyelenggaraan suatu
perusahaan. Aktiva tetap disebut juga dengan istilah fixed asset, yaitu aset
yang dikategorikan sebagai investasi jangka panjang dan didepresiasikan
(kecuali tanah) dan dalam proses konstruksi dapat digunakan untuk aktivitas
usaha. Contoh aktiva tetap adalah barang-barang tak bergerak seperti
rumah, kendaraan, tempat usaha, dan sebagainya.

2.2 Klasifikasi Aktiva Tetap


Terdapat dua jenis aktiva tetap, yaitu aktiva tetap berwujud dan tidak
berwujud.

1. Aktiva tetap berwujud

Menurut Baridwan (1989) aktiva tetap berwujud adalah aktiva


yang berwujud yang dapat digunakan dalam jangka waktu lebih dari
satu periode akuntansi. Seperti tanah, gedung perkantoran dan
peralatannya, gedung pabrik dan mesin. Aktiva tetap berwujud dibagi
dalam dua kategori, yaitu:

a. Aktiva tetap berwujud yang tidak dapat disusutkan, yaitu tanah.


b. Aktiva tetap berwujud yang dapat disusutkan, seperti gedung,
peralatan, dan mesin.

4
5

2. Aktiva Tetap Tidak Berwujud

Aktiva tetap tidak berwujud adalah bentuk kekayaan perusahaan


yang tidak memiliki bentuk fisik dan berumur lebih dari satu tahun.
Aktiva tetap tidak berwujud mencerminkan hak atau posisi yang
menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Contoh
aktiva tetap tidak berwujud adalah sebagai berikut:

a. Good Will

Goodwill adalah aktiva tetap tidak berwujud yang tidak bisa dijual
tanpa mengalihkan atau menjual perusahaan secara total, karena
goodwill tidak dapat dipisahkan dari perusahaan pemiliknya dan
hanya dapat diidentifikasikan dengan perusahaan.

b. Hak Paten

Paten adalah hak khusus yang diberikan oleh pemerintah dan


merupakan bagian dari Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Hak
paten diberikan kepada penemunya atau dibeli dari pihak lain untuk
membuat suatu produk baru guna memproduksi dan menjual suatu
barang dengan spesifikasi tertentu. Biasanya, hak paten berlaku
selama 17 tahun.

c. Lisensi

Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan
dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.3 Jaringan Subsistem Akuntansi Aktiva Tetap


Mulyadi (2016:514) membagi beberapa jaringan subsistem menjadi
beberapa bagian diantaranya adalah :

1. Sistem pembelian aktiva tetap


2. Sistem perolehan aktiva tetap melalui pembangunan sendiri
3. Sistem pengeluaran modal
6

4. Sistem pengehentian pemakaian aktiva tetap


5. Sistem transter aktiva tetap
6. Sistem revaluasi aktiva tetap
7. Sistem akuntansi depresiasi aktiva tetap

Muyadi (2016:514) menjelaskan mengenai sistem jaringan


subsistem akuntansi sebagai berikut :

1. Sistem pembelian aktiva tetap

Sistem ini dirancang untuk melaksanakan pencatatan harga


pokok aktiva tetap yang diperoleh dari transaksi pembelian. Karena
didalam harga pokok aktiva tetap yang dibeli terdiri dari harga yang
tercantum dalam faktur dari pemasok dan semua biaya yang dikeluarkan
untuk pemasangan aktiva tetap sampai dengan dalam keadaan siap
untuk dipakai, maka beberapa dokumen sumber yang dipakai dalam
prosedur ini adalah bukti kas keluar (yang dilampiri dengan surat
permintaan otorisasi investasi, surat order pembelian, laporan
penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) dan bukti memorial (yang
dilapiri dengan surat perintah kerja).

2. Sistem perolehan aktiva tetap melalui pembangunan sendiri

Ini merupakan sebuah sistem yang dirancang untuk mencatat


harga pokok aktiva tetap yang diperoleh perusahaan dari pembangunan
yang prosesnya dilaksanakan sendiri oleh perusahaan. Surat perintah
kerja merupakan salah satu dokumen yang digunakan untuk
mengumpulkan biaya konstruksi. Apabila suatu aktiva tetap yang
dibangun sendiri telah selesai pengerjaannya, maka bukti memorial
(yang dilampiri dengan surat perintah kerja) bukti tersebut nantinya
dipakai sebagai dokumen sumber untuk mencatat harga pokok aktiva
tetap tersebut ke dalam kartu aktiva tetap dan jurnal umum.

3. Sistem pengeluaran modal

Sistem ini dirancang berfungsi untuk mencatat tambahan harga


pokok aktiva tetap dengan adanya pengeluaran modal. Setiap adanya
7

pengeluaran modal maka memerlukan sebuah dokumen surat


permintaan mengenai otorisasi investasi dari manajemen puncak.
Pelaksanaan surat permintaan otorisasi investasi dilakukan berdasarkan
dokumen surat perintah kerja pencatatan biaya yang terjadi untuk surat
perintah kerja dilakukan menurut nomor surat perintah kerja yang
bersangkutan, sehingga dapat dihitung besarnya pengeluaran modal
untuk surat perintah kerja tertentu, dan dapat dihitung tambahan harga
pokok aktiva yang bersangkutan.

4. Sistem penghentian aktiva tetap

Sistem ini merupakan sebuah sistem yang dirancang untuk


mencatat pengurangan harga pokok dan akumulasi depresiasi aktiva
tetap yang dihentikan pemakaiannya serta besaran nilai laba rugi yang
timbul sebagai akibat dari penghentian pemakaian aktiva tetap tersebut.
Beberapa doumen okumen sumber yang dipakai sebagai dasar
pencatatan penghentian pemakaian aktiva tetap yaitu diantaranya bukti
memorial yang dilampiri dengan dokumen pendukung berupa surat
permintaan penghentian dan transfer aktiva tetap.

5. Sistem transfer aktiva tetap

Sistem ini dirancang berguna untuk mencatat transfer aktiva


tetap dari satu pusat pertanggungjawaban ke pusat pertanggungjawaban
yang lain. Karena adanya biaya depresiasi, biaya reparasi, dan
pemeliharaan yang harus dibebankan kepada pusat pertanggungjawaban
yang menggunakan aktiva tetap, semua perpindahan aktiva tetap harus
segera diikuti oleh fungsi akuntansi, agar fungsi ini dapat membebankan
biaya-biaya tersebut berdasarkan data lokasi aktiva tetap yang teliti.
Dokumen untuk meminta otorisasi aktiva tetap dalam lingkungan intern
perusahaan harus diotorisasi oleh bagian aktiva tetap. Surat permintaan
transfer aktiva tetap dipakai sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu
aktiva tetap.
8

6. Sistem revaluasi aktiva tetap

Sistem ini dirancang untuk mencatatat transaksi penilaian


kembali aktiva tetap. Dokumen sumber yang dipakai sebagai dsar
pencatatan adalah ukti memorial.

7. Sistem pencatatan depresiasi aktiva tetap

Sistem ini dirancang untuk mencatat biaya depresiasi aktiva


tetap. Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan adalah
bukti memorial.

2.4 Dokumen yang Diperlukan Dalam Sistem Akuntansi Aktiva Tetap


Akuntansi aset tetap memerlukan dokumen yang sangat berguna
untuk mencatat data transaksi yang mengubah biaya perolehan aset tetap
dan akumulasi penyusutan aset tetap. Dokumen yang digunakan dalam
sistem akuntansi aset menurut Mulyadi (2016:504) adalah:

1. Surat Permintaan Otorisasi Investasi


Surat isi dikeluarkan karena investasi dalam aktiva tetap biasanya
meliputi jumlah rupiah yang relative besar dan mencakup keterikatan
dana dalam jangka waktu yang relative panjang.
2. Surat Permintaan Reparasi
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah dilakukannya reparasi yang
merupakan pengeluaran modal.
3. Surat Permintaan Transfer Aktiva Tetap
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dan pemberian otorisasi
transfer aktiva tetap.
4. Surat Permintaan Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dan pemberian otorisasi
penghentian pemakaian aktiva tetap.
5. Surat Perintah Kerja
Dokumen ini memiliki 2 fungsi : sebagai perintah dilaksanakannya
pekerjaan tertentu mengenai aktiva tetap dan sebagai catatan yang
dipakai untuk mengumpulkan biaya pembuatan aktiva tetap. Dokumen
9

ini dipakai sebagai kerja pemasangan aktiva tetap yang dibeli,


pembongkaran aktiva tetap yang dihentikan pemakaiannya.
6. Surat Order Pembelian
Dokumen ini diterbitkan oleh fungsi pembelian yang merupakan surat
untuk memesan aktiva tetap kepada pemasok. Untuk pembelian aktiva
tetap yang melibatkan jumlah investasi yang besar umumnya pemilihan
pemasok dilakukan melalui proses tender terbuka.
7. Laporan Penerimaan Barang
Dokumen ini diterbitkan oleh fungsi penerimaan setelah fungsi ini
melakukan pemeriksaan kuantitas, mutu, dan spesifikasi aktiva tetap
yang diterima dari pemasok.
8. Faktur dari Pemasok
Dokumen ini merupakan tagihan dari pemasok untuk aktiva tetap yang
dibeli.
9. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran kas yang dibuat oleh
fungsi akuntansi setelah dokumen surat permintaan otorisasi investasi,
surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari
pemasok diterima dan diperiksa oleh fungsi tersebut.
10. Daftar Depresiasi Aktiva Tetap
Daftar ini berisi jumlah biaya depresiasi aktiva tetap yang dibebankan
dalam periode akuntansi tertentu. Dokumen ini merupakan dasar untuk
pembuatan bukti memorial untuk pencatatan biaya depresiasi yang
dibebankan dalam periode akuntansi tertentu.
11. Bukti Memorial
Dokumen ini dugunakan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan
transaksi depresiasi aktiva tetap, harga pokok aktiva tetap yang telah
selesai dibangun, pemberhentian pemakaian aktiva tetap, dan
pengeluaran modal.
10

2.5 Fungsi yang Terkait Dalam Akuntansi Aktiva Tetap


Fungsi yang terkait dalam transaksi yang mengunggah harga pokok
aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap (Mulyadi, 2001:610-611)
adalah:

1. Fungsi pemakai

Dalam sistem akuntansi aktiva tetap, fungsi pemakai


bertanggungjawab mengajukan usulan investasi dan aktiva tetap dan
mengajukan surat permintaan otorisasi investaso untuk merealisasikan
perolehan aktiva tetap seperti tercantum dalam anggaran investasi yang
telah disetujui oleh rapat umum pemegang saham. Unit organisasi
pemakai aktiva tetap berfungsi mengelola pemakaian aktiva tetap.
(Mulyadi, 2016:513).

2. Fungsi riset dan pengembangan

Dalam sistem akuntansi aset tetap fungsi riset dan


pengembangan bertanggungjawab untuk mengajukan usulan investasi
aktiva tetap yang dimanfaatkan oleh lebih dari satu fungsi. Selain itu
fungsi riset dan pengembangan juga bertanggungjawab untuk
melakukan studi kelayakan dari setiap usulan investasi dari berbagai
fungsi lain dala perusahaan. (Mulyadi,2016:514)

3. Direktur yang terkait

Direktur yang terkait berfungsi untuk memberikan persetujuan


terhadap usula investasi dan surat permintaan otorisasi reparasi yang
diajukan oleh unit organisasi yang ada di bawah wewenangnya.
(Mulyadi,2016:514).

4. Direktur utama

Direktur utama merupakan pejabat yang memberikan otorisasi


terhadap semua mutasi aktiva tetap. Otorisasi ini dicantumkan dalam
formulir surat penerimaan otorisasi investasi dan surat permintaan
operasi reparasi. (Mulyadi,2016:514)
11

5. Fungsi pembelian

Dalam sistem akuntansi aset tetap fungsi pembelian merupakan


fungsi yang bertanggungjawab memilih pemasok dan menerbitkan surat
order pembelian untuk pengadaan aset tetap. (Mulyadi,2016:514)

6. Fungsi penerimaan

Fungsi pemerimaan merupakan fungsi yang bertanggungjawab


melakukan pemeriksaan terhadap aktiva tetap yang diterima dari
pemasok. Hasil pemeriksaan terhadap aktiva tetap tersebut dicantumkan
dala laporan penerimaan barang. (Mulyadi,2016:514)

7. Fungsi aset tetap

Dalam sistem akuntansi aset tetap fungsi aset tetap merupakan


fungsi yang bertanggungjawab atas pengelolaan aset tetap perusahaan.
Fungsi ini memiliki wewenang dalam penempatan, pemindahan, dan
penghentian pemakaian aset tetap. (Mulyadi,2016:514)

8. Fungsi akuntansi

Fungsi akuntansi merupakan fungsi yang bertanggungjawab


dalam pembuatan dokumen sumber (bukti kas keluar dan bukti
memorial) untuk pencatatan mutasi aset tetap dan penyelenggaraan
buku pembantu aset tetap. Selain itu, fungsi akuntansi juga
bertanggungawab atas penyelenggaraan junal yang bersangkutan
dengan aset tetap (register bukti kas keluar dan jurnal umum).
(Mulyadi,2016:514).

2.6 Metode Beban Penyusutan


Beban penyusutan atau Depreciation Expense merupakan biaya
penyusutan dalam suatu aset dikarenakan adanya penurunan nilai manfaat
ekonomi. Penyusutan aktiva tetap ini akan mempengaruhi laporan laba rugi
dan laporan neraca. Penyusutan aktiva ini bertujuan untuk menunjukkan
nilai real suatu aset. Faktor yang mempengaruhi besaran penyusutan adalah
harga perolehan aset, umur ekonomis, dan nilai residu.
12

Metode-Metode Penyusutan Aktiva Tetap:

1. Metode Garis Lurus (Straight Line)

Metode garis lurus adalah metode penyusutan aktiva tetap


dimana beban penyusutan tiap tahunnya tetap sama sampai umur
ekonomis aktiva tetap tersebut. Metode ini paling umum digunakan.
Metode garis lurus biasanya dipergunakan untuk menyusutkan aktiva
yang kegunaannya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produk
atau jasa yang dihasilkan, contohnya bangunan dan peralatan kantor.

2. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

Metode saldo menurun adalah metode penyusutan aktiva tetap


dimana beban penyusutan semakin menurun tiap periodenya. Metode
saldo menurun terbagi menjadi dua jenis, yaitu saldo menurun tunggal
dan saldo menurun ganda. Untuk perbedaannya, saldo menurun ganda
nilai penyusutan diawal sebesar 2 kali dari nilai penyusutan pada metode
garis lurus, sedangkan saldo menurun tunggal nominal penyusutannya
tidak sebesar 2 kali dari nilai penyusutan pada metode garis lurus. Baik
metode saldo menurun tunggal maupun ganda, besaran tarif penyusutan
per tahun tetap.

3. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Year Digit Method)

Metode ini menggunakan cara mengambil perkiraan umur aset


dan menjumlahkan digit untuk setiap tahunnya. Metode ini adalah
metode yang dipercepat untuk menghitung biaya penyusutan.

4. Metode Penyusutan Satuan Jam Kerja (Service Hours Method)

Metode penyusutan ini didasarkan pada bahwa berkurangnya


nilai aset disebabkan berapa jam lamanya aset tersebut digunakan oleh
perusahaan selama umur ekonomisnya.
13

5. Metode Penyusutan Satuan Hasil Produksi (Productive Output Method)

Metode penyusutan ini berdasarkan jumlah satuan produk yang


dihasilkan dalam periode yang telah ditentukan. Metode penyusutan ini
dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap
periode akan berfluktuasi dengan fluktuasi hasil produksi.

Pengusaha bisa menggunakan metode penyusutan manapun


yang ingin diterapkan pada bisnisnya sesuai dengan kebutuhan dan
kemudahan aplikasinya dan perhitungan nilai penyusutan. Namun
pengusaha tetap harus konsisten dalam menggunakan metode
penyusutan yang diinginkan.

2.7 Unsur Pengendalian Internal dalam Sistem Akuntasi Aset Tetap


Oliver Francopis Tambunan mengemukakan bahwa: “Unsur-unsur
pengendalian internal aset tetap harus menjadi perhatian penting bagi pihak
manajemen dalam menentukan pengawasan internal yang dilakukannya
agar mendapatkan hasil yang memuaskan serta untuk dapat mecapai tujuan
utama dari pengawasan internal atas aset tetap tersebut secara efesien dan
efektif”.

Agar penjagaan terhadap aset tetap perusahaan dapat berjalan


dengan baik, maka unsur pengendalian intern menurut Mulyadi dalam
bukunya sistem informasi akuntansi yaitu:

1. Organisasi
a. Fungsi pemakaian harus terpisah dari fungsi akuntansi aktiva tetap.
b. Transaksi perolehan, penjualan, dan penghentian pemakaian aktiva
tetap harus dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi yang bekerja
secara independen.
2. Sistem Otorisasi
a. Anggaran investasi diotorisasi oleh rapat umum pemegang saham.
b. Surat permintaan otorisasi investasi, surat permintaan otorisasi
reparasi, surat permintaan penghentian pemakaian aktiva tetap, dan
surat permintaan transfer aktiva tetap diotorisasi oleh Direktur yang
14

bersangkutan Direktur utama.


c. Surat perintah kerja diotorisasi oleh kepada Departemen yang
bersangkutan.
d. Surat order pembelian diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
e. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan.
f. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi.
g. Bukti memorial diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi.
3. Prosedur Pencatatan
a. Perubahan kartu aktiva tetap harus didasarkan pada bukti kas keluar,
atau bukti memorial, atau surat permintaan transfer aktiva tetap yang
dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap, yang
diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
4. Praktik yang Sehat
a. Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan
kartu aktiva tetap.
b. Penggunaan anggaran investasi sebagai alat pengendalian investasi
dalam aktiva tetap.
c. Penutupan asuransi aktiva tetap terhadap kerugian.
d. Kebijakan akuntansi tentang pemisahan pengeluaran modal (capital
expenditure) dengan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).
2.8 Bagan Alir Sistem Akuntansi Aktiva Tetap
Tujuan penggunaan bagan alir (flow chart) adalah untuk dapat
membuat gambaran ringkas (tanpa banyak kata) dan dengan nyata dalam
suatu bagan tentang berbagai operasi.
Adapun bagan alir dari sistem akuntansi aktiva tetap dapat dilihat
pada gambar sebagai berikut:
15

• Sistem Pembelian Aktiva Tetap

Gambar 8. 1 Sistem Pembelian Aktiva Tetap


Sumber: Mulyadi, 2001;617
16
17
18

• Sistem Penghentian Aktiva Tetap

Gambar 8. 2 Sistem Penghentian Aktiva Tetap


Sumber: Mulyadi, 2001;629
19

2.9 Studi Kasus Pada Akuntansi Aktiva Tetap

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


PENYUSUTAN AKTIVA TETAP MENGGUNAKAN METODE
GARIS LURUS PADA KOPKAR BINA KHATULISTIWA
Aktiva tetap adalah salah satu bagian yang juga terdapat dalam
laporan keuangan yaitu ada didalam neraca (Laelisneni, 2014). Setiap
bentuk badan usaha yang ada saat ini mulai dari yang berukuran kecil
hingga yang besar pasti akan memanfaatkan aset tetap yang
dimilikinya. Berjalannya waktu nilai suatu aktiva tetap harus dapat
disusutkan atau dibebankan secara tepat dan salah satu caranya adalah
dengan menggunakan metode penyusutan (Mairuhu & Tinangon, 2014).
Sesuai dengan yang tercantum dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) Nomor 16 (revisi 2011) tentang akuntansi
penyusutan, penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat
disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Adanya perhitungan
penyusutan dapat berpengaruh. Penghitungan beban penyusutan sangat
penting bagi perusahaan karena pengakuan beban penyusutan setiap
tahun dapat digunakan sebagai alokasi perusahaan untuk membeli aktiva
baru jika umur ekonomis aktiva lama telah habis. Biaya penyusutanakan
mempengaruhi harga pokok penjualan dan beban usaha yang akan
mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Metode
penyusutan garis lurus adalah salah satu metode yang paling banyak
diaplikasikan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Dalam metode
penyusutan garis lurus, beban penyusutan untuk tiap tahun nilainya sama
besar dan tidak dipengaruhi dengan hasil atau output yang berproduksi
(Arniati & Windariyani, 2013).
KOPKAR Bina Khatulistiwa merupakan koperasi yang dibangun
untuk memajukan kesejahteraan karyawan PT. Biru Laut Khatulistiwa.
Dengan adanya koperasi karyawan, kebutuhan karyawan dapat
diperoleh di koperasi. Seperti pada umumnya KOPKAR Bina
Khatulistiwa memiliki aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan
operasional koperasi. Jumlah aktiva tetap yang dimiliki oleh KOPKAR
Bina Khatulistiwa cukup banyak dan beragam, pembuatan laporan
penyusutan aktiva tetap KOPKAR Bina Khatulistiwa menggunakan
metode garis lurus dan dilakukan oleh karyawan bagian pembukuan.
Bagian pembukuan memperoleh nota pembelian aktiva tetap dari
kasir, yang kemudian dibuatkan voucher pengeluaran kas yang
dilampirkan pada nota tersebut. Perhitungan penyusutan aktiva tetap
pada KOPKAR Bina Khatulistiwa dengan melakukan pencatatan pada
Microsoft Excel. Aktiva tetap dikelompokan berdasarkan unit
usaha yang ada di KOPKAR Bina Khatulistiwa, pada saat
pembuatan laporan keuangan pada periode tertentu dilakukan
20

perhitungan penyusutan menggunakan metode garis lurus. Masalah


yang muncul dalam dalam laporan penyusutan dilakukan pada sheet
yang berbeda pada Microsoft Excel sehingga membutuhkan waktu
dalam pembuatan laporan. Selain itu laporan tidak disajikan berdasarkan
aturan laporan yang baik. Untuk itu perlu adanya sistem informasi
akuntansi yang mengelola penyusutan aktiva tetap menggunakan metode
garis lurus sehingga dapat menyajikan laporan yang dapat mempermudah
dala pengambilan keputusan.
Prosedur pengelolaan penyusutan aktiva tetap yang berjalan adalah
sebagai berikut:
1. Pegawai bagian pembukuan menerima nota pembelian aktiva
tetap dari kasir.
2. Berdasarkan nota yang diperoleh bagian pembukuan membuat voucher
pengeluaran kas sebanyak dua rangkap.
3. Voucher pengeluaran kas dua rangkap beserta nota pembelian aktiva
tetap diserahkan kepada koordinator koperasi untuk ditandatangani.
4. Voucher pengeluaran kas rangkap pertama disimpan dibagian
koordinator, sedangkan voucher pengeluaran kas rangkap pertama
beserta nota pembelian aktiva tetap dikembalikan kebagian
pembukuan.
5. Bagian pembukuan membuat laporan penyusutan aktiva tetap
sebanyak dua rangkap berdasarkan voucher pengeluaran kas dan
nota pembelian yang sudah ditandatangani.
6. Nota pembelian dan voucher pengeluaran kas diarsip berdasarkan
tanggal dibagian pembukuan.
7. Laporan penyusutan aktiva tetap dua rangkap diserahkan kepada
koordinator untuk dicek, jika laporan sudah sesuai dengan
voucher pembelian maka ditandatangani. Jika tidak maka
dikembalikan kebagian pembukuan.
8. .Laporan penyusutan aktiva tetap dua rangkap yang sudah
ditandatangi dikembalikan kebagian pembukuan.
9. Laporan penyusutan aktiva tetap rangkap pertama diarsip dibagian
pembukuan berdasarkan tanggal, sedangakan rangkap kedua
diserahkan kepada ketua koperasi
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aktiva tetap adalah aktiva suatu perusahaan yang sifatnya tetap atau
permanen yang digunakan dalam operasi-operasi penyelenggaraan suatu
perusahaan. Aktiva tetap disebut juga dengan istilah fixed asset, yaitu aset
yang dikategorikan sebagai investasi jangka panjang dan didepresiasikan
(kecuali tanah) dan dalam proses konstruksi dapat digunakan untuk aktivitas
usaha. Terdapat dua jenis aktiva tetap, yaitu aktiva tetap berwujud dan tidak
berwujud. Ada beberapa jaringan subsistem diantaranya adalah Sistem
pembelian aktiva tetap, Sistem perolehan aktiva tetap melalui pembangunan
sendiri, Sistem pengeluaran modal, Sistem pengehentian pemakaian aktiva
tetap, Sistem transter aktiva tetap, Sistem revaluasi aktiva tetap, dan Sistem
akuntansi depresiasi aktiva tetap.

Beban penyusutan atau Depreciation Expense merupakan biaya


penyusutan dalam suatu aset dikarenakan adanya penurunan nilai manfaat
ekonomi. Penyusutan aktiva tetap ini akan mempengaruhi laporan laba rugi
dan laporan neraca. Adapun metode penyusutan aktiva tetap yaitu metode
garis lurus, metode saldo menurun, metode jumlah angka tahun, metod
penyusutan satuan jam kerja, dan metode penyusutan satuan hasil produksi.

3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan
penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya. Sehingga bisa
terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak
orang.

21
DAFTAR PUSTAKA

Budi Johan, Beban penyusutan dalam berusaha [Online] Tersedia di


https://www.sobatpajak.com/article/62a6dafb1f70cd04219526b9/Beban%
20Penyusutan%20dalam%20 [09 November 2022]
HADYAN, ADRY PARAMA (2017) ANALISIS SISTEM AKUNTANSI
AKTIVA TETAP PADA PT PANDU LOGISTIK Other thesis,
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Isnaini, Fatmawati dkk. (2017) Perancangan Sistem Informasi Akuntansi
Penyusutan Aktiva Tetap Menggunakan Metode Garis Lurus pada Kopdar
Bina Khatulistiwa. [Online] Tersedia:
https://www.neliti.com/publications/300959/perancangan-sistem-
informasi-akuntansi-penyusutan-aktiva-tetap-menggunakan-metod
(Diakses 19 November 2022)
Jodhitya, Y (2017) BAB III PEMBAHASAN. [Online] Tersedia:
http://eprints.undip.ac.id/59733/3/10_BAB_III.pdf [17 November 2022]
JODHITYA, Yugo and LAKSITO, Herry (2017) SISTEM AKUNTANSI
AKTIVA TETAP PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
(PDAM) KOTA SEMARANG CABANG SEMARANG
BARAT. Undergraduate thesis, Sekolah Vokasi.
Mulyadi (2001) Sistem Akuntansi. Edisi 3 Jakarta: Salemba Empat.
Nabila Surya Kurniasari (2020) Rancangan Sistem Akuntansi Pengadaan Aset
Tetap Pada Yayasan Sabiilus Salam. Tugas Akhir D3 thesis, Universitas
Airlangga.
Nurul Laily, Iftitah. 2022. Aktiva Tetap: Pengertian, Karakteristik, Jenisdan Cara
Memperolehnya.https://katadata.co.id/safrezi/finansial/6216f10c7e25e/akti
va-tetap-pengertian-karakteristik-jenis-dan-cara-memperolehnya. (Diakses
9 November 2022)
Sinaga, Elsi Novawati (2017) ANALISIS PENGENDALIAN INTEN TERHADAP
AKTIVA TETAP PADA PT. BHARATA BETON MEDAN. [Online]
Tersedia:
http://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/3124/Lenny%20O
ctavia.pdf?sequence=1 [18 November 2022]

22

Anda mungkin juga menyukai