Anda di halaman 1dari 7

MENGEVALUASI, MELAPORKAN, DAN MENGUJI PENGENDALIAN INTERNAL

UNTUK PERUSAHAAN NONPUBLIK

Dosen: J.R Situmorang

Disusun Oleh :
Tumpal Sagala
(1432053)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
BANDUNG, JAWA BARAT
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta kasih-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang mengevaluasi, melaporkan, dan
menguji pengendalian internal untuk perusahaan nonpublik ini dengan baik. Saya juga
berterimakasih kepada Dosen saya Dr. Jhon Rinendy Situmorang selaku Dosen mata kuliah
Auditing I yang telah menugaskan pengikut kelas untuk membuat makalah ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi mahasiswa UNAI
jurusan Accounting khususnya yang peminatannya di bidang audit. Dengan membaca
makalah ini, saya berharap pembaca dapat memahaminya dan berguna khususnya pada
profesi pembaca masing-masing.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Semoga
makalah yang telah saya susun ini dapat berguna bagi saya pribadi maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan pada makalah ini
dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah
ini di waktu yang akan datang.

Bandung,
10 November 2016

( Tumpal Sagala )

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen, dan personel lain yang didesain untuk memberikan keakinan memadai
tentang pencapaian tujuan. Tujuan tersebut adalah keandalan pelaporan keuangan,
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dan efisiensi
operasi. Pengendalian internal yang digunakan dalam suatu entitas merupakan faktor yang
menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas. Oleh karena itu,
sebelum auditor melaksanakan audit secara mendalam atas informasi yang tercantum
dalam laporan keuangan, auditor harus memahami pengendalian internal yang berlaku
didalam entitas.
Mungkin pembaca bertanya dalam hati, mengapa perlu perusahaan non public diaudit?
bukankah

perusahaan public itu kecil dan tidak terlalumementingkan pengendalian

internal? Dalam makalah ini saya mencoba untuk menjawab pertanyaan yang mungkin
muncul dari pembaca.
Pengendalian internal yang efektif dapat mengurangi bukti audit yang direncanakan dalam
audit atas laporan keuangan. Untuk mendukung penilaian atas komponen risiko
pengendalian dari model risiko audit, auditor harus memahami pengendalian internal dan
mengumpulkan bukti untuk mendukung penilaian tersebut. Auditor perusahaan publik
akan memadukan bukti guna menyediakan dasar bagi laporannya mengenai keefektifan
pengendalian internal atas pelaporan keuangan dengan penilaian risiko pengendalian
dalam audit atas laporan keuangan.
B. Rumusan Masalah
Rumusam masalah dalam makalah ini, antara lain:
1. Apa itu perusahaan non public?
2. Bagaimana mengevaluasi, melaporkan, dan menguji pengendalian internal untuk
perusahaan nonpublik?

BAB II
PEMBAHASAN

A. PERUSAHAAN NON PUBLIK


Apa yang dimaksud dengan Perusahaan Publik? Perusahaan Publik adalah Perseroan yang
sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan
memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp. 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau
suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah, vide Pasal 1 angka 22 UUPM.
Dari definisi Perusahaan Publik yang diberikan oleh UUPM maka Perusahaan Publik adalah:
- Setiap perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus)
pemegang saham dan modal disetornya sekurang-kurangnya 3 miliar rupiah adalah
Perusahaan Publik; atau
- Setiap perseroan yang memenuhi suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang
ditetapkan dengan peraturan pemerintah (diluar dari kriteria diatas).
Kata dan pada Pasal 1 angka 22 UUPM berarti bahwa kedua kriteria yang ditentukan
mengenai jumlah minimal pemegang saham dan jumlah minimal modal disetor harus
dipenuhi. Apabila salah satu kriteria dari yang ditentukan Pasal 1 angka 22 UUPM tidak
dipenuhi maka perseroan tersebut bukanlah perusahaan publik yang dimaksud oleh UUPM.
Jadi, PT tertutup adalah perseroan terbatas yang saham perusahaannya hanya bisa dimiliki
oleh orang-orang tertentu yang telah ditentukan dan tidak menerima pemodal dari luar secara
sembarangan. Umumnya jenis PT ini adalah PT keluarga atau kerabat atau saham yang di
kertasnya sudah tertulis nama pemilik saham yang tidak mudah untuk dipindahtangankan ke
orang atau pihak lain.

Mengapa Enggan sebuah perusahaaan untuk go public?


Perusahaan besar antara lain Djarum, Pura Barutama, Garuda Food, dan Dua Kelinci, sampai
sekarang belum melakukan go public. Mengenai keengganan perusahaan besar di Jateng
untuki go public, kebanyakan disebabkan karena perusahaan tersebut milik keluarga
sehingga khawatir kekayaannya diketahui umum.
Di samping itu ada kekhawatiran takut kehilangan kepemilikan perusahaan 100 persen karena
sahamnya sebagian dimiliki publik. Jika go public, mereka tidak bisa melakukan kontrol
sepenuhnya terhadap perusahaan.

B. Mengevaluasi, Melaporkan, dan Menguji Pengendalian Internal untuk Perusahaan


Nonpublik
1. Persyaratan pelaporan. Auditor diharuskan oleh standar auditing (SAS 112) untuk
mengeluarkan laporan tertulis mengenai defisiensi yang signifikan dan kelemahan
yang material dalam pengendalian internal kepada pihak yang bertanggunng jawab
atas tata kelola dan manajemen, sama seperti untuk perusahaan publik.
2. Luas pengendalian internal yang disyaratkan. Manajemen yang bertanggung jawab
untuk menetapkan pengendalian internal yang memadai dalam perusahaan nonpublik,
persis seperti manajemen untuk perusahaan publik. Pengendalian utama yang tersedia
dalam perusahaan kecil adalah pengetahuan dan perhatian personil operasi di puncak,
yang sering kali adalah pemilik-manajer. Kepentingan pribadi dalam organisasi dan
hubungan yang erat dengan personil membuat evaluasi yang cermat atas kompetensi
karyawan serta keseluruhan sangat mungkin dilakukan.
3. Luas pemahaman yang diperlukan. Untuk klien nonpublik yang lebih kecil, banyak
auditor memperoleh tingkat pemahaman yang hanya cukup untuk menilai apakah
laporan keuangan dapat diaudit, dan untuk mengevaluasi lingkungan pengendalian
guna mengetahui sikap manajemen terhadap pengendalian internal.
4. Menilai risiko pengendalian. Perbedaan paling penting dalam menilai risiko
pengendalian perusahaan nonpublik adalah penilaian risiko pengendalian pada tingkat
maksimum untuk satu atau semua tujuan yang berkaitan dengan pengendalian apabila
pengendalian internal untuk tujuan itu tidak ada atau tidak efektif.
5. Luas pengujian pengendalian yang diperlukan. Auditor tidak akan melakukan
pengujian pengendalian apabila menilai resiko pengendalian pada tingkat maksimum
akibat tidak memadainya pengendalian.

PENUTUP
A.KESIMPULAN
Agar pengendalian internal klien nonpublik dapat diandalkan untuk melaporkan pengendalian
internal atas pelaporan keuangan dan mengurangi bukti audit yang direncanakan pada audit
atas laporan keuangan, pertama auditor harus memahami masing-masing dari lima komponen
pengendalian internal. Pengetahuan tentang perancangan lingkungan pengendalian klien,
penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan
aktivitas

dan

informasi

tentang

apakah

komponen

pengendalian

internal

telah

diimplementasikan akan membantu auditor dalam menilai risiko pengendalian untuk setiap
tujuan audit yang berhubungan dengan transaksi. untuk perusahaan nonpublik auditor
mempunyai pilihan dalam menilai tingkat risiko pengendalian yang lebih tinggi, tergantung
pada kualitas pengendalian internal klien dan pertimbangan biaya serta manfaatnya.

B. SARAN
Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, Saya berharap pembaca
agar memberikan kritik dan saran demi perbaikan penulisan makalah kedepannya. Saya
mengharapkan pembaca besifat kritis dan membangun terhadap makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Elder, R. J., Beasley, M. A, & Arens, A. A. (2010). Auditing and Assurance


Services: An Integrated Approach (13th Ed.). New Jersey: Preston Prentice Hall.

http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/04/22/092659825/ini-alasan-perusahaan-besar-dijateng-tidak-go-public
http://www.solopos.com/2015/05/08/bursa-saham-djarum-dll-enggan-go-public-ini-yangditakutkan-602152

Anda mungkin juga menyukai