Anda di halaman 1dari 35

SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA

PT. PELAYARAAN NASIONAL INDONESIA


Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok matakuliah Sistem Akuntansi pada program studi
D3 Akuntansi

Oleh:
Putri Nopianti (3213020)
Sabrina Saharani (3213024)

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI


UNIVERSITAS LOGISTIK DAN BINIS INTERNASIONAL
BANDUNG
2023
Kata Pengantar
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini mengenai “Sistem Akuntansi Kas”. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih
Terhadap Ibu Riani Tanjung, SE., M.Si., AK., CA selaku dosen mata kuliah Sistem
Akuntansi.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan dan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen Sistem Akuntansi. Dalam proses
penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun berkat dukungan materil dan
segala bentuk dukungan lainnya dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan
tugas ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan
terima kasih sebagai penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu kami.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari sisi materi maupun penulisannya kami dengan rendah hati dan dengan
tangan terbuka menerima kritik dan saran yang bersifat membangun serta yang diharapkan
berguna bagi seluruh pembaca.

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................................................i


Daftar Isi ..................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................2

1.3 Tujuan dan Manfaat ................................................................................................................2


BAB II LANDASAN TEORI .....................................................................................................3

2.1. Pengertian Sistem ...................................................................................................................3

2.2. Pengertian Akuntansi .............................................................................................................3

2.3 Sistem Akuntansi ....................................................................................................................4

2.4 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas ..........................................................................................6


BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................................... 12

3.1 Gambaran Umum Perusahaan ............................................................................................... 12

3.1.1 Sejarah ............................................................................................................................... 12

3.1.2 Visi dan Misi ...................................................................................................................... 13

3.1.3 Logo ................................................................................................................................... 13

3.1.4 Struktur Perusahaan ........................................................................................................... 14

3.2 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Pada PT. Pelayaran Nasional Indonesia Cabang
Semarang.................................................................................................................................... 20

3.2.1 Fungsi yang Terkait............................................................................................................ 22

3.2.2 Formulir yang Digunakan………….. ................................................................................ 22

3.2.3Catatan Akuntansi Yang Digunakan .................................................................................. 23

3.2.4 Prosedur Penerimaan Kas .................................................................................................. 24

ii
3.2.5 Unsur Pengendalian Intern ................................................................................................ 24

3.2.6 Bagan Alir Sistem Akuntansi Penerimaan Kas pada PT.Pelayaran Nasional
Indonesia Cabang Semarang ..................................................................................................... 25

3.2.7 Evaluasi Flowchart ........................................................................................................... 26

3.2.8 Re-design Flowchart .......................................................................................................... 28


BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................................... 29

4.1 Kesimpulan………………………… .................................................................................... 29

4.2 Saran ..................................................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 31

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, dunia usaha sudah mengalami
kemajuan yang pesat serta diiringi dengan tingkat persaingan yang ketat. Hal ini terlihat dari
banyaknya perusahaan-perusahaan yang bermunculan, baik peusahaan nasional milik
pemerintah, perusahaan swasta milik asing.
Setiap perusahaan memerlukan adanya suatu prinsip akuntansi yang baik, terutama
dalam hal pengelolaan kas. Kas merupakan uang tunai yang ada dalam suatu perusahaan
serta saldo rekening giro di bank, baik dalam bentuk uang atau valas yang tidak dibatasi
penggunaannya. Kas sangat mempengaruhi transaksi dalam perusahaan. Oleh karena itu
penggunaannya harus optimal. optimal dalam arti kata dapat menjaga keseimbangan jumlah
yang cukup untuk menjaga kelancaran dalam kegiatan operasi perusahaan dan menghindari
adanya kas menganggur.
Kas juga merupakan salah satu dari aktiva lancer yang mempunyai sifat likuiditasnya
paling tinggi, karena sifatnya itu kas sangat rentan terhadap penyelewengan. Untuk itu
diperlukan pengendalian terhadap sistem akuntansi kas.
Dengan adanya sistem akuntansi yang baik maka informasi akuntansi dapat dihasilkan
dengan cepat, akurat, dan dapat diandalkan yang nantinya berguna dalam pengambilan
keputusan serta kebijakan lain didalam pengendalian perusahaan dan sekaligus untuk dapat
mengawasi pelaksanaan dari pelimpahan tugas wewenang pimpinan kepada bawahan dan
seluruh kegiatan perusahaan.
Sistem akuntansi memliki dua unsur yang penting, yaitu sistem akuntansi pokok
meliputi; formulir, jurnal, buku besar, dan buku pembantu serta laporan keuangan, dan
sistem akuntansi pendukung antara lain: prosedur penjualan, prosedur penerimaan kas,
prosedur pengeluaran kas.
Sistem akuntansi kas dirancang untuk menangani transaksi penerimaan dan pengeluaran
kas. Jaringan prosedur yang membentu sistem akuntansi yaitu; prosedur penerimaan kas,
proedur pengeluaran kas, dan prosedur dana kas kecil.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana gambaran umum dari PT. Pelayaran Nasional Indonesia?
2. Bagaimana kegiatan umum dari PT. Pelayaran Nasional Indonesia?
3. Apa saja informasi yang diperlukan dari PT. Pelayaran Nasional Indonesia?
4. Apa saja dokumen yang digunakan oleh PT. Pelayaran Nasional Indonesia?
5. Apa sajakah catatan akuntansi yang digunakan oleh PT. Pelayaran Nasional
Indonesia?
6. Bagaimana cakupan sistem PT. Pelayaran Nasional Indonesia?
7. Bagaimanakah sistem pengendalian internal PT. Pelayaran Nasional Indonesia?
8. Apa saja teknologi yang digunakan oleh PT. Pelayaran Nasional Indonesia?
9. Bagaimanakah bagan aliran dokumen dari PT. Pelayaran Nasional Indonesia?
10. Apa saja evaluasi flowchart PT. Pelayaran Nasional Indonesia?
11. Bagaimana redesign PT. Pelayaran Nasional Indonesia?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan Makalah
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai sistem akuntansi kas dirancang untuk
menangani transaksi penerimaan dan pengeluaran kas.
2. Manfaat
1. Secara teoritis makalah ini dapat bermanfaat untuk memberikan pengetahuan dan
menjadi sumber informasi mengenai sistem akuntansi kas.
2. Secara praktis makalah ini dapat memberikan motivasi kepada setiap orang yang
mempelajari dan sebagai salah satu bahan referensi lain yang membahas
permasalahan serupa dan mungkin berguna bagi mereka.
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Sistem
Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan
lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tetentu. Sistem diciptakan
untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau yang secara rutin terjadi.

Dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem; Setiap
sistem terdiri dari unsur-unsur yang terdiri dari subsistem yang lebih kecil, yang terdiri pula
dari kelompok unsur yang membentuk subsistem tersebut. Unsur-unsur tersebut merupakan
bagian terpadu sistem yang bersangkutan, unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan
lainnya dan sifat serta kerja sama antara unsur sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu.
Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem dan suatu sistem
merupakan bagian dari sistem laian yang lebih besar.

2.2. Pengertian Akuntansi


Akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan pelaporan
atas transaksi-transaksi keuangan perusahaan serta interpretasinya. Transaksi keuangan
merupakan semua kegiatan perusahaan yang berkitn dengan keuangan, seperti setoran
modal pemilik, meminjam uang, membayar utang, membeli bahan, membayar gaj dan lain-
lain.

Menurut Sumarsan (2017:1) “Akunansi adalah suatu seni untuk mengumpulkan,


mengidentifikasi, mengklasifikasikan, mencatat transaksi, serta kejadian yang berhubungan
dengan keuangan, sehingga dapat menghasilka informasi keuangan yang dapat digunakan
oleh pihak-pihak yang berkepentingan”.

Secara umum akuntasidapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan


laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
perusahaan. Akuntansi adalah “Bahasa bisnis” (language of business) karena melalui
akuntansilah informasi bisnis dikomunikasikan kepada para pemangku kepentingan.

3
4

2.3 Sistem Akuntansi


2.3.1. Pengertian Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang


dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Dalam
membahas sistem akuntansi perlu membedakan antara istilah sistem dan prosedur.

Dalam perusahaan manufaktur, sistem akuntansi umumnya terdiri dari; sistem


akuntansi pokok, sistem akuntansi piutang, sistem akuntansi utang, sistem akuntansi
pengajian dan pengapuhan, sistem akuntansi biaya, sistem akuntansi kas, sistem
akuntansi persediaan, dan sistem akuntansi aset tetap.

2.3.2. Tujuan Sistem Akuntansi

Menurut Mulyadi (2018;15), terdapat tujuan umum pengembangan sistem


akuntansi adalah sebagai berikut;

1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.


2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik
mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya.
3. Untuk mmperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan ntern, yaitu untuk
memperbaiki tingkay keandalan informasi akuntansi dan untuk menyediakan
catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan
perusahaan.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalm penyelenggaraan catatan akuntansi.

2.3.3. Unsur-unsur Sistem Akuntansi Pokok

Berikut lima unsur pokok di dalam sistem akuntansi menurut Mulyadi (2018:3)

1. Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya


transaksi. Dengan formulir ini, data yang terkait dengan transaksi direkam pertama
5

kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan. Contoh formulir adalah: faktur
penjualan, bukti kas keluar, dan cek.
2. Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat,
mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainya. Dalam jurnal
ini data keuangan untuk pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan
yang sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
Contoh jurnal adalah jurnal penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan,
dan jurnal umum.
3. Buku besar
Buku besar terdiri dari rekening rekening yang disediakan sesuai dengan unsur-
unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Kemudian
rekening juga digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat
sebelumnya dalam jurnal.
4. Buku pembantu
Buku pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data
keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. Contohnya
yaitu, buku pembantu piutang yang merinci semua data tentang debitur.
5. Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa laporan
laba rugi, laporan perubahan modal, laporan harga pokok penjualan, neraca, dan
lain-lain.
2.3.4 Tujuan Umum Pengembangan Sistem Akuntansi
Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaan baru
didirikan atau suatu perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda dengan
usaha yang telah dijalankan selama ini.
2. Untuk Memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada. Ada
kalanya sistem akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi kebutuhan
6

manajemen, baik dalam hal mutu, ketepatan penyajian maupun struktur


informasi yang terdapat dalam laporan.
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan audit internal. Akuntasi alat
pertanggung jawaban kekayaaan suatu organisasi. Pengembangan sistem
akuntansi sering kali ditunjukan untuk memperbaiki perlindungan terhadap
kekayaan organisasi sehingga bertanggungjawaban terhadap pergunaan kekayaan
organisasi dapat dilaksanakan dengan baik.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
Pengembangan sistem akuntansi sering kali ditujukan untuk menghemat biaya.
Informasi merupakan barang ekonomi untuk memperolehnya diperlukan
pengorbanan sumber ekonomi yang lain.

2.4 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas


Penerimaan kas perusahan berasal dari dua sumber utama: dari penerimaan kas dan dari
penagihan piutang. penerimaan kas dari penjualan tunai dapat berupa uang tunai, credit
card sale slip, atau cek pribadi. Penerimaan kas dari piutang dapat berupa cek dan giro
bilyet.
Penerimaan kas adalah transaksi penerimaan uang secara tunai yang menyebabkan
bertambahnya aset perusahaan berupa kas.

Mulyadi (2018:379) sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang berasal
dari penjualan tunai. Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan:

1. Penerimaan kas dalm bentuk tunai harus segera disetorkan kebank seluruhnya dengan
cara memlibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.
2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang
melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.

Mulyadi (2018:403) sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan manufaktur


berasal dari piutang. Sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan:

1. Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindah bukuan
melalui rekening bank (giro bilyet). Jika perusahaan hanya menerima kas dalam
7

bentuk cek dari debitur, yang ceknya atas nama perusahaan (bukan atas unjuk), akan
menjamin kas yang diterima oleh perusahaan masuk ke rekening giro bank
perusahaan. Pemindah bukuan juga akan memberikan jaminan penerimaan kas
masuk ke rekening giro bank perusahaan.
2. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam
jumlah penuh.
Di antara berbagai cara penagihan piutang tersebut, penerimaan kas dari piutang
seharusnya mewajibkan debitur melakukan pembayaran dengan menggunakan cek
atas nama, yang secara jelas mencantumkan nama perusahaan yang berhak menerima
pembayaran di atas cek. Dengan cek atas nama ini, perusahaan akan terjamin
menerima kas dari debitur, sehingga kecil kemungkinan orang yang tidak berhak
dapat menguangkan cek yang diterima dari debitur untuk kepentingan pribadinya.
2.4.1 Fungsi Yang Terkait
Menurut Mulyadi (2018:385) fungsi yang terkait untuk sistem akuntansi
penerimaan kas meliputi:
1. Fungsi Penjualan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung
jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan
menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran
harga barang ke fungsi kas, fungsi ini berada di tangan bagian order penjualan.
2. Fungsi Kas
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung
jawab atas penerimaan kas dari pembeli, fungsi ini berada di tangan bagian kas.
3. Fungsi Gudang
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung
jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan
barang tersebut ke fungsi pengiriman, fungsi ini berada di tangan bagian Gudang.
4. Fungsi Pengiriman
8

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung
jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar
harganya kepada pembeli, fungsi ini berada di tangan bagian pengiriman.
5. Fungsi Akuntansi
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung
jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan pembuatan
laporan penjualan, fungsi ini berada di tangan bagian jurnal.
2.4.2 Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
adalah:
1. Faktur penjualan tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh
manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. Jika dilihat Kembali daftar
informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai
tersebut di atas, maka formulir faktur penjualan tunai dapat digunakan untuk
merekam data mengenai nama pembeli dan alamat pembeli, tanggal transaksi,
kode dan nama barang, kuantitas, harga satuan, jumlah harga, nama dan kode
wiraniaga, otorisasi terjadinya berbagai tahap transaksi. Faktur penjualan tunai
diisi oleh fungsi penjualan yang berfungsi sebagai pengantar pembayaran oleh
pembeli kepada fungsi kas dan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan
transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan.
2. Pita Register Kas (cash register tape)
Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin
register kas (cash register). Pita register kas ini merupakan bukti penerimaan kas
yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur
penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.
3. Credit Card Sales Slip. Dokumen ini dicetak oleh credit card center banl yang
menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan (disebut merchant)
yang menjadi anggota kartu kredit. Bagi perusahaan yang menjual barang dan
jasa, dokumen ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih
9

uang tunai dari bank yang mengeluarakan kartu kredit, untuk transaksi penjualan
yang telah dilakukan pada pemegang kartu kredit.
4. Bill of Lading. Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan
penjualana barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini digunakan
oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang penyerahan barangnya
dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.
5. Faktur Penjualan COD
Dokumen ini digunakan untuk ,erekam penjualan COD. Tembusan faktur
penjualan COD diserahkan kepada pelanggan melalui bagian angkutan
perusahaan, kantor pos, atau perusahaan angkutan umum dan di mintakan tanda
tangan penerimaan barang dari pelanggan sebagai bukti telah diterimanya barang
oleh pelanggan.
6. Bukti Setor Bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti
setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan
penyetoran kas dari hasil penjualan tunai ke bank. Bukti setor bank diserahkan
oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi
sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari
penjualan tunai ke dalam jurnal penerimaan kas.
7. Rekap Beban Pokok Penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok
produk yang dijual selama satu periode. Data yang direkam dalam dokumen ini
berasal dari kolom “jumlah harga” dalam kolom “pemakaian”. Dokumen ini
digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bagi pembuatan
bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
2.4.3 Catatan Akuntansi yang Digunakan
Menurut Mulyadi (2018:391) Catatan akuntansi yang digunakan dalam sisem
penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
1. Jurnal Penjualan
10

Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas
data penjualan. Jika perusahaan menjual berbagai macam produk dan
manajemen memerlukan informasi penjualan setiap jenis produk yang dijualnya
selama jangka waktu tertentu.
2. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
penerimaan kas dari berbagai sumber, di antaranya dari penjualan tunai.
3. Jurnal Umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini digunakan oleh
fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
4. Kartu Persediaan
Dalam transaksi penerimaan kas dan penjualan tunai, kartu persediaan
digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok
produk yang dijual. Kartu persediaan ini diselenggarakan di fungsi akuntansi
untuk mengawasi mutase dan persediaan barang yang akan di simpan di
Gudang.
5. Kartu Gudang
Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akutansi karena hanya berisi data
kuantitas persediaan yang disimpan di Gudang. Catatan ini diselenggarakan oleh
fungsi Gudang untuk mentata mutase dan perediaan barang yang disimpan
dalam Gudang. Dalam transaksi penjualan tunai, kartu Gudang digunakan untuk
mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.
2.4.4 Unsur Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi (2018:393) unsur pokok pengendalian internal sebagai berikut:
1. Organisasi
1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.
2) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
3) Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan,
fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
11

1) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan


menggunakan formulir faktur penjualan tunai.
2) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan
cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas
pada faktur tersebut.
3) Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaaa
otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.
4) Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cra
membubuhkan cap “sudah diserahkan “pada faktur penjualan tunai.
5) Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansis
dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.
3. Praktik yang Sehat
1) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke
bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari
kerja berikutnnya.
3) Perhitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodic dan
secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.
12

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1 Sejarah
PT. Pelayaran Nasional Indonesia (PT. PELNI) didirikan oleh pemerintah pada tanggal 28
Aapril 1952 dengan saham keseluruhan dikuasai oleh pemerintah. Akan tetapi baru diumumkan dua
hari kemudian yaitu pada tanggal 30 April 1952 oleh Mentri Perhubungan Ir. Juanda. Dalam sidang
pleno parlemen Ri pendirian PT. Pelayaran Nasional Indonesia merupakan bagian dari kebijaksanaan
pemerintah untuk mengolah pelayaran di negara Indonesia.

Mulai tahun 1965 PT. Pelayaran Nasional Indonesia mulai mendapat perhatian, yaitu dengan
dibukanya pelabuhan-pelabuhan baru diberbagai daerah ditanah air sekaligus membina kembali
hubungan antara Indonesia dengan Singapura Tahun 1966 pemerintah membentuk suatu program
penyehatan yaitu suatu usaha dari perusahaan untuk memperbaiki kondisi keuangan. Kegunaan dari
program ini adalah untuk menyehatkan keuangan PT. Pelayaran Nasional Indonesia agar mampu
membayar hutang, sehingga likuiditas (daya/kemampuan bayar perusahaan terhadap hutang) tetap
stabil. PT. Pelayaran Nasional Indonesia berada dalam kondisi yang memprihatinkan sejak awal
tahun 1966, perusahaan ini dari tahun ke tahun selalu mengalami kerugian. Untuk memperbaiki
kondisi keuangan di PT. Pelayaran Nasional Indonesia melakukan pergantian kepemimpinan, tetapi
program tersebut tidak dapat membantu kondisi perekonomian perusahaan. Perusahaan semakin
terpuruk dengan dengan tenggelamnya KM. Tampomas II yang menelan korban yang tidak sedikit
jumlahnya. Pada tahun 1969 sampai dengan 1972 perusahaan mengadakan rasionalisasi atau
pengurangan jumlah pegawai dari 7.000 karyawan menjadi 4.000 karyawan. Pengurangan karyawan
yang tidak realistis ini dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.

Di awal tahun 1980-an PT. Pelayaran Nasional Indonesia mulai bangkit kembali, dengan
membeli kapal-kapal penumpang baru dari negara Jerman. Trayek-trayek baru mulai dibuka dan
keuntungan mulai diraih. Salah satu contoh kapal yang mendatangkan kenningan besar bagi
penisahaan adalah KM. Ambulu yang berkapasitas 925 penumpang. KM. Ambulu melakukan
pelayaran perdananya pada tanggal 14 Juli 1998 berangkat dengan jalur pelayaran ke Pontianak
dengan jumlah penumpang sekitar 700 orang. Kapal tersebut merupakan salah satu dari lima buah
kapal cepat yang dipesan pemerintah Indonesia dari galangan FR. Luresen Werft, Jerman. Kapal
dengan bobot mati 15 ton draft 2 meter, kecepatannya hingga 38 knot, panjang 69,80 meter dan lebar
10,40 meter oleh PT. Pelayaran Nasional Indonesia disebut sebagai kapal HSC (High Speed Craft).
13

Untuk melaksanakan kebijaksanaan pemerintah, maka dibuka kantor cabang PT. Pelayaran
Nasional Indonesia dibeberapa pelabuhan-pelabuhan di Indonesia, termasuk juga di Semarang.
Kantor cabang Semarang berdiri pada tahun 1953. Pada saat ini 90% kapal. PT. Pelayaran Nasional
Indonesia telah memasuki seluruh pelabuhan dengan 61 kantor cabang.

3.1.2 Visi dan Misi


a. Visi
Menjadi perusahaan pelayaran dan logistic maritim terkemuka di asia tenggara
b. Misi
1) Menjamin aksesibilitas masyarakat dengan mengelola angkutan laut menunjang terwujud
wawasan nusantara.
2) Mengelola dan mengembangkan usaha logistic maritim di Indonesia dan asia tengggara.
3) Meningkatkan nilai perusahaan melalui kreativitas, inovasi, digitalisasi proses bisnis, dan
pengembangan sumber daya manusia untuk mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan.
4) Menjalan usaha secara adil dengan memperhatikan azas manfaat bagi semua pemangku
kepentingan dengan menerapkan prinsip good corporate governance.
5) Berkontribusi positif terhadap negara dan karyawan, serta berperan aktif dalam pembangunan
lingkungan dan pelayanan kepada masyarakat.

3.1.3 Logo
14

3.1.4 Struktur Perusahaan

Kepala Cabang

Kabag. Operasi Kabag. Keuangan Kabag. Terminal

KA.Urusan KA.Urusan
KA.urusan KA.Urusan
pembukuan pembukuan KA. Urusan claim
muatan personalia umum
keuagan PT.PELNI keuangan PT SBN

KA.Urusan
KA.Urusan
Kasir PT SBN Kasir Pt. pelni perlatan bongkar
pelayanan kapal
muatan

KA. Urusan
bongkar muataan

Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian pada PT. Pelayaran Nasional Indonesia
dijelaskan berikut ini:

a. Kepala Cabang
Bertanggung jawab penuh kepada dewan direksi.
Tugasnya:
• Menandatangani surat-surat berharga dan surat-suratperjanjian.
• Mendayagunakan seluruh unit usaha di kantor cabang untukmendapatkan penghasilan.
• Menekan biaya operasi dan overhead sesuai anggaran.
• Mengusahakan surplus penghasilan di kantor cabang.
• Mengadakan koordinasi dan hubungan baik dengan instansi pelabuhan dan pemerintah
daerah.
b. Kepala Bagian Operasi/Traffic
Bertanggung jawab penuh kepada Kepala Cabang.
Tugasnya:
• Menyusun dan mengatur penempatan perjalanan kapal.
• Memonitor seluruh unit usaha perkapalan,keagenan,muatan, EMKL.
• Memonitor dan mengevaluasi rencana usaha dengan hasilusaha yang dicapai dari setiap
unit usaha.
• Menekan biaya operasional kapal.
15

• Mengadakan koordinasi antar kepala bagian sertamanajemen bagian-bagian bawahnya.


• Mengadakan hubungan baik dengan instansi pelabuhan danpemerintah setempat.

Kepala bagian operasi membawahi tiga kepala urusan , yaitu :

1) Kepala Urusan Pasasi/Muatan Tugasnya :


• Melaksanakan penjualan tiket pasasi (penumpang).
• Memberi informasi kepada masyarakat tentang kapa-kapal penumpang.
• Menerima permohonan tiket dari calon penumpang dan menerima uang tiket dari penumpang.
• Mengajukan permohonan stock tiket kepada Kepala Cabang.
• Menyetorkan hasil penjualan tiket per hari kepada kasir PT. Pelayaran Nasional Indonesia.
• Membuat laporan hasil penjualan tiket dan laporan daftar penumpang.
• Membuat laporan triwulan mengenai jumlah penumpang dan penghasilan tiket yang
diperbandingkan dengan anggaran.
• Memberi pelayanan yang baik kepada calon penumpang.
2) Kepala Urusan Pelayanan Kapal
Bertanggung jawab penuh kepada Kepala Bagian Operasi/Traffic.Tugasnya:
• Membuat persiapan pelayanan kapal tiba dan berangkat.
• Menghubungi instansi-instansi terkait, yaitu administrator pelabuhan, PT. Pelayaran
Indonesia (PELINDO), urusan kesehatan kapal, imigrasi, bea dan cukai dalam melayani kapal
tiba dan berangkat.
• Membuat dan mengajukan rencana biaya-biaya operasional.
• Membuat laporan bulanan dan laporan harian serta laporan kepada instansi setempat.
3) Kepala Urusan Flash Section/Muatan

Flash yaitu suatu kapal induk yang sangat besar, yang digunakan untuk mengangkut
kapal yang agak besar,sedangkan kapal yang agak besar tersebut berisi kapal- kapal yang
berukuran lebih kecil. Kapal-kapal kecil tersebut yang akan berlayar menuju kenegara-negara
tujuan dengan membawa barang/muatan dagangan. FlashSection adalah orang yang ditunjuk
untuk mengurusi masalah-masalah yang berhubungan dengan kedatangan dan keberangkatan
kapal flash tersebut.

Flash Section bertanggung jawab penuh kepada Kepala Bagian Operasi/Traffic. Atas
tugas yang dibebankan kepadanya yang berhubungan dengan kapal flash.Tugasnya :

o Membuat persiapan pelayanan kapal-kapal flash.

o Memonitor muatan-muatan kapal-kapal flash.


16

o Membuat perhitungan biaya yang berhubungan dengan pelayanan kapal flash.

o Mengadakan hubunganbaik dengan instansi pelabuhan serta shipper-shipper.


c. Kepala Bagian Keuangan Umum
Bertanggung jawab penuh kepada Kepala Cabang mengenai administrasi keuangan.Tugasnya
:
• Memonitor, mencatat dan membukukan seluruh penghasilan dan biaya serta transaksi yang
terjadi di kantorcabang.
• Manajemen setiap urusan yang ada dibawahnya.
• Membuat rencana anggaran untuk tahun berjalan.
• Mencatat dan mengatur personel perusahaan.
• Membuat dan mengevaluasi realisasi anggaran triwulan dantahunan.
• Membuat neraca dan laporan laba rugi sementara dari evaluasi setiap akhir bulan.
• Mengadakan koordinasi dengan instansi pelabuhan danPemda setempat.
Kepala Bagian Keuangan membawahi empat urusan yaitu;
❖ Kepala urusan pembukuan/Keuangan PT.PELNI
Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Keuangan danUmum.
• Mencatat seluruh transaksi yang berhubungan dengankeuangan perusahaan.
• Membukukanseluruh penghasilan diperoleh cabang.
• Membukukan seluruh biaya yang timbul dicabang.
• Membantu Kepala Bagian Keuangan dan Umum dalammembuat laporan keuangan
perusahaan.
❖ Kepala Urusan PT. SBN (PT. Sarana Bandar Nasional) PT. SBN merupakan anak
perusahaan PT. Pelayaran Nasional Indonesia (yaitu dalam hal bongkar muat sebab
sesuai kebijaksanaan pemerintah, maka PT. Pelayaran Nasional Indonesia tidak boleh
melakukan usaha selain pelayaran penumpang dan pengangkutan muatan). Sdangkan
tugas-tugasnya sama dengan kepala urusan keuangan PT. Pelayaran Nasional Indonesia.
❖ Kepala Urusan Kasir
Bertanggung jawab kepada kepala bagian kasir.
Tugasnya:
• Membayar seluruh biaya yang telah disahkan oleh Kepala Cabang.
• Membuat cash flow (peredaran uang) perusahaan.
• Menerima seluruh penghasilan perusahaan.
• Memberikan informasi kepada atasan mengenai penerimaan dan pengeluaran
perusahaan.
17

• Menyimpan seluruh surat berharga perusahaan.


• Melaksanakan stock opname (persediaan) setiap hari.
❖ Kepala Urusan Personalia dan Umum
Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Keuangan.
Tugasnya :
• Menerima surat-surat masuk,mengagendakan surat- surat masuk dan keluar.
• Mempersiapkan keperluan-keperluan yang berhubungandengan kepegawaian.
• Membuat daftar personalia darat maupun laut dan melaporkannya ke kantor pusat.
d. Kepala bagian Terminal
Bertanggung jawab kepada Kepala Cabang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
berhubungan dengan bongkar muat dan terminal.
Tugasnya:
- Mengadakan evaluasi dan perbandingan antara hasil usahaterminal dengan biaya untuk
mendapatkan laba usaha.
- Melaksanakan pekerjaan handling, bongkar muat ataskapal-kapal keagenan.
- Memonitor seluruh kegiatan operasional terminal dalammelaksanakan bongkar muat.
- Memonitor seluruh kegiatan bongkar muat sertapemakaian dan perawatan peralatan milik
perusahaan.
- Membuat realisasi anggaran pada setiap akhir bulan.
- Memonitor pekerjaan stevedoring (menaikkan dan menurunkan barang sampai disisi
kapal), cargodoring (usaha membawa barang dari gudang atau lapangan penumpukan
sampai disisi kapal atau sebaliknya), delivery card (kartu pekerjaan untuk membawa
barang dari dalam gudang sampai kedepan pintu gudang, diatas truk atausebaliknya),
yang dilaksanakan oleh buruh muat.
- Mengadakan canvassing untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat diluar kapal-kapal
yang dilayani oleh pihak PT. Pelayaran Nasional Indonesia.
- Mengadakan koordinasi dengan sesama Kepala Bagian dan Kepala Urusan yang
dibawahinya, serta instansi pelabuhandan Pemda setempat.
Kepala Bagian Terminal membawahi beberapa Kepala Urusan, sebagai berikut
❖ Kepala Urusan Claim/EMKL
EMKL merupakan suatu usaha yang bergerak dibidang ekspedisi yaitu
mengurus barang dari gudang shipper hingga barang tersebut sampai di sisi kapal
ataupunhingga barang tersebut harus menunggu kapal terlebih dahulu. Sedangkan
shipper itu sendiri merupakan orang/perusahaan yang memiliki barang/muatan
untuk dikirimkan melalui kapal.
18

EMKL bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Terminal. Tugasnya:


• Mengadakan canvassing cargo, yaitu usaha untuk mencari muatan guna
diangkut dikapal penumpang.
• Mengadakan canvassing untuk pekerjaan EMKL.
• Mengadakan negosiasi atas harga muatan yang diangkut dan atas pekerjaan
EMKL.
• Membuat dokumen-dokumen pemuatan.
• Mengadakan evaluasi atas muatan-muatan dan hasilEMKL setiap bulan.
• Menyimpan dan meneliti surat-surat klaim atas barang yang dimuat dan
dibongkar.
• Menyelesaikan masalah klaim yang diajukan oleh pihak yang menuntut
klaim.
• Membuat laporan bulanan atas penghasilan EMKL dan daftar penghasilan
uang tambang setiap kapal.
• Membuat laporan tahunan atas penghasilan uangtambang, uang kapal serta
klaim yang dibayarkan.
❖ Kepala Urusan Bongkar Muat Pergudangan
Bertanggung jawab sepenuhnya kepada KepalaBagian Terminal.
Tugasnya:
• Melaksanakan handling atau muatan kapal-kapal yang dilayani oleh PT.
Pelayaran Nasiona Indonesia.
• Mengatur dan mengkoordinasi buruh-buruh bongkarmuat.
• Melaksanakan bongkar muat se-efisien mungkin.
• Menjaga keselamatan barang-barang yang dibongkarmuat.
• Menentukan biaya-biaya handling dan bongkar muat.
• Membuat evaluasi tahunan atas hasil-hasil yang dicapai.
❖ Kepala Urusan Peralatan Bongkar Muat
Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Terminal.
Tugasnya:
• Merawat dan memelihara sarana dan peralatan milik perusahaan.
• mempersiapkan sarana-sarana dan alat-alat bongkar muatan pada saat pembongkaran
dan pemuatan.

3.1.4 Tujuan dan Fungsi Umum


19

PT. Pelayaran Nasional Indonesia didirikan dengan tujuandan fungsi sebagai berikut:

a. Menyediakan jasa angkutan laut bagi masyarakat.

b. Memperoleh laba (keuntungan) bagi perusahaan khususnya danNegara pada umumnya.

c. Menunjang kebijaksanaan pemerintah dalam memperlancar angkutan ekspor-impor non


migas.

d. Mendorong mobilitas penduduk serta pemerataan hasil-hasil pembangunan ke seluruh


wilayah Indonesia.

e. Menunjang terciptanya perdamaian dan hubungan baik denganNegara tetangga.

3.1.5 Wilayah Usaha

PT. Pelayaran Nasional Indonesia bergerak dibidang jasapelayanan angkutan laut.


Wilayah usahanya meliputi:

a. Dalam negeri, yaitu Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa
Tenggara dan Irian Jaya (Papua).

b. Luar negeri, yaitu Singapura.

3.1.6 Bidang Usaha

Secara garis besar PT. Pelayaran Nasional Indonesia bergerak dibidang jasa
pelayanan. Usaha tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Usaha pokok

Usaha pokok yang dijalankan PT. Pelayaran NasionalIndonesia, yaitu:

• Kapal penumpang

Yaitu kapal yang diprioritaskan untuk melayani penumpang. Kapal


yang dikategorikan sebagai kapal penumpang yang berjumlah 33 unit.

• Kapal barang
Yaitu kapal yang diprioritaskan untuk hewan atau ternak dan barang-
barang seperti: sembilan bahan pokok, kayu, kaca, kendaraan dan
sebagainya. Kapal yang dikategorikan sebagai kapal barang berjumlah 35
unit.
• Kapal perintis
Yaitu kapal yang diprioritaskan untuk melayani trayek- trayek
operasi daerah terpencil guna pemerataan pembangunan. Kapal ini
digunakan untuk mengangkut penumpang maupun barang. Kapal perintis
20

masih banyak mendapat subsidi dari pemerintah karena jalur tersebut


masih sepi penumpang. Dan berjumlah 16 unit.
b. sampingan atau Usaha penunjang

Adapun usaha sampingan yang dijalankan oleh PT. Pelayaran

Nasional Indonesia, yaitu sebagai berikut:

• Usaha EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut)

Bertindak untuk dan atas nama pengirim atau penerima barang yang

dimuat melalui angkutan laut yang merupakan wakil pengirim atau

penerima barang untuk mengurus kepentingan yang berhubungan

dengan pengiriman atau penerimaan barang tersebut.

• Usaha keagenan

Pada prinsipnya keagenan adalah suatu usaha dari PT. Pelayaran

Nasional Indonesia untuk mewakili kepentingan pihak lain yang menunjuk

atas namanya.

• Usaha Bongkar Muat

Untuk usaha ini PT. Pelayaran Nasional Indonesia mendirikan anak

perusahaan yang bergerak dalam bidang bongkar muat yaitu PT. Sarana

Bandar Nasional (PT. SBN) yang juga berada diseluruh cabang PT.

Pelayaran NasionalIndonesia.

3.2 Akuntansi Penerimaan Kas Pada PT. Pelayaran Nasional Indonesia Cabang
Semarang
Penerimaan kas pada PT. Pelayaran Nasional Indonesia Cabang Semarang
berasal dari penjualan tiket penumpang dan tiket barang serta dari penghasilan lain-
lain. Dana Kas dipegang oleh Bagian Kasir.
Adapun penerimaan kas dari penghasilan lain-lain pada PT. Pelayaran
Nasional Indonesia Cabang Semarang diuraikan berikut ini:
a. Uang tambang overbagasi
Beban yang dikenakan atas kelebihan barang bawaan penumpang yang melebihi
21

batas maksimal 20 Kg.


b. Uang muka Pasasi
Pembayaran oleh agen travel sebagai uang muka atas sejumlah tiket yang telah
dibeli.
c. Uang tambang muatan
Beban yang dikenakan pada pemilik barang yang akan memuatkan barangnya ke
atas kapal.
d. Penggantian tiket rusak
Beban yang dikenakan kepada pembeli atas kerusakan tiket yang telah dibelinya
baik secara sengaja atau tidak sengaja.
e. Pelunasan issued tiket
Pembayaran utang para agen travel atas pembelian tiket kepada PT. PELNI, dimana
tiket telah diterima terlebih dahulu.

f. Penghasilan lain kapal


Penghasilan lainnya yang diperoleh dari kegiatan operasional di kapal. Seperti,
penghasilan dari persewaan kabin kapal, aula kapal, dan sebagainya.
22

Berikut dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dalam sistem


akuntansi penerimaan kas pada PT. PELNI Cabang Semarang, yaitu:
3.2.1 Fungsi yang Terkait
Fungsi-fungsi terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas pada
PT. PELNI adalah sebagai berikut:
a. Bagian Operasional
Bagian ini bertanggung jawab terhadap penjualan tiket,
maupun membuat catatan penjualan tunai secara periodik. Kemudian
menyampaikan laporan penjualan tiket ke Bagian Pembukuan dan
Keuangan..
b. Bagian Kasir
Bagian ini bertanggung jawab untuk mencatat setiap
transaksi penerimaan kas, kemudian melaporkan ke Bagian
Pembukuan dan Bagian Keuangan.
c. Bagian Kepala Cabang
Bagian ini bertanggung jawab untuk mendatangani surat-
surat berharga dan surat-surat perjanjian.
d. Bagian Pembukuan dan Keuangan
Bagian ini bertanggung jawab untuk mencatat seluruh
transaksi penerimaan kas dan menyusun laporan keuangan secara
periodik.

3.2.2 Formulir yang Digunakan


Adapun formulir atau dokumen yang digunakan oleh PT. PELNI
Cabang Semarang dalam melaksanakan sistem akuntansi penerimaan
kas adalah:
1) Rekapitulasi Kas List
Dokumen ini digunakan untuk mencatat seluruh penjualan tunai yang terjadi
di loket pasasi secara periodik.
2) Bukti penerimaan uang
Dokumen ini digunakan sebagai bukti penerimaan uang dari para debitur
maupun penghasilan lain-lain. Dokumen ini dibuat 2 rangkap
23

3.2.3 Catatan Akuntansi Yang Digunakan


Dalam mencatat transaksi penerimaan kas, PT. PELNI Cabang Semarang
menggunakan Buku Kas yang sudah diprogram dalam komputer. Cara
mencatatnya yaitu dengan membuka program General Ledger, kemudian
pilih tool bar cas
Adapun contoh kasus dalam penerimaan kas kecil pada PT. Pelni Cabang
Semarang, sebagai berikut:

Contoh kasus I :

Pada tanggal 25 Pebruari 2005 terjadi transaksi penjualan tiket kapal penumpang
di Bagian Pasasi untuk KM. Lawit pemberangkatan tanggal 27 Pebruari 2005,
maka pencatatannya yaitu;

Kas xxx

UT Pasasi 25-02-05 KM. LAWIT TD 270205 xxx


24

3.2.4 Prosedur Penerimaan Kas


Adapun prosedur penerimaan uang pada PT. Pelayaran
Nasonal Indonesia Cabang Semarang yaitu:
1) Dasar pembuatan BPU dari Debet Nota, BL atau Faktur yang dibuat oleh
unit lain.
2) Setelah dilunasi oleh pihak EMKL, Relasi maka BPU tersebut
distempel Lunas oleh Kasir.
3) Pengesahan BPU oleh Kepala Cabang.
4) Asli BPU untuk pihak ke tiga sedangkan copy BPU untuk proses
pembukuan. Apabila BPU sebagai alat tagih maka asli BPU
ditandatangani terlebih dulu oleh Kacab sedangkan copy BPU belum
ditandatangani dan apabila telah dilunasi maka Kacab menandatangani
BPU tersebut pada waktu pengecekan pada Buku Kas.
3.2.5 Unsur Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern yang diterapkan oleh PT. Pelayaran
Nasional Indonesia Cabang Semarang adalah sebagai berikut:
Organisasi

a. Bagian Keuangan terpisah dari Bagian Kasir.


b. Transaksi penerimaan kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh kasir
sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan dari fungsi yang lain.
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

a. Debitur diminta melakukan pembayaran dengan langsung


menyetorkan ke bank.
b. Bukti penerimaan uang dicetak dengan nomor urut.
Praktek yang Sehat

a. Bukti penerimaan harus terlebih dulu disahkan oleh Kepala


Cabang sebelum diserahkan ke Bagian Pembukuan dan
Keuangan.
b. Kasir diasuransikan.
c. Melakukan rekonsiliasi bank
25

3.2.6 Bagan Alir Sistem Akuntansi Penerimaan Kas pada PT. Pelayaran

Nasional Indonesia Cabang Semarang

Bagan alir dokumen dalam sistem penerimaan kas pada PT. Pelni

Cabang Semarang, digambarkan sebagai berikut

Bagian Operasional Kasir Kepala Cabang Bagian Keuangan

Mulai

Membua Faktur FPT FPT


t Faktur Penjuala
Penjuala n Tunai
n Tunai
BPU
BP

Faktur Membua Otorisas


Penjualan t i
Tunai umu

Selesai

BPU

BPU = Bukti Penerimaan Uang


FPT = Faktur Penjualan Tunai
26

Keterangan:
a. Pelanggan melakukan pembelian tiket di Bagian Operasional.
b. Bagian Operasional mengeluarkan faktur penjualan tunai untuk pelanggan
dan kasir.
c. Kasir membuat bukti penerimaan uang berdasarkan faktur penjualan tunai,
dengan mendapat otorisasi dari Kepala Cabang.
d. BPU dan bukti pendukung diserahkan ke Bagian Pembukuan/Keuangan
oleh Kasir.
e. Bagian Keuangan menyusun jurnal dan buku besar dari setiap transaksi
yang terjadi.
3.2.7 Evaluasi Flowchart
Jaringan Prosedur Sistem Penerimaan Kas pada PT. Pelayaran Indonesia

1. Bagian Operasional
• mulai menerima pembelian tiket secara tunai
• dan membuat faktur penjualan tunai secara manual
• Selanjutnya Fpt tersebut di buat menjadi 3 rangkap, rangkap 1 untuk kasir,
rangkap 2 untuk kepala cabang, dan rangkap 3 di arsipkan semestara sesuai
kronologis
2. Bagian kasir
• Dokumen Fpt di serahkan ke bagian kasir dan menerima uang dari pembelian tiket
selanjutnya kasir membuat Bukti penerimaan uang yang masing-masing 2
rangkap. Dokumen BPU dan FPT akan diberikan ke kepala cabang
3. Kepala Cabang
• Dokumen BPU dan FPT selanjutnya di cek atau di tandatangani oleh cabang
supaya mendapatkan otoritas oleh kepala cabang untuk tahap selanjutnya.
4. Bagian Keuangan
• Setelah dokumen tersebut di otoritas oleh kepala cabang selanjutnya di serahkan ke
bagian keuangan BPU akan dilanjutkan dengan jurnal umum dan FPT akan di
arsipkan sesuai tanggal.
• setelah bagian keuangan melakukan penjualan. Bagian keuangan dan kasir melakukan
rekonsiliasi untuk menyesuaikan.
27

• Setelah data penerima uang sesuai selanjutnya menyetorkan saldo kas ke bank
5. BANK
• Menerima dana yang disimpan dari pihak perusahaan melalui bagian
pembukuan dan keuangan
• setelah melakukan penyetor bagian ke uangan mendapatkan Bukti setor dari

bank selanjutnya dokumen BS dibuat 2 rangkap, rangkap 1 diarsipkan

permanen sesuai tanggal, rangkap 2 untuk di arsipkan sementara sesuai

tanggal.
28

3.2.8 Re-design Flowchart


BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada PT. Pelni Cabang Semarang
secara umum baik. Tetapi bila membandingkannya dengan standar akuntansi, sepenuhnya
belum cukup baik. Untuk melaksanakan sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan
tunai di Bagian Pasasi atau Loket-loket Cabang digunakan sistem akuntansi penerimaan
kas. Sedangkan sistem akuntansi pengeluaran kas digunakan untuk keperluan pihak intern
perusahaan.
Dari pembahasan bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
1. Dokumen yang digunakan dalam penerimaan kas adalah Bukti Penerimaan Uang
(BPU), sedangkan dalam pengeluaran kas adalah Cash/Bank Voucher (CBV). Masing-
masing dokumen dicetak sebanyak 2 rangkap dan harus diotorisasi lebih dulu oleh
Kacab.
2. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan dan pengeluaran kas
adalah Buku Kas. Buku Kas ini terdapat dalam program General Ledger computer
3. Baik dalam sistem penerimaan kas maupun sistem pengeluaran kas, tidak ada Fungsi
Pemeriksaan Intern terhadap saldo kas. Tetapi yang berfungsi sebagai bagian ini adalah
Kepala Cabang.
4. Pengeluaran kas secara tunai diambilkan dari saldo kas di tangan Kasir dimana saldo
kas tersebut bersumber dari penjualan tiket dan penghasilan lainnya secara tunai.

5. Penerimaan kas tidak sepenuhnya disetor ke bank pada hari yang sama atau hari kerja
berikutnya, tetapi sesuai kebijakan dari Kacab perusahaan.

4.2 Saran
Berdasarkan kajian di atas, disampaikan saran sebagai berikut:

1) Dalam pelaksanaan sistem akuntansi pengeluaran kas sebaiknya perusahaan membentuk


sistem dana kas kecil dengan menggunakan sistem dana tetap (system imprest).

Kas kecil digunakan untuk pengeluaran uang yang bersifat tunai dengan jumlah
yang relatif kecil. Dengan saldo kas yang relatif tetap pada jumlah yang tidak terlalu
29
30

besar, maka penggelapan atau kecurangan juga akan dibatasi pada jumlah yang telah
ditetapkan

2). Sebaiknya penerimaan kas tunai pada Bagian Kasir segera disetor ke Bank pada hari
yang sama atau hari kerja berikutnya dan tidak diperkenankan melakukan pengeluaran
kas dari kas yang diterima dari hasil penjualan maupun penghasilan lainnya.

Dengan demikian catatan penerimaan kas dalam jurnal penerimaan kas dapat
direkonsiliasi dengan catatan setoran ke bank yang terdapat dalam rekening koran bank.
Dengan kata lain catatan kas perusahaan dapat dicek ketelitiannya dengan cara
membandingkan dengan catatan bank.

3). Sebaiknya dibentuk Fungsi Pemeriksaan Intern.

Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan dana kas secara periodik
dan mencocokkan hasil perhitungannya dengan catatan kas. Fungsi ini juga melakukan
pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo kas di tangan Kasir dan membuat
rekonsiliasi bank secara periodik
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi, 2016. Sistem Akuntansi. Edisi 4 ed. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai