Anda di halaman 1dari 62

PENGELOLAAN DAN PENCATATAN DANA KAS

KECIL PADA PT TELKOM INDONESIA, Tbk


KANDATEL RIKEP

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III

Oleh:

SHIENTA FEETDINAMIKA PRATIWI


31105036

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK BATAM
2008
HALAMAN PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

PENGELOLAAN DAN PENCATATAN DANA KAS KECIL

PADA PT TELKOM INDONESIA, Tbk KANDATEL RIKEP

Batam, 23 Juni 2008

Dosen Pembimbing

Arniati, MSi.Akt
100003
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayahNya kepada penulis untuk dapat menjalani

kehidupan sampai saat ini, tak lupa salawat dan salam penulis haturkan kepada

junjungan nabi besar Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi kita.

Alhamdulillah, pada kesempatan ini penulis telah diberi kesempatan untuk

dapat menyelesaikan tugas akhir ini guna memenuhi syarat kelulusan program

Diploma III Akuntansi dengan judul “Pengelolaan dan Pencatatan Dana Kas

Kecil pada PT Telkom Indonesia, Tbk Kandatel Rikep“ .

Dalam proses penulisan dan penyusunan tugas akhir ini tidak terlepas dari

bantuan dan dorongan yang diberikan dari berbagai pihak dan yang telah banyak

mengajarkan dan membimbing penulis selama mengerjakan tugas akhir ini. Untuk

itu penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Kedua orangtua penulis lovely MiPa (Umi dan Papa) atas dukungan moril dan

materiil serta doa yang selalu menyertai penulis.

2. Untuk kedua mamashku, Endiet dan Singgih ”bjo” serta mbak ophie dan

ponakanku Nabil.

3. Untuk bu Arniati selaku pembimbing satu-satunya dalam penulisan dan

penyusunan tugas akhir yang telah sabar membimbing, makasih banyak Bu

buat bimbingan yang diberikan.

4. Untuk Pak Fahruddin Lubis selaku wali kelas akuntansi 2005 yang selalu

memberikan semangat dan motivasi selama ini.


5. Untuk Bu Sinarti selaku Kaprodi akuntansi dan seluruh dosen akuntansi yang

telah memberikan ilmu yang tak ternilai harganya kepada kami serta seluruh

staff Politeknik Batam makasih banyak pak, bu…

6. Buat teman-teman seperjuangan akuntansi 2005, teman satu bimbingan, teman

liqo, teman yang udah mau ditumpangi Nta waktu pulang, dan yang lainnya

makasih untuk semangat dan doa yang diberikan semoga sukses selalu ya

teman.

7. Untuk finance service PT Telkom Indonesia, Tbk Kandatel Rikep, Pak Epi,

Bu Eva, Bu Alit, Bu Anis, Bu Ibeth, Mbak Rina, Mbak Lilis dan teman

magangku di kantor Dina makasih buat doanya semua mudah-mudahan

terkabul, amin.

8. Dan semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan

satu persatu, penulis ucapkan terima kasih.

Pada kesempatan ini juga penulis mohon maaf kepada semua pihak atas

kesalahan dan kekhilafan yang penulis lakukan baik perbuatan maupun perkataan

selama ini.

Batam, 03 Juni 2008

Shienta Feetdinamika Pratiwi

Penulis
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembentukan Dana Kas Kecil Sistem Imprest ............................. 14

Tabel 2.2 Pengisian Kembali Dana Kas Kecil Sistem Imprest ..................... 15

Tabel 2.3 Pembentukan Dana Kas Kecil Sistem Fluktuasi .......................... 16

Tabel 2.4 Pembayaran Menggunakan Dana Kas Kecil Sistem Fluktuasi .. 16

Tabel 2.5 Pengisian Kembali Dana Kas Kecil Sistem Fluktuasi ................. 16

Tabel 4.1 Pencatatan Dana Kas Kecil Pembelian Alat Tulis Menulis

(ATM) Metode Imprest ................................................................... 35

Tabel 4.2 Pencatatan Dana Kas Kecil Kegiatan Rapat Metode Imprest ..... 38

Tabel 4.3 Pencatatan Dana Kas Kecil Pembelian Alat Tulis Menulis

(ATM) Metode Fluktuasi................................................................. 40

Tabel 4.4 Pencatatan Dana Kas Kecil Kegiatan Rapat Metode Fluktuasi.. 45
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT TELKOM INDONESIA, Tbk Kandatel


Riau Kepulauan ............................................................................. 24
ABSTRAK

Kas adalah jenis aktiva yang paling likuid salah satu contohnya adalah kas kecil,
untuk itu dalam pengelolaan dan pencatatan dana kas kecil dalam sebuah
perusahaan mutlak dilakukan agar tidak disalahgunakan penggunaannya, untuk
melakukan hal tersebut dapat digunakan dengan dua metode yaitu imprest dan
fluktuasi. Untuk sebagian perusahaan guna melakukan pengendalian yang baik
terhadap kas yang dimiliki adalah dengan menggunakan metode imprest karena
efektif terhadap kegiatan yang terjadi di perusahaan. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui kebijakan perusahaan mengenai kegiatan
apa saja yang dibiayai menggunakan dana kas kecil, metode yang digunakan dan
bagaimana jika menggunakan metode lain dalam pengelolaan dan pencatatan dana
kas kecil pada PT Telkom Indonesia, Tbk Kandatel Riau Kepulauan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara dan observasi, jenis
data yang digunakan data primer dan sekunder serta metode analisa data adalah
deskriptif yakni menggambarkan pengelolaan dan pencatatan atas transaksi
perusahaan yang dibiayai menggunakan dana kas kecil sehingga penulis
memperoleh kesimpulan bahwa kebijakan perusahaan dalam menetapkan dana
kas kecil harus sesuai dengan NOA (Nature Of Account) dalam artian anggaran
yang telah direncanakan pada tahun sebelumnya untuk pelaksanaan ditahun
berjalan harus sesuai, kegiatan yang dibiayai dana kas kecil adalah untuk
pembelian alat tulis menulis dan kegiatan rapat, metode yang digunakan metode
imprest sehingga pengendalian dan pengawasan kas dapat dilakukan dengan baik
jika dibandingkan menggunakan metode fluktuasi.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi

ABSTRAK .................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ viii

BAB I : PENDAHULUAN................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ....................................................... 3

1.3 Batasan Masalah ............................................................ 3

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................... 4

1.6 Sistematika Penulisan .................................................... 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 6

2.1 Pengertian Kas ............................................................... 6

2.2 Pengertian Kas Kecil ..................................................... 7

2.3 Sistem Pencatatan Kas Kecil ........................................ 9

2.4 Deskripsi Kegiatan Sistem Dana Kas Kecil .................. 11


2.4.1 Sistem Imprest ................................................... 11

2.4.2 Sistem Fluktuasi ................................................ 14

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN

UMUM PERUSAHAAN ....................................................... 15

3.1 Metodologi Penelitian .................................................... 15

3.1.1 Teknik Pengumpulan Data ................................ 15

3.1.2 Jenis dan Sumber Data ....................................... 16

3.1.3 Metode Analisis Data ........................................ 16

3.2 Gambaran Umum Perusahaan ....................................... 17

3.2.1 Sejarah Perundang-undangan ............................ 17

3.2.2 Sekilas Perusahaan ............................................. 19

3.2.3 Visi, Misi dan Sasaran Perusahaan .................... 21

3.2.3.1 Visi ..................................................... 21

3.2.3.2 Misi .................................................... 21

3.2.3.3 Sasaran ............................................... 21

3.2.4 Struktur Organisasi ............................................ 22

3.2.5 Job Description .................................................. 23

3.2.6 Produk dan Jasa ................................................. 25

3.2.6.1 Personal .............................................. 25

3.2.6.2 Korporat ............................................. 26

3.2.7 Kebijakan ........................................................... 27

BAB IV : PEMBAHASAN ..................................................................... 28

4.1 Pengelolaan Dana Kas Kecil .......................................... 28


4.2 Deskripsi Kegiatan Dana Kas Kecil .............................. 30

4.3 Pencatatan Dana Kas Kecil ............................................ 33

4.3.1 Sistem Imprest ................................................... 33

4.3.2 Sistem Fluktuasi ................................................. 38

BAB V : PENUTUP ............................................................................... 48

5.1 Kesimpulan .................................................................... 48

5.2 Saran .............................................................................. 49

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 50

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kas merupakan pos yang paling aktif di dalam laporan keuangan dan

sebagian besar transaksi dalam suatu perusahaan berkaitan dengan kas. Unsur-

unsur kas adalah semua mata uang baik kertas maupun logam, mata uang dalam

negeri maupun luar negeri. Selain mata uang termasuk juga dalam golongan kas

beberapa surat-surat berharga yang mempunyai sifat-sifat seperti mata uang.

Sumber kas suatu perusahaan dapat berasal dari penjualan baik tunai maupun

secara kredit, pinjaman maupun bantuan secara cuma-cuma.

Dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, transaksi

pengeluaran kas perusahaan terjadi dalam jumlah besar maupun kecil. Dalam hal

ini untuk melakukan pembayaran dalam jumlah besar perusahaan menggunakan

cek bank sedangkan untuk pembayaran yang jumlahnya relatif kecil dan

dipergunakan untuk mendanai transaksi rutin maka perusahaan mengambil

kebijaksanaan mengalokasikan sejumlah dana untuk membentuk dana khusus

dengan jumlah yang relatif kecil dan disebut dengan kas kecil (petty cash).

Dana yang ditentukan dalam kas kecil harus ditetapkan melalui keputusan

manajemen dan tidak boleh melebihi ketentuan tersebut. Pada saat perusahaan

mengambil keputusan untuk membentuk kas kecil, maka perusahaan menyisihkan

sejumlah dana untuk kas kecil, sebesar jumlah tertentu yang ditetapkan oleh
manajemen. Jumlah dana kas kecil dibatasi tidak lebih atau tidak kurang dari

suatu jumlah tertentu yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan.

Tentunya masing-masing perusahaan menetapkan jumlah yang berbeda

sesuai dengan skala operasional perusahaan (biasanya antara Rp500.000,- sampai

dengan Rp5.000.000,-). Terlepas dari material atau tidaknya nilai dari kas kecil,

kas kecil memiliki peranan yang penting di dalam operasional perusahaan.

Transaksi-transaksi kecil yang rutin terjadi setiap hari mulai sejak awal jam

operasional perusahan di pagi hari sampai akhir jam operasional di sore atau

malam hari.

Untuk itu, perusahan hendaklah melakukan pengelolaan kas kecil secara

baik. Prosedur kas kecil mutlak diperlukan. Tidak ada alasan bagi perusahaan

untuk tidak melakukan pengelolaan. Pengelolaan yang tidak memadai atau

cenderung buruk akan kas kecil, dapat mengganggu kelancaran operasional

perusahaan. Dapat dibayangkan jika suatu ketika perusahaan kehabisan kas kecil,

maka akan ada banyak pembelian kecil yang tidak dapat dilakukan dengan cepat.

Layaknya pada setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya PT TELKOM INDONESIA, Tbk Kandatel Riau Kepulauan juga

memiliki kegiatan operasional yang mengakibatkan pengeluaran kas dalam

jumlah kecil.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan diatas, penulis

tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul ”PENGELOLAAN

DAN PENCATATAN DANA KAS KECIL PADA PT TELKOM INDONESIA,

Tbk Kandatel Riau Kepulauan ”


1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian yang penulis

lakukan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kebijakan PT TELKOM INDONESIA, Tbk Kandatel Riau

Kepulauan dalam pengelolaan dana kas kecil.

2. Bagaimana pencatatan dana kas kecil dengan menggunakan metode imprest

yang digunakan PT TELKOM INDONESIA, Tbk Kandatel Riau Kepulauan

dalam pengelolaan dana kas kecil.

3. Bagaimana jika pencatatan dana kas kecil di PT TELKOM INDONESIA, Tbk

Kandatel Riau Kepulauan menggunakan sistem pencatatan metode fluktuasi.

1.3 Batasan Masalah

1. Batasan Data

Data yang akan penulis gunakan dalam melakukan penelitian ini adalah data

selama pengisian kembali dana kas kecil dengan menggunakan sistem

pencatatan metode imprest dan fluktuasi.

2. Batasan Lapangan

Perusahaan yang diteliti adalah PT TELKOM INDONESIA, Tbk

KANDATEL RIAU KEPULAUAN yang beralamat di Jalan Jaksa Agung. R.

Suprapto, Batam 29422, Telepon (0778) 324277, Faksimili (0778) 326248.


1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam melakukan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui kebijakan perusahaan dalam pengelolaan dana kas kecil

yang dilakukan PT TELKOM INDONESIA, Tbk Kandatel Riau Kepulauan.

2. Untuk mengetahui pengelolaan dan pencatatan metode sistem pencatatan

dana kas kecil dengan menggunakan metode imprest pada PT TELKOM

INDONESIA, Tbk Kandatel Riau Kepulauan.

3. Untuk mengetahui pengelolaan dan pencatatan metode sistem pencatatan dana

kas kecil jika menggunakan metode fluktuasi pada PT TELKOM

INDONESIA, Tbk Kandatel Riau Kepulauan.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh hasil yang dapat bermanfaat

bagi pihak-pihak sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan, dapat menjadi referensi dalam pengelolaan dana kas kecil

dengan menggunakan metode pencatatan sistem imprest dan sistem fluktuasi.

2. Bagi penulis, mengetahui bagaimana pengelolaan dana kas kecil dan metode

pencatatan yang diterapkan PT TELKOM INDONESIA, Tbk Kandatel Riau

Kepulauan.

3. Dapat menjadi referensi bagi para pembaca khususnya mengenai pengelolaan

dan sistem pencatatan dana kas kecil dengan menggunakan metode imprest

dan metode fluktuasi.


1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis menguraikan teori mengenai kas kecil antara lain

pengertian kas, pengertian kas kecil, sistem pencatatan, deskripsi kegiatan

dari kedua metode yaitu imprest dan fluktuasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM

PERUSAHAAN

Dalam bab ini berisikan teknik pengumpulan data, jenis dan sumber data,

metode analisis, sejarah perusahaan, visi, misi dan sasaran perusahaan,

struktur organisasi, job description, produk dan jasa perusahaan, kebijakan

perusahaan mengenai dana kas kecil.

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai pengelolaan kas kecil,

deskripsi kegiatan kas kecil perusahaan, perbandingan dengan

menggunakan dua metode yakni imprest dan fluktuasi.

BAB V PENUTUP

Merupakan bab terakhir yang akan berisi kesimpulan dan saran yang

diperoleh dari hasil perbandingan dari penggunaan metode dana kas kecil

imprest dan fluktuasi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kas

Halim (2001) mendefiniskan kas adalah alat pembayaran yang siap dan

bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Kualifikasi atau

kriteria kas adalah:

1. Merupakan alat pembayaran yang sah.

2. Tidak dibatasi penggunaannya, artinya perusahaan dapat menggunakannya

tanpa pembatasan.

3. Diterima sebesar nilai nominalnya.

Sedangkan yang termasuk di dalam kriteria kas menurut Halim (2001), adalah:

1. Uang tunai

2. Cek yang diterima perusahaan

3. Saldo rekening giro

4. Pos wesel

Menurut Ardiyos (2006) pengertian kas atau uang tunai (cash) dapat

diartikan menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Suatu alat tukar yang dapat diterima oleh bank menurut nilai nominalnya.

2. Suatu alat ukur dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi.

Kas diterima oleh masyarakat umum dan digunakan untuk mengadakan

transaksi-transaksi yang termasuk kas menurut pengertian akuntansi adalah uang


kertas, uang logam, check yang belum disetorkan simpanan dalam bentuk giro dan

bilyet, travellers checks, cashier’s check, bank draft, money order dan semua

instrumen yang diterima setoran oleh bank dengan nilai nominal. Kas merupakan

aktiva paling lancar dan memiliki saldo debit.

Sedangkan menurut PSAK No.2 Laporan Arus Kas mengenai kas dan

setara kas. Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro dan setara

kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka

pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa

menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.

Menurut Kieso dan Weygant (1995) mengenai kas, harta yang paling

likuid, adalah media pertukaran baku dan dasar bagi pengukuran dan akuntansi

untuk semua pos lainnya. Kas terdiri dari uang logam, uang kertas dan dana yang

tersedia dalam deposito di bank. Instrumen- instrumen yang dapat dinegosiasikan

seperti pos wesel, cek yang disahkan, cek kasir, cek pribadi, dan wesel bank juga

dipandang sebagai kas. Definisi lain mengenai kas adalah harta tunggal yang

segera dapat dikonversikan menjadi jenis harta lain.

2.2 Pengertian Kas Kecil

Sebagaimana diketahui hampir semua perusahaan melakukan pengeluaran

kas yang jumlah rupiahnya relatif kecil, seperti pengeluaran kas untuk biaya pos,

telegram, pembelian jenis-jenis perlengkapan tertentu, perjalanan dinas dan

sebagainya. Jika pengeluaran untuk hal-hal tersebut dilakukan dengan cek, maka

jumlah lembar cek yang dibuat untuk pengeluaran-pengeluaran kecil semacam itu
akan banyak sekali. Hal ini selain menyebabkan pemborosan waktu, juga mahal.

Oleh karena itu, agar perusahaan tidak perlu menarik cek untuk setiap

pengeluaran kas yang jumlahnya relatif kecil, maka perusahaan perlu membentuk

suatu kas kecil yang disediakan khusus itu.

Mengenai kas kecil dijelaskan oleh Ardiyos (2006) kas kecil (petty cash)

adalah sejumlah uang tunai atau kas yang disediakan untuk melayani pembayaran

keperluan perusahaan yang rutin dan meliputi jumlah yang relatif kecil. Misalnya

pembelian materai, perangko, kertas, alat tulis menulis, dan lain-lain. Kas kecil

merupakan perkiraan aktiva lancar (current asset) dan lazimnya bersaldo debit.

Dana kas kecil (petty cash fund) adalah dana dalam bentuk uang kas yang

disediakan perusahaan untuk membayar keperluan rutin dan meliputi jumlah yang

relatif kecil.

Menurut Kieso dan Weygant (1995) dana kas kecil termasuk dalam harta

lancar sebagai kas karena dana ini digunakan untuk memenuhi kewajiban beban

operasi jangka pendek dan melikuidasikan kewajiban lancar. Sedangkan menurut

Baridwan (2001) kas kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar

pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila

dibayar dengan menggunakan cek. Menurut Gade (2005) kas kecil dibentuk untuk

menyediakan dana bagi pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan

tidak ekonomis apabila dibayar melalui cek.


2.3 Sistem Pencatatan Dana Kas Kecil

Pembayaran kas yang harus segera dilaksanakan dan dalam jumlah relatif

kecil dilakukan dengan menggunakan dana kas kecil. Terdapat dua metode untuk

mengelola kas kecil, yaitu metode dana tetap (imprest) dan metode dana

berfluktuasi. Menurut Ardiyos (2006) metode fluktuasi (fluctuating method)

adalah metode yang menetapkan kas kecil (petty cash) tidak dalam jumlah yang

selalu tetap melainkan memberi kemungkinan berubah-ubah (berfluktuasi).

Dengan demikian pengisian dari kas besar ke kas kecil dilakukan sewaktu-waktu

saat dana kas kecil (petty cash) dirasakan menipis.

Menurut artikel yang ditulis oleh Prasetyorini (2002) dana tetap (imprest

fund system) yaitu sistem yang menentukan besarnya rekening jumlah kas kecil

selalu tetap. Sistem ini umum digunakan di perusahaan. Dalam sistem ini jumlah

uang yang dikelola oleh pemegang kas kecil tetap dari waktu ke waktu. Sistem

dana tidak tetap (fluctuating fund system) yaitu sistem yang tidak menetapkan

besarnya kas kecil tetap melainkan berubah-ubah (fluktuasi) sesuai dengan

transaksi yang terjadi.

Sedangkan menurut Nasution (2004), metode dana tetap (imprest fund

method) ialah dengan menyediakan sejumlah uang tunai yang ditaksir dapat

membayar semua pengeluaran perusahaan yang nilainya dianggap kecil untuk

setiap periode tertentu dan metode dana tidak tetap (fluctuating fund method) ialah

dengan menyediakan sejumlah uang tunai dalam jumlah tidak tetap yang

tergantung kepada besarnya pengeluaran perusahaan yang nilainya dianggap dan

diduga akan terjadi untuk periode tertentu.


Pendapat lainnya mengenai sistem imprest juga tidak jauh berbeda yakni

dinyatakan oleh putra (2007) sistem imprest adalah dengan menyediakan sejumlah

uang tunai yang ditaksir dapat membayar semua pengeluaran perusahaan yang

nilainya dianggap kecil untuk setiap periode tertentu. Sedangkan menurut

Baridwan (2001), sistem imprest adalah pencatatan terhadap pengeluaran-

pengeluaran kas kecil yang kemudian baru akan dilakukan pada saat pengisian

kembali. Dikatakan oleh Kieso dan Weygant (1995) mengenai sistem imprest

adalah metode sederhana untuk mendapatkan pengendalian yang baik, sekaligus

mematuhi aturan pengeluaran cek.

Mengenai sistem pencatatan dana kas kecil dijelaskan oleh Halim (2001)

sistem dana berfluktuasi adalah jumlah dana kas kecil berubah-ubah, setiap terjadi

pengeluaran harus dicatat atau dijurnal sedangkan sistem dana tetap atau yang

lebih dikenal dengan sistem imprest adalah jumlah dana kas kecil tetap jumlahnya

sepanjang tidak ada perubahan kebijaksanaan. Pencatatan hanya dilakukan bila

dilakukan pengisian kembali dana kas kecil. Pada akhir periode bila tidak saat

pengisian maka dibuat jurnal penyesuaian dan pada awal tahun dibuat jurnal

pembalikan (re-adjusment).

Pendapat lain mengenai sistem pencatatan kas kecil dijelaskan oleh Gade

(2005) pada sistem imprest jumlah dana kas kecil selalu tetap, sesuai dengan cek

yang telah diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil.

Sedangkan sistem fluktuasi, Gade (2005) mendefinisikan bahwa sistem fluktuasi

pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cara yang sama seperti pada sistem

imprest. Perbedaannya adalah bahwa dalam sistem fluktuasi saldo perkiraan kas
kecil tidak tetap karena berfluktuasi sesuai dengan pengisian kembali dan

pengeluaran kas kecil

2.4 Deskripsi Kegiatan Sistem Dana Kas Kecil

2.4.1 Sistem Imprest

Menurut Mulyadi (2001) dalam sistem imprest, penyelenggaraan dana kas

kecil dilakukan sebagai berikut:

1. Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan

mendebit rekening dana kas kecil. Saldo rekening dana kas kecil ini tidak

boleh berubah dari yang telah ditetapkan sebelumnya, kecuali jika saldo yang

telah ditetapkan tersebut dinaikkan atau dikurangi.

2. Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam jurnal (sehingga tidak

mengkredit rekening dana kas kecil). Bukti-bukti pengeluaran dana kas kecil

dikumpulkan saja dalam arsip sementara yang diselenggarakan oleh pemegang

dana kas kecil.

3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah yang tercantum

dalam kumpulan bukti pengeluaran kas kecil. Pengisian kembali dana kas

kecil ini dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit rekening biaya

dan mengkredit rekening kas. Dengan demikian pengawasan terhadap dana

kas kecil mudah dilakukan, yaitu dengan secara periodik atau mendadak

menghitung dana kas kecil. Jumlah uang yang ditambah atas permintaaan

pengeluaran kas kecil yang belum dilakukan pertanggungjawaban dan bukti


pengeluaran dana kas kecil harus sama dengan saldo rekening dana kas kecil

yang tercantum dalam buku besar.

Bekerjanya metode dana tetap menurut Sugiri (2005), dana kas kecil mula-

mula dibentuk dengan cara menguangkan cek dengan jumlah tertentu, misalnya

Rp.100.000,- untuk satu periode, misalnya 2 (dua) minggu. Uang tunai dari bank

ini kemudian diserahkan ke kasir dana kas kecil untuk disimpan dalm kotak atau

laci dana kas kecil. Setiap pengeluaran dana kas kecil harus mendapat persetujuan

dari pejabat yang berwenang untuk itu, misalnya atasan dari pihak yang

membutuhkan. Dengan persetujuan tersebut, kasir dana kas kecil mengeluarkan

dana kas kecil dengan membuat bukti pengeluaran yang ditantandatangani oleh

pihak yang menerima kas kecil. Semua bukti pengeluaran disimpan oleh kasir kas

kecil di kotak atau laci dana kas kecil. Pada saat jumlah kas yang tersisa tinggal

sedikit atau telah habis periodenya, maka dilakukan pengisian dana kas kecil

dengan cara mengeluarkan cek sebesar jumlah kas kecil yang telah dikeluarkan,

pengeluaran cek untuk mengisi kembali dana kas kecil harus dengan persetujuan

pejabat yang berwenang.

Menurut Kieso dan Weygant (1995) dalam penyelenggaraan dengan

sistem imprest dilakukan sebagi berikut:

1. Seseorang ditunjuk sebagai pengawas kas kecil dan mendapat sejumlah kecil

uang untuk melakukan pembayaran yang kecil.

4. Pada waktu pengeluaran dilakukan, pengawas kas kecil memperoleh tanda

terima yang ditandatangani dari setiap orang yang menerima pembayaran kas

tersebut. Jika mungkin, bukti pengeluaran harus dilekatkan pada tanda terima
kas kecil. (Transaksi kas kecil tidak dicatat sampai dana itu diisi kembali dan

kemudian ayat jurnal tersebut dicatat oleh orang yang bukan pengawas kas

kecil).

5. Apabila persediaan kas menipis, pengawas melakukan permintaan kepada

kasir umum untuk pengisian kembali yang didukung oleh tanda terima kas

kecil dan bukti pengeluaran lain. Pengawas menerima sebuah cek perusahaan

untuk mengisi kembali dana tersebut.

4. Apabila diputuskan bahwa jumlah kas dalam dana kas kecil terlalu besar,

dapat dibuat suatu penyesuaian (menurunkan saldo dana dari $300 menjadi

$250).

Penggunaan sistem dana imprest menurut Halim (2001) dapat dilihat pada

tabel 2.1 dan 2.2 dibawah ini:

Tabel 2.1: Pembentukan Dana Kas Kecil

Tgl Keterangan Debit Kredit

Kas Kecil xxx

Kas (di bank) xxx

Sumber: Halim 2001

2. Pada saat pembayaran dengan kas kecil

Tidak ada jurnal


Tabel 2.2: Pengisian Kembali Dana Kas Kecil

Tgl Keterangan Debit Kredit

Biaya 1 xxx

Biaya 2 xxx

Biaya 3 xxx

Kas (di bank) xxx

Sumber: Halim 2001

2.4.2 Sistem Fluktuasi

Menurut Mulyadi (2001) dalam sistem saldo berfluktuasi,

penyelenggaraan dana kas kecil dilakukan sebagai berikut:

1. Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil.

2. Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit dana kas kecil,

sehingga setiap saat saldo rekening ini berfluktuasi.

3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai dengan

keperluan, dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil. Dalam sistem

ini, saldo rekening dana kas kecil berfluktuasi dari waktu ke waktu.

Sedangkan untuk metode dana berfluktuasi bekerjanya sistem ini menurut

Sugiri (2005) sebagai berikut, mula-mula dana kas kecil dibentuk dengan

mengeluarkan cek sejumlah tertentu, misalnya Rp.500.000,-. Uang tunai ini

kemudian diserahkan ke kasir dana kas kecil. Berbeda dari metode dana tetap,

metode dana berfluktuasi mengisi kembali dana kas kecil atas permintaan kasir

kas kecil. Pengisian kembali tidak ditetapkan untuk periode tertentu, dan
jumlahnya tidak harus sesuai dengan jumlah yang telah dikeluarkan. Jadi, jumlah

dana kas kecil berubah-ubah dan pada akhir periode metode ini tidak

mengharuskan pengisian kembali dan jurnal penyesuaian sebab setiap

pengeluaran segera dicatat dalam buku jurnal.

Pendapat lain mengenai penyelenggaraan sistem dana fluktuasi menurut

Halim (2001) dapat dilihat pada jurnal di tabel 2.3, 2.4 dan 2.5 berikut ini:

Tabel 2.3: Pembentukan Dana Kas Kecil

Tgl Keterangan Debit Kredit

Kas Kecil xxx

Kas (di bank) xxx

Sumber: Halim 2001

Tabel 2.4: Pembayaran Dengan Dana Kas Kecil

Tgl Keterangan Debit Kredit

Biaya xxx

Kas Kecil xxx

Sumber: Halim 2001

Tabel 2.5: Pengisian Kembali Dana Kas Kecil

Tgl Keterangan Debit Kredit

Kas Kecil xxx

Kas (di bank) xxx

Sumber: Halim 2001


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM

PERUSAHAAN

3.1 Metodologi Penelitian

3.1.1 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah:

1. Wawancara

”Wawancara yaitu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan

pertanyaan langsung kepada informan atau seorang autoritas (seorang ahli

yang berwenang dalam suatu masalah)” Keraf (2001). Wawancara dilakukan

dengan metode wawancara personel yakni dengan mewawancarai langsung

kepada karyawan yang ada di perusahaan khususnya pada bagian cash dan

bank dinas finance service dan bagian terkait lainnya yang menunjang

penelitian ini.

2. Observasi

”Observasi adalah suatu pengamatan langsung suatu objek yang akan diteliti

dalam waktu singkat dan bertujuan untuk mendapat gambaran mengenai objek

penelitian” Keraf (2001). Objek yang diteliti adalah transaksi keuangan yang

tergolong dalam pengeluaran dana kas kecil yang terjadi dalam perusahaan.
3.1.2 Jenis dan Sumber Data

Dalam mendukung penelitian ini dibutuhkan 2 (dua) jenis data, yaitu:

1. Data Primer

“Data primer adalah data yang diperoleh dari data yang diperoleh langsung

dari sumber, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya” (Marzuki, 2002).

Informasi data dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara dan observasi

langsung yakni dengan melihat bukti transaksi keuangan dana kas kecil yang

ada di perusahaan.

2. Data Sekunder

“Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya

oleh peneliti, sehingga data sekunder telah melewati satu atau lebih pihak

yang bukan peneliti” (Marzuki, 2002). Dalam hal ini data yang diperoleh

melalui referensi buku-buku terkait dengan penelitian ini yang terdapat

diperpustakaan Politeknik Batam.

3.1.3 Metode Analisis Data

Dalam melakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan, penulis

menggunakan metode analisis deskriptif, menurut Travers (dalam buku Husein

yang berjudul Riset Akuntansi) metode deskriptif bertujuan untuk

menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian

dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Penulis memilih

untuk menggunakan metode deskriptif karena melalui penelitian ini penulis hanya

sebatas menggambarkan pengelolaan dan pencatatan dengan menggunakan sistem


imprest dan fluktuasi atas kegiatan perusahaan yang terjadi dan tergolong ke

dalam pengeluaran dana kas kecil.

3.2 Gambaran Umum Perusahaan

3.2.1 Sejarah Perundang-undangan PT TELKOM INDONESIA, Tbk


Perusahaan Umum Telekomunikasi (PERUMTEL) adalah Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa

telekomunikasi untuk umum dalam negeri. Pada awalnya bernama “ POST EN

TELEGRAAFDIENST” yang didirikan pada tahun 1884 dengan Staatblad No 52,

kemudian pada tahun 1906 dirubah menjadi “POST, TELEGRAAF EN

TELEFOONDIENST” (PTT) dengan Staatsblad No. 395 dan sejak itu disebut

PTT-Dients. Tahun 1931 ditetapkan sebagai Perusahaan Negara berdasarkan

I.B.W.

Selanjutnya pada tahun 1960 pemerintah mengeluarkan peraturan

pemerintah pengganti undang-undang No. 19 tahun 1960, tentang persyaratan

sebuah Perusahaan Negara (PN) dengan PERPU No. 240 tahun 1961 berubah

menjadi PN POS dan TELEKOMUNIKASI. Lapangan usaha PN POS dan

TELEKOMUNIKASI ternyata berkembang dengan pesat, maka pada tahun 1965

pemerintah mengadakan peninjauan kembali. Hasilnya berdasarkan Peraturan

Pemerintah (PP) No. 29 dan 30 tahun 1965 terjadi pemecahan menjadi: P.N.POS

dan TELEKOMUNIKASI. Selanjutnya mulai tanggal 28 April 1970 berdasarkan

SK mentri perhubungan No.129/U/1970 PN TELEKOMUNIKASI berubah

menjadi perusahaan umum telekomunikasi yang disingkat dengan PERUMTEL.


Keberadaan PERUMTEL dikukuhkan dengan peraturan pemerintah No 36 tahun

1974 yang menetapkan sebagai pengelola telekomunikasi untuk umum dalam

negeri dan luar negeri.

Pada akhir tahun 1980, Pemerintah mengambil kebijaksanaan dengan

membeli seluruh saham PT INDOSAT sebuah perusahaan swasta yang didirikan

dalam rangka penanaman modal asing yang kemudian diubah statusnya menjadi

BUMN berbentuk PERSERO. Pernyataan modal negara Republik Indonesia

dalam saham PT INDOSAT tersebut dituangkan dalam peraturan pemerintah No.

52 tahun 1980.

Selanjutnya untuk lebih meningkatkan pelayanan jasa telekomunikasi

untuk umum, maka dengan peraturan pemerintah No. 53 tahun 1980 diadakan

perubahan atas peraturan pemerintah No. 22 tahun 1974, yakni dengan

menetapkan PERUMTEL sebagai badan usaha yang diberi wewenang untuk

menyelenggarakan telekomunikasi dalam negeri dan PT INDOSAT sebagai badan

usaha yang diberi wewenang menyelenggarakan telekomunikasi untuk umum

internasional. Peraturan pemerintah No. 39 tahun 1974 tentang PERUMTEL juga

diubah yang dituangkan dalam peraturan pemerintah No. 54 tahun 1980.

Sehubungan dengan diundangkannya peraturan pemerintah No. 3 tahun

1983 tentang tata cara pembinaan dan pengawasan PERJAN, PERUM dan

PERSERO, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 1984 tentang

PERUMTEL sebagai pengganti dari Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 1970.

Peraturan pemerintah No. 54 tahun 1980. Satu hal yang sangat menggembirakan

dalam sejarah perundang-undangan ini adalah ditetapkannya undang-undang No.


3 tahun 1989 tentang telekomunikasi, yang memberikan angin segar dalam

pengembangan dan pembangunan pertelekomunikasian di Indonesia.

Mengingat perkembangan demikian pesat ditambah dengan pola

manajemen yang lebih terbuka, pemerintah melalui peraturan pemerintah No. 25

tahun 1991 tanggal 01 Mei 1991 menetapkan pengalihan bentuk perusahaan

umum (PERUM) telekomunikasi menjadi perusahaan perseroan (Persero).

Peralihan bentuk perusahaan tersebut ditandai dengan penandatanganan Akte

Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia oleh

Notaris Imas Fatimah, SH bersama-sama dengan Menparpostel Soesilo Sudarman

yang bertindak selaku kuasa dari mentri keuangan sebagai pemegang saham, hari

Selasa tanggal 24 September 1991 jam 09.30 WIB di Depparpostel, Jl. Kebon

Sirih 36 Jakarta Pusat.

3.2.2 Sekilas PT TELKOM INDONESIA, Tbk

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan

penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan

jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang

terbesar di Indonesia. TELKOM (yang selanjutnya disebut juga Perseroan atau

Perusahaan) menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wire line), jasa

telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular),

data & internet dan network & interkoneksi baik secara langsung maupun melalui

perusahaan asosiasi. Sampai dengan 31 Desember 2006 jumlah pelanggan

TELKOM sebanyak 48,5 juta pelanggan yang terdiri dari pelanggan telepon tidak
bergerak kabel sejumlah 8,7 juta, pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel

sejumlah 4,2 juta pelanggan dan 35,6 juta pelanggan jasa telepon bergerak.

Pertumbuhan jumlah pelanggan TELKOM di tahun 2006 sebanyak 30,73% telah

mendorong kenaikan Pendapatan Usaha TELKOM dalam tahun 2006 sebesar

23% dibanding tahun 2005.

Sejalan dengan visi TELKOM untuk menjadi perusahaan InfoComm

terkemuka di kawasan regional serta mewujudkan TELKOM Goal 3010 maka

berbagai upaya telah dilakukan TELKOM untuk tetap unggul dan leading pada

seluruh produk dan layanan. Hasil upaya tersebut tercermin dari market share

produk dan layanan yang unggul di antara para pemain telekomunikasi. Selama

tahun 2006 TELKOM telah menerima beberapa penghargaan baik dari dalam

maupun luar negeri, di antaranya The Best Value Creator, The Best of

Performance Excellence Achievement, Asia’s Best Companies 2006 Award dari

Majalah Finance Asia. Saham TELKOM per 31 Desember 2006 dimiliki oleh

pemerintah Indonesia (51,19%) dan pemegang saham publik (48,81%), yang

terdiri dari investor asing (45,54%) dan investor lokal (3,27%). Sementara itu

harga saham TELKOM di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2006 telah meningkat

sebesar 71,2% dari tahun 2005 sebesar Rp 5.900,- menjadi Rp 10.100,-.

Kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir 2006 sebesar USD 22,6 miliar.

Dengan pencapaian dan pengakuan yang diperoleh TELKOM, penguasaan

pasar untuk setiap portofolio bisnisnya, kuatnya kinerja keuangan, serta potensi

pertumbuhannya di masa mendatang, saat ini TELKOM menjadi model korporasi

terbaik Indonesia.
3.2.3 Visi, Misi, dan Sasaran PT TELKOM INDONESIA, Tbk

3.2.3.1 Visi PT TELKOM INDONESIA, Tbk

Menjadi perusahaan InfoComm terkemuka di kawasan regional.

3.2.3.2 Misi PT TELKOM INDONESIA, Tbk

1. Memberikan pelayanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan

berkualitas, dengan harga kompetitif.

2. PT TELKOM INDONESIA, Tbk akan mengelola bisnis melalui praktik-

praktik terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang

unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan

yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.

3.2.3.3 Sasaran PT TELKOM INDONESIA, Tbk

PT TELKOM INDONESIA, Tbk telah menetapkan tiga sasaran strategis

yaitu:

1. Upaya untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan dan marjin laba yang

berkelanjutan.

2. Upaya untuk menciptakan nilai tambah (value creation) bagi segenap

stakeholder.

3. Upaya untuk mencapai kualitas unggul (quality excellence) dari segi produk

dan layanan.
3.2.4 Stuktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi di PT TELKOM INDONESIA, Tbk untuk Kandatel

Riau Kepulauan adalah sebagai berikut:

#& '

& ' (

) ( !" %
# * #$
! & (
$ " '
" # !
+ (
)*
$ $ (
(

,--

Gambar 3.1

Struktur Organisasi PT TELKOM INDONESIA, Tbk Kandatel Riau Kepulauan


3.2.5 Job Description

1. General manager datel bertanggung jawab atas tercapainya tujuan bisnis yang

diselenggarakan melalui operasi kandatel diwilayah geografisnya.

2. Deputy bertugas untuk membantu general manager kandatel dalam efektivitas

dan kelancaran penyelenggaraan operasinya.

3. Kandatel secretary bertanggung jawab atas kelancaran dan efektivitas

dukungan bagi kegiatan-kegiatan perkantoran dan protokoler pada kandatel.

4. Manager business bertanggung jawab atas penyiapan rencana operasi

kandatel, penyedia guideline operasi serta monitoring, evaluasi dan

peningkatan performasi.

5. Manager access network maintenance bertanggung jawab atas terjaganya

kondisi kesiapan operasi access network.

6. Manager access operational bertanggung jawab atas berfungsinya secara

effective access network dalam memenuhi layanan jasa kepada customer.

7. Manager customer care bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas

layanan kepada customer.

8. Manager fixed phone sales bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas sale

untuk produk fixed phone (wireless dan wireline).

9. Manager sales data & vas bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas sale

untuk produk data dan value added service.

10. Manager general support bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan

fungsi general support pada lingkup wilayah kandatel, sehingga kebutuhan


fasilitas kandatel dapat terpenuhi dan dilaksanakan dengan lancar, serta

dilaksanakan secara efisien dan dengan administrasi yang tertib.

Pada 6 Januari 2006 terjadi perubahan struktur organisasi sesuai dengan

keputusan direksi Nomor: KD.02/PS150/CTG-10/2006 yang mana untuk dinas

keuangan yang ada dirubah menjadi finance service area Riau Kepulauan yang

terpusat langsung ke corporate tepatnya berlokasi di Bandung. Untuk kegiatan

operasionalnya finance service area Riau Kepulauan membawahi RO

(Representative Operation) agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang dalam

pengelolaan keuangan dan lebih bersifat independent.

Finance service untuk kandatel Riau Kepulauan memiliki 6 (enam) orang

karyawan yang terdiri dari:

1. Asisten manajer finance service yang bertugas mengontrol dan memberikan

otorisasi atas kegiatan yang terjadi di finance service dan mengambil

keputusan mengenai layak atau tidaknya transaksi keuangan tersebut

dimasukkan ke dalam akun yang telah ditentukan.

2. Officer cash & bank, di finance service ini memiliki 2 (dua) orang karyawan

yang mana masing-masing officer memiliki tugas yang berbeda. officer-2 cash

& bank menangani pendapatan perusahaan sedangkan officer-3 cash & bank

menangani pengeluaran kas perusahaan.

3. Officer verification & tax, di finance service juga memiliki 2 (dua) orang

karyawan yakni officer-2 verification & tax bertugas menangani verifikasi

dokumen-dokumen pertanggungan keuangan yang terjadi sedangkan officer-3

verification & tax menangani perpajakan yang terkait dengan transaksi-


transaksi keuangan yang terjadi dan semua yang berhubungan dengan

perpajakan.

3.2.6 Produk dan Jasa Perusahaan

3.2.6.1 Personal

1. Telepon (Fixed Line)

TELKOM SLI

TELKOM Lokal

TELKOM SLJJ

TELKOMGlobal-017

2. Flexi (Fixed Wireless)

Flexi Classy

Flexi Home

Flexi Trendy

3. Internet

TELKOMNet Instan (Dial-up service Fixed Line)

TELKOMNet Flexi up to 64 kbps (Dial-up service Wireless)

Speedy (Dedicated Service)

4. Content and Application

I-VAS

Ventus

5. Public Phone

TELKOM Coin
Warung TELKOM

3.2.6.2 Korporat

1. Telepon (Fixed Line)

TELKOM Free (0.800)

TELKOM SLI

TELKOM Lokal

TELKOM SLJJ

TELKOM Teleconfrence

TELKOM Unicall (0.807

2. Flexi (Flexi Wireless)

Flexi Classy

Flexi Combo

Flexi Home

Flexi Trendy

3. Data dan Internet

e-Business (i-deal)

e-Business (i-Manage)

e-Business (i-Settle)

e-Business (i-Xchange)

e-Business (TELKOMWeb Kiostron)

e-Business (TELKOMPlazatron)
3.2.7 Kebijakan Perusahaan

Adapun kebijakan perusahaan dalam hal ini adalah PT TELKOM

INDONESIA, Tbk Kandatel Riau Kepulauan mengenai dana kas kecil sebagai

berikut kas kecil yang ditentukan harus sesuai dengan NOA (Nature Of Account)

dalam artian anggaran yang telah direncanakan pada tahun sebelumnya untuk

pelaksanaan ditahun berjalan harus sesuai, apabila terjadi ketidaksesuaian seperti

kekurangan dana dari pengeluaran kas kecil maka user dalam hal ini adalah

pemegang kas kecil akan membuat NoDin (Nota Dinas) atau ABT (Anggaran

Biaya Tambahan) kepada senior manager masing-masing dinas yang terpusat di

divisi Medan.

Sistem dana kas kecil yang digunakan pada PT TELKOM INDONESIA,

Tbk Kandatel Riau Kepulauan adalah metode impest atau biasa disebut impest

fund. Jumlah dana yang dialokasikan untuk kegiatan operasional perusahaan telah

ditentukan sesuai anggaran yang ditetapkan pada 1 (satu) periode yakni 3 (tiga)

bulan. Adapun kegiatan atau belanja operasional tersebut adalah sebagai berikut:

1. Alat Tulis Menulis (ATM)

2. Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)

3. Kegiatan operasional perusahaan yang bersifat mendesak


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengelolaan Dana Kas Kecil

Pada PT TELKOM INDONESIA, Tbk Kandatel Riau Kepulauan metode

yang digunakan dalam melakukan pengelolaan dan pencatatan dana kas kecil

adalah imprest fund, yaitu sejumlah dana tertentu yang dipisahkan dari kas besar

perusahaan dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran eksploitasi dan investasi

di suatu unit kerja yang besarnya belum dapat ditentukan dengan pasti, jumlah

imprest fund adalah tetap dalam satu periode.

Dana kas kecil yang ada pada PT TELKOM INDONESIA, Tbk Kandatel

Riau Kepulauan adalah dana kas kecil per project, jadi untuk setiap kegiatan

operasional perusahaan yang dibiayai dengan menggunakan imprest fund

memiliki mata anggaran tersendiri per periodenya dimana 1 periode adalah 3

(tiga) bulan. Adapun contoh kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Alat Tulis Menulis (ATM)

Dana yang disediakan untuk pembelian ATM ini adalah sebesar

Rp.25.100.000,- dan contoh dari kegiatan yang tergolong dalam pembelian ATM

adalah pembelian tinta printer, caidor file, kertas HVS, alat tulis kantor, materai,

staples, stamp, spanduk workshop, white board magnet.

2. Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)

Contoh dari kegiatan ini adalah perintah untuk mengikuti kegiatan

operasional dan pelatihan dari pejabat yang berwenang dari masing-masing dinas
kepada staff yang ditunjuk ke suatu kota tertentu, kegiatan ini bersifat online jadi

SPPD yang bersangkutan telah disetujui oleh asisten manajer unit terkait

kemudian diapprove oleh manajer keuangan untuk dapat dicairkan dana yang

telah disetujui untuk SPPD tersebut kepada manajer perbendaharaan yang

kemudian ditransfer ke pemegang kas kecil.

3. Kegiatan operasional perusahaan yang bersifat mendesak

Adapun contoh dari kegiatan ini yaitu pembelian nasi kotak, makan siang,

air mineral, snack, yang semuanya digunakan untuk kegiatan rapat dan dana yang

disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp.5.400.000,-.

Kegiatan yang tersebut diatas adalah kegiatan yang menunjang

berlangsungnya suatu pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan di dalam

perusahaan, untuk itu dana kas kecil sangat membantu dalam pengeluaran kas

yang jumlahnya relatif kecil dan bersifat mendesak.

Pengelola imprest fund adalah personil yang ditunjuk oleh pejabat

berwenang dan bertanggung jawab untuk mengelola dana imprest fund di unit

kerja tersebut. Imprest fund terdiri atas sub prosedur:

1) Pengajuan & persetujuan imprest fund

2) Pendistribusian kas

3) Pengeluaran kas diawali bukti transaksi

4) Penyiapan dokumen pertanggungan untuk pengisian ulang imprest fund


4.2 Deskripsi Kegiatan Dana Kas Kecil Perusahaan

Perusahaan melakukan pengelolaan dan pencatatan dana kas kecil seperti

berikut ini:

1. Pengajuan & persetujuan Imprest Fund, perusahaan melakukan pembentukan

dana kas kecil dengan melakukan pengajuan dan persetujuan imprest fund

terlebih dahulu dengan penyelenggaraan seperti berikut:

- Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP)

- Officer Pusat pertanggungjawaban membuat surat pengajuan usulan

pemegang imprest fund dan besaran imprest fund.

- Senior officer kas dan bank: menerima surat pengajuan usulan pemegang

imprest fund dan besaran imprest fund. Memvalidasi keabsahan surat

pengajuan usulan pemegang imprest fund dan besaran imprest fund

kemudian mengevaluasi personil yang diusulkan sebagai pemegang imprest

fund dan jumlah pengajuan imprest fund dibandingkan dengan realisasi

historis pemakaian imprest fund selama 3 (tiga) bulan terakhir dan RKAP

serta membuat draft surat keputusan Divisi Regional Sumatera (DIVRE)

yang bertempat di Medan.

- Surat keputusan Divisi Regional Sumatera (DIVRE) didistribusikan ke

masing-masing pertanggungjawab dan ke pro SIMTEL/SAP (Sistem

Informasi Manajemen Telekomunikasi/ System Application and Product).

SIMTEL/SAP adalah suatu sistem aplikasi berbasis SAP yang

mengintegrasikan semua modul dalam proses administrasi dan transaksi

finalisasi.
2. Pendistribusian kas, penyelenggaraan untuk melakukan kegiatan ini adalah

sebagai berikut:

- Officer SAP fungsional master data menerima mendistribusikan Surat

Keputusan DIVRE dari bidang keuangan perbendaharaan kemudian

memvalidasi keabsahannya.

- Master file vendor pemegang imprest fund sudah terregister di SAP.

- Officer SAP Master data menginput atau update file vendor imprest fund

dan mencetak laporan hasil input atau update vendor imprest fund.

- Officer verifikasi perbendaharaan menginput besaran imprest fund sesuai

dengan SK DIVRE kemudian memproses Surat Perintah Bayar (SPB)

dengan menggunakan T Code 110 dan mencetaknya dengan menggunakan

T Code ZSPB (Status 0) serta menandatanganinya.

- Personil yang ditunjuk oleh pejabat sesuai dengan kewenangan menerima

file SPB dan melakukan proses approval SPB yang kemudian akan

dilakukan pembayaran melalui transfer antar rekening atau pengambilan

secara tunai.

- Jika melakukan pengambilan tunai maka officer kas dan bank menerima

fisik SPB, memvalidasi keabsahan fisik SPB kemudian mengisi formulir

pengambilan imprest fund.

- Kemudian pemegang imprest fund menerima formulir pengambilan imprest

fund menyerahkan form tersebut ke bank untuk mengambil uang imprest

fund dan kemudian menerima dan menghitung secara fisik jumlah uang

yang diterima dari bank.


- Jika pembayaran dilakukan melalui transfer antar rekening maka officer kas

dan bank mengupdate status pembayaran SPB menjadi paid ( status 0)

kemudian membuat dan mencetak perintah pembayaran berupa nota

transfer pembayaran dan daftar transfer pembayaran untuk pengisian awal

imprest fund.

3. Pengeluaran kas diawali bukti transaksi

- Pengguna imprest fund dalam hal ini telah melakukan transaksi penggunaan

imprest fund untuk kegiatan operasional perusahaan yang kemudian

menyerahkan bukti transaksi tersebut kepada manajer pusat

pertanggungjawaban.

- Pemegang imprest fund menerima bukti transaksi kemudian memvalidasi

keabsahan bukti transaksi tersebut dan melakukan penggantian uang

berdasarkan bukti transaksi dan terakhir pemgang imprest fund mencatat

penggantian uang di buku bantu imprest fund dan memparafnya bersamaan

dengan penerima uang dan memberi cap PAID pada bukti transaksi.

4. Penyiapan dokumen pertanggungan untuk pengisian ulang imprest fund.

Sebelum melakukan pengisian kembali dana kas kecil terlebih dahulu harus

disiapkan dokumen-dokumen yang menunjang untuk dapat dilakukan

pengisian ulang kembali sesuai dana yang tertera didalam dokumen tersebut.
4.3 Pencatatan Dana Kas Kecil

4.3.1 Sistem Imprest

Berikut ini adalah jurnal transaksi pengeluaran dana kas kecil perusahaan

khususnya untuk kegiatan pembelian ATM (Alat Tulis Menulis) selama 1 (satu)

periode.

Tabel 4.1

Jurnal Pencatatan Dana Kas Kecil Pembelian ATM Metode Imprest

1. Pada Saat Pembentukan Dana Kas Kecil

Tgl URAIAN Debit Kredit

Jan 1 Kas Kecil Rp 25.100.000

- Kas di Bank Rp 25.100.000

2. Pada Saat Terjadinya Transaksi Pengeluaran Dana Kas Kecil

Tgl URAIAN Debit Kredit

Tidak ada Jurnal - -

3. Pada Saat Pengisian Kembali Dana Kas Kecil

Tgl URAIAN Debit Kredit

Mar 31 Biaya ATM Rp 801.800

Biaya ATM Rp 548.000

Biaya ATM Rp 125.000

Biaya ATM Rp 494.900

Biaya ATM Rp 160.000


Biaya ATM Rp 105.000

Biaya ATM Rp 340.000

Biaya ATM Rp 316.500

Biaya ATM Rp 9.000

Biaya ATM Rp 10.000

Biaya ATM Rp 913.900

Biaya ATM Rp 183.000

Biaya ATM Rp 40.000

Biaya ATM Rp 45.000

Biaya ATM Rp 143.000

Biaya ATM Rp 49.500

Biaya ATM Rp 20.000

Biaya ATM Rp 209.000

Biaya ATM Rp 85.000

Biaya ATM Rp 42.000

Biaya ATM Rp 540.000

Biaya ATM Rp 90.000

Biaya ATM Rp 425.000

Biaya ATM Rp 40.000

Biaya ATM Rp 220.000

Biaya ATM Rp 301.000

Biaya ATM Rp 225.000

Biaya ATM Rp 85.000

Biaya ATM Rp 697.500

Biaya ATM Rp 369.000


Biaya ATM Rp 150.000

Biaya ATM Rp 500.000

Biaya ATM Rp 21.000

Biaya ATM Rp 117.000

Biaya ATM Rp 250.000

Biaya ATM Rp 500.000

Biaya ATM Rp 21.000

Biaya ATM Rp 570.000

Biaya ATM Rp 464.000

Biaya ATM Rp 498.275

Biaya ATM Rp 362.500

Biaya ATM Rp 180.000

Biaya ATM Rp 171.000

Biaya ATM Rp 50.000

Biaya ATM Rp 155.000

Biaya ATM Rp 237.600

Biaya ATM Rp 320.000

Biaya ATM Rp 275.000

Biaya ATM Rp 209.500

Biaya ATM Rp 255.000

Biaya ATM Rp 100.000

Biaya ATM Rp 937.500

Biaya ATM Rp 335.000

Biaya ATM Rp 155.000

Biaya ATM Rp 240.000


Biaya ATM Rp 10.500.000

- Kas di Bank Rp 24.686.975

Berikut ini adalah jurnal dari transaksi pengeluaran dana kas kecil

perusahaan untuk kegiatan rapat yang terjadi selama 1 (satu) periode.

Tabel 4.2

Jurnal Pencatatan Dana Kas Kecil Kegiatan Rapat Metode Imprest

1. Pada Saat Pembentukan Dana Kas Kecil

Tgl URAIAN Debit Kredit

Jan 1 Kas Kecil Rp 5.400.000

- Kas di Bank Rp 5.400.000

2. Pada Saat Terjadinya Transaksi Pengeluaran Dana Kas Kecil

Tgl URAIAN Debit Kredit

Tidak ada Jurnal

3. Pada Saat Pengisian Kembali Dana Kas Kecil

NO URAIAN Debit Kredit

Mar 31 Biaya Rapat Rp 116.400

Biaya Rapat Rp 120.500

Biaya Rapat Rp 543.000

Biaya Rapat Rp 63.000


Biaya Rapat Rp 260.000

Biaya Rapat Rp 342.000

Biaya Rapat Rp 41.000

Biaya Rapat Rp 31,000

Biaya Rapat Rp 160.500

Biaya Rapat Rp 323.800

Biaya Rapat Rp 65.700

Biaya Rapat Rp 98.000

Biaya Rapat Rp 71.000

Biaya Rapat Rp 156.000

Biaya Rapat Rp 195.000

Biaya Rapat Rp 250.000

Biaya Rapat Rp 500.000

Biaya Rapat Rp 193.000

Biaya Rapat Rp 117.000

Biaya Rapat Rp 44.000

Biaya Rapat Rp 144.000

Biaya Rapat Rp 92.000

Biaya Rapat Rp 96.000

Biaya Rapat Rp 433.000

Biaya Rapat Rp 48.000

Biaya Rapat Rp 72.000

Biaya Rapat Rp 122.000

Biaya Rapat Rp 167.000

Biaya Rapat Rp 89.800


Biaya Rapat Rp 279.565

Biaya Rapat Rp 103.000

- Kas di Bank Rp 5.337.265

4.3.2 Sistem Fluktuasi

Berikut ini adalah jurnal transaksi pengeluaran dana kas kecil untuk

pembelian ATM (Alat Tulis Menulis) yang terjadi selama 1 (satu) periode.

Tabel 4.3

Jurnal Pencatatan Dana Kas Kecil Kegiatan ATM Metode Fluktuasi

1. Pada Saat Pembentukan Dana Kas Kecil

Tgl URAIAN Debit Kredit

Jan 1 Kas Kecil Rp 25.100.000

Kas di Bank Rp 25.100.000

2. Pada Saat Terjadinya Transaksi Pengeluaran Dana Kas Kecil

Tgl URAIAN Debit Kredit

Jan 15 Biaya ATM Rp 801.800

- Kas Kecil Rp 801.800

Jan 18 Biaya ATM Rp 548.000

- Kas Kecil Rp 548.000

Jan 18 Biaya ATM Rp 125.000

- Kas Kecil Rp 125.000

Jan 23 Biaya ATM Rp 494.900

- Kas Kecil Rp 494.900


Feb 6 Biaya ATM Rp 160.000

- Kas Kecil Rp 160.000

Feb 6 Biaya ATM Rp 105.000

- Kas Kecil Rp 105.000

Feb 6 Biaya ATM Rp 340.000

- Kas Kecil Rp 340.000

Feb 6 Biaya ATM Rp 316.500

- Kas Kecil Rp 316.500

Feb 6 Biaya ATM Rp 9.000

- Kas Kecil Rp 9.000

Feb 6 Biaya ATM Rp 10.000

- Kas Kecil Rp 10.000

Feb 6 Biaya ATM Rp 913.900

- Kas Kecil Rp 913.900

Feb 6 Biaya ATM Rp 183.000

- Kas Kecil Rp 183.000

Feb 6 Biaya ATM Rp 40.000

- Kas Kecil Rp 40.000

Feb 6 Biaya ATM Rp 45.000

- Kas Kecil Rp 45.000

Feb 6 Biaya ATM Rp 143.000

- Kas Kecil Rp 143.000

Feb 6 Biaya ATM Rp 49.500

- Kas Kecil Rp 49.500


Feb 25 Biaya ATM Rp 20.000

- Kas Kecil Rp 20.000

Feb 25 Biaya ATM Rp 209.000

- Kas Kecil Rp 209.000

Feb 25 Biaya ATM Rp 85.000

- Kas Kecil Rp 85.000

Feb 25 Biaya ATM Rp 42.000

- Kas Kecil Rp 42.000

Feb 25 Biaya ATM Rp 540.000

- Kas Kecil Rp 540.000

Feb 25 Biaya ATM Rp 90.000

- Kas Kecil Rp 90.000

Feb 25 Biaya ATM Rp 425.000

- Kas Kecil Rp 425.000

Feb 25 Biaya ATM Rp 40.000

- Kas Kecil Rp 40.000

Feb 25 Biaya ATM Rp 220.000

- Kas Kecil Rp 220.000

Feb 25 Biaya ATM Rp 301.000

- Kas Kecil Rp 301.000

Feb 25 Biaya ATM Rp 225.000

- Kas Kecil Rp 225.000

Feb 25 Biaya ATM Rp 85.000

- Kas Kecil Rp 85.000


Mar 12 Biaya ATM Rp 697.500

- Kas Kecil Rp 697.500

Mar 12 Biaya ATM Rp 369.000

- Kas Kecil Rp 369.000

Mar 12 Biaya ATM Rp 150.000

- Kas Kecil Rp 150.000

Mar 12 Biaya ATM Rp 500.000

- Kas Kecil Rp 500.000

Mar 12 Biaya ATM Rp 21.000

- Kas Kecil Rp 21.000

Mar 12 Biaya ATM Rp 117.000

- Kas Kecil Rp 117.000

Mar 12 Biaya ATM Rp 250.000

- Kas Kecil Rp 250.000

Mar 12 Biaya ATM Rp 570.000

- Kas Kecil Rp 570.000

Mar 12 Biaya ATM Rp 464.000

- Kas Kecil Rp 464.000

Mar 12 Biaya ATM Rp 498.275

- Kas Kecil Rp 498.275

Mar 12 Biaya ATM Rp 362.500

- Kas Kecil Rp 362.500

Mar 12 Biaya ATM Rp 180.000

- Kas Kecil Rp 180.000


Mar 25 Biaya ATM Rp 171.000

- Kas Kecil Rp 171.000

Mar 25 Biaya ATM Rp 50.000

- Kas Kecil Rp 50.000

Mar 25 Biaya ATM Rp 155.000

- Kas Kecil Rp 155.000

Mar 25 Biaya ATM Rp 237.600

- Kas Kecil Rp 237.600

Mar 25 Biaya ATM Rp 320.000

- Kas Kecil Rp 320.000

Mar 25 Biaya ATM Rp 275.000

- Kas Kecil Rp 275.000

Mar 25 Biaya ATM Rp 209.500

- Kas Kecil Rp 209.500

Mar 25 Biaya ATM Rp 255.000

- Kas Kecil Rp 255.000

Mar 25 Biaya ATM Rp 100.000

- Kas Kecil Rp 100.000

Mar 27 Biaya ATM Rp 937.500

- Kas Kecil Rp 937.500

Mar 27 Biaya ATM Rp 335.000

- Kas Kecil Rp 335.000

Mar 27 Biaya ATM Rp 155.000

- Kas Kecil Rp 155.000


Mar 27 Biaya ATM Rp 240.500

- Kas Kecil Rp 240.500

Mar 31 Biaya ATM Rp 10.500.000

- Kas Kecil Rp 10.500.000

3. Pada Saat Pengisian Kembali Dana Kas Kecil

Tgl URAIAN Debit Kredit

Mar 31 Kas Kecil Rp 24.686.975

Kas di Bank Rp 24.686.975

Berikut ini adalah transaksi pengeluaran dana kas kecil perusahaan yang

digunakan untuk kegiatan rapat selama 1 (satu) periode.

Tabel 4.4

Jurnal Pencatatan Dana Kas Kecil Kegiatan Rapat Metode Fluktuasi

1. Pada Saat Pembentukan Dana Kas Kecil

Tgl URAIAN Debit Kredit

Jan 1 Kas Kecil Rp 5.400.000

Kas di Bank Rp 5.400.000

2. Pada Saat Terjadinya Transaksi Pengeluaran Dana Kas Kecil

Tgl URAIAN Debit Kredit

Jan 30 Biaya Rapat Rp 116.400

Kas kecil Rp 116.400


Jan 30 Biaya Rapat Rp 120.500

Kas kecil Rp 120.500

Feb 6 Biaya Rapat Rp 543.000

Kas kecil Rp 543.000

Feb 6 Biaya Rapat Rp 63,000

Kas kecil Rp 63,000

Feb 6 Biaya Rapat Rp 260,000

Kas kecil Rp 260,000

Feb 6 Biaya Rapat Rp 342,000

Kas kecil Rp 342,000

Feb 6 Biaya Rapat Rp 41,000

Kas kecil Rp 41,000

Feb 6 Biaya Rapat Rp 31,000

Kas kecil Rp 31,000

Feb 6 Biaya Rapat Rp 160,500

Kas kecil Rp 160,500

Feb 6 Biaya Rapat Rp 323,800

Kas kecil Rp 323,800

Feb 6 Biaya Rapat Rp 65,700

Kas kecil Rp 65,700

Feb 25 Biaya Rapat Rp 98,000

Kas kecil Rp 98,000

Feb 25 Biaya Rapat Rp 71,000

Kas kecil Rp 71,000


Feb 27 Biaya Rapat Rp 156,000

Kas kecil Rp 156,000

Feb 27 Biaya Rapat Rp 195,000

Kas kecil Rp 195,000

Feb 27 Biaya Rapat Rp 250,000

Kas kecil Rp 250,000

Feb 27 Biaya Rapat Rp 500,000

Kas kecil Rp 500,000

Mar 8 Biaya Rapat Rp 193,000

Kas kecil Rp 193,000

Mar 8 Biaya Rapat Rp 117.000

Kas kecil Rp 117.000

Mar 8 Biaya Rapat Rp 44.000

Kas kecil Rp 44.000

Mar 8 Biaya Rapat Rp 144.000

Kas kecil Rp 144.000

Mar 8 Biaya Rapat Rp 92.000

Kas kecil Rp 92.000

Mar 8 Biaya Rapat Rp 96.000

Kas kecil Rp 96.000

Mar 8 Biaya Rapat Rp 433.000

Kas kecil Rp 433.000

Mar 8 Biaya Rapat Rp 48.000

Kas kecil Rp 48.000


Mar 13 Biaya Rapat Rp 72.000

Kas kecil Rp 72.000

Mar 13 Biaya Rapat Rp 122.000

Kas kecil Rp 122.000

Mar 13 Biaya Rapat Rp 167.000

Kas kecil Rp 167.000

Mar 26 Biaya Rapat Rp 89.800

Kas kecil Rp 89.800

Mar 26 Biaya Rapat Rp 279.565

Kas kecil Rp 279.565

Mar 26 Biaya Rapat Rp 103.000

Kas kecil Rp 103.000

3. Pada Saat Pengisian Kembali Dana Kas Kecil

Tgl URAIAN Debit Kredit

Mar 31 Kas Kecil Rp 5.337.265

Kas di Bank Rp 5.337.265

Pada tabel 4.1 dan 4.2 jurnal pencatatan dana kas kecil untuk kegiatan

pembelian alat tulis menulis (ATM) dan kegiatan rapat baik dengan metode

imprest maupun fluktuasi terjadi kelebihan dana, hal ini disebabkan jumlah

pengeluaran dana kas kecil lebih sedikit dari anggaran yang telah ditetapkan,

maka dana tersebut dilaporkan dan dikembalikan ke pusat yang kemudian akan

digunakan untuk periode berikutnya.


Apabila terjadi kejadian sebaliknya yakni kekurangan dana dalam

penggunaan dana kas kecil maka user dalam hal ini pengelola dana kas kecil akan

membuat NoDin (Nota Dinas) atau ABT (Anggaran Biaya Tambahan) kepada

senior manager masing-masing dinas yang terpusat di divisi Medan untuk

melakukan permintaan dana tambahan sesuai dengan kekurangan dana yang

dibutuhkan.

Berdasarkan jurnal yang telah dijabarkan pada tabel terlihat perbedaan

dari segi pencatatan dan pengendalian yang dilakukan terhadap dana kas kecil.

Dengan menggunakan sistem pencatatan dana kas kecil metode imprest terlihat

lebih baik dalam pengendalian dan pengawasan dana kas kceil dibandingkan

dengan menggunakan sistem fluktuasi, selain itu dengan menggunakan metode

imprest memudahkan pemeriksa intern pada waktu memeriksa kas kecil yakni

dengan cara meyakinkan bahwa jumlah uang tunai yang tersisa di kotak kas kecil

ditambah dengan jumlah bukti transaksi pengeluaran dana kas kecil adalah sesuai.

Dengan menggunakan metode imprest sangat membantu perusahaan dalam

menunjang kegiatan operasionalnya dikarenakan jumlah transaksi dalam jumlah

banyak.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan yang telah dipaparkan pada bab IV, maka

penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kebijakan penggunaan dana kas kecil perusahaan digunakan berdasarkan mata

anggaran yang telah ditetapkan atau yang disebut NOA (Nature Of Account)

dan yang dibahas dalam penelitian ini hanya kegiatan rapat dan ATM.

2. Metode pencatatan yang digunakan oleh perusahaan adalah metode imprest

yang mana saldo dana kas kecil tetap dan pada saat terjadinya transaksi atau

pembayaran dengan menggunakan dana kas kecil tidak dilakukan jurnal namun

baru akan dicatat pada saat pengisian kembali dana kas kecil yakni diakhir

periode.

3. Apabila pengelolaan dan pencatatan dana kas kecil perusahaan menggunakan

metode fluktuasi tidak dapat berjalan efektif dikarenakan banyaknya kegiatan

yang dibiayai menggunakan dana kas kecil di perusahaan yang terjadi sehari-

hari. Terdapat perbedaan pada saat terjadinya transaksi, untuk metode fluktuasi

pada saat terjadinya transaksi langsung dilakukan pencatatan jurnal.


5.2 Saran

Adapun syarat yang dapat penulis sampaikan dari hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan menggunakan sistem pencatatan dana kas kecil metode imprest agar

pengendalian kas dapat dilakukan dengan baik.

2. Untuk penelitian berikutnya diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai

kas dengan cakupan yang lebih luas.


DAFTAR PUSTAKA

Ardiyos. (2006). Kamus Besar Akuntansi Edisi 8. Jakarta: Citra Harta Prima.

Baridwan, Zaki. (2001). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE-411.

Gade, Muhammad. (2005). Akuntansi Keuangan Menengah 1. Jakarta: Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia

Gorys, Keraf. (2001). Komposisi, Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende


Flores: Nusa Indah.

Husein, Umar. (2003). Riset Akuntansi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Halim, Abdul. (2001). Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta: BPFE.

http://www.google.com/putra-finance-accounting-taxation-

blogspot.com/2007/10/pengelolaankaskecil

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2007). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:


Salemba Empat.

Marzuki. (2002). Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE.

Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Nasution, M. (2004). Pengawasan Terhadap Kas. Digital Library, Universitas


Sumatera Selatan

Prasetyo, R. (2004). Praktik Mengelola Kas Kecil. SMK YPI ”17” VI


Temanggung Jawa Tengah

Sugiri, Slamet. (2005). Akuntansi Keuangan Menengah. Akademi Manajemen


Perusahaan YKPN, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai