Oleh:
Putri Nopianti (3213020)
Sabrina Saharani (3213024)
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan dan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen Sistem Akuntansi. Dalam proses
penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun berkat dukungan materil dan
segala bentuk dukungan lainnya dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan
tugas ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan
terima kasih sebagai penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu kami.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari sisi materi maupun penulisannya kami dengan rendah hati dan dengan
tangan terbuka menerima kritik dan saran yang bersifat membangun serta yang diharapkan
berguna bagi seluruh pembaca.
i
Daftar Isi
3.2 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Pada PT. Pelayaran Nasional Indonesia Cabang
Semarang.................................................................................................................................... 20
ii
3.2.5 Unsur Pengendalian Intern ................................................................................................ 24
3.2.6 Bagan Alir Sistem Akuntansi Penerimaan Kas pada PT.Pelayaran Nasional
Indonesia Cabang Semarang ..................................................................................................... 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, dunia usaha sudah mengalami
kemajuan yang pesat serta diiringi dengan tingkat persaingan yang ketat. Hal ini terlihat dari
banyaknya perusahaan-perusahaan yang bermunculan, baik peusahaan nasional milik
pemerintah, perusahaan swasta milik asing.
Setiap perusahaan memerlukan adanya suatu prinsip akuntansi yang baik, terutama
dalam hal pengelolaan kas. Kas merupakan uang tunai yang ada dalam suatu perusahaan
serta saldo rekening giro di bank, baik dalam bentuk uang atau valas yang tidak dibatasi
penggunaannya. Kas sangat mempengaruhi transaksi dalam perusahaan. Oleh karena itu
penggunaannya harus optimal. optimal dalam arti kata dapat menjaga keseimbangan jumlah
yang cukup untuk menjaga kelancaran dalam kegiatan operasi perusahaan dan menghindari
adanya kas menganggur.
Kas juga merupakan salah satu dari aktiva lancer yang mempunyai sifat likuiditasnya
paling tinggi, karena sifatnya itu kas sangat rentan terhadap penyelewengan. Untuk itu
diperlukan pengendalian terhadap sistem akuntansi kas.
Dengan adanya sistem akuntansi yang baik maka informasi akuntansi dapat dihasilkan
dengan cepat, akurat, dan dapat diandalkan yang nantinya berguna dalam pengambilan
keputusan serta kebijakan lain didalam pengendalian perusahaan dan sekaligus untuk dapat
mengawasi pelaksanaan dari pelimpahan tugas wewenang pimpinan kepada bawahan dan
seluruh kegiatan perusahaan.
Sistem akuntansi memliki dua unsur yang penting, yaitu sistem akuntansi pokok
meliputi; formulir, jurnal, buku besar, dan buku pembantu serta laporan keuangan, dan
sistem akuntansi pendukung antara lain: prosedur penjualan, prosedur penerimaan kas,
prosedur pengeluaran kas.
Sistem akuntansi kas dirancang untuk menangani transaksi penerimaan dan pengeluaran
kas. Jaringan prosedur yang membentu sistem akuntansi yaitu; prosedur penerimaan kas,
proedur pengeluaran kas, dan prosedur dana kas kecil.
1
2
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Sistem
Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan
lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tetentu. Sistem diciptakan
untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau yang secara rutin terjadi.
Dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem; Setiap
sistem terdiri dari unsur-unsur yang terdiri dari subsistem yang lebih kecil, yang terdiri pula
dari kelompok unsur yang membentuk subsistem tersebut. Unsur-unsur tersebut merupakan
bagian terpadu sistem yang bersangkutan, unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan
lainnya dan sifat serta kerja sama antara unsur sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu.
Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem dan suatu sistem
merupakan bagian dari sistem laian yang lebih besar.
3
4
Berikut lima unsur pokok di dalam sistem akuntansi menurut Mulyadi (2018:3)
kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan. Contoh formulir adalah: faktur
penjualan, bukti kas keluar, dan cek.
2. Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat,
mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainya. Dalam jurnal
ini data keuangan untuk pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan
yang sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
Contoh jurnal adalah jurnal penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan,
dan jurnal umum.
3. Buku besar
Buku besar terdiri dari rekening rekening yang disediakan sesuai dengan unsur-
unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Kemudian
rekening juga digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat
sebelumnya dalam jurnal.
4. Buku pembantu
Buku pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data
keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. Contohnya
yaitu, buku pembantu piutang yang merinci semua data tentang debitur.
5. Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa laporan
laba rugi, laporan perubahan modal, laporan harga pokok penjualan, neraca, dan
lain-lain.
2.3.4 Tujuan Umum Pengembangan Sistem Akuntansi
Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaan baru
didirikan atau suatu perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda dengan
usaha yang telah dijalankan selama ini.
2. Untuk Memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada. Ada
kalanya sistem akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi kebutuhan
6
Mulyadi (2018:379) sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang berasal
dari penjualan tunai. Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan:
1. Penerimaan kas dalm bentuk tunai harus segera disetorkan kebank seluruhnya dengan
cara memlibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.
2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang
melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.
1. Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindah bukuan
melalui rekening bank (giro bilyet). Jika perusahaan hanya menerima kas dalam
7
bentuk cek dari debitur, yang ceknya atas nama perusahaan (bukan atas unjuk), akan
menjamin kas yang diterima oleh perusahaan masuk ke rekening giro bank
perusahaan. Pemindah bukuan juga akan memberikan jaminan penerimaan kas
masuk ke rekening giro bank perusahaan.
2. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam
jumlah penuh.
Di antara berbagai cara penagihan piutang tersebut, penerimaan kas dari piutang
seharusnya mewajibkan debitur melakukan pembayaran dengan menggunakan cek
atas nama, yang secara jelas mencantumkan nama perusahaan yang berhak menerima
pembayaran di atas cek. Dengan cek atas nama ini, perusahaan akan terjamin
menerima kas dari debitur, sehingga kecil kemungkinan orang yang tidak berhak
dapat menguangkan cek yang diterima dari debitur untuk kepentingan pribadinya.
2.4.1 Fungsi Yang Terkait
Menurut Mulyadi (2018:385) fungsi yang terkait untuk sistem akuntansi
penerimaan kas meliputi:
1. Fungsi Penjualan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung
jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan
menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran
harga barang ke fungsi kas, fungsi ini berada di tangan bagian order penjualan.
2. Fungsi Kas
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung
jawab atas penerimaan kas dari pembeli, fungsi ini berada di tangan bagian kas.
3. Fungsi Gudang
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung
jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan
barang tersebut ke fungsi pengiriman, fungsi ini berada di tangan bagian Gudang.
4. Fungsi Pengiriman
8
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung
jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar
harganya kepada pembeli, fungsi ini berada di tangan bagian pengiriman.
5. Fungsi Akuntansi
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung
jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan pembuatan
laporan penjualan, fungsi ini berada di tangan bagian jurnal.
2.4.2 Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
adalah:
1. Faktur penjualan tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh
manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. Jika dilihat Kembali daftar
informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai
tersebut di atas, maka formulir faktur penjualan tunai dapat digunakan untuk
merekam data mengenai nama pembeli dan alamat pembeli, tanggal transaksi,
kode dan nama barang, kuantitas, harga satuan, jumlah harga, nama dan kode
wiraniaga, otorisasi terjadinya berbagai tahap transaksi. Faktur penjualan tunai
diisi oleh fungsi penjualan yang berfungsi sebagai pengantar pembayaran oleh
pembeli kepada fungsi kas dan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan
transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan.
2. Pita Register Kas (cash register tape)
Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin
register kas (cash register). Pita register kas ini merupakan bukti penerimaan kas
yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur
penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.
3. Credit Card Sales Slip. Dokumen ini dicetak oleh credit card center banl yang
menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan (disebut merchant)
yang menjadi anggota kartu kredit. Bagi perusahaan yang menjual barang dan
jasa, dokumen ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih
9
uang tunai dari bank yang mengeluarakan kartu kredit, untuk transaksi penjualan
yang telah dilakukan pada pemegang kartu kredit.
4. Bill of Lading. Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan
penjualana barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini digunakan
oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang penyerahan barangnya
dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.
5. Faktur Penjualan COD
Dokumen ini digunakan untuk ,erekam penjualan COD. Tembusan faktur
penjualan COD diserahkan kepada pelanggan melalui bagian angkutan
perusahaan, kantor pos, atau perusahaan angkutan umum dan di mintakan tanda
tangan penerimaan barang dari pelanggan sebagai bukti telah diterimanya barang
oleh pelanggan.
6. Bukti Setor Bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti
setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan
penyetoran kas dari hasil penjualan tunai ke bank. Bukti setor bank diserahkan
oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi
sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari
penjualan tunai ke dalam jurnal penerimaan kas.
7. Rekap Beban Pokok Penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok
produk yang dijual selama satu periode. Data yang direkam dalam dokumen ini
berasal dari kolom “jumlah harga” dalam kolom “pemakaian”. Dokumen ini
digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bagi pembuatan
bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
2.4.3 Catatan Akuntansi yang Digunakan
Menurut Mulyadi (2018:391) Catatan akuntansi yang digunakan dalam sisem
penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
1. Jurnal Penjualan
10
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas
data penjualan. Jika perusahaan menjual berbagai macam produk dan
manajemen memerlukan informasi penjualan setiap jenis produk yang dijualnya
selama jangka waktu tertentu.
2. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
penerimaan kas dari berbagai sumber, di antaranya dari penjualan tunai.
3. Jurnal Umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini digunakan oleh
fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
4. Kartu Persediaan
Dalam transaksi penerimaan kas dan penjualan tunai, kartu persediaan
digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok
produk yang dijual. Kartu persediaan ini diselenggarakan di fungsi akuntansi
untuk mengawasi mutase dan persediaan barang yang akan di simpan di
Gudang.
5. Kartu Gudang
Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akutansi karena hanya berisi data
kuantitas persediaan yang disimpan di Gudang. Catatan ini diselenggarakan oleh
fungsi Gudang untuk mentata mutase dan perediaan barang yang disimpan
dalam Gudang. Dalam transaksi penjualan tunai, kartu Gudang digunakan untuk
mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.
2.4.4 Unsur Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi (2018:393) unsur pokok pengendalian internal sebagai berikut:
1. Organisasi
1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.
2) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
3) Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan,
fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1 Sejarah
PT. Pelayaran Nasional Indonesia (PT. PELNI) didirikan oleh pemerintah pada tanggal 28
Aapril 1952 dengan saham keseluruhan dikuasai oleh pemerintah. Akan tetapi baru diumumkan dua
hari kemudian yaitu pada tanggal 30 April 1952 oleh Mentri Perhubungan Ir. Juanda. Dalam sidang
pleno parlemen Ri pendirian PT. Pelayaran Nasional Indonesia merupakan bagian dari kebijaksanaan
pemerintah untuk mengolah pelayaran di negara Indonesia.
Mulai tahun 1965 PT. Pelayaran Nasional Indonesia mulai mendapat perhatian, yaitu dengan
dibukanya pelabuhan-pelabuhan baru diberbagai daerah ditanah air sekaligus membina kembali
hubungan antara Indonesia dengan Singapura Tahun 1966 pemerintah membentuk suatu program
penyehatan yaitu suatu usaha dari perusahaan untuk memperbaiki kondisi keuangan. Kegunaan dari
program ini adalah untuk menyehatkan keuangan PT. Pelayaran Nasional Indonesia agar mampu
membayar hutang, sehingga likuiditas (daya/kemampuan bayar perusahaan terhadap hutang) tetap
stabil. PT. Pelayaran Nasional Indonesia berada dalam kondisi yang memprihatinkan sejak awal
tahun 1966, perusahaan ini dari tahun ke tahun selalu mengalami kerugian. Untuk memperbaiki
kondisi keuangan di PT. Pelayaran Nasional Indonesia melakukan pergantian kepemimpinan, tetapi
program tersebut tidak dapat membantu kondisi perekonomian perusahaan. Perusahaan semakin
terpuruk dengan dengan tenggelamnya KM. Tampomas II yang menelan korban yang tidak sedikit
jumlahnya. Pada tahun 1969 sampai dengan 1972 perusahaan mengadakan rasionalisasi atau
pengurangan jumlah pegawai dari 7.000 karyawan menjadi 4.000 karyawan. Pengurangan karyawan
yang tidak realistis ini dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.
Di awal tahun 1980-an PT. Pelayaran Nasional Indonesia mulai bangkit kembali, dengan
membeli kapal-kapal penumpang baru dari negara Jerman. Trayek-trayek baru mulai dibuka dan
keuntungan mulai diraih. Salah satu contoh kapal yang mendatangkan kenningan besar bagi
penisahaan adalah KM. Ambulu yang berkapasitas 925 penumpang. KM. Ambulu melakukan
pelayaran perdananya pada tanggal 14 Juli 1998 berangkat dengan jalur pelayaran ke Pontianak
dengan jumlah penumpang sekitar 700 orang. Kapal tersebut merupakan salah satu dari lima buah
kapal cepat yang dipesan pemerintah Indonesia dari galangan FR. Luresen Werft, Jerman. Kapal
dengan bobot mati 15 ton draft 2 meter, kecepatannya hingga 38 knot, panjang 69,80 meter dan lebar
10,40 meter oleh PT. Pelayaran Nasional Indonesia disebut sebagai kapal HSC (High Speed Craft).
13
Untuk melaksanakan kebijaksanaan pemerintah, maka dibuka kantor cabang PT. Pelayaran
Nasional Indonesia dibeberapa pelabuhan-pelabuhan di Indonesia, termasuk juga di Semarang.
Kantor cabang Semarang berdiri pada tahun 1953. Pada saat ini 90% kapal. PT. Pelayaran Nasional
Indonesia telah memasuki seluruh pelabuhan dengan 61 kantor cabang.
3.1.3 Logo
14
Kepala Cabang
KA.Urusan KA.Urusan
KA.urusan KA.Urusan
pembukuan pembukuan KA. Urusan claim
muatan personalia umum
keuagan PT.PELNI keuangan PT SBN
KA.Urusan
KA.Urusan
Kasir PT SBN Kasir Pt. pelni perlatan bongkar
pelayanan kapal
muatan
KA. Urusan
bongkar muataan
Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian pada PT. Pelayaran Nasional Indonesia
dijelaskan berikut ini:
a. Kepala Cabang
Bertanggung jawab penuh kepada dewan direksi.
Tugasnya:
• Menandatangani surat-surat berharga dan surat-suratperjanjian.
• Mendayagunakan seluruh unit usaha di kantor cabang untukmendapatkan penghasilan.
• Menekan biaya operasi dan overhead sesuai anggaran.
• Mengusahakan surplus penghasilan di kantor cabang.
• Mengadakan koordinasi dan hubungan baik dengan instansi pelabuhan dan pemerintah
daerah.
b. Kepala Bagian Operasi/Traffic
Bertanggung jawab penuh kepada Kepala Cabang.
Tugasnya:
• Menyusun dan mengatur penempatan perjalanan kapal.
• Memonitor seluruh unit usaha perkapalan,keagenan,muatan, EMKL.
• Memonitor dan mengevaluasi rencana usaha dengan hasilusaha yang dicapai dari setiap
unit usaha.
• Menekan biaya operasional kapal.
15
Flash yaitu suatu kapal induk yang sangat besar, yang digunakan untuk mengangkut
kapal yang agak besar,sedangkan kapal yang agak besar tersebut berisi kapal- kapal yang
berukuran lebih kecil. Kapal-kapal kecil tersebut yang akan berlayar menuju kenegara-negara
tujuan dengan membawa barang/muatan dagangan. FlashSection adalah orang yang ditunjuk
untuk mengurusi masalah-masalah yang berhubungan dengan kedatangan dan keberangkatan
kapal flash tersebut.
Flash Section bertanggung jawab penuh kepada Kepala Bagian Operasi/Traffic. Atas
tugas yang dibebankan kepadanya yang berhubungan dengan kapal flash.Tugasnya :
PT. Pelayaran Nasional Indonesia didirikan dengan tujuandan fungsi sebagai berikut:
a. Dalam negeri, yaitu Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa
Tenggara dan Irian Jaya (Papua).
Secara garis besar PT. Pelayaran Nasional Indonesia bergerak dibidang jasa
pelayanan. Usaha tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Usaha pokok
• Kapal penumpang
• Kapal barang
Yaitu kapal yang diprioritaskan untuk hewan atau ternak dan barang-
barang seperti: sembilan bahan pokok, kayu, kaca, kendaraan dan
sebagainya. Kapal yang dikategorikan sebagai kapal barang berjumlah 35
unit.
• Kapal perintis
Yaitu kapal yang diprioritaskan untuk melayani trayek- trayek
operasi daerah terpencil guna pemerataan pembangunan. Kapal ini
digunakan untuk mengangkut penumpang maupun barang. Kapal perintis
20
Bertindak untuk dan atas nama pengirim atau penerima barang yang
• Usaha keagenan
atas namanya.
perusahaan yang bergerak dalam bidang bongkar muat yaitu PT. Sarana
Bandar Nasional (PT. SBN) yang juga berada diseluruh cabang PT.
Pelayaran NasionalIndonesia.
3.2 Akuntansi Penerimaan Kas Pada PT. Pelayaran Nasional Indonesia Cabang
Semarang
Penerimaan kas pada PT. Pelayaran Nasional Indonesia Cabang Semarang
berasal dari penjualan tiket penumpang dan tiket barang serta dari penghasilan lain-
lain. Dana Kas dipegang oleh Bagian Kasir.
Adapun penerimaan kas dari penghasilan lain-lain pada PT. Pelayaran
Nasional Indonesia Cabang Semarang diuraikan berikut ini:
a. Uang tambang overbagasi
Beban yang dikenakan atas kelebihan barang bawaan penumpang yang melebihi
21
Contoh kasus I :
Pada tanggal 25 Pebruari 2005 terjadi transaksi penjualan tiket kapal penumpang
di Bagian Pasasi untuk KM. Lawit pemberangkatan tanggal 27 Pebruari 2005,
maka pencatatannya yaitu;
Kas xxx
3.2.6 Bagan Alir Sistem Akuntansi Penerimaan Kas pada PT. Pelayaran
Bagan alir dokumen dalam sistem penerimaan kas pada PT. Pelni
Mulai
Selesai
BPU
Keterangan:
a. Pelanggan melakukan pembelian tiket di Bagian Operasional.
b. Bagian Operasional mengeluarkan faktur penjualan tunai untuk pelanggan
dan kasir.
c. Kasir membuat bukti penerimaan uang berdasarkan faktur penjualan tunai,
dengan mendapat otorisasi dari Kepala Cabang.
d. BPU dan bukti pendukung diserahkan ke Bagian Pembukuan/Keuangan
oleh Kasir.
e. Bagian Keuangan menyusun jurnal dan buku besar dari setiap transaksi
yang terjadi.
3.2.7 Evaluasi Flowchart
Jaringan Prosedur Sistem Penerimaan Kas pada PT. Pelayaran Indonesia
1. Bagian Operasional
• mulai menerima pembelian tiket secara tunai
• dan membuat faktur penjualan tunai secara manual
• Selanjutnya Fpt tersebut di buat menjadi 3 rangkap, rangkap 1 untuk kasir,
rangkap 2 untuk kepala cabang, dan rangkap 3 di arsipkan semestara sesuai
kronologis
2. Bagian kasir
• Dokumen Fpt di serahkan ke bagian kasir dan menerima uang dari pembelian tiket
selanjutnya kasir membuat Bukti penerimaan uang yang masing-masing 2
rangkap. Dokumen BPU dan FPT akan diberikan ke kepala cabang
3. Kepala Cabang
• Dokumen BPU dan FPT selanjutnya di cek atau di tandatangani oleh cabang
supaya mendapatkan otoritas oleh kepala cabang untuk tahap selanjutnya.
4. Bagian Keuangan
• Setelah dokumen tersebut di otoritas oleh kepala cabang selanjutnya di serahkan ke
bagian keuangan BPU akan dilanjutkan dengan jurnal umum dan FPT akan di
arsipkan sesuai tanggal.
• setelah bagian keuangan melakukan penjualan. Bagian keuangan dan kasir melakukan
rekonsiliasi untuk menyesuaikan.
27
• Setelah data penerima uang sesuai selanjutnya menyetorkan saldo kas ke bank
5. BANK
• Menerima dana yang disimpan dari pihak perusahaan melalui bagian
pembukuan dan keuangan
• setelah melakukan penyetor bagian ke uangan mendapatkan Bukti setor dari
tanggal.
28
5. Penerimaan kas tidak sepenuhnya disetor ke bank pada hari yang sama atau hari kerja
berikutnya, tetapi sesuai kebijakan dari Kacab perusahaan.
4.2 Saran
Berdasarkan kajian di atas, disampaikan saran sebagai berikut:
Kas kecil digunakan untuk pengeluaran uang yang bersifat tunai dengan jumlah
yang relatif kecil. Dengan saldo kas yang relatif tetap pada jumlah yang tidak terlalu
29
30
besar, maka penggelapan atau kecurangan juga akan dibatasi pada jumlah yang telah
ditetapkan
2). Sebaiknya penerimaan kas tunai pada Bagian Kasir segera disetor ke Bank pada hari
yang sama atau hari kerja berikutnya dan tidak diperkenankan melakukan pengeluaran
kas dari kas yang diterima dari hasil penjualan maupun penghasilan lainnya.
Dengan demikian catatan penerimaan kas dalam jurnal penerimaan kas dapat
direkonsiliasi dengan catatan setoran ke bank yang terdapat dalam rekening koran bank.
Dengan kata lain catatan kas perusahaan dapat dicek ketelitiannya dengan cara
membandingkan dengan catatan bank.
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan dana kas secara periodik
dan mencocokkan hasil perhitungannya dengan catatan kas. Fungsi ini juga melakukan
pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo kas di tangan Kasir dan membuat
rekonsiliasi bank secara periodik
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi, 2016. Sistem Akuntansi. Edisi 4 ed. Jakarta: Salemba Empat.