MANAJEMEN AGROBISNIS
Semester IV/3 SKS/PTE 2102
Oleh
Media Ajar1
Pertemuan ke
Audio/Video
(pokok, subpokok Evaluasi Aktivitas Dosen/ Sumber
Soal-tugas
Presentasi
Gambar
Keluaran/ Ajar
bahasan, alokasi dan Mahasiswa Nama Ajar
Web4
Teks
Indikator (STAR)3
waktu) Penilaian2 Pengajar
10 dapat membuat
dapat (1) Pengertian laba v v v - v - Latihan Mahasiswa (1) Baca Memandu Pustaka
neraca dan dan biaya PAP berkelompo bahan ajar diskusi dan buku:
perhitungan Rugi opportunitas, (2) k dan sebelum menjelaskan
(soal 6,12,26
Laba (R/L) serta Catatan transaksi, berdiskusi kuliah, di depan
menginterpretasika kriteria, dan langkah hitungan) (2) Unduh kelas.
n laporan keuangan pencatatan bahan ajar
tersebut. (3) macam laporan setelah
keuangan kuliah, Pengajar :
(3) Mengisi
Waktu: 1x kuisoner Mujtahidda
pertemuan @100 h Anggriani
1 menit
B. Bahan Ajar Minggu Kesepuluh
PENDAHULUAN
Konsep laba dan biaya opportunitas, dan sistem informasi keuangan yang baik pada
setiap agrobisnis sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk menjelaskan pentingnya
prinsip ekonomi untuk mengambil keputusan bisnis dalam rangka memaksimisasi
keuntungan. Selain itu dapat menyusun laporan keuangan untuk membantu proses
pengambilan keputusan oleh manajer agrobisnis
PENYAJIAN
Beberapa konsep-konsep dasar ilmu ekonomi (Downey dan Erickson, 1987) yaitu :
Biaya oportunitas adalah penghasilan yang tidak diterima karena alternatif terbaik
berikutnya (terbaik kedua) tidak diterapkan dalam penggunaan sumberdaya.Biaya tersebut
merupakan jumlah penerimaan yang dikorbankan karena tidak memiliki serangkaian alternatif.
Jika dirumuskan maka laba ekonomi adalah selisih laba akuntansi (finansial) dan biaya
oportunitas.
1. Biaya marginal sama dengan pendapatan marginal adalah biaya untuk memproduksi 1 unit
tambahan dan nilainya menurun seiring meningkatnya produk yang dihasilkan. Pendapatan
marginal adalah tambahan penghasilan yang diperoleh dari penjualan 1 unit tambahan produksi
dan bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak yang akan diproduksi.
Contoh :
Pohon apel lebat tetapi output apel semakin turun sehingga perlu pembuahan dengan bantuan
lebah.
Langkah : bagaimana memutuskan sarang lebah yang optimum untuk proses pembuahan apel.
0 200
1 220
2 228
3 234
4 237
5 236
Lebah apel BV BT TB BM Y MY
(sarang) (bushel) ($) ($) ($) ($) ($) ($)
Kesimpulan : cari biaya marjinal yang mendekati pendapatan marjinal, tetapi tidak boleh
melebihi pendapatan marjinal.Laba mencapai maksimum dengan masukan 3 sarang dan produksi
234 kg (BM = 5 mendekati MY =6).
Pada bidang usaha tertentu seringkali ada kemungkinan untuk memproduksi jumlah
keluaran yang sama dengan berbagai kombinasi masukan, sehingga produsen akan
mengusahakan kombinasi masukan dengan biaya terendah untuk menghasilkan jumlah keluaran
yang sama. Contoh penggunaan prinsip TSM = RKH, pada musim pancaroba dilakukan
substitusi rumput dengan jagung, sehingga :
Informasi berkenaan dengan keuangan bisnis harus ditata dengan baik. Dalam aktivitas
agribisnis, membuat catatan harian sebagai informasi terkait dengan alokasi sumberdaya dan
dana akan selalu dilakukan untuk digunakan sebagai dasar pembuatan laporan keuangan dalam
periode waktu tertentu. Informasi dari catatan harian dalam sistem akutansi diperlukan untuk
mengetahui penerimaan dan pengeluaran/pembayaran tunai harian. Selanjutnya dari catatan
transaksi penerimaan dan pembayaran harian digunakan untuk menghitung secara tepat (exact)
suatu jumlah yang menunjukkan kinerja (performance) bisnis dalam periode waktu tertentu.
Penerimaan dan pembayaran tunai harian dapat dalam bentuk sebagai berikut:
1) Pengeluaran bisnis: pembayaran tunai untuk membeli barang-barang/bahan baku dan jasa
yang diperlukan untuk produksi.
2) Pembayaran untuk pertukaran: pembayaran tunai untuk fixed assets, untuk uang deposit,
pembayaran hutang/angsuran kredit dan lainnya.
3) Pengeluaran lain untuk keberadaan/ kehidupan organisasi sehari-hari: pengeluaran tunai
untuk barang-barang konsumsi dan jasa.
Catatan catatan harian harus disertai dokuman atau bukti bukti untuk memastikan
kebenarannya, seperti slip atau nota penjualan dan pembelian, kuitansi dan lain-lain. Catatan lain
yang penting untuk melengkapi analisis ekonomi dalam aktivitas bisnis adalah penerimaan dan
pengeluaran dalam bentuk fisik, sebagai contoh penerimaan dan pemberian bagi hasil dalam
bentuk barang dan jasa yang bukan kas atau tidak tunai. Pencatatan pencatatan dan laporan
keuangan merupakan informasi yang sangat penting untuk memberikan informasi bagi para
manajer dan sebagai dasar pengambilan keputusan. Mengingat pentingnya catatan dan laporan
keuangan maka sistem pencatatan harus menyajikan informasi yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:
Inventory. Sebuah inventory yang lengkap adalah daftar fisik dan nilai dari semua yang
dimiliki perusahaan. Unit secara fisik adalah ton, kubik, hektar, ekor dan unit lain yang
digunakan dari masing-masing properti yang digunakan pada pelaksanaan bisnisnya. Daftar
persediaan secara fisik tidak cukup untuk mengetahui jumlah properti secara total yang dimilki
perusahaan, sehingga harus dinilai rupiahkan agar supaya dapat dijumlahkan secara konsisten
untuk pembuatan laporan keuangan dan perhitungan R-L. Proses penilaian dapat dilakukan
dengan menggunakan satu atau beberapa metode tergantung pada tipe properti dan
penggunaannya. Penggunaan konsep atau metode penilaian secara konsisten akan dapat
digunakan untuk membandingkan secara langsung posisi keuangan dari periode ke periode.
Menurut Kay (1981), ada beberapa konsep dasar penilaian, yaitu:
1) Harga pasar bersih (net market price): metode penilaian ini menetapkan suatu nilai inventory
sama dengan harga pasar pada saat jumlah fisik barang diinventorikan. Banyak harga pasar
yang dimasukkan di dalamnya biaya transportasi, fee dan lain-lain, maka untuk mendapatkan
net market price biaya biaya tersebut harus dikurangkan dari harganya.
2) Harga berdasarkan biaya produksi: Biaya produksi disini adalah biaya aktual yang benar
benar digunakan untuk memproduksi suatu barang yang diinventorikan. Keuntungan dan
opportunity cost seharusnya tidak dimasukkan kedalam harga ini.
Harga dikurangi dengan biaya penyusutan: Properti yang dimiliki perusahaan akan
memberikan jasa dalam bentuk penggunaannya untuk bisnis dari periode ke periode. Dalam
periode waktu penggunaan tersebut nilai properti akan berkurang atau menyusut karena umur,
penggunaan dan lain-lain. Oleh karena itu, perhitungan nilai properti harus dikurangi dengan
nilai penyusutan. Sebagai contoh, nilai properti mesin-mesin, bangunan, kandang, bibit ternak dll
yang setiap tahun nilainya akan berkurang sejumlah nilai penyusutan pada tahun tersebut.
Penyusutan atau depresiasi merupakan bagian yang penting dalam sistem perhitungan keuangan.
Penyusutan tahunan dari semua asset harus dihitung dan dicatat sebagai suatu pengeluaran
sebelum suatu pendapatan atau keuntungan dihasilkan.
1. Neraca
Neraca menunjukkan apa yang dimiliki bisnis, apa yang terhutang, dan penanaman modal apa
yang dilakukan pemilik dalam bisnis. Selain itu neraca menunjukkan secara pasti posisi
keuangan suatu usaha.
dan perhitungan laba rugi menunjukkan bagaimana posisi tersebut dicapai sejak neraca terakhir
dipersiapkan.
Neraca dapat dirumuskan :
Aktiva = Kewajiban + ekuitas pemilik
Kewajiban : hutang bisnis kepada pihak lain. Kewajiban lancar melukiskan klaim-klaim pihak
luar terhadap bisnis yang akan jatuh tempo dalam satu siklus operasi normal/ satu tahun.
Kewajiban lancar antara lain : hutang usaha, wesel bayar, dan akrual (hutang pajak atau hutang
gaji). Kewajiban jangka panjang klaim-klaim pihak luar terhadap bisnis yang tidak akan jatuh
tempo dalam satu siklus operasi setahun.
Kekayaan bersih atau ekuitas pemilik merinci klain pemilik terhadap aktiva usaha.
Ekuitas pemilik = aktiva kewajiban
Laba ditahan adalah mencakup pertambahan bersih terhadap penanaman modal pemilik yang
semula.
Contoh Neraca pada Koperasi UPP Kaliurang tahun XXXX
Komponen
aktiva pasiva
I. Harta lancar Jumlah (Rp) IV Hutang lancar Jumlah (Rp)
Kas 4.865.914,20 simpanan sukarela 1.412.253,00
Tabungan Bank 8.685,00 tabungan anggota 2.326.547,00
Piutang anggota non paket 6.029.454,00 hutang BRI pokok PKS 170.425.539,00
Piutang pokok PKS-BRI 184.497.589,00 hutang BRI bunga PKS 117.191.355,00
Piutang dagang 107.007.283,00 hutang BUKOPIN pokok PKS 271.431.400,00
Piutang pokok PKS-Bukopin 1.867.597,00 hutang susu 27.698.980,00
Piutang makanan ternak 4.055.450,00 hutang pada peternak 4.512.826,50
Piutang susu 25.240.379,57 hutang makanan ternak 1.411.202,50
GKSI-angsuran BRI PKS 2.597.234,37 Hutang GKSI paket PMP 17.383.763,38
Titipan angsuran BUKOPIN 5.595.000,00 Hutang INDO MOTOR 996.250,00
Titipan pembelian Cooling 2.000.000,00 Hutang Yanto MOTOR 1.700.000,00
Persediaan barang 499.500,00 Hutang lain-lain 22.506.105,00
Jasa anggota 4.418.612,96
Dana pengurus 775.546,75
Dana karyawan 615.606,34
Dana pendidikan 526.013,15
Dana pemb.daerah kerja 387.771,50
Dana sosial 387.771,50
Penyisihn biaya RAT 1.625.000,00
1.2. Rangkuman
1. Laba adalah selisih antara penerimaan dengan semua biaya aktual yang dapat diukur, atau
menguji penggunaan alternatif untuk sumber daya yang ada dalam badan usaha dengan
memperhitungkan biaya oportunitas.
2. Biaya oportunitas adalah penghasilan yang tidak diterima karena alternatif terbaik
berikutnya (terbaik kedua) tidak diterapkan dalam penggunaan sumberdaya
3. Prinsip ekonomi untuk memaksimumkan laba (optimasi) dapat dibedakan menjadi 1)
biaya marginal sama dengan pendapatan marginal ( biaya untuk memproduksi 1 unit
tambahan dan nilainya menurun seiring meningkatnya produk yang dihasilkan) 2) tingkat
substitusi marjinal = rasio kebalikan harga input ( kombinasi masukan dengan biaya
terendah untuk menghasilkan jumlah keluaran yang sama), dan 3) pengembalian marjinal
yang sama, merupakan prinsip produksi akhir yang menyatakan bahwa produksi berbagai
perusahaan harus dilaksanakan sampai pengembalian marjinal dari produk-produk
tersebut sama.
4. Informasi catatan harian dalam sistem akutansi diperlukan untuk mengetahui penerimaan
dan pengeluaran/pembayaran tunai harian. Penerimaan terdiri dari dua bentuk, yaitu :
Penerimaan tuania dari hasil dan penerimaan tunai dari pertukaran (fixed assets,
penerimaan bunga deposito, peningkatan suatu jumlah yang dapat dibayarkan).
Pengeluaran/ pembayaran terdiri dari 3 bentuk, yaitu pengeluaran tunai untuk membeli
barang-barang/bahan baku dan jasa yang diperlukan untuk produksi, pembayaran tunai
untuk fixed assets, untuk uang deposit, pembayaran hutang/angsuran kredit dan lainnya,
dan pengeluaran lain untuk keberadaan/ kehidupan organisasi sehari-hari: pengeluaran
tunai untuk barang-barang konsumsi dan jasa.
5. Hasil pencatatan harian tersebut digunakan sebagai dasar untuk membuat suatu inventory
(daftar persediaan fisik atau asset suatu perusahaan ) dan laporan keuangan (financial
statement) yang menunjukkan kondisi keuangan.
6. Macam laporan keuangan dibedakan menjadi 2 yaitu : 1) neraca yang menunjukkan apa
yang dimiliki bisnis, apa yang terhutang, dan penanaman modal apa yang dilakukan
pemilik dalam bisnis dan 2) perhitungan laba rugi menunjukkan bagaimana posisi
tersebut dicapai sejak neraca terakhir dipersiapkan.
7. Neraca adalah keseimbangan antara aktiva dan kewajiban. Aktiva dikelompokkan dalam
aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lain-lain. Kewajiban adalah hutang bisnis kepada
pihak lain meliputi kewajiban lancar , kewajiban jangka panjang . Sebagai penyeimbang
adalah kekayaan bersih atau ekuitas pemilik .
8. Laporan laba-rugi (R/L) atau income statement yaitu ikhtisar pendapatan dan
beban/ongkos untuk satu periode tertentu dan menunjukkan laba atau rugi yang
dihasilkan setelah beban dikurangi pendapatan. Format penghitungan laba-rugi dimulai
dengan penjualan dan dikurangi beban yang benar-benar terjadi pada periode yang
bersangkutandan sisanya merupakan laba yaitu penjualan dikurangi marjin kotor. Selisih
margin kotor dan beban operasi (transaksi penjualan) menghasilkan laba operasi bersih .
Laba operasi bersih dikurangi beban non operasi menghasilkan Laba bersih sebelum
pajak . Dengan memperhitungkan pajak maka didapat Laba bersih setelah pajak .
Referensi wajib :
PENUTUP