Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH AUDITING TEMA KERTAS KERJA AUDIT

DOSEN PENGAMPU DR. ARNESTESA TRINANDHA,


SE, MM.,AK, CA, CPA, CfrA

DISUSUN OLEH :
Elsa Audina Rachmawati (E2B019002)
Jovanca Cindy Septiani (E2B019367)

PROGRAM STUDI EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG TAHUN AJAR 2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsolidasi Anak Perusahaan Yang
Dimiliki Penuh”. Penulisan makalah ini adalah salah satu tugas yang diberikan
Mohammad Ridwan, SE., M. Ak selaku dosen pengampu dari mata kuliah Akuntansi
Lanjutan.

Walaupun sudah disusun secara optimal, kami selaku penulis hanyalah manusia
biasa yang memiliki banyak kekurangan serta kesalahan dalam menyusun makalah ini
serta jauh dari kata sempurna. Karenanya kami memohon kritik serta anjuran yang
membangun dari para pembaca.

Semarang, 4 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...............................................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................3
1.3 TUJUAN MASALAH...........................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAAN...............................................................................................................................5
2.1 DEFINISI KERTAS KERJA....................................................................................................5
2.2 TUJUAN PEMBUATAN KERTAS KERJA..............................................................................5
2.3 JENIS – JENIS KERTAS KERJA............................................................................................6
2.4 TIPE PEMBUATAN KERTAS KERJA DAN HUBUNGANNYA.................................................6
2.5 METODE PEMBERIAN INDEKS DALAM KERTAS KERJA...................................................11
2.6 PEDOMAN DASAR PEMBUATAN DAN SUSUNAN KERTAS KERJA YANG BAIK.................11
2.7 ISI KERTAS KERJA...........................................................................................................12
2.8 PENGGOLONGAN KERTAS KERJA...................................................................................13
2.9 MANFAAT KERTAS KERJA..............................................................................................13
2.10 KEPEMILIKAN KERTAS KERJA DAN KERAHASIAAN INFORMASI......................................13
2.11 FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN AUDITOR MEMBUAT KERTAS KERJA YANG BAIK
14
2.12 PENGARSIPAN KERTAS KERJA........................................................................................14
2.13 DIGITALISASI AUDIT MENGGUNAKAN APPLIKASI..........................................................15
BAB III................................................................................................................................................16
KESIMPULAN.................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kertas kerja (working paper) merupakan mata rantai yang menghubungkan
catatan klien dengan laporan audit. Oleh karena itu, kertas kerja merupakan alat
penting dalam profesi akuntan publik. Dalam proses auditnya, auditor harus
mengkumpulkan atau membuat berbagai tipe bukti. Untuk mendukung simpulan dan
pendapatnya atas laporan keuangan auditan. Untuk kepentingan pengumpulan dan
pembuatan bukti itulah auditor membuat kertas kerja SA Seksi 339 kertas
kerja memberikan panduan bagi auditor dalam penyusunan kertas kerja dalam audit
atas laporan keuangan atau perikatan audit lainnya berdasarkan seluruh standar
auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Kertas kerja audit (KKA) merupakan media yang digunakan auditor untuk
mendokumentasikan seluruh catatan, bukti dan dokumen yang dikumpulkan dan
simpulan yang dibuat auditor dalam setiap tahapan audit. Kertas kerja audit akan
berfungsi mendukung laporan hasil audit. Begitu pentingnya KKA sehingga KKA
harus dijaga mutunya melalui proses review secara berjenjang atau berproses dari
waktu kewaktu.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1) Apa definisi kertas kerja ?
2) Apa tujuan pembuatan kertas kerja ?
3) Apa saja jenis – jenis kertas kerja?
4) Apa saja tipe pembuatan dan hubungan kertas kerja ?
5) Apa saja metode pemberian indeks pada kertas kerja ?
6) Apa saja pedoman pembuatan dan susunan kertas kerja yg baik ?
7) Apa isi kertas kerja ?
8) Apa penggolongan kertas kerja ?
9) Apa saja manfaat pembuatan kertas kerja ?
10) Mengapa harus ada kepemilikan dan kerhasiaan informasi dalam kertas kerja ?
11) Bagaimana faktor yang harus di perhatikan oleh auditor dalam pembuatan
kertas kerja yang baik ?
12) Bagaimana cara pengarsipan kertas kerja ?
13)Bagaimana cara auditor melakukan digitalisasi dalam kertas kerja ?

1.3 TUJUAN MASALAH


1) Untuk mengetahui apa itu definisi sendiri dari kertas kerja
2) Untuk mengetahui tujuan pembuatan kertas kerja
3) Untuk mengetahui jenis – jenis kertas kerja
4) Untuk mengetahui apa saja tipe pembuatan kertas kerja
5) Untuk mengetahui metode pemberian indeks pada kertas kerja
6) Untuk mengetahui pendoman yang baik dalam dalam pembuatan dan susunan
kertas kerja
7) Untuk mengetahui apa saja isi kertas kerja
8) Untuk mengetahui penggolongan kertas kerja
9) Untuk mengetahui manfaat pembuatan kertas kerja
10)Agar tau dimana kepemilikan dan kerhasiaan kertas kerja yang dibuat oleh
auditor
11)Agar mengetahui faktor yang harus diperhatikan auditor dalam pembuatan
kertas kerja yang baik
12)Agar mengetahui cara pengarsipan kertas kerja yang baik
13)Agar mengetahui digitalisasi penggunaan applikasi para auditor yang telah
dibuat oleh kemenkeu
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 DEFINISI KERTAS KERJA
SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 03 mendefinisikan kertas kerja adalah
catatan - catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit yang
ditempuhnya, pengujian yang dilakukan informasi yang diperoleh dan simpulan yang
dibuat sehubungan dengan auditnya. Contoh kertas kerja adalah program audit, hasil
pemahaman terhadap pengndalian intern, analisis, memorandum, surat konfirmasi,
representasi klien, ikhtisar dari dokumen-dokumen perusahaan, dan daftar atau
komentar yang dibuat atau diperoleh auditor. Data kertas kerja dapat disimpan dalam
pita magetik, film, atau media yang lain. Disamping berfungsi sebagai media untuk
mendukung kesimpulan hasil audit, kertas kerja juga berfungsi sebagai berikut :

a. Jembatan atau mata rantai yang menghubungkan antara catatan klien dengan
laporan hasil audit.
b. Media bagi auditor untuk mempertanggungjawabkan prosedur atau langkah
audit yang dilakukannya sehubungan dengan penugasan yang dijalankan.
c. Media untuk mengkoordinir dan mengorganisasi semua tahap audit mulai
dari tahap perencanaan sampai pelaporan.
d. Dokumen yang dapat memberikan pedoman bagi auditor berikutnya yang
melakukan penugasan audit pada instansi/satuan kerja yang sama.

Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dukumentasi


yang memperlihatkan :
a) Pemeriksaan telah direncanakan dan di supervise dengan baik yang
menunjukan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang pertama.
b) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal telah diperoleh
untuk merancangkan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang telah dilakuan.
c) Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah di terapkan dan
pengujian yang telah dilaksanakan yang memberikan bukti kompeten cukup
sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan auditan, yang menunjukan dilaksanakannya standar pekerjaan
lapangan yang ketiga.

2.2 TUJUAN PEMBUATAN KERTAS KERJA


Secara umum tujuan dari kertas kerja adalah untuk membantu auditor dengan
memberikan bukti bahwa auditor telah melaksanakan tugas auditnya sesuai
denganstandar auditing yang berlaku umum. Namun demikian tujuan utama kertas
kerja adalah sebagai berikut :

 Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditan.


Kertas kerja dapat digunakan oleh auditor untuk mendukung
pendapatnya, dan merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit
yang memadai.
 Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya.
Auditor dapat kembali memeriksa kertas kerja yang telah dibuat dalam
auditnya, jika di kemudian hari ada pihak-pihak yang memerlukan penjelasan
mengenai simpulan atau pertimbangan yang telah dibuat oleh auditor dalam
auditnya.
 Mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit.
Audit yang dilaksanakan oleh auditor terdiri dari berbagai tahap audit
yang dilaksanakan dalam berbagai waktu, tempat, dan pelaksana. Setiap audit
tersebut menghasilkan berbagai macam bukti yang membentuk kertas kerja.
Pengkordinasian dan pengorganisasian berbagai tahap audit tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan kertas kerja.
 Memberikan pedoman dalam audit berikutnya.
Dari Kertas Kerja dapat diperoleh informasi yang sangat bermanfaat
untuk audit berikutnya jika dilakukan audit yang berulang terhadap klien yang
sama dalam periode akuntansi yang berlainan, auditor memerlukan informasi
mengenai sifat usaha klien, catatan dan ank e akuntansi klien, pengendaian
intern klien, dan rekomendasi perbaikan yang diajukan kepada klien dalam
audit yang lalu, jurnal-jurnal adjustment yang disarankan untuk menyajikan
secara wajar laporn keuangan yang lalu.

2.3 JENIS – JENIS KERTAS KERJA


Dalam rangka mendukung laporan hasil audit, kertas kerja dikelompokkan
pada Daftar Utama (lead/top schedule) merupakan rangkuman dari Daftar Pendukung
disusun sesuai dengan kelompok informasi yang disajikan dalam laporan hasil audit.
Memuat informasi dan kesimpulan hasil audit yang diperlukan untuk penyusunan
laporan hasil audit dan Daftar Pendukung (supporting schedule) memuat tujuan audit
yaitu informasi atau kegiatan yang diuji, bukti – bukti atau dokumen pendukung yang
dikumpulkan metode penelitian dan analisis yang dilakukan dalam rangka memenuhi
tujuan audit dan kesimpulan yang diperoleh serta dilengkapi dengan data auditor
yang menyusun tanggal dan paraf penyusunannya.

2.4 TIPE PEMBUATAN KERTAS KERJA DAN HUBUNGANNYA


Isi ketas kerja meliputi semua informasi yang dikumpulan dan dibuat oleh
auditor dalam auditnya. Kertas kerja terdiri dari berbagai macam yang secara garis
besar dapat dikelompokkan ke dalam 5 tipe kertas kerja berikut :

1. Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur
tertentu, sedangkan prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan
tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit.
berfungsi sebagai suatu alat yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal
pelaksanaan dan pengawasan pekerja audit. Program audit dapat digunakan
untuk merencanakan jumlah orang yang diperlukan untuk melaksanakan audit
beserta komposisinya, jumlah asisten dan auditor junior yang akan ditugasi,
taksiran jam yang akan dikonsumsi, serta untuk memungkinkan auditor yang
berperan sebagai supervisor dapat mengikuti program audit yang sedang
berlangsung.
Contoh Ringkas Program Audit terhadap KAS

Program Audit Indek Tanggal Pelak-


untuk Pengujian Substantif Kerjas Pelak- sanaan
Kerja sanaan
Prosedur Audit awal
1. Usut Saldo Kas – Neraca Saldo – Buku
Besar
2. Hitung kembali Saldo Kas – Buku Besar
3. Lakukan review dalam mutasi luar biasa
4. Usut saldo Kas tahun lalu
5. Usut posting pada Jurnal Penerimaan Kas
& Pengeluaran Kas
Pengujian Analitik
6. Bandingkan Saldo Kas Dianggarkan
dengan Tahun Lalu.
7. Hitung Rasio Saldo Kas dengan aktiva
lancar
Pengujian terhadapa Transaksi Rinci
8. Pengujian pisah batas transaksi kas
9. Buat rekonsiliasi Bank 4 kolom
10. Buat daftar transfer bank sebelum dan
sesudah neraca
Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci
11. Hitung kas di tangan klien
12. Rekonsiliasi Kas dan Rekening Koran
Bank
13. Lakukan konfirmasi Saldo Kas di Bank
14. Periksa Cek Beredar
15. Buatlah Rekonsiliasi Saldo Kas menurut
Cut off Bank Statement
16. Usut setoran dalam Perjalanan ke Cut off
Bank Statement
17.  Periksa tanggal cek beredar
18. Periksa adanya cek kosong
19. Periksa semua cek kemungkinan hilang
Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
20. Periksa jawaban konfirmasi bank
21. Lakukan wawancara manajemen
22. Periksa adanya kemungkinan penggelapan
kas
Program Audit Indek Tanggal Pelak-
untuk Pengujian Substantif Kerjas Pelak- sanaan
Kerja sanaan
Prosedur Audit awal
1. Usut Saldo Kas – Neraca Saldo – Buku
Besar
2. Hitung kembali Saldo Kas – Buku Besar
3. Lakukan review dalam mutasi luar biasa
4. Usut saldo Kas tahun lalu
5. Usut posting pada Jurnal Penerimaan Kas
& Pengeluaran Kas
Pengujian Analitik
6. Bandingkan Saldo Kas Dianggarkan
dengan Tahun Lalu.
7. Hitung Rasio Saldo Kas dengan aktiva
lancar
Pengujian terhadapa Transaksi Rinci
8. Pengujian pisah batas transaksi kas
9. Buat rekonsiliasi Bank 4 kolom
10. Buat daftar transfer bank sebelum dan
sesudah neraca
Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci
11. Hitung kas di tangan klien
12. Rekonsiliasi Kas dan Rekening Koran
Bank
13. Lakukan konfirmasi Saldo Kas di Bank
14. Periksa Cek Beredar
15. Buatlah Rekonsiliasi Saldo Kas menurut
Cut off Bank Statement
16. Usut setoran dalam Perjalanan ke Cut off
Bank Statement
17.  Periksa tanggal cek beredar
18. Periksa adanya cek kosong
19. Periksa semua cek kemungkinan hilang
Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
20. Periksa jawaban konfirmasi bank
21. Lakukan wawancara manajemen
22. Periksa adanya kemungkinan penggelapan
kas
Program Audit Indek Tanggal Pelak-
untuk Pengujian Substantif Kerjas Pelak- sanaan
Kerja sanaan
Prosedur Audit awal
1. Usut Saldo Kas – Neraca Saldo – Buku
Besar
2. Hitung kembali Saldo Kas – Buku Besar
3. Lakukan review dalam mutasi luar biasa
4. Usut saldo Kas tahun lalu
5. Usut posting pada Jurnal Penerimaan Kas
& Pengeluaran Kas
Pengujian Analitik
6. Bandingkan Saldo Kas Dianggarkan
dengan Tahun Lalu.
7. Hitung Rasio Saldo Kas dengan aktiva
lancar
Pengujian terhadapa Transaksi Rinci
8. Pengujian pisah batas transaksi kas
9. Buat rekonsiliasi Bank 4 kolom
10. Buat daftar transfer bank sebelum dan
sesudah neraca
Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci
11. Hitung kas di tangan klien
12. Rekonsiliasi Kas dan Rekening Koran
Bank
13. Lakukan konfirmasi Saldo Kas di Bank
14. Periksa Cek Beredar
15. Buatlah Rekonsiliasi Saldo Kas menurut
Cut off Bank Statement
16. Usut setoran dalam Perjalanan ke Cut off
Bank Statement
17.  Periksa tanggal cek beredar
18. Periksa adanya cek kosong
19. Periksa semua cek kemungkinan hilang
Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
20. Periksa jawaban konfirmasi bank
21. Lakukan wawancara manajemen
22. Periksa adanya kemungkinan penggelapan
kas

2. Daftar saldo kerja ( Working trial ballance ) merupakan daftar permulaan yang
harus dibuat oleh auditor untuk memindahkan semua saldo akun yang
tercantum dalam daftar saldo (trial balance) klien. Dalam proses audit, working
trial balance ini digunakan untuk meringkas adjustment dan penggolongan
kembali yang diusulkan oleh auditor kepada klient serta saldo akhir tiap-tiap
akun buku besar setelah adjustment atau koreksi oleh auditor. Working trial
balance ini mempunyai fungsi yang sama dengan lembar kerja (work sheet)
yang digunakan oleh klien dalam proses penyusunan laporan keuangan. Dalam
penyusunan laporan keuangan, klien menempuh beberapa tahap sebagai
berikut :
a.  Pengumpulan bukti transaksi
b. Pencatatan dan Penggolongan transaksi dalam jurnal dan buku
pembantu
c.   Pembukuan ( posting ) jurnal ke dalam buku besar
d.  Pembuatan lembar kerja.
e.  Penyajian laporan keuangan

Dalam proses auditnya, auditor bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan


auditan. Adapun tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau pengumpulan skedul
pendukung ( supporting schedules).
2) Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke dalam
skedul utama (lead schedules atau top schedules) dan ringkasan
jurnal adjustment.
3) Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul utama dan ringkasan
jurnal adjustment ke dalamworking trial balance
4) Penyusunan laporan keuangan auditan.
Contoh Working Trial Balance
Kode Nama Indeks Saldo Saldo Adjusment dan Saldo 31
Akun Akun Kertas Sakhir Menurut Reklasifikasi Des 20X2
Kerja 31 Des Buku 31 Menurut
20X1 Des 20X2 Hasil
Audit

D K D K D K D K

3. Ringkasan Jurnal Adjusment berfungsi untuk membetulkan kekeliruan dalam


laporan keuangan dan catatan akuntansi kliennya karena auditor dalam
prosesnya mungkin menemukan kekeliruan tetapi disamping itu auditor
membuat jurnal penggolongan (reclassification entries) untuk unsur, yang
meskipun tidak salah dicatat oleh klien, namun untuk kepentingan penyusunan
laporan keuangan yang wajar, harus digolongkan atau auditor hanya untuk
memperoleh pengelompokkan yang benar dalam laporan keuangan klien.
4. Skedul utama adalah kertas kerja audit dengan kolom-kolom sama
dengankertas kerja nera!a saldo untuk menggabungkanakun-akun kas kecil,
kas di bank, kas di bank untuk upah, kas di bank untuk dividen,dan sebagainya.
5urnal-jurnal penyesuaian dan reklasifikasi yang dibuat oleh auditor y a n g
diterima oleh klien harus dipostingkan pada masing-masing
skedul utama, semua kolom - kolom pada sk edul utama
d i j u m l a h k a n , k e m u d i a n j u m l a h t e r s e b u t direkapitulasi pada kertas
kerja nera!a atau kertas kerja laporan laba rugi.
5. Skedul Pendukung sebagai dokumen pendukung auditor pada saat melakukan
verifikasi dan menganalisis unsur – unsur tercatat yang tercantum pada
pengecheckan aliran laporan keuangan dan informasi juga operasional pada
klien atau didalam suatu perusahaan itu. Sebab dibuatnya skedul pendukung
karena Skedul pendukung harus memuat juga berbagai simpulan dibuat oleh
auditor. Contohnya seperti analisis ( menggambarkan akun neraca yang terjadi
selama periode audit menyimpulkan saldo awal dan akhir akun yg termuat
seperti surat berharga, piutang wesel, cadangan kerugian p i u t a n g ,
Aktiva Tetap, Utang jangka panjang, dan seluruh rekening
m o d a l sendiri), Neraca saldo atau daftar ( piutang dagang, utang dagang,
biaya reparasi dan pemeliharaan,dan bermacam - macam penghasilan),
Rekonsiliasi ( rekonsiliasi antara saldo bank menurut catatan klien dengan
saldo bank menurut laporan bank, rekonsiliasi antara saldo akun
pembantu piutang dengan jawaban konfirmasi dari debitur, dan
rekonsiliasiantara saldo utang dengan laporan kreditur ), Pengujian kepantasan
( auditor mengadakan pengujian terhadap biaya depresiasi,
cadangan pajak penghasilan, dan cadangan kerugian piutang dengan
pengujian kepantasan atau kewajaran ), Ikhtisar hasil prosedur audit ( ikhtisar
mengenai hasil konfirmasi piutangdagang, dan ikhtisar hasil observasi
persediaan ), Pembuktian dokumen pendukung ( hanya sebagai dokumen yang
secara real sebagai pendukung karena skedul ini tidak menunjukkan suatu
jumlah dan juga tidak mengkaitkan dengan buku besar sebab hanya digunakan
untuk mendokumentasikan hasil, skedul ini harus menyatakan secara jelas
kesimpulan positif atau negatif tentang hasil pengujian ), Dokumen dari pihak
luar ( sebagaian dokumen kertas kerja berasal dari luar atau klien tetapi
dokumen ini harus diberi indek dan diarsip dengan prosedur yang sama dengan
skedul yang lain )
Hubungannya antara kertas kerja yang satu dengan kertas kerja yang
lain pada dasarnya saling berkaitan dan kertas kerja tersebut akhirnya akan
mendukung informasi atau data yang disajikan dalam laporan keuangan.

2.5 METODE PEMBERIAN INDEKS DALAM KERTAS KERJA

Ada tiga metode pemberian indeks terhadap kertas kerja :

1. Indeks angka. Kertas kerja utama dan skedul utama diberi indeks
dengan angka sedangkan skedul pendukung diberi subindeks dengan
mencantumkan nomor kode skedul utama yang berkaitan.

2. Indeks kombinasi angka dan huruf. Kertas kerja utama dan skedul utama
diberi kode huruf sedangkan skedul pendukungnya diberi kode
kombinasi huruf dan angka.

3. Indeks angka berurutan. Kertas kerja diberi angka yang berurutan.  

2.6 PEDOMAN DASAR PEMBUATAN DAN SUSUNAN KERTAS KERJA YANG


BAIK
Untuk mencapai mutu kertas kerja yang baik seperti yang diharapkan, maka
berikut uraian pedoman dasar pembuatan kertas kerja :

a. Setiap kertas kerja harus bertujuan, dalam arti bahwa sebelum auditor yang
bersangkutan membuat kertas kerja terlebih dahulu ditetapkan tujuan yang ingin
dicapai, informasi yang ingin dikumpulkan dalam kertas kerja yang bersangkutan,
kemudian merencanakan atau merancang bentuk atau formatkertas kerja tersebut.
b. Setiap topik dibuatkan kertas kerja tersendiri dan hanya satu muka yangdigunakan
(tidak bolak-balik. Hal ini dengan tujuan untuk menghindari adanya informasi
penting yang tercatat di halaman sebaliknya yang terlewatkan oleh pengkaji.
c. Adanya identitas yang benar untuk setiap kertas kerja terutama mengenai judul
kertas kerja. Kertas kerja tersebut harus mencantumkan nama perusahaan klien,
tanggal audit, periode yang tercakup, penjelasan atau uraian mengenai informasi
yang disajikan, uraian mengenai prosedur uraian yang telah dilakukan, serta
adanya tanda tangan atau paraf dari pembuat kertas kerja.
d. Setiap kertas kerja harus diberi indek atau indek silang terhadap kertas kerja
neraca saldo atau skedul pertama yang bersangkutan. jika memang diperlukan
maka diberi pula indek atau indek silang di antara kertas kerja satu terhadapkertas
kerja lainnya.
e. Semua langkah - langkah atau prosedur audit yang telah dilakukan harus
dinyatakan pada kertas kerja yang bersangkutan dan atau pada catatan akuntansi
perusahaan klien. Misalnya pengkajian atau review terhadap faktur pembelian
yang telah dibayar, dapat didukung dengan audit terhadap order pembelian dan
dokumen penerimaan barang untuk menguatkan atau membuktikan kebenaran
dan keabsahan dari faktur - faktur yang diperiksanya.
f. Dalam kertas kerja harus termasuk pula komentar auditor yang mencerminkan
kesimpulan terhadap setiap aspek pekerjaan. Dengan kata lain semua informasi
atau bukti yang diperoleh selama melakukan audit harus dituangkan dalam suatu
kertas kerja.
g. Hindarilah pekerjaan menulis kertas kerja kembali karena hal ini hanya akan
membuang waktu dan menambah biaya audit.
h. Kertas kerja yang sudah selesai pekerjaannya harus disimpan tersendiri dan
terpisah dengan kertas kerja yang belum selesai segera setelah kertas kerja
tersebut diselesaikan.
Susunan pembuatan kertas kerja yang baik agar disusun secara sismatik dan
dalam urutan logis adalah untuk memudahkan review atas kertas kerja yang
dihasilkan oleh asistant atau staff auditor.
Urutannya sebagai berikut  :
1. Draft Laporan Audit (Audit Report)
2. Laporan Keuangan Auditan
3. Ringkasan Informasi bagi reviewer
4. Program Audit
5. Laporan Keuangan atau Lembar Kerja (Work sheet) yang dibuat klien
6. Ringkasan Jurnal Adjustment
7. Working Trial Balance
8. Skedul Utama
9. Skedul Pendukung

2.7 ISI KERTAS KERJA


Kertas kerja audit meliputi semua berkas yang dibuat mulai dari perencanaan
sampai dengan konsep laporan hasil audit, antara lain terdiri program audit, hasil
pemahaman terhadap pengendalian intern, analisis, memorandum, surat konfirmasi,
pernyataan dari klien, ikhtisar dan salinan atau copy dari dokumen yang
dikumpulkan, daftar atau komentar yang dibuat atau diperoleh auditor, draft laporan
hasil audit, dan sebagainya.

Secara lebih rinci dokumen yang terdapat pada KKA ( Kertas Kerja Audit )
harus meliputi aspek - aspek berikut :

a) Perencanaan
b) Pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas sistem
pengendalian internal
c) Prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh, analisa yang
dibuat dan kesimpulan yang dicapai oleh auditor
d) Review atas KKA
e) Pelaporan hasil audit
f) Monitoring tindak lajut terhadap hasil audit

Isi Kertas Kerja menurut SA Seksi 339 Paragraf 05 adalah : Kertas kerja yang
memperlihatkan kecocokan antara Catatan Akuntansi , Laporan Keuangan ,
Informasi Lain dan Standar Auditing yang diterapkan dan dilaksanakan oleh
Auditor dengan isian dokumentasi meliputi :
 Standar Pekerjaan I (Pertama) yaitu Perencanaan pemeriksaan dan
Supervisi
 Standar Pekerjaan II (Kedua) yaitu Pengendalian Intern untuk
merencanakan audit, menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian
 Standar Pekerjaan III (Ketiga) yaitu Bukti Audit, Prosedur Audit dan
Pengujian untuk sebagai dasar memadai menyatakan pendapat atas
laporan keuangan auditan.

2.8 PENGGOLONGAN KERTAS KERJA


Kertas kerja meliputi semua informasi yang diperoleh auditor selama
melakukan audit, sehingga banyak macam dan jenisnya. Namun demikian, pada
umumnya kertas kerja audit dapat dikategorikan beberapa golongan yaitu :

1) Rencana audit, program audit, daftar pertanyaan (untuk memahami


dan menilai pengendalian intern), flow chart, dan agenda atau jadwal
waktu audit.
2) Kertas kerja neraca saldo (working trial balance), skedul utama (lead
schedule), skedul pendukung (supporting schedul).
3) Jurnal - jurnal penyesuaian dan pengklasifikasian kembali
(adjusment and reklasification entries).
4) Analisis, dan kertas kerja hasil perhitungan auditor (computational
working papers).
5) Salinan keterangan atau notulen rapat dan catatan-catatan atau
dokumen lainnnya.
6) Surat pernyataan klien atau dari penasihat hukum klien.
7) Rancangan atau konsep laporan auditor dan laporan keuangan yang
telah diperiksa dapat dipertimbangkan juga sebagai kertas kerja.

2.9 MANFAAT KERTAS KERJA


a. Bahan bukti dalam memebrikan pendapat dan saran perbaikan ( audit
report ).
b. Membantu dalam merencanakan, menjalankan, dan mereview proses audit.
c. Memungkinkan atasan untuk langsung menilai bahwa pekerjaan yang
didelegasikan telah dilaksanakan dengan baik.
d. Membantu auditor untuk menilai hasil kerja yang telah dilakukan sesuai
dengan rencana, dan mencangkup semua aspek finansial serta operasional
yang dapat dijadikan pedoman untuk memebrikan pendapat dan saran
perbaikan.
e. Sebagai dasar bahwa prosedur audit telah diikuti, pengujian telah dilakukan,
sebab-sebab masalah diketahui, dan akibat dari masalah diungkapkan untuk
mendukung pendapat ( opini ) dan saran ( perbaikan yang diberikan ).
f. Memungkinkan staf auditor lain untuk dapat menyesuaikan dengan tugas
yang diberikan dari periode ke periode sesuai dengan rencana penggatian
staf audit.
g. Sebagai alat bantu untuk mengembangkan profesionalisme bagi Internal
Audit Division.
h. Menunjukkan kepada pihak lain bahwa suatu pekerjaan audit telah
dilaksanakan sesuai dengan standar keahlian yang dimiliki oleh staf audit
hingga laporan evaluasi akhir yang sesuai dengan “audit proses”.

2.10 KEPEMILIKAN KERTAS KERJA DAN KERAHASIAAN INFORMASI


SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 06 mengatur bahwa kertas kerja adalah
milik kantor akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi. Namun, hak
kepemilikan kertas kerja oleh kantor akuntan publik masih tunduk pada pembatasan-
pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang
berlaku, untuk meghindarkan penggunaan hal - hal yag bersifat rahasia oleh auditor
untuk tujuan yangtidak semestinya.

Kertas keja yang bersifat rahasia berdasarkan SA Seksi 339 paragraf 08


mengatur bahwa auditor harus menerapkan prosedur memadai untuk menjaga
keamanan kertas kerja dan harus menyimpannya sekurang-kurangnya 10 tahun.

Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik memuat aturan yang berkaitan


dengan kerahasiaan kertas kerja. Aturan Etika 301 berbunyi sebagai berikut :

Anggota Kompartemen Akuntan Pubik tidak diperkenankan mengungkapkan


informasi klien yang rahasia tanpa persetujuan dari klien.

Hal-hal yang akan membuat auditor dapat memberikan informasi tentang klien
kepada pihak lain adalah :

 Jika klien tersebut menginginkannya,.


 Jika misalnya praktek kantor akuntan dijual kepada akuntan publik lain, jika
kertas kerjanya diserahkan kepada pembeli harus atas seijin klien.
 Dalam perkara pengadilan (dalam perkara pidana).
 Dalam program pengendalian mutu, profesi akuntan publik dapat menetapkan
keharusan untuk mengadakan peer review di antara sesame akuntan publik.
Untuk me-review kepatuhan auditor terhadap standar auditing yang berlaku,
dalam peer review informasi yang tercantum dalam kertas kerja diungkapkan
kepada pihak lain (kantor akuntan public lain) tanpa memerlukan izin dari
klien yang bersangkutan dengan kertas kerja tersebut.

2.11 FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN AUDITOR MEMBUAT KERTAS


KERJA YANG BAIK
Kecakapatan teknis dan keahlian professional seorang auditor independen
tercermin pada kertas kerja yang dibuatnya. Seorang auditor yang kompeten harus
menghasilkan kertas kerja yang benar-benar bermanfaat.

Faktor - faktor pemenuhannya yaitu :

 Lengkap artinya : Berisi semua informasi yang pokok (komposisi data penting)
dan tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan ( mampu berbicara
sendiri ).
 Teliti artinya tidak kesalahan tulis dan hitung.
 Ringkas artinya pembatasan informasi pokok sesuai tujuan audit dan tidak
menyajikan rincian yang tidak perlu.
 Jelas artinya penggunaan istilah tidak mengandung arti ganda dan penyajian
informasi secara sismatik.
 Rapi artinya susunan atau keteraturan penyusunan kertas kerja yang baik.

2.12 PENGARSIPAN KERTAS KERJA


Auditor biasanya menyelenggarakan 2 macam arsip kertas kerja untuk setiap kliennya
yaitu :
1. Arsip Kini  : Arsip audit tahunan untuk setiap audit yang telah diselesaikan.
Berisi kertas kerja yang informasinya hanya mempunyai manfaat untuk tahun
audit saja.
2. Arsip Permanen : Arsip data yang secara relatif tidak ada perubahan.
Berisi informasi meliputi copy anggaran dasar dan  Anggaran RT Klien, Bagan
Organisasi,  Pedoman Akun,Prosedur dan Data yang berhubungan Pengendalian
intern, Perjanjian Penting,  Tata letak pabrik, proses produksi,dan produk
pokok perusahan, Notulen Rapat Redaksi, Pemegang Saham dan Komite
-komite.
Tujuannya pembentukan arsip permanen :
o Untuk menyegarkan ingatan bagi auditor untuk audit di tahun
mendatang
o Untuk memberikan ringkasan auditor mengenai kebijakan dan
organisasi klien bagi staff pertama kasi menganangi audit laporan
keuangan
o Untuk menghindari pembuatan kertas kerja sama dari tahun ke tahun

2.13 DIGITALISASI AUDIT MENGGUNAKAN APPLIKASI


Suatu proses digitalisasi akibat modernisasi penggunaan applikasi agar
memudahkan para audit yang membutuhkan sistem agar lebih efesien melakukan
pengauditan yaitu dengan menggunakan applikasi ATLAS juga sebagai media yang
untuk diperkenalkan oleh para mahasiswa khususnya akuntansi. PPPK ( Pusat
Pembinaan Profesi Keuangan) melalui Kepala Bidang Pemeriksaan Profesi Akuntansi
dengan latar belakang PPPK dan IAPI membuat aplikasi ATLAS. Mengingat Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) mengadopsi International Standard on Auditing
(ISA), akuntan publik memerlukan perkakas yang dapat mempermudah penerapan
standar audit yang menjadi bagian dari SPAP. Selain itu, pemeriksaan yang dilakukan
oleh PPPK dalam tiga tahun terakhir menemukan bahwa pada umumnya kantor -
kantor akuntan publik menengah ke bawah memiliki permasalahan yang sama yaitu
kertas kerja audit yang belum memenuhi kriteria SPAP.

Aplikasi ATLAS saat ini masih memiliki beberapa keterbatasan karena


menggunakan aplikasi Microsoft Excel sebagai medianya. Di antara keterbatasannya
adalah hanya Excel versi 2013 atau yang lebih baru yang mendukung semua fungsi dan
rumus yang ada pada ATLAS. Dari sisi perangkat keras, pengguna ATLAS juga harus
menggunakan laptop atau komputer bertenaga RAM minimal 4 GB. Perlu juga diingat
bahwa ATLAS adalah aplikasi single-user yang berarti hanya dapat digunakan oleh satu
pengguna di saat yang sama alias tidak dapat dikerjakan secara simultan oleh
beberapa orang secara bersamaan.

BAB III
KESIMPULAN

SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 03 mendefinisikan kertas kerja adalah


catatan - catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit yang
ditempuhnya, pengujian yang dilakukan informasi yang diperoleh dan simpulan yang
dibuat sehubungan dengan auditnya. Kertas kerja dapat digunakan oleh auditor untuk
mendukung pendapatnya, dan merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan
audit yang memadai. Dalam rangka mendukung laporan hasil audit, kertas kerja
dikelompokkan pada daftar utama merupakan rangkuman dari daftar pendukung
disusun sesuai dengan kelompok informasi yang disajikan dalam laporan hasil audit.

Pembuataan kertas kerja dan hubungannya audit merupakan daftar prosedur


audit untuk seluruh audit unsur tertentu, sedangkan prosedur audit adalah instruksi
rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat
tertentu dalam audit. berfungsi sebagai suatu alat yang bermanfaat untuk menetapkan
jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerja audit. Pemberian indeks pada kertas
kerja audit yaitu indeks angka, indeks kombinasi, indeks angka berurutan. Setiap
kertas kerja harus diberi indek atau indek silang terhadap kertas kerja neraca saldo
atau skedul pertama yang bersangkutan, jika memang diperlukan maka diberi pula
indek atau indek silang di antara kertas kerja satu terhadap kertas kerja lainnya.
Kertas kerja meliputi semua informasi yang diperoleh auditor selama melakukan
audit, sehingga banyak macam dan jenisnya. Manfaat kertas kerja audit tidak hanya
pihak atasan dengan bawahaan tetapi sebagai pengkoreksian kesalahan laporan
keuangan juag mengurangi risiko korupsi. Kepemilikan kertas kerja dan
kerahasiaannya menurut SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 06 mengatur bahwa
kertas kerja adalah milik kantor akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi.
Faktor yang harus diperhatikan auidtor membuat kertas kerja yang baik adalah
Kecakapatan teknis dan keahlian professional seorang auditor independen tercermin
pada kertas kerja yang dibuatnya. Juga ada pengarsipan kertas kerja yaitu pengarsipan
kini dan permanen. Digitalisasi dengan menggunakan applikasi untuk membudahkan
para auditor dalam melakukan proses auditing tidak hanya itu applikasi ATLAS
diperkenalkan oleh mahasiswa guna sebagai media pembelajaraan.
DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/65088845-Makalah-auditing-bukti-audit-dan-kertas-kerja-audit.html

http://arif-zulbahri.blogspot.com/2016/12/kertas-kerja-audit.html

https://www.academia.edu/30080006/makalah_Kertas_Kerja_docx

https://accounting1st.wordpress.com/2011/06/29/kertas-kerja-audit-makalah/

http://makalah17.blogspot.com/2013/06/makalah-auditing-kertas-kerja.html

https://pppk.kemenkeu.go.id/in/post/pppk-mengajak-dosen-audit-mengenalkan-atlas-kepada-
mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai