Oleh
NIM 1411060005
1
ABSTRAK
2
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur kepada Tuhan yang telah mengizinkan penulis untuk
menyelesaikan satu langkah jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi S1 Akuntansi Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia –
Perbanas, Jakarta. Dengan perjuangan setulus hati penulis mempersembahkan
karya ini untuk orangtua Penulis, Bapak Masudi dan Ibu Tansiska Januarwiaty.
Pada halaman ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Taufiq Akbar, S.E, Ak, M.Acc., C.A.selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman yang berharga, serta tidak
lelah menyemangati penulis untuk terus maju demi mendapatkan pendidikan
yang lebih tinggi.
2. Bapak Jasman,SE.,Ak., MBA, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi
ABFI Institute Perbanas Jakarta.
3. Seluruh dosen yang telah mengajar penulis pada masa perkuliahaan S1
Ekstensi-Karyawan Perbanas, terima kasih untuk kesempatan dan
segalailmu yang bermanfaaat.
4. Bapak Theo, Bapak Agus dan Bapak Andi dari Sekretariat Ekstensi
Perbanas yang bersedia disibukkan dan tidak pernah lelah menjawab semua
pertanyaan penulis terkait perkuliahan dan tugas akhir ini.
5. Adik penulis krisna dan audy, yang selalu mendukung demi selesainya tugas
akhir ini. Terima Kasih banyak, Tuhan Memberkati.
6. Rengga Pratyaksa, yang memberikan semangat dan dukungan moril untuk
terus maju dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima Kasih dukungan dan
support kamu, Gbu.
7. Tante Lanny, oom putu dan rian, yang selalu mendukung penulis, Tuhan
Memberkati.
8. Semua teman satu kelas 6603 Kelas Ekstensi Perbanas yang telah menjadi
rekan dan partner dalam belajar, Tuhan Memberkati.
3
9. Teman satu bimbingan skripsi : Mba Sulis. Sukses terus.
10. Dita Angelina, Rifa theresia, dan Nadya sakinah sahabat permainan yang
selalu menyemangati dalam pembuatan skripsi ini.
Dan kepada semua teman-teman, saudara dan pihak-pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan satu per satu, semoga bantuannya dibalaskan berkat yang
setimpal oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi penulis dan semua pihak. Dengan pengetahuan dan keterbatasan penulis,
penulis berusaha untuk menyusun skripsi ini dengan sebaik – baiknya walaupun
banyak hambatan dalam penulisannya sehingga penulis menyadari bahwa skripsi
ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran dan kritik yang membangun guna
memperbaiki skripsi ini akan diterima dengan senang hati.
Penulis
4
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAKSI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
2.1.7 Pemantauan........................................................................................... 11
5
2.2 Penelitian Sebelumnya.................................................................................... 34
5.3 Rekomendasi................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6
7
BAB I
PENDAHULUAN
sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya melakukan produksi dan
pengelolaan perusahaan. Akan tetapi, hal tersebut tidak dapat lagi dilakukan
perkembangan dan sifat usaha yang semakin rumit dan menuntut spesialisasi yang
tinggi. Dalam situasi seperti ini, fungsi pemilikan dan pengelolaan tidak dapat lagi
perusahaannya kepada orang lain atau pihak lain. Maka dari itu perusahaan juga
8
9
manajemen. Oleh karena itu, manajemen memerlukan suatu alat yang dapat
untuk :
Dilihat dari sifatnya kas merupakan aset yang paling lancar dan hampir
setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas merupakan
sifat kas yang likuid, maka kas sangat rentan disalahgunakan sehingga diperlukan
harus menetapkan tanggung jawab secara jelas dan tiap orang memiliki tanggung
jawab untuk tugas yang diberikan padanya. Apabila perumusan tanggung jawab
tidak jelas dan terjadi suatu kesalahan, maka akan sulit untuk mencari siapa yang
diperhatikan tiga prinsip pokok pengendalian intern. Adapun tiga prinsip pokok
(1) harus terdapat pemisahan tugas secara tepat, sehingga petugas yang
harian.
penilaian resiko dan pemantauan masih perlu diperhatikan dikarenakan jumlah kas
penerimaan dan pengeluaran kas dan prosedur akuntansi PT Kaltim Nusa Etika
perusahaan tersebut sudah ada satuan pengawas internal (SPI). akan tetapi masih
karyawan lain, uang tunai yang ada di tangan kasir tidak diasuransikan, tidak ada
11
rekonsiliasi bank yang dilakukan oleh bagian SPI dan PT Kaltim Nusa Etika tidak
besar.
kas masih mungkin terjadi. Objek dari penelitian ini adalah Rumah Sakit Anak
Bunda (RSAB) Harapan Kita dimana penggunaan transaksi kas masih sangat
besar dan sangat beresiko untuk terjadi kecurangan. Maka dari itu peneliti tertarik
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas RSAB Harapan Kita serta pengendalian
Harapan Kita.
a. Secara Teoritis
keilmuwan baru khususnya dalam penalaran dan wawasan berfikir tentang Sistem
b. Secara Praktikal
1. Bagi Peneliti
atas siklus penerimaan dan pengeluaran kas, khususnya pada Rumah Sakit Anak
2. Bagi Perusahaan
Anak dan Bunda Harapan kita dalam memahami tentang penerapan Struktur
KAJIAN TEORI
Pada bab ini peneliti akan menguraikan tentang pengertian sistem dan
yang lebih besar menyebabkan kegiatan yang dilakukan menjadi banyak dan
sistem dan prosedur yang diharapkan dapat mendorong efisiensi kerja. Sistem dan
prosedur yang baik adalah sistem yang didalam pelaksanaanya dapat berjalan
prosedur yang membentuknya yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk
orang dalam satu departemen atau lebih, dibuat untuk menjamin penanganan
(Mulyadi,2010:3).
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa suatu sistem terdiri dari
Kegiatan klerikal yang dimaksud dari definisi tersebut merupakan kegiatan yang
terjadi puluhan bahkan ratusan transaksi setiap harinya. Setiap transaksi itu harus
semata.
proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain, yang
cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya, praktik yang sehat dalam
melaksakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, karyawan yang mutunya
oleh semua orang yang menduduki jabatan manajerial, mulai dari manajer puncak
sampai manajer lini yang langsung mengawasi kegiatan teknis yang dilakukan
16
strategi organisasi yang telah dirumuskan dan ditetapkan, serta dirinci menjadi
perbaikan dan pencegahan, agar kesalahan tersebut tidak terulang lagi. Fungsi
ketelitian dan keandalan data akuntansi, (3) mendorong efisiensi, (4) mendorong
pengendalian dalam suatu entitas yang diantaranya adalah integritas dan nilai
etika, komitmen terhadap kompetensi, dewan direksi dan komite audit, filosofi
mencakup pertimbangan khusus atas risiko yang dapat muncul dari perubahan
kondisi seperti lingkungan operasi, personel baru, sistem informasi yang baru,
2.1.7 Pemantauan
periode secara terpisah. Sebagai contoh, auditor internal secara umum menilai
bagian yang berbeda dari pengendalian intern suatu entitas pada berbagai interval
artinya karena menggambarkan daya beli umum, dan dapat ditransfer segera
kepada individu atau organisasi untuk memperoleh barang dan jasa yang mereka
inginkan. Uang kas merupakan pos yang paling aktif dalam neraca. Uang kas
karean sifat dari transaksi-transaksi perusahaan yang mencakup suatu harga dan
penukaran. Menurut Kieso, dkk (2002:380) kas yaitu aktiva yang paling likuid
merupakan media pertukaran standar dan dasar pengukuran serta akuntansi untuk
semua pos-poslainnya.
19
aktiva produktif, oleh karena itu harus dijaga supaya jumlah kas tidak terlalu
besar. Daya beli uang bisa berubah-ubaha mungkin naik atau turun tetapi
kenaikan atau penurunan daya beli ini tidak akan mengakibatkan penilaian
kembali terhadapkas.
contoh, kas diterima dari pendapatan, pinjaman jangka pendek dan jangka
kas dari penjualan tunai dan penagihan dari pelanggan atas penjualan
kredit.
penerimaan uang, lembar perhitungan kas, ikhtisar kas harian, slip deposit
yang disahkan, file transaksi penerimaan kas dan jurnal penerimaan kas.
dibuat pada saat kas diterima dan bahwa kas telah disimpan di tempat yang
20
register kas atau terminal titik penjualan sangat diperlukan. Alat ini
menyediakan:
b) Kwitansi penerimaan yang dicetak atas nama pelanggan dan catatan internal
atas transaksi pada file komputer atau pita register yang terkunci.
c) Total pengendalian yang cetak atas penerimaan harian diproses pada alat
tersebut.
menjamin bahwa seluruh kas diproses melalui pita register kas. Di samping
tangan dengan total yang dicetak oleh register atau terminal tersebut. Kas,
lembar perhitungan, dan register atau total yang dicetak oleh terminal
diproses dandisetorkan.
kas disetorkan secara utuh setiap hari. Kata utuh berarti semua penerimaan harus
disetorkan yaitu pengeluaran kas tidak boleh dilakukan dengan penerimaan yang
21
dilakukan. Setelah melakukan setoran, ikhtisar kas harian dan slip setoran
jumlah yang benar.Untuk itu, akses fisik ke catatan akuntansi atau terminal
melibatkan cek dan saldo secara manual dari pada dengan komputer. Pengendalian
meliputi:
1. Otorisasi transaksi
a. Pemeriksaan kredit.
transaksi yang valid yang akan diproses. Bagian kredit merupakan bagian
didasarkan pada sifat penjualan dan situasi return. Konsep otoritas khusus
c. Pradaftar kas
2. Pemisahan tugas
Pemisahan tugas memastikan bahwa tidak ada satu orang atau departemen
pun yang memproses transaksi sendiri secara keseluruhan. Jumlah karyawan dan
23
seluruh proses, jadi otorisasi formal untuk transaksi merupaan aktivitas yang
independen.
pemrosesan pesanan penjualan, gudang yang menyimpan aktiva fisik dan fungsi
menyimpan kas dan fungsi akuntansi (buku besar umum dan bagian piutang
individu atau lebih. Secara khusus, buku besar pembantu (piutang dagang
dan persediaan), jurnal (penjualan dan penerimaan kas), dan buku besar
3. Supervisi
yang mempunyai potensi untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai, perusahaan
4. Catatan akuntansi
bernomor urut tercetak, jurnal khusus, buku besar pembantu, buku besar umum
dan file.
5. Verifikasi independen
oleh orang lain dalam sistem. Agar efektif, verifikasi independen ini harus
file transaksi pembelian dan file induk utang usaha. Menurut Boynton,
1. Pengajuan pembelian
3. Pencatatan kewajiban
Dalam hal pengeluaran kas yang dilakukan dengan cek maka harus
yang telah disebutkan di atas ada beberapa masalah yang terjadi, yaitu
rekening giro bank maka setiap periode perlu diadakan rekonsiliasi antara
intern atas pengeluaran kas lebih efektif melalui pembayaran cek, dari pada
kecil.
1. Otorisasi transaksi.
kas. Untuk menyediakan pengendalian terhadap arus kas dari perusahaan, petugas
administrasi pengeluaran kas tidak boleh menulis cek tanpa otorisasi. Jurnal
pengeluaran kas (register cek) berisi nomor voucher yang mengotorisasi cek,
karena menyediakan jejak audit untuk verifikasi setiap cek yang ditulis.
2. Pemisahan tugas.
menjaga catatan rinci setiap aktiva, sementara gudang diawasi. Pada titik
dan utang dagang dari pengeluaran kas. Aktiva yang rentan terhadap
yang mengendalikan aktiva ini adalah buku besar pembantu hutang dagang
28
dan akun kas dalam buku besar umum. Individu dengan tanggungjawab
3. Supervisi.
area ini menuju gudang. Supervisi yang ketat karenanya mengurangi kesempatan
dua jenis eksposur: gagal memeriksa aktiva dengan benar dan pencurian aktiva.
4. Catatan akuntansi.
5. Pengendalian akses
a. Akses langsung
akses ke aktiva fisik seperti kas dan persediaan. Perhatian pengendalian ini pada
kunci, alarm, dan akses terbatas ke area-area yang berisi persediaan dankas.
pendukung yang tepat, transaksi penipuan dapat dilakukan agar kelihatan valid
6. Verifikasi independen.
yang dilakukan oleh pihak lain dalam sistem ini. Salinan dokumen sumber
yang diterima dan bahwa total pengurangan utang dagang sama dengan
pembayaran tunai.
yang diterima.
2. Penerimaan kas
permintaan pembayaran.Setiap cek yang hilang dan salah dikirimkan dari bagian
penerimaan kas pada jurnal penerimaan kas. Semua transaksi penerimaan kas
dicatat dalam jurnal penerimaan kas. Perhatikan bahwa setiap cek yang diterima
31
dan pelanggan ditulis terpisah pada jurnal penerimaan kas. Selanjutnya, staf
menyiapkan slip setoran bank rangkap tiga yang menunjukan total nilai
penerimaan harian dan menyerahkan cek tersebut beserta dua salinan dari slip
setoran ke bank. Setelah dana distor, kasir bank memvalidasi slip setoran bank
dan mengembalikan satu salinan ke bagian pengawasan. Pada akhir hari kerja, staf
penerimaan kas merangkum ayat jurnal dan menyiapkan voucher jurnal dengan
mendebit kas.
audit. Pada akhir hari kerja, staf bagian piutang usaha merangkum akun
usaha.
Pelangga
Ce DP Rangkuman
Ce Daftarpermintaa Permintaa
Permintaan n
akun
Proses Perbaruibuku
Cocokkan cek dengan Jurnal Bukubesar Perbarui
permintaan pembantu
pembayaran dan piutang
Vouche
Slipsetoran
Slipsetoran Daftar
Daftarpermintaa rmintaa Ikhtisar Ikhtisarakun
mbayara
Daftarpermintaa Voucher
n Permintaan
Cek
Daftar File
Cek File
File Bank
Sumber: Hall, James A., Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, Alih Bahasa: Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, Edisi
piutang usaha dengan rangkuman buku besar pembantu piutang usaha, dan
6. Kontroler
kas dengan membandingkan dokumen berikut ini: (a) salinan dari daftar
penerimaan pembayaran, (b) slip setoran bank yang diterima dari bank, (c)
voucher jurnal dari bagian penerimaan kas dan bagian piutang usaha.
sebagai berikut:
a. Bagian Utang
sama, bagian utang kemudian menentukan apakah ada potongan atau tidak. Faktur
diterima kembali dari bagian persediaan, di bagian utang dicatat dalam buku
untuk dijurnal. Apabila digunakan sistem voucher, faktur pembelian dan laporan
2) Menandatangani cek.
pada perforator.
4) Mencatat cek ke dalam daftar cek. Cek register dapat juga dikerjakan di
bagian akuntansi.
(utang usaha) untuk jatuh tempo setiap item dan mengirimkan voucher dan
setiap pengeluaran, petugas administrasi menyiapkan cek yang terdiri atas tiga
bagian dan mencatat nomor cek, jumlah dolar, nomor voucher, dan data penting
lainnya dalam register cek, juga disebut sebagai jurnal pengeluaran kas. Cek
Membukafile PR
PR
Rangkuma
PO
A POPR RRfaktur n
Voucher
Cek
RR faktur
Pengeluar
Menanda
Cek anKas
-tangani
PR
Cek File
PO
RRfaktur
Regist Menutup
File
Cek Cek
voucher
Kas
Cek
(salinan)
File
Suplier
Sumber: Hall, James A., Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, Jakarta:
Salemba Empat(2007:331)
Petugas tersebut menandakan dokumen-dokumen dalam paket
register voucher dan menyimpan paket voucher tersebut dalam file voucher
dibuat ke register cek dan mengirim voucher jurnal dengan ayat jurnal
sebagai berikut:
Kas xxxx
pengeluaran kas dan rangkuman akun dari utang dagang. Angka voucher
memposkan ke akun pengendalian utang usaha dan kas dalam buku besar
buku besar pembantu utang dagang dan tahap ini menyelesaikan prosedur
pengeluaran kas.
penelitian yang telah dilakukan oleh Sabella (2011) pada PT Javas Tripta
diteliti karena penerimaan dan pengeluaran kas sangat penting dan rawan
bagi perusahaan.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Arnas dkk (2013) pada PT Kaltim Nusa
pengeluaran kas dan prosedur akuntansi PT Kaltim Nusa Etika belum sepenuhnya
penempatan kasir di ruangan yang sama dengan karyawan lain, uang tunai yang
ada di tangan kasir tidak diasuransikan, tidak ada rekonsiliasi bank yang
dilakukan oleh penyelidikan interna dan PT Kaltim Nusa Etika tidak melakukan
dengan penelitian terdahulu. Peneliti mengganti objek penelitian pada bidang jasa
yaitu RSAB Harapan Kita karena peneliti ingin lebih mendalami pengendalian
aktivitas perusahaan dengan baik. Kas merupakan aktiva lancar yang sangat
penting dan rawan bagi perusahaan karna sifatnya serbaguna, ringkas dan mudah
dibawa. Sehingga sangat besar terjadi penyimpangan pada kas suatu perusahaan
pada objek penelitian yaitu RSAB Harapan Kita dengan melakukan observasi
intern kas. Perusahaan dengan pengendalian yang baik adalah perusahaan yang
memenuhi unsur efektivitas pengendalian intern, jika tidak ada salah satu unsur
tersebut maka perusahaan belum cukup mengelola kas dengan baik. Analisis yang
aturan dan pelaksanaan pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas, dan
Harapan Kita. Hasil dari analasis tersebut dapat disimpulkan bahwa apakah ada
Kita.
37
berikut:
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Kerangka Teoritis
Analisis perbandingan
METODE PENELITIAN
Objek penelitian menurut Sugiono (2009:38) adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah RSAB Harapan Kita. Dalam
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
yang diperoleh langsung dari sumber asli atau tidak melalui media
Data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dan hasil
data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis
diwawancara adalah :
Gambar 3.1
41
Daftar narasumber
Nama Jabatan Deskripsi Jabatan
Bertanggungjawab
mengatur dan
Ka.Sub.Bag.
H. Yusuf Effendi, SE menyelenggerakan
Perbendaharaan
kegiatan perbendaharaan
RSAB Harapan Kita
Melakukan koordinasi,
perencanaan,
Dra. Eti Rohati, DCN, pemantauan dan evaluasi
Kepala SPI
MARS terhadap pelaksanaan
tugas yang dilaksanakan
oleh bagian SPI
Menyelenggarakan
Administrasi penerimaan
dana Rumah
Bendahara
Juhrati Sakit.Penerimaan Uang
Penerima
Pendaftaran Konsultasi,
Tindakan, Obat, dan
Pembayaran Jasa Dokter
Menyelenggarakan
Bendahara
Afra octaria, SE Administrasi penggunaan
Pengeluaran
dana Rumah sakit
Sumber : Diolah oleh peneliti
kegiatan analisis data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah
yang bertipe B Khusus. Rumah sakit ini dibangun oleh Yayasan “Harapan
Kita”. Pada awal berdirinya merupakan gagasan dari Ibu Tien Soeharto
“Harapan Kita” pada waktu itu. Gagasan ini didorong dari pemikiran
masa yang akan datang ke tingkat yang lebih terhormat dan dikagumi oleh
senantiasa dijaga. Hal ini, akan dapat dicapai melalui upaya penyediaan
pada bulan Juni 1998. Penyerahan kepemilikan RSAB Harapan Kita kepada
seluruh aset yang dimiliki oleh RSAB Harapan Kita tersebut merupakan milik
dari RSAB Harapan Kita sesuai dengan gagasan - gagasan yang dicetuskan
oleh Yayasan “Harapan Kita” dan untuk tetap memberikan kesempatan yang
Kita yang pada waktu itu masih di bawah pengelolaan Yayasan Harapan
Kita.
yang lebih luas kepada unit / satuan kerja, pemerintah telah menetapkan PP
tanggal 12 Desember 2000 RSAB Harapan Kita berubah statusnya dari Unit
Nomor 127 tahun 2000 tentang Pendirian. Perusahaan Jawatan RS Anak dan
Bersalin Harapan Kita. Dengan perubahan status ini diharapkan rumah sakit
nasional akan tercapai sebaik - baiknya. Peraturan pemerintah ini dapat juga
dijadikan landasan hukum bagi unit kerja dari instansi pemerintah dalam
rumah sakit dimasa yang akan datang perlu dilakukan perubahan khususnya
nama Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita menjadi Rumah Sakit
Anak dan Bunda Harapan Kita. Dengan adanya Surat Keputusan Menteri
Kesehatan ini, maka secara resmi nama rumah sakit berubah dalam segala
mempengaruhi singkatan dari rumah sakit ini, yaitu RSAB Harapan Kita.
tahun 2005 Nomor 48), disertai pula dengan Surat Menteri Kesehatan RI
sebidang tanah seluas 87.850 m2 atau hampir 9 (sembilan) hektar dan luas
spesialis maupun subspesialistik untuk ibu dan anak serta merupakan pusat
pembangunan RSAB Harapan Kita terus meningkat, hal ini dapat dilihat
kapasitas tempat tidur berjumlah 500 dan tempat tidur siap pakai sebanyak
319 buah.
Saat ini RSAB Harapan Kita telah berkiprah selama 28 tahun lebih
spesialis / subspesialis untuk anak dan bunda yang telah diberikan dari
48
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
a. Direktur Utama
b. Direktur Keuangan
sakit intern rumah sakit. Menurut hasil wawancara dengan SPI, bagian ini berada
1. Kepala Bagian
48
∑ Bendahara Penerimaan
∑ Bendahara Pengeluaran
penggunaan dana Rumah sakit dan bertanggung jawab atas pengeluaran kas.
∑ Koordinator
∑ Staf perbendaharaan
∑ Kasir
keuangan rumah sakit bagi manajemen rumah sakit serta melayani general audit
operasional suatu perusahaan. Penerimaan kas pada RSAB Harapan Kita berbeda
dengan penerimaan kas pada perusahaan dagang. Karena rumah sakit merupakan
Sumber dana inti pada RSAB Harapan Kita berasal dari penerimaan rawat
jalan dan rawat inap. Tetapi pada dasarnya jika operasional rumah sakit hanya
mengandalkan dari pembayaran rawat inap dan rawat jalan saja maka keuangan
pada kas RSAB Harapan Kita akan mengalami defisit (-) atau lebih besar biaya
operasional
50
atau pengeluaran daripada pemasukan / penerimaan kas. Maka dari itu RSAB
Harapan Kita memiliki penerimaan kas yang bersumber dar pendapatan lain-lain
seperti biaya sewa, diklat dan lain lain. Pendapatan lain lain langsung disetor ke
bank Bendahara penerima dengan nominal sesuai kontrak dari bagian umum.
Gambar 4.2
Rata rata penerimaan perbulan
RATA - RATA
TOTAL PENERIMAAN
NO PENERIMAAN PENERIMAAN PER
TAHUN 2015
BULAN
1. RAWAT JALAN Rp 15.822.553.502 Rp 1.318.546.125
2. RAWAT INAP Rp 178.999.840.749 Rp 14.916.653.396
3. LAIN LAIN Rp 11.249.614.435 Rp 937.467.870
TOTAL Rp 206.072.008.686 Rp 17.172.667.391
Harapan Kita cukup besar, mengingat jumlah penerimaan perbulan diatas Rp.
1.000.000.000.
Seperti yang telah dijelaskan pada sistem penerimaan kas pada gambar 4.2,
maka sudah diketahui bahwa penerimaan kas RSAB Harapan Kita berasal dari
pendapatan rawat jalan, rawat inap dan lain lain. Berikut ini adalah prosedur dari
Penerimaan kas yang berasal dari rawat jalan dimulai dari pasien datang ke
bagian kasir dengan membawa bukti layanan, kemudian kasir mencetak kwitansi,
51
menerima dan mengecek pembayaran dari pasien. Uang tunai disimpan dalam
kepada pasien.
Pada akhir shift Kasir melakukan perhitungan uang tunai dan strook kartu
penerimaan kasir, setelah itu mencocokkannya dengan jumlah uang tunai dan
strook kartu debit/kredit pada cash box. Umumnya penerimaan dari rawat jalan
Tabel 4.3
Rekap Penerimaan Rawat Jalan
Tanggal 1 Desember s.d 6 Desember 2015
Setelah menghitung uang tunai dan strook kartu kredit/debit, kasir mencetak
tunai dan strook kartu debit/kredit. Menurut SOP kasir diwajibkan untuk
melakukan rekonsiliasi dengan klinik terkait. Kasir Membuat bukti setoran dan
menyetorkan uang tunai ke Bank BRI. Kendala yang terjadi adalah kasir rawat
dari kasir UGD yang beroperasi 24 jam. Sehingga apabila Bank sudah tutup uang
setoran tersebut tidak bisa di setorkan di hari yang sama, menimbulkan kas yang
menumpuk pada cash box, hal ini sejalan dengan pernyataan Ibu Juhrati selaku
sampai pada saat ini belum ada perubahan prosedur/ belum ada solusi untuk
menangani masalah kas yang menumpuk di cashbox UGD”. Dalam SOP kasir
wajib menyetorkan uang ke bank setiap hari, sementara di hari libur bank tidak
beroprasi. Dalam hal ini tidak bisa disalahkan pada pelaksana karena memang
benar dalam SOP tidak dijelaskan tentang masalah setoran saat bank tutup.
Bendahara penerima dalam hal ini bertugas mencatatnya kedalam Buku Kas
Prosedur ini dimulai dari unit tata rekening memberikan billing pasien
kepada kasir untuk dibuatkan kwitansi pembayaran atas selisih jumlah biaya
tagihan yang sudah dikurangi dengan deposit/ jaminan. Jaminan adalah garansi
pesertanya sesuai dengan jumlah nominal yang telah disepakati. Setelah pasien
debit/ kredit, bukti pembayaran (struck) dan uang tunai akan disimpan dalam cash
Tabel 4.4
Rekap Penerimaan Rawat Inap
Tanggal 1 Desember s.d 6 Desember 2015
Penerimaan Kas dari Uang Penerimaan Kas dari kartu
Tanggal Tunai kredit/ debit
01/02/2016 Rp78.702.800 Rp 68.266.612
02/02/2016 Rp74.100.300 Rp 83.600.000
03/02/2016 Rp54.500.000 Rp 90.890.000
04/02/2016 Rp71.900.290 Rp 88.641.299
05/02/2016 Rp80.000.000 Rp. 105.000.000
06/02/2016 Rp71.239.700 Rp 90.515.888
Total Rp497.777.756 Rp596.494.577
Sumber : RSAB Harapan Kita
Tahap berikutnya adalah memberikan hak pasien yaitu kwitansi asli bukti
pembayaran jasa perawatan. Sama halnya dengan rawat jalan, di akhir shift bagian
kasir akan melakukan penghitungan fisik uang tunai hasil transaksi selama satu
hari, dan juga menghitung jumlah uang masuk berdasarkan struck pembayaran,
Setelah dihitung dan dicocokkan dengan pencatatan, uang tunai tersebut langsung
Kas Umum dan dibuatkan laporan harian penerimaan Kas/Bank yang kemudian
inap terdapat kendala yaitu kasir masih menerima pembayaran diatas Rp.
100.000.000 dapat dilihat dalam tabel 4.4, sementara dalam SOP kasir
seperti penyewaan sarana dan prasarana rumah sakit, lahan parkir, hostel dan
sebagainya. Prosedur ini dimulai dari bendahara penerimaan menerima bukti setor
atau bukti transfer dari pihak ketiga yang membuat kesepakatan atau kontrak dan
ketiga yang bersangkutan, dan mencatat transaksi tersebut kedalam buku kas
umum. Penerimaan pembayaran dari layanan Business Center adalah salah satu
Tabel 4.5
Penerimaan Kas dari Layanan Business Center
Tahun 2015
Bulan Jumlah penerimaan Business Center
Januari Rp 15.000.000,00
Februari Rp 118.525.000,00
Maret Rp 330.450.000,00
April Rp 259.832.000,00
Mei Rp 109.182.000,00
Juni Rp -
Juli Rp 35.670.000,00
Agustus Rp -
September Rp 729.724.000,00
Oktober Rp 1.250.000,00
Nopember Rp 178.750.680,00
Desember Rp 234.885.200,00
Total Rp 2.013.268.880,00
Sumber : RSAB Harapan Kita
55
1. Otorisasi transaksi
masing bagian yang terlibat dalam penerimaan kas. Pimpinan rumah sakit
memberikan otorisasi kepada kasir untuk menerima kas dari pasien, menyimpan
kas dan menyetorkan kas ke bank setiap hari. Bagian keuangan mendapat otorisasi
kwitansi, daftar penerimaan kas harian dan bukti setor dari bank, dan
A. Untuk transaksi dengan nominal sampai dengan Rp. 100.000.000,- maka yang
B. Untuk transaksi dengan nominal lebih dari Rp. 100.000.000,- maka yang
bendahara.
diterima oleh kasir. Hal ini disebabkan karena adanya transaksi yang terjadi
56
setelah jam kerja berakhir. Dimana, jam kerja bendahara adalah jam kerja
karyawan non-shift, dan pembayaran tidak bisa ditunda sampai derngan keesokan
harinya. Hal ini akan mengakibatkan tingkat keamanan dari suatu transaksi
pencatatan penerimaan kas ke dalam buku besar dan jurnal penerimaan kas.
Dari uraian tersebut dan berdasarkan hasil wawancara dengan SPI, diketahui
bahwa pemberian otorisasi atas penerimaan kas pada Rumah Sakit Anak Bunda
Harapan Kita belum terlaksana dengan baik, karena kasir masih menerima
2. Pemisahan tugas
fungsi antara penerima uang dan bagian verifikasi data. Hasil observasi
transaksi keuangan).
3. Supervisi (pengawasan)
karyawan pada tempat yang tepat sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya
sebagai contoh harus adanya rekonsiliasi antara kasir dan poli. Akan tetapi
menurut observasi langsung kepada kasir, kasir sering kali tidak melakukan rekap
dengan poli. Sehingga ketidakcocokan setoran dengan data sering terjadi. Hal itu
4. Catatan akuntansi
pengisian kwitansi, maka kwitansi yang rusak atau salah tersebut harus
penerimaan kas harian dan kwitansi lembar 2 yang telah diverifikasi oleh
temukan kuitansi yang batal justru terlihat tergeletak dan berada di tempat
sampah.
5. Pengendalian akses
58
Penyetoran kas yang diterima ke bank dilakukan setiap hari, dan pada saat
penyetoran dilakukan wajib meminta bukti setor dari petugas bank. Menurut
kas dilakukan di hari libur, sementara bank tidak beroprasi di hari libur sehingga
kas tidak bisa di setor di hari yang sama, tetapi kas di simpan di dalam cash box.
Sehingga bisa terjadi fraud / kecurangan yang terjadi seperti berkurangnya jumlah
setoran kasir. Oleh karena itu keesokan harinya bendahara wajib untuk memeriksa
dan menghitung ulang jumlah kas yang diterima. Didalam SOP tidak dijelaskan
tentang penyetoran uang dihari libur, sehingga belum ada pemecahan masalah
tersebut.
6. Verifikasi independen
sebagai satuan pengendalian intern (SPI) yang bertugas untuk memeriksa dan
memverifikasi seluruh bukti-bukti transaksi penerimaan kas. Dalam hal ini, SPI
uang yang disimpan oleh bagian akuntansi setiap bulan. Hasil pemeriksaan yang
korektif agar kesalahan yang serupa tidak terulang lagi di masa mendatang. Dalam
hal ini fungsi SPI sudah dijalankan dengan cara melakukan rekonsiliasi bank.
59
Sistem pengeluaran kas yang digunakan oleh RSAB Harapan Kita adalah
dengan menggunakan Cek dan uang tunai (dengan sistem dana kas kecil). Sistem
pengeluaran kas RSAB Harapan Kita melibatkan pihak luar, dalam hal ini Bank
BRI adalah pihak luar yang terkait dalam proses kas keluar. Dengan
pengeluaran kas tersebut juga direkam oleh pihak bank (BRI). Pihak bank akan
mengirimkan rekening koran sebagai bukti transaksi yang terjadi secara periodik.
Rekening koran inilah yang digunakan oleh perusahaan sebagai kontrol atas
keakuratan pencatatan pengeluaran kas. Jenis cek yang digunakan adalah cek atas
diri.
mencakup perolehan aktiva dan peralatan, jasa dokter, obat – obatan, telepon,
listrik, pam, laundry dan lain – lain sebagainya untuk digunakan pada operasional
Rumah Sakit tersebut. Siklus ini dimulai dari adanya, Permintaan pembelian dari
akuntansi.
tujuan yang telah direncanakan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
pihak eksternal.
dan lain lain. Prosedur ini dimulai dari instalasi yang berkepentingan
jumlahnya besar dan dana tunai tidak cukup, maka diambilkan dari
Tabel 4.6
Pengeluaran Kas Internal
Desember 2015
Dilihat dari tabel diatas pengeluaran yang dibayarkan dan digunakan untuk
pihak internal cukup besar dan material diperlukan pengawasan khusus dan
pembelian obat, alat kesehatan dan lain lain. Pengeluaran pihak eksternal
Rp.1.000.000,-
2. Direktur Keuangan
Rp.5.000.000,-.
3. Direktur Utama
64
Rp.5.000.000,-
menandatanganin cek diatas Rp. 5.000.000 namun hal itu jelas tidak mematuhi
pihak ketiga pada sistem e-banking sesuai dengan nama, nominal pembayaran
BKU bendahara.
Tabel 4.7
Pengeluaran Kas Eksternal
Desember 2015
No. Pengeluaran Jumlah
1 Obat Rp 2.322.823.399,00
2 Alkes Rp 652.868.567,00
3 Reagen Rp 308.799.014,00
Total Rp 3.284.490.980,00
Sumber : RSAB Harapan Kita
1. Otorisasi transaksi
65
otorisasi untuk melakukan pembelian peralatan medis sesuai surat permintaan dari
sejumlah uang sesuai bukti kas keluar dan bagian akuntansi mendapat otorisasi
kas keluar dan bukti transfer uang kepada pengguna kas. Rumah sakit ini
memeriksa bukti-bukti pengeluaran kas, daftar hutang usaha dan buku besar
dilakukan oleh satuan pengendalian intern (SPI). SPI berfungsi untuk memeriksa
2. Pemisahan tugas
organisasi, hal ini dilakukan agar tercipta spesialisasi pekerjaan dan bila
3. Supervisi (pengawasan)
keterampilan karyawan.
4. Catatan akuntansi
pembelian, bukti kas keluar dan bukti transfer uang ke rekening pihak ke 3.
67
laporan bendahara. Menurut hasil observasi langsung sudah ada kecocokan antara
5. Pengendalian akses
pengeluaran kas ke dalam lemari yang terkunci. Kunci tersebut hanya dipegang
oleh bagian akuntansi. Selain itu, pengendalian akses juga dilakukan dengan
melarang orang menggunakan peralatan medis selain petugas dan komputer yang
diketahui oleh bagian akuntansi. Ketiga hal ini dilakukan untuk mengendalikan
pengeluaran kas.
6. Verifikasi independen
direktur.
pengeluaran Kas
kas pada RSAB Harapan Kita, ternyata masih ditemukan kelemahan dalam
a. Otorisasi transaksi
b. Pemisahan tugas
c. Supervisi (pengawasan)
dengan baik.
d. Catatan akuntansi
Adanya kwitansi yang tergeletak dan batal , yang tidak di rekap atau tidak
e. Pengendalian Akses
selama hari libur. Sehingga kasir tidak bisa menyetorkan langsung kas
tentang kas yang menumpuk tersebut. Hal itu dibenarkan oleh ibu Juhrati
selaku bendahara.
f. Verifikasi Independen
kas.
a. Otorisasi transaksi
Dalam penggunaan jenis cek, jenis cek yang dipakai adalah cek atas unjuk,
maka siapa saja dapat menyerhkan cek ini ke bank, dan berhak untuk
menerima penyerahan uang dari bank sebesar yang tercantum dalam cek
tersebut.
b. Pemisahan tugas
bagian pembelian.
c. Supervisi (pengawasan)
dengan baik
d. Catatan akuntansi
e. Pengendalian Akses
f. Verifikasi Independen
BAB V
5.1. Kesimpulan
pengeluaran kas pada Rumah Sakit Anak Bunda Harapan Kita belum
terjadi. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek pengendalian intern :
a. Dalam segi otorisasi transaksi terdapat kelemahan pada penerimaan kas yaitu
b. Dalam segi pemisahan tugas baik penerimaan dan pengeluaran kas rumah
d. Pencatatan yang dilakukan dalam proses penerimaan kas masih manual report
pengeluaran dinilai cukup dan lengkap sesuai dengan kwitansi dan bukti
e. Dalam segi pengendalian akses penerimaan kas terdapat kendala yaitu belum
ada SOP yang menjelaskan tentang penyetoran uang di hari libur . Sementara
kas.
pengendalian intern yang sangat ketat. Hal ini mengingat bahwa kas
namun bukan berarti hal tersebut tidak dapat diperbaiki. Ada beberapa hal
yang bisa dilakukan untuk meminimalisir kendala yang terjadi yang akan
penulis rekomendasikan.
5.2 Keterbatasan
waktu dan keterbatasan metode pengumpulan data. Dalam hal ini keterbatasan
narasumber.
73
5.3 Rekomendasi
yaitu:
lengkap dan juga jelas, hal itu dapat dilakukan dengan cara menambahkan
2. Untuk pencatatan lebih baik menggunakan sistem komputerisasi, agar tidak ada
lagi penerimaan yang tidak dicatat dan tidak masuk ke dalam kas rumah sakit.
adalah cek atas nama, cek atas nama diisi dengan nama orang yang akan
menerima pembayaran, dengan cek ini bank hanya membayarkan kepada orang
observasi yang lebih banyak lagi dan menambah variabel yang berpengaruh
terhadap pengelolaan kas (yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini) dan juga
Daftar Pustaka
Arnas,Yunus & Iqbal. (2013). Analisis Penerapan Pengendalian Intern Kas Pada
PT Kaltim Nusa Etika (KNE) Di Bontang, (online),
(http://download.portalgaruda.org/article).
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield, 2002. Akuntansi
Intermediete, Terjemahan Emil Salim, Jilid 1, Edisi Kesepuluh, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Sabella, Meidiana Azalia. (2011). Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas
Penerimaan Kas Pada Perusahaan Distributor, (online),
(http://eprints.dinus.ac.id/8864/).
Mulyadi. (2010). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Heidwigis, Sri, Wiwiek & Zaenal. (2010). Pedoman Penulisan Dan Bimbingan
Skripsi. Jakarta: Perbanas Institute.
Lampiran
76
mulai
Menyetor
penerimaan ke
Data Base
Rek. Bendahara
Penerima
Bukti Setoran
Mebuat laporan
penerimaan ke
Koord Kasir
Laporan
Penerimaan &
Bukti Setoran
mulai
Menyetor
penerimaan ke
Data Base Jaminan ke Rek
Rek. Uang Muka
Pasien Bend Penerima
Bukti Setoran
Laporan
Penerimaan & Buku Kas Umum
Bukti Setoran
mulai
Copy Bukti
Transfer
mulai
Teliti tagihan
Menerima tagihan Menyetujui/tanda
internal & teruskan Buat Bukti
internal dari Sub tangan bukti
ke Bendahara Pengeluaran
Bag Verifikasi pengeluaran
Pengguna
Bukti Pengeluaran
Tagihan Internal Tagihan Internal Bukti Pengeluaran
(approved)
Input data ke
CMS, teruskan ke Buat bukti
Kasubag Perbend transfer, teruskan
ke Kabag PMD.
Bukti Transfer
Teliti & setujui Teliti & setujui Teliti & setujui Catat Bukti
bukti transfer, bukti transfer, bukti transfer, Pengeluaran/
approve 1 e- approve 2 e- approve 3 e- Bukti Transfer
banking <Rp 1 jt banking <Rp 5 jt banking >Rp 5 jt dalam BKU
selesai
mulai
Teliti tagihan
Menerima tagihan Menyetujui/tanda
internal & teruskan Buat Bukti
internal dari Sub tangan bukti
ke Bendahara Pengeluaran
Bag Verifikasi pengeluaran
Pengguna
Bukti Pengeluaran
Tagihan Pihak III Tagihan Pihak III Bukti Pengeluaran
(approved)
Input data ke
CMS, teruskan ke Buat bukti
Kasubag Perbend transfer, teruskan
ke Kabag PMD.
Bukti Transfer
Teliti & setujui Teliti & setujui Teliti & setujui Catat Bukti
bukti transfer, bukti transfer, bukti transfer, Pengeluaran/
approve 1 e- approve 2 e- approve 3 e- Bukti Transfer
banking <Rp 1 jt banking <Rp 5 jt banking >Rp 5 jt dalam BKU
selesai
6. Kwitansi
82
7. Bukti Layanan
83
9. Mesin EDC
85
12. Cek
87