Anda di halaman 1dari 14

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN


INDUSTRI PETERNAKAN
Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta-
55281

Buku 2: BAHAN AJAR


(Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
<Modul Pembelajaran Pertemuan ke 10>

MANAJEMEN AGROBISNIS
Semester IV/3 SKS/PTE 2102

Oleh

Dr Tri Anggraeni Kusumastuti,S.P.,M.P.


Prof Dr Ir Sudi Nurtini,SU
Dr. Ir. Rini Widiati,MS
Dr Ir Suci Paramitasari Syahlani,MM
Mujtahiddah Anggriani U.M., SPt,MP,PhD
Pertemuan ke 10
MANAJEMEN KEUANGAN : PEMAHAMAN LAPORAN KEUANGAN

A. RPKM Minggu Kesepuluh

Media Ajar1
Pertemuan ke

Topik Metode Aktivitas


Tujuan Ajar/ Metode

Audio/Video
(pokok, subpokok Evaluasi Aktivitas Dosen/ Sumber

Soal-tugas
Presentasi

Gambar
Keluaran/ Ajar
bahasan, alokasi dan Mahasiswa Nama Ajar

Web4
Teks
Indikator (STAR)3
waktu) Penilaian2 Pengajar

10 dapat membuat
dapat (1) Pengertian laba v v v - v - Latihan Mahasiswa (1) Baca Memandu Pustaka
neraca dan dan biaya PAP berkelompo bahan ajar diskusi dan buku:
perhitungan Rugi opportunitas, (2) k dan sebelum menjelaskan
(soal 6,12,26
Laba (R/L) serta Catatan transaksi, berdiskusi kuliah, di depan
menginterpretasika kriteria, dan langkah hitungan) (2) Unduh kelas.
n laporan keuangan pencatatan bahan ajar
tersebut. (3) macam laporan setelah
keuangan kuliah, Pengajar :
(3) Mengisi
Waktu: 1x kuisoner Mujtahidda
pertemuan @100 h Anggriani
1 menit
B. Bahan Ajar Minggu Kesepuluh

PENDAHULUAN

1.1. Deskripsi Singkat


Minggu kesepuluh perkuliahan menjelaskan tentang pengertian laba dan biaya
opportunitas, pemahaman mengenai catatan transaksi keuangan dan macam laporan
keuangan yaitu neraca dan laporan Rugi Laba (R/L) .

1.2. Manfaat Pembelajaran

Konsep laba dan biaya opportunitas, dan sistem informasi keuangan yang baik pada
setiap agrobisnis sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk menjelaskan pentingnya
prinsip ekonomi untuk mengambil keputusan bisnis dalam rangka memaksimisasi
keuntungan. Selain itu dapat menyusun laporan keuangan untuk membantu proses
pengambilan keputusan oleh manajer agrobisnis

1.3. Learning Outcome


Mahasiswa dapat membuat neraca dan perhitungan Rugi Laba (R/L) serta
menginterpretasikan laporan keuangan tersebut.

PENYAJIAN

1.1. Materi Pembelajaran

Beberapa konsep-konsep dasar ilmu ekonomi (Downey dan Erickson, 1987) yaitu :

1. Laba dan Biaya Oportunitas


Beberapa definisi tentang laba yaitu imbalan atas keberanian resiko dalam bisnis , dihasilkan
oleh pengendalian atas sumberdaya yang langka, dan diperoleh karena orang-orang tertentu
bisa mendapat informasi yang tidak tersebar luas dan karena bisnisnya dikelola lebih
efektif/efisien daripada bisnis yang lain
Menurut pandangan akuntan laba adalah selisih antara penerimaan dengan semua biaya
aktual yang dapat diukur, sedangkan menurut pandangan ekonom (ekonomi / sosial) Laba
menguji penggunaan alternatif untuk sumber daya yang ada dalam badan usaha dengan
memperhitungkan biaya oportunitas.

Biaya oportunitas adalah penghasilan yang tidak diterima karena alternatif terbaik
berikutnya (terbaik kedua) tidak diterapkan dalam penggunaan sumberdaya.Biaya tersebut
merupakan jumlah penerimaan yang dikorbankan karena tidak memiliki serangkaian alternatif.

Jika dirumuskan maka laba ekonomi adalah selisih laba akuntansi (finansial) dan biaya
oportunitas.

Prinsip ekonomi untuk memaksimumkan laba (optimasi) dapat dibedakan menjadi :

1. Biaya marginal sama dengan pendapatan marginal adalah biaya untuk memproduksi 1 unit
tambahan dan nilainya menurun seiring meningkatnya produk yang dihasilkan. Pendapatan
marginal adalah tambahan penghasilan yang diperoleh dari penjualan 1 unit tambahan produksi
dan bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak yang akan diproduksi.
Contoh :

Pohon apel lebat tetapi output apel semakin turun sehingga perlu pembuahan dengan bantuan
lebah.
Langkah : bagaimana memutuskan sarang lebah yang optimum untuk proses pembuahan apel.

Hubungan antara lebah sebagai input vs produksi apel

Lebah (masukan) /sarang Apel (keluaran) / kg

0 200
1 220
2 228
3 234
4 237
5 236

Sumber : Downey dkk, 2007


Diketahui : harga lebah : $30/sarang
biaya tetap : $1000/acre tanah
harga apel : $6/bushel

Lebah apel BV BT TB BM Y MY
(sarang) (bushel) ($) ($) ($) ($) ($) ($)

0 200 0 1000 1000 - 1200 -

1 220 30 1000 1030 1,50 1320 6


2 228 60 1000 1060 3,75 1368 6
3 234 90 1000 1090 5,00 1404 6
4 237 120 1000 1120 10,00 1422 6
5 236 150 1000 1150 x 1416 6

Kesimpulan : cari biaya marjinal yang mendekati pendapatan marjinal, tetapi tidak boleh
melebihi pendapatan marjinal.Laba mencapai maksimum dengan masukan 3 sarang dan produksi
234 kg (BM = 5 mendekati MY =6).

2. Tingkat substitusi marjinal = rasio kebalikan harga input

Pada bidang usaha tertentu seringkali ada kemungkinan untuk memproduksi jumlah
keluaran yang sama dengan berbagai kombinasi masukan, sehingga produsen akan
mengusahakan kombinasi masukan dengan biaya terendah untuk menghasilkan jumlah keluaran
yang sama. Contoh penggunaan prinsip TSM = RKH, pada musim pancaroba dilakukan
substitusi rumput dengan jagung, sehingga :

TSM = perubahan jumlah jagung/perubahan jumlah rumput


RKH = harga rumput/harga jagung
3. Pengembalian marjinal yang sama, merupakan prinsip produksi akhir yang menyatakan
bahwa produksi berbagai perusahaan harus dilaksanakan sampai pengembalian marjinal dari
produk-produk tersebut sama, atau masukan variabel harus digunakanpada pemanfaatan
marjinal tertinggi sampai tercapai pengembalian yang sama

Pengelolaan Sistem Akuntansi

Informasi berkenaan dengan keuangan bisnis harus ditata dengan baik. Dalam aktivitas
agribisnis, membuat catatan harian sebagai informasi terkait dengan alokasi sumberdaya dan
dana akan selalu dilakukan untuk digunakan sebagai dasar pembuatan laporan keuangan dalam
periode waktu tertentu. Informasi dari catatan harian dalam sistem akutansi diperlukan untuk
mengetahui penerimaan dan pengeluaran/pembayaran tunai harian. Selanjutnya dari catatan
transaksi penerimaan dan pembayaran harian digunakan untuk menghitung secara tepat (exact)
suatu jumlah yang menunjukkan kinerja (performance) bisnis dalam periode waktu tertentu.
Penerimaan dan pembayaran tunai harian dapat dalam bentuk sebagai berikut:

Penerimaan terdiri dari dua bentuk, yaitu:

1) Penerimaan hasil: penerimaan tunai dari penjualan produk-produk.


2) Penerimaan dari pertukaran: penerimaan tunai dari aset aset tetap fixed assets (seperti
lahan, ternak produktif dll.), penerimaan bunga deposito, peningkatan suatu jumlah yang
dapat dibayarkan.

Pengeluaran/ pembayaran terdiri dari 3 bentuk, yaitu:

1) Pengeluaran bisnis: pembayaran tunai untuk membeli barang-barang/bahan baku dan jasa
yang diperlukan untuk produksi.
2) Pembayaran untuk pertukaran: pembayaran tunai untuk fixed assets, untuk uang deposit,
pembayaran hutang/angsuran kredit dan lainnya.
3) Pengeluaran lain untuk keberadaan/ kehidupan organisasi sehari-hari: pengeluaran tunai
untuk barang-barang konsumsi dan jasa.
Catatan catatan harian harus disertai dokuman atau bukti bukti untuk memastikan
kebenarannya, seperti slip atau nota penjualan dan pembelian, kuitansi dan lain-lain. Catatan lain
yang penting untuk melengkapi analisis ekonomi dalam aktivitas bisnis adalah penerimaan dan
pengeluaran dalam bentuk fisik, sebagai contoh penerimaan dan pemberian bagi hasil dalam
bentuk barang dan jasa yang bukan kas atau tidak tunai. Pencatatan pencatatan dan laporan
keuangan merupakan informasi yang sangat penting untuk memberikan informasi bagi para
manajer dan sebagai dasar pengambilan keputusan. Mengingat pentingnya catatan dan laporan
keuangan maka sistem pencatatan harus menyajikan informasi yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:

1) Harus sederhana dan mudah dimengerti,


2) Harus konsisten, dapat dipercaya, cermat dan tepat waktu,
3) Harus didasarkan pada keunikan bisnis tertentu. Sebagai gambaran pada agribisnis
peternakan bahwa setiap usaha komoditi tertentu mempunyai parameter teknis tertentu
demikian juga setiap penggunaan teknologi. Misalnya pada subsistem agribisnis budidaya
ternak unggas, ternak kambing, sapi dan lainnya mempunyai parameter teknis sesuai dengan
sifat ternaknya, misalnya lama bunting, lama pembesaran ternak dan jumlah pakan yang
dibutuhkan sesuai dengan fase hidup ternak dan lainnya akan menentukan besarnya
pengeluaran dan penerimaannya.

Dengan demikian, untuk merancang sistem pencatatan agribisnis sebaiknya perlu


meminta pendapat dari penasehat atau konsultan yang professional dan kompeten yang bukan
anggota perusahaan. Para professional ini akan membantu menentukan secara obyektif sistem
yang paling sesuai dengan aktivitas dan kebutuhan perusahaan. Dari hasil pencatatan harian
tersebut digunakan sebagai dasar untuk membuat suatu inventory (daftar persediaan) dan laporan
keuangan (financial statement) yang menunjukkan kondisi keuangan dan struktur dari agribisnis
pada periode waktu tertentu ( umumnya satu tahun yaitu laporan awal dan akhir tahun). Kondisi
laporan keuangan ini juga menunjukkan performance atau kinerja suatu bisnis.

Inventory. Sebuah inventory yang lengkap adalah daftar fisik dan nilai dari semua yang
dimiliki perusahaan. Unit secara fisik adalah ton, kubik, hektar, ekor dan unit lain yang
digunakan dari masing-masing properti yang digunakan pada pelaksanaan bisnisnya. Daftar
persediaan secara fisik tidak cukup untuk mengetahui jumlah properti secara total yang dimilki
perusahaan, sehingga harus dinilai rupiahkan agar supaya dapat dijumlahkan secara konsisten
untuk pembuatan laporan keuangan dan perhitungan R-L. Proses penilaian dapat dilakukan
dengan menggunakan satu atau beberapa metode tergantung pada tipe properti dan
penggunaannya. Penggunaan konsep atau metode penilaian secara konsisten akan dapat
digunakan untuk membandingkan secara langsung posisi keuangan dari periode ke periode.
Menurut Kay (1981), ada beberapa konsep dasar penilaian, yaitu:

1) Harga pasar bersih (net market price): metode penilaian ini menetapkan suatu nilai inventory
sama dengan harga pasar pada saat jumlah fisik barang diinventorikan. Banyak harga pasar
yang dimasukkan di dalamnya biaya transportasi, fee dan lain-lain, maka untuk mendapatkan
net market price biaya biaya tersebut harus dikurangkan dari harganya.
2) Harga berdasarkan biaya produksi: Biaya produksi disini adalah biaya aktual yang benar
benar digunakan untuk memproduksi suatu barang yang diinventorikan. Keuntungan dan
opportunity cost seharusnya tidak dimasukkan kedalam harga ini.

Harga dikurangi dengan biaya penyusutan: Properti yang dimiliki perusahaan akan
memberikan jasa dalam bentuk penggunaannya untuk bisnis dari periode ke periode. Dalam
periode waktu penggunaan tersebut nilai properti akan berkurang atau menyusut karena umur,
penggunaan dan lain-lain. Oleh karena itu, perhitungan nilai properti harus dikurangi dengan
nilai penyusutan. Sebagai contoh, nilai properti mesin-mesin, bangunan, kandang, bibit ternak dll
yang setiap tahun nilainya akan berkurang sejumlah nilai penyusutan pada tahun tersebut.
Penyusutan atau depresiasi merupakan bagian yang penting dalam sistem perhitungan keuangan.
Penyusutan tahunan dari semua asset harus dihitung dan dicatat sebagai suatu pengeluaran
sebelum suatu pendapatan atau keuntungan dihasilkan.

Macam Laporan Keuangan

1. Neraca
Neraca menunjukkan apa yang dimiliki bisnis, apa yang terhutang, dan penanaman modal apa
yang dilakukan pemilik dalam bisnis. Selain itu neraca menunjukkan secara pasti posisi
keuangan suatu usaha.
dan perhitungan laba rugi menunjukkan bagaimana posisi tersebut dicapai sejak neraca terakhir
dipersiapkan.
Neraca dapat dirumuskan :
Aktiva = Kewajiban + ekuitas pemilik

Aktiva bisnis dikelompokkan dalam :


1. Aktiva lancar, menunjukkan uang tunai atau kas yang benar-benar ada, atau aktiva yang
dapat dikonversi menjadi uang tunai selama satu siklus operasi bisnis yang biasa. Contoh
: Kas, piutang usaha, persediaan, beban yang dibayar di muka, dan aktiva lancar lainnya
(penanaman modal di perusahaan lain dalam bentuk saham dan obligasi yang dapat
diuangkan dalam tahun akuntansi tersebut)
2. Aktiva tetap, merupakan barang=barang yang dimiliki perusahaan yang berumur panjang.
3. Aktiva lain-lain, mencakup penanaman modal perusahaan dalam bentuk surat-surat
berharga seperti saham perusahaan pribadi, obligasi, aktiva tidak berwujud seperti hak
paten, biaya hak paten, dan goodwill

Kewajiban : hutang bisnis kepada pihak lain. Kewajiban lancar melukiskan klaim-klaim pihak
luar terhadap bisnis yang akan jatuh tempo dalam satu siklus operasi normal/ satu tahun.
Kewajiban lancar antara lain : hutang usaha, wesel bayar, dan akrual (hutang pajak atau hutang
gaji). Kewajiban jangka panjang klaim-klaim pihak luar terhadap bisnis yang tidak akan jatuh
tempo dalam satu siklus operasi setahun.
Kekayaan bersih atau ekuitas pemilik merinci klain pemilik terhadap aktiva usaha.
Ekuitas pemilik = aktiva kewajiban
Laba ditahan adalah mencakup pertambahan bersih terhadap penanaman modal pemilik yang
semula.
Contoh Neraca pada Koperasi UPP Kaliurang tahun XXXX
Komponen
aktiva pasiva
I. Harta lancar Jumlah (Rp) IV Hutang lancar Jumlah (Rp)
Kas 4.865.914,20 simpanan sukarela 1.412.253,00
Tabungan Bank 8.685,00 tabungan anggota 2.326.547,00
Piutang anggota non paket 6.029.454,00 hutang BRI pokok PKS 170.425.539,00
Piutang pokok PKS-BRI 184.497.589,00 hutang BRI bunga PKS 117.191.355,00
Piutang dagang 107.007.283,00 hutang BUKOPIN pokok PKS 271.431.400,00
Piutang pokok PKS-Bukopin 1.867.597,00 hutang susu 27.698.980,00
Piutang makanan ternak 4.055.450,00 hutang pada peternak 4.512.826,50
Piutang susu 25.240.379,57 hutang makanan ternak 1.411.202,50
GKSI-angsuran BRI PKS 2.597.234,37 Hutang GKSI paket PMP 17.383.763,38
Titipan angsuran BUKOPIN 5.595.000,00 Hutang INDO MOTOR 996.250,00
Titipan pembelian Cooling 2.000.000,00 Hutang Yanto MOTOR 1.700.000,00
Persediaan barang 499.500,00 Hutang lain-lain 22.506.105,00
Jasa anggota 4.418.612,96
Dana pengurus 775.546,75
Dana karyawan 615.606,34
Dana pendidikan 526.013,15
Dana pemb.daerah kerja 387.771,50
Dana sosial 387.771,50
Penyisihn biaya RAT 1.625.000,00

Jumlah harta lancar 608.220.361,89 Jumlah harta lancar 647.736.544,48


(a) (a)
II Penyertaan V. Modal Sendiri
simpanan pd BUKOPIN 19.705.729,58 simpanan pokok 56.359,50
simpanan pada GKSI 5.198.499,75 simpanan wajib 1.415.589,50
simpanan khusus 12.975,00
cadangan khusus 25.367.069,07
cadangan modal 2.050.154,77
SHU tahun lalu 0
SHU tahun XXXX 1.535.936,77

jumlah penyertaan 24.904.229,33 (b) Jumlah modal sendiri 27.366.211,07


(b)
III. Harta tetap
Inventaris 51.343.308,48
Akumulasi penyusutan 9.365.144,15
Nilai buku harta tetap 41.978.164,33 (c)

Total aktiva (a + b+ c) 675.102.755,55 Total passive (a + b) 675.102.755,55


2. Laporan laba-rugi (R/L) atau income statement yaitu ikhtisar pendapatan dan beban/ongkos
untuk satu periode tertentu dan menunjukkan laba atau rugi yang dihasilkan setelah beban
dikurangi pendapatan. Tujuan utamanya untuk membandingkan secara tepat beban dan
pendapatan usaha yang terjadi dalam periode tersebut.
Format penghitungan laba-rugi dimulai dengan penjualan dan dikurangi beban yang benar-benar
terjadi pada periode yang bersangkutandan sisanya merupakan laba.
Penjualan menunjukkan nilai semua produk dan jasa yang dinyatakan dengan nilai uang yang
terjual dalam periode perhitungan laba-rugi tertentu.
Harga pokok penjualan merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan agrobisnis untuk barang-
barang yang benar-benar terjual selama periode tertentu, dihitung dengan mengurangkan
persediaan bahan baku dan produk jadi yang ada sekarang dari persediaan yang ada pada awal
periode
Marjin kotor menggambarkan perbedaan antara jumlah penjualan dan harga pokok penjualan.
Juga merupakan uang yang tersedia untuk menutup biaya operasi dan sisanya merupakan laba.
Beban operasi menggambarkan biaya yang ada kaitannya dengan transaksi penjualan tertentu
dalam periode yang bersangkutan dengan perhitungan laba-rugi.
Laba operasi bersih merupakan jumlah tersisa bila beban operasi dikurangkan dari marjin kotor
Laba bersih sebelum pajak merupakan jumlah yang tersisa setelah semua pendapatan atau
beban non-operasi diperhitungkan.
Laba bersih setelah pajak diketahui dengan memperhitungkan pajak penghasilan, pajak
ditentukan oleh banyak faktor termasuk besarnya laba, tingkat laba tahun sebelumnya, jenis
organisasi bisnis, dan beberapa peraturan pajak yang rumit.
Contoh perhitungan R/L pada Koperasi UPP Kaliurang tahun XXXX

I. Pendapatan Jumlah (Rp) Biaya operasional Jumlah (Rp)

a. penjualan air susu 432.000.000,00 HR pengurus dan karyawan 1.589.000,00


potongan di GKSI 44.010.000,00 Transport susu ke IPS dan
Nilai penjualan susu 387.990.000,00 pengambilan dari kelompok 9.720.000,00
b. penjualan makanan 30.000.000,00 Administrasi dan keuangan 1.080.000,00
ternak Air / listrik 1.080.000,00
c. pendapatan lain-lain 350.000,00 4..800.000,00
Perawatan kendaraan 1.350.000,
Dana kelompok 00
Laboratorium 1.890.000,00
Dana pembinaan/RAT 1.890.000,00
5.400.000,00
Penyusutan inventaris
Lain-lain 3.600.000,00
Pelayanan anggota/Kes. Wan 540.000,00
Biaya pemasaran 5.400.000,00
Penyisihan angsuran kendaraan 4.718.000,00
Simpanan wajib khusus 4.050.000,00
5.400.000,00
Cadangan SHU 2.160.000,0
jumlah penjualan dan 418.340.000,00 (a)
pendapatan
II Harga pokok
penjualan 326.700.000,00
a. pembelian susu 29.142.000,00
b. pembelian makanan
ternak
jumlah 355.842.000,00 (b)
Laba kotor (a-b) 62.498.000,00 jumlah 62.498.000,00

1.2. Rangkuman

1. Laba adalah selisih antara penerimaan dengan semua biaya aktual yang dapat diukur, atau
menguji penggunaan alternatif untuk sumber daya yang ada dalam badan usaha dengan
memperhitungkan biaya oportunitas.

2. Biaya oportunitas adalah penghasilan yang tidak diterima karena alternatif terbaik
berikutnya (terbaik kedua) tidak diterapkan dalam penggunaan sumberdaya
3. Prinsip ekonomi untuk memaksimumkan laba (optimasi) dapat dibedakan menjadi 1)
biaya marginal sama dengan pendapatan marginal ( biaya untuk memproduksi 1 unit
tambahan dan nilainya menurun seiring meningkatnya produk yang dihasilkan) 2) tingkat
substitusi marjinal = rasio kebalikan harga input ( kombinasi masukan dengan biaya
terendah untuk menghasilkan jumlah keluaran yang sama), dan 3) pengembalian marjinal
yang sama, merupakan prinsip produksi akhir yang menyatakan bahwa produksi berbagai
perusahaan harus dilaksanakan sampai pengembalian marjinal dari produk-produk
tersebut sama.

4. Informasi catatan harian dalam sistem akutansi diperlukan untuk mengetahui penerimaan
dan pengeluaran/pembayaran tunai harian. Penerimaan terdiri dari dua bentuk, yaitu :
Penerimaan tuania dari hasil dan penerimaan tunai dari pertukaran (fixed assets,
penerimaan bunga deposito, peningkatan suatu jumlah yang dapat dibayarkan).
Pengeluaran/ pembayaran terdiri dari 3 bentuk, yaitu pengeluaran tunai untuk membeli
barang-barang/bahan baku dan jasa yang diperlukan untuk produksi, pembayaran tunai
untuk fixed assets, untuk uang deposit, pembayaran hutang/angsuran kredit dan lainnya,
dan pengeluaran lain untuk keberadaan/ kehidupan organisasi sehari-hari: pengeluaran
tunai untuk barang-barang konsumsi dan jasa.

5. Hasil pencatatan harian tersebut digunakan sebagai dasar untuk membuat suatu inventory
(daftar persediaan fisik atau asset suatu perusahaan ) dan laporan keuangan (financial
statement) yang menunjukkan kondisi keuangan.

6. Macam laporan keuangan dibedakan menjadi 2 yaitu : 1) neraca yang menunjukkan apa
yang dimiliki bisnis, apa yang terhutang, dan penanaman modal apa yang dilakukan
pemilik dalam bisnis dan 2) perhitungan laba rugi menunjukkan bagaimana posisi
tersebut dicapai sejak neraca terakhir dipersiapkan.

7. Neraca adalah keseimbangan antara aktiva dan kewajiban. Aktiva dikelompokkan dalam
aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lain-lain. Kewajiban adalah hutang bisnis kepada
pihak lain meliputi kewajiban lancar , kewajiban jangka panjang . Sebagai penyeimbang
adalah kekayaan bersih atau ekuitas pemilik .
8. Laporan laba-rugi (R/L) atau income statement yaitu ikhtisar pendapatan dan
beban/ongkos untuk satu periode tertentu dan menunjukkan laba atau rugi yang
dihasilkan setelah beban dikurangi pendapatan. Format penghitungan laba-rugi dimulai
dengan penjualan dan dikurangi beban yang benar-benar terjadi pada periode yang
bersangkutandan sisanya merupakan laba yaitu penjualan dikurangi marjin kotor. Selisih
margin kotor dan beban operasi (transaksi penjualan) menghasilkan laba operasi bersih .
Laba operasi bersih dikurangi beban non operasi menghasilkan Laba bersih sebelum
pajak . Dengan memperhitungkan pajak maka didapat Laba bersih setelah pajak .

1.3. Bahan, Sumber Informasi dan Referensi

Referensi wajib :

Downey, D and S. P. Erickson. 1987. Agribusiness Management. 2nd Edition, McGraw-Hill


297 Book Co. Inc. New York.
Kay, R. D., W. M. Edwards and P.A. Duffy. 2008. Farm Management. Sixth Edition.
McGraw-Hill International Edition
Widiati R dan TA Kusumastuti. 2013. Manajemen Agribisnis : Aplikasi pada Industri
Peternakan. Cetakan I. Penerbit Citra Gama Sakti. Yogyakarta

PENUTUP

Test Formatif berbentuk latihan

Anda mungkin juga menyukai