Anda di halaman 1dari 33

SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN

DISUSUN OLEH :

1. MELINDA SULISTIANI - 1613072

2. SILVANI ANGELINA - 1613094

3. YAFET DWI ANDRIANTO - 1613107

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SANTA URSULA

Jl. K.H. Moh. Mansyur No. 19 - 25 (Jemabatan Lima) Jakarta 11260


Tel. (021) 63851942, 63852023, 63852016, 63865464, 63865003
Fax. 6493783 , 63865003

2016
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha yang telah memberikan rahmat, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah “ Sistem Akuntansi Persediaan “. Makalah ini penulis susun untuk
memenuhi syarat penilaian pada mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi , dan penulis harap
makalah ini dapat bermanfaat dikemudian hari.

Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mohon kritik
dan saran dari pembaca demi kesempurnaan untuk memperbaiki pembuatan makalah berikutnya.
Atas perhatiannya, penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 08 Agustus 2016

Penyusun

i|S I S T E M A KU N TA N S I P E RS E D I A A N
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang …………………………………………………………………. 1
I.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………… 2
I.3 Tujuan Pembahasan ……………………………………………………………. 2
BAB II SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN
II.1 Deskripsi Sistem Akuntansi Persediaan .............................................................. 4
II.2 Metode Pencatatan Persediaan ........................................................................... 4
II.3 Sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem akuntansi persediaan ... 8
II.4 Proses pencatatan produk jadi ............................................................................. 13
II.5 Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual .................................. 16
II.6 Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli 17
II.7 Prosedur pencatatan harga pokok persediaan produk dalam proses .................... 19
II.8 Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli ................................... 21
II.9 Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok 22
II.10 Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang ........................................ 24
II.11 Prosedur pengembalian barang gudang ............................................................... 25
II.12 Pihak yang Membutuhkan Informasi Persediaan ................................................ 26
II.13 Dokumen - dokumen yang digunakan dalam perhitungan persediaan ................ 27
II.14 Fungsi-fungsi yang terkait dalam pemprosesan persediaan ................................ 28
II.15 Sistem pengendalian intern yg dibutuhkan dalam pemprosesan persediaan ....... 29
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 31
III.2 Saran .................................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA …........................................................................................................ 32

ii | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sistem akuntansi merupakan organisasi formulir, catatan, dan laporan yang


dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang di butuhkan
oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Definisi tersebut menunjukkan
bahwa suatu sistem akuntansi yang tersusun secara baik akan memberikan manfaat yang
baik pula bagi manajemen dalam mengelola usahanya. Dalam sebuah perusahaan dagang
dan manufaktur memiliki persediaan yang harus dikelola dengan baik agar tidak
menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Pengelolaan tersebut akan berjalan dengan baik
apabila memiliki sistem akuntansi persediaan yang baik dan semua pihak yang terlibat dapat
menjalankan sistem tersebut secara optimal.
Sistem akuntansi persediaan bertujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan
yang disimpan di gudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem retur
penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian, dan sistem akuntansi biaya pada
perusahaan manufaktur. Sistem akuntansi sangat penting untuk dipelajari agar nantinya ilmu
ini dapat diaplikasikan ketika sudah terjun ke dunia kerja atau menjadi seorang wirausaha.
Oleh karena itu kelompok sebelas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi akan membahas
mengenai Sistem Akuntansi Persediaan agar pembaca dapat mengerti dan memahami semua
hal yang berkaitan dengan Sistem Akuntansi Persediaan.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa deskripsi dari persediaan ?


2. Bagaimana metode pencatatan persediaan ?
3. Apa saja sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem akuntansi persediaan?
4. Bagaimanakah proses pencatatan produk jadi ?
5. Bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual ?
6. Bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari
pembeli ?
7. Bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok persediaan produk dalam proses ?
8. Bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli ?
9. Bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada
pemasok ?
10. Bagaimanakah prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang ?
11. Bagaimanakah prosedur pengembalian barang gudang ?
12. Pihak mana saja yang membutuhkan informasi persediaan ?
13. Apa saja dokumen-dokumen yang digunakan dalam perhitungan persediaan ?
14. Apa saja fungsi-fungsi yang terkait dalam pemprosesan persediaan ?

2|S I S T E M A KU N TA N S I P E RS E D I A A N
15. Bagaimana sistem pengendalian intern yg dibutuhkan dalam pemprosesan persediaan ?

I.3 TUJUAN PEMBAHASAN

1. Untuk mengetahui deskripsi dari persediaan.


2. Untuk mengetahui bagaimanakah metode pencatatan persediaan.
3. Untuk mengetahui apa saja sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem
akuntansi persediaan.
4. Untuk mengetahui bagaimanakah proses pencatatan produk jadi.
5. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang
dijual.
6. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang
diterima kembali dari pembeli.
7. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok persediaan produk
dalam proses.
8. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang
dibeli.
9. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang
dikembalikan kepada pemasok.
10. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.
11. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur pengembalian barang gudang.
12. Untuk mengetahui pihak mana saja yang membutuhkan informasi persediaan
13. Untuk mengetahui dokumen apa saja yang digunakan dalam perhitungan persediaan
14. Untuk mengetahui fungsi - fungsi apa saja yang terkait dalam pemprosesan persediaan
15. Untuk mengetahui bagaimana system pengendalian intern dibutuhkan dalam
pemprosesan persediaan
16. Untuk mengetahui bagaimana cara membuat bagan alir (flow chart)

BAB II

SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN

II.1 Deskripsi Sistem Akuntansi Persediaan

Pengertian persediaan dalam hal ini adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-
barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode waktu tertentu atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan
bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.

Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdir dari : persediaan produk jadi, persediaan
produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis

3|S I S T E M A KU N TA N S I P E RS E D I A A N
pakai pabrik, persediaan duku cadang. Dalam perusahaan dagang persediaan hnya terdiri dari satu
golongan, yaitu persediaan barang dagangan, yang merupakan barang yang dibeli untuk tujuan
dijual kembali. Transaksi yang mengubah persediaan produk jadi, persediaan bahan baku,
persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, dan persediaan suku cadang,
bersangkutan dengan transaksi intern perusahaan dan transaksi yang menyangkut pihak luar
perusahaan (penjuan dan pembeli), sedangkan transaksi yang mengubah persediaan produk dalam
proses seluruhnya berupa transaksi intern perusahaan.

II.2 Metode Pencatatan Persediaan

Sistem pencatatan persediaan yang lazim digunakan ada dua macam yaitu:
 Sistem fisik (physical inventory system)
Sistem persediaan fisik atau periodik adalah sistem dimana harga pokok penjualan dihitung
secara periodik dengan mengandalkan semata-mata pada perhitungan fisik tanpa menyelenggarakan
catatan hari ke hari atas unit yang terjual atau yang ada ditangan. Sistem fisik digunakan untuk
menentukan jumlah kuantitas persediaan barang dan dilakukan pada akhir periode akuntansi. Cara
perhitungan harga pokok penjualan dilakukan seperti berikut ini:
Persediaan barang dagang pada awal periode Rp. xxx
Pembelian Rp. xxx
Biaya angkut pembelian Rp. xxx
Total Rp. xxx
Retur & pot. Pembelian ( Rp. xxx )
Pembelian bersih Rp. xxx
Barang tersedia untuk dijual Rp. xxx
Persediaan akhir periode ( Rp. xxx )
Harga pokok penjualan Rp. Xxx

Ciri-ciri sistem fisik atau periodik adalah sebagai berikut :


 Pemasukan dan pengeluaran persediaan tidak dicatat dan tidak diperhitungkan dalam suatu
catatan tertentu.
 Pembelian barang dicatat dengan mendebit rekening pembelian bukan persediaan barang.
 Perhitungan persediaan akhir sekaligus digunakan untuk perhitungan harga pokok penjualan
dengan menggunakan jurnal penyesuaian.
 Sistem ini cukup sederhana dan mudah diterapkan, tetapi kurang baik untuk pengawasan
persediaan, karena kekurangan persediaan yang hilang tidak dapat dideteksi dan manajemen
tidak memiliki alat untuk mengetahui jumlah persediaan setiap saat.

4|S I S T E M A KU N TA N S I P E RS E D I A A N
 Sistem Perpetual (Perpetual Inventory System)
Sistem persediaan perpetual adalah suatu sistem yang menyelenggarakan pencatatan terus-
menerus yang menelusuri persediaan dan harga pokok penjualan atas dasar harian. Perkiraan
persediaan didukung dalam kartu-kartu pembantu persediaan (kartu persediaan). Kartu persediaan
digunakan untuk mencatat transaksi setiap jenis persediaan, memuat nama barang, tempat
penyimpanan barang, kode barang dan kolom-kolom yang dipakai untuk mencatat transaksi adalah
tanggal, pembelian (pemasukan), penjualan (pengeluaran) dan sisa atau saldo persediaan

Ciri-ciri pengelolaan persediaan dengan sistem perpetual adalah sebagai berikut :


 Setiap terjadi pembelian barang dicatat dengan mendebit rekening persediaan barang.
 Setiap terjadi pengeluaran barang (penjualan) dicatat mengkredit persediaan sejumlah harga
pokok penjualan.
 Setiap saat dapat diketahui jumlah kuantitas sisa atau saldo persediaan.

Sistem perpetual memudahkan dalam penyusunan neraca dan laporan perhitungan laba rugi
karena penentuan persediaan akhir tidak perlu lagi menghitung fisiknya tetapi perhitungan fisiknya
tetap dilakukan untuk tujuan pengawasan terhadap persediaan barang

Perbedaan pencatatan transaksi persediaan barang pada metode fisik dan perpetual secara
rinci pada tabel berikut:
Perbedaan Metode Phisik dan Perpetual

TRANSAKSI METODE PHISIK METODE PERPETUAL


Pembelian Pembelian Persediaan barang
Utang Dagang/Kas Utang dagang/Kas
Pembayaran BiayaBeban Angkut Pembelian Persediaan barang dagang
Angkut Pembelian Kas Kas
Penjualan Kas/Piutang Dagang Kas/Piutang Dagang
Penjualan Penjualan
(Menurut harga Jual)
Harga Pokok Penjualan
Persediaan barang dagang
(Menurut harga pokok)
5|S I S T E M A KU N TA N S I P E RS E D I A A N
Utang Dagang/Kas Utang dagang/Kas
Retur Pembelian & PH Persediaan barang dag
Retur Penjualan &Retur Penjualan & PH Retur Penjualan & PH
Potongan Harga Kas/Piutang Dagang Kas/Piutang
(Menurut Harga jual)
Persediaan barang dagang
HPP
(Menurut Harga Pokok/perolehan)
Pembayaran utang dalamUtang Dagang Utang Dagang
periode/masa potongan Potongan Pembelian Persediaan barang dagang
Kas Kas
Penerimaan piutangKas Kas
dalam periode / masaPotongan Penjualan Potongan Penjualan
potongan Piutang Dagang Piutang Dagang
Pembayaran biayaBeban angkut penjualan Beban angkut penjualan
angkut penjualan Kas Kas
Perhitungan HPP Seperti yang dijelaskan di atas HPP akan dihitung berdasarkan
kartu persediaan barang
Penyesuaian PersediaanIktisar L/R Tidak perlu penyesuaian kecuali
akhir Persediaan barang dag jika terdapat koreksi yang perlu
Persediaan barang dag disesuaiakan
Ikhtisar L/R

Berikut ini adalah ilustrasi jurnal untuk sistem perpetual dan sistem periodic, namun belum
mencakup seluruh transaksi berkaitan dengan persediaan, seperti pembayaran ongkos angkut,
penerimaan dan pemberian diskon.

Transaksi Sistem Periodik Sistem Perpetual


Pembelian 10.000 Pers. Brg Dag 10.000
Membeli barang
Hutang 10.000 Hutang 10.000
1. dag. secara.
kredit Rp 10.000

Retur pemb. Hutang 500 Hutang 500


2.
Rp 500 Retur Pemb. 500 Pers. Brg Dag 500
3. Terdapat barangPiutang/Kas 4.000 Piutang/Kas 4.000
yang dijual.Penjualan 4.000 Penjualan 4.000
Harga jual Rp

6|S I S T E M A KU N TA N S I P E RS E D I A A N
4.000 dan HP HPP 1.500
barang Rp 1.500 Pers. Brg Dag

1.500
Mutlak harus dilakukan
inventarisasi fisik karena tanpaTanpa inventarisasi sudah dapat
Pada akhir
inventarisasi fisik barang, tidakdiketahui persediaan, namun
tahun
dapat diketahui persediaan yanginventarisasi perlu dilakukan
ada
Misalkan Ikhtisar L/R 150
4.
menurut Pers. B.D.
Jika hasil inventarisasi fisik tidak
perhitungan Pers B.D 150
sama dengan saldo rekening
fisik pd akhir Ikhtisar L/R 200
persediaan, perusahaan perlu
thn saldo
membuat jurnal, jika sama tidak
persediaan Rp 200
perlu membuat jurnal.
200 & pd awal
tahun Rp 150.

II.3 Sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem akuntansi persediaan
Menurut system periodic terdapat beberapa cara,seperti berikut ini:
 Metode Identifikasi Khusus (Speciafic identification method)
Metode harga pokok yang didasarkan atas metode identifikasi khusus adalah suatu metode
penilaian harga yang didasarkan atas nilai perolehan dari barang yang sesungguhnya.
Penggunaan metode ini biasanya dipakai untuk barang yang tidak banyak unitnya (kuantitasnya)
dan harganya pun cukup mahal.

Contoh:
PT. Angkasa Putra selama bulan Januari 2010 mempunyai data tentang persediaan sebagai
berikut:
Jan. 1 Persediaan 1.750 unit @ Rp. 6.000/unit
Jan. 5 Pembelian 1.000 unit @ Rp. 6.200/unit
Jan. 10 Pembelian 2.000 unit @ Rp. 6.250/unit
Jan. 15 Pembelian 1.500 unit @ Rp. 6.400/unit
Jan. 20 Pembelian 3.000 unit @ Rp. 6.250/unit
Jan. 25 Pembelian 2.500 unit @ Rp. 6.500/unit
Jan. 30 Pembelian 2.000 unit @ Rp. 6.400/unit
7|S I S T E M A KU N TA N S I P E RS E D I A A N
Berdasarkan inventarisasi secara fisik, ternyata jumlah persediaan pada tanggal 30 Januari 2010
sebanyak 3.000 unit, terdiri dari : Pembelian tanggal 30 Januari 50 %, pembelian tanggal 25
Januari 25% dan selebihnya pembelian tanggal 5 Januari 2010.
Tentukan nilai perediaan tanggal 31 Januari 2010 dengan metode tanda pengenal khusus!
Jawab:
Nilai persediaan pada tanggal 31 Januari 2010 adalah :
1.500 x Rp. 6.400 = Rp. 9.600.000
750 x Rp. 6.500 = Rp. 4.875.000
750 x Rp. 6.200 = Rp. 4.650.000
3.000 unit Rp.19.125.000
 Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out)
Metode First In First Out (FIFO) adalah metode penilaian persediaan yang menganggap
barang yang pertama kali masuk diasumsikan keluar pertama kali pula. Pada umumnya
perusahaan menggunakan metode ini, sebab metode ini perhitungannya sangat sederhana baik
sistem fisik maupun sistem perpetual akan menghasilkan penilaian persediaan yang sama.

Cara menghitung persediaan akhir adalah sebagai berikut :


Persediaan awal xxx
Pembelian xxx +
Tersedia untuk dijual xxx
Penjualan xxx –
Persediaan akhir xxx
Metode FIFO yang didasarkan atas sistem fisik, nilai persediaan akhir ditentukan dengan cara
saldo fisik yang ada dikalikan harga pokok perunit barang yang terakhir kali masuk, bila saldo
fisik ternyata lebih besar dari jumlah unit terakhir masuk maka sisanya diambilkan dari harga
pokok perunit yang masuk sebelumnya. Sedangkan pada sistem perpetual pencatatan persediaan
dilakukan secara terus menerus dalam kartu persediaan. Pada sistem ini apabila ada transaksi
penjualan maka akan dijurnal dua kali, pertama mencatat harga pokok penjualan dan yang
kedua mencatat harga pokok barang yang dijual, seperti berikut ini :
Kas/ Piutang Dagang xxx
Penjualan xxx
HPP xxx
Persediaan barang xxx
 Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last In First Out)

8|S I S T E M A KU N TA N S I P E RS E D I A A N
Metode Last In First Out (LIFO) adalah metode penilaian persediaan yang terakhir masuk
diasumsikan akan keluar atau dijual pertama kali. Metode ini memiliki konsep yang cukup
sederhana namun sulit dilaksanakan. Pengaruh penggunaan metode LIFO terhadap penentuan
laba bersih usaha, jika harga cenderung naik maka laba perusahaan terlalu kecil atau sebaliknya.
Metode LIFO secara sistem fisik ditentukan dengan cara saldo fisik yang ada dikalikan harga
pokok perunit barang yang masuk pada awal periode bila saldo fisik ternyata lebih besar dari
barang yang masuk pada awal periode maka diambilkan dari harga pokok perunit yang masuk
berikutnya. Sedangkan dengan sistem perpetual, setiap kali ada transaksi baik pembelian
maupun penjualan dicatat dalam kartu persediaan.
 Metode rata-rata
a. Rata-rata sederhana
Dalam metode ini harga per unit persediaan dihitung dengan cara: jumlah harga per unit
setiap kali pembelian dibagi dengan jumlah atau frekwensi pembeliaannya.
Biaya perunit = Total harga perunit pembelian
Frekuensi pembelian
Nilai persediaan akhir = Persediaan akhir x biaya perunit
Harga pokok penjualan = unit yang dikeluarkan x biaya perunit
b. Rata-rata tertimbang
Dalam metode ini harga per unit persediaan dihitung dengan cara: jumlah total nilai
pembelian dibagi dengan total unit yang dibeli.
Biaya perunit = Jumlah harga perunit x banyaknya unit
Banyaknya Unit
Nilai persediaan akhir = persediaan akhir x biaya perunit
Harga pokok penjualan = unit yang dikeluarkan x biaya perunit
Contoh:
PT. Angkasa Putra selama bulan Januari 2011 mempunyai data tentang persediaan sebagai
berikut:
Jan. 1 Persediaan 1.000 unit @ Rp. 500/unit
Jan. 10 Pembelian 800 unit @ Rp. 550/unit
Jan. 18 Penjualan 900 unit
Jan. 20 Pembelian 700 unit @ Rp. 600/unit
Jan. 27 Penjualan 500 unit
Tentukan nilai persediaan tanggal 31 Januari 2011 apabila besarnya persediaan akhir adalah
1.100 unit. dengan metode FIFO, LIFO, Rata-rata sederhana, rata-rata tertimbang!
Jawab:

9|S I S T E M A KU N TA N S I P E RS E D I A A N
a. FIFO
Jumlah persediaan 1.100 unit terdiri dari:
Pembelian tgl 20 Januari 2011 = 700 x Rp. 600 = Rp. 420.000
Pembelian tgl 20 Januari 2011 = 400 x Rp. 550 = Rp. 220.000(+)
Jumlah 1.100 Rp. 640.000
b. LIFO
Jumlah persediaan 1.100 unit terdiri dari:
Persediaan tgl 1 Januari 2011 = 1.000 x Rp. 500 = Rp. 500.000
Pembelian tgl 10 Januari 2011 = 100 x Rp. 550 = Rp. 55.000 (+)
Jumlah 1.100 Rp. 555.000
c. Rata-Rata Sederhana
Jumlah persediaan 1.100 unit
Harga rata-rata per unit:
Rp. 500 + Rp. 550 + Rp. 600 = Rp. 550
Jadi besarnya nilai/harga pokok persediaan akhir sebesar 1.100 unit adalah:
1.100 x Rp. 550 = Rp. 605.000

d. Rata-Rata Tertimbang
Jumlah persediaan 1.100 unit
Harga rata-rata per unit:
(1.000 x Rp. 500) + (800 x Rp. 550) + (700 x Rp. 600):1000 + 800 + 700
= (Rp. 500.000 + Rp. 440.000 + Rp. 420.000) : 2.500 = Rp. 544
Jadi besarnya nilai/harga pokok persediaan akhir sebesar 1.100 unit adalah:
1.100 x Rp. 544 = Rp. 598.400
Menurut system Perpetual :
Jika perusahaan menggunakan sistem perpetual, penentuan harga pokok barang yang dijual
dan persediaan akhir dilakukan setiap perusahaan menjual barang. Untuk mempermudah
pekerjaan menentukan harga pokok ini digunakan suatu kartu yang lazim disebut Kartu
Persediaan. Satu jenis barang disediakan satu Kartu. Dengan demikian sistem ini baru cocok
untuk persediaan yang nilainya tinggi.
Contoh:
PT. Angkasa Putra selama bulan Januari 2011 mempunyai data tentang persediaan sebagai
berikut:
Jan. 1 Persediaan 1.000 unit @ Rp. 500/unit
Jan. 10 Pembelian 800 unit @ Rp. 550/unit

10 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
Jan. 18 Penjualan 900 unit
Jan. 20 Pembelian 700 unit @ Rp. 600/unit
Jan. 27 Penjualan 500 unit
Tentukan nilai persediaan tanggal 31 Januari 2011 apabila besarnya persediaan akhir adalah
1.100 unit. dengan metode FIFO, LIFO, Rata-rata bergerak !
Jawab :
 Metode FIFO:
Dalam metode ini diasumsikan bahwa harga pokok dari persediaan yang pertama kali masuk
dari pembelian, dikeluarkan terlebih dahulu pada saat terjadi penjualan.
Diterima Dikeluarkan Persediaan (saldo)
Tgl Uni
Ket
Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah
t

Jan
Persediaan 1000 500 500.000
1
1000 500 500.000
Pembelian 800 550 440.000
10 800 550 440.000
1 100 500 50.000
Dijual 900 500 450.000
8 800 550 440.000
100 500 50.000
2
Pembelian 700 600 800 550 440.000
0 420.000
700 600 420.000
2 100 500 50.000 400 550 220.000
Dijual
7 400 550 275.000 700 600 420.000
Dari kartu persediaan tersebut, besarnya nilai persediaan akhir adalah :
400 @ Rp. 550 = Rp. 220.000
700 @ Rp. 600 = Rp. 420.000
1.100 Rp. 640.000

 Metode LIFO:
Dalam metode ini diasumsikan bahwa harga pokok dari persediaan yang terakhir masuk dari
pembelian, dikeluarkan terlebih dahulu pada saat terjadi penjualan.
Diterima Dikeluarkan Persediaan (saldo)
Tgl Ket Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah
Jan1 Persediaan 1000 500 500.000
1000 500 500.000
Pembelian 800 550 440.000
10 800 550 440.000

11 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
800 550 440.000 900 500 450.000
18 Dijual
100 500 50.000
2 900 500 450.000
Pembelian 700 600 420.000
0 700 600 420.000
500 600 300.000 900 500 450.000
27 Dijual
200 600 120.000
Dari kartu persediaan tersebut, besarnya nilai persediaan akhir adalah :
900 @ Rp. 500 = Rp. 450.000
200 @ Rp. 600 = Rp. 120.000
1.100 Rp. 570.000

 Metode Rata-Rata Bergerak:


Metode rata-rata yang digunakan pada metode perpetual ini biasanya disebut dengan Rata-rata
bergerak. Dikatakan bergerak karena harga per unit persediaan selalu bergerak / berubah sesuai
dengan terjadinya perubahan / mutasi pada jumlah unit persediaan yang dimiliki perusahaan.
Berikut ini bentuk kartu persediaan dengan metode rata-rata bergerak:
Diterima Dikeluarkan Persediaan (saldo)
Tgl Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah
Jan1 1000 500 500.000
10 800 550 440.000 1800 522,2 940.000
18 900 522,2 469.980 900 522,2 469,980
20 700 600 420.000 1.600 556,2 889,980
27 500 556,2 278.100 1.100 556,2 611.820
Dari harga perhitungan diatas maka besarnya nilai persediaan sebanyak 1.100 unit adalah
sebesar Rp. 611.820

II.4 Prosedur Pencatatan Produk Jadi


1. Dokumen
Menurut Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi, dokumen-dokumen yang digunakan
dalam sistem akuntansi persediaan adalah sebagai berikut:
a. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan produk jadi adalah
laporan produk selesai dan bukti memorial. Laporan produk selesai digunakan oleh
bagian gudang untuk mencatat tambahan kuantitas produk jadi balam kartu gudang.
Buki memorial digunakan untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga pokok
persediaan produk jadi dalam kartu persediaan dan digunakan sebagai dokumen
sumber dalam mencatat transaksi selesainya produk jadi dalam jurnal umum.

12 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
b. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok produk
jadi yang dijual adalah surat order pengiriman dan faktur penjualan. Surat order
pengiriman diterima oleh bagian gudang dan bagian order penjualan. Setelah bagian
gudang mengisi surat order pengiriman tersebut dengan kuantitas produk jadi yang
diserahkan kepada bagian pengiriman, atas dasar surat order pengiriman tersebut
bagian gudang mencatat kuantitas yang diserahkan ke bagian pengiriman dalam
kartu gudang. Harga pokok produk jadi yang dijual dicatat oleh bagian kartu
persediaan dalam kartu persediaan atas dasar tembusan faktur yang diterima oleh
bagian tersebut dari bagian penagihan.
c. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur permintaan dan pengeluaran
barang gudang adalah bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.
d. Dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan membukukan hasil
perhitungan fisik persediaan adalah kartu perhitungan fisik (inventory tag) yang
digunakan untuk merekam hasil perhitungan fisik persediaan, daftar hasil
perhitungan fisik (inventory summary) yang digunakan untuk meringkas data yang
telah direkam dalam hasil kartu perhitungan fisik persediaan, dan bukti memorial
digunakan untuk membukukan adjustment rekening persediaan sebagai akibat dari
hasil penghitungan fisik ke dalam jurnal umum.
2. Catatan akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penghitungan fisik persediaan adalah:
a. Kartu Persediaan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat kuantitas dan
harga pokok barang yang di simpan di gudang yang tercantum dalam kartu
persediaan oleh Bagian Kartu Persediaan, berdasarkan hasil penghitungan fisik
persediaan.
b. Kartu Gudang, kartu gudang ini berfungi sebagai identitas barang yang disimpan,
untuk memudahkan pencarian barang dan sekaligus untuk mencatat mutasi kuantitas
barang yang tercantum dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh Bagian
gudang, berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
c. Jurnal Umum, dalam sistem penghitungan fisik persediaan jurnal umum digunakan
untuk mencatat jurnal adjustment rekening persediaan karena adanya perbedaan
antara saldo yang dicatat dalam rekening persediaan dengan saldo menurut
penghitung fisik.

3. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Produk Jadi


Pencatatan harga produk jadi dilakukan dengan mendebit rekening Persediaan
Produk Jadi dan mengkredit rekening Barang Dalam Proses. Disamping itu, kartu gudang
yang diselenggarakan di fungsi gudang diisi dengan tambahan kuantitas persediaan produk
jadi yang disimpan di gudang.

13 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
Tambahan produk jadi yang dikirim oleh fungsi produksi ke fungsi gudang dicatat
oleh Bagian Gudang di dalam kartu gudang berdasarkan laporan produk selesai yang
diterima oleh Bagian Gudang dari Bagian Produksi. Harga pokok produksi jadi yang
ditransfer dari Bagian Gudang dicatat oleh Bagian Kartu Persediaan dan Bagian Jurnal.
Pencatatan harga pokok jadi dilakukan oleh Bagian Kartu Persediaan berdasarkan
laporan produk selesai yang diterima oleh Bagian Kartu Persediaan dari Bagian Produksi.
Berdasarkan laporan produk selesai tersebut, Bagian Kartu Persediaan menghitung harga
pokok produk selesai berdasarkan data biaya produksi yang telah dikumpulkan dalam kartu
harga pokok produk pesanan yang bersangkutan. Total harga pokok produk ini dipakai
sebagai dasar untuk membuat bukti memorial, yang merupakan dokumen sumber bagi
Bagian Kartu Persedian untuk mencatat harga pokok produk selesai dalam kartu persediaan.
Bagian Jurnal mencatat harga pokok produk jadi di dalam jurnal umum berdasarkan
bukti memorial yang dilampiri dengan dokumen pendukung berupa kartu harga pokok dan
laporan produk selesai. Jurnal yang dibuat untuk mencatat harga pokok produk jadi adalah:
Persediaan Produk Jadi xxx

Barang Dalam Proses xxx

14 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
Gambar 15.5 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi

II.5 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi yang Dijual


1. Dokumen
Dokumen sumber yang digunakan untuk mencatat transaksi penjualan produk jadi
adalah surat order pengiriman dan faktur penjualan. Surat order pengiriman diterima oleh
Bagian Gudang dari Bagian Order Penjualan. Setelah Bagian Gudang mengisi surat order
pengiriman dengan kuantitas produk jadi, Bagian Gudang akan melakukan pencatatan ke
dalam kartu Gudang dan kemudian menyerahkan surat order pengiriman tersebut kepada
Bagian Pengiriman. Bagian Kartu Persediaan akan mencatat harga pokok produk jadi yang
dijual ke dalam kartu persediaan atas dasar tembusan faktur yang diterima dari Bagian
Penagihan.
2. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok produk
jadi yang dijual adalah kartu gudang, kartu persediaan, dan jurnal umum. Kartu gudang ini
15 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
berfungsi untuk mencatat mutasi kuantitas persediaan produk jadi ketika terjadi transaksi
penjualan, sedangkan kartu persediaan berfungsi untuk mencatat mutasi kuantitas dan harga
pokok barang jadi yang dijual. Jurnal umum digunakan untuk mencatat jurnal harga pokok
produk jadi yang dijual untuk diposting ke dalam rekening kontrol Persediaan Produk Jadi.
Bagan alir dokumen prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual ini
dapat dilihat pada Gambar 15.6 (halaman 564). Pada gambar tersebut dapat kita lihat bahwa
Bagian Kartu Persediaan secara periodik membuat rekapitulasi harga pokok produk yang
dijual berdasarkan data yang direkam dalam kartu persediaan. Total harga pokok produk
yang dijual selama periode tertentu yang dicantumkan dalam rekap harga pokok penjualan
dipakai oleh Bagian Kartu Persediaan untuk membuat bukti memorial.
Bukti memorial tersebut oleh Bagian Jurnal digunakan untuk mencatat harga pokok
produk yang dijual ke dalam jurnal umum berikut:
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan Produk Jadi xxx

Bagian Kartu Persediaan Bagian Jurnal


Mulaii 1

Kartu Rekap HPP


Persediaa Bukti
n Memorial

Membuat
Secara periodik
rekapitula
si HPP

Rekapitulasi
HPP

N
Membuat Bukti
Memorial Selesai

Jurnal
Rekap HPP Umum
Bukti
Memorial

16 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
Gambar 15.6 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi yang Dijual

II.6 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi yang Diterima Kembali dari Pembeli
Apabila produk jadi yang telah dijual dikembalikan oleh pembeli, maka transaksi retur
penjualan ini akan mempengaruhi persediaan produk jadi, yaitu menambah kuantitas produk
jadi dalam kartu gudang, serta menambah kuantitas dan harga pokok produk jadi yang dicatat
oleh Bagian Kartu Persedian dalam kartu persediaan produk jadi.
1. Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang
dikembalikan oleh pembeli adalah laporan penerimaan barang dan memo kredit. Laporan
penerimaan barang digunakan oleh Bagian Gudang untuk mencatat kuantitas poduk jadi
yang diterima dari pembeli ke dalam kartu gudang, sedangkan memo kredit yang diterima
dari Bagian Order Penjualan digunakan oleh Bagian Kartu Persediaan untuk mencatat
kuantitas dan harga pokok produk jadi yang dikembalikan oleh pembeli ke dalam kartu
persediaan.

2. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur pencatatan produk jadi adalah
kartu gudang, kartu persediaan, dan jurnal umum atau jurnal retur penjualan jika perusahaan
menggunakan jurnal khusus.
3. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi yang Diterima
Kembali dari Pembeli
Berikut ini adalah gambar yang memperlihatkan prosedur pencatatan harga pokok
produk jadi yang dikembalikan oleh pembeli dalam sistem retur penjualan.

Bagian Gudang Bagian Kartu Pesediaan Bagian Jurnal


Dari Bagian Penerimaan
Mulai Via Bagian Piutang 1
Diterima dari
Bagian. Penerimaan
LPB 1
Memo 2 LPB 1
Lapoan 2 Kredit Memo 2
Penerimaan Kredit
Barang

Mengisi
harga pokok
N barang pada
memo
Kartu LPB 1
kredit
Gudang N
Memo 2
Selesai
Kredit
Jurnal
Retur
1
Penjualan
17 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
Kartu
Persediaa
n
Gambar 15.7 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk yang Diteima Kembali dari Pembeli (Hal.
566)

Pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima dari pembeli dilakukan oleh
Bagian Kartu Persediaan berdasarkan memo kredit yang diteima dari Bagian Penerimaan
melalui Bagian Piutang. Bagian Kartu Persediaan mengisi harga pokok produk jadi yang
diterima kembali berdasarkan data harga pokok per unit yang tecantum dalam kartu
persediaan yang bersangkutan. Total harga pokok penjualan tesebut kemudian dicantumkan
di dalam bukti memorial dan dijadikan sebagai dokumen sumber pencatatan ke kartu
persediaan oleh Bagian Kartu Persediaan.
Transaksi tersebut oleh bagian jurnal dicatat dalam jurnal retur penjualan
berdasarkan memo kredit yang dilampiri dengan laporan penerimaan barang.
Persediaan Produk Jadi xxx
Harga Pokok Penjualan xxx

II.7 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan Produk Dalam Proses


Pencatatan persediaan produk dalam proses umumnya dilakukan oleh perusahaan
pada akhir periode, yakni pada saat dibuat laporan keuangan bulanan dan laporan keuangan
tahunan. Pencatatan persediaan produk dalam proses dicatat dalam jurnal umum berikut:
Persediaan Produk dalam Proses xxx
Barang dalam Proses xxx
Pada awal periode akuntansi berikutnya, dibuat jurnal penyesuaian kembali
(readjusting entry) untuk membalik jurnal pencatatan persediaan produk dalam proses
tersebut. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Barang Dalam Proses xxx
Persediaan Produk dalam Proses xxx
1. Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam prosedur pencatatan persediaan produk dalam
proses adalah bukti memorial. Bukti memorial ini dilampiri dengan laporan produk dalam
proses yang digunakan untuk mencatat jurnal tambahan harga pokok persediaan produk
dalam proses di dalam jurnal umum. Bukti memorial juga digunakan sebagai dokumen
sumber dalam mencatat readjustment persediaan harga pokok produk dalam proses.

18 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
2. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan HPP dalam Proses

19 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
Di dalam bagan alir tersebut dapat kita lihat bahwa Bagian Kartu Persediaan
melakukan penghitungan harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir periode
akuntansi berdasarkan data yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok produk. Laporan
produk dalam proses yang diterima Bagian Kartu Persediaan dari bagian Produksi berisi
informasi kuantitas produk dalam proses dan taksiran tingkat penyelesaian produk dalam
proses yang ada di fungsi produksi pada akhir periode akuntansi. Data harga pokok
persediaan produk dalam proses digunakan oleh Bagian Kartu Persediaan untuk membuat
dua macam bukti memorial, yaitu:
a. Bukti memorial yang digunakan untuk mencatat besarnya biaya overhead pabrik yang
diperhitungkan ke dalam harga pokok produk dalam proses berdasarkan tarif yang
ditentukan di muka. Berikut ini adalah jurnal umum yang dibuat:
Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik xxx
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan xxx
b. Bukti memorial yang digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam
proses pada akhir periode akuntansi. Berikut ini adalah jurnal umum yang dibuat:
Persediaan Produk dalam Proses xxx
Barang dalam Proses xxx

II.8 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dibeli


1. Dokumen
a. Laporan penerimaan barang
Laporan penerimaan barang digunakan oleh bagian gudang sebagai dasar pencatatan
penambahan kuantitas barang dari pembelian kedalam kartu gudang.
b. Bukti kas keluar
Bukti kas keluar yang dilampiri dengan laporan penerimaan barang, surat order
pembelian, dan faktur dari pemasok dipakai sebagai dokumen sumber dalam pencatatan
harga pokok persediaan yang dibeli dalam register bukti kas keluar atau voucher
register. Bukti kas keluar juga dipakai sebagai dasar pencatatan tambahan kuantitas dan
harga pokok persediaan ke dalam kartu persediaan.
2. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dibeli
Bagian utang membuat bukti kas keluar sebagai dokumen sumber pencatatan harga
pokok persediaan yang dibeli berdasarkan dokumen pendukung berupa surat order
pembelian yang diterima dari bagian pembelian, laporan penerimaan barang yang diterima
dari bagian penerimaan, dan faktur dari pemasok yang diterima dari pemasok melalui
bagian pembelian. Oleh bagian utang, bukti kas keluar dicatat di dalam register bukti kas
keluar dengan jurnal:
Persediaan xxx
Bukti Kas Keluar yang Akan Dibayar xxx

20 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
Berasarkan bukti kas keluar, bagian kartu persediaan mencatat rincian persediaan
yang dibeli di dalam kartu persediaan yang bersangkutan. Bagian gudang mencatat
tambahan kuantitas persediaan yang dibeli di dalam kartu gudang berdasarkan laporan
penerimaan barang yang diterima oleh bagian gudang dari bagian pengiriman.

Gambar 15.9 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dibeli

II.9 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dikembalikan Kepada Pemasok
1. Dokumen
a. Laporan pengiriman barang, digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat kuantitas
persediaan yang akan dikirimkan kembali kepada pemasok ke dalam kartu gudang.
b. Memo debit yang diterima dari bagian pembelian digunakan oleh bagian kartu
persediaan untuk mencatat kuantitas dan harga pokok persediaan yang dikembalikan
kepada pemasok ke dalam kartu persediaan.

2. Bagan alir dokumen prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang


dikembalikan kepada pemasok.
Bagian gudang mencatat berkurangnya persediaan karena transaksi retur pembelian
berdasarkan dokumen memo debit yang diterima dari bagian pembelian. Memo debet ini
dicatat oleh bagian gudang di dalam kartu gudang.
Bagian utang mencatat berkurangnya utang sebagai akibat dari retur pembelian
dengan cara mengarsipka memo debit (yang dilampiri dengan laporan pengiriman barang)

21 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
di dalam arsip bukti kas keluar yang belum dibayar (unpaid voucher file). Karena
perusahaan menggunakan voucher payable system dalam pencatatan utangnya, catatan
utang diselenggarakan dalam bentuk arsip bukti kas keluar yang belum dibayar.
Bagian kartu persediaan mencatat berkurangnya persediaan akibat retur pembelian
didalam kartu persediaan berdasarkan memo debit yang dilampiri dengan laporan
penerimaan barang. Bagian jurnal mencatat berkurangnya utang dan persediaan sebagai
akibat retur pembelian di dalam jurnal retur pembelian berdasarkan memo debit yang telah
di isi harga pokok per satuan dan harga pokok total oleh bagian kartu persediaan.

Gambar 15.10 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dikembalikan Kepada Pemasok

II.10 Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang


1. Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam prosedur ini adalah bukti permintaan dan
pengeluaran barang gudang (BPPG) . Bukti ini dipakai oleh bagian gudang untuk mencatat
pengurangan persediaan karena pemakaian intern. Bukti ini dipakai oleh bagian kartu
persediaan untuk mencatat berkurangnya kuantitas dan harga pokok persediaan karena
pemakaian intern. Bukti ini juga dipakai sebagai dokumen sumber dalam pencatatan
pemakaian persediaan ke dalam jurnal pemakaian bahan baku atau jurnal umum.

22 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
2. Bagan Alir Dokumen Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang

Gambar 12.14 Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang

II.11 Prosedur Pengembalian Barang Gudang


Transaksi pengembalian barang gudang mengurangi biaya dan menambah persediaan
barang di gudang. Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut dalam jurnal umum
adalah:
Persediaan Bahan Baku xxx
Persediaan Bahan Penolong xxx
Persedian Bahan Habis Pakai Pabrik xxx
Persediaan Suku Cadang xxx
Barang Dalam Proses-Bahan Baku xxx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xxx
Biaya Administrasi dan Umum xxx
Biaya Pemasaran xxx
1. Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam prosedur pegembalian barang gudang adalah bukti
pengembalian barang gudang. Dokumen ini digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat
tambahan kuantitas persediaan kedalam kartu gudang. Dokumnen ini juga digunakan oleh

23 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
bagian kartu persediaan untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan
kedalam kartu persediaan, berkurangnya biaya ke dalam kartu biaya, dan pengembalian
barang gudang tersebut ke dalam jurnal umum.

2. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pengembalian Barang Gudang

Gambar 12.15 Prosedur Pengembalian Barang Gudang

II.12 Pihak yang Membutuhkan Informasi Persediaan

24 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
 Manajer atau Pengelola Perusahaan : Akuntansi digunakan oleh manajer dalam
pengambilan kebijakan di perusahaan yang sangat penting untuk mencapai tujuan
perusahaan. Diantaranya untuk meningkatkan penjualan, dan efisiensi biaya.

 Pemilik Perusahaan: Pemilik yang telah menanamkan modalnya kedalam perusahaan,


tentu ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Salah satu informasi yang ingin
diketahui pemilik adalah apakah perusahaan mendapatkan keuntungan ( laba ) atau
kerugian.

 Investor dan Kreditur : Investor adalah pihak yang ingin menanamkan modalnya kedalam
perusahaan yang diminati dalam rangka memperoleh keuntungan. Sedangkan kreditur
adalah pihak yang akan meminjamkan dananya kepada perusahaan. Oleh karena itu investor
dan kreditur harus mengetahui kondisi keuangan perusahaan, untuk kemudian dianalisis
untuk menentukan apakah ingin menanamkan modalnya atau untuk memberikan pinjaman
kepada perusahaan.

 Pemerintah : Pemerintah melalui lembaga negara mewajibkan perusahaan untuk


melaporkan kondisi keuangannya. Diantara lembaga tersebut adalah Dirjen Pajak,
Kementerian Perdagangan dan Perindustrian, dan Kementerian Tenaga Kerja.

II.13 Dokumen dokumen yang digunakan dalam perhitungan persediaan

Dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan membukukan hasil perhitungan
fisik persediaan adalah:

1. Kartu perhitungan fisik (inventory tag)

2. Daftar hasil perhitungan fisik ( inventory summary sheet)

3. Bukti memorial

1. Kartu Perhitunagn Fisik (Inventory Tag)

Dokumen ini digunakan untuk merekam hasil perhitungan fisik persediaan. Dalam
perhitungan fisik persediaan, setiap jenis persediaan dihitung dua kali secara independen oleh
perhitungan (counter) dan pengecek (checker). Kartu perhitungan fisik dibagi menjadi 3 bagian,
yang tiap bagian dapat dipisahkan 1 dengan yg lainnya dengan cara menyobeknya pada waktu
proses perhitungan fisik persediaan dilaksanakan. Bagian ketiga kartu perhitungan fisikk
(bagian bawah) disediakan untuk merekam data hasil perhitungan oleh penghitung pertama.
Bagian kedua (bagian tengah) kartu tersebut digunakan untuk merekam hasil perhitungan yang

25 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
dilakukan oleh penghitung kedua (pengecek). Bagian kesatu (bagian atas) kartu tersebut
digunakan untuk member tanda jenis persediaan yang telah dihitung dengan cara
menggantungkan bagian kartu tersebut pada tempat penyimpanan barang yang bersangkutan.
Data yang direkam dalam bagian kedua kartu perhitungam fisik dicatat dalam daftar hasil
perhitungan fisik setelah data dalam bagian kedua diperiksa kecocokannya dengan data yang
dicatat dalam bagian ketiga kartu tersebut.

2. Daftar Hasil Perhitungan Fisik ( Inventory Summary Sheet)]

Dokumen ini digunakan untuk meringkas data yang telah direkam dalam bagian kedua kartu
perhitungan fisik. Data yang disalin dari bagian kedua kartu perhitungan fisik kedalam daftar ini
adalah : nomor kartu perhitungan fisik, nomor kode persediaan, nama persediaan, kuantitas dan
satuan. Dokumen ini diisi dengan harga pokok persatuan dan harga pokkok total tiap jenis
persediaan oleh bagian kartu persediaan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan.
Daftar hasil perhitungan fisik persediaan yang telah selesai diproses kemudian di tandatangani
oleh ketua panitia perhitungan fisik dan di otorisasi oleh Direktur Utama. Daftar ini kemudian
digunakan untuk meminta pertanggungjawaban dari bagian gudang mengenai pelaksanaan
fungsi penyimpanan barang gudang dan pertanggungjawaban dari bagian kartu persediaan
mengenai keandalan penyelenggaraan catatan akuntansi persediaan. Berdasarkan informasi
yang tercantum dalam kolom harga pokok total pada daftar hasil perhitungan fisik dilakukan
adjustment terhadap data kuantitas dan saldo harga pokok yang dicatat dalam kartu persediaan
yang bersangkutan.

3. Bukti Memorial

Dokumen ini merupakan dokumen sumber yang digunakan untuk membukukan adjustment
kartu persediaan sebagai akibat dari hasil perhitungan fisik kedalam jurnal umum. Data yang
digunakan sebagai dasar pembuatan bukti memorial ini adalah selisih jumlah kolom pokok total
dalam daftar hasil perhitungan fisik dengan saldo harga pokok persediaan yang bersangkutan
menurut kartu persediaan.

 Catatan Akuntansi Persediaan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam perhitungan fisik persediaan adalah :

1. Kartu persediaan

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat adjustment terhadap data persediaan (Kuantitas
dan Harga Pokok Total) yang tercantum dalam kartu persediaan oleh bagian kartu persediaan.

26 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
2. Kartu Gudang

Catatan ini digunakan untuk mencatat adjustment terhadap data persediaan (Kuantitas) yang
tercantum dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh bagian gudang

3. Jurnal Umum

Dalam perhitungan fisik persediaan, jurnal umum digunakan untuk jurnal adjustment kartu
persediaan karena adanya perbedaan antara saldo yang dicatat dalam kartu persediaan dengan
saldo menurut perhitungan fisik.

II.14 Fungsi - fungsi yang terkait dalam pemprosesan persediaan

a. Fungsi Akuntansi. Fungsi ini bertanggung jawab untuk:


1) Mencantumkan harga pokoksuatu persediaan yang dihitung ke dalam daftar
hasilpenghitungan fisik
2) Mengalikan kuantitas dan harga pokok persatuan yang tercantum dalam daftar hasil
penghitungan fisik
3) Mencantumkan harga pokok total dalam daftar hasil penghitungan fisik
4) Melakukan adjusment terhadap kartu persediaan berdasar data hasil penghitungan
fisik persediaan
5) Membuat bukti memorial untuk mencatat adjusment data persediaan dalam jurnal
umum berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
b. Fungsi Gudang. Fungsi gudang bertanggung jawab untuk melakukan adjusment data
kuantitas persediaan yang dicatat dalam kartu gudang berdasarkan hasil penghitungan
fisik persediaan.

II.15 Sistem Pengendalian Intern


a. Organisasi
Penghitungan fisik persediaan harus dilakukan oleh suatu panitia yang terdiri dari
fungsi pemegang kartu penghitung fisik, fungsi penghitung, dan fungsi pengecek. Untuk
menjamin ketelitian dan keandalan data yang dihasilkan dari kegiatan penghitungan fisik
persediaan, panitia yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan tersebut harus terdiri dari
3 kelompok: pemegang kartu penghitung fisik, penghitung, dan pengecek.
Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan selain karyawan fungsi gudang
dan fungsi akuntansi persediaan dan biaya, karena kryawan di kedua bagian inilah yang
justru dievaluasi tanggung jawabnya atas persediaan. Tujuan penghitungan fisik
persediaan adalah untuk meminta pertanggungjawaban mengenai barang yang disimpan
oleh fungsi gudang dan pertanggungjawaban mengenai ketelitian dan keandalan data
persediaan yang dicatat pada kartu persediaan di fungsi akuntansi persediaan. Oleh
karena itu agar data yang dihasilkan dari penghitungan fisik persediaan dijamin ketelitian
dan keandalannya, maka panitia yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan tersebut
27 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
harus bukan kryawan dari kedua fungsi yang dimintai pertanggungjawaban tersebut
(misalnya fungsi gudang dan fungsi akuntansi persediaan).
b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Daftar hasil penghitungan fisik persediaan ditandatangani oleh ketua panitia
penghitungan fisik persediaan. Daftar hasil penhitungan fisik berisi informasi hasil
penghitungan fisik persediaan. Daftar ini merupakan dokumen sumber sebagai dasar
untuk meng-adjust kartu persediaan, dan kartu gudang, serta merupakan dokumen
pendukung bukti memorial yang dicatat dalam jurnal umum. Dengan demikian daftar ini
merupakan dokumen penting untuk mengupdate catatan akuntansi.

Pencatatan hasil penghitungan fisik persediaan didasarkan atas kartu penghitungan


fisik yang telah diteliti kebenarannya oleh pemegang kartu penghitungan fisik. Hal ini
dimaksudkan agar setiap dokumen sumber dibuat atas dasar data yang dijamin
ketelitinnya.
Harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil penghitungan fisik berasal dari
kartu persediaan yang bersangkutan. Harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil
penghitungan fisik adalah diambil dari kartu persediaan yang bersangkutan dalam
prosedur penetapan harga (pricing prosedur).
Adjustment terhadap kartu persediaan didasarkan pada informasi (kuantitas maupun
harga pokok total) tiap jenis persediaan yang tercantum dalam daftar penghitungan fisik.
Setelah kuantitas tiap jenis persediaan yang dihitung dicantumkan dalam daftar hasil
penghitungan fisik, kemudiaan ditentukan harga pokok per unitnya dan jumlah harga
pokok tiap jenis persediaan, untuk dasar adjustment data yang dicatat dalam kartu
persediaan yang bersangkutan.
c. Praktik yang Sehat
Kartu penghitung fisik bernomor urut tercetak dan penggunaannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi pemegang kartu penghitungan fisik. Untuk
menghindari tidak dicatatnya hasil penghitungan fisik persediaan, dokumen yang dipakai
sebagai alat untuk merekam hasil penghitungan fisik harus bernomor urut tercetak dan
pemakaian nomor urut tersebut harus dipertanggungjawabkan oleh pemegang kartu
penghitungan fisik.
Penghitungan fisik setiap jenis persediaan dilakukan dua kali secara independen,
pertama kali oleh penghitung dan kedua kali oleh pengecek.
Kuantitas dan data persediaan yang lain yang tercantum dalam bagian ke-3 dan
bagian ke-2 kartu penghitungan fisik dicocokkan oleh pemegang kartu penghitungan fisik
sebelum data yang tercantum dalam bagian ke-2 kartu penghitungan fisik dicatat dalam
daftar hasil penghitungan fisik.

28 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
Peralatan dan metode yang digunakan untuk mengukur dan menghitung kuantitas
persediaan harus dijamin ketelitiannya. Hal ini dimaksudkan agar hasilpenghitungan fisik
persediaan teliti dan andal.

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari persediaan produk jadi,
persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong,
persediaan bahan habis pakai pabrik, dan persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang
persediaannya hanya terdiri dari satu golongan yaitu persediaan barang dagang yang
merupakan barang yang dibeli kemudian dijual kembali tanpa ada proses pengolahannya
terlebih dahulu. Metode pencatatan dari persediaan sendiri ada dua macam yaitu metode mutasi
persediaan (perpectual inventory method) dan metode persediaan fisik (physical inventory
method). Dari kedua metode tersebut dalam pencatatan akuntansinya juga dibedakan lagi
menjadi beberapa metode yaitu FIFO, LIFO, Average, dan tanda pengenal khusus.
Sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem akuntansi persediaan sangat
banyak, beberapa diantaranya yaitu prosedur pencatatan produk jadi, prosedur pencatatan harga
pokok produk jadi yang dijual, prosedur pencatatan produk jadi yang diterima lagi dari
pembeli, prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok persediaan
produk dalam proses, prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli, prosedur
pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok, prosedur permintaan
dan pengeluaran barang dari gudang, prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan
karena pengembalian barang gudang, dan sistem perhitungan fisik persediaan. Karena ada
banyak sistem dan prosedur yang terlibat, perusahaan yang memiliki persediaan juga memiliki
sistem pengendalian intern agar kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja dapat
diminimalisir.
III.2 Saran
Agar sistem akuntansi persediaan dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat
seperti yang diharapkan oleh pihak-pihak yang terlibat, alangkah lebih baik jika sistem ini
disusun berdasarkan kebutuhan usaha dan karyawan serta seluruh elemen yang terlibat dalam
sistem ini dapat memahami sistem akuntansi persediaan dengan baik dan benar serta memiliki
kebiasaan bersikap jujur dan bertanggungjawab, karena sebaik apapun sebuah sistem itu dibuat
29 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
apabila pelakunya tidak menjalankan dengan bertanggungjawab maka hanya akan
menghasilkan permasalahan dalam sebuah usaha.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/alwayswinliew/bab-4persediaan#

Mulyadi. Sistem Akuntansi. Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta, 2008

30 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N

Anda mungkin juga menyukai