Di Susun Oleh:
KELOMPOK 3
Anggraini Novitawati (1610313220006)
Almaida Nur Mahfuzah (1610313120007)
Anida Fathul Jannah (1610313320007)
Chairun Nisa (1610313320009)
Debry Noprianty (1610313120012)
Endang Krisdianti (1610313220013)
Fadel Muhammad Reinaldy (1610313210015)
JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN 2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Audit Siklus Pembelian dan Pembayaran”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Audit Siklus
Pembelian dan Pembayaran” untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Kelompok 3
2|Halaman
DAFTAR ISI
3|Halaman
2.4.4. Merancang Dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III) ......... 27
2.4.5. Merancang Dan Melaksanakan Pengujian Rinci Saldo Akun Utang
Usaha (Tahap III) ............................................................................. 28
2.4.6. Pengujian Liabilitas Sesudah Tanggal Neraca .................................. 30
2.4.7. Pengujian Pisah Batas ....................................................................... 31
2.4.8. Keandalan Bukti ............................................................................... 33
2.4.9. Ukuran Sampel ................................................................................. 35
2.5. Tujuan pemeriksaan (Audit Objectives) Liabilitas Jangka Pendek .......... 35
2.6. Prosedur Pemeriksaan Liabilitas Jangka Pendek..................................... 40
2.7. ...... Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Memeriksa Liabilitas Jangka
Pendek ..................................................................................................... 43
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 53
3.1. Kesimpulan .............................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 54
4|Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
5|Halaman
8. Bagaimana cara merancang dan melakukan pengujian rinci saldo utang
usaha?
9. Bagaimana membedakan realibilitas faktur pembelian dengan laporan
piutang dari penjual/pemasok dan konfirmasi utang usaha sebagai bukti
audit ?
6|Halaman
BAB II
ISI
7|Halaman
Ada 10 akun yang lazim digunakan dalam siklus pembelian dan pembayaran
seperti ditujukan dengan akun T pada gambar 15-1 di atas. Untuk
menyederhanakan dalam gambar tersebut hanya ditujukan akun control untuk tiga
kelompok besar beban yang umum digunakan pada kebanyakan perusahaan.
Untuk setiap akun control, juga diberikan contoh akun pembantu beban yang
termasuk dalam akun control yang bersangkutan. Jelas kiranya bahwa banyak
akun yang terlibat dalam dalam siklus ini. Oleh karena itu tidak mengherankan
apabila pengauditan siklus pembelian dan pembayaran seringkali lebih memakan
waktu dibandingkan siklus-siklus lainnya.
8|Halaman
diakhiri dengan pembayaran utang usaha yang timbul dari pembelian tersebut.
Dalam pembahasan berikut digunakan ilustrasi pada sebuah perusahaan
manufaktur kecil yang menghasilkan barang untuk dijual kepada pihak ketiga,
tetapi prinsip yang tercakup di sini bisa diterapkan juga pada perusahaan jasa,
entitas pemerintah, dan jenis organisasi lainnya.
Kolom ketiga Tabel 15-1 di bawah ini memuat daftar empat fungsi bisnis
yang terjadi pada setiap bisnis dalam pencatatan tiga kelompok transaksi dalam
siklus pembelian dan pembayaran. Tiga fungsi pertama adalah untuk pencatatan
pembelian barang dan jasa secara kredit, dan fungsi keempat adalah untuk
pencatatan pengeluaran kas untuk pembayaran ke pemasok. Untuk
menyederhanakan, dalam ilustrasi ini tidak akan dibahas tentang retus pembelian
dan potongan pembelian, walaupun kedua hal tersebut terjadi dalam siklus ini,
tetapi jumlahnya tidak signifikan.
Selanjutnya kita akan membahas secara lebih detil keempat fungsi tersebut,
dengan tekanan pada dokumen dan catatan yang digunakan sebagaimana
tercantum pada kolom keempat table 15-1.
9|Halaman
Pengajuan permintaan untuk membeli barang atau jasa oleh pejabat perusahaan
klien adalah kegiatan awal siklus ini. Formulir yang digunakan dan pemberian
persetujuan (approval) tergantung pada sifat barang dan jasa serta kebijakan yang
diterapkan perusahaan. Dokumen-dokumen yang lazim digunakan meliputi:
Permintaan Pembelian
Formulir permintaan pembelian digunakan untuk meminta barang dan jasa
oleh pejabat perusahaan yang diberi kewenangan untuk mengajukan
permintaan pembelian (misalnya: Kepala Gudang atau Kepala Departemen
Produksi). Pada perusahaan-perusahaan tertentu seringkali digunakan computer
untuk melakukan pemesanan ketika persediaan barang di gudang mencapai re-
order point (titik pemesanan kembali) yang akan melakukan pemesanan secara
otomatis
Order Pembelian
Order pembelian adalah dokumen yang digunakan untuk memesan barang
dan jasa dari pemasok. Dokumen ini berisi deskripsi, kuantitas, dan informasi
lain yang berhubungan dengan barang dan jasa yang diinginkan perusahaan
untuk dibeli dan seringkali digunakan untuk menunjukkan persetujuan
pembelian. Perusahaan juga seringkali mengirimkan order pembelian secara
elektronik kepada pemasok yang telah membuat persetujuan untuk
melaksanakan elektronik data interchange (EDI)
10 | H a l a m a n
Faktur dari pemasok adalah dokumen yang diterima dari penjual dan
menunjukkan jumlah yang terutang yang berasal dari pembelian barang dan
jasa. Dokumen tersebut menyebutkan deskripsi barang atau jasa, kuantitas
barang dan njasa yang diterima, harga (termasuk biaya pengangkutan),
ketentuan tentang potongan harga, tanggal faktur, dan total harga faktur. Faktur
dari pemasok sangat penting karena menunjukkan jumlah yang akan dicatat
dalam file transaksi pembelian. Pada perusahaan yang menunjukkan EDI,
faktur dari pemasok ditransfer secara elektronik, yang akan berpengaruh pada
bagaimana auditor menilai bukti
Memo Debet
Memo debet juga merupakan dokumen yang diterima dari pemasok dan
menunjukkan pengurangan atas jumlah terutang yang disebabkan karena
adanya pengembalian (retur) barang ke pemaso atau diterimanya pengurangan
harga. Dokumen ini mirip dengan faktur, tetapi menjadi pendukung atas
pengurangan kewajiban, bukan menambah utang
Voucher
Voucher biasanya digunakan dalam suatu organisasi untuk menetapkan cara
yang formal dalam pencatatan dan pengawasan pembelian, terutama dengan
membuat agar setiap transaksi pembelian bernomor urut. Voucher terdiri dari
amplop (cover atau folder) voucher untuk menyimpan dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan pembelian, seperti misalnya order pembelian, bukti
pengiriman dari penjual, laporan penerimaan, dan faktur dari penjual. Setelah
dibayar, selembar salinan check ditambahkan ke dalam amplop tersebut
File Transaksi Pembelian
File transaksi pembelian adalah file yang dihasilkan computer yang
mencakup semua transaksi pembelian yang diproses oleh sistem akuntansi
untuk suatu oeriode tertentu, misalnya satu hari, satu minggu, atau sebula. File
tersebut berisi semua informasi yang dimasukkan ke dalam sistem dan
mencakup informasi untuk setiap transaksi, seperti nama pemasok, tanggal,
jumlah, klasifikasi akun, dan keterangan mengenai jumlah barang atau jasa
yang dibeli. File ini juga bisa meliputi retur dan pengurangan harga pembelian,
apabila hal tersebut tidak dimuat dalam file tersendiri. Tergantung pada
kebutuhan perusahaan, informasi dalam file transaksi pembelian digunakan
untuk berbagai catatan, daftar, atau laporan, seperti misalnya jurnal pembelian,
master file utang usaha, dan transaksi untuk saldo akun tertentu atau divisi
tertentu
Jurnal Pembelian
Jurnal pembelian dihasilkan dari file transaksi pembelian dan biasanya berisi
nama pemasok, tanggal, jumlah, dan kelompok akun untuk setiap transaksi,
seperti reparasi dan pemeliharaan, persediaan, atau kelompok akun lainnya.
Juga ditunjukkan apakah pembelian dilakukan secara tunai atau kredit. Jurnal
bisa mencakup satu periode tertentu, biasanya bulanan. Transaksi yang sama
11 | H a l a m a n
yang dimasukkan ke dalam jurnal juga di posting secara serentak ke dalam
buku besar, dan apabila pembelian dilakukan secara kredit, dicatat pula ke
master file utang usaha
Master File Utang Usaha
Master file utang usaha mencatat transaksi pembelian, pengeluaran kas, dan
retur pembelian untuk setiap pemasok. Master file ini dimutahirkan (updated)
dari file transaksi computer untuk pembelian, retur pembelian, dan pengeluaran
kas. Total dari saldo-saldo individual dalam master file sama dengan total saldo
akun utang usaha dalam buku esar. Hasil cetakan (printout) master file utang
usaha menunjukkan saldo awal utang usaha, setiap pembelian, retur pembelian,
dan pengeluaran kas, serta saldo akhir untuk pemasok. Banyak perusahaan
tidak menyelenggarakan master file utang usaha per pemasok. Perusahaan-
perusahaan tersebut membayar atas dasar faktur dari penjual individual. Oleh
karena itu, total faktur yang belom dibayar dalam master file ini sama dengan
total utang usaha.
Daftar Utang Usaha
Sesuai dengan namanya, daftar utang usaha berisi daftar jumlah yang terutang
kepada masing-masing pemasok atau untuk setiap faktur, atau voucher pada
suatu saat tertentu. Daftar ini dibuat langsung dari master file utang usaha
Laporan dari Pemasok (Vendor’s Statement)
Laporan dari pemasok adalah dokumen yang dibuat oleh pemasok setiap
akhir bulan dan menunjukkan saldo awal, pembelian, retur pembelian, dan
pembayaram ke pemasok tersebut, serta saldo akhir. Saldo dan aktivitas
tersebut adalah laporan yang dibuat pemasok (bukan klien). Jumlah saldo
menurut master file utang usaha seharusnya sama dengan saldo yang
ditunjukkan dalam laporan dari pemasok, kecuali bila ada kerancuan diantara
pemasok dengan klien atau bila ada selisih akibat faktor waktu.
Check
Dokumen ini biasa digunakan untuk pembayaran pembelian pada saat
kewajiban jatuh tempo. Banyak perusahaan menggunakan computer untuk
menyiapkan check berdasarkan informasi yang tercantum dalam file transaksi
pembelian pada saat barang dan jasa diterima. Apabila perusahaan menerapkan
EDI, perusahaan mengirimkan pembayaran ke pemasok secara elektronik
12 | H a l a m a n
melalui Electronic Funds Transfer (EFT) antara bank perusahaan klien dengan
bank pemasok
File Transaksi Pengeluaran Kas
File ini dihasilkan computer yang meliputi seluruh transaksi pengeluaran kas
yang diolah sistem akuntansi untuk suatu periode tertentu, mungkin per hari,
per minggu, atau per bulan. File ini berisi jenis informasi yang sama seperti
telah dibahas pada file transaksi pembelian
Jurnal Pengeluaran Kas
Ini adalah daftar atau laporan yang dihasilkan dari file transaksi pengeluaran
kas yang mencakup seluruh transaksi pada suatu periode waktu tertenu.
Transaksi yang sama, termasuk semua informasi yang relevan, dimasukkan
kedalam master file utang usaha dan buku besar.
1. Pengujian pembelian, yang berkaitan dengan tiga dari empat fungsi bisnis
yang telah disinggurg di atas, yakni: order pembelian, penerimaan barang
dan asa, dan pengakuan berikut utang
13 | H a l a m a n
Pemahaman tentang pengendalian untuk siklus pembelian dan pembayaran
sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko, dapat peroleh auditor dengan
mempelajari bagan alir yang berłaku pada perusahaan klien, mereview daftar
pertanyaan pengendalian internal,
14 | H a l a m a n
dan melaksanakan pengujian mengikuti jejak transaksi pembelian dan
pengeluaran kas. Prosedur untuk mendapatkan pemahaman pengendalian internal
tentang siklus pembelian dan pembayaran serupa dengan prosedur yang
dilaksanakan untuk siklus lainnya, sebagaiman dengan telah dijelaskan pada bab-
bab sebelumnya.
Otorisasi pembelian
Pemberian otorisasi yang tepat untuk pembelian menjamin bahwa barang dan
jasa yang dibeli sungguh-surgguh barang yang dibutunkan perusahaan, dan
dengan demikian menghindarkan terjadinya pembelian yang berlebihan atau
tidak diperlukan. Banyak perusahaan mensyaratkan berbagai tingkat otorisasi
untuk pembelian yang berbeda atau menurut jumlah rupiahnya. Sebagai
contoh, pembelian aset tetap yang melebihi atas jumlah rupiah tertentu
membutuhkan persetujuan dari dewan komisaris; pembelian untuk sesuatu
yang jarang terjadi seperti polis asuransi atau kontrak servis jangka panjang
harus mendapat persetujuan dari pejabat tertentu; perlengkapan dan servis yang
harganya dibawah jumlah tertentu yang ditelapkan harus mendapat persetujuan
dari kepala bagian atau kepada departemen. Sementara itu untuk beberapa jenis
bahan baku dan perlengkapan tertentu pembelian dilakukan secara otomatis,
karena sistem dirancang sedemikain rupa sehingga apabila saldonya telah
sampai bawah batas tertentu, komputer akan langsung melakukan pemesanan
kepada pemasok yang telah tercantum dalam database perusahaan, sering juga
tersambung langsung dengan komputer pemasok, sehingga otorisasi
berlangsung otomatis.
15 | H a l a m a n
sebaiknya terpisah dari bagian yag memberi otorisasi dan yang menerima
barang. Semua order pembelian hendaknya bernomor urut tercetak agar dapat
dengan mudah diketahui berapa order pembelian yang sudah diterbitkan dan
harus dirancang untuk meminimumkan kemungkinan hilangnya formuir secara
tidak disengaja ketika barang sudah dipesan.
Otorisasi Pembayaran
Pengendalian terpenting atas pengeluaran kas meliputi :
16 | H a l a m a n
o Penandatangaran check oleh individu yang diberi otorisasi oleh
perusahaan
17 | H a l a m a n
Menghubungkan pengujian substantif golongan transaksi dengan tujuan
audit transaksi setelah mempertimbangkan pengendalian dan defisiensi
dalam sistem.
Bukti audit untuk suatu perikatan audit akan bervariasi tergantung pada
pengendalian internal serta keadaan lainnya. Efisiensi adit yarg signifikan akan
tercapai dalam audit apabila pengendalian beroperasi secara etektif.
Empat dari enam tujuan audit golongan transaksi pantas untuk mendapat
perhatian khusus dan oleh karena itu akan dibahas lebih dalam di bawah ini.
Kebenaran kebanyakan akun aset, liabilitas, dan beban tergantung pada
kebenaran pencatatan transaksi dalam jurnal pembelian, terutama yang berkaitan
dengan empat tujuan ini.
18 | H a l a m a n
batal untuk mencegah Memeriksa Memeriksa master file
penggunaan ulang. dilakukantidaknya pemasok untuk memeriksa
pembatalan. ada tidaknya pemasok tak
Faktur penjual, laporan terotorisasi.
penerimaan barang, order
pembelian, dan Menelusur
permintaan pembelian pembelianpersediaan ke
diverifikasi internal. master file
persediaan.Memeriksa
pembelian aset tetap.
Transaksi Order pembelian Memeriksa Menelusur dari suatufile
pembelian yang bernomor urut tercetak keberurutan laporan penerimaan barang
terjadi telah dan penggunaan order ke jurnal pembelian.
dilakukan dipertanggungjawabkan pembelian.
(kelengkapan) penggunaannya.
19 | H a l a m a n
(posting dan dilakukan
pengikhtisaran) pembandingan.
Transaksi Digunakan daftar akun Memeriksa manual Membandingkan
pembelian yang memadai. prosedur dan daftar penggolongan dengan
digolongkan akun. daftar akun dengan
dengan benar mengacu ke faktur penjual.
(penggolongan) Penggolongan akun Memeriksa ada
verifikasi internal. tidaknya verifikasi
internal.
Transaksi Prosedur mewajibkan Memeriksa manual Membandingkan tanggal
pembelian dicatat pencatatan segera setelah prosedur dan pada laporan penerimaan
pada tanggal yang barang atau jasa memeriksa apakah barang dengan faktur
benar (saat) diterima. ada faktur penjual penjual dan tanggal pada
yang terbukukan. jurnal pembelian.
yang berupa pencatatan pembelian ganda. Pengendalian yang memadai juga bisa
mencegah klien dari kesalahan mencatat beban yang bukan beban perusahaan,
atau transaksi penyalahgunaan aset atau hal-hal yang mendatangkan keuntungan
bagi manajemen atau karyawan perusahaan dan bukan untuk kepentingan
perusahaan yang di audit. Dalam keadaan tertentu, transaksi yang tidak terlihat
jelas, seperti misalnya dalam hal terjadi pembelian barang untuk keperluan pribadi
yang dilakukan tanpa otorisasi. Dalam situasi lain, ketepatan suatu transaksi sulit
untuk dievaluasi, seperti misalnya pembayaran iuran keanggotaan club golf, atau
pembayaran beban perjalanan berlibur ke luar negeri untuk manajemen dan
keluarganya. Apabila pengendalian atas transaksi yang tidak tepat atau transaksi
yang tidak pernah terjadi tidak memadai, diperlukan pemeriksaan yang lebih
ekstensif atas bukti-bukti pendukung.
20 | H a l a m a n
Luas pengujian rinci pada kebanyakan akun neraca dan akun beban tergantung
pada evaluasi auditor tentang efektivitas pengendalian internal atas ketelitian
pencatatan transaksi pembelian. Sebagai contoh apabila auditor yakin bahwa
transaksi aset tetap dicatat dengan benar dalam jurnal pembelian, maka bisa
diterima apabila auditor memutuskan untuk memeriksa dokumen pendukung
pembelian periode ini yang lebih sedikit selama melakukan pengujian rinci saldo
dibandingkan dengan apabila pengendalian tidak memadai.
Pengujian rinci akun individual tertentu dapat dikurangi apabila auditor yakin
bahwa pengendalian internal mencukupi untuk dapat memberikan keyakinan
memadai mengenai penggolongan yang benar di dalam jurnal pembelian.
Meskipun semua akun terpengaruh sampai pada tingkatan tertentu oleh efektivitas
pengendalian untuk penggolongan, dua bidang yang paling terpengaruh adalah
pembelian aset tetap periode ini, dan semua akun beban, seperti beban reparasi
dan pemeliharaan, beban listrik & gas, dan beban advertensi.
Tabel 15-3 untuk pengeluaran kas menggunakan format yang sama dengan Tabel
15-2 untuk pembelian. Untuk pengendalian dan prosedur- prosedur audit ini kita
berasumsi bahwa terdapat jurnal khusus pembelian dan pengeluaran kas.
Komentar kita tentang metodologi dan proses untuk mengembangkan prosedur
audit untuk pembelian diterapkan sama untuk pengeluaran kas.
21 | H a l a m a n
2.3.6. Sampling Atribut Untuk Pengujian Pengendalian Dan Pengujian
Substantif Golongan Transaksi
22 | H a l a m a n
Rekonsiliasi bank dibuat bank dan observasi
setiap bulan oleh pembuatannya.
petugas independen
yang terpisah dari
pencatatan pengeluaran
kas ayau penyimpanan
aset.
Transaksi pengeluaran Perhitungan dan jumlah- Periksa ada Periksa pengeluaran
kas telah dibukukan jumlah diverifikasi tidaknya verifikasi check dan catatan
dengan tepat internal. internal. pengeluaran kas dalam
(ketelitian) catatan elektronik bank
Rekonsiliasi bank dibuat dengan jurnal
secara bulanan oleh Periksa rekonsiliasi pembelian dan jurnal
personel independen. bank dan observasi pengeluaran kas.
penyiapannya.
Hitung ulang potongan
tunai.
Buatlah proof of cash.
Transaksi pengeluaran Isi master fileutang Periksa ada Test ketelitian penulisan
kas dibukukan dalam usahadiverifikasi tidaknya verifikasi dengan memeriksa
master file utang internal. internal. kebenaran
usaha dengan benar penjumlahan vertikal
dan diringkas dengan Master file utang usaha (footing) jurnal dan
benar (posting dan atau total daftar saldo Periksa paraf pada telusur posting ke buku
peringkasan) dibandingkan dengan akun-akun besar besar dan master file
saldo buku besar. sebagai tanda telah utang usaha.
dibandingkan.
Transaksi pengeluaran Digunakan daftar akun Periksa manual Bandingkan
kas digolongkan yang memadai prosedur dan daftar penggolongan dengan
dengan benar akun. daftar akun dengan
(penggolongan) mengacu pada faktur
Penggolongan akun Periksa ada penjual dan jurnal
diverifikasi internal tidaknya verifikasi pembelian.
internal.
Transaksi pengeluaran Prosedur mensyaratkan Periksa manual Bandingkan tanggal
kas telah dicatat pada pencatatan transaksi prosedur dan pada check atau
tanggal yang benar sesegera mungkin observasi apakah catatan elektronik bank
(saat) setelah check ada check yang dengan jurnal
ditandatangani atau tidak dicatat. pengeluaran kas.
pengiriman secara
elektronik untuk Periksa ada Bandingkan tanggal
pengolahan bank. tidaknya verfikasi pada check dengan
internal. catatan elektroniknya
Tanggal diverivikasi bank.
secara internal.
Ada tiga hal yang berbeda pada siklus pembelian dan pembayaran
dibandingkan dengan siklus-siklus lainnya :
23 | H a l a m a n
1. Seperti telah disinggung pada awal bab, siklus ini menyangkut banyak,
baik yang berupa akun-akun neraca. Dampaknya adalah kemungkinan
terjadnyae kesalahan dalam penggolongan menjadi tinggi, bahkan
beberapa diantaranya berpengaruh terhadap laba besih. Contohnya adalah
kesalahan penggolongan antara beban reparasi dan pemeliharaan dan aset
tetap. Akibatnya, auditcr sering menurunkan tingkat toleransi bisa
diterima, terutama untuk atribut penggolongan.
2. Dalam siklus transaksi ini sangat lazim diperlukan pertimbangan yang
signifikan, seperti misalnya dalam hal sewa guna dan biaya konstruksi.
Kebutuhan atas pertimbangan ini meningkatkarn kemungkinan terjadinya
kesalahan penyajian. Akibatnya, auditor sering menurunkan tingkat
toleransi bisa diterima untuk atribut ketelitian.
3. Jumlah rupiah untuk transaksi individual, seringkali berjumlah sangat
besar. Akibatnya, auditor menggabungkan unsur-unsur yang besar dan
tidak biasa seperti itu dan mengujinya 100%.
Karena hampir semua transaksi dalam siklus pembelian dan pembayaran mengalir
melalui akun utang usaha, akun ini sangat kritikal dalam setiap audit atas siklus
pembelian dan pembayaran . Utang usaha adalah kewajiban yang belum dibayar
yang berasal dari pembelian barang dan jasa yang telah diterima dalam kegiatan
normal perusahaan. Utang usaha meliputi kewajiban yang timbul dari pembelian
bahan baku, peralatan, listrik, reparasi dan masih banyak barang dan jasa lainnya
yang diterima sebelum akhir tahun buku. Kebanyakan utang usaha dapat juga
diidentifikasi melalaui keberadaan faktur dari penjual yang menunjukan
kewajiban perusahaan
Utang usaha harus dibedakan dari utang biaya dan kewajiban utang bunga
Kewajiban merupakan utang usaha hanya apabila total kewajiban diketahui dan
terutang pada tanggal neraca. Apabila kewajiban menyangkut pembayaran bunga ,
maka harus dicatat sebagai utang wesel , utang kontrak , utang hipotik, atau utang
obligasi.
Gambar 15-3 di bawah ini meringkas UU untuk perancangan kredit detail
utang usaha. Metodologi ini sama dengan yang digunakan untuk pembayaran pada
Bab 13 (lihat Gambar 13-1 di halaman 603).
24 | H a l a m a n
Apabila pengujian pengendalian dan pengujian subtantif ggolingan
transasksi menunjukan bahwa pengendalian internal beroprasi secara efektif, dan
prosdedur analitis menunjukan hasil yang memuaskan, auditor pada umumnya
akan menurunkan rinci saldo. Namun, karena pada kebanyakan perusahaan, utang
usaha cendrung menjadi matefial, auditor hampir selalu melakukan pengujian
rinci saldo
25 | H a l a m a n
semua aspek siklus pembelian dan pembayaran pada banyak perusahaan.
Perubahan-perubahan sistem ini bisa sangat kompleks.
Perubahan-perubahan ini dapat meningkatkan secara signifikan. Sebagai
contoh, pemasok bisa memiliki akses yang lebih besar pada catatan utang usaha
yang memungkinkan mereka untuk secara terus menerus memantau saldo usaha
dan melakuakan rekonsiliasi rinci transaksi . Akses oleh pihak luar, seperti
misalnya pemasok, atas catatan akuntansi mengancam kemungkinan terjadinya
kesalahan penyajian apabila akses yang tidak diawasi dengan baik. Demikian
pula, meningkatnya fokus dalam memperbaiki logistic per gerakan fisik
persediaan melalui rantai distribusi perusahaan bisa meningkatkan meningkatkan
kesulitan dalam menetapkan pisah batas saldo utang usaha yang efektif pada
akhir tahun. Auditor harus mengerti sifat perubahan system tersebut untuk
mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan pengendalian manajemen terkait
memengaruhi kemungkinan kesalahan penyajian material dalam utang usaha .
26 | H a l a m a n
bernomor urut tercetak; voucher bernomor urut tercetak dibuat dengan
tepat dan efisien dan dicatat dalam file transaksi pembelian dan master
file hutang usaha. Pengeluaran kas dilakukan dengan tepat pada tanggal
jatuhnya dan segera dicatat dalam file transaksi dan dalam master file
hutang usaha. Saldo utang usaha individual dalam filedi rekonsiliasi
secara bulanan dengan laporan dari pemasok , dan computer secara
otomatis merekonsiliasi total master file dengan buku besar. Dalam hal
ini, verifikasi atas utang usaha membutuhkan sedikit pekerjaan dari
auditor, karena auditor berkesimpulan bahwa pengendalian internal
telah beroperasi secara efektif.
b) Misalkan perusahaan tidak menggunakan laporan penerimaan barang,
klien menunda pencatatan pembelian hingga dilakukan pembayaran
kas, dan karena kekurangan kas, tagihan dari pemasok sering dibayar
beberapa bulan setelah tanggal jatuh- nya. Jika auditor berhadapan
dengan seperti itu, ada kemungkinan terjadi kurang saji dalam utang
usaha ; oleh karena itu diperlukan pengujian rinci yang ekstensif untuk
memastikan apakah utang usaha telah ditetapkan dengan tepat pada
tanggal neraca.
Kita telah membahas pengendalian internal terpenting dalam siklus pembelian
dan pembayaran serta pengujian pengendalian dan pengujian subtantif golongan
transaksi pada awal bab ini . Sebagai tambahan atas pengendalian-pengendalian
tersebut , pada setiap bulan eorang karyawan yang independen atau program
komputer harus merekonsiliasi laporan dari pemadok dengan liabilitas dalam
pembukuan, serta master file hutang usaha dengan buku besar. Setelah menilai
resiko pengendalian , auditor merancang dan melaksanakan pengujian
pengendalian dan pengujian subtantif golingan transaksi atas pembelian dan
pengeluaran kas.
Penggunaan prosedur analitis merupakan hal penting dalam siklus pembelian dan
pembayaran seperti halnya daam siklus yang lain, terutama dalam menemukan
kesalahan penyajian dalam utang usaha. Tabel 15-4 melukiskan prosedur analitis
untuk akun-akun necara dan akun-akun laba-rugi dalam siklus pembelian dan
pembayaran yang berguna untuk menemukan area-area yang memerlukan
investigasi tambahan.
Auditor harus membandingkan total beban tahun ini dengan tahun sebelunya
untuk menemukan kesalahan penyajian dalam utang usaha mapun dalam akun
beban. Karena penggunaan pembukuan berpasangan , suatu kesalahan penyajian
dalam akun beban biasnya juga akan berakibat kesalahan penyajian yang sama
pada akun utang usaha. Olleh Karen , itu pembandingan beban-beban yang
terjadwal dengan regular dengan tahun sebelunnya merupakan prosedur yang
efektif dalam menganalisis utang apabila beban dari tahun ketahun relative setabil.
27 | H a l a m a n
2.4.5. Merancang Dan Melaksanakan Pengujian Rinci Saldo Akun Utang
Usaha (Tahap III)
Tujuan secara keseluruhan audit utang usaha adalah untuk untuk menentukan
apakah saldo utang usaha telah disajikan secara wajar dan diungkapkan dengan
tepat. Tujuh dari delapan tujuan audit saldo yang telah dibagikan pada Bab 4
diterapkan pada audit utang usaha, yaitu:keberadaan, kelengkapan, ketelitian,
penggolongan, pisah-batas, kecocokan saldo dan hak serta kewajiban. Nilai bersih
bisa direalisasi tidak bisa diterapkan pada utang usaha.
Ada perbedaan penting dalam penekanan audit atas liabilitas dan asset.
banyak hal Ketika auditor mengaudit aset, auditor akan menekankan pada lebih
saji melalui verifikasi dengan konfirmasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
dokumen pendukung. Peekatan sebaliknya dilakukan auditor dalam audit atas
saldo liabilitas. Dalam hal ini auditor menekankan pada kemungkinan terjadinya
kurang saji atau penghilang libilitas .
Perbedaan penekanan dalam audit asset dan kewajiban berakibat langsung
pada kewajiban hukum akuntan publik. Ketika penanam modal, kreditur, dan
pengguna lainnya setelah diterbitkannya laporan keuangan auditan menentukan
bahwa laba dan ekuitas pemilik telah lebih saji material, maka tuntutan hukum
untuk KPA layak untuk dlakukan. Karena kesalahan penyajian ekuitas pemilik
dapat timbul baik dengan membuat lebih saji aset atau membuat kurang saji
liabilitas , maka logis bagi auditor untuk menaruh perhatian yang besar pada
kedua jenis kesalahan penyajian tersebut . Auditor juga jangan melupakan bahwa
kemungkinan asset kurang saji dan libilitas lebih saji , termasuk yang timbul dari
kesalalhan penyajian berupa lebih saji dalam utang usaha.
Dalam uraian ini, kita akan menggunakan tujuan audit saldo dari Bab 13
yang diterapkan dalam mengaudit piutang usaha dengan tiga modifikasi kecil
berikut:
a. Tujuan bersih bisa direalisasi tidak diterapkan untuk liabilitas Nilai
bersih bisa direalisasi hanya Pelaksanaan untuk aset.
b. Aspek hak pemilikan dari tujuan hak dan kewajiban tidak diterap- kan
untuk liabilitas. Untuk aset, auditor sangat menekankan pada hak klien
atas penggunaan dan penghapusan asset.. Untuk liabilitas, auditor
memusatkan perhatian pada kewahiban klien untuk membayar utang.
Apabila klien tidak mempunyai kewajiban untu membayar, maka tidak
akan dicntumkan sebagai liabilitas.
c. Untuk, liabilitas lebih ditekankan pada pencarian kurang saji daripada
atas lebih saji, seperti telah diuraikan diatas.
Tabel 15-5 mencakup tujuan audit saldo dan prosedur pengujian rinci
saldo yang lazim dilakukan atas utang usaha. Prosedur audit yang sesungguhnya
diterapkan auditor bisa bervariasi tergantung pada sifat entitas, materialitas utang
28 | H a l a m a n
usaha, sifat dan efektivitas pengendalian internal, serta resiko inheren. Ketika
auditor melaksanakan pengujian rinci saldo utang usaha dan akun liabilitas
lainnya, auditor biasanya mengumpulkan bukti tentang empat tujuan penyajian
dan pengungkapan, terutama ketika melakukan pengujian untuk tujuan
kelengkapan. Prosedur lainyang berkaitan dengan tujuan penyajian dan
pengungkapan dilakukan sebagai bagian dari prosedur untuk menyelesaikan audit
yang akan di bahas pada bab 21.
Tabel 15-5 Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci atas Saldo Utang Usaha
Tujuan Audit Saldo Prosedur Pengujian Audit Komentar
Utang usaha dalam daftar Jumlahkan utang atau gunakan Bila penjumlahan dilakukan
utang usaha cocok dengan komputer untuk secara menjual tidak perlu
yang tercantum pada master menjumlahkan daftar utang seluruh halaman dijumlah.
file yang bersangkutan, dan usaha.
totalnya cocok dengan yang
tercantum di buku besar Telusuri total ke buku besar.
(kecocokan saldo)
Telusur faktur penjual Penelusuran ke master file
individual ke master file untuk bisa dibatasi, kecuali bila
mencocokan nama dan pengendalian lemah.
jumlahnya.
Utang usaha dalam daftar Telusuri dari daftar ulang Biasanya kurang mendapat
utang usaha sungguh-sungguh usaha ke faktur penjual dan perhatian, karena perhatian
ada (keberadaan) laporan dari pemasok utama pada lebih saji.
29 | H a l a m a n
Lakukan pengujian untuk
persediaan dalam penjualan.
Perusahaan memilliki Periksalah laporan dari Biasanya bukan merupakan
kewajiban untuk membayar pemasok dan konfirmasi utang perhatian utama dalam audit
liabilitas yang tercantum dalam usaha. utang usaha, karena semua
utang usaha 9kewajiban) utang usaha adalah kewajiban.
Karena penekanan audit pada kurang saji dalam akun-akun liabilitas pengujian
sesudah tanggal neraca sangat penting artinya bagi utang usaha. Luasnya
pengujian untuk menemukan utang yang tidak dicatat (sering disebut mencari
utang yang tidak dicatat), sangat tergantung tergantung pada penilaian risiko
pengendalian dan matrealitas saldo potensial dalam akun yang bersangkutan.
Prosedur audit yang sama yang digunakan untuk mencari utang tidak dicatat
diterapkan pula untuk tujuan ketelitian. Berikut adalah prosedur-prosedur yang
lazim dilakukan:
Periksalah Dokumen Pendukung untuk Pengeluaran Kas Sesudah Tanggal
Neraca
Auditor memeriksa dokumen pendukung untuk pengeluaran kas sesudah tanggal
neraca untuk menentukan apakah pengeluaran kas itu untuk membayar utang dari
periode ini (periode yang dieriksa). Apabila pembayaran itu utang usaha untuk
memastikan apakah utang harus menelusur ke daftar utang usaha. Laporan
penerimaan termaksud tercantum dalam daftar utang usaha. Laporan penerimaan
barang menunjukan tanggal barang diterima dan oleh karena itu menjadi dokumen
yang sangat berguna. Demikian pula, faktur penjual biasanya menunjukan tanggal
suatu jasa diberikan. Auditor sering memeriksa dokumen-dokumen pendukung
pengeluaran kas yang dilakukan pada periode sesudah tanggal neraca beberapa
minggu sesudah tanggal neraca, terutama apabila klien sering tidak melakukan
pembayaran secara tepat waktu.
Periksalah Dokumen Pendukung untuk Faktur Tagihan yang Belum
Dibayar Sampai Beberapa Minggu Setelah Akhir Tahun
Auditor melakukan prosedur ini di periode berikutnya dengan cara yang sama
seperti prosedur di atas untuk tujuan yang sama. Prosedur ini berbeda dengan
yang di atas, yaitu dalam hal kewajiban ini belum dibayar sampai menjelang akhir
audit, bukan kewajiban yang sudah dibayar.
Sebagai contoh , dalam suatu audit untuk tahun yang berakhir tanggal 31
Maret, dimisalkan auditor memeriksa dokumen pendukung untuk check yang
dibayar melewati tanggal 28 Juni.tagihan yang masih belum dibayar pada tanggal
28 Juni harus diperiksa untuk menuntukan apakah merupakan kewajiban pada
tanggal 31 Maret?
30 | H a l a m a n
Telusur Laporan Penerimaan Barang yang Diterbitkan Sebelum Akhir
Tahun dengan Faktur Penjual yang Bersangkutan
Semua barang yang diterima sebelum akhir tahun buku harus dimasukan sebagai
utang usaha. Dengan menelusur laporan penerimaan barang yang diterbitkan
menjelang akhir tahun buku ke faktur penjual dan menyakinkan bahwa semua
telah dimasukan sebagai utang usaha, auditor menguji ada tidaknya utang yang
tidak dicatat.
Telusur Laporan dari Pemasok yang Menunjukan Saldo Terutang ke Daftar
Saldo Utang Usaha
Apabila klien menyimpan arsip laporan bulanan dari pemasok, auditor dapat
menelusur setiap laporan yang menunjukan saldo terutang pada setiap tanggal
neraca ke daftar utang usaha untuk memastikan telah dimasukan sebagai utang
usaha.
Pengiriman Konfirmasi Kepada Pemasok yang Memiliki Hubungan Bisnis
dengan Klien
Meskipun pengiriman konfirmasi untuk utang usaha tidak begitu lazim
dibandingkan dengan konfirmasi untuk piutang usaha, namun auditor dapat
menggunakan prosedur ini jika dipandang perlu untuk menguji jangan-jangan
nama pemasok tidak tercantum dalam daftar utang, atau ada transaksi yang
dihilangkan, atau saldonya tidak sesuai dengan catatan pemasok. Pengiriman
konfirmasi kepada pemasok aktif yang saldonya tidak tercantum dalam daftar
utang adalah cara yang efektif untuk mengungkapkan utang tidak dicatat. Jenis
konfirmasi ini biasanya disebut konfirmasi utang usaha.
31 | H a l a m a n
pisah batas dengan observasi fisik atas persediaan dan penentuan jumlah
persedian dalam perjalanan.
Hubungan antara Pisah Batas dengan Observasi Fisik Persediaan
Dalam menentukan apakah pisah batas sudah benar, sebaiknya pengujian pisah
batas dikoordinasikan dengan observasi penghitungan fisik persediaan. Sebagai
contoh, misalkan suatu pembelian persediaan seharga Rp.40.000.000,- telah
diterima pada tanggal 31 desember petang, tak lama setelah perhitungan fisik
selesai. Apabila pembelian ini dimasukan dalam utang usaha dan pembelian tetapi
dikeuarkan dari persedian akhir, hasilnya adalah laba bersih akan kurang saji
sebesar Rp.40.000.000,. sebaliknya, apabila pembelian dikelaurkan baik dari
persediaan maupun dari utang usaha, maka keselahan penyajian akan terjadi
dalam neraca, tetapi laporan laba rugi benar. Satu-satunya cara agar auditor bisa
mengetahui tipe kesalahan penyajian mana yang telah terjadi adalah dengan
mengkoordinasi pengujian pisah batas dengan observasi persedian.
Informasi pisah batas untuk pembelian harus diperoleh selama observasi
fisik persedian. Pada waktu itu, auditor harus mereviewprosedur-prosedur di
bagian penerimaan barang untuk memastikan bahwa semua barang yang diterima
telah dihitung, dan auditor harus mencatat dalam dokumentasi audit nomor
laporan penerimaan barang terakhir yang dicantumkan dalam perhitungkan fisik.
Setelah tanggal perhitungan fisik, auditor kemudian harus menguji catatan
akuntansi untuk pisah batas. Auditor harus menelusuri nomor-nomor laporan
pengeriman barang yang sebelumnya sudah didokumentasi ke catatan utang usaha
untuk melakukan verifikasi bahwa mereka telah dimasukan atau dikeluarkan
dengan benar. Sebagai contoh, misalkan nomor laporan penerimaan barang
terkahir yang mengambarkan persediaan yang dimasukan ke dalam perhitungan
fisik adalah 3167. Auditor harus mencatat nomor dokumen ini dan kemudian
menelusurnya beserta beberapa nomor dokumen sebelumnya ke faktur penjual
yang bersangkutan dan ke daftar utang usaga atau ke master file utang usaha
untuk menentukan bahwa mereka semua diikutsertakan. Demikian pula, utang
usaha untuk pembelian yang dicatat dalam laporan penerimaan barang dengan
nomor lebih besar dari 3167 harus dikeluarkan dari utang usaha.
Apabila perhitungan fisik dilakukan sebelum tanggal terakhir dari tahun
buku, auditor masih harus melakukan pisah batas utang usaha pada waktu
perhitungan fisik dengan cara seperti diuraikan di atas. Selain itu, antara
penghitungan fisik dan tanggal akhir tahun telah ditambahkan pada persediaan
fisik dan utang usaha.
Persediaan dalam Perjalanan (Inventory in Transit)
Dalam menetukan utang usaha, auditor harus membedakan antara pembelian
persediaan yang dilakukan atas dasar FOB destination dengan yang dilakukan atas
dasar FOB origin. Untuk FOB destination, hak kepemilikan atas barang berpindah
kepada pembeli apabila barang telah diterima pembeli. Jadi hanya persediaan
yang diterima sebelum atau tepat pada tanggal neraca yang harus dimasukan ke
32 | H a l a m a n
dalam persediaan dan utang usaha pad akhir tahun. Apabila pembelian dilakukan
atas dasar FOB origin, perusahaan harus mencatat persediaan dan utang usaha
yang bersangkutan pada periode ini apabila pengiriman telah dilakukan sebelum
atau tepat pada tanggal neraca.
Auditor akan dapat menentukan apakah persediaan telah dibeli atas dasar
FOB destinatioan atau FOB origin dengan memeriksa faktur dari penjual. Auditor
harus memeriksa faktur untuk barang-barang yang diterima beberapa waktu
setelah akhir tahun untuk menentukan apakah barang tersebut dibeli atas dasar
FOB origin. Untuk barang-barang yang dikirim sebelum atau tepatpada tanggal
neraca, persediaan dan utang usaha yang bersangkutan harus dicatat dalam
periode ini jika jumlahnya material.
Auditor harus memahami keandalan relatif tiga tipe utama bukti yang biasa
digunakan untuk memeriksa utang usaha, yaitu : faktur penjual, laporan dari
penjual (pemasok) dan konfirmasi.
Perbedaan antara Faktur dari Penjualan dengan Laporan dari Penjual
Auditor harus bisa membedakan antara faktur dari penjual dengan laporan dari
penjual dalam melakukan verifikasi atas jumlah yang terutang kepada pemasok.
Auditor mendapat bukti tentang transaksi individual dengan keandalan tinggi
ketika ia memeriksa faktur dari penjualan beserta dokumen pendukungnya, seperti
laporan penerimaan barang dan order pembelian. Berbeda dengan faktur
penjualan, laporan dari penjual tidak begitu diperlukan untuk memeriksa transaksi
individual, karena laporan dari penjual hanya mencakup jumlah total transaksi.
Jumlah unit yang dibeli¸harga,biaya angkut, dan data lain tidak tercantum dalam
laporan itu.
Manakah dari kedua dokumen ini yang lebih baik untuk memeriksa saldo
utang usaha yang benar? Laporan dari penjual lebih baik untuk memeriksa utang
usaha karena didalamnya ditunjukan saldo akhir. Auditor dapat membandingkan
faktur penjual yang ada dengan daftar utang usaha yang dibuat klien, tapi tetap
kehilangan sesuatu yang merupakan hal utama dalam utang usaha.
Manakah dari kedua dokumen ini yang lebih baik dalam pengujian
pembelian dalam pengujian pembelian dari pengujian substantif golongan
transaksi? Faktur dari penjual lebih baik untuk memeriksa transaksi karena auditor
memeriksa transaksi individual dan faktur menunjukan rincian pembelian.
Perbedaan antara Laporan dari Penjual dengan Konfirmasi
Perbedaan terpenting antara laporan dari penjual dengan konfirmasi utang usaha
adalah sumber informasinya. Laporan dari penjual dibuat oleh penjual (pihak
ketiga yang independen) tetapi berada ditangan klien ketika auditor
memeriksanya. Hal ini bisa memberi kesempatan kepada klien untuk
merekayasa/mengubah laporan dari penjual atau menyembunyikan laporan dari
auditor.
33 | H a l a m a n
Jawaban ataspermintaan konfirmasi untuk utang usaha pada umumya
harus dikirim langsung ke kantor akunta publik oleh penjual. Konfirmasi berisi
informasi yang sama dengan laporan dari penjual tetapi lebih bisa dipercaya.
Selain itu, konfirmasi utang usaha sering juga minta informasi lain, misalnya
tentang utang wesel, atau barang konsinyasi yang merupakan milik si penjual
tetapi disimpan digudang klien. Contoh suatu jenis konfirmasi utang usaha dapat
dilihat pada Gambar 15-4 di bawah ini :
Kepada
Yth. Direktur Utama PT XYZ
Jalan Kenanga 175
Yogyakarta, 22225
Dengan hormat,
Bersama ini kami beritahukan bahwa auditor kami, Kantor Akuntan Publik
Sugiarto & Rekan, sedang mengaudit laporan keuangan kami untuk tahun yang
berakhir tanggal 31 Desember 2013. Sehubungan dengan hal tersebut, silahkan
sampaikan informasi berikut langsung kepada auditor kami.
(1) Saldo kewajiban/utang kami kepada anda per 31 Desember 2013
(2) Daftar utang wesel kami kepada anda (terasuk yang sudah
didiskontokan) dengan menunjukan tanggal penarikan, tanggal
jartuh, jumlah nominal, saldo belum dibayar, jaminan, dan
(3) Daftar barang dagangan konsinyasi milik anda yang ada pada kami
Kami sangat menghargau kesediaan anda untuk memberi informasi yang
diperlukan. Bersama ini pula kami lampirkan amplop tertuju kepada kantor
akuntan untuk mengirim jawaban. Atas kerjasama anda, kami ucapkan
terimakasih.
Hormat kami,
(Ir. Suwarto Hadikusumo)
Presiden Direktur
Dengan adanya laporan dari penjual dan faktur yang diterbitkan penjual,
yang keduanya merupakan bukti yang bisa dipercaya karena dibuat oleh pihak
ketiga, konfirmasi menjadi kurang lazim digunakan dalam audit atas utang
dibandingkan dengan konfirmasi yang sangat lazim digunakan dalam audit atas
piutang usaha. Apabila klien memiliki pengendalian internal yang memadai dan
34 | H a l a m a n
tersedia laporan dari penjual untuk diperiksa, auditor biasanya tidak mengirim
konfirmasi. Namun, apabila pengendalian internal klien lemah, dan laporan dan
penjual tidak bersedia, atau apabila auditor meragukan integritas klien, maka
pengiriman permintaan konfirmasi kepada penjual layak untuk dilakukan. Oleh
karena tekana utama audit utang usaha adalah pada kurang saji, maka akun utang
usaha yang dikonfirmasi harus mencakup akun bersaldo besar, akun bersaldo nol,
dan suatu sampel yang representatif untuk lainnya.
Apabila auditor memeriksa laporan dari penjual atau jawaban konfirmasi,
harus dilakukan rekonsiliasi antara laporan atau konfirmasi dengan daftar utang
usaha. Selisih yang ditemukan, seringkali terjadi karena adanya barang dalam
perjalanan, check sudah dikirim klien tapi belum sampai ke tangan penjual atau
karena adanya penundaan dalam proeses akuntansi.
Pembahasan tentang pengujian rinci atas saldo utang usaha di atas dititikberatkan
pada prosedur-prosedur audit yang lazim dilakukan, dokumen dan catatan yang
diperiksa, serta saat pengujian. Auditor harus juga mempertimbangkan ukuran
sampel dalam audit atas utang usaha.
Ukuran sampai dalam pengujian utang usaha sangat bervariasi, tergantung
pada berbagai faktor seperti misalnya : matrealistas utang usaha, jumlah akun
yang ada, hasil penilaian resiko pengendalian, dan hasil audit diperiksa. Dalam
situasi yang lain hanya sebagian kecil dipandang perlu untuk diperiksa.
Sampling statistika kurang lazim digunakan untuk pengauditan utang
usaha dibandingkan dengan untuk piutang usaha. Perumusan populasi dan
penentuan ukuran populasi sering lebih sulit untuk utangb usaha. Karena tekanan
audit adalah pada utang usaha yang dicatat, auditor harus mencoba agar populasi
mencakup semua kewajiban potensial.
35 | H a l a m a n
5. Kewajiban sewa (leasing), jika ada, sudah dicatat sesuai dengan standar
akuntansi sewa guna usaha (PSAK No. 30 Revisi 2007 tentang Sewa);
6. Seandainya ada liabilitas jangka pendek dalam mata uang asing per tanggal
laporan posisi keuangan (neraca), sudah dikonversikan ke dalam rupiah
dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan
pada laba rugi tahun berjalan;
7. Biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka pendek telah
dicatat per tanggal laporan posisi keuangan (neraca);
8. Biaya bunga liabilitas jangka pendek yang tercatat pada tanggal laporan
posisi keuangan (neraca) betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan
merupakan beban perusahaan;
9. Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan
sehingga tidak terjadi “bank default”;
10. Penyajian liabilitas jangka pendek di dalam laporan posisi keuangan (neraca)
dan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan
di Indonesia ETAP/SAK/IFRS
Jika internal control atas liabilitas jangka pendek disimpulkan auditor cukup
baik maka ruang lingkup pemeriksaan atas liabilitas jangka pendek dapat
dipersempit dan sebaliknya jika disimpulkan lemah, ruang lingkup
pemeriksaan harus diperluas.
Perlu diperhatikan beberapa ciri internal control yang baik atas liabilitas jangka
pendek.
36 | H a l a m a n
e) Dibuatnya buku tambahan (subsidiary ledger) untuk utang usaha, dan setiap
akhir bulan jumlah saldo utang usaha muncul menurut subsidiary ledger
harus dibandingkan (direncocile) dengan saldo utang usaha menurut general
ledger yang merupakan perkiraan pengendali (controlling account)
g) Faktur pembelian dan dokumen pembelian lainnya harus dicap lunas (stamp
paid) untuk menghindari digunakannya dokumen-dokumen tersebut untuk
proses pembayaran yang kedua kalinya
Jika liabilitas jangka pendek merupakan utang usaha, yang berasal dari
pembelian secara kredit, maka utang tersebut harus didukung oleh bukti-bukti
yang lengkap, seperti: purchase requisition, purchase order, supplier invoice,
dan receiving report. Selain itu, pembelian harus diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang, misalnya manajer pembelian, dan manajer
akuntansi dan keuangan. Jika liabilitas jangka pende berupa utang dividen,
maka harus didukung oleh notulen rapat umum pemegang saham yang
memberikan otorisasi untuk pembagian dividen. Jika berupa kredit bank, harus
didukung oleh perjanjian kredit dan notulen rapat direksi yang memberikan
otorisasi untuk peminjaman uan dari bank. Begitu juga jika berupa utang
pemegang saham, harus didukung oleh perjanjian kredit. Jika ada utang
pemegang saham, maka tidak boleh ada setoran modal yang belum di lunasi
oleh pemegang saham.
Dalam hal ini auditor harus meyakinkan diri bahwa tidak ada unrecorded
liabilities. Untuk itu auditor harus memeriksa semua perjanjian yang dibuat
perusahaan dengan pihak ketiga, memeriksa notules rapat direksi dan
pemegang saham dan mengirim konfirmasi ke penasihat hukum (legal
consultant/lawyer) perusahaan
37 | H a l a m a n
Untuk itu auditor harus memeriksa dasar perhitungan accrued expenses yang
dibuat perusahaan, apakah masuk akal dan konsisten dengan tahun
sebelumnya. Misalnya untuk accrued travelling expenses (biaya perjalanan
yang masih harus dibayar) harus diperikssa untuk perjalanan kemana,
menggunakan pesawat terbang apa, berapa lama perjalanannya, menginap di
hotel mana dan sebagainya
Misalnya jika ada utang leasing untuk pembelian mesin pabrik, maka harga
perolehan mesin dan utang leasing harus dicatat sebesar nilai tunainya. Selain
itu, bagian dari utang leasing yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun yang
akan datang harus dicatat sebagai liabilitas jangka pendek. Sedangkan yang
jatuh temponya lebih dari satu tahun yang akan datang harus dicatat sebagai
liabilitas jangka panjang
7. Memeriksa apakah biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas
jangka pendek telah dicatat per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
Dalam hal ini auditor harus yakin bahwa semua bunga liabilitas jangka pendek,
baik dari utang bank, utang pemegang saham dan lain-lain, sudah dicatat
sebagai beban perusahaan dan jika bunga tersebut belum dibayar, sudah dicacat
sebagai utang bunga per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
38 | H a l a m a n
8. Memeriksa apakah biaya bunga liabilitas jangka pendek yang tercatat
pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca) betul telah terjadi,
dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan
Auditor harus yakin bahwa bunga yang dibebankan dalam laporan laba rugi,
berasal dari pinjaman jangka pendek yang digunakan perusahaan dan didukung
oleh perjanjian kredit yang sah, sehingga betul-betul merupakan beban
perusahaan. Selain itu auditor harus melakukan pengecekan apakah
perhitungan bunga sudah dilakuka secara akurat, walaupun beban bunga dicatat
berdasarkan nota debit dari bank (berarti dihitung oleh bank)
Misalnya, jika perusahaan mempunyai kredit jangka pendek dari bank atau
mempunyai utang leasing (Sewa), maka dalam catatan atas laporan keuangan
harus diungkapkan antara lain:
a. Plafon kredit
c. Tingkat bunga
d. Jaminan kredit
39 | H a l a m a n
g. Jenis leasing
40 | H a l a m a n
12. Seandainya ada saldo debit dari utang usaha maka harus ditelusuri apakah ini
merupakan uang muka pembelian atau karena adanya pengembalian barang
yang dibeli tetapi sudah dilunasi sebelumnya. Kalau jumlahnya besar
(material) harus direklasifikasi sebagai piutang.
13. Seandainya ada uang muka penjualan per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca, periksa buktipendukungnya dan periksa apakah saldo tersebut sudah
diselesaikan di periode berikutnya (subsequent clearance) misalnya dengan
mengirimkan barang yang dipesan.
14. Seandainya ada kredit jangka panjang, harus diperiksa apakah bagian yang
jatuh tempo satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai
liabilitas jangka pendek.
15. Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah saldo
tersebut per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)telah dikonversikan
kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal
laporan posisi keuangan (neraca), dan selisih kurs yang terjadi
dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
16. Untuk utang PPh 21 dan PPN periksa apakah utang tersebut sudah dilunasi
pada periode berikutnya. Seharusnya utanh PPh 21 dan PPN per 31 desember
dilunasi di bulan Januari tahun berikutnya.
Sedang kan untuk PPh Badan harus diperiksa apakah pada waktu mengisi dan
memasukan SPT PPh Badan, perusahaan telah membayar PPh 29 (setoran
akhir).
17. Periksa dasar perhitungan accured yang dibuat oleh perusahaan, apakah
reasonable dan konsisten dengan dasarperhitungan tahun sebelumya. Selain
itu harus diperiksa pembayaran sesudah tanggal laporan posisi keuangan
(neraca).
18. Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham dan perjanjian-perjanjiian
yang dibuat perusahaan dengan pihak ketiga, untuk mengetahui apakah
semua kewajiban yang tercantum dalam notulen dan perjanjian tersebutsudah
dicatat per tangggal laporan posisi keuangan (neraca).
19. Kirim konfirmasi kepada penasihat hukum perusahaan.
20. Periksa apakah penyajian liabilitas jangka pendek di laporan posisi keuangan
(neraca) dan catatan atas laporan keuangan sudah sesuaidengan Standar
Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
41 | H a l a m a n
2. Minta rincian dari liabilitas jangka pendek, utang usaha maupun liabilitas
lainnya, kemudian periksa footing dan cocokan saldonya saldonya dengan
saldi liabilitas jangka pendek di buku besar.
Harus diingat bahwa rincian-rincian tersebut harus disiapkan oleh kllien. Tugs
auditor adalah memeriksa rincian tersebut, bukan menyusun rincian.
Jika rincian yang diberikan klien tidak cocok dengan saldo buku besarnya atau
terdapat kesalahan footing, maka auditor harus mengembalikan rincian tersebut
kepada klien untuk diperbaiki.
Selain rincian utang, yang harus diminta dari klien adalah : rincian biaya yang
masih harus dibayar, liabilitas lain-lain, utang pajak, dan lain-lain.
3. Untuk utang usaha cocokan saldo masing-masing supplier dengan saldo
menurut subsidiary ledger utang usaha.
Jika jumlah supplier banyak (misalkan seratus supplier) dan internal control
client baik, maka pencocokan ke subiedger bisa dibatasi jumlahnya.
Seandainya ditemukan perbedaan antara saldo di rincian utang usaha dan saldo
di subledger utang usaha, harus diminta agar klien yang mencari penyebab
perbedaan tersebut.
Prosedur 4 dan 5 sudah cukup jelas
6. Pertimbangan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa supplier
yang saldonya besar maupun yang saldonya tidak berubah sejak tahun
sebelumnya.
Auditor tidak harus mengirim konfirmasi untuk utang usaha, karena sumber
pencatatan utang usaha berasal dari luar perusahaan (misalnya faktur dari
supplier), dan tujuan konfirmasi adalah untuk memeriksa keakuratan data
akuntansi klien. Jadi lain dengan konfirmasi pulanh yang merupakan audit
prosedur standar yang harus dilakukan oleh auditor.
Apalagi jika sebagia besar supplier terbiasa untuk mengirim monthly statement
of account, maka auditor hanya perlu mencocokan saldo utang usaha menurut
rincian dengan saldo menurut monthly statement of account tersebut.
7. Periksa pembayaran sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
untuk mengetahui apakah ada unrecorded liabilities per tanggal laporan
posisi keuangan (neraca) dan untuk meyakinkan diri mengenai kewajara
saldo utang per tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
Caranya adalah dengan me-review buku pengeluaran kas sesudah tanggal
laporan posisi keuangan (neraca) sampai mendekati tanggal selesainya
pemeriksaan lapangan. Perhartikan apakah ada pembayran-pembayaran di
periode sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) yang menyangkut
pembelian atau biaya untuk tahun yang diperiksa yang belum dicatat sebagai
liabilitas jangka pendek per tanggal laporan posisi keuangan (neraca). Periksa
juga notulen rapat direksi, pemegang saham, dewan komisaris untuk
mengetahui apakah ada kewajiban perusahaan, misalnya pembagian bonus,
yang baru akan dibayar diperiode berikutnya dan belum dicatat sebagai
42 | H a l a m a n
liabilitas per tanggal laporan posisi keuangan (neraca). Auditor juga harus
memeriksa bukti-bukti pembayaran di subsequent period yang berkaitan
dengan kewajiban yang terjadi ditahun yang diperiksa.
Prosedur 8,9,10,11,dan 14 dibahas lebih rinci di pemeriksaan liabilitas
jangka panjang (Bab 17)
Prosedur 12,13,15, dan 16 sudah cukup jelas.
17. Periksa dasar perhitungan accured expenses yang dibuat oleh
perusahaan, apakah reasonable (masuk akal) dan konsiten dengan dasar
perhitungan tahun sebelumnya. Selain itu harus diperiksa pembayran
sesudah tanggal lapora posisi keuangan (neraca).
Perlu diketahui bahwa untuk memperkecil laba, bisa saja perusahaan
memperbesar jumlah accured axpenses-nya. Dengan memeriksa pembayaran
sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) auditor bisa mengetahui
apakah jumlah yang di accured betul-betul dibayar di tahun berikutnya dalam
jumlah yang kurang lebih sama.
Selain itu bisa diketahui seandainya ada biaya-biaya tahun yang diperiksa
yang belum dicatat di periode sesudah tanggal laporan posisi keuangan
(neraca), sehingga harus diusulkan audit adjustment oleh auditor.
Prosedur 18 sudah cukup jelas.
19. Dikirim konfirmasi kepada penasihat hukum perusahaan.
Tujuan nya adalah untuk mengetahui apakah perusahaan mempunyai masalah
di bidang hukum yang memerlukan bantuan dari legal consultant atau lawyer.
Misalnya, ada tuntutan di pengadilan yang per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) prosesnya belum selesai. Sperti diketahui proses peradilan
memakan waktu yang cukup lama (mulai dari pengadilan negeri, Pengadilan
Tinggi, dan Mahkamah Agung).
Hal ini menyebabkan timbulnya contigent liabilities, yaitu lialibilitas yang
mungkin terjadi, mungkin juga tidak terjadi, tergantung pada kejadian dalam
periode berikutnya.
Prosedur 20 sudah cukup jelas.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memeriksa liabilitas jangka
pendek, adalah sebagai berikut:
43 | H a l a m a n
Untuk itu auditor harus melakuakn prosedur yang disebut “searching of
unrecorded liabilities”, dengan cara memeriksa pembayaran sesudah tanggal
laporan posisi keuangan (neraca)
2. Perbedaan antara accounts payable dan accrued expenses
Accounts payable angkanya lebih pasti karena perusahaan mencatat
kewajibannya berdasarkan invoice yang diterimanya dari supplier
Accrued expenses angkanya didasarkan pada estimasi, sehingga jumlahnya
kurang pasti dibandingkan accounts payable
44 | H a l a m a n
45 | H a l a m a n
46 | H a l a m a n
47 | H a l a m a n
48 | H a l a m a n
Contoh Prosedur Pembelian, Utang, dan Pengeluaran Kas
49 | H a l a m a n
Contoh Penjelasan Narrative Prosedur Pembelian, Liabilitas Jangka Pendek,
dan Pengeluaran kas
50 | H a l a m a n
51 | H a l a m a n
Contoh Supporting Schedule Utang Usaha
52 | H a l a m a n
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Siklus pengeluaran terdiri dari transaksi pemerolehan barang atau jasa. Umumnya
transaksi besar yang membentuk siklus pengeluaran dalam perusahaan terdiri dari
1). Transaksi pembelian dan 2). Transaksi pengeluaran kas.
Sistem pembelian, yang terdiri dari berbagai prosedur berikut ini : Prosedur
permintaan pembelian, Prosedur order pembelian, Prosedur penerimaan barang,
prosedur pembuatan bukti kas keluar, dan Prosedur pencatatan utang.
Sistem pengeluaran Kas, yang terdiri dari prosedur berikut ini : Prosedur
pembayran bukti kas keluar dan Prosedur pencatatan pengeluaran kas.
53 | H a l a m a n
DAFTAR PUSTAKA
54 | H a l a m a n