DISUSUN OLEH :
2016
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha yang telah memberikan rahmat, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah “ Sistem Akuntansi Persediaan “. Makalah ini penulis susun untuk
memenuhi syarat penilaian pada mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi , dan penulis harap
makalah ini dapat bermanfaat dikemudian hari.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mohon kritik
dan saran dari pembaca demi kesempurnaan untuk memperbaiki pembuatan makalah berikutnya.
Atas perhatiannya, penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih.
Penyusun
i|S I S T E M A KU N TA N S I P E RS E D I A A N
DAFTAR ISI
ii | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
BAB I
PENDAHULUAN
2|S I S T E M A KU N TA N S I P E RS E D I A A N
15. Bagaimana sistem pengendalian intern yg dibutuhkan dalam pemprosesan persediaan ?
BAB II
Pengertian persediaan dalam hal ini adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-
barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode waktu tertentu atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan
bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.
Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdir dari : persediaan produk jadi, persediaan
produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis
3|S I S T E M A KU N TA N S I P E RS E D I A A N
pakai pabrik, persediaan duku cadang. Dalam perusahaan dagang persediaan hnya terdiri dari satu
golongan, yaitu persediaan barang dagangan, yang merupakan barang yang dibeli untuk tujuan
dijual kembali. Transaksi yang mengubah persediaan produk jadi, persediaan bahan baku,
persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, dan persediaan suku cadang,
bersangkutan dengan transaksi intern perusahaan dan transaksi yang menyangkut pihak luar
perusahaan (penjuan dan pembeli), sedangkan transaksi yang mengubah persediaan produk dalam
proses seluruhnya berupa transaksi intern perusahaan.
Sistem pencatatan persediaan yang lazim digunakan ada dua macam yaitu:
Sistem fisik (physical inventory system)
Sistem persediaan fisik atau periodik adalah sistem dimana harga pokok penjualan dihitung
secara periodik dengan mengandalkan semata-mata pada perhitungan fisik tanpa menyelenggarakan
catatan hari ke hari atas unit yang terjual atau yang ada ditangan. Sistem fisik digunakan untuk
menentukan jumlah kuantitas persediaan barang dan dilakukan pada akhir periode akuntansi. Cara
perhitungan harga pokok penjualan dilakukan seperti berikut ini:
Persediaan barang dagang pada awal periode Rp. xxx
Pembelian Rp. xxx
Biaya angkut pembelian Rp. xxx
Total Rp. xxx
Retur & pot. Pembelian ( Rp. xxx )
Pembelian bersih Rp. xxx
Barang tersedia untuk dijual Rp. xxx
Persediaan akhir periode ( Rp. xxx )
Harga pokok penjualan Rp. Xxx
4|S I S T E M A KU N TA N S I P E RS E D I A A N
Sistem Perpetual (Perpetual Inventory System)
Sistem persediaan perpetual adalah suatu sistem yang menyelenggarakan pencatatan terus-
menerus yang menelusuri persediaan dan harga pokok penjualan atas dasar harian. Perkiraan
persediaan didukung dalam kartu-kartu pembantu persediaan (kartu persediaan). Kartu persediaan
digunakan untuk mencatat transaksi setiap jenis persediaan, memuat nama barang, tempat
penyimpanan barang, kode barang dan kolom-kolom yang dipakai untuk mencatat transaksi adalah
tanggal, pembelian (pemasukan), penjualan (pengeluaran) dan sisa atau saldo persediaan
Sistem perpetual memudahkan dalam penyusunan neraca dan laporan perhitungan laba rugi
karena penentuan persediaan akhir tidak perlu lagi menghitung fisiknya tetapi perhitungan fisiknya
tetap dilakukan untuk tujuan pengawasan terhadap persediaan barang
Perbedaan pencatatan transaksi persediaan barang pada metode fisik dan perpetual secara
rinci pada tabel berikut:
Perbedaan Metode Phisik dan Perpetual
Berikut ini adalah ilustrasi jurnal untuk sistem perpetual dan sistem periodic, namun belum
mencakup seluruh transaksi berkaitan dengan persediaan, seperti pembayaran ongkos angkut,
penerimaan dan pemberian diskon.
6|S I S T E M A KU N TA N S I P E RS E D I A A N
4.000 dan HP HPP 1.500
barang Rp 1.500 Pers. Brg Dag
1.500
Mutlak harus dilakukan
inventarisasi fisik karena tanpaTanpa inventarisasi sudah dapat
Pada akhir
inventarisasi fisik barang, tidakdiketahui persediaan, namun
tahun
dapat diketahui persediaan yanginventarisasi perlu dilakukan
ada
Misalkan Ikhtisar L/R 150
4.
menurut Pers. B.D.
Jika hasil inventarisasi fisik tidak
perhitungan Pers B.D 150
sama dengan saldo rekening
fisik pd akhir Ikhtisar L/R 200
persediaan, perusahaan perlu
thn saldo
membuat jurnal, jika sama tidak
persediaan Rp 200
perlu membuat jurnal.
200 & pd awal
tahun Rp 150.
II.3 Sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem akuntansi persediaan
Menurut system periodic terdapat beberapa cara,seperti berikut ini:
Metode Identifikasi Khusus (Speciafic identification method)
Metode harga pokok yang didasarkan atas metode identifikasi khusus adalah suatu metode
penilaian harga yang didasarkan atas nilai perolehan dari barang yang sesungguhnya.
Penggunaan metode ini biasanya dipakai untuk barang yang tidak banyak unitnya (kuantitasnya)
dan harganya pun cukup mahal.
Contoh:
PT. Angkasa Putra selama bulan Januari 2010 mempunyai data tentang persediaan sebagai
berikut:
Jan. 1 Persediaan 1.750 unit @ Rp. 6.000/unit
Jan. 5 Pembelian 1.000 unit @ Rp. 6.200/unit
Jan. 10 Pembelian 2.000 unit @ Rp. 6.250/unit
Jan. 15 Pembelian 1.500 unit @ Rp. 6.400/unit
Jan. 20 Pembelian 3.000 unit @ Rp. 6.250/unit
Jan. 25 Pembelian 2.500 unit @ Rp. 6.500/unit
Jan. 30 Pembelian 2.000 unit @ Rp. 6.400/unit
7|S I S T E M A KU N TA N S I P E RS E D I A A N
Berdasarkan inventarisasi secara fisik, ternyata jumlah persediaan pada tanggal 30 Januari 2010
sebanyak 3.000 unit, terdiri dari : Pembelian tanggal 30 Januari 50 %, pembelian tanggal 25
Januari 25% dan selebihnya pembelian tanggal 5 Januari 2010.
Tentukan nilai perediaan tanggal 31 Januari 2010 dengan metode tanda pengenal khusus!
Jawab:
Nilai persediaan pada tanggal 31 Januari 2010 adalah :
1.500 x Rp. 6.400 = Rp. 9.600.000
750 x Rp. 6.500 = Rp. 4.875.000
750 x Rp. 6.200 = Rp. 4.650.000
3.000 unit Rp.19.125.000
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out)
Metode First In First Out (FIFO) adalah metode penilaian persediaan yang menganggap
barang yang pertama kali masuk diasumsikan keluar pertama kali pula. Pada umumnya
perusahaan menggunakan metode ini, sebab metode ini perhitungannya sangat sederhana baik
sistem fisik maupun sistem perpetual akan menghasilkan penilaian persediaan yang sama.
8|S I S T E M A KU N TA N S I P E RS E D I A A N
Metode Last In First Out (LIFO) adalah metode penilaian persediaan yang terakhir masuk
diasumsikan akan keluar atau dijual pertama kali. Metode ini memiliki konsep yang cukup
sederhana namun sulit dilaksanakan. Pengaruh penggunaan metode LIFO terhadap penentuan
laba bersih usaha, jika harga cenderung naik maka laba perusahaan terlalu kecil atau sebaliknya.
Metode LIFO secara sistem fisik ditentukan dengan cara saldo fisik yang ada dikalikan harga
pokok perunit barang yang masuk pada awal periode bila saldo fisik ternyata lebih besar dari
barang yang masuk pada awal periode maka diambilkan dari harga pokok perunit yang masuk
berikutnya. Sedangkan dengan sistem perpetual, setiap kali ada transaksi baik pembelian
maupun penjualan dicatat dalam kartu persediaan.
Metode rata-rata
a. Rata-rata sederhana
Dalam metode ini harga per unit persediaan dihitung dengan cara: jumlah harga per unit
setiap kali pembelian dibagi dengan jumlah atau frekwensi pembeliaannya.
Biaya perunit = Total harga perunit pembelian
Frekuensi pembelian
Nilai persediaan akhir = Persediaan akhir x biaya perunit
Harga pokok penjualan = unit yang dikeluarkan x biaya perunit
b. Rata-rata tertimbang
Dalam metode ini harga per unit persediaan dihitung dengan cara: jumlah total nilai
pembelian dibagi dengan total unit yang dibeli.
Biaya perunit = Jumlah harga perunit x banyaknya unit
Banyaknya Unit
Nilai persediaan akhir = persediaan akhir x biaya perunit
Harga pokok penjualan = unit yang dikeluarkan x biaya perunit
Contoh:
PT. Angkasa Putra selama bulan Januari 2011 mempunyai data tentang persediaan sebagai
berikut:
Jan. 1 Persediaan 1.000 unit @ Rp. 500/unit
Jan. 10 Pembelian 800 unit @ Rp. 550/unit
Jan. 18 Penjualan 900 unit
Jan. 20 Pembelian 700 unit @ Rp. 600/unit
Jan. 27 Penjualan 500 unit
Tentukan nilai persediaan tanggal 31 Januari 2011 apabila besarnya persediaan akhir adalah
1.100 unit. dengan metode FIFO, LIFO, Rata-rata sederhana, rata-rata tertimbang!
Jawab:
9|S I S T E M A KU N TA N S I P E RS E D I A A N
a. FIFO
Jumlah persediaan 1.100 unit terdiri dari:
Pembelian tgl 20 Januari 2011 = 700 x Rp. 600 = Rp. 420.000
Pembelian tgl 20 Januari 2011 = 400 x Rp. 550 = Rp. 220.000(+)
Jumlah 1.100 Rp. 640.000
b. LIFO
Jumlah persediaan 1.100 unit terdiri dari:
Persediaan tgl 1 Januari 2011 = 1.000 x Rp. 500 = Rp. 500.000
Pembelian tgl 10 Januari 2011 = 100 x Rp. 550 = Rp. 55.000 (+)
Jumlah 1.100 Rp. 555.000
c. Rata-Rata Sederhana
Jumlah persediaan 1.100 unit
Harga rata-rata per unit:
Rp. 500 + Rp. 550 + Rp. 600 = Rp. 550
Jadi besarnya nilai/harga pokok persediaan akhir sebesar 1.100 unit adalah:
1.100 x Rp. 550 = Rp. 605.000
d. Rata-Rata Tertimbang
Jumlah persediaan 1.100 unit
Harga rata-rata per unit:
(1.000 x Rp. 500) + (800 x Rp. 550) + (700 x Rp. 600):1000 + 800 + 700
= (Rp. 500.000 + Rp. 440.000 + Rp. 420.000) : 2.500 = Rp. 544
Jadi besarnya nilai/harga pokok persediaan akhir sebesar 1.100 unit adalah:
1.100 x Rp. 544 = Rp. 598.400
Menurut system Perpetual :
Jika perusahaan menggunakan sistem perpetual, penentuan harga pokok barang yang dijual
dan persediaan akhir dilakukan setiap perusahaan menjual barang. Untuk mempermudah
pekerjaan menentukan harga pokok ini digunakan suatu kartu yang lazim disebut Kartu
Persediaan. Satu jenis barang disediakan satu Kartu. Dengan demikian sistem ini baru cocok
untuk persediaan yang nilainya tinggi.
Contoh:
PT. Angkasa Putra selama bulan Januari 2011 mempunyai data tentang persediaan sebagai
berikut:
Jan. 1 Persediaan 1.000 unit @ Rp. 500/unit
Jan. 10 Pembelian 800 unit @ Rp. 550/unit
10 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
Jan. 18 Penjualan 900 unit
Jan. 20 Pembelian 700 unit @ Rp. 600/unit
Jan. 27 Penjualan 500 unit
Tentukan nilai persediaan tanggal 31 Januari 2011 apabila besarnya persediaan akhir adalah
1.100 unit. dengan metode FIFO, LIFO, Rata-rata bergerak !
Jawab :
Metode FIFO:
Dalam metode ini diasumsikan bahwa harga pokok dari persediaan yang pertama kali masuk
dari pembelian, dikeluarkan terlebih dahulu pada saat terjadi penjualan.
Diterima Dikeluarkan Persediaan (saldo)
Tgl Uni
Ket
Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah
t
Jan
Persediaan 1000 500 500.000
1
1000 500 500.000
Pembelian 800 550 440.000
10 800 550 440.000
1 100 500 50.000
Dijual 900 500 450.000
8 800 550 440.000
100 500 50.000
2
Pembelian 700 600 800 550 440.000
0 420.000
700 600 420.000
2 100 500 50.000 400 550 220.000
Dijual
7 400 550 275.000 700 600 420.000
Dari kartu persediaan tersebut, besarnya nilai persediaan akhir adalah :
400 @ Rp. 550 = Rp. 220.000
700 @ Rp. 600 = Rp. 420.000
1.100 Rp. 640.000
Metode LIFO:
Dalam metode ini diasumsikan bahwa harga pokok dari persediaan yang terakhir masuk dari
pembelian, dikeluarkan terlebih dahulu pada saat terjadi penjualan.
Diterima Dikeluarkan Persediaan (saldo)
Tgl Ket Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah
Jan1 Persediaan 1000 500 500.000
1000 500 500.000
Pembelian 800 550 440.000
10 800 550 440.000
11 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
800 550 440.000 900 500 450.000
18 Dijual
100 500 50.000
2 900 500 450.000
Pembelian 700 600 420.000
0 700 600 420.000
500 600 300.000 900 500 450.000
27 Dijual
200 600 120.000
Dari kartu persediaan tersebut, besarnya nilai persediaan akhir adalah :
900 @ Rp. 500 = Rp. 450.000
200 @ Rp. 600 = Rp. 120.000
1.100 Rp. 570.000
12 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
b. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok produk
jadi yang dijual adalah surat order pengiriman dan faktur penjualan. Surat order
pengiriman diterima oleh bagian gudang dan bagian order penjualan. Setelah bagian
gudang mengisi surat order pengiriman tersebut dengan kuantitas produk jadi yang
diserahkan kepada bagian pengiriman, atas dasar surat order pengiriman tersebut
bagian gudang mencatat kuantitas yang diserahkan ke bagian pengiriman dalam
kartu gudang. Harga pokok produk jadi yang dijual dicatat oleh bagian kartu
persediaan dalam kartu persediaan atas dasar tembusan faktur yang diterima oleh
bagian tersebut dari bagian penagihan.
c. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur permintaan dan pengeluaran
barang gudang adalah bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.
d. Dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan membukukan hasil
perhitungan fisik persediaan adalah kartu perhitungan fisik (inventory tag) yang
digunakan untuk merekam hasil perhitungan fisik persediaan, daftar hasil
perhitungan fisik (inventory summary) yang digunakan untuk meringkas data yang
telah direkam dalam hasil kartu perhitungan fisik persediaan, dan bukti memorial
digunakan untuk membukukan adjustment rekening persediaan sebagai akibat dari
hasil penghitungan fisik ke dalam jurnal umum.
2. Catatan akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penghitungan fisik persediaan adalah:
a. Kartu Persediaan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat kuantitas dan
harga pokok barang yang di simpan di gudang yang tercantum dalam kartu
persediaan oleh Bagian Kartu Persediaan, berdasarkan hasil penghitungan fisik
persediaan.
b. Kartu Gudang, kartu gudang ini berfungi sebagai identitas barang yang disimpan,
untuk memudahkan pencarian barang dan sekaligus untuk mencatat mutasi kuantitas
barang yang tercantum dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh Bagian
gudang, berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
c. Jurnal Umum, dalam sistem penghitungan fisik persediaan jurnal umum digunakan
untuk mencatat jurnal adjustment rekening persediaan karena adanya perbedaan
antara saldo yang dicatat dalam rekening persediaan dengan saldo menurut
penghitung fisik.
13 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
Tambahan produk jadi yang dikirim oleh fungsi produksi ke fungsi gudang dicatat
oleh Bagian Gudang di dalam kartu gudang berdasarkan laporan produk selesai yang
diterima oleh Bagian Gudang dari Bagian Produksi. Harga pokok produksi jadi yang
ditransfer dari Bagian Gudang dicatat oleh Bagian Kartu Persediaan dan Bagian Jurnal.
Pencatatan harga pokok jadi dilakukan oleh Bagian Kartu Persediaan berdasarkan
laporan produk selesai yang diterima oleh Bagian Kartu Persediaan dari Bagian Produksi.
Berdasarkan laporan produk selesai tersebut, Bagian Kartu Persediaan menghitung harga
pokok produk selesai berdasarkan data biaya produksi yang telah dikumpulkan dalam kartu
harga pokok produk pesanan yang bersangkutan. Total harga pokok produk ini dipakai
sebagai dasar untuk membuat bukti memorial, yang merupakan dokumen sumber bagi
Bagian Kartu Persedian untuk mencatat harga pokok produk selesai dalam kartu persediaan.
Bagian Jurnal mencatat harga pokok produk jadi di dalam jurnal umum berdasarkan
bukti memorial yang dilampiri dengan dokumen pendukung berupa kartu harga pokok dan
laporan produk selesai. Jurnal yang dibuat untuk mencatat harga pokok produk jadi adalah:
Persediaan Produk Jadi xxx
14 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
Gambar 15.5 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi
Membuat
Secara periodik
rekapitula
si HPP
Rekapitulasi
HPP
N
Membuat Bukti
Memorial Selesai
Jurnal
Rekap HPP Umum
Bukti
Memorial
16 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
Gambar 15.6 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi yang Dijual
II.6 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi yang Diterima Kembali dari Pembeli
Apabila produk jadi yang telah dijual dikembalikan oleh pembeli, maka transaksi retur
penjualan ini akan mempengaruhi persediaan produk jadi, yaitu menambah kuantitas produk
jadi dalam kartu gudang, serta menambah kuantitas dan harga pokok produk jadi yang dicatat
oleh Bagian Kartu Persedian dalam kartu persediaan produk jadi.
1. Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang
dikembalikan oleh pembeli adalah laporan penerimaan barang dan memo kredit. Laporan
penerimaan barang digunakan oleh Bagian Gudang untuk mencatat kuantitas poduk jadi
yang diterima dari pembeli ke dalam kartu gudang, sedangkan memo kredit yang diterima
dari Bagian Order Penjualan digunakan oleh Bagian Kartu Persediaan untuk mencatat
kuantitas dan harga pokok produk jadi yang dikembalikan oleh pembeli ke dalam kartu
persediaan.
2. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur pencatatan produk jadi adalah
kartu gudang, kartu persediaan, dan jurnal umum atau jurnal retur penjualan jika perusahaan
menggunakan jurnal khusus.
3. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi yang Diterima
Kembali dari Pembeli
Berikut ini adalah gambar yang memperlihatkan prosedur pencatatan harga pokok
produk jadi yang dikembalikan oleh pembeli dalam sistem retur penjualan.
Mengisi
harga pokok
N barang pada
memo
Kartu LPB 1
kredit
Gudang N
Memo 2
Selesai
Kredit
Jurnal
Retur
1
Penjualan
17 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
Kartu
Persediaa
n
Gambar 15.7 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk yang Diteima Kembali dari Pembeli (Hal.
566)
Pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima dari pembeli dilakukan oleh
Bagian Kartu Persediaan berdasarkan memo kredit yang diteima dari Bagian Penerimaan
melalui Bagian Piutang. Bagian Kartu Persediaan mengisi harga pokok produk jadi yang
diterima kembali berdasarkan data harga pokok per unit yang tecantum dalam kartu
persediaan yang bersangkutan. Total harga pokok penjualan tesebut kemudian dicantumkan
di dalam bukti memorial dan dijadikan sebagai dokumen sumber pencatatan ke kartu
persediaan oleh Bagian Kartu Persediaan.
Transaksi tersebut oleh bagian jurnal dicatat dalam jurnal retur penjualan
berdasarkan memo kredit yang dilampiri dengan laporan penerimaan barang.
Persediaan Produk Jadi xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
18 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
2. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan HPP dalam Proses
19 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
Di dalam bagan alir tersebut dapat kita lihat bahwa Bagian Kartu Persediaan
melakukan penghitungan harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir periode
akuntansi berdasarkan data yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok produk. Laporan
produk dalam proses yang diterima Bagian Kartu Persediaan dari bagian Produksi berisi
informasi kuantitas produk dalam proses dan taksiran tingkat penyelesaian produk dalam
proses yang ada di fungsi produksi pada akhir periode akuntansi. Data harga pokok
persediaan produk dalam proses digunakan oleh Bagian Kartu Persediaan untuk membuat
dua macam bukti memorial, yaitu:
a. Bukti memorial yang digunakan untuk mencatat besarnya biaya overhead pabrik yang
diperhitungkan ke dalam harga pokok produk dalam proses berdasarkan tarif yang
ditentukan di muka. Berikut ini adalah jurnal umum yang dibuat:
Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik xxx
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan xxx
b. Bukti memorial yang digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam
proses pada akhir periode akuntansi. Berikut ini adalah jurnal umum yang dibuat:
Persediaan Produk dalam Proses xxx
Barang dalam Proses xxx
20 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
Berasarkan bukti kas keluar, bagian kartu persediaan mencatat rincian persediaan
yang dibeli di dalam kartu persediaan yang bersangkutan. Bagian gudang mencatat
tambahan kuantitas persediaan yang dibeli di dalam kartu gudang berdasarkan laporan
penerimaan barang yang diterima oleh bagian gudang dari bagian pengiriman.
II.9 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dikembalikan Kepada Pemasok
1. Dokumen
a. Laporan pengiriman barang, digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat kuantitas
persediaan yang akan dikirimkan kembali kepada pemasok ke dalam kartu gudang.
b. Memo debit yang diterima dari bagian pembelian digunakan oleh bagian kartu
persediaan untuk mencatat kuantitas dan harga pokok persediaan yang dikembalikan
kepada pemasok ke dalam kartu persediaan.
21 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
di dalam arsip bukti kas keluar yang belum dibayar (unpaid voucher file). Karena
perusahaan menggunakan voucher payable system dalam pencatatan utangnya, catatan
utang diselenggarakan dalam bentuk arsip bukti kas keluar yang belum dibayar.
Bagian kartu persediaan mencatat berkurangnya persediaan akibat retur pembelian
didalam kartu persediaan berdasarkan memo debit yang dilampiri dengan laporan
penerimaan barang. Bagian jurnal mencatat berkurangnya utang dan persediaan sebagai
akibat retur pembelian di dalam jurnal retur pembelian berdasarkan memo debit yang telah
di isi harga pokok per satuan dan harga pokok total oleh bagian kartu persediaan.
Gambar 15.10 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dikembalikan Kepada Pemasok
22 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
2. Bagan Alir Dokumen Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang
23 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
bagian kartu persediaan untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan
kedalam kartu persediaan, berkurangnya biaya ke dalam kartu biaya, dan pengembalian
barang gudang tersebut ke dalam jurnal umum.
24 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
Manajer atau Pengelola Perusahaan : Akuntansi digunakan oleh manajer dalam
pengambilan kebijakan di perusahaan yang sangat penting untuk mencapai tujuan
perusahaan. Diantaranya untuk meningkatkan penjualan, dan efisiensi biaya.
Investor dan Kreditur : Investor adalah pihak yang ingin menanamkan modalnya kedalam
perusahaan yang diminati dalam rangka memperoleh keuntungan. Sedangkan kreditur
adalah pihak yang akan meminjamkan dananya kepada perusahaan. Oleh karena itu investor
dan kreditur harus mengetahui kondisi keuangan perusahaan, untuk kemudian dianalisis
untuk menentukan apakah ingin menanamkan modalnya atau untuk memberikan pinjaman
kepada perusahaan.
Dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan membukukan hasil perhitungan
fisik persediaan adalah:
3. Bukti memorial
Dokumen ini digunakan untuk merekam hasil perhitungan fisik persediaan. Dalam
perhitungan fisik persediaan, setiap jenis persediaan dihitung dua kali secara independen oleh
perhitungan (counter) dan pengecek (checker). Kartu perhitungan fisik dibagi menjadi 3 bagian,
yang tiap bagian dapat dipisahkan 1 dengan yg lainnya dengan cara menyobeknya pada waktu
proses perhitungan fisik persediaan dilaksanakan. Bagian ketiga kartu perhitungan fisikk
(bagian bawah) disediakan untuk merekam data hasil perhitungan oleh penghitung pertama.
Bagian kedua (bagian tengah) kartu tersebut digunakan untuk merekam hasil perhitungan yang
25 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
dilakukan oleh penghitung kedua (pengecek). Bagian kesatu (bagian atas) kartu tersebut
digunakan untuk member tanda jenis persediaan yang telah dihitung dengan cara
menggantungkan bagian kartu tersebut pada tempat penyimpanan barang yang bersangkutan.
Data yang direkam dalam bagian kedua kartu perhitungam fisik dicatat dalam daftar hasil
perhitungan fisik setelah data dalam bagian kedua diperiksa kecocokannya dengan data yang
dicatat dalam bagian ketiga kartu tersebut.
Dokumen ini digunakan untuk meringkas data yang telah direkam dalam bagian kedua kartu
perhitungan fisik. Data yang disalin dari bagian kedua kartu perhitungan fisik kedalam daftar ini
adalah : nomor kartu perhitungan fisik, nomor kode persediaan, nama persediaan, kuantitas dan
satuan. Dokumen ini diisi dengan harga pokok persatuan dan harga pokkok total tiap jenis
persediaan oleh bagian kartu persediaan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan.
Daftar hasil perhitungan fisik persediaan yang telah selesai diproses kemudian di tandatangani
oleh ketua panitia perhitungan fisik dan di otorisasi oleh Direktur Utama. Daftar ini kemudian
digunakan untuk meminta pertanggungjawaban dari bagian gudang mengenai pelaksanaan
fungsi penyimpanan barang gudang dan pertanggungjawaban dari bagian kartu persediaan
mengenai keandalan penyelenggaraan catatan akuntansi persediaan. Berdasarkan informasi
yang tercantum dalam kolom harga pokok total pada daftar hasil perhitungan fisik dilakukan
adjustment terhadap data kuantitas dan saldo harga pokok yang dicatat dalam kartu persediaan
yang bersangkutan.
3. Bukti Memorial
Dokumen ini merupakan dokumen sumber yang digunakan untuk membukukan adjustment
kartu persediaan sebagai akibat dari hasil perhitungan fisik kedalam jurnal umum. Data yang
digunakan sebagai dasar pembuatan bukti memorial ini adalah selisih jumlah kolom pokok total
dalam daftar hasil perhitungan fisik dengan saldo harga pokok persediaan yang bersangkutan
menurut kartu persediaan.
1. Kartu persediaan
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat adjustment terhadap data persediaan (Kuantitas
dan Harga Pokok Total) yang tercantum dalam kartu persediaan oleh bagian kartu persediaan.
26 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
2. Kartu Gudang
Catatan ini digunakan untuk mencatat adjustment terhadap data persediaan (Kuantitas) yang
tercantum dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh bagian gudang
3. Jurnal Umum
Dalam perhitungan fisik persediaan, jurnal umum digunakan untuk jurnal adjustment kartu
persediaan karena adanya perbedaan antara saldo yang dicatat dalam kartu persediaan dengan
saldo menurut perhitungan fisik.
28 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
Peralatan dan metode yang digunakan untuk mengukur dan menghitung kuantitas
persediaan harus dijamin ketelitiannya. Hal ini dimaksudkan agar hasilpenghitungan fisik
persediaan teliti dan andal.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari persediaan produk jadi,
persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong,
persediaan bahan habis pakai pabrik, dan persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang
persediaannya hanya terdiri dari satu golongan yaitu persediaan barang dagang yang
merupakan barang yang dibeli kemudian dijual kembali tanpa ada proses pengolahannya
terlebih dahulu. Metode pencatatan dari persediaan sendiri ada dua macam yaitu metode mutasi
persediaan (perpectual inventory method) dan metode persediaan fisik (physical inventory
method). Dari kedua metode tersebut dalam pencatatan akuntansinya juga dibedakan lagi
menjadi beberapa metode yaitu FIFO, LIFO, Average, dan tanda pengenal khusus.
Sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem akuntansi persediaan sangat
banyak, beberapa diantaranya yaitu prosedur pencatatan produk jadi, prosedur pencatatan harga
pokok produk jadi yang dijual, prosedur pencatatan produk jadi yang diterima lagi dari
pembeli, prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok persediaan
produk dalam proses, prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli, prosedur
pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok, prosedur permintaan
dan pengeluaran barang dari gudang, prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan
karena pengembalian barang gudang, dan sistem perhitungan fisik persediaan. Karena ada
banyak sistem dan prosedur yang terlibat, perusahaan yang memiliki persediaan juga memiliki
sistem pengendalian intern agar kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja dapat
diminimalisir.
III.2 Saran
Agar sistem akuntansi persediaan dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat
seperti yang diharapkan oleh pihak-pihak yang terlibat, alangkah lebih baik jika sistem ini
disusun berdasarkan kebutuhan usaha dan karyawan serta seluruh elemen yang terlibat dalam
sistem ini dapat memahami sistem akuntansi persediaan dengan baik dan benar serta memiliki
kebiasaan bersikap jujur dan bertanggungjawab, karena sebaik apapun sebuah sistem itu dibuat
29 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N
apabila pelakunya tidak menjalankan dengan bertanggungjawab maka hanya akan
menghasilkan permasalahan dalam sebuah usaha.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/alwayswinliew/bab-4persediaan#
30 | S I S T E M A K U N T A N S I P E R S E D I A A N